You are on page 1of 8

PEMBATALAN SERTIPIKAT

TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH OLEH HAKIM


(Analisis Kasus Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Ngawi
No. 11/Pdt.G/2012/Pn.Ngw.)
Damar Ariadi
Email : Damard27@gmail.com
Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Agus Saptono
Email : ignas_saptono@yahoo.com
Burhanudin Harahap
Email : burhanudin60@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract
The purpose of this article to find out and analyze the legal reasoning of judges in canceling the certificate
of property rights and know the protection granted by law to holders of certificates of property rights has
been rejected by the judge. The method used is a normative legal research, where the research was based on
reviewing the literature study and document research. The survey results revealed that the legal reasoning of
judges in the decision to cancel the certificate is more likely to see evidence that the proposed defendant is proof
copy of Ngawi District Court number 11 / Pdt.G / 2010 / PN.Ngw and witnesses brought by the plaintiff, while
written evidence submitted by the defendant that the certificate number 227 will be ignored. So in this case
the law protects defendants preventively and repressively, namely by the provisions of Article 32 paragraph
(2) of Government Regulation No. 24 of 1997 on Land Registration and preventive, namely the role of the
judge in determining the legitimate holder of land rights to their certificate land ownership, and by providing
remedies include legal remedies resistance (verzet), appeal, and cassation.
Keyword: legal considerations, cancellation of certificate, legal protection

Abstrak
Tujuan artikel ini untuk mengetahui dan menganalisis pertimbangan hukum hakim dalam membatalkan
sertipikat hak milik dan mengetahui perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada pemegang sertipikat
hak milik yang dibatalkan oleh hakim. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif,
dimana penelitian didasarkan dari mengkaji studi kepustakaan dan studi dokumen. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa pertimbangan hukum hakim dalam mengambil keputusan membatalkan sertipikat lebih
cenderung melihat bukti yang di ajukan tergugat yaitu bukti fotocopy putusan Pengadilan Negeri Ngawi
nomor 11/Pdt.G/2010/PN.Ngw dan saksi-saksi yang dibawa oleh penggugat, sedangkan bukti tertulis yang di
ajukan oleh tergugat yakni sertipikat nomor 227 cenderung diabaikan. Sehingga dalam hal ini hukum memberi
perlindungan tergugat secara preventif dan secara represif yaitu dengan adanya ketentuan pada Pasal 32 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan secara preventif, yaitu peran
hakim dalam menentukan pemegang sah hak atas tanah dengan adanya sertifikat hak milik atas tanah, dan
dengan memberikan upaya hukum yang mencakup upaya hukum perlawanan (verzet), banding, dan kasasi.
Kata Kunci: pertimbangan hukum, pembatalan sertipikat, perlindungan hukum

A. Pendahuluan pendaftaran tanah juga dimaksudkan terciptanya


suatu pusat informasi mengenai bidang-bidang
Tujuan pendaftaran tanah sebagaimana tercantum tanah sehingga pihak yang berkepentingan termasuk
pada huruf ayat (1) merupakan tujuan utama Pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data
pendaftaran tanah yang diperintahkan oleh pasal yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum
9 UUPA. Di samping itu dengan terselenggaranya mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan

135
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

rumah susun yang sudah didaftar. Terselenggaranya proses beracara di Pengadilan dengan mengingat
pendaftaran tanah secara baik merupakan dasar dan dan berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku
perwujudan tertib administrasi di bidang pertanahan. sesuai norma hukum positif. Adanya klaim dari pihak
Tertib administrasi berarti juga bahwa seluruh ketiga seperti tersebut diatas dapat menyebabkan
berkas-berkas dari Kantor Pertanahan tersebut harus kemungkinan pembatalan Sertipikat hak atas tanah.
sudah tersimpan dengan baik dan teratur sehingga
Dalam kaitanya dengan pelaksanaan pembatalan
sangat mudah sekali jika akan mencari suatu data
sertipikat hak atas tanah, maka peraturan perundang-
yang diperlukan, terbukti dari adanya sejumlah buku-
undangan yang merupakan norma hukum positif
buku yang tersedia dalam menunjang pendaftaran
yang harus diperhatikan sesuai hirarkinya yaitu
tanah tersebut.
Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 28H ayat (4) Undang-
Ketentuan dalam Pasal 3 PP Nomor 24 Tahun Undang Dasar 1945 yang intinya pengakuan,
1997 Tentang Pendaftaran Tanah seharusnya mampu jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
dijadikan sebagai acuan dan sebagai salah satu sama serta hak untuk mempunyai hak milik yang
jalan keluar bagi permasalahan seperti sengketa tidak bisa di ambil alih secara sewenang-wenang
hak milik atas tanah, dimana pemerintah dalam oleh siapapun, dan Pasal 33 ayat (3) yang intinya hak
pasal tersebut telah menegaskan bahwa pemerintah meguasai negara terhadap bumi, air, dan kekayaan
memberikan kepastian hukum dan perlindungan alam untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal
hukum kepada masyarakat selaku pemegang hak 19 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun
atas bidang tanah tertentu, satuan rumah susun dan 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
hak lain serta penegasan mengenai pentingnya hak yang intinya untuk menjamin kepastian hukum
sah atas kepemilikan tanah, satuan rumah susun maka diberikan surat tanda bukti hak sebagai alat
dan hak lain dalam urusan administrasi pertanahan. pembuktian yang kuat yaitu Sertipikat. Pasal 52
Untuk itu ketika terjadi sengketa hak milik atas ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
tanah seharusnya mampu diselesaikan secara efektif 1997 tentang Pendaftaran Tanah intinya mengatur
dengan pasal tersebut.Dalam pendaftaran tanah, tata cara hapusnya hak atas tanah, sementara Pasal
terdapat 5 (lima) asas pendaftaran tanah yang harus 55 pada intinya mengatur tata cara perubahan
benar-benar dilaksanakan, salah satunya asas aman data pendaftaran tanah berdasarkan putusan atau
yang mengandung makna hati-hati, cermat, dan penetapan pengadilan.
teliti, agar tidak terjadi suatu kekeliruan data yang
Selain itu terdapat Peraturan Menteri Agraria/
dikumpulkan, sehingga kepastian hukum dapat
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun
tercapai (Herman Hermit, 2000:78).
1997 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Berdasarkan fakta-fakta yang ada di masyarakat, Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, dimana dalam
Sertifikat Hak Atas Tanah belum sepenuhnya Pasal 125 yang intinya mengatur mengenai perubahan
memberikan jaminan kepastian hukum dan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan atau
perlindungan hukum kepada pemegang Hak Atas penetapan pengadilan. Disamping itu berlaku pula
Tanah. Sertifikat Hak Atas Tanah masih menghadapi Peraturan Menteri Negera Agaria/Kepala Badan
kemungkinan adanya gugatan dari pihak lain yang Pertanaan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang
merasa memiliki Hak Atas Tanah tersebut, Sehingga Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan
apabila dapat dibuktikan secara hukum bahwa ia Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara,
adalah pemilik sebenarnya maka Sertifikat Hak Atas dimana dalam Pasal 12 yang intinya mengatur
Tanah dapat dibatalkan. (Budi Harsono, 2002:398). mengenai Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Propinsi memberi Surat Keputusan
Sekalipun Sertipikat hak atas sebagai tanda
pembatalan hak atas tanah mengenai pemberian
bukti yang kuat bagi pemegang haknya, akan tetapi
hak atas tanah yang telah dikeluarkan oleh Kepala
tidak menutup kemungkinan adanya klaim tuntuntan
Kantor Pertanahan baik yang terdapat cacad hukum
dari pihak lain terhadap hak atas tanah yang telah
dalam penerbitannya maupun untuk melaksanakan
dikeluarkan Sertipikatnya, sehingga terjadi sengketa
putusan pengadilan.
di lembaga peradilan. Apabila terjadi sengketa di
Lembaga Peradilan maka terlebih dahulu hakim Meskipun kepemilikan tanah telah diatur
memberikan kesempatan para pihak untuk damai sedemikian rupa, namun masih saja terdapat
dan bermusyawarah, tetapi jika para pihak tidak permasalahan dalam hal kepemilikan sebidang tanah,
menemui kata sepakat maka hakim meneruskan seperti contoh kasus terhadap sebidang tanah seperti

136
Damar Ariadi. Pembatalan Sertipikat Terhadap Kepemilikan Hak Atas Tanah Oleh Hakim ...

di Putusan Pengadilan Negeri Kabupaten Ngawi ilmiah, maka masalah dalam penelitian ini akan
No. 11/Pdt.G/2012/Pn.Ngw yang sudah dikuasai dibahas menggunakan jenis pendekatan perundang-
oleh subjek hukum selama bertahun-tahun dan undangan (statute approach), dan pendekatan
telah dilengkapi dengan sertifikat.Terhadap tanah kasus (case Approach) (Mukti Fajar, 2010:190).
itu masih ada pihak luar yang menuntut hak atas Adapun sumber bahan hukum yang diperoleh dalam
tanah tersebut untuk dibatalkan.Dan permasalahan penulisan hukum ini yaitu melalui penelitian hukum
ini sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. normatif dengan melakukan penelitian terhadap
Sampai dengan saat ini Peraturan Pemerintah Nomor data primer yaitu putusan Pengadilan Negeri Ngawi
24 Tahun 1997 yang seharusnya dapat menjadi jalan Nomor 11/Pdt.G/2012/PN.Ngw dan data sekunder,
keluar bagi permasalahan di atas masih mendapatkan yaitu data yang diperoleh dari penelitian melalui
banyak pro dan kontra. Mengingat keberadaan pasal kepustakaan (Library Research) (Ronny Hanitijo
ini tidak sesuai dengan sistem publikasi negatif yang Soemitro, 2000:23). Data sekunder meliputi bahan
dianut oleh pendaftaran tanah di Indonesia, dimana hukum primer yaitu peraturan perundang-undangan,
sertifikat bukanlah merupakan alat bukti yang mutlak bahan hukum sekunder yaitu publikasi hukum berupa
melainkan sertifikat merupakan alat bukti yang kuat. buku-buku hukum yang relevan, dan bahan hukum
tersier yaitu berupa internet maupun ensiklopedia
Berdasarkan uraian sebagaimana dikemukakan
dan kamus hukum. Dalam penelitian ini teknik
di atas, maka dari itu dalam artikel ini akandibahas
pengumpulan datanya adalah studi dokumentasi,
mengenai analisis pertimbangan hukum hakim
yaitu meliputi bahan hukum primer, sekunder, tersier.
membatalkan sertipikat serta perlindungan yang
Studi dokumentasi merupakan studi yang mengkaji
diberikan oleh hukum terhadap pemegang sertipikat
tentang berbagai dokumen-dokumen, baik yang
yang dibatalakan oleh hakim. berkaitan dengan peraturan perundang-undangan
maupun dokumen-dokumen yang sudah ada (Salim
B. Metode Penelitian HS dan Erlies Septiana Nurbani, 2014:19). Teknik
Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan analisis data yang dipergunakan oleh penulis dalam
untuk memecahkan masalah yang ada dengan penelitian ini adalah analisis data yang bersifat
cara mengumpulkan, mengembangkan, atau kualitatif (Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004:58).
menguji kebenaran suatu pengetahuan. Metode
penelitian merupakan suatu unsur mutlak yang C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
harus ada dalam penelitian.Metode penelitian sangat 1. Analisis terhadap pertimbangan Hakim
menentukan dalam suatu penelitian ilmiah, karena dalam mengambil putusan pada perkara
mutu nilai validitas dari hasil penelitian ilmiah sangat nomor 11/pdt.G/2012/PN.Ngw
ditentukan oleh pemilihan metode penelitiannya
Dalam menganalisis kasus di atas. Penulis
secara tepat (Setiono, 2010:20).Jenis penelitian yang
merujuk pada ketentuan-ketentuan yang ada
akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah
pada PP Nomor 10 Tahun 1961 karena kasus ini
penelitian hukum Normatif. Penelitian Normatif atau
terjadi sebelum berlaku PP nomor 24 tahun 1997
penelitian perpustakaan ini merupakan penelitian
dan diputus setelah berlakunya PP nomor 24
yang mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan
tahun 1997, maka penulis akan membandingkan
berbagai data sekunder seperti peraturan perundang-
kedua ketentuan tersebut.
undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan
dapat berupa pendapat para sarjana. Penelitian jenis Terhadap hal-hal yang tidak diatur dalam
normatif ini menggunakan analisis kualitatif yakni PP Nomor 10 tahun 1961, penulis terfokus dan
dengan menjelaskan data-data yang ada dengan merujuk pada kententuan-ketentuan dalam PP
kata-kata atau pernyataan bukan dengan angka-angka Nomor 24 tahun 1997 untk lebih menambah
(Bambang Sunggono, 1996:89). Sifat penelitian pemahaman mengenani kasus tersebut dilihat
dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif, yaitu dari peraturan perundang-undangan yang
penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan berlaku saat ini.
tentang kehidupan manusia dan keadaan atau gejala-
gejala lainnya (Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penulis menganilisis dasar pertimbangan
2001:13-14).penulisanhukum ini, agar mendapatkan majelis hakim dalam memutus perkara ini
hasil yang ilmiah, serta dapat dipertahankan secara adalah sebagai berikut :

137
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

a. Tergugat telah mendaftarakan tanah hak b. Alat bukti yang diajukan Penggugat dan
milik yang terdaftar dalam Buku C Desa Tergugat dalam pembuktian di persidangan:
Kiyonten Nomor 20 Atas Nama Pendet 1) Penggugat mengajukan bukti P-1
(Ibu Penggugat) menjadi Sertipikat Hak yaitu foto copy Putusan Pengadilan
Milik Nomor 227 Atas Nama Tergugat Negeri Ngawi Nomor 11/Pdt.G/2010/
melalui Program Prona pada Tahun 1997 PN.Ngw antara Penggugat Sajak
karena pada waktu itu Tergugat akan Melawan Tergugat Panikem yang
Membeli Tanah tersebut dari Penggugat. sesuai dengan aslinya dan di tempel
Proses permohonan Sertipikat Hak materai cukup.
milik nomor 227 Atas Nama Tergugat di 2) Penggugat juga mengajukan 2 orang
ajukan oleh orang yang tidak berhak dan saksi yaitu Japin dan Juwandi
berwenang, yaitu sesuai dengan Buku 3) Tergugat mengajukan alat bukti
C Desa kiyonten Nomor 20 Atas Nama tertulis berupa Sertipikat Hak Milik
Pendet (Ibu Penggugat) telah beralih ke Nomor 227 Atas Nama Panikem
Sertipikat Hak Milik Nomor 227 Atas
Nama Panikem (Tergugat). Penguasaan Dari kedua saksi yang dihadirkan
hak atas tanah oleh tergugat adalah atas di persidangan oleh penggugat, saksi-
dasar jual beli, dimana terjadi wanprestasi saksi tersebut menyatakan bahwa tanah
oleh pembeli yaitu tergugat karena belum tersebut benar dikuasai dan dimiliki oleh
di bayarnya sejumlah uang kepada penjual tergugat dan pernah terjadi sengketa tanah
dalam hal ini penggugat. antara penggugat dan tergugat karena
terjadi wanprestasi oleh tergugat karena
Dalam hal ini, terjadi indikasi bahwa tidak membayar uang jual beli kepada
kantor pertanahan kurang teliti dalam penggugat, akan tetapi dari keterangan
menyelidiki riwayat tanah dimana terjadi saksi Japin, saksi Japin hanya mengetahui
perubahan-perubahan pemilik buku C Desa ketika itu terjadi perjanjian jual beli tanah
Kiyonten Nomor 20 sehingga Sertipikat antara penggugat dan tergugat tetapi tidak
Hak Milik Nomor 227 Atas Nama Tergugat ikut langsung menjadi saksi jual beli
terbit bukan atas nama pemilik sebenarnya melainkan hanya bersumber atau berdasar
dan tidak sah secara hukum. pada keterangan yang didapatkan dari
Ketelitian dan kecermatan para orang lain tanpa mendengar, melihat, dan
petugas Kantor Pertanahan dalam mengalami peristiwa hukumnya.
menjalankan tugasnya akan mempengaruhi Dalam KUH Perdata pembuktian
kepastian hukum hak atas tanah karena menggunakan saksi diatur dalam Pasal
kesalahan manusia (human error)yang 1895-1912, dalam uraian mengenai saksi
terjadi tergantung dari kondisi petugas dalam Pasal tersebut, ada beberapa kriteria
yang bersangkutan. Untuk menghindari atau syarat agar orang dapat dikatakan
k es a lah a n - k es alah an y an g t e r j a d i sebagai saksi. Kriteria/syarat tersebut
karena human errortersebut, diperlukan dapat diklasifikasikan kedalam dua macam
pengecekan ulang dari petugas Kantor syarat saksi, yaitu syarat formil dan syarat
Pertanahan baik terhadap data fisik maupun materiil.
data yuridis dari suatu bidang tanah. Data-
data tersebut yang terdapat pada Kantor Syarat Formil meliputi Orang yang kan
Pertanahan hendaknya harus sesuai dengan dimintai keteranganya sebagai saksi harus
keadaan yang ada di lapangan dan harus cakap (sudah dewasa menurut UU, tidak
terhindar dari human error ketika petugas gila, tidak dalam pengampuan, atau dengan
Kantor Pertanahan melakukan pemasukan kata lain dapat mempertanggungjawabkan
data serta data yang di masukan harus benar perbuatanya), Tidak mempunyai hubungan
dan akurat, sehingga data yang diterima keluarga sedarah maupun semenda dengan
oleh masyarakat adalah data yang benar. salah satu pihak, kecauali UU menentukan

138
Damar Ariadi. Pembatalan Sertipikat Terhadap Kepemilikan Hak Atas Tanah Oleh Hakim ...

lain. termasuk juga hubungan perkawinan dengan kententuan PP nomor 10 tahun 1961
walaupun sudah bercerai, Tidak ada yang telah diperbaharui dengan PP Nomor
hubungan kerja dengan menerima upah, 24 Tahun 1997 dan berdasarkan Pasal 19
kecuali UU menentukan lain, Menghadap UUPA kepada pemiliknya diberikan surat
ke persidangan, Diperiksa satu per satu, tanda bukti hak berupa sertipikat hak atas
dan Mengucapkan Sumpah. tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat.
Syarat Materiil meliputi Menerangkan
apa yang telah dilihat, didengar dan dialami d. Penguasaan tanah buku C nomor 20
sendiri, Diketahui sebab-sebab mengapa milik penggugat oleh tergugat selama
saksi mengetahui suatu peristiwa yang lebih dari dua puluh tahun sampai dengan
akan diperiksa, Bukan merupakan pendapat dialihkannya kepemilikan hak atas tanah
atau kesimpulan dari saksi sendiri, Saling tersebut kepada menjadi milik tergugat
bersesuaian satu sama lain, dan Tidak tidak menyebabkan otomatis menjadi
bertentangan dengan akal sehat. pemilik yang sah atas tanah buku C
tersebut.
Keterangan saksi yang bersumber
dari keterangan orang lain dikatakan Pengaturan mengenai jangka waktu
keterangan yang hanya berkualitas sebagai penguasaan tanah untuk keperluan
testimonium de auditu, yaitu keterangan pendaftaran tanah tidak diatur dalam
seorang saksi yang hanya bersumber atau PP nomor 10 Tahun 1961 maupun
berdasar pada keterangan yang didapatkan peraturan pelaksanaannya. Sedangkan
dari orang lain tanpa mendengar, melihat, menurut Pasal 24 ayat 2 PP Nomor 24
dan mengalami peristiwa hukumnya. Tahun 1997 mengatur lebih rinci dengan
Karena sudah di jelaskan syarat materiil menambahkan ketentuan mengenai jangka
saksi sebagai suatu alat bukti dalam Pasal waktu penguasaan tanah yaitu bahwa
171 HIR dan Pasal 1907 KUH Perdata dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia
bahwa keterangan saksi yang diberikan secara lengkap alat-alat pembuktian berupa
harus berdasarkan sumber pengetahuan bukti-bukti tertulis, keterangan saksi,
yang jelas, dimana sumber pengetahuan dan atau pernyataan, pembukuan hak
yang dibenarkan hukum mesti merupakan dapat dilakukan berdasarkan kenyataan
pengalaman, penglihatan, dan pendengaran penguasaan fisik bidang tanah selama dua
yang bersifat langsung dari kejadian atau puluh tahun atau lebih secara berturut-turut
peristiwa yang terjadi yang di sengketakan oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-
para pihak di pengadilan. pendahulunya dengan syarat penguasaan
tersebut dilakukan dengan itikad baik
c. Dalam memeriksa dan memutus perkara
dan secara terbuka yang diperkuat oleh
ini, hakim lebih mempertimbangkan pada
saksi serta penguasaan tersebut tidak
alat bukti tertulis dan keterangan saksi di
dipermasalahkan oleh masyarakat hukum
persidangan yang diajukan oleh Penggugat.
adat.
Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 163
HIR bahwa barang siapa yang mengatakan Walaupun pada saat kasus ini diperiksa
ia mempunyai hak, atau ia menyebutkan dan diputus setelah berlakunya PP nomor
suatu perbuatan untuk menguatkan haknya, 24 Tahun 1997, namun pendapat hakim
atau untuk membantah hak orang lain, lebih cenderung mempertimbangkan
maka orang itu harus membuktikan adanya bahwa penguasaan tanah selama kurang
hak itu atau adanya kejadian itu. lebih dua puluh tahun tidaklah mutlak
menjadikan pihak yang menguasai tanah
Hakim tidak mempertimbangkan
tersebut menjadi pemilik tanah tetapi tetap
kekuatan hukum Sertipikat Hak Milik
harus dibuktikan bahwa penguasaan itu
Nomor 227 atas nama Panikem yang
didasarkan pada itikad baik, yang ternyata
diajukan oleh Tergugat, meskipun Tergugat
pertimbangan hakim ini sejalan dengan
telah mengajukan pendaftaran tanah atas
ketentuan Pasal 24 ayat 2 PP Nomor 24
buku C Desa Kiyonten Nomor 20 sesuai

139
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

Tahun 1997, padahal Sampai saat ini tidak 2. Perlindungan Yang Diberikan Oleh Hukum
ada makna tunggal itikad baik dan masih Terhadap Pihak Yang Tercatat Dalam
menjadi perdebatan mengenai bagaimana Sertipikat Hak MilikYang Dibatalkan Oleh
sebenarnya makna itikad baik tersebut. Hakim
Amerika Serikat telah sejak lama menerima
Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah
doktrin itikad baik dalam kontrak yang
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
terefleksi dalam Uniform Commercial
Tanah ditegaskan bahwa dalam pendaftaran
Codes (UCC), Restatement of Contract,
tanah di Indonesia menganut sistem publikasi
maupun putusan-putusan pengadilan.
negatif, namun juga mengandung unsur
Hakim-hakim di Selandia Baru, Kanada,
sistem positif. Stelsel positif dituangkan
Australia belum begitu lama mengenal
dalam hal adanya campur tangan Pejabat
doktrin itikad baik sebagai bagian hukum
Pembuat Akta Tanah dan kantor Pertanahan
mereka.Walaupun itikad baik menjadi asas
terhadap peralihan-peralihan hak atas tanah
penting dalam hukum kontrak di berbagai
yang memberikan jaminan bahwa nama orang
sistem hukum, namun asas itikad baik
yang terdaftar benar-benar yang berhak tanpa
tersebut masih menimbulkan permasalahan
menutup kesempatan kepada yang berhak
berkaitan dengan keabstrakan makna
sebenarnya untuk masih dapat membelanya.
itikad baik, sehingga timbul pengertian
Jadi, walaupun sertifikat merupakan alat bukti
itikad baik yang berbeda-beda baik dari
yang kuat, namun keabsahannya tetap dapat
persepektif waktu, tempat serta subyeknya.
digugat oleh pihak lain dengan didukung oleh
e. Putusan Hakim telah memenuhi rasa bukti-bukti yang kuat yang dapat membuktikan
keadilan bagi Penggugat selaku pemegang sebaliknya.Sebagai alat pembuktian yang kuat,
hak berdasarkan hak milik adat karena maka sertifikat harus menjamin kepastian
sesungguhnya pemegang tanda bukti hukum mengenai orang yang menjadi pemegang
hak lama berupa Pajak Bumi/Landrete, hak milik atas tanah, kepastian hukum mengenai
girik, kekitir, dan Verponding Indonesia lokasi dari tanah, batas serta luas bidang tanah,
secara adat telah diakui sebagai pemilik dan kepastian hukum mengenai hak atas tanah
tanah tersebut. Pengakuan tersebut secara miliknya.
administratif negara diwujudkan ke dalam
penerbitan sertipikat hak milik. Suatu sertifikat hak atas tanah dapat digugat
oleh pihak lain yang berkepentingan yang merasa
Perkara ini dimenangkan oleh dirinya dirugikan. Dalam hal kepemilikan
penggugat dengan pertimbangan alat hak atas tanah, maka akan timbul suatu
bukti tertulis dan keterangan oleh saksi- tumpang tindih dan ketidakpastian mengenai
saksi yang diajukan penggugat saling siapakah yang berhak untuk memegang hak
berkaitan satu sama lain. selain itu sejarah atas tanah. Dengan demikian harus ada bentuk
kepemilikan tanah oleh majelis hakim perlindungan hukum agar menjadi pasti siapa
telah dianggap dengan jelas menentukan sebenarnya pemegang yang sah suatu hak atas
bahwa Penggugat berhak atas tanah terebut. tanah yang telah disertifikasikan.
Putusan Hakim memerintahkan kepada
Tergugat atau siapa saja yang memperoleh Perlindungan hukum yang dapat diberikan
hak dari Tergugat untuk menyerahkan kepada pihak yang dibatalkan Sertipikat hak
tanah dalam keadaan kosong kepada miliknya oleh hakim bisa secara preventif dan
Penggugat. oleh karena Tergugat tidak mau secara represif yang meliputi :
menyerahkan tanahnya, maka Penggugat 1) Dalam ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan
sebagai pihak yang dimenangkan dalam Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
perkara ini mengajukan permohonan Pendaftaran Tanah telah memberikan
pengosongan tanah ke Pengadilan Negeri perlindungan, dimana seseorang yang
dan selanjutnya mengajukan permohonan tercantum namanya dalam sertifikat tidak
pembatalan sertipikat hak atas tanah milik dapat diajukan gugatan oleh pihak lain
tergugat ke Kantor Pertanahan. yang mempunyai hak atas tanah setelah 5

140
Damar Ariadi. Pembatalan Sertipikat Terhadap Kepemilikan Hak Atas Tanah Oleh Hakim ...

tahun dan statusnya sebagai pemilik hak sehingga bukti kepemilikan sertipikat hak milik
atas tanah akan terus dilindungi sepanjang atas tanah Tergugat dan juga bukti penguasaan
tanah itu diperoleh dengan itikad baik dan atas tanah Tergugat tidak dianggap sebagai bukti
dikuasai secara nyata oleh pemegang hak yang kuat oleh hakim di dalam perkara Nomor
yang bersangkutan. 11/Pdt.G/2012/PN.Ngw.
2) Peran hakim sangat dibutuhkan dalam 2. Perlindungan Yang Diberikan Oleh Hukum
memeriksa dan memastikan kebenaran dari Terhadap Pihak Yang Tercatat Dalam Sertipikat
keterangan dalam sertifikat. Hakim harus Hak MilikYang Dibatalkan Oleh Hakim yaitu
membuktikan, meneliti dan memeriksa bahwa pemegang sah hak atas tanah harus
asal-usul sertifikat. Harus diselidiki bahwa diberikan perlindungan baik secara represif
orang yang mengajukan pendaftaran hak yaitu dengan adanya ketentuan pada Pasal 32
atas tanah memang berhak atas tanah ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
tersebut, maksudnya bahwa ia memperoleh 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan secara
hak atas tanah secara sah dari pihak yang preventif, yaitu peran hakim dalam menentukan
berwenang yang mengalihkan hak atas pemegang sah hak atas tanah dengan adanya
tanahnya, dan kebenaran dari keterangan sertifikat hak milik atas tanah, dan dengan
lainnya yang tercantum dalam sertifikat. memberikan upaya hukum yang mencakup
Sehingga nantinya dapat ditentukan upaya hukum perlawanan (verzet), banding, dan
siapa pemegang sah hak atas tanah dan kasasi.
ia bisa mendapatkan kepastian hukum
dari kepemilikan sertifikat hak atas tanah E. Saran
tersebut. 1. Pertimbangan Hakim dalam menyelesaikan
3) Setiap putusan yang dijatuhkan oleh Hakim perkara mengenai sengketa hak milik atas tanah
belum tentu dapat menjamin kebenaran dan untuk lebih menggali masalah-masalah
secara yuridis, karena putusan itu tidak dalam hukum pertanahan yang berkaitan
lepas dari kekeliruan dan kekhilafan, dengan sengketa hak milik atas tanah, majelis
bahkan tidak mustahil bersifat memihak. hakim dapat menambah alat bukti saksi
Agar kekeliruan dan kekilafan itu dapat dengan menghadirkan ahli dibidang pertanahan
diperbaiki, maka demi tegaknya kebenaran (saksi ahli) untuk meminta saran kepadanya
dan keadilan, terhadap putusan Hakim sebelum mengeluarkan putusan. Hakim yang
itu dimungkinkan untuk diperiksa ulang. menangani suatu perkara dapat memperoleh
Cara yang tepat untuk dapat mewujudkan keterangan atau penjelasan tambahan dari para
kebenaran dan keadilan itu adalah dengan ahliyang ahli dibidangnya untuk memperkuat
melaksanakan upaya hukum. Upaya dasar putusan danmengantisipasi agar putusan
hukum tersebut mencakup upaya hukum yang dikeluarkan tidak menjadi putusan yang
perlawanan (verzet), banding, dan kasasi. kurang tepat, sehingga tidak ada lagi pihak-
pihak yang dirugikan karena hakim kurang
D. Simpulan menggali keterangan dan penjelasan mengenai
1. Pertimbangan Hakim Membatalkan Sertipikat permasalahan yang sedang ditanganinya.
Hak Milik Nomor 227 Atas Nama Panikem 2. Perlu adanya sosialisasi dan peran aktif dari
selaku Tergugat dalam putusan perkara Nomor Panitera Pengadilan kepada pihak-pihak yang
11/Pdt.G/2012/PN.Ngw tertanggal 13 April berperkara di Pengadilan mengenai hak-hak
2012 cenderung lebih mempertimbangkan yang dapat diperoleh/dilaksanakan dalam hal ini
bukti-bukti tertulis dan keterangan para saksi perlindungan hukumnya, sehingga tidak ada lagi
yang diajukan oleh Sajak selaku Penggugat pihak-pihak yang dirugikan karena kurangnya
karena dianggap saling berkaitan satu sama lain, pemahaman mengenai prosedur hukum.

141
Jurnal Repertorium Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017

Daftar Pustaka Ni Wayan Pipit Paidawati dan I Nengah Suharta.


2016.“Sifat Pembuktian Sertifikat Sebagai
Amiruddin dan H. Zainal Asikin. 2004. Pengantar Tanda Bukti Hak Berdasarkan Ketentuan
Metode Penelitian Hukum. Jakarta : PT. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Grafindo Persada Tentang Pendaftaran Tanah”Jurnal Hukum,
Vol.04, No.1
Ardiles Eric Panget. 2013.“Penyelesaian Hak Atas
Tanah Yang Memiliki Sertipikat Hak Milik Ronny Hanitijo Soemitro.2000. Metodologi
Ganda”. artikel pada Lex Administratum. Penelitian Hukum.Jakarta : Ghalia Indonesia
Vol.1 No.3.
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani. 2014.
Bambang Sunggono. 1996. Metodologi Penelitian Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Hukum.Jakarta : Rajawali Pers Tesis Dan Desertasi.Jakarta : Rajawali Pers

Budi Harsono.2002.Hukum Agraria Indonesia ( Setiono. 2010. Pemahaman Terhadap Metodologi


Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Penelitian Hukum. Surakrata : Pascasarjana
Tanah ).Jakarta : Djambatan Universitas Sebelas Maret

Herman Hermit. 2000. Cara memperoleh Sertipikat Soejono Soekanto dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian
Tanah Hak Milik, Tanah Negara, dan Tanah Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
Jakarta : PT. Grafindo Persada
Pemda.Bandung: Mandar Maju
Ulfia Hasanah. 2012. “Status Kepemilikan Tanah
Fatkhurohman. 2013.“Implikasi Pembatalan
Hasil Konversi Hak Barat Berdasarkan UU
Perda Terhadap Ketetapan Proporsi Teori
No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Penegakan Hukum Dalam Sistem Peradilan
Pokok-Pokok Agraria Dihubungkan Dengan
di Indonesia”. Jurnal Hukum.Vol.13 No.1.
PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Mukti Fajar ND. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Tanah”, Jurnal ilmu hukum, edisi No. 1, Vol. 3
Normatif & Empiris. Yogyakarta : Pustaka
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pelajar Pendaftaran Tanah

142

You might also like