You are on page 1of 7

ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMI PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA

BATU BAGI KAWASAN SEKITAR


(Studi pada Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)
Muhammad Kharis Ja’far Ismail
M. Kholid Mawardi
Muhammad Iqbal
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
m.kharisjafar@gmail.com

ABSTRACT

Tourism as a national strategic sector continues to grow in Indonesia. One of the city that continues to develop
its tourism is Batu City. Development of tourism in Batu certainly have effects on the surrounding area, including
district Karangploso that passed one of the alternative pathway leading to Batu. This makes District Karangploso
potentially experiencing socio-economic changes.The purpose of this study was to analyze the description of
socio-economic impacts experienced by people in Karangploso after Batu city developed its tourism sector. This
study also analyzes the condition of Community Based Tourism in the District Karangploso.The results of this
study are;There are social changes experienced by people of Karangploso : the change in quality of life,
increasing the role of village head in the social life of the community, and the potential of social deviation; There
are economic changes experienced by society that rising incomes who opened the entrepreneurs around tourism
facilities, employment opportunities, encouraging entrepreneurial activity; Active participation is mostly done
by people who have stands around Karangploso tourism facilities in the district, while the passive participation
of the community can be found in the majority of people who do not have a stand or selling at Karangploso
tourism facilities.

Key Word : socio-economic impact, community based tourism, tourism facilities

ABSTRAK

Pariwisata sebagai sektor strategis nasional terus berkembang di Indonesia. Salah satu kota yang terus
mengembangkan pariwistanya di Indonesia adala Kota Batu. Berkembangnya pariwista di Kota Batu tentu
memiliki pengaruh bagi kawasan sekitarnya, termasuk Kecmatan Karangploso yang dilewati salah satu jalur
alternatif menuju ke Kota Batu. Hal tersebut membuat Kecamatan Karangploso berpotensi mengalami perubahan
soeial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adala untuk menganalisis gambaran dampak soeial ekonomi yang
dialami oleh masyrakat Karangploso setelah Kota Batu mengembangkan pariwistanya. Selain itu, penelitian ini
juga menganalisis kondisi Community Based Tourism di Kecamatan Karangploso.Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adala metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu; 1. Terdapat
perubahan soeial yang dialami oleh masyrakat Karangploso yaitu perubahan kualitas hidup, meningkatnya peran
kepala desa dalam kehidupan soeial masyrakat, dan terjadinya potensi penyimpangan soeial; 2. Terdapat
perubahan ekonomi yang dialami oleh masyrakat yaitu meningkatnya pendapatan masyrakat yang membuka
usaha di sekitar facilitas pariwista, terciptanya kesempatan kerja, mendorong aktivitas wirausaha; 3. Partisipasi
aktif banyak dilakukan oleh masyrakat yang memiliki stand di sekitar facilitas pariwista di Kecamatan
Karangploso, sedangkan partisipasi pasif masyrakat dapat ditemukan di sebagian besar masyrakat yang tidak
memiliki stand ataupun berjualan di sekitar facilitas pariwista Kecamatan Karangploso.
Kata kunci : dampak soeial ekonomi, pariwista berbasis masyrakat, facilitas pariwista

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN adalah jalur darat yang melalui Kecamatan
Karangploso. Jalur alternatif ini seringkali
Pariwisata sebagai salah satu sektor strategis mengalami peningkatan yang signifikan saat libur
nasional, memang mempunyai efek ganda yang panjang maupun saat akhir pekan. Hal tersebut
ditimbulkan oleh aktivitas pariwisata. Efek tersebut dikarenakan padatnya jalur utama Kota Malang
dapat bersifat langsung seperti penyerapan tenaga sehingga wisatawan beralih menggunakan jalur
kerja, maupun yang bersifat tidak langsung seperti alternatif. Pemerintah Kabupaten Malang juga telah
berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung membangun beberapa fasilitas pendukung pariwisata
pariwisata seperti rumah makan, penginapan, penjual di Kecamatan Karangploso, salah satunya adalah
aneka souvenir dan oleh-oleh khas daerah tujuan Rest Area Karangploso, dengan alasan untuk
wisata, transportasi, dan jasa pelayanan publik menarik wisatawan yang datang atau pulang dari dan
lainnya. Pengelolaan sektor pariwisata secara benar ke Kota Batu agar singgah sejenak di Kecamatan
selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Karangploso.
dan sosial juga tidak merusak lingkungan, dan Berdasarkan fenomena tersebut, Kecamatan
bahkan mendukung proses pelestarian lingkungan itu Karangploso yang merupakan daerah sekitar Kota
sendiri.Berbeda dengan sektor migas yang yang terus Batu berpotensi terkena dampak dalam segi sosial
menerus mengadalkan keterediaan bahan bakar fosil ekonomi dari pengembangan destinasi wisata di
yang tidak terbaharui, sehingga ketersediaan migas Kota Batu. Hal itulah yang membuat peneliti tertarik
semakin lama semakin berkurang. untuk melakukan penelitian empiris yang berjudul
Berakunya UU.No. 22 tahun 1999 yang telah “Analisis Dampak Sosial Ekonomi
diamandemen oleh UU. NO. 32 tahun 2004 tentang Pengembangan Pariwisata di Kota Batu terhadap
pPemerintah Daerah, maka penyelenggaraan urusan Kawasan Sekitar (Studi pada Kecamatan
kepentingan daerah secara mutlak telah menjadi Karangploso Kabupaten Malang)”.
wewenang pemerintah daerah, termasuk urusa
kepariwisataan. Oleh karena itu setiap daerah dapat KAJIAN PUSTAKA
mengatur rumah tangga pemerintahannya secara Pariwisata
aspiratif dan efektif sehingga diharapkan dapat Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
mengembangkan segala otensi yang dimiliki guna wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan
menunjang pelaksanaan otonmi daerah secara nyata yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
dan bertanggung jawab. Salah satu daerah yang saat pemerintah, dan pemerintah daerah. Kegiatan wisata
ini tengah gencar membangun pariwisatanya adalah sendiri adalah manusia yang melakukan perjalanan
Malang Raya. Bnyaknya potensi wisata di Malang outbound (keluar dari lingkungan asalnya) untuk
Raya mendorong pemerinth daerah untuk terus tidak lebih dari lebih dari enam bulan, dan tidak
mengembangkan potensi wisatanya secara mandiri. sedang dalam urusan berdagang atau lainnya
KotaBatu yang meruakan bagian dari Malang Raya (Hakim, 2004). Oran yang melaksanakan kegiatan
menjadi kota yang paling gencar dalam pariwisata disebut wisatawan. Wisatawan erat
pembangunan pariwisatanya. Banyak sekali objek kaitannya dengan pariwisata. Menurut Burkart dan
wisata yang dibangundan dikembangkan dalam Mendik (dalam Ross, 1998), wistawan memiliki
sepuluh tahun terakhir sehingga menjadikan Kota empat ciri utama yaitu; (1) Wisatawan adalah orang
Batu sebagai salah satu tujuan wisata utama di Jawa yang melakukan perjalanan dan tinggal sementara di
Timur. tempat tujuan; (2) Tempat tujuan wisatawan berbeda
Kota Batu yang secara geografis terletak di dengan tempat tinggal dan tempat kerjanya sehari-
dataran tinggi dan dikelilingi oleh perbukitan dan hari, karena itu kegiatan wisatawan tidak sama
pegunungan, tidak memiliki bandara maupun dengan kegiatan penduduk yang berdiam dan bekerja
pelabuhan sebagai pintu dari kedatangan wisatawan. di tempat tujuan wisatawan; (3) Wisatawan
Hal ini menjadikan jalur darat sebagai satu-satunya bermaksud pulang kembali ke tempat tinggalnya
jalur masuk wisatawan ke Kota Batu. Kota Batu dalambeberapa hari ataupun beberapa bulan karena
sendiri memiliki empat akses utama jalur darat yang wisata bersifat sementara atau jangka pendek; (4)
menyebabkan banyak kendaraan wisatawan yang Wisatawan melakukan perjalanan bukan untuk
berlalu-lalang di jalur-jalur tersebut. Salah satu jalur menetap di tempat tujuan atau bekerja mencari
yang saat ini mulai banyak dilewati wisatawan nafkah. Sedangkan menurut Cohen (dalam Ross

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1998;5) bahwa wisatawan adalah seorang pelancong penunjang kepariwisataan : yaitu perusahaan yang
yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan menunjang sarana pokok dan pelengkap pariwisata
untuk sementara waktu saja, dengan harapan yang berfungsi tidak hanya membuat wisatawan
mendapat hal-hal baru. lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata,
tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar
Sarana dan Prasarana Pariwisata wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau
Prasarana pariwisata adala semua fasilitas yang membelanjakan uang mereka di tempat yang
memungkinkan agar sarana pariwisata dapat hidup dikunjunginya. (Yoeti 1996)
dan berkembang serta dalpat memberikan pelayanan
kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Teori Pengembangan Pariwisata
mereka yang beraneka ragam. Bberapa jenis prasaran Pengembangan suatu objek wisata sebagai
pariwisata antara lain ; (1) Prasarana Transportasi daerah tujuan wisata (destination), harus
(pengangkutan) : yaitu prasarana yang dapat memperhatikan lima unsur penting agar wisatawan
membawa wisatawan dari tempat tinggalnya ke dapat merasa puas dalam menikmati perjalanan
daerah tujuan wisata; (2) Prasarana Komunikasi : wisatanya, lima unsur destinasi wisata tersebut
yaitu sarana yang dapat mendorong wisatawan meliputi ;(1) Daya tarik dan atraksi wisata :
mengadakan perjalanan jarak jauh dengan adanya Merupakan pusat dari industri pariwisata yang
sistem komunikasi di daerah tujuan wisata. Seperti mampu menarik wisatawan untuk berkunjung.
tersedianya jaringan komunikasi, telepon, kantor Biasanya wisatawan tertarik pada suatu destinasi
pos, dan lain-lain; (3) Kelompok yang termasuk karena suatu ciri khas tertentu; (2) Fasilitas : Fasilitas
utilities : yang termasuk dalam kelompok ini adalah cenderung mendukung bukan mendoorong
penerangan listrik, persediaan air minum bersih, pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat
sistem irigasi, dan lain sebagainya; (4) Prasarana yang sama atau sesudah daya tarik berkembang (3)
Sosial : yaitu semua faktor yang menunjang Infrastruktur : Daya tarik dan fasilitas tidak dapat
kemajuan atau menjamin prasarana perekonomian tercapai dengan mudah jika belum ada infrastruktur
yang ada; (5) Sistem Pendidikan : yaitu adanya dasar. Infrastruktur tersmasuk semua konstruksi baik
lembaga-lembaga pendidikan yang mengkhususkan di bawah maupun di atas tanah dari suatu wilayah
diri dalam pendidikan kepariwisataan; (6) Pelayanan atau daerah; (4) Transportasi : Informasi lengkap
Kesehatan : perlunya koordinasi oleh Dinas tentang fasilitas, lokasi terminal, rambu-rambu ke
Pariwisata setempat dengan dengan instansi terkait lokasi, dan pelayanan pengangkutan lokal di tempat
dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap tujuan harus tersedia untuk semua penumpang
wisatawan yang berkunjung; (7) Faktor keamanan : sebelum berangkat dari daerah asal; (5)
yaitu pelayanan dan fasilitas yang dapat memberikan Keramahtamahan : Wisatawan yang berada dalam
rasa aman dan nyaman terhadap wisatawan. (Yoeti lingkungan yang belum mereka kenal maka jaminan
1996) keamanan dan kenyamanan sangat penting,
Sedangkan sarana pariwisata adalah khususnya wisatawan asing (Spillane 1994).
perusahaan-perusahaan yang memberika pelayanan
kepada wisatawan, baik secara langsung dan tidak Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan
langsung dan hidup serta kehidupannya banyak Pariwisata
bergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana Peran sertamasyarakat dalam pariwisata dibagi
pariwisata dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menjadi dua, yaitu : (1) partisipasi aktif : partisipasi
: (1) Sarana Pokok Kepariwisataan : yaitu yang dilakukan secara langsung baik secar
perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat perorangan maupun bersama-sama yang secara sadar
bergantung kepada arus kedatangan orang yang ikut membantu program pemerintah dengan inisiatif
melakukan perjalanan wisata; (2) Sarana pelengkap dan reaksi mau melibatkan diri dalam kegiatan
kepariwisataan : yaitu perusahaan-perusahaan atau pengusahaan dan pembinaan rasa memiliki dari
tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk masyarakat; (2) partisipasi pasif : timbulnya
rekreasi yang mestinya tidak hanya melengkapi kesadaran untuk tidak melakukan kegiatan kegiatan
sarana pokok kepariwisataan, namun yang terpenting yang dapat mengganggu kegiatan wisata, baik
adalah untuk membuat wisatawan semakin lama terhadap wisatawan maupun atraksi wisata itu
tinggal di suatu daerah tujuan wisata; (3) Sarana sendiri.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b. Dampak Ekonomi
Perubahan Kehidupan Masyarakat sebagai 3. Kondisi CBT di Kecamatan Karangploso
Dampak dari Pariwisata a. Tingkat partisipasi masyarakat
Menurut Cohen (dalam Hirawan 2008) dampak b. Upaya pemerintah dalam meningkatkan
sosial pariwisata dapat dikelompokkan ke dalam partisipasi masyarakat
sepuluh kelompok besar, antara lain : (1) dampak c. Persepsi visitor terhadap fasilitas pariwisata
terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara di Kecamatan Karangploso
masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih
luas, termasuk tingkat otonomi dan ketergantungan; Lokasi dan Situs Penelitian
(2) dampak terhadap hubungan interpersonal antar Lokasi penelitian di KecamatanKarangploso
anggota masyarakat; (3) dampak terhadap dasar- Kabupaten Malang dengan situs penelitian di Rest
dasar organisasi kelembagaan sosial; (4) dampak Area Karangploso, kantor camat Karangploso,
terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata; (5) kantor desa Donowarih, serta lingkunan masyarakat
dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat; Kecamatan Karangploso.
(6) dampak terhadap pola pembagian kerja; (7)
dampak terhadap statifikasi dan mobilisasi sosial; (8) Sumber Data
dampak terhadap distribusi pengaruh dan kekuasaan; Peneliti menggunakan sumber data primer dan
(9) dampak terhadap meningkatnya penyimpangan- sekunder untuk memperoleh data. Data primer
penyimpangan sosial; (10) dampak terhadap bidang didapat dengan cara wawancara kepada beberapa
kesenian dan adat istiadat. narasumber, sedangkan data sekunder diperoleh dari
Cohen juga mengelmpokkan dampak ekonomi arsip desa dan pengelola Rest Area Karangploso.
pariwisata, meliputi ; (1) dampak terhadap
penerimaan devisa; (2) dampak terhadap pendapatan Teknik Pengumpulan Data
masyarakat; (3) dampak terhadap kesempatan kerja; Observasi, dokumentasi, an wawancara merupakan
(4) dampak terhadap harga-harga; (5) dampak teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
terhadap distribusi manfaat/keuntungan; (6) dampak peneliti.
terhadap kepemilikan dan kontrol; (7) dampak
terhadap pembangunan pada umumnya; (8) dampak Instrumen Penelitian
terhadap pendapatan pemerintah. Peneliti sendiri, angket, edoman wawancara, dan
recorder merupakan instrumen penelitian yang
METODE PNELITIAN digunakan dalam penelitian ini.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Analisis Data
dengaan pendekatan kualitatif. Peneliti menggali Peneliti menggunkan analisis data Miles dan
informasi deskriptif dari dampak sosial ekonomi Huberman. Tahapan tersebut yaitu pengumpulan
yang dirasakan masyarakat Karangploso setelah data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
Kota Batu mengembangkan pariwisatanya. kesimpulan.
Penelitian ini juga menyertakan data kuantitatif
sebagai data pendukung hasil penelitian kualitatif. Keabsahan Data
Poses pengecekan data-data yang diberikn oleh satu
Fokus Penelian narasumber dibanding narasumber lainnya atau yang
1. Gambaran umum Kecamatan Karangploso disebut Triangulasi Data merupakan tekik
a. Letak administratif dan kondisi geografis pemeriksaan keabsahan data yangdigunakan oleh
b. Jumlah penduduk, pekerjaan, serta peneliti.
pendidikan
c. Aksesibilitas dan fasilitas yang berkaitan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pariwisata Dampak Sosial Ekonomi
2. Dampak Sosial Ekonomi Pengembangan 1. Analisis Dampak Sosial
Pariwisata di Kota Batu terhadap Kawasan Masyarakat Karangploso merasakan
Sekitar peningkatan kualitas hidup sejak pemerintah
a. Dampak Sosial Kabupaten Malang dan Kecamatan Karangploso

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mulai membangun beberapa fasilitas pariwisata lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan
di Kecamatan Karangploso. Dampak sosial bahwa dampak ekonomi yang dirasakan oleh
tersebut banyak dirasakan oleh masyarakat yang masyarakat cenderung berdampak positif.
membuka usaha di Rest Area Karangploso Dampak ekonomi yang dirasakan antara lain :
ataupun di sekitar jalan raya alternatif (1) Meningkatnya pendapatan masyarakat yang
Karangploso-Batu. Dampak sosial yang membuka usaha di sekitar fasilitas pariwisata,
dirasakan antara lain : (1) Perubahan kualitas masyarakat yang membuka usaha di sekitar
hidup masyarakat, dapat dilihat dari pernyataan fasilitas pariwisata otomatis mendapat
masyarakat yang menganggap bahwa setelah penghasilan tambahan dari usahanya tersebut;
dibangunnya fasilitas pariwisata di Karangploso (2) Terciptanya kesempatan kerja, dengan
ini mengalami peningkatan kualitas hidup secara dibuatnya fasilitas pariwisata di Kecamatan
ekonomi, kualitas penggunaan waktu, dan Karangploso lapangan kerja bagi masyarakat
kerukunan antar warga; (2) Meningkatnya peran juga semakin terbuka; (3) Mendorong aktivitas
kepala desa dalam kehidupan sosial masyarakat, wirausaha, masyarakat menjadi lebih kreatif
dimana setelah dibangunnya Rest Area terhadap peluang-peluang usaha yang
Karangploso masyarakat mengaggap kepala berhubungan dengan pariwisata.
desa sebagai pemimpin administratif desa Tabel 2. Perbandingan kondisi ekonomi
sekaligus pengembang perekonoman masyarakat Karangploso sebelum dan sesudah
masyarakat desa ; (3) Terjadinya potensi berkembangnya pariwisata di Kota Batu.
Kondisi ekonomi
penyimpangan sosial, seperti penyalahgunaan Kondisi ekonomi
masyarakat
ruang publik yang disediakan di sekitar Rest No. sebelum pariwisat
masyarakat setelah
Area Karangploso dan berpotensi menimbulkan pariwisata di Kota
di Kota Batu
Batu berkembang
penyimpangan. berkembang
Tabel 1. Perbandingan kondisi sosial masyarakat 1. Pendapatan masyarakat
Karangploso sebelum dan sesudah berkembangnya Pendapatan meningkat karena
pariwisata di Kota Batu. masyarakat hanya masyarakat dapat
Kondisi sosial Kondisi sosial bergantung kepada memanfaatkan fasilitas
masyarakat sebelum masyarakat setelah sektor non pariwisata pariwisata di
No.
pariwisat di Kota Batu pariwisata di Kota Batu (mayoritas pertanian) Karangploso untuk
berkembang berkembang menambah pendapatan
1. Masyarakat Karangploso Masyarakat Karangploso
mayoritas merupakan mengalami peningkatan 2. Kesempatan kerja Kesempatan kerja
masyarakat yang seluruh kualitas hidup dimana kegiatan terbatas pada sektor bertambah di sektor
kegiatannya tidak lepas dari masyarakat menjadi semakin pertanian, buruh, dan pariwisata, seperti usaha
sektor pertanian. bermanfaat.
perdagangan cindera mata dan hiburan
2. Para pedagang memiliki tempat
Pedagang tidak memiliki berjualan yang lebih tetap dan tradisional
tempat yang tetap dan layak terpusat. Bagi mereka yang 3. Masyarakat Karangploso
untuk berjualan, sehingga memiliki stand, disediakan
Belum ada tempat telah memiliki Rest Area
kualitas produk yang fasilitas bangunan tetap yang
mereka tawarkan juga relatif lebih layak, sehingga kualitas yang layak untuk Karangploso sebagai
rendah. produk mereka juga merintis usaha baru lahan yang bagus untuk
meningkat. merintis usahanya
3. Peran kepala desa Kepala Desa Donowarih
Donowarih hanya sebagai merangkap jabatannya sebagai
4. Masyarakat masih Masyarakat mulai sadar
pemimpin dan pengayom manajer Rest Area apatis terhadap tentang potensi yang
dalam pelayanan Karangploso, sehingga peran potensi yang dimilikinya dengan
masyarakat yang bersifat beliau dalam masyarakat
dimilikinya dan memanfaatkan Rest Area
administratif. bertambah sebagai
pengembang perekonomian daerahnya Karangploso
masyarakat. Sumber: olahan peneliti, 2016
4. Penyimpangan remaja di Setelah Rest Area dibangun,
Kecamatan Karangploso para remaja memiliki tempat
Kondisi Community Based Tourism (CBT) di
cenderung menyebar dan baru untuk melakukan Kecamatan Karangploso
terdiri dari kelompok- penyimpangan sosial.
kelompok kecil.
1. Analisi Tingkat Partisipasi Masyarakat
Sumber: olahan peneliti, 2016 Partisipasi aktif banyak dilakukan oleh
2. Analisis Dampak Ekonomi masyarakat yang memiliki stand di sekitar
Kehidupan perekonomian masyarakat Kngploso fasilitas pariwisata di Kecamatan Karangploso.
sedikit banyak telah dipengaruhi pembangunan Masyarakat ikut membuka berbagai usaha
Rest Area Karangploso dan fasilitas-fasilitas seperti berdagang makanan, membuka taman
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bermain, ataupun menyewakan mainan untuk menjadi solusi agar Rest Area Karangploso ini
anak-anak. Partisipasi pasif masyarakat dapat ramai dikunjungi.
ditemukan di sebagian besar masyarakat yang
tidak memiliki stand ataupun berjualan di sekitar KESIMPULAN DAN SARAN
fasilitas pariwisata Kecamatan Karangploso. Kesimpulan
Masyarakat tersebut umumnya merupakan 1. Masyarakat Karangploso merasakan dampak
masyarakat yang tinggal jauh dari pusat sosial ekonomi akibat pembangunan fasilitas
Kecamatan Karangploso. pariwisata di Kecamatann Karangploso, dimana
2. Analisis Upaya Pemerintah dalam sebenarnya fasilitas tersebut dibangun untuk
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam menjaring peluang dari berkembangnya
Bidang Pariwisata pariwisata di Kota Batu.
Pemerintah Kabupaten Malang dalam hal ini 2. Pembangunan fasilitas pariwisata di
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangploso berdampak langsung terhadap
Malang memiliki peran yang sangat kecil dalam perubahan sosial ekonomi yang terjadi di
upaya pengembangan fasilitas pariwisata di masyarakat Di sisi lain, pembangunan fasilitas
Kecamatan Karangploso. Hal ini dikarenakan pariwisata tersebut merupakan dampak
pihak kecamatan Karangploso dan pihak Desa langsung dari pesatnya perkembangan
Donowarih menginginkan pengelolaan fasilitas pariwisata di Kota Batu. Artinya jika diambil
pariwisata tersebut sepenuhnya dimiliki oleh hubungan antara perubahan sosial ekonomi
mereka. Selain itu, pengelola sekaligus masyarakat dengan pesatnya pengembangan
pemerintah Desa Donowarih telah pariwisata di Kota Batu, maka pesatnya
mengagendakan beberapa upaya penyuluhan pengembangan pariwisata di Kota Batu
dan bimbingan bagi masyarakat agar lebih berdampak secara tidak langsung terhadap
berperan aktif bagi kegiatan pariwisata di masyarakat Karangploso.
Kecamatan Karangploso, namun sampai saat ini 3. Masyarakat Karangploso tidak merasakan
belum dilakukan karena berbagai alasan. dampak yang signifikan dari kunjungan
Masyarakat juga belum menerima bimbingan wisatawan Kota Batu ke Karangploso. Terlebih
serta penyuluhan terkait pariwisata, sehingga bagi mereka yang tidak memiliki stand ataupun
mereka masih bingung tentang bentuk tidak berjualan di sekitar fasilitas pariwisata
partisipasi apa yang dapat mereka lakukan. Hal Kecamatan Karangploso. Justru kebanyakan
ini membuat sebagian besar masyarakat menjadi dampak sosial ekonomi yang dirasakan oleh
apatis terhadap pengembangan fasilitas di masyarakat berasal dari masyarakat itu sendiri.
Kecamatan Karangploso. 4. Hasil pembahasan pada penelitian ini
3. Analisis Persepsi Visitor tentang Fasilitas menunjukkan bahwa terdapat beberapa
Parfiwisata di Kecamatan Karangploso perubahan sosial ekonomi yang dialami
Hampir semua visitor yang peneliti wawancarai masyarakat Karangploso sebagai akibat dari
menganggap bahwa pembangunan fasilitas pesatnya pengembangan pariwisata di Kota
pariwisata di Karangploso ini cukup bagus. Batu.
Visitor juga mengapresiasi lengkapnya fasilitas 5. Partisipasi aktif banyak dilakukan oleh
yang dimiliki oleh Rest Area Karangploso masyarakat yang memiliki stand di sekitar
seperti toilet, musholla, minimarket, dan lain fasilitas pariwisata di Kecamatan Karangploso.
sebagainya sebagai fasilitas yang cukup penting Masyarakat ikut membuka berbagai usaha
yang dapat dimanfaatkan oleh para visitor. seperti berdagang makanan, membuka taman
Walau begitu, perbaikan secara menyeluruh bermain, ataupun menyewakan mainan untuk
mulai dari pembangunan yang belum ra,pung anak-anak. Sedangkan partisipasi pasif
serta penambahan atraksi wisata diharapkan masyarakat dapat ditemukan di sebagian besar
segera dilakukan oleh para pengelola. Salah satu masyarakat yang tidak memiliki stand ataupun
visitor juga menyoroti kurangnya promosi dari berjualan di sekitar fasilitas pariwisata
pengelola tentang Rest Area Karangploso. Kecamatan Karangploso. Masyarakat tersebut
Visitor menilai promosi yang gencar dapat umumnya merupakan masyarakat yang tinggal
jauh dari pusat Kecamatan Karangploso.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Saran
1. Pihak pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha
di sekitar fasilitas pariwisata di Kecamatan
Karangploso sebaiknya meningkatkan kerja
sama satu sama lain untuk mengembangkan
potensi wisata di Kecamatan Karangploso agar
fasilitas pariwisata di Kecamatan Karangploso
dapat digunakan secara maksimal oleh
wisatawan. Jika penggunaan fasilitas pariwisata
di Kecamatan Karangploso digunakan secara
maksimal, maka dampak sosial ekonomi
masyarakat terlebih dampak positif dapat
ditingkatkan.
2. Pemerintah dan pengelola sebaiknya bekerja
sama untuk memberikan pelatihan dan
penyuluhan terkait kegiatan pariwisata dan apa
saja yang dapat ditawarkan oleh masyarakat
kepada wisatawan agar masyarakat yang masih
berperan pasif dalam kegiatan pariwisata dapat
ikut berpartisipasi lebih banyak sehingga dapat
memperbaiki sosial ekonomi masyarakat secara
lebih luas.
3. Pengelola sebaiknya menambah berbagai atraksi
wisata di area fasilitas pariwisata Kecamatan
Karangploso. Hal ini dimaksudkan untuk
menarik wisatawan lebih banyak agar mau
berkunjung ke fasilitas pariwisata di Kecamatan
Karangploso. Selain itu perbaikan fasilitas juga
sangay diperlukan.
4. Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Desa
Donowarih,Pemerintah Kecamatan
Karangploso, Pemerintah Kabupaten Malang,
serta Pemerintah Kota Batu agar saling bekerja
sama dalam meningkatkan usaha
pengembangan fasilitas pariwisata di
Kecamatan Karangploso.

DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Luchman. 2004. Dasar-dasar Ekowisata.
Malang : Bayumedia Publishing.
Ross, Glenn F. 1998. Psikologi Pariwisata. Jakarta :
Penerbit Yayasan Obor Indonesia.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Edisi Revisi. Bandung : Angkasa.
Spillane, James. 1994. Pariwisata Indonesia : Siasat
Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Yogyakarta : Kanisius.
Hirawan-Shandika. 2008. Analisis Dampak Sosial
Pariwisata di Indonesia. Artikel. Maret 2009

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 1 Oktober 2017| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like