Professional Documents
Culture Documents
Abstrak. Penelitian ini secara teoretis dilandaskan pada perkembangan psikologi remaja
sebagai masa transisi yang ditandai perubahan aspek biologis, psikologis, dan sosial. Secara
empiris penelitian ini didasarkan atas meningkatnya fenomena kecenderungan kenakalan
remaja karena ketidakmampuan para remaja awal untuk bersikap asertif sehingga kepriba-
diannya menjadi lemah dan sering terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana lingkungan dan media massa berpengaruh terha-
dap perilaku asertif dan kecenderungan kenakalan remaja pada Sekolah Menengah Pertama
Negeri di Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner
terhadap 458 responden. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified random sampling.
Data yang terkumpul dianalisis dengan Structural Equation Modelling (SEM) melalui pengujian
dua tahap yaitu measurement model dan structural model menggunakan aplikasi software
Analysis Moment of Structure (AMOS). Hasil penelitian bahwa semua pernyataan hipotetik
yang diajukan berpengaruh signifikan. Temuan dari penelitian adalah meningkatnya perilaku
asertif peserta didik ternyata dapat menurunkan kecenderungan kenakalan remaja.
Kata kunci: perilaku asertif, pola asuh, media massa, kecenderungan kenakalan remaja
JURNAL PSIKOLOGI 74
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
JURNAL PSIKOLOGI 75
SRIYANTO, DKK.
dalam hal negatif seperti tawuran, narko- pakan kemampuan untuk mengungkap-
ba, seks bebas, salah satunya disebabkan kan hak dan kebutuhan secara positif dan
oleh kepribadian yang lemah yaitu keti- konstruktif tanpa melanggar hak orang
dakmampuan para remaja untuk bersikap lain. Ciri seseorang yang memiliki perila-
asertif. Perilaku asertif bagi remaja ber- ku asertif adalah hubungan yang dilaku-
manfaat untuk memudahkan bersosialisasi kan merasa lebih percaya diri, mendapat-
dalam lingkungannya, menghindari kon- kan rasa hormat dari orang lain melalui
flik karena bersikap jujur dan terus terang, jalinan komunikasi secara langsung, terbu-
dan dapat menyelesaikan masalah yang ka, dan jujur. Asertivitas bermanfaat bagi
dihadapi secara efektif. Kondisi ini dalam individu untuk menjaga kejujuran dalam
pandangan Habermas, disebut distorsi komunikasi, mampu untuk mengen-
komunikasi yaitu ketidakmampuan para dalikan diri, dan meningkatkan kemam-
remaja memahami atau sengaja tidak mau puan dalam pengambilan keputusan.
untuk menyepakati aturan-aturan budaya, Pendidikan sejatinya dapat menjadi
masyarakat, dan komunitas, sehingga para wadah untuk mewariskan kebudayaan,
remaja terlibat dalam perilaku negatif. dalam membentuk kepribadian dan karak-
Padahal, dalam aturan-aturan tersebut ter generasi muda. Secara sistematis pen-
dapat ditelusuri latar belakang sosial dan didikan merupakan usaha sadar yang
kultural yang memberikan kemungkinan memiliki landasan filosofis, psikologis,
membayangkan dirinya dalam posisi sosiologis, dan kultural untuk mencapai
orang lain. tujuan yang diamksud. Apa yang tersirat
Filosofi asertivitas didasarkan pada dalam landasan tersebut bahwa pendidik-
satu premis bahwa setiap individu memi- an merupakan pilar utama untuk memba-
liki hak dasar yang sama sebagai pribadi ngun peradaban suatu bangsa di atas
dan sebagai bagian dari kelompok sosial. fondasi budaya masyarakat. Terkait erat
Asertivitas sebetulnya merupakan konsep dengan landasan tersebut, maka tujuan
yang agak samar untuk didefinisikan pendidikan mensyaratkan pengembangan
(Golden, 1978) sebab berada di antara dua kemampuan dan intelektual, keterampil-
perilaku ekstrim yang bertentangan yaitu an, dan nilai peserta didik seperti yang
perilaku pasif dan agresif (Wilson & tergambar dalam dimensi kemampuan
Gallois, 1993; Janda, 1996). Asertivitas me- kehidupan manusia. Dengan munculnya
rupakan kemampuan seseorang untuk fenomena kecenderungan kenakalan re-
mengekspresikan diri, pandangan-pan- maja (yang masih berstatus sebagai
dangan dirinya, dan menyatakan keingin- pelajar) akhir-akhir ini menjadi permasa-
an dan perasaan diri secara langsung, lahan yang mengkhawatirkan baik dari
jujur, dan spontan tanpa merugikan diri perspektif pendidikan, psikologi, sosial,
sendiri dan melanggar hak orang lain. maupun budaya. Dari perspektif pendi-
Asertivitas dalam perspektif pendidikan dikan persoalan tersebut sebetulnya
merupakan domain keterampilan sosial menjadikan ironi, di satu sisi pendidikan
(social skills) diantara kerja sama (coope- seharusnya dapat membangun kepriba-
ration), tanggung jawab (responsibility), dan dian, perilaku, dan karakter peserta didik,
self-control (Sivin-Kachala & Bialo, 2009), namun tidak sedikit kenakalan tersebut
empathy (Elliot & Gresham dalam Golden, justru dilakukan ketika mereka masih
2002), problem behavior (Chong & Li, Jen-Yi, berseragam sekolah.
2008). Dengan demikian, asertivitas meru-
76 JURNAL PSIKOLOGI
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
JURNAL PSIKOLOGI 77
SRIYANTO, DKK.
78 JURNAL PSIKOLOGI
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
gai alat ukur dalam pengumpulan data kuran, yaitu (a) persamaan pengukuran
berdasarkan pada penjabaran konsep (measurement model), dan (b) persamaan
tentang bentuk dan proses interaksi antara struktural (structural model). Measurement
orang tua dan anak dalam menanamkan model menggambarkan hubungan antara
nilai untuk memengaruhi perkembangan variabel laten dengan indikator-indikator-
kepribadian yang terbentuk dari demand- nya, sedangkan structural model menggam-
ingness dan responsiveness terdiri dari barkan hubungan antar variabel-variabel
aspek kasih sayang, tuntutan kedewasaan, laten atau antar variabel eksogen dengan
komunikasi, dan kontrol. Data dikumpul- variabel laten (Maruyama, 1998; Schu-
kan menggunakan angket untuk mengeta- macker & Lomax, 2004; Santoso, 2007,
hui pengasuhan orang tua yang authori- Marcoulides & Kyriakides, 2010). Lang-
tative, authoritarian, permissive, dan unin- kah-langkah dalam analisis ini meliputi:
volved. Pengukuran dilakukan dengan (1) Pengembangan diagram jalur; (2)
skala Likert dengan rentang skor 1 – 5. Membuat persamaan struktural; (3)
Instrumen variabel media massa diguna- Memilih matrik input dan estimasi model;
kan untuk menjaring jenis media massa (4) Uji asumsi statistik (kriteria sampel
yang dimanfaatkan oleh responden, dengan Maximum Likelihood (ML) harus
intensitas frekuensi pemanfaatan, dan besar, data terdistribusi normal dengan
konsumsi media massa oleh responden, signifikansi 0,01; tidak terdapat data
dengan menggunakan skor 1 – 5. Pengem- outlier, dan tidak terdapat hubungan varia-
bangan instrumen variabel perilaku asertif bel secara multikoliniaritas dan singulari-
diungkap dengan menggunakan skala tas); dan (5) Pengujian model pengukuran
asertivitas yang merupakan gabungan (measurement model), melalui confirmatory
skala yang disusun dan diadaptasi dari factor analysis (CFA), analisis hubungan
The Rathus Assertiveness Schedule (RAS) indikator dengan konstruk (convergent vali-
yang juga digunakan oleh Afiatin (2003) dity: variance extracted, construct reliability;
untuk mengukur asertivitas pada remaja. dan discriminate validity); dan structural
Sedang variabel kecenderungan kenakalan model. Hubungan kausalitas antar variabel
remaja dikembangkan menjadi empat dapat digambarkan dalam diagram jalur
subvariabel yaitu kenakalan yang mela- (Gambar 1).
wan status, kenakalan sosial yang tidak
menimbulkan korban pihak lain, kenakal-
Hasil
an yang menimbulkan korban fisik, dan
kenakalan yang menimbulkan korban Instrumen yang sudah diuji validitas
materi (Puspitawati, 2009). Pengukuran dan reliabilitas, disebarkan ke 458 respon-
variabel kecenderungan kenakalan remaja den yang menjadi sampel penelitian.
menggunakan skala Likert dengan rentang Penyebaran kuesioner dilakukan dengan
skor 1 – 5. cara personally administrered questionnaire.
Data dianalisis dengan menggunakan Teknik ini digunakan dengan tujuan agar
analisis jalur (path analysis) model persa- kuesioner yang disebarkan dapat kembali
maan struktural (structural equation model) 100%, sebab responden mengisi langsung
dengan bantuan software IBM SPSS AMOS kemudian dikembalikan. Setelah seluruh
20.0 dan IBM SPSS Statistic 20.0. Model kuesioner terkumpul, langkah selanjutnya
persamaan struktural merupakan model adalah mengecek kelengkapan pengisian
analisis yang menggunakan dua pengu- kuesioner oleh responden. Hasil seleksi
data yang memenuhi syarat kelengkapan
JURNAL PSIKOLOGI 79
SRIYANTO, DKK.
Keterangan: PA = Pola Asuh; MM = Media Massa; PAs = Perilaku Asertif; KKR = Kecenderungan
Kenakalan Remaja
sebanyak 446 responden (97,38%), dan determinan matriks covarian jauh lebih
data sisanya didrop. besar dari nol, hal ini mengindikasikan
Hasil uji persyaratan dalam SEM variabel tidak terdapat multikoliniaritas
dengan bantuan software IBM SPSS AMOS sempurna.
20.0 adalah nilai multivariate critical ratio Tahap pengujian kelayakan model
(CR) sebesar 2,393. Nilai ini berada pada dilakukan melalui dua tahap yaitu pengu-
rentang -2,58 sampai dengan 2,58 pada jian measurement model dan structural model.
taraf signifikansi 0,05, sehingga dapat Pengujian validitas measurement model,
disimpulkan data terdistribusi normal pengujian melalui goodness of fit (GOF)
secara multivariat. Evaluasi outliers data dilakukan untuk mengetahui seberapa
berdasarkan hasil observation farthers from besar variabel manifest (indikator) membe-
the centroid (Mahalanobis distance) terdapat rikan dukungan terhadap variabel latent
data yang lebih besar dari nilai χ2 = 62,487 (konstruk), dengan kata lain seberapa fit
yaitu observation number 52, sehingga data model dengan data yang diperoleh dalam
tersebut didrop. Sedangkan untuk mende- penelitian. Berdasarkan hasil uji statistik
teksi multikoliniaritas yaitu melalui statis- menggunakan IBM SPSS AMOS 20.0 uji
tik condition number (CN) matriks cova- kesesuaian model goodness of fit hasil revisi
riance yaitu sebagai rasio nilai eigenvalue maka nilai critical ratio (CR) dari masing-
maksimal dan eigenvalue minimal. Berda- masing variabel pola asuh orangtua, me-
sarkan teks output diperoleh koefisien dia massa, perilaku asertif, dan kecende-
80 JURNAL PSIKOLOGI
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
JURNAL PSIKOLOGI 81
SRIYANTO, DKK.
82 JURNAL PSIKOLOGI
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
Orang tua dalam pengasuhan memi- dengan pemilihan rubrik yang dibaca.
liki peran yang sangat penting terhadap Penelitian Wijayanti (2008) membuktikan
perkembangan kepribadian dan perilaku bahwa variabel tingkat pandangan terha-
anak. Para ahli psikologi perkembangan dap tayangan sinetron mempunyai
(Shaffer & Kipp, 2010; Benson & Haith, hubungan yang positif dan signifikan
2009; Weiner, 2003; Santrock, 2007; dengan variabel tingkat perilaku asertif
Hurlock, 1998) menjelaskan bahwa dalam remaja. Penelitian ini sejalan dengan pene-
keluarga terjadi hubungan perkawinan, litian Arslan (2012), Malamuth dan Check
pengasuhan, dan perilaku anak yang (1981), Muslich (2008), Bennett (1982)
saling memengaruhi baik secara langsung bahwa peran media massa berpengaruh
maupun tidak langsung. Beberapa pene- terhadap perilaku remaja, dan salah satu-
litian menemukan bahwa keluarga yang nya adalah faktor ekspos berlebihan
perkawinannya bahagia akan lebih peka, terhadap kekerasan di media.
responsif, hangat, dan penyayang terha- Media massa pada dasarnya jika bera-
dap anak-anaknya, dibandingkan dengan da di tangan yang benar dapat memberi-
keluarga yang perkawinannya tidak baha- kan informasi untuk mengembangkan
gia. Perilaku asertif yang memiliki karak- ilmu dan pengetahuan, tetapi jika berada
teristik tegas, jujur, terbuka, dan menghar- di tangan yang salah dapat berdampak
gai hak-hak orang lain, dapat dibentuk negatif bagi penggunanya. Kemajuan ilmu
melalui pola asuh orang tua otoritatif. dan teknologi berperan sangat penting
Secara empiris pengaruh pola asuh terha- terhadap perkembangan media massa, da-
dap perilaku anak juga didukung hasil lam waktu yang relatif singkat informasi
penelitian Martinez, Garcia, dan Yubero tentang berbagai peristiwa di belahan
(2007) bahwa pola asuh dapat mempenga- dunia dapat dihadirkan langsung dalam
ruhi tingkat kepercayaan diri (self esteem) waktu yang bersamaan dengan kejadian,
dan prestasi akademik anak – anak usia 11 dan di tempat yang berbeda dari tempat
– 15 tahun di Brazil. Penelitian Turner, kejadian. Media massa saat ini memiliki
Chandler, dan Heffer (2009) bahwa pola peran yang sangat penting sebagai proses
asuh berpengaruh terhadap masalah psi- transformasi nilai dan norma baru bagi
kologi anak (bersikap agresif) dan prestasi remaja. Hasil interpretasi penelitian
akademik. Sehingga dapat disimpulkan Elizabeth Noelle-Nuemann (Littlejohn &
bahwa dalam keluarga yang hubungannya Foss, 2008), menunjukkan bahwa media
terjalin dengan baik memengaruhi perila- memiliki efek yang sangat kuat dalam
ku, perkembangan kepribadian, dan emosi membentuk opini publik.
anak.
Bloom dkk. (1985) menjelaskan bahwa
Hasil penelitian sebelumnya yang di- individu yang tingkat asertivitasnya tinggi
lakukan oleh Astiwi (2007) menunjukkan dapat menjadi pertahanan diri yang efektif
bahwa terdapat perubahan pada diri dan adaptif, mampu mengenal diri sendiri
remaja yang meliputi aspek kognitif, dengan baik, mengetahui kekurangan dan
afektif, dan behavioral setelah para remaja kelebihan dirinya, sehingga mampu me-
membaca media. Aspek kognitif berhu- rencanakan tujuan hidupnya, mempunyai
bungan dengan faktor durasi membaca, rasa percaya diri, dan mampu mengambil
aspek afektif berhubungan dengan pemi- keputusan. Penelitian sebelumnya secara
lihan rubrik yang dibaca oleh remaja, empirik (Lumley, 2001; Trudeau dkk.,
sedang aspek behavioral berhubungan 2003; Sert, 2003; Sipayung, 2007; Gillen,
JURNAL PSIKOLOGI 83
SRIYANTO, DKK.
2003; Schwartz, 2006; Amat & Mahmud, gai hasil reinforcement maupun motivasi
2009; Afiatin, 2003) mendukung penelitian intrinsik itu sendiri.
ini. Adanya pengaruh negatif dari pola Kedua, pola hubungan dan komuni-
asuh orang tua terhadap kecenderungan kasi orang-tua dengan anak didasarkan
kenakalan remaja dalam penelitian ini pada hubungan yang mendorong anak
menunjukkan bahwa semakin baik penga- untuk mandiri dan diperlakukan secara
suhan orang tua yang dirasakan oleh anak sejajar oleh seluruh keluarga, tetapi masih
maka semakin rendah tingkat kenakalan menerapkan batas tertentu dan kendali
remaja pada peserta didik. Temuan ini pada tindakan anak. Seringkali karena
sejalan dengan hasil penelitian yang dila- pengetahuan dan otoritas yang dimiliki
kukan oleh Cohen dan Rice (1997), orangtua, interaksi orangtua dengan anak
Kusmierski, Nichols, dan McDonell (2001), terjadi dominasi orangtua untuk mengajar
Afiatin (2003), menyatakan bahwa hu- anak bagaimana menyesuaikan diri de-
bungan diadik yang baik dalam keluarga ngan peraturan dan regulasi. Perbedaan
berpengaruh terhadap meningkatnya per- hubungan dan komunikasi di dalam dan
kembangan psikologi remaja, dan dapat di luar keluarga, dapat menimbulkan per-
menurunkan perilaku agresif. Penelitian sepsi negatif terhadap keluarga. Remaja
ini juga mendukung hasil studi empirik cenderung belajar memformulasikan dan
yang dilakukan oleh Astuti (2004), menyatakan pendapat mereka, menghar-
Puspitawati (2006), yang menunjukkan gai sudut pandang teman sebaya, menego-
bahwa pengasuhan yang dilakukan orang siasikan solusi atas perselisihan secara
tua berpengaruh signifikan terhadap kooperatif, dan mengubah standar perila-
kecenderungan kenakalan remaja. Sum- ku yang dapat diterima secara bersama.
bangan terbesar terhadap kecenderungan Hubungan dalam lingkungan seperti ini
kenakalan remaja, dalam penelitian Astuti tentu saja dapat bersifat negatif maupun
(2004), diberikan oleh pengasuhan orang positif.
tua yang menjalankan gaya pengasuhan
Ketiga, media massa berpengaruh ter-
permisif, yaitu terlalu membiarkan dan
hadap perilaku asertif dan kecenderungan
memberikan kebebasan secara berlebihan
kenakalan remaja. Pesatnya perkembang-
kepada anak. Sedangkan sumbangan yang
an teknologi informasi, menempatkan me-
paling lemah adalah gaya pengasuhan
dia massa sebagai bagian penting dalam
demokratis.
kehidupan anak modern. Hal ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh
Kesimpulan McQuail bahwa media memiliki pengaruh
yang kuat terhadap pembentukan perila-
Berdasarkan hasil analisis dan pemba-
ku. Melalui media seseorang mendapat-
hasan terhadap hasil penelitian dapat
kan informasi dan pengetahuan yang
disimpulkan pertama, bahwa pembentukan
membentuk persepsi.
sikap dan perilaku asertif sangat penting
pada diri remaja sebab masa ini merupa-
kan masa yang menentukan bagi perkem- Kepustakaan
bangan kepribadian selanjutnya. Perilaku
Afiatin, T. (2003). Pengaruh Program Kelom-
asertif memiliki pengaruh yang signifikan
pok AJI dalam Peningkatan Harga Diri,
negatif terhadap kecenderungan kenakal-
Asertivitas, dan Pengetahuan Mengenai
an remaja. Perilaku dibentuk melalui kon-
NAPZA untuk Prevensi Penyalahgunaan
teks sosial yang dapat dipelajari baik seba-
84 JURNAL PSIKOLOGI
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
NAPZA pada Remaja. (Disertasi tidak Benson, J. B., & Haith M. M. (2009). Social
dipublikasikan). Fakultas Psikologi and Emotional Development in Infancy
Universitas Gadjah Mada, Yogya- and Early Childhood, Oxford: Elsevier.
karta. Bloom, L. Z., Coburn, K., & Pearlam, J.
Amat, S., & Mahmud, Z. (2009). (1985). The Assertive Woman, New
“Hubungan antara Ketegasan Diri dan York: Dell Publishing Co. Inc.
Kepuasan Hidup dalam Kalangan Chong, J. Y., & Li, Jen-Yi. (2008). Social
Pelajar Institusi Pengajian Tinggi (The Skills in Children with Special Needs,
Relationship between Assertiveness With and Without Mainstream Education
and Satisfaction with Life Among in Singapore, Singapore: National
Students at a Higher Learning Insti- Institute of Education, Nanyang
tution)”, Jurnal Pendidikan Malaysia, Technological University.
34(2), 49 – 65.
Cohen, D. A., & Rice, J. (1997). Parenting
Arslan, D. O. (2012). Perbedaan Perilaku Styles, Adolescent Substance Use, and
Asertif dan Konformitas Antara Etnis Academic Achievement. Journal of
Cina dengan Etnis Jawa (Penelitian Pada Drug Education, 27, 199 – 211.
Siswa SMA Sedes Sapentiae Semarang,
Gillen, T. (2003). Assertiveness, London:
(Tesis tidak dipublikasikan). Univer-
Management Shapers, Chartered Insti-
sitas Negeri Semarang.
tute of Personnel and Development
Astiwi, H. (2007). Pola Membaca Majalah (CIPD).
Remaja dan Pengaruhnya Terhadap Peri-
Golden, L. (2002). Evaluation of the Efficacy
laku Remaja (Kasus Siswa Sekolah Mene-
of a Cognitive Behavioral Program for
ngah Umum Negeri 2 Bogor, Propinsi
Offenders on Probation: Thinking for a
Jawa Barat). (Skripsi tidak
Change, Dallas: University of Texas
dipublikasikan). Prodi Komunikasi
Southwestern Medical Center.
dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Pertanian IPB. Golden, M. (1978). A Suggested Measure of
Cognition Within the Context of
Bandura, A. (1989). Social cognitive theory.
Assertion, A Thesis of Department of
In R. Vasta (Ed.), Annals of Child Deve-
Psychology, Presented in Partial
lopment. Vol. 6. Six Theories of Child
Fulfillment of the Requirements for
Development, 1-60.
the Degree of Doctor of Philosophy at
Bandura, A., & Walters, R. H. (1963). Social Concordia University, Montreal,
Learning and Personality Development, Quebec: Concordia University:
New York: Holt Rinehart Sr Winston. unpublished.
Baran, S. J., & Davis, D. K. (2009). Mass Gunarsa, S., & Gunarsa, Y. S. (2011).
Communication Theory: Foundations, Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
Ferment, and Future, 5th Edition, Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung
Boston: Wadsworth Cengage Mulia.
Learning.
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2008).
Bennett, T. (1982). “Theories of The Media, Theories of Learning, Terjemahan,
Theories of Society”, in Michael Jakarta: Kencana.
Gurevitch, eds., Culture, Society and
The Media, London: Methuen.
JURNAL PSIKOLOGI 85
SRIYANTO, DKK.
86 JURNAL PSIKOLOGI
PERILAKU ASERTIF, KENAKALAN REMAJA, POLA ASUH DAN MEDIA MASSA
lah Terhadap Kenakalan Pelajar di Sekolah Shaffer, D. R., & Kipp, K. (2010). Develop-
Menengah Lanjutan Tingkat Atas mental Psychology, Childhood &
(SLTA) di Kota Bogor, (Disertasi tidak Adolescence, 8 Edition, Wadsworth:
th
JURNAL PSIKOLOGI 87
SRIYANTO, DKK.
Uyun, Q., & Hadi, S. (2005). “Pelatihan Wijayanti, R. (2008). Hubungan Menonton
Asertivitas untuk Meningkatkan Keta- Tayangan Sinetron “Virgin” di ANTV
hanan Isteri terhadap Tindak Kekeras- dengan Perilaku Asertif Remaja,
an Suami”, SOSIOSAINS, 18(1). MediaKOM, 1(1), 50 – 61.
Weiner, I. B., Editor-in-Chief, (2003). Hand- Wilson, K., & Gallois, C. (1993). Assertion &
book of Psychology, Vol. 6 Developmental Its Social Context, Oxford: Pergamon
Psychology, New Jersey: John Wiley & Press Ltd.
Sons Inc.
88 JURNAL PSIKOLOGI