You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan penting bagi setiap mahluk hidup secara sosial dan ekonomi.
Sehat yaitu suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit baik fisik,
mental dan sosial. Dari pengertian tersebut memerlukan suatu kesehatan yang
optimal dengan upaya meningkatkan derajat kesehatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Terutama pada saat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Aktivitas
fungsional sehari – hari ditunjang oleh keempat ekstremitas diantaranya adalah
kaki. Kaki merupakan alat gerak tubuh yang memiliki peran penting untuk
melakukan aktivitas. Aktivitas tersebut di antaranya berdiri, berjalan, berlari,
berpindah tempat dan aktivitas fungsional lainnya. Ketika kehilangan kaki akibat
amputasi maka aktivitas manusia pun akan terganggu. Manusia akan kesulitan
melakukan aktivitas secara mandiri sehingga sebagian besar memelurkan bantuan
orang lain (Bash, E., 2015).
Amputasi merupakan pengangkatan anggota tubuh yang melibatkan
pemotongan sebagian atau seluruh anggota badan (Marrelli.T.M:2008). Amputasi
ekstremitas bawah dilakukan lebih sering dari pada ekstremitas atas, pada
umumnya amputasi disebabkan oleh kecelakaan, gangguan kongenital dan
penyakit, termasuk penyakit Peripheral Artery Disease (PAD) (Risnanto:2014).
Chronic Limb schaemia merupakan salah satu klasifikasi dari Peripheral Artery
Disease (PAD). Peripheral Artery Disease (PAD) secara luas mencakup penyakit
vascular disebabkan terutama oleh aterosklerosis dan proses patofisiologis
tromboli yang normal struktur dan fungsi aorta, cabang arteri visceralnya dan

1
arteri dari ekstremitas bawah. 4 Chronic Limb Ischaemia merupakan penurunan
aliran darah pada tungkai bawah yang ditandai nyeri ketika istirahat dan
berlangsung lebih dari dua minggu, disertai adanya bisul atau gangren maupun
tanda- tanda sekunder dari Peripheral Artery Disease (PAD) (Dieter:2017).
Chronic Limb Ischaemia memiliki resiko gangrene dan kehilangan fungsi dari
tungkai sehingga memiliki resiko amputasi. Menurut WHO pada tahun 2010
Prevalensi amputasi di USA 350.000-1000.000 dan insiden 20.000-30.000 dalam
setahun. Insiden tertinggi pada gol umur 50-75 tahun dan 240.000 kasus yang
sudah di amputasi akibat Chronic Limb Ischaemia. Kebanyakan amputasi 80%
dilakukan pada komplikasi penyakit pembuluh darah perifer dan sebagian besar
melibatkan anggota tubuh bagian bawah. 40% dilakukan pada penderita diabetes.
Sedangkan indikasi lain termasuk trauma, tumor ganas, kongenital deformitas.
Pada tahun 2015 di rawat jalan terdapat 86 kasus amputasi dan 146 kasus
amputasi di RSPAD Gatot Soebroto. Selanjutnya data pada tahun 2015 hingga
2016 naik hingga 35,3%.
Fisioterapi memegang peranan penting terhadap penatalaksanaan post
amputasi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 80 Tahun 2013 pasal 1
yang menyatakan bahwa fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang
ditunjukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.
Permasalahan yang muncul akibat dari amputasi kaki di antaranya nyeri luka
operasi, penurunan lingkup gerak sendi penurunan kekuatan otot, dan penurunan
kemampuan fungsional. Dalam hal ini Fisioterapis berperan untuk
mempersiapkan kondisi pasien dari sebelum dan sesudah operasi amputasi sampai
pemakaian kaki palsu. Dengan menggunakan modalitas TENS dan terapi latihan
berupa aktif ROM exercise, stretching, strengthening, core stability exercise.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk yaitu untuk mengetahui intervensi

2
fisioterapi pada kasus post amputasi transtibial sinistra akibat chronic limb
ischemia.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian amputasi,
perawatan luka, hipnoterapi dan totok wajah
b. Agar pembaca dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya amputasi
c. Agar pembaca dapat mengetahui manfaat perawatan luka, hipnoterapi
dan totok wajah
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan luka
b. Untuk mengetahui langkah-langkah melakukan hipnoterapi
c. Untuk mengetahui langkah langkah dan cara melakukan totok wajah
d. Untuk mengetahui mengapa perawatan luka, hipnoterapi dan totok
wajah dapat membantu melakukan implementasi pada pasien
amputasi

C. Manfaat
1. Aspek teoritis
Memberikan referensi mengenai bullying di kalangan remaja
2. Aspek praktis
a. Intitusi pendidikan
Sebagai masukan dan pertimbangan dalam memberikan pendidikan
bullying
b. Remaja
Menambah wawasan tentang bullying, sehingga dengan pengetahuan
yang baik dapat mengurangi kejadian bullying

3
c. Penulis lain
Penulis berharap agar hasil penulisan ini dapat menambah pengetahuan
dan sebagai bahan pertimbangan untuk penulisan berikutnya

4
BAB II

AMPUTASI

A. DEFENISI AMPUTASI
Amputasi adalah pembedahan yang melibatkan pemotongan sebagian atau
seluruh anggota badan. Amputasi ekstremitas bawah dilakukan lebih sering
dari pada ekstremitas atas,pada umumnya amputasi disebabkan oleh
kecelakaan, gangguan congenital dan penyakit, termasuk penyakit Peripheral
Artery Disease (PAD). Chronic Limb Ischaemia merupakan salah satu
klasifikasi dari Peripheral Artery Disease (PAD). Chronic Limb Ischaemia
merupakan penurunan aliran darah pada tungkai bawah yang ditandai nyeri
ketika istirahat dan berlangsung lebih dari dua minggu, disertai adanya bisul
atau gangren maupun tanda- tanda sekunder dari Peripheral Artery Disease
(PAD). Chronic Limb Ischaemia memiliki resiko gangren dan kehilangan
fungsi dari tungkai sehingga memiliki resiko amputasi. Amputasi below knee
adalah suatu jenis amputasi yang dilakukan pada bawah lutut yang biasanya
terjadi karena cidera traumatis ataupun karena penyakit pembuluh darah
(Guyton, 2015).
Amputasi ekstremitas bawah memiliki beberapa level dari
pengangkatan sebagian dari jari kaki hingga hilangnya seluruh kaki dan bagian
dari panggul. Berikut ini adalah level amputasi ekstremitas bawah (Marshall,
2016).
Toes Toe amputasi merupakan amputasi yang paling umum dilakukan
diekstremitas bawah. Hal ini penting untuk mengevaluasi sirkulasi arteri
sebelum mempertimbangkan kaki amputasi. Teraba nadi dikaki dikaitkan
dengan tingkat penyembuhan 98%, berbeda dengan nadi di daerah kaki yang

5
tidak teraba mengurangi ke 75%. Toe amputasi dapat dilakukan dengan
menggunakan melingkar sayatan. Biasanya dilakukan melalui phalax
proksimal; Transmetatarsal disebut fore foot amputasi. Transmetatarsal
amputasi di indikasikan untuk gangren atau infeksi yang mempengaruhi
beberapa jari kaki; Symes (ankle disarticulation) Bagian tulang yang
diamputasi adalah os distal tibia, talus, calcaneus, cuneiforms, cuboid,
navicular, metatarsal, dan jari-jari kaki. Syme amputasi pada tingkat
pergelangan kaki jarang ditunjukkan dalam praktek bedah vaskular. Sulit untuk
menyesuaikan protesa di bandingkan dengan Below Knee Amputasi; Below
knee (transtibial) merupakan amputasi pada level ini merupakan amputasi yang
paling sering dilakukan. Panjang stump-nya sekitar 10 – 14 cm dari sendi lutut.
Pasien dengan sirkulasi yang buruk di area bawah lutut (transtibial) amputasi
idealnya harus dilakukan dari atas dan sepertiga tengah tibia atau tulang kering.
Penting dipahami bahwa tingkat kesembuhan meningkat ketika amputasi lebih
dekat ke lutut. Orang dengan amputasi bawah lutut akan lebih mungkin untuk
menerima dan menggunakan prosthesis dari amputasi tingkat level lainnya
yang lebih tinggi; Knee disarticulation merupakan amputasi dilakukan pada
sendi lutut dengan memisahkan tungkai bawah. Tulang femur akan
dipertahankan seutuhnya; Above knee (transfemoral) merupakan amputasi
pada level ini merupakan amputasi yang tersering nomor 2 setelah amputasi
transtibial. Pada amputasi transfemoral, amputasi dilakukan pada area femur,
area yang di amputasi berada di 1/3 tulang femur; Hip disarticulation dan
Hemipelvectomy (hindquarter) merupakan indikasiutama untuk operasi ini
adalah penyakit ganas, trauma yang luas, infeksi atau gangren, atau
nonpenyembuhan tinggi atas lutut amputasi.

B. Anatomi dan Fisiologi


Sendi lutut terdiri dari hubungan antara os femur dan os tibia (tibiofemoral joint),
os femur dan os patella (patella femoralis joint) dan os tibia dan os fibula
(tibiofibularis proximalis joint) (Syatibi, 2015).

6
1. Tulang Pembentuk
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang
itu bersendi dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari
sini menjulur medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya
berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Batang
femur berbentuk silinder, halus, dan bundar didepan dan di sisi-sisinya;
melengkung ke depan dan dibelakangnya ada belebas yang sangat jelas,
disebut linea aspera, tempat kaitan sejumlah otot, diantaranya adduktor paha.
Ujung bawah berbentuk lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah
lekukan interkondiler, sebuah permukaan popliteum, dan sebuah permukaan
patelaris. Femur mengadakan persendian dengan tiga tulang; tulang coxa,
tulang tibia, dan patela, tetapi tidak bersendi dengan fibula.
Patela atau tumpuan lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang
berkembang didalam tendon otot quadriceps ektensor. Apeks patela
meruncing ke bawah. Permukaan anterior tulang kasar. Permukaan
posteriornya halus dan bersendi dengan permukaan pateler ujung bawah
femur. Letaknya didepan sendi lutut, tetapi tidak ikut serta didalamnya. Tibia
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka utama tungkai bawah dan
terletak medial dari fibula atau tulang betis; tibia adalah tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung.

7
Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil lateral. Kondil-
kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir dari tulang.
Permukaan superiornya memperlihatkan dua dataran permukaan persendian
untuk femur dalam formasi sendi lutut. Permukaan-permukaan tersebut halus
dan diatas permukaannya yang datar terdapat tulang rawan semilunar
(setengah bulan) yang membuat permukaan persendian lebih dalam untuk
penerimaan kondil femur. Fibulla Fibula atau tulang betis adalah tulang
sebelah lateral tungkai bawah. Merupakan sebuah tulang pipa dengan sebuah
batang dan dua ujung. Ujung atas berbentuk kepala dan bersendi dengan
bagian belakang luar tibia, tetapi tidak masuk dalam formasi sendi lutut.
Batangnya ramping dan terbenam dalam otot tungkai dan memberi banyak
kaitan. Ujung bawah di sebelah bawah lebih memanjang menjadi maleolus
lateralis. Beberapa struktur penting berada di dalam sendi lutut. Tulang rawan
semilunaris terledak di atas permukaan persendian yang berupa dataran tinggi
tibia guna memperdalamnya untuk penerimaan kondiler femur. Ligamen
bersilang berjalan dari puncak kondil tibial ke arah permukaan kasar diatas
interkondiloid femur.

2. Ligamen
Ligamen merupakan bagian dari stabilitas pasif sendi, yang mana stabilitas
sendi lutut sangat di pengaruhi oleh kekuatan dari ligamen collateral, ligament
cruciatum, capsul sendi, meniscus dan tendon. Ligamen collateral berfumgsi
untuk menahan beban baik dari medial ataupun dari lateral (Syatibi; 2015).
Sedangkan arah ligamentum collateral lateral dan medial akan meberikan

8
gaya yang bersilangan, sehingga akan memperkuat stabilitas sendi lutut
terutama pada posisi extensi. Ligamen cruciatum terdiri dari dua jenis, yaitu
ligament cruciatum anterior yang berfungsi menahan gerakan translasi os tibia
terhadap os femur ke arah anterior. Ligamen cruciatum posterior berfungsi
untuk menahan gerak translasi os tibia terhadap os femur ke arah posterior.

3. Otot Penyusun
Otot disekitar sendi lutut mempunyai fungsi sebagai stabilitas sendi
aktif sekaligus sebagai penggerak dalam aktifitas sendi lutut, otot tersebut
antara lain: M. Quadriceps (M. Vastus Medial, M. Vastus Lateralis, M. Vastus
Intermedius dan M. Rectus Femoris). Keempat otot tersebut sebagai grup otot
extensor sedangkan grup fleksor terdiri dari: M. Hamstring (M. Biceps
Femoris, M. Semimembrannosus dan M. Semitendinosus) (Arifin, S, 2013)
a. Flexor Knee
M. Biceps Femoris (Caput Longum) Origo: Tuberositas ishiadicum,
membagi tendon sama besar dengan semitendinosus dan
semimembranosus. Insersio: Sisi lateral caput fibula Inervasi: Nervus tibial
(S1-S3); M. Biceps Femoris (Caput Brevis) Origo: Linea aspera femur
Insersio: Permukaan lateral caput fibula Inervasi: Common fibular
(peroneal) (L5, S1, S2); M. Semimembranosus Origo: Tuberositas
ishiadicum, membagi tendon sama besar dengan semitendinosus dan biceps
femoris. Insersio: Permukaan posterior medial condylus tibia Inervasi:
Nervus tibial (L5 – S2); M. Semitendinosus Origo: Tuberositas ishiadicum,
membagi tendon sama besar dengan semitendinosus dan biceps femoris.
Insersio: Permukaan medial dari superior tibial melalui tendon pes
anserinus. Inervasi: Nervus tibial (L5–S2) .
b. Extensor Knee
M. Rectus Femoris Origo: Spina iliaca anterior inferior dan bagian superior
lekukan acetabulum Insersio: Tuberositas tibia Inervasi: Nervus femoral
(L2-L4); M. Vastus Intermedius Origo: 2/3 atas bagian anterior dan

9
permukaan lateral os femur Insersio: Tuberositas tibialis Inervasi: Nervus
femoral (L2-L4); M. Vastus Lateralis Origo: Trochanter major dan
permukaan lateral atas linea aspera Insersio: Tuberositas tibia Inervasi:
Nervus femoral (L2-L4); M. Vastus Medialis Origo: Linea
intertrochanterica dan bagian medial linea aspera Insersio: Tendon patella
dan tuberositas tibia Inervasi: Nervus femoris (L2-L4)
c. Extensor Knee
Meniscus Terdapat dua buah meniskus sendi diantaranya: Cartilago
Semilunaris Medialis Bentuknya hampir semisirkular dan bagian belakang
jauh lebih lebar dari pada depannya. Cornu anterior melekat pada area
intercondylaris anterior tibia dan berhubugan dengan cartilago semilunaris
lateralis melalui ligamentum tranversum. Cornus posterior melekat pada
area intercondylaris posterior tibia. Bagian perifernya melakat pada simpai
dan ligamentum collateral sendi. Kemudian terdapat Cartilago Semilunaris
Lateralis Bentuknya hamper sirkular dan melebar secara merata. Cornu
anterior melekat pada area intercondylaris anterior. Cornu posterior
melekat pada area intercondylaris posterior. Jaringan fibrosa biasanya
keluar dari cornu posterior mengikuti ligamentum cruciatum posterior ke
condylus medial femoris. Batas perifer cartilage dipisahkan dari
ligamentum collaterale lateral oleh tendon m.popliteus. Cartilago
semilunaris lateralis kurang terfiksasi dibandingkan cartilage semilunaris
medialis.

C. EPIDEMIOLOGI
Chronic Limb Ischaemia memiliki resiko gangren dan kehilangan fungsi dari
tungkai sehingga memiliki resiko amputasi. Menurut WHO pada tahun 2010
Prevalensi amputasi di USA 350.000- 1000.000 dan insiden 20.000-30.000
dalam setahun. Insiden tertinggi pada gol umur 50-75 tahun dan 240.000 kasus
yang sudah di amputasi akibat Chronic Limb Ischaemia. Kebanyakan amputasi
80% dilakukan pada komplikasi penyakit pembuluh darah perifer dan sebagian

10
besar melibatkan anggota tubuh bagian bawah. 40% dilakukan pada penderita
diabetes. Sedangkan indikasi lain termasuk trauma, tumor ganas, kongenital
deformitas. Selama periode 10 tahun terakhir, lower limb amputation dilakukan
pada 62 wanita dan 71 pria dengan diabetes serta 79 perempuan dan 78 laki-laki
tanpa diabetes. Pasien amputasi biasanya laki-laki namun perempuan
berkisar 20%. Hal yang paling banyak menyebabkan amputasi adalah trauma
dengan 46%, sisanyadisebabkan oleh kerusakan jaringan dan masalah pembuluh
darah 42%. Pada tahun 2015 di rawat jalan terdapat 86 kasus amputasi dan 146
kasus amputasi di RSPAD Gatot Soebroto. Tahun 2007 di ruang perawatan
penyakit dalam RSUP. Cipto Mangunkusumo Jakarta terdapat 111 klien dan
Selanjutnya data pada tahun 2015 hingga 2016 naik hingga 35,3%.

D. ETIOLOGI
Trauma merupakan penyebab utama amputasi di seluruh dunia. Jumlah orang
yang di amputasi adalah karena trauma bervariasi dari negara ke negara. Di
negara-negara maju, trauma biasanya terjadi sebagai akibat kecelakaan industri,
kecelakaan pertanian, atau kendaraan bermotor kecelakaan, yang meliputi
mobil, sepeda motor dan kereta api. Trauma menyumbang sekitar 30% dari
amputasi baru (Enrico, 2004). Penyakit terdiri dari ada penyakit peripheral
vascular, penyakit yang menyebabkan amputasi, penyakit pembuluh darah
dengan sirkulasi yang buruk adalah yang paling umum. Penyakit ini membatasi
aliran darah arteri untuk ekstremitas bawah menyebabkan bisul dan gangren,
yang dapat menyebabkan amputasi. Diabetes adalah penyebab umum lain dari
kehilangan anggota tubuh. Ada diperkirakan 135.000.000 orang dengan
diabetes di dunia. Komplikasi diabetes menurunkan sirkulasi dan sensasi pada
tungkai. Hal ini dapat mengakibatkan bisul dan infeksi yang dapat
menyebabkan amputasi. Tumor merupakan ekstremitas yang terkena tumor di
angkat untuk mencegah penyebaran kanker dan menghindari kematian. Kusta
dapat menyebabkan hilangnya sensasi di tangan dan kaki. Bisa terjadi terinfeksi
dan, jika tidak diobati dapat menyebabkan amputasi. Kongenital Adanya

11
deformitas sejak bayi. Dari seluruh kasus, sekitar 1% penyebab amputasi yang
disebabkan oleh bawaan sejak lahir terjadi karena adanya deformitas.

E. PATOFISIOLOGI
Chronic Limb Ischaemia merupakan klasifikasi dari penyakit arteri
peripheral. Biasanya dikaitkan dengan obstruktif di arteri aterosklerotik. Proses
penyakit ini, penting untuk dicatat bahwa karena hasilnya Chronic Limb
Ischaemia yaitu dari ketidak seimbangan antara suplai nutrisi dan permintaan
metabolik pada jaringan distal (Dieter, 2017).
Salah satu penyebab adalah Aterosklerosis.
Chronic Limb Ischaemia, hasil dari penyakit oklusi arteri Peripheral
aterosklerotik dan banyak factor risiko yang sama penyakit aterosklerosis di
wilayah vaskular lainnya. Faktor risiko meliputi hipertensi,
hypercholesterikemia (kolestrol tinggi), merokok dan diabetes mellitus.
Aterosklerosis memiliki beberapa tahap untuk menjadikan plak di arteri.
Langkah A melibatkan aktivasi sel endotel, monosit rekrutmen, dan penyerapan
LDL dimodifikasi dan aktivasi dari sel-sel otot polos pembuluh darah. Langkah
B kemajuan ke tahap beruntun lemak di mana disusupi monosit mengkonversi
ke makrofag yang menjadi sel busa. Langkah C mengandung lipid berlimpah,
endotel dan pembuluh darah halus aktivasi sel otot, dan monosit infiltrasi terus.
Langkah D melibatkan pembentukan ateroma yang kompleks di mana limfosit
direkrut ke neointima plak tumbuh dan selsel otot polos pembuluh darah secara
signifikan memperluas. Langkah E dan menghasilkan matriks extracelluar
signifikan menciptakan fibrosa. Tahap akhir dari aterosklerosis adalah pecahnya
plak dan trombosis.
Aterosklerosis menyebabkan penyempitan lumen arteri yang disebut
dengan stenosis atau terjadi thrombosis sehingga thrombosis pada arteri atau
vena, mengakibatkan terganggu atau tersumbatnya aliran darah dari atau ke
jaringan organ-organ. Aterosklerosis terjadi ketika plak menumpuk pada
dinding pembuluh darah arteri yang memasok darah ke tungkai. Plak tersebut

12
terdiri dari kolesterol dan zat-zat lemak lainnya. Hal ini yang menyebabkan
arteri menjadi tersumbat sehingga dapat mengurangi atau menghentikan aliran
darah ke daerah tungkai. Apabila cukup parah, maka aliran darah dapat
tersumbat dan menyebabkan kematian jaringan sehingga dapat dilakukan
tindakan amputasi.

F. MANIFESTASI
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pasien dengan post operasi
amputasi antara lain sebagai berikut (Vitriana, 2012) :Phantom Sensation,
didefinisikan sebagai suatu sensasi yang timbul tentang keberadaan bagian yang
diamputasi. Pasien mengalami sensasi seperti dari alat gerak. Kondisi ini dapat
disertai dengan perasaan rasa baal yang tidak menyenangkan. Phantom sensation
dapat juga terasa sangat nyata sehingga pasien dapat mencoba untuk berjalan
dengan kaki yang telah diamputasi. Dengan berlalunya waktu, phantom
sensation cenderung menghilang tetapi juga terkadang akan menetap untuk
beberapa dekade. Biasanya sensasi terakhir yang hilang adalah yang berasal dari
jari, jari telunjuk atau ibu jari, yang terasa seolah-olah masih menempel pada
puntung. Phantom Pain, dapat timbul lebih lambat dibandingkan dengan
phantom sensation. Sebagian besar phantom pain bersifat temporer dan akan
berkurang intensitasnya secara bertahap serta menghilang dalam beberapa
minggu hingga kurang lebih satu tahun. Bagaimanapun juga sejumlah
ketidamampuan dapat timbul menyertai rasa nyeri pada beberapa pasien
amputasi.

13
BAB III

PERAWATAN LUKA

A. DEFENISI LUKA
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat
proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ
tertentu (Lazarus,etal.,1994 dalam A Potter & Perry, 2006). Luka adalah
kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh
yang lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti hilangnya
seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis, perdarahan dan
pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel (Kozier, 1995).
1. Jenis Luka
Berdasarkan lama waktu penyembuhannya, luka dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Luka Akut
Luka akut adalah luka trauma yang biasanya segera mendapat
penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi
komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan
penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan. Contohnya
adalah luka sayat, luka bakar, luka tusuk.
b. Luka Kronik
Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan,
tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul
kembali. Contohnya adalah ulkus tungkai, ulkus vena, ulkus arteri
(iskemi), penyakit vaskular perifer ulkus dekubitus, neuropati perifer
ulkus decubitus.

14
2. Proses Fisioliogis Penyembuhan Luka
Proses fisiologis Penyembuhan Luka, yaitu:
a. Inflamasi
Fase ini dimulai dari pertama kali terjadi trauma ketika pembuluh
kapiler berkontraksi dan trombosit memfasilitasi hemostatis. Respons
pertahanan melawan bakteri pathogen yang berasal dari
polymorphonuclear leukocytes (polmorphs) dan makrofag. Polymorphs
melindungi luka dari invasi bakteri saat makrofag membersihkan debris
dari luka. Fase ini berlangsung mulai hari ke-0 s/d hari ke-3.
b. Poliferasi
Fase ini dibagi menjadi fase deskruktif dan polifrasi. Polymorphs
bersama makrofag membunuh bakteri pathogen dengan cara fagositik,
memakan bakteri yang mati dan debris agar luka menjadi bersih.
Makrofag juga diperlukan dalam penyembuhan luka untuk menstimulasi
sel fibroblastic untuk membuat kolagen. Angiogenesis terjadi untuk
membuat jaringan vaskuler baru. Migrasi sel-sel epitel diatas dasar luka
yang bergranulasi. Kontraksi luka terjadi selama fase rekontruksi. Fase
ini berlangsung mulai hari ke-3 s/d ke-21
c. Maturasi
Merupakan fase remodeling, dimana fungsi utamanya untuk
meningkatkan kekuatan daya regang luka. Selama fase maturasi, secara
perlahan-lahan kolagen menempatkan diri pada daerah yang lebih
terorganisir dan menambah kekuatan daya regang luka. Fase ini
berlangsung mulai hari ke -21 s/d 3 tahun
3. Faktor Yang Menghambat Penyembuhan Luka
Faktor yang menghambat penyembuhan luka yaitu:

15
1. Lingkungan kuka yang a. Memungkinkan sel-sel epithelial
kering : mongering dan mati
b. Mengganggu migrasi sel epithelial
melewati permukaan luka

2. Defisiensi nutrisi : a. menghambat pembentukan serabut


a. Vit C kolagendan perkembangan kapilaria
b. Protein b. mengurangi suplai asam amino
c. zinc untuk perbaikan jaringan
c. mengganggu epitelisasi
3. gangguan sirkulasi : a. mengurangi suplai nutrisi pada area
luka
b. menghambat respon inflamasi dan
pengangkatan debris pada area luka
4. stress (nyeri,kurang Melepaskan katekolamin yang
tidur) : menyebabkan vasokontriksi
5. antiseptic : a. Toksik pada fibroblast
a. H2O2 b. Toksik pada sel darah merah, sel
b. Povidone Iodine darah putih dan fibroblast
c. Chiorhexidine
6. Benda asing : a. Menghambat penutupan luka
b. Meningkatkan respon inflamasi
7. Infeksi : a. Meningkatkan respon inflamasi
b. Meningkatkan kerusakan jaringan
8. Akumulasi cairan : Menghambat jaringan mendekat
9. Gesekan mekanik : Memusnahkan jaringan granulasi
10. Radiasi : Bisa menyebabkan nekrosis jaringan
11. Penyakit DM : Menghambat sintesa kolagen,
mengganggu sirkulasi, hiperglikemis
mengganggu fagositosis, dan hambatan

16
terhadap sekresi insulin akan
mengakibatkan peningkatan gula darah,
sehingga nutrisi tidak dapat masuk ke
dalam sel
12. Anemia : Mengurangi suplai oksigen

B. Perawatan luka
Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka
agar dapat mencegah terjadinya trauma (injuri) pada kulit membran mukosa atau
jaringan lain, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit.
Serangkaian kegiatan itu meliputi pembersihan luka, memasang balutan,
mengganti balutan, pengisian (packing) luka, memfiksasi balutan, tindakan
pemberian rasa nyaman yang meliputi membersihkan kulit dan daerah drainase,
irigasi, pembuangan drainase, pemasangan perban (Briant, 2007).
1. Balutan
a. Tujuan pemilihan balutan
1) Untuk menciptakan lingkungan yang kondusif penyembuhan luka
2) Untuk meningkatkan kenyamanan
3) Untuk melindungi luka dari sekitar luka
4) Untuk mengurangi nyeri
5) Untuk mempertahankan temperature pada luka
6) Untuk mengontrol pendarahan
7) Untuk mencegah/ mengontrol odor
8) Untuk mengatur drainase
9) Untuk imobilisasi bagian tubuh yang cedera
10) Untuk mencegah infeksi
11) Untuk mengurangi stress pada klien dengan menutup lukanya

17
b. Balutan yang ideal
Balutan yang idel memiliki ciri-ciri:
1) Menampung kelebihan eksudat dan mencegah maserasi
2) Memelihara lingkungan luka yang lembab
3) Mempertahankan suhu yang optimum/insulasi panas
4) Mencegah invasi bakteri
5) Mencegah terjadinya infeksi
6) Tidak menyebabkan reaksi alergi pada kulit
7) Membuang jaringan mati
8) Nyaman untuk digunakan
c. Perbedaan balutan konvesional dan modern
Balutan konvesional Balutan modern
Perwatan terbuka/kering Perawatan tertutup(lembab)
Dibuka setiap hari Tidak dibuka setiap hari
Painfull Painless
Tiap kali dibuka berdarah Tidak berdarah saat dibuka
Biaya kurang efektif Cost effective
Berakhir amputasi Cegah sejak dini
d. Macam-macam balutan modern
1) Kassa kering
2) Tranparant film
3) Hydrogel
4) Hydrocolloid
5) Calcium alginate
6) Hydrosellulosa
7) Polyurethane foam
8) Silicon dressing
9) Hydrofobik
10) Cadexomer Iodine
11) Silver dressing

18
BAB IV

HIPNOTERAPI

A. DEFENISI HIPNOTERAPI
Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam kondisi hypnosis.
Kata "Hipnosis" adalah kependekan dari istilah James Braid's (1843) "neuro-
hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem saraf". Orang yang terhipnotis
menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling
jelas adalah mudah disugesti. Hipnotherapi sering digunakan untuk memodifikasi
perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan
disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan
perkembangan pribadi.
Hipnoterapi adalah suatu rangkaian proses yang digunakan seorang
hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah klien dengan ilmu hipnosis.
Hipnoterapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan
relaksasi (trans), dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai, maka secara
alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga
yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan
yang diberikan. Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti (perintah positif) untuk mengatasi masalah kognisi
(pikiran), afeksi (perasaan), dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan
sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan metode hipnosis. Hipnosis bisa
diartikan sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran
bawah sadar seseorang. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk
terapi disebut “hypnotherapist”. Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh
kata-kata yang disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan
dalam hipnoterapi adalah komunikasi.

19
B. Manfaat Hipnoterapi
Banyak orang yang sudah merasakan manfaat dari hipnoterapi ini. Beberapa
manfaat yang bisa Anda dapatkan dari hipnoterapi, antara lain:
1. Menurunkan berat badan
Hipnoterapi juga bisa digunakan untuk menurunkan berat badan. Bagi siapa
saja yang mengalami obesitas bisa mencoba terapi ini. Terapi dilakukan
dengan menstimulasi persepsi klien dan membuatnya makan secukupnya.
Klien menjadi berubah nafsu makannya dan persepsinya terhadap makanan.
Apabila sebelumnya orang dengan obesitas memiliki nafsu makan besar,
maka setelah terapi nafsu makan klien akan berkurang. Penelitian dari
Cochrane, 2009 juga menyatakan bahwa hipnoterapi bisa digunakan pada
obesitas untuk mengurangi berat badan melalui judul artikelnya
yaitu Psychological Intervention for Overweight or Obesity.
2. Berhenti merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang paling sulit dihentikan. Seperti yang
sudah diketahui, efek merokok buruk bagi kesehatan, sehingga seringkali
orang orang ingin berhenti merokok namun tidak bisa atau mengalam
kesulitan. Hipnoterapi juga digunakan untuk membantu klien mengurangi
kebiasaan merokok, ataupun kebiasaan lain yang sifatnya ketagihan. Terapi
ini bisa membantu menstimulasi keinginan untuk konsumsi rokok, alkohol,
atau lainnya sehingga dapat berkurang. Cochrane dalam penelitiannya juga
mengemukakan efek hipnoterapi untuk merokok pada tahun 2010 dalam
artikel Hypnotherapy for Smoking Cessation.
3. Menghilangkan kecemasan
Kecemasan berlebihan muncul akibat persepsi individu yang buruk terhadap
suatu situasi. Hipnoterapi dapat membantu mengurangi kecemasan berlebih,
misalnya pada saat saat kehamilan. Hipnoterapi menggunakan pendekatan
teknik rileksasi, sehingga mampu membuat pikiran lebih rileks dan
mengurangi ketakutan ketakutan yang dirasakan, sehingga kecemasan pun
berkurang.

20
4. Asma
Asma merupakan gejala sesak nafas akibat efek alergi yang menyebabkan
penyempitan pada saluran pernafasan. Serangan asma mampu dipicu oleh
hal hal yang bersifat stres ataupun kelelahan. Hipnoterapi ini mampu
membantu mengurangi timbulnya gejala asma pada klien dengan
menstimulasi tingkat stresnya dan membuat klien lebih rileks.
5. Mengatasi depresi
Depresi timbul dari stres stres yang menumpuk dan individu tidak mampu
mengembalikan pikirannya pada kondisi seimbang. Hipnoterapi juga bisa
digunakan pada orang yang depresi dimana tingkat stres dalam dirinya
begitu besar dan menunjukkan gejala menyimpang. Hipnoterapi mampu
membuat klien lebih tenang, rileks, dan membantu memberikan sugesti
yang baik agar mampu diingat oleh klien. Dengan begitu klien bisa menjadi
lebih baik, dan mengalami perbaikan kondisi.

C. Jenis-Jenis Hipnoterapi
1. Hypnotherapy / Clinical Hypnosi
Hypnotherapy atau Clinical Hypnosis adalah aplikasi hypnosis dalam
menyembuhkan gangguan mental dan meringankan gangguan fisik. Hypnosis
telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan
psikologis maupun fisik. HYPNOSIS, tidak seperti cara pengobatan lain yang
mengobati gejala (simptom) atau akibat yang muncul. Hynosis ber-urusan
langsung dengan penyebab suatu masalah. Dengan menghilangkan
penyebabnya maka secara otomatis akibat yang ditimbulkan akan lenyap atau
tersembuhkan.
2. Hypnotherapy / Clinical Hypnosis
Hypnotherapy atau Clinical Hypnosis adalah aplikasi hypnosis dalam
menyembuhkan gangguan mental dan meringankan gangguan fisik. Hypnosis
telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan
psikologis maupun fisik. hypnosis, tidak seperti cara pengobatan lain yang

21
mengobati gejala (simptom) atau akibat yang muncul. Hynosis ber-urusan
langsung dengan penyebab suatu masalah. Dengan menghilangkan
penyebabnya maka secara otomatis akibat yang ditimbulkan akan lenyap atau
tersembuhkan.
3. Comedy Hypnosis
Comedy hypnosis adalah hypnosis yang digunakan untuk hiburan semata.
Comedy Hypnosis juga sering disebut sebagai Stage Hypnosis. Dinamakan
stage hypnosis atau hypnosis panggung karena pada awalnya hypnosis untuk
hiburan hanya diperankan di atas panggung. Namun Comedy Hypnosis
sekarang tidak terbatas dalam panggung. Di jalan, taman, mall, kampus atau
dimana saja Anda bisa mempraktekkan Comedy Hypnosis.
4. Forensic Hypnosis
Dalam penyelidikan kepolisian, hypnosis bisa digunakan untuk menggali
informasi dari saksi. Suatu kejadian traumatis seperti dalam kasus kejahatan
yang menakutkan cenderung membuat pikiran bawah sadar menyembunyikan
ingatan yang lengkap tentang kejadian tersebut agar tidak bisa diingat oleh
pikiran sadar. Tujuan pikiran sadar menyembunyikan informasi itu
sesungguhnya untuk kebaikan diri sendiri, karena apabila kejadian itu bisa
diingat dalam kondisi sadar, maka rasa ketakutan akan sering muncul tanpa
sebab. Dengan bantuan hypnosis, korban atau saksi bisa mengingat kembali
dengan sangat jelas.
5. Metaphysical Hypnosis
Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hypnosis dalam meneliti berbagai
fenomena metafisik seperti Out of Body Travel, ESP, Clairvoyance,
Clairaudience, Komunikasi dengan inner-self, meditasi, mengakses
kekuatan superconscious mind dan eksperimen-eksperimen metafisika
lainnya. Kebetulan kami kurang tertarik untuk mengembangkan
Metaphysical Hypnosis. Dengan kata lain, kami bukan tempat bertanya yang
tepat apabila anda punya pertanyaan tentang manfaat hypnosis untuk hal-hal
metafisik tersebut.

22
D. Langkah Langkah Hipnoterapi
1. Memejamkan Mata
Tarik napas yang dalam. Lepaskan, pejamkan mata Anda biarkan badan
Anda menjadi santai. Santaikan otot-otot di sekeliling mata Anda. Santai
dan semakin santai. Terus buat santai dan lepaskan semua ketegangan.
Biarkan mata Anda tetap terpejam (jeda)
2. Relaksasi tubuh
Alirkan gelombang santai yang sama ke seluruh tubuh Anda dari ubun-
ubun sampai ujung jari kaki Anda. (Jeda)
3. Fraksinasi
Sebentar lagi, saya akan meminta Anda membuka mata dan menutupnya
kembali. Di saat menutup mata, Anda akan santai 10 kali lipat dari
sekarang. Buka mata Anda, tutup sepuluh kali lebih santai. Saya
kembali akan meminta Anda membuka dan menutup mata. Kali ini,
Anda akan merasa dua kali lebih santai dari sebelumnya. Buka mata
Anda tutup. Dua kali lebih santai dari sebelumnya. (Jeda) Bagus. Saya
masih akan meminta Anda membuka mata dan menutup mata. Buka
tutup. Rasakan gelombang santai yang lebih dalam. (Jeda).
4. Menjatuhkan tangan
Dengan tetap menjaga rasa santai yang sekarang Anda rasakan, saya
akan menyentuh pergelangan tangan kanan Anda dan mengangkatnya.
Anda tidak perlu membantu saya. (Sambil memegang pergelangan
tangan kanan). Saya akan sedikit mengangkat lengan kanan Anda dan
menjatuhkannya. Ketika jatuh, buat perasaan Anda semakin santai dan
santai semakin dalam (Jatuhkan) Setiap kali saya mengangkat lengan
kanan Anda dan menjatuhkannya, Anda akan santai, semakin dalam
(Jatuhkan beberapa kali).
5. Amnesia
Sekarang badan Anda terasa sangat santai. Sesaat lagi saya akan
membantu membuat perasaan Anda menjadi lebih santai. Saya akan

23
meminta Anda menghitung mundur dari 100 dengan suara yang jelas.
Setiap hitungan mundur akan membuat pikiran dan hati Anda menjadi
santai. Angka-angka yang lain akan menjauh, samar-samar, dan hilang
dalam pikiran Anda. Ketika Anda mengalaminya, rasakan ketegangan di
hati dan pikiran Anda menjadi sirna. Setiap kali membuang napas,
hitunglah mundur dari 100 … 99 … 98 … biarkan setiap angka
membuat Anda menjadi santai dan tenang. Hanya dengan beberapa
hitungan, sisa angka yang lain akan hilang dengan sendirinya. Mulailah
menghitung mundur sekarang. (Biarkan klien menghitung mundur.
Diantara dua hitungan, berilah penguatan, seperti bagus atau lanjutkan).
6. Sugesti Posthipnotik
Inilah inti dari hipnoterapi. Terapis memberi sugesti yang berkaitan
dengan penyakit atau gangguan yang dialami klien. Sugesti ini bertujuan
menerapi dan memodifikasi perilaku klien.
7. Sugesti Posthipnotik
Inilah inti dari hipnoterapi. Terapis memberi sugesti yang berkaitan
dengan penyakit atau gangguan yang dialami klien. Sugesti ini bertujuan
menerapi dan memodifikasi perilaku klien.

E. Efek Samping
Jika beban emosi yang dirasakan sudah sangat dalam dan baru
dilepaskan setelah sesi terapi, maka ada kemungkinan setelah terapi selama
1 atau 2 hari kedepan badan akan terasa pegel pegel. Dan ini adalah hal
yang wajar dan akan hilang dengan sendirinya dan diganti dengan tubuh
yang segar. Biasanya cukup minum air putih yang banyak akan mengurangi
rasa pegal pegal. Rasa pegal pegal ini terjadi karena semacam tubuh
membuang racun emosi yang selama ini tersimpan di badan/tubuh kita.
Namun tidak semua orang akan mengalami hal ini. Hal ini mungkin terjadi.
Jadi kalau terjadi , tenang aja , cukup minum air putih yang banyak.
Sebenarnya ini pertanda bagus kok, karena setelah itu badan semakin segar.

24
Klien setelah terapi kadangkala juga mengalami sedikit “hang” .
Dalam artian mau ambil sendok jadi ambil garpu, mau ke dapur malah jadi
naik ke lantai 2. Tapi ini juga pertanda baik, karena terjadi perubahan di
bawah sadarnya. Jadi ga perlu takut, dan ini juga berlangsung hanya
sebentar. Sekali lagi tidak semua orang akan mengalami hal ini setelah
diterapi hipnoterapi.
Ada kalanya juga setelah terapi , bukannya bertambah baik malah
makin bertambah jelek. Khusus untuk kasus ini harus segera balik ke
hipnoterapis yang bersangkutan. Kenapa begitu,karena berarti ada aspek lain
yang bersinggungan dan minta untuk diberesin. Dan ini juga kabar baik
karena semuanya sekalian keluar. Jadi selalu update kondisi pada
hipnoterapis.

25
BAB V

TOTOK WAJAH

A. Definisi totok wajah


Totok Wajah adalah teknik pemijatan di bagian wajah dengan penekanan
kepada titik aura wajah sehingga akan memperlancar peredaran darah di sekitar
Wajah. Totok Wajah yang dilakukan secara rutin akan membuat kulit wajah
akan semakin terlihat lebih segar, halus dan kencang, akan membuat wajah
Nampak terlihat awet muda.

B. Fungsi Totok Wajah


1. Mengeluarkan Aura Negatif.Pada dasarnya, manusia memiliki aura positif.
Namun karena sterss, letih, lelah maupun masalah terpendam dalam tubuh
yang terakumulasi, mampu menyebabkan kulit wajah menjadi kurang
bercahaya. Aura positifnya meredup, yin dan yang tidak seimbang.
2. Untuk mengeluarkan energi negatif, penetralnya adalah melalui pijatan totok
wajah. Ada ribuan titik akupressur yang ada di seputar wajah dan bisa
bermanfaat bagi pemiliknya.
3. Menjaga metabolisme hormon – hormon dalam tubuh, meredakan stress,
mengurangi kerutan dan mengencangkan wajah.
4. Menjaga metabolisme hormon-hormon dalam tubuh
5. Meredakan stress.
6. Megurangi kerutan dan mengencangkan wajah. Sebab salah satu sebab
penuaan dini adalah adanya ketegangan pada otot wajah. Terapi totok ini tak
hanya dilakukan oleh kaum hawa, bahkan kaum pria.

26
C. Area Totok Wajah
Tempat-tempat yang ditotok antara lain garis senyum, pangkal hidung, pelipis,
bagian atas alis.

D. Titik Akupresur
Titik-titik akupresur terletak pada kedua telapak tangan, begitu juga pada kedua
telapak kaki. Di telapak tersebut terdapat titik akupresur untuk ,jantung, paru,
ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pancreas, sinus, dan otak. Jika anda tidak
mengetahui secara tepat di mana titik-titik itu secara tepat di tangan anda, maka
tepukkanlah tangan anda selama dua menit, dan tangan anda akan memperoleh
tekanan balik yang diperlukan. Beberapa Shadus (Saint dari India) mengatakan
bahwa saat menyanyikan lagu-lagu kebaktian, terdapat ritual menepukkan
tangan. Di Idia perlakuan ini diperkenalkan oleh orang-orang suci untuk
menstimulasi titik-titik akupresur. Pemijatan terhadap titik akupresur wajah
sangat penting untuk merevitalisasi otot-otot wajah, serta melancarkan peredaran
darah di wajah anda.Melakukan pemijatan terhadap wajah, adalah sesuatu yang
menyenangkan, mudah, dan dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Perlakuan
tidak butuh jarum, minyak, atau alat-alat lain, yang dibutuhkan hanya wajah dan
jari anda. Akupresur wajah memfokuskan cara melakukan pijatan-pijatan
lembut, serta menekan titik akupresur dengan gerakan memutar lembut. Pijatan
dan tekanan pada titik akupresur wajah akan merangsang peredaran darah dan
oksigen di wajah menjadi lancar. Akupresur akan membuat wajah rileks dan
Nampak lebih segar, dan yang paling penting, membuat wajah terlihat lebih
muda. Daerah yang dipijat, tidak hanya ditingkatkan sirkulasi darahnya, tetapi
juga membantu membersihkan “facial lymp system”. Rangsangan ini
merangsang regenerasi kolagen yang membuat wajah terlihat awet muda

27
E. Metode
1. Metode Pertama
Dilakukan penotokan dengan stik perak (acupressure therapy) pada simpul-
simpul syaraf di wajah yang berguna untuk melancarkan aliran darah di
wajah.
2. Metode Kedua
Dilakukan pijatan (massage therapy) dengan teknik yang khusus untuk
relaksasi dan penyegaran wajah.
3. Metode Ketiga
Dilakukan terapi telur (egg therapy) dimana cara ini bermanfaat untuk
menghilangkan flek-flek hitam di wajah, mengurangi jerawat dan
menghaluskan kulit wajah.
4. Metode Keempat
Dilakukan transfer energi (Metapysic Energy Therapy) yang diistilahkan
dengan membuka aura wajah, agar wajah senantiasa berseri dan tampil awet
muda.
5. Metode Kelima
Untuk kesempurnaan seri wajah dilakukan masker wajah (Herbal Therapy)
dimana digunakan masker dari bahan alami non kimia yang benar-benar
aman tanpa efek samping.

F. Efek samping
Efek samping hampir tidak ada/tidak diketahui. totok, seperti juga pijat dan
olahraga, berfungsi melancarkan peredaran darah dan oksigen. dalam hal totok
wajah, melancarkan peredaran darah sekitar wajah, yang tentu saja dapat
mengurangi sinus, sakit kepala, jerawat, flek, dan gangguan lain di sekitar wajah
dan kepala. totok tidak memasukkan sesuatu ke dalam tubuh sebagaimana obat-
obatan, jadi tentu saja tanpa efek samping, asal dilakukan dengan frekuensi yang
wajar dan cara yang benar.

28
G. Indikasi
Totok wajah sudah dapat dilakukan sejak usia 17 tahun. Dan sebaiknya rutin
dilakukan seminggu sekali

H. Kontraindikasi
1. Jangan lakukan jika wajah berjerawat. Karena dapat berakibat merah – merah
dan iritasi atau mungkin tambah parah meradang jerawatnya.
2. Terapi totok wajah juga tidak boleh dilakukan pada orang-orang yang
menderita radang akut, hipertensi, jantung, TBC paru, penyakit kulit dan
diabetes. Karena, terapi totok wajah itu nantinya bisa berisiko memperparah
penyakit yang sudah ada.

I. Langkah langkah
Berikut langkah-langkah melakukan totok wajah:
a. Bersihkan wajah dengan cleansing atau foam
b. Untuk mempermudah pemijatan, gunakan massage oil atau baby oil.
c. Mulai pijatan dari daerah dagu, kemudian naik ke bibir, hidung, mata
hingga dahi. Pijatan dilakukan hingga otot-otot wajah terasa rileks. Untuk
menambahkan kesan santai dapat dipadukan dengan aromaterapi.
d. Selesai melakukan pemijatan diteruskan dengan menotok wajah, bagian
yang biasanya ditotok adalah garis senyum, pangkal hidung, pelipis dan
alis.
e. Tahap terakhir adalah pemakain masker wajah.

29
BAB VI

PENGABUNGAN KEAHLIAN

A. Perawatan Luka
Pada kasus Amputasi. tentunya akan dilakukan pembedahan atau operasi
jika terdapat pembusukan yang parah pada luka kronis atau terjadi kerusakan
daringan yang parah akibat trauma kecelakaan yang harus di lakukan amputasi,
jadi peran pada perawatan luka disini merawat luka agar terhindar dari infeksi dan
untuk mempercepat proses penyembuhan luka yang di lakukan pembedahan tadi.
Tentunya kita tau pasien yang mengalami amputasi proses penyembuhan lukanya
lama. Kita sebagai perawat luka bisa memberikan kenyamanan dan meningkatkan
kualitas body emage untuk beraktifitas diluar dengan memberikan dressing sesuai
kasus lukanya. Jadi perawat luka disini tugasnya memberikan perawatan luka
amputasi, untuk menghindari infeksi dan mempercepat penyembuhan luka dengan
memberikan dressing dengan tepat sesuai kebutuhan luka amputasi pasien dan
menggantinya setiap hari.

B. Hypnotherapy
Hipnoterapi, dalam kasus ini membantu pasien amputasi, hanya fokus
pada aspek pereda nyeri atau mengalihkan rasa nyeri pasien yang terjadi akibat
tindakan pembedahan amputasi klien. Salah satu penyebab nyeri yang di rasakan
pasien karena saat bagian tubuh yang sudah hilang di amputasi masih terasa sakit
dan biasanya nyeri ini disebut dengan phantom pain. Ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan dan dilakukan. Pertama, terapis bantu klien atasi nyeri
yang dirasakan. Kita tahu bahwa nyeri, apalagi kronis, menyebabkan
terganggunya rasanya nyaman pasien. Terapis membantu klien menerima,

30
mengerti, dan mengatasi berbagai rasa nyeri yang muncul karena pembedahan
amputasi. Klien juga dapat diberi sugesti bahwa tindakan amputasi yang telah di
lakukan ke pada pasien untuk mengantisipasi penyebaran jaringan mati meluas
menambah permasalahan.

C. Totok Wajah
Untuk mengetahui di mana sajakah titik-titik akupresur totok wajah pada
pasien kasus amputasi. Setelah pasien akan melakukan pembedahan amputasi
pastinya pasien merasakan stress dan takut akan tidak percaya diri dari bentuk
tubuhnya saat ini karena amputasi maka dari itu dengan dilakukannya totok wajah
dapat merilekskan dan menurunkan ketakutan, kecemasan serta mempelancar
aliran darah karna orang yang stress aliran darangnya terganggu maka dari itu
dapat dilakukannya totok wajah untuk memperlancar kembali aliran darahnya.
totok wajah tidak ada efek sampingnya karna hanya pemijatan.

31
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Amputasi adalah pembedahan yang melibatkan pemotongan sebagian atau
seluruh anggota badan. Amputasi ekstremitas bawah dilakukan lebih sering
dari pada ekstremitas atas,pada umumnya amputasi disebabkan oleh
kecelakaan, gangguan congenital dan penyakit, termasuk penyakit Peripheral
Artery Disease (PAD).
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada pasien dengan post operasi
amputasi antara lain sebagai berikut (Vitriana, 2012) :Phantom Sensation,
didefinisikan sebagai suatu sensasi yang timbul tentang keberadaan bagian
yang diamputasi.
Fisioterapi memegang peranan penting terhadap penatalaksanaan post
amputasi. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 80 Tahun 2013 pasal
1 yang menyatakan bahwa fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan
yang ditunjukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan
gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan
komunikasi.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dalam penyusun
makalah ini masih banyak jauh dari sempurna. Untuk itu kami sebagai tim
penyusun berharap pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya yan
membangun, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias jadi lebih baik.
Terima kasih.

32
DAFTAR PUSTAKA
Anditiya, 2018. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Post Amputasi Transtibial
Sinistra Akibat Chronic Limb Ischemia di RSPAD Gatot Soebroto.
https://www.researchgate.net/publication/329352998
Penatalaksanaan_Fisoterapi_Pada_Kasus_Post_Amputasi_Transtibial_Sinistra-
_Akibat_Chronic_Limb_Ischemia_di_RSPAD_Gatot_Soebroto di akses pada tanggal
25 maret 2019 pukul 13:40 wita
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (8th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia Dari Sistem Ke Sel Edisi 8. Jakarta: EGC.

https://id.scrib.com/document/188516337/Terapi-totok-wajah di akses pada tanggal


25 maret 2019 pukul 13:10 wita

T.Heather herdman, Phd,RN,FNI. Shigemi Kamitsuru, PhD,RN,FNI Penerbit Buku


Kedokteran.EGC Diagnosa keperawatan . Edisi 10 2015-2017

Soesmono setiawan,T. hipnotis dan hipnoterapi.yogyakarta : garasi shiswary,sandra


2015

33

You might also like