You are on page 1of 1

ang dinamakan Produk Rusak adalah produk yang mengalami kerusakan dan

sudah tidak bisa diperbaiki kembali, atau jika dilakukan perbaikan maka biaya yang
dikeluarkan sama dengan/melebihi dari biaya memproduksi satu produk
baru. Sedangkan, Produk Cacat adalah produk yang mengalami kerusakan namun
masih bisa diperbaiki, dan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikannya lebih rendah
dibanding kenaikan nilai yang diperoleh dengan adanya perbaikan.

BAGIAN 1: PRODUK RUSAK


Penyebab kerusakan produk rusak ada yang bersifat normal dan ada yang tidak
normal (karena kesalahan/kurangnya pengawasan). Produk rusak pada hakikatnya
sudah pasti tidak laku dijual, namun pada kenyataannya bisa saja produk tersebut
terjual, pada pengumpul barang bekas/rusak misalnya. Oleh karena itu,
perlakuan pembebanan harga pokok produknya juga masing-
masing berbeda untuk produk rusak yang laku dijual dan tidak laku dijual,
tergantung apa penyebab kerusakannya.
Produk Rusak Tidak Laku Dijual:
a) Jika penyebab kerusakannya normal, maka harga pokok produk rusak dibebankan
pada produk selesai. Harga pokok produk yang selesai nilainya bertambah,
kuantitasnya tetap, dan harga okok satuannya pun bertambah.
b) Jika penyebab kerusakannya tidak normal, harga pokok produk rusak tidak
dibebankan pada produk selesai, tetapi diperlakukan sebagai “rugi produk rusak”.
Produk Rusak Laku Dijual:
a) Jika penyebab kerusakannya normal, maka penghasilan dari penjualan produk
rusak dapat diperlakukan sebagai; (1) Pengurang harga pokok produk selesai, (2)
Pengurang semua elemen biaya produksi (3) Pengurang BOP (4) Penghasilan lain-
lain
b) Jika penyebab kerusakannya tidak normal, maka penghasilan penjualan produk
rusak diperlakukan sebagai pengurang “rugi produk rusak”.

BAGIAN 2: PRODUK CACAT


Sama seperti produk rusak, penyebab kerusakan pada produk cacat ada yang
bersifat normal dan tidak normal. Nah, masalah akuntansi yang timbul dengan
adanya produk cacat ini adalah bagaimanamemperlakukan biaya
perbaikannya yang bisa berupa biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik.
1) Jika penyebabnya bersifat normal, semua biaya perbaikan dibebankan sebagai
biaya produksi.
2) Jika penyebabnya tidak normal, maka biaya perbaikan tidak dibebankan sebagai
biaya produksi, tetapi dibebankan pada “rugi produk cacat”

You might also like