Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Adela Widi Etania
14711045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DETEKSI DINI KANKER
LEHER RAHIM METODE IVA DI PUSKESMAS NGRAMPAL SRAGEN
Disusun Oleh :
Adela Widi Etania
14711045
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia yang
diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Elektif yang
berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Metode IVA di Puskesmas Ngrampal Sragen”.
Dalam proses pelaksanaan kegiatan ini penulis memiliki banyak
kekurangan, tetapi berkat bantuan, dorongan, dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya kegiatan elektif ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah
ditetapkan. Mengingat hal tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih
setulus-tulusnya kepada :
1. dr. Nengah A. Oka M. M.Kes, selaku Dokter Pembimbing Lapangan dan
Kepala Puskesmas Ngrampal
2. dr. Sani Rachman M.Kes, selaku Dokter Pembimbing Fakultas
3. Bidan petugas program IVA puskesmas, Ibu Risma, Ibu Tiwik, dan Ibu
Yanti
4. Bidan desa, Ibu Tri Suprapti
5. Kader Kesehatan Desa Bener
6. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan dukungan
7. Teman-teman kepaniteraan klinik IKM FK UII di Puskesmas Ngrampal
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu
Dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan karena
keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menerima segala kritik dan saran yang
membangun untuk menjadi koreksi dan perbaikan di masa yang akan datang
dengan segala kerendahan hati.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kanker leher rahim atau yang sering disebut juga kanker serviks adalah
keganasan dari leher rahim (serviks) yang sering disebabkan oleh Human
Papiloma Virus (HPV). Kanker leher rahim ini merupakan jenis kanker ke dua
terbanyak diderita perempuan seluruh dunia setelah kanker payudara (Anggraini,
2015). Insidensi kanker leher rahim di seluruh dunia berdasarkan GLOBOCAN/
IARC tahun 2012 yaitu sebesar 16 per 100.000 perempuan (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 2015a). Kanker leher rahim
menyebabkan kematian 300.000 perempuan setiap tahunnya dengan sebagian
besar kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia
(Nindrea, 2017).
Berdasarkan data dari Patologi Anatomi tahun 2010, kanker leher rahim
menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak di Indonesia dengan insidens
sebesar 12,7%. Pada tahun 2013, menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI)
jumlah wanita penderita baru kanker leher rahim berkisar 90-100 kasus per
100.000 penduduk dan setiap tahunnya terjadi 40.000 kasus kanker leher rahim
(Andrijono et al, 2013). Didapatkan juga bahwa penyakit kanker leher rahim
merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi pada tahun 2013, yaitu
sebesar 0,8% (Kemenkes RI, 2015a). Prevalensi dan estimasi jumlah penderita
kanker leher rahim tertinggi menurut Provinsi yang ada di Indonesia tahun 2013
terdapat pada Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Jawa Tengah menduduki
peringkat kedua dengan prevalensi 1,2% dan estimasi jumlah 19.734 orang
(Kemenkes RI, 2015b).
Kanker leher rahim di atas menjadi salah satu masalah utama pada
kesehatan perempuan di dunia, terutama negara berkembang seperti di Indonesia
yang masih mempunyai sumber daya terbatas. Salah satu cara mengendalikan
kanker, khususnya kanker leher rahim adalah dengan dikembangkannya program
deteksi dini/skrining. Untuk kanker leher rahim, program yang dilakukan yaitu
dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi pada
IVA dengan hasil positif (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Jateng),
2018). Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan leher rahim dengan cara melihat
leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi adanya abnormalitas setelah
dilakukan pengolesan asam asetat atau cuka (3-5%). Metode pemeriksaan ini
sederhana, aman, tidak mahal, mudah, cepat, dan dapat dilakukan oleh ginekologi,
dokter umum, dan bidan yang telah terlatih (Yanti et al, 2017).
Program deteksi dini kanker leher rahim ini telah diatur didalam Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Dalam Permenkes tersebut
dinyatakan bahwa kegiatan pokok dari program ini yaitu, advokasi dan sosialisasi,
pelatihan pelatih, pelatihan provider di kabupaten/kota, pelatihan kader di
puskesmas, promosi, pelaksanaan skrining, pencatatan dan pelaporan, serta
monitoring dan evaluasi. Target dalam 5 tahun pelaksanaan program dari tahun
2015 hingga 2019, yaitu 50% perempuan yang berusia 30-50 tahun (Kemenkes,
2015a).
Menurut Dinkes Jateng (2017), pada tahun 2017 di Jawa Tengah
dilaporkan sebanyak 75.690 Wanita Usia Subur (WUS) atau 1,61 % dari
perempuan usia 30-50 tahun yang melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara. Dari WUS tersebut, didapatkan 7.029
orang atau 9,29 % dengan IVA positif. Kabupaten Sragen menduduki peringkat ke
5 tertinggi persentase IVA positif menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2017, yaitu sebesar 13,12 %. Berdasarkan latar belakang diatas
maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan program
penapisan kanker leher rahim di Puskesmas Kecamatan Ngrampal, Kabupaten
Sragen.
BAB II
METODE
2.2 Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan penulis terhadap kepala puskesmas,
petugas program IVA, petugas sistem informasi kesehatan, kader kesehatan,
pasien yang pernah menjalani pemeriksaan IVA di puskesmas, dan masyarakat
yang belum pernah menjalani pemeriksaan IVA. Wawancara dilakukan untuk
menggali informasi dan fakta/ hal-hal menarik yang terjadi selama pelaksanaan
program IVA di puskesmas Ngrampal.
3.1.2 Proses
Variabel Tolak Ukur Fakta yang terdapat di
(Permenkes No 34 tahun 2015) puskesmas
Proses 1. Pendaftaran dengan pembagian • Setiap pasien yang datang,
nomor urut dilakukan pendaftaran dibantu
oleh petugas.
• Tidak terdapat nomor urut,
pasien mengantri dan diarahkan
secara manual oleh petugas.
2. Pembuatan kartu status • Lembar kartu status pasien telah
tersedia, sehingga pasien yang
datang setelah mendaftar,
langsung dilakukan anamnesis
dan pengisian sesuai kartu status
oleh petugas.
3. Pemanggilan klien dan suaminya • Pasien kebanyakan datang
sendiri atau bersama dengan
teman-temannya.
4. Pemberian konseling dan informed • Konseling dilaksanakan
consent (meminta kesedian klien dan ditempat terbuka, privasi pasien
suaminya untuk dilakukan tindakan) tidak terjaga.
• Telah terdapat lembar informed
consent yang selalu ditanda
tangani pasien sebelum
tindakan.
• Karena pasien kebanyakan
datang sendiri, sehingga petugas
hanya mengonfirmasi secara
lisan kepada pasien apa suami
mengetahui dan setuju dilakukan
pemeriksaan terhadap pasien.
Variabel Tolak Ukur Fakta yang terdapat di
(Permenkes No 34 tahun 2015) puskesmas
5. Pemeriksaan IVA oleh bidan terlatih • Pemeriksaan IVA hanya
dan dokter umum terlatih dilakukan oleh bidan terlatih.
• Langkah-langkah pemeriksaan
IVA yang dilakukan sesuai
dengan pedoman Permenkes.
• Petugas tidak selalu mencuci
tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah memeriksa pasien.
• Petugas tidak menggunakan
sarung tangan DTT, melainkan
sarung tangan disposable.
• Petugas tidak membuang
sampah sesuai jenisnya
6. Tindakan krioterapi oleh dokter • Krioterapi dilaksakan pada
umum terlatih untuk IVA positif pasien dengan IVA positif oleh
bidan terlatih.
7. Penjelasan rencana tindak lanjut/ • Setiap pasien baik dengan hasil
follow-up baik pada kasus positif negatif maupun positif
maupun negatif mendapatkan penjalasan oleh
bidan terkait kapan harus
kembali dan apa yang bisa
dilakukan pasien bila IVA
positif.
8. Pencatatan dan pelaporan pada form • Setelah melakukan pemeriksaan,
yang telah tersedia petugas menuliskan hasil
pemeriksaan di kartu status.
9. Pencatatan melalui surveilans PPTM • Pencatatan melalui surveilans
berbasis IT PPTM berbasis IT dilakukan di
DKK, puskesmas melaporkan
hasil program setiap bulan ke
DKK.
3.1.3 Output
Variabel Tolak Ukur Fakta yang terdapat di
(Permenkes No 34 tahun 2015) puskesmas
Cakupan Sasaran perempuan 20 tahun keatas, Cakupan penapisan kanker leher
penapisan dengan prioritas utama 30-50 tahun, rahim di Puskesmas Ngrampal
kanker dengan target 50% perempuan dari tahun 2017 yaitu 1,95% dari total
leher rahim tahun 2015-2019 perempuan usia 30-50 tahun.
Cakupan - Cakupan penapisan dengan hasil
penapisan IVA Positif tahun 2017 yaitu 6%
dengan
hasil positif
Variabel Tolak Ukur Fakta yang terdapat di
(Permenkes No 34 tahun 2015) puskesmas
Cakupan - Cakupan penanganan dengan
penangana krioterapi pada penapisan kanker
n dengan leher rahim tahun 2017 yaitu
krioterapi 71,4%
pada
penapisan
kanker
leher rahim
Cakupan - Cakupan temuan kasus rujukan
temuan kanker leher rahim tahun 2017
kasus yaitu 28,6%
rujukan
kanker
leher rahim
3.2.3 Output
1. Cakupan penapisan kanker leher rahim di Puskesmas Ngrampal
tahun 2017 hanya 1,95%
Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan yang terdapat di
Kecamatan Ngrampal yaitu 19.036 orang, dengan jumlah perempuan
berusia 30-50 tahun yaitu 5.935 orang. Target 50% dari jumlah tersebut
yaitu 2.968 orang harus dilakukan pemeriksaan IVA minimal sekali
dalam 5 tahun, sehingga tiap tahun harus mencapai 594 orang, dan untuk
1 bulan minimal harus melakukan pemeriksaan 49 orang. Berdasarkan
data sekunder, pada tahun 2017 jumlah orang yang melakukan
pemeriksaan IVA di Puskesmas Ngrampal yaitu hanya 116 orang,
sehingga cakupannya pada tahun 2017 hanya mencapai 1,95% dari total
perempuan usia 30-50 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pengurus, kader kesehatan,
dan pasien yang belum pernah melakukan pemeriksaan IVA, didapatkan
bahwa penyebab masih sedikitnya masyarakat yang mau melakukan
pemeriksaan IVA, yaitu perasaan takut dan malu untuk memeriksakan
diri, masih kurangnya pengetahuan masyarakat terkait kanker leher rahim
dan pentingnya pemeriksaan IVA.
3.2.4 Pengawasan
1. Laporan bulanan hasil program jarang dilaporkan oleh PJ program
Saat dilakukan pengecekan data sekunder, didapatkan bahwa data
hasil rekapan bulanan program tidak lengkap. Berdasarkan wawancara
didapatkan bahwa PJ program jarang sekali melaporkan hasil program
bulanannya. Penyebab dari hal tersebut yaitu, jadwal yang sibuk, dan
kurang aktifnya PJ.
Adi, Kukuh Jumi. Esensial Konseling : Pendekatan Traint and Factor Dan Client
Centered. Penerbit Garudhawaca, 2013.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. “Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017.” Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018.
Kementrian Kesehatan RI. “Situasi Penyakit Kanker.” Buletin Jendela Data Dan
Informasi Kesehatan, 2015.
Nindrea, Ricvan Dana. “Prevalensi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Lesi Pra
Kanker Serviks Pada Wanita.” Jurnal Endurance, vol. 2, no. 1, 2017, p. 53,
doi:10.22216/jen.v2i1.1538.
Pratiwi, Maulita Listian Eka, and Hikmah. “Strategi Komunikasi Bahaya Kanker
Serviks Di Puskesmas Ngampilan Tahun 2015.” Jurnal Komunikator, vol.
8, no. 1, 2016, pp. 41–48.
Gambar 1. Keadaan
diluar ruang pemeriksaan IVA, meja pendaftaran tempat dilakukannya konsultasi
didepan ruang pemeriksaan
!
Gambar 5. Alat sterilisator yang berada di ruang sterilisasi Puskesmas
!
Gambar 6. Penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini kanker leher rahim kepada
masyarakat dan kader kesehatan
Gambar 7. Brosur Tes IVA
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
3. Kebijakan