Learning is a complex cognitive process.

For more
than 100 years psychologists have observed people
as they mastered skills; from their observations
they formed new concepts and developed learning
theories to explain this complex process. No single
theory explains all the nuances and complexities
involved in learning. However, understanding various
learning theories provides a foundation for the
choices that teachers make in their teaching. A brief
synopsis of learning theories as they relate to teaching
mathematics reinforces information from child
development or educational psychology in the context
of mathematics instruction.
Theories of Learning
Behaviorism
Behaviorism is a theory of learning that focuses
on observable behaviors and on ways to increase
behaviors deemed positive and decrease behaviors
deemed undesirable. In the late 19th century the
“mental discipline” theory of learning infl uenced
the way mathematics was taught. According to this
theory, the mind is like a muscle and benefi ts from
exercise, just as muscles do. Early in the 20th century
stimulus-response theory explained that learning
occurs when a bond, or connection, is established
between a stimulus and a response. Thorndike, Pavlov,
Skinner, and others demonstrated the effects of
different conditioning plans on a variety of animals.
Positive reinforcement, such as rewards of food
or water, led animals to perform a task again and
again. Animals could be trained to respond to a certain
stimulus by prior rewards.
Behaviorism has a long history in teaching, as
many teachers subscribe to the stimulus-response
theory by “exercising” the brain. Drill and practice
of facts and mathematical procedures is based on a
belief that repetition establishes strong bonds. Since
the 1930s researchers and theoreticians have challenged
the stimulus-response theory as too simplistic
to explain all learning. If learning occurs only as
a response to a stimulus, how can people create new
words, new art, new music, new inventions, or even
new theories? Cognitive and information theories
explore how learning is infl uenced by language and
culture, individual and social experiences, intention
and motivation, and neurophysiological processes.
E
XERCISE
Can you think of something you have learned
through repetition? What happened when you
continued to practice the skill or knowledge? What
happened when you stopped practicing? •••
Cognitive Theories
Cognitive theories share a common belief that mental
processes occur between the stimulus and response.
Mental processes, or cognitions, although
not directly observable, result in highly individualized
responses or learning; therefore human beings
learn by creating their own unique understandings
from their experiences. The major differences between
behaviorist and cognitive theories are summarized
in Table 4.1.
Different cognitive theories explain learning
by emphasizing different aspects. Some cognitive
theories focus on how complex learning proceeds
from one level or stage to the next. Cognitivedevelopmental
theories, such as those of Jean
Piaget, Richard Skemp, and Jerome Bruner, propose
levels of successively more complex intellectual
understanding or conceptualization. Other theories
explain learning through the functions or mechanisms
that are involved. Information-processing
models compare learning to computer functions,
and brain-based theories explain learning in terms
of how the brain receives, stores, and retrieves information.
Constructivism is another term associated
with cognitive theories. Regardless of the particular
model used, cognitive theories center around the
idea of constructing meaning from experience.
Key Concepts in Learning
Mathematics
Focus on Meaning
In the 1930s the meaning theory of William
Brownell challenged the mental exercise and training
focus of the stimulus-response theory. Brownell’s
meaning theory suggested that children must understand
what they are learning if learning is to be
permanent. When children generate their own solutions
to problems while investigating the meanings
of mathematical concepts with manipulative materials
and other learning aids, they are demonstrating
the meaning theory (Brownell, 1986). Marilyn Burns,
a leading mathematics educator, also emphasizes
the importance of meaning in learning mathematics.
She suggests that teachers must do “what makes
sense” rather than teaching by rote (Burns, 1993).

Belajar adalah proses kognitif yang kompleks. Untuk lebih dari 100 tahun psikolog telah
mengamati orang saat mereka menguasai keterampilan; dari pengamatan mereka mereka
membentuk konsep baru dan mengembangkan pembelajaran teori untuk menjelaskan proses
rumit ini. Tidak ada yang tunggal Teori menjelaskan semua nuansa dan kompleksitas terlibat
dalam pembelajaran. Namun, memahami berbagai hal teori belajar memberikan landasan
untuk pilihan yang dibuat guru dalam pengajaran mereka. Singkat sinopsis teori belajar yang
berkaitan dengan pengajaran matematika memperkuat informasi dari anak pengembangan
atau psikologi pendidikan dalam konteksnya instruksi matematika. Teori Pembelajaran
Behaviorisme Behaviorisme adalah teori pembelajaran yang berfokus pada perilaku yang
dapat diamati dan cara meningkatkannya perilaku yang dianggap perilaku positif dan
menurun dianggap tidak diinginkan. Pada akhir abad ke 19 Teori “disiplin mental” belajar
mempengaruhi cara matematika diajarkan. Menurut Ini teori, pikiran seperti otot dan manfaat
dari latihan, seperti halnya otot. Di awal abad ke-20 teori stimulus-respons menjelaskan
pembelajaran itu terjadi ketika ikatan, atau koneksi, didirikan antara stimulus dan respons.
Thorndike, Pavlov, Skinner, dan lain-lain menunjukkan efek rencana pengkondisian yang
berbeda pada berbagai hewan. Penguatan positif, seperti hadiah makanan atau air, memimpin
hewan untuk melakukan tugas lagi dan lagi. Hewan bisa dilatih untuk menanggapi tertentu
stimulus dengan imbalan sebelumnya. Behaviorisme memiliki sejarah panjang dalam
mengajar, seperti banyak guru yang berlangganan respons stimulus teori dengan "melatih"
otak. Bor dan berlatih fakta dan prosedur matematika didasarkan pada keyakinan bahwa
pengulangan membentuk ikatan yang kuat. Sejak para peneliti dan teoritikus tahun 1930-an
telah menantang teori stimulus-respons terlalu simplistik untuk menjelaskan semua
pembelajaran. Jika belajar hanya terjadi sebagai tanggapan terhadap stimulus, bagaimana
orang dapat membuat yang baru kata-kata, seni baru, musik baru, penemuan baru, atau
bahkan teori baru? Teori kognitif dan informasi mengeksplorasi bagaimana belajar
dipengaruhi oleh bahasa dan budaya, pengalaman individu dan sosial, niat dan motivasi, dan
proses neurofisiologis.
Teori Kognitif
Teori kognitif memiliki kesamaan keyakinan bahwa mental
proses terjadi antara stimulus dan respons.
Proses mental, atau kognisi, meskipun
tidak secara langsung dapat diamati, menghasilkan individu yang sangat tinggi
tanggapan atau pembelajaran; oleh karena itu manusia
belajar dengan menciptakan pemahaman unik mereka sendiri
dari pengalaman mereka. Perbedaan utama antara
teori behavioris dan kognitif dirangkum
pada Tabel 4.1.
Teori-teori kognitif yang berbeda menjelaskan pembelajaran
dengan menekankan aspek yang berbeda. Beberapa kognitif
teori fokus pada bagaimana hasil pembelajaran yang kompleks
dari satu tingkat atau tahap ke tahap berikutnya. Perkembangan kognitif
teori, seperti yang dari Jean
Piaget, Richard Skemp, dan Jerome Bruner, mengusulkan
tingkat intelektual yang lebih kompleks secara berturut-turut
pemahaman atau konseptualisasi. Teori lainnya
menjelaskan pembelajaran melalui fungsi atau mekanisme
yang terlibat. Memproses informasi
model membandingkan belajar dengan fungsi komputer,
dan teori-teori berbasis otak menjelaskan pembelajaran dalam istilah
bagaimana otak menerima, menyimpan, dan mengambil informasi.
Konstruktivisme adalah istilah lain yang terkait
dengan teori-teori kognitif. Terlepas dari yang khusus
model yang digunakan, teori kognitif berpusat di sekitar
gagasan membangun makna dari pengalaman.
Konsep Kunci dalam Pembelajaran
Matematika
Fokus pada Makna
Pada 1930-an teori makna William
Brownell menantang latihan mental dan pelatihan
fokus dari teori stimulus-respons. Brownell’s
Teori makna menyarankan bahwa anak-anak harus mengerti
apa yang mereka pelajari jika belajar itu terjadi
permanen. Ketika anak-anak menghasilkan solusi mereka sendiri
masalah saat menyelidiki maknanya
konsep matematika dengan bahan manipulatif
dan alat bantu belajar lainnya, mereka berdemonstrasi
teori makna (Brownell, 1986). Marilyn Burns,
seorang pendidik matematika terkemuka, juga menekankan
pentingnya arti dalam belajar matematika.
Dia menyarankan bahwa guru harus melakukan "apa yang membuat
akal "daripada mengajar dengan hafalan (Burns, 1993).