You are on page 1of 26

Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis...

171

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 8 - No. 2, Desember 2011

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA


AUDITOR DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA
DAN KEINGINAN BERPINDAH KERJA AUDITOR

Fitriany
Universitas Indonesia
fitri_any@yahoo.com
Lindawati Gani
Universitas Indonesia
lgani@cbn.net.id
Sylvia Veronica Siregar
Universitas Indonesia
sylvia_vnps@yahoo.com
Arywarti Marganingsih
Universitas Indonesia
arie_signori@yahoo.com
Viska Anggraita
Universitas Indonesia
viskaviska257@yahoo.co.id

Abstract

This research aims to examine the factors that influence auditor’s job satisfaction, the effects of job satisfaction
on performance and turnover intentions, and how far the performances moderate the relationship between
job satisfaction and turnover intention. The unit of analysis from this study is an auditor who works on
a public accounting firm. Results showed that in small accounting firms, only consideration leadership
style affects auditor’s satisfaction, while in big accounting firms, leadership style and structure leadership
style have affected auditor’s satisfaction. Considerate Leadership style has higher effect than structural
leadership style. For auditors in the big accounting firms, the higher the auditors position, the greater
the desire to leave accounting firms, but the longer the experience of the auditors, the lower the desire
to move from the accounting firms. In this case it is necessary to have periodic promotion policy in the
accounting firms. Job satisfaction has a positive influence on performance on all types of the accounting
firms. If auditors are satisfied with the work, then their turnover intentions will be low. If auditors have low
job satisfaction, they will leave the accounting firms, no matter their performance level because they only
consider the accounting firms as stepping stone for their next career. So firms must consider auditors' job
satisfaction if they do not want to lose their auditors.

Keyword: job satisfaction, turnover intention, performance, leadership, time budget pressure

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja dan keinginan berpindah kerja, dan apakah kinerja memoderasi hubungan
antara kepuasan kerja dan keinginan berpindah kerja. Unit analisis penelitian ini adalah auditor yang
172 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada KAP Kecil, hanya
gaya kepemimpinan consideration (gaya kepemimpinan yang people-oriented) yang mempengaruhi
kepuasan kerja auditor, sedangkan pada KAP Besar baik gaya kepemimpinan consideration maupun gaya
kepemimpinan structure berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor. Gaya kepemimpinan consideration
memiliki pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan gaya kepemimpinan structure. Pada auditor di KAP
Besar, semakin tinggi posisi auditor, semakin besar keinginan untuk berpindah kerja, tetapi semakin lama
pengalaman kerja auditor, semakin rendah keinginan untuk berpindah kerja. Pada kasus ini adalah perlu
untuk memiliki kebijakan promosi pada KAP. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pada
semua ukuran KAP. Bila auditor merasa puas dengan pekerjaannya maka keinginan berpindah kerja akan
lebih rendah. Bila auditor memiliki kepuasan kerja yang rendah maka mereka akan berpindah kerja, terlepas
apakah kinerja mereka tinggi ataupun rendah karena mereka hanya menganggap KAP sebagai batu loncatan
untuk karir mereka selanjutnya. Maka penting bagi KAP untuk peduli akan kepuasan kerja auditor bila
mereka tidak ingin kehilangan auditornya.

Keyword: kepuasan kerja, keinginan berpindah kerja, kinerja, gaya kepemimpinan, tekanan
waktu anggaran

PENDAHULUAN untuk berpindah kerja atau turnover intention


(Snead dan Harrell 1991; Randhawa 2007).
Salah satu faktor penting yang mem- Auditor dituntut untuk dapat menunjukan
pengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh kinerja yang tinggi agar dapat menghasilkan
akuntan publik adalah jumlah sumber daya audit yang berkualitas. Kinerja yang baik dapat
akuntan publik yang tersedia. Di Indonesia dipengaruhi oleh kepuasan kerja yang baik.
saat ini terjadi scarcity (kelangkaan) akuntan Jika auditor merasa puas dengan pekerjaannya,
publik. Berdasarkan data IAPI per 25 Maret kinerja yang dihasilkan juga akan baik.
2008, Akuntan Publik (pemegang Izin Sebaliknya, apabila auditor merasa tidak puas
Praktek) di Indonesia hanya 877 orang. Jika dengan keadaan pekerjaannya, kinerjanya pun
dibandingkan dengan negara ASEAN, jumlah bisa menjadi buruk. Oleh karena itu, kepuasan
akuntan publik di Indonesia masih sangat kerja auditor menjadi penting untuk diteliti
kurang. Jumlah CPA Indonesia yang ideal agar dapat diketahui bagaimana pengaruhnya
berdasarkan rata-rata ASEAN adalah 2.942 terhadap kinerja.
orang. Hal ini mengindikasikan bahwa di Menurut Hadi (2007) ketidakpuasan kerja
Indonesia telah terjadi scarcity (kelangkaan) auditor muncul karena auditor kurang cocok
pada profesi akuntan publik. dengan gaya kepemimpinan atasannya.
Salah satu penyebab utama dari scarcity ini Nurhayati (2007) mengungkapkan bahwa
adalah adanya masalah yang lazim dihadapi gaya kepemimpinan consideration memiliki
oleh profesi akuntan publik yaitu tingkat pengaruh yang lebih besar daripada gaya
turnover karyawan yang sangat tinggi. Adalah kepemimpinan structure terhadap kepuasan
hal yang umum jika seorang akuntan hanya kerja. Masih terdapat pertentangan pada
bertahan 1 sampai 2 tahun di KAP. Literatur hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai
terdahulu menemukan bahwa salah satu faktor gaya kepemimpinan yang lebih menimbulkan
yang mempengaruhi turnover adalah tingkat kepuasan kerja. Judge et al. (2004) meng-
kepuasan kerja (job satisfaction). Sejumlah ungkapkan bahwa gaya kepemimpinan
riset tentang kepuasan kerja secara konsisten consideration (gaya kepemimpinan yang
menyatakan bahwa ketidaksesuaian pekerjaan people-oriented) lebih mempengaruhi tingkat
akan berpengaruh pada penurunan kepuasan kepuasan kerja. Sementara itu, Ghiselli
kerja, mengikis komitmen dalam berorganisasi, dan Wyatt (1972) menyatakan bahwa gaya
dan berujung pada meningkatnya keinginan kepemimpinan initiating structure (gaya
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 173

kepemimpinan yang task-oriented) dianggap variable personal yang terdiri dari kepribadian,
lebih dapat menimbulkan kepuasan kerja jenis kelamin, umur, pengalaman dan level/
pada bawahan. Penelitian ini akan meneliti posisi. Penelitian akan membandingkan
bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kondisi pada KAP Besar, kecil dan Menengah.
terhadap kepuasan kerja auditor, khususnya Kontribusi dari penelitian ini terutama
eksternal auditor. bagi literatur terkait kinerja auditor eksternal,
Akuntan selalu dihadapkan pada tugas- dimana penelitian ini menguji secara bersama-
tugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda sama hubungan antara kepuasan kerja, kinerja,
dan saling terkait satu dengan lainnya (Engko dan keinginan berpindah kerja auditor eksternal.
dan Gudono 2007). Jamilah et al. (2007) Penelitian terdahulu pada umumnya meneliti
menemukan bahwa tingkat kesulitan tugas hanya parsial saja. Selain itu pada penelitian
dan struktur tugas merupakan dua aspek dari ini juga dilakukan perbandingan antara KAP
kompleksitas tugas. Pengujian atas pengaruh Besar, menengah, dan kecil karena ketiga
faktor kompleksitas tugas dalam melakukan kelompok KAP ini memiliki tingkat sumber
audit cukup penting dilakukan karena tugas daya yang berbeda sehingga sangat mungkin
melakukan audit adalah tugas yang banyak mempengaruhi kepuasan kerja, kinerja dan
menghadapi persoalan kompleks. Selain keinginan berpindah kerja secara berbeda.
kompleks, pekerjaan auditor tidak kenal Penelitian sebelumnya pada umumnya hanya
waktu, selalu dengan tingkat kesibukan waktu membedakan KAP Besar dan KAP Kecil.
yang sangat tinggi. Hal ini dapat menimbulkan Bagi KAP, penelitian ini diharapkan dapat
tekanan tersendiri bagi auditor. Auditor memberi masukan mengenai faktor-faktor
dituntut harus memiliki kemampuan untuk yang mempengaruhi kepuasan kerja dan
menghadapi tekanan ini dan menyelesaikan keinginan berpindah kerja (turnover intention)
semua pekerjaan yang ada dalam waktu dari auditor sehingga diharapkan tingkat
terbatas (Margheim et al. 2005). Penelitian turnover auditor di KAP dapat diperbaiki dan
lain menunjukkan bahwa anggaran waktu memberikan masukan kepada KAP mengenai
digunakan sebagai alat pengukur kinerja tindakan atau kebijakan yang dapat dilakukan
di dalam perusahaan (Liyanarachchi dan untuk mengurangi tingkat turnover auditor dan
McNamara 2007). Prasita dan Adi (2007) menaikkan kinerja. Selain itu bagi regulator
menyebutkan bahwa waktu pengauditan harus (Departemen Keuangan dan IAPI khususnya)
dialokasikan secara realistis, tidak terlalu lama dapat memberi masukan mengenai bentuk
atau terlalu cepat, tekanan anggaran waktu regulasi yang diperlukan untuk meningkatkan
akan menghasilkan kinerja buruk auditor. kinerja dan kepuasan auditor eksternal
Berdasarkan latar belakang permasalahan sehingga meningkatkan jumlah dan minat
yang telah dikemukakan di atas maka penulis menjadi akuntan publik (auditor) di Indonesia.
tertarik untuk melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang menentukan kepuasan TINJAUAN PUSTAKA DAN
kerja, dan hubungan antara kepuasan kerja PENGEMBANGAN HIPOTESIS
(job satisfaction) dengan keinginan berpindah
kerja (turnover intention) dan kinerja dan Kepuasan kerja
juga melihat apakah tingkat kinerja auditor Davis et al. (1989) mendefinisikan
memoderasi hubungan antara kepuasan kerja kepuasan kerja sebagai perasaan karyawan
dengan keinginan berpindah kerja auditor. tentang menyenangkan atau tidaknya
Banyak faktor yang mempengaruhi pekerjaan mereka yang merupakan hasil
kepuasan kerja, namun penelitian ini dibatasi persepsi pengalaman selama masa kerjanya.
pada variabel organisasi yang terdiri dari gaya Kepuasan kerja merupakan suatu konsep
kepemimpinan, kompleksitas tugas,tekanan yang cukup kompleks karena banyak hal
anggaran waktu (time budget presure) dan
174 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

yang dapat mempengaruhinya. Beberapa Snead dan Harrell (1991) menemukan


studi menunjukkan bahwa kepuasan kerja bahwa kepuasan kerja auditor dipengaruhi
merupakan perpaduan dari fungsi karakteristik secara negatif oleh stres pekerjaan. Beberapa
personal dan karakteristik pekerjaan itu sendiri faktor yang menyebabkan tingginya
dengan menambahkan beberapa variabel stres pekerjaan adalah kompleksitas dari
seperti gender (Clark 1997; Bender et al. pekerjaan tersebut dan adanya tekanan
2005), umur (Sloane dan Ward 2001), tingkat waktu. Restuningdiah dan Indriantoro (2000)
pendidikan (Sloane dan William 2000; Clark menemukan peningkatan kompleksitas dalam
1997; Belfield dan Harris 2002), otonomi suatu tugas atau sistem akan menurunkan
(Nguyen et al. 2003), dan pendapatan atau gaji tingkat keberhasilan tugas. McDaniel (1990)
(Shields dan Price 2002). menjelaskan bahwa tekanan waktu adalah
Menurut Nguyen et al. (2003) konsep suatu pembatasan atas kinerja dan merupakan
kepuasan kerja mengandung dimensi yang sumber stres. Hal ini menyebabkan turunnya
bersifat multidimensional, sehingga tidak tingkat kepuasan auditor.
dapat diprediksikan dengan dimensi tunggal.
Demikian pula dengan pendapat Taylor (1999) Kinerja Auditor
yang menyatakan bahwa kepuasan kerja Kepuasan kerja akan mempengaruhi kinerja
profesional dipengaruhi oleh banyak faktor auditor. Menurut Hasibuan (1994), kinerja
sehingga dalam mengukurnya diperlukan adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dimensi yang cukup kompleks. Beberapa dalam melaksanakan tugas-tugas yang yang
dimensi yang digunakan oleh Taylor (1999) dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
antara lain kepuasan terhadap pekerjaan itu kecakapan, pengalaman dan kesungguhan,
sendiri, kepuasan terhadap supervisi, kepuasan serta waktu. Kinerja merupakan gabungan dari
tehadap kompensasi yang diterima, kepuasan tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat
terhadap prospek promosi, dan kepuasan seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan
terhadap teman sejawat. atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan
Penelitian terdahulu menemukan adanya tingkat motivasi seorang pekerja.Semakin
beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan tinggi tiga faktor di atas, semakin besar pula
kerja (job satisfaction) auditor. Judge, Picollo, kinerja karyawan.
dan Ilies (2004), serta Lok dan Crawford Ada dua aspek yang mempengaruhi
(2004) menemukan bahwa gaya kepemimpinan kinerja karyawan (Gibson et al. 1996), yaitu
faktor individu dan lingkungan organisasi.
consideration (people-oriented) memiliki
Aspek individu terdiri dari kemampuan dan
hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja
keterampilan (mental dan fisik), latar belakang
pegawai. Hal ini disebabkan karena dalam
(keluarga, tingkat sosial, dan pengalaman
gaya kepemimpinan consideration, pemimpin
kerja), dan demografis (umur, etnis, jenis
menekankan pentingnya kesejahteraan dari
kelamin). Ferris dan Larker (1983) meneliti
semua anggota kelompok yang dipimpinnya,
pengaruh motivasi pegawai, job related ability,
dengan berorientasi pada hubungan inter-
komitmen organisasi dengan kinerja auditor.
personal, kepercayaan, dan pertemanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
Penelitian tersebut menemukan bahwa gaya
dan komitmen organisasi berhubungan positif
kepemimpinan consideration mempunyai
dengan kinerja sementara job related ability
pengaruh yang lebih besar terhadap kepuasan
berhubungan positif dengan gaji. Larkin and
kerja dibandingkan dengan gaya kepemimpinan Schweikart (1986) meneliti berbagai faktor
structure (task-oriented). Nurhayati (2007) juga yang berhubungan dengan kinerja internal
mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan auditor yang meliputi kemampuan (ability),
consideration memiliki pengaruh yang lebih kepuasan kerja (job satisfaction), motivasi
besar daripada gaya kepemimpinan structure (motivation), komitmen terhadap organisasi
terhadap kepuasan kerja.
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 175

(organizational commitment), komitmen karena perubahan jalur karir atau faktor


terhadap profesi (professional commitment) keluarga. Keinginan untuk keluar organisasi
dan ketertarikan interpersonal ( interpersonal yang dibahas pada penelitian ini adalah dalam
attraction). Hasil penelitiannya menunjukkan konteks model voluntary turnover dan dilihat
bahwa kepuasan kerja dan motivasi individu sebagai suatu fungsi kepuasan kerja. Setiap
adalah hal yang paling erat kaitannya dengan model dari proses turnover menunjukkan
kinerja auditor peran penting dari kepuasan kerja. Gambar 1
menunjukkan proses turnover karyawan yang
Keinginan Berpindah Kerja (Turnover dikembangkan oleh Mobley et al. (1979).
Intention) Meskipun banyak faktor yang menentukan
Keinginan berpindah kerja menurut keputusan untuk meninggalkan pekerjaan,
Suwandi dan Indriantoro (1999) mencerminkan ketidakpuasan (dissatisfaction) adalah pen-
keinginan individu untuk meninggalkan dorong yang utama. Akan tetapi ada kondisi
organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain. dimana karyawan yang tidak puas tidak
Pasewark dan Strawser (1996) mendefinisikan meninggalkan pekerjaan. Misalnya karena
keinginan berpindah kerja mengacu pada dia tidak laku di pasar tenaga kerja atau
keinginan karyawan untuk mencari alternatif labor market condition sulit ditemukan. Jika
pekerjaan lain yang belum diwujudkan hal ini terjadi maka hubungan normal antara
dalam bentuk tindakan nyata. Tuttle (1986) kepuasan (satisfaction) dan perpindahan kerja
mengindetifikasikan tiga katagori variabel ( turnover) akan terganggu. Özer dan Günlük
yang mempengaruhi perilaku keinginan (2010) menemukan adanya hubungan negatif
berpindah karyawan, yaitu: (1) faktor eksternal antara kepuasan kerja auditor dan keinginan
(peluang pekerjaan, tingkat pengangguran, berpindah kerja.
union presence, dan sebagainya); (2) faktor Spencer dan Steers (1981) menggambarkan
yang terkait dengan pekerjaan (kepuasan hubungan turnover rate karyawan dengan
kerja, komitmen organisasi, dan sebagainya); tingkat satisfaction pada low dan high
(3) faktor pribadi seperti tenure, gender, performer seperti tampak pada Gambar
pendidikan, dan sebagainya. 2. Dalam kasus ini turnover diukur hanya
Keinginan berpindah kerja mengacu dalam terminologi sukarela (voluntary) saja
kepada hasil evaluasi individu mengenai (tidak memasukkan faktor pemecatan oleh
kelanjutan hubungannya dengan organisasi perusahaan). Kinerja auditor ditentukan oleh
dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti penilaian yang diberikan oleh atasan. Pada
meninggalkan organisasi. Perpindahan kerja gambar tersebut tampak bahwa hubungan
(turnover) dapat terjadi secara sukarela antara kepuasan kerja dan turnover dimoderasi
(voluntary) dan tidak sukarela (involuntary). oleh tingkat kinerja auditor. Auditor yang
Abelson (1987) menyatakan bahwa sebagian tidak puas (tingkat kepuasannya rendah)
besar karyawan yang meninggalkan organisasi dan dianggap memiliki prestasi yang rendah
karena alasan sukarela dapat dikategorikan (poor performers) oleh atasannya, memiliki
atas perpindahan kerja sukarela yang dapat tingkat turnover yang tinggi. Tapi sebaliknya,
dihindarkan (avoidable voluntary turnover) dan karyawan yang memiliki kinerja tinggi (baik
perpindahan kerja yang tidak dapat dihindarkan yang puas maupun yang tidak puas) tidak akan
(unavoidable voluntary turnover). Avoidable meninggalkan pekerjaannya karena mereka
voluntary turnover dapat disebabkan karena diberikan strong inducements untuk tidak keluar
alasan berupa gaji, pembisik kerja, atasan dari tempat bekerjanya. Inducements adalah
atau ada organisasi lain yang dirasakan lebih suatu tindakan untuk memotivasi seseorang.
baik, sedangkan perpindahan kerja sukarela Karyawan yang tidak puas namun memiliki
yang tidak dapat dihindarkan dapat disebabkan kinerja tinggi, ada kemungkinan akan mencari
pekerjaan di tempat lain yang memberikan
176 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

Organization Individual Economic-labor


■ Goals-Values market
■ Polices Occupartional Personal
■ Hilerarchical level ■ Age ■ Unemployment
■ Practices
■ Skill level ■ Tenure ■ Vacancy rates
■ Rewards
■ Status ■ Education ■ Advertising levels
■ Job content
■ Professionalism ■ Interests ■ Recruiting levels
■ Supervisor
■ Personality ■ Word-of-mouth
■ Work group
■ Socio-economic communication
■ Conditions
■ Climate ■ Family responsibility
■ Size ■ Aptitude

Job-related Labor-market
perceptions Individual values perceptions

Expectations about Expectations about


present job: alternative job:
1. Expectancies about 1. Expectancies about
future job outcomes Satisfaction future job outcomes
2. Expectancy about 2. Expectancy about
keeping job attaining alternative

Attractions- Attraction-
expected utility expected utility
of present job of alternatives
■ Centrality of nonwork
values Immediate vs. delayed
■ Beliefs about nonwork grafications
consequences of quitting
Intentions to search,
■ Contractual constraints
intentions to quit
Impulsive behavior,
specificity and time
Alternative forms of between measures
withdrawal behavior Turnover behavior

Sumber: Mobley, Griffeth, Hand, & Meglino (1979)

Gambar 1
Model Employee Turnover Process

30
Low performance
TURNOVER (PERCENT)

20

10 High
performance

Low SATISFACTION High

Sumber: Spencer & Steers, 1981

Gambar 2
Hubungan Turnover Rates dan Satisfaction Levels untuk Low dan High Performers
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 177

gaji yang lebih tinggi. Untuk menahan lebih disenangi, demikian pula seorang
agar karyawan yang berkinerja tinggi tidak atasan auditor yang mampu menunjukkan dan
meninggalkan pekerjaannya saat ini, biasanya mengarahkan auditor dalam melaksanakan
perusahaan akan menawarkan inducement tugas dengan benar akan memberikan hasil
berupa kenaikan gaji dan promosi. Inducement kinerja sesuai yang diharapkan oleh organisasi
ini dapat menghilangkan ketidakpuasan yang (gaya kepemimpinan structure) yang pada
kemudian akan mempengaruhi turnover akhirnya akan berdampak pada kepuasan
intention (keinginan berpindah kerja). auditor atas kinerja yang dihasilkannya.
Judge, Picollo, dan Ilies (2004); House,
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Filley, dan Gujarati (1971); Osborn dan Hunt
terhadap Kepuasan Kerja Auditor (1975) dan Lok dan Crawford (2004) menemu-
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk kan bahwa gaya kepemimpinan consideration
mempengaruhi sebuah kelompok dalam memiliki hubungan yang kuat dengan
mencapai suatu tujuan, baik secara formal kepuasan kerja pegawai. Penelitian tersebut
yang berarti ditunjuk oleh perusahaan yang menemukan bahwa gaya kepemimpunan
bersangkutan, maupun secara informal yaitu tidak consideration mempunyai pengaruh yang lebih
ditunjuk oleh perusahaan, tetapi mempunyai besar terhadap kepuasan kerja dibandingkan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan gaya kepemimpinan structure.
(Robbins 2009). Kreitner dan Kinichi (2005) Nurhayati (2007) juga mengungkapkan bahwa
mengemukakan gaya kepemimpinan dalam 2 gaya kepemimpinan consideration memiliki
dimensi: pengaruh yang lebih besar daripada gaya
1. Gaya Konsiderasi (consideration style) yaitu kepemimpinan structure terhadap kepuasan
gaya kepemimpinan yang menggambarkan kerja. Berdasarkan argumentasi serta studi
kedekatan hubungan antara atasan dan literatur yang telah dipaparkan sebelumnya,
bawahan, adanya rasa saling percaya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
kekeluargaan, menghargai gagasan ba- berikut:
wahan, dan adanya komunikasi antara H1 : Gaya kepemimpinan consideration

atasan dengan bawahan. akan meningkatkan kepuasan kerja
2. Gaya Struktur Inisiatif (Initiating auditor.
Structure) yaitu gaya kepemimpinan yang H2 : Gaya kepemimpinan structure akan

menunjukkan bahwa pemimpin yang dapat meningkatkan kepuasan kerja
mengorganisasikan dan mendefinisikan auditor.
hubungan dalam suatu kelompok,
cenderung membangun pola dan saluran Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap
komunikasi yang jelas, serta menjelaskan Kepuasan Kerja Auditor
cara mengerjakan tugas yang benar. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas kerja adalah kompleksitas penugasan.
Seseorang yang menjalankan fungsi Menurut Libby dan Lipe (1992) dan Kennedy
manajemen berkewajiban mempengaruhi (1993), kompleksitas penugasan dapat
karyawan bawahannya agar tetap melaksanakan digunakan sebagai alat untuk meningkatkan
tugas dengan baik, memiliki dedikasi terhadap kualitas kerja. Kompleksitas penugasan untuk
organisasi, dan tetap merasa berkewajiban untuk tingkatan tertentu dapat mempengaruhi usaha
mencapai tujuan organisasi (Sedarmayanti auditor. Beberapa penelitian menunjukkan
2007). Kedua gaya di atas dapat mempengaruhi adanya pengaruh negatif dari kompleksitas
produktivitas kerja auditor. Seorang atasan audit terhadap mutu audit (Simnett dan
auditor yang mampu menciptakan hubungan Trotman 1986 dalam Tan et al. 2002;
yang baik antara atasan dan bawahan (gaya Restuningtias dan Indriantoro 2000). Hal ini
kepemimpinan consideration) tentunya akan
178 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

merupakan masalah yang seringkali dihadapi waktu yang dihadapi oleh profesional dalam
auditor dimana dalam kompleksitas tugas yang bidang pengauditan dapat menimbulkan
tinggi mereka dituntut untuk menghasilkan tingkat stress yang tinggi dan mempengaruhi
laporan audit yang berkualitas. sikap, niat, dan perilaku auditor (Dezoort
Audit menjadi semakin kompleks di- 2002) serta mengurangi perhatian mereka
sebabkan tingkat kesulitan dan variabilitas terhadap aspek kualitatif dari indikasi salah saji
tugas audit yang semakin tinggi. Menurut yang menunjukkan potensial kecurangan atas
Restuningdiah dan Indriantoro (2000), pelaporan keuangan (Braun 2000). Easterbrook
peningkatan kompleksitas dalam suatu (1959) menunjukkan bahwa di bawah tekanan
tugas atau sistem akan menurunkan waktu, perhatian akan lebih terfokus pada tugas
tingkat keberhasilan tugas itu. Peningkatan yang dominan seperti tugas pengumpulan
kompleksitas penugasan dapat menyebabkan bukti berkaitan dengan frekuensi dan jumlah
akuntan berperilaku disfungsional sehingga salah saji dan mengorbankan perhatian yang
menyebabkan penurunan kualitas audit. Hal diberikan pada tugas tambahan seperti tugas
tersebut tentunya akan menurunkan kepuasan yang memperhatikan aspek kualitatif atas
auditor. Oleh karena itu, hipotesis yang terjadinya salah saji yang menunjukkan
terbentuk adalah: potensial kecurangan pelaporan keuangan.
H3 : Kompleksitas penugasan audit dapat Berdasarkan pembahasan di atas, maka
menurunkan kepuasan kerja auditor. dapat disimpulkan bahwa tekanan anggaran
waktu dapat menyebabkan semakin banyak
Pengaruh Time Budget Pressure terhadap transaksi yang tidak diuji oleh auditor.
Kepuasan Kerja Auditor Di sisi lain tekanan anggaran waktu juga
Dezoort (2002) mendefinisikan tekanan menyebabkan peningkatan stress dari auditor
anggaran waktu (time budget pressure) sebagai karena kinerjanya dibatasi. Kedua hal ini
bentuk tekanan yang timbul dari keterbatasan berdampak pada penurunan kepuasan kerja
sumber daya untuk melaksanakan suatu auditor. Maka dikemukakan hipotesis sebagai
tugas. Tekanan anggaran waktu merupakan berikut:
suatu keadaan dimana auditor dituntut untuk H4 : Tekanan anggaran waktu menurunkan
melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu kepuasan kerja auditor.
yang telah disusun atau terdapat pembatasan
waktu dan anggaran yang sangat ketat dan Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
kaku (Sososutikno 2003). Tekanan anggaran Kinerja Auditor
waktu merupakan faktor yang mempengaruhi William dan Hazer (1986) menyatakan
kinerja seseorang (Ahituv dan Igbaria 1998). bahwa kepuasan kerja merupakan orientasi
McDaniel (1990) menjelaskan bahwa afektif dari pekerja secara individual terhadap
tekanan waktu adalah suatu pembatasan pekerjaan dan karakteristiknya. Spector
atas kinerja dan merupakan sumber stres. (1997) menjelaskan bahwa kepuasan kerja
Hal ini akan lebih memicu stres jika berhubungan dengan kinerja sehingga seorang
pekerjaan yang dilakukan kemungkinan pekerja yang merasa puas seharusnya juga
tidak dapat terselesaikan. Tekanan waktu merupakan seorang pekerja yang produktif.
yang menyebabkan stres akan berakibat pada Seseorang yang senang atau puas dengan
menurunnya efektivitas. pekerjaannya akan lebih memiliki motivasi,
Ada berbagai faktor yang mendorongnya lebih giat, dan akhirnya memiliki kinerja yang
munculnya tekanan anggaran waktu seperti lebih baik. Robbins (2009) menemukan bahwa
persaingan fee antara kantor akuntan organisasi yang memiliki karyawan yang lebih
publik, pertimbangan kemampuan laba, dan puas cenderung lebih efektif dibandingkan
organisasi yang memiliki karyawan yang
keterbatasan personil. Tekanan anggaran
kurang puas.
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 179

Penelitian Maryani dan Supomo (2001) kepuasan kerja berhubungan positif dengan
juga menemukan bahwa kepuasan kerja keinginan untuk berkarir jangka panjang
mempunyai hubungan yang signifikan sebagai auditor. Yang artinya semakin tinggi
dengan kinerja individual. Larkin and kepuasan kerja auditor, semakin rendah
Schweikart (1986) meneliti berbagai faktor keinginan untuk berpindah profesi. Özer dan
yang berhubungan dengan kinerja auditor Günlük (2010) juga menemukan hasil yang
internal. Hasil penelitiannya menunjukkan sejalan dimana adanya hubungan negatif antara
bahwa kepuasan kerja dan motivasi individu kepuasan kerja dan keinginan berpindah kerja
adalah hal yang paling menentukan kinerja auditor. Soedibyo (2010), meneliti pengaruh
auditor. Semakin tinggi kepuasan kerja auditor, job satisfaction terhadap turnover intention
semakin tinggi pula kinerjanya. Penelitian dengan melihat peran nutrient information dan
mengenai hubungan kepuasan kerja dengan information consciousness dalam memoderasi
kinerja eksternal auditor masih jarang, namun hubungan antara job satisfaction dan turnover
karakteristik pekerjaan internal auditor dan intention.
ekstenal auditor tidak jauh berbeda dimana Berdasarkan pembahasan tersebut, peneliti
pada ekternal auditor, kepuasan kerja juga menduga bahwa auditor yang memiliki
akan meningkatkan kinerja. kepuasan kerja akan loyal pada organisasi
Berdasarkan berbagai penelitian di atas, yang menaunginya, sehingga menurunkan
penelitian ini akan melihat pengaruh kepuasan keinginan untuk meninggalkan organisasinya
kerja terhadap kinerja ekstenal auditor. Auditor tersebut. Oleh karena itu, hipotesis yang
yang memiliki kepuasan terhadap pekerjaannya, terbentuk adalah:
akan lebih termotivasi, lebih giat dan produktif H6: Kepuasan kerja menurunkan keinginan
dalam melakukan pekerjaannya sehingga berpindah kerja auditor.
meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu,
hipotesis dalam penelitian ini adalah: Pengaruh Kinerja terhadap Hubungan
H5: Kepuasan kerja meningkatkan kinerja antara Kepuasan Kerja dan Keinginan
auditor. Berpindah Auditor
Kinerja pegawai sebagai suatu ukuran
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap yang dapat digunakan untuk menetapkan
Keinginan Berpindah Kerja Auditor perbandingan hasil pelaksanaan tugas,
Kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya tanggungjawab yang diberikan oleh organisasi
mempunyai pengaruh terhadap keinginan pada periode tertentu dan relatif dapat
berpindah kerja. Karyawan dengan kepuasan digunakan untuk mengukur prestasi kerja
kerja yang rendah, kurang bahagia dan tidak atau kinerja organisasi (Gibson et al. 1996).
termotivasi dengan pekerjaannya, akan Sedangkan keinginan berpindah merupakan
meningkat keinginannya untuk berpindah variabel yang berhubungan dan lebih banyak
kerja. Tate, Whately dan Clugson (1997); menerangkan perilaku turnover (Arnold dan
Igbaria dan Guimaraes (1993); Natemeyer, Feldman 1982; Mobley et al. 1979 dalam
Burton dan Johnston (1995) serta Pasewark Lekatompessy 2003).
dan Strawser (1996) menemukan bahwa Menurut Spector (2001) hubungan antara
kepuasan kerja secara langsung berpengaruh kepuasan kerja dan turnover dimoderasi
negatif terhadap keinginan berpindah oleh tingkat kinerja auditor. Auditor yang
karyawan. Snead dan Harrell (1991) dan Özer tidak puas (kepuasan kerjanya rendah) dan
dan Günlük (2010) meneliti secara spesifik dianggap memiliki prestasi yang rendah
mengenai hubungan antara kepuasan kerja (poor performers) oleh atasannya, memiliki
auditor dan keinginan berpindah kerja. Snead tingkat turnover yang tinggi. Tapi sebaliknya,
dan Harrell (1991) yang menemukan bahwa karyawan yang memiliki kinerja tinggi (baik
180 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

Gambar 3
Kerangka Penelitian

yang puas maupun yang tidak/kurang puas) JOBSi


= LEADER_Ci + LEADER_
keinginan berpindah kerjanya akan lebih rendah Si + COMPLEXi + TIMEi +
karena mereka diberikan strong inducements CHARACTi + GENDERi +
untuk tidak keluar dari tempat bekerjanya,
EXPERIENCi + AGEi + LEVELi
misalnya dengan diberi kenaikan gaji dan
promosi. Inducement ini dapat menghilangkan + ei ......................
Model 1
ketidakpuasan. Pada penelitian ini akan diteliti
apakah tingkat keinginan berpindah kerja Untuk menguji hipotesis 5 digunakan model
auditor tergantung pada tingkat kinerja auditor, penelitian sebagai berikut:
sehingga hipotesis yang terbentuk adalah:
H7 : Tingkat kinerja auditor mem- PERFORMi = JOBSi + CHARACTi +
p e n g aru h i h u b u n gan an t ar a GENDERi + EXPERIENCi
kepuasan kerja dan keinginannya + AGE i + LEVEL i
untuk berpindah kerja auditor.
+ei .....................
Model 2
Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
Untuk menguji hipotesis 6 dan 7 digunakan
dilihat pada Gambar 3.
model penelitian sebagai berikut:
TURNOVER INTENTIONi =
METODE PENELITIAN JOBSi + JOBS*PERFi +
CHARACTi + GENDERi +
Model Penelitian EXPERIENCi+ AGEi + LEVELi
Untuk menguji hipotesis 1 sampai 4 digunakan
+ ei Model 3
model penelitian sebagai berikut: ..................
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 181

Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
No Variabel Uraian
Diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari JSS (Job satisfaction Survey) Paul
1 Kepuasan Kerja E Spector (2001) yang terdiri dari 20 item pertanyaan mengenai 5 hal yaitu pay,
(JOBS) promotion, fringe benefit, co-worker, dan communication (K01-K04, C1-C4,SL1-
SL4,PR1-PR4,B1-B4)
Gaya Diukur dengan instrumen yang dikembangkan Gibson (1996), terdiri dari 5 item
2 Kepemimpinan pertanyaan mengenai gaya kepemimpinan consideration (P1-P5) dan 3 item untuk
(LEADER) gaya kepemimpinan structure (P6-P8).
Kompleksitas
3 Kompleksitas tugas diadopsi dari kuesioner Prasita dan Adi (2007) yang terdiri dari 4
Tugas
pertanyaan (KT1-KT4).
(COMPLEX)
Tekanan anggaran waktu digunakan untuk menentukan beban audit dan mengukur
4 Tekanan efektivitas kinerja auditor (Waggoner dan Cashell 1991). Tekanan anggaran waktu
Anggaran Waktu diukur dengan menggunakan variabel yang telah digunakan Prasita dan Adi (2007)
(TIME) dan Cook dan Kelley (1988) dalam Marganingsih (2009). Tekanan anggaran waktu
diukur dengan pertanyaan T1-T4.
Performance auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang
5 Performance
telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Variabel kinerja auditor
(PERFORM)
dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Kalbers dan Fogarty (1995). Kinerja diukur dengan pertanyaan KN1-KN4.
Keinginan berpindah kerja didefinisikan oleh Suwandi dan Indriantoro (1999) sebagai
6 Keinginan keinginan individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan
Berpindah Kerja lain. Keinginan berpindah kerja diukur dengan instrumen dari Kalber dan Forgarty
(TURNOVER (1995) yang terdiri dari 11 item pertanyaan dengan 7 poin skala likert. Pada penelitian
INTENTION) ini, ketujuh pertanyaan tersebut dipilih yang sesuai dengan pekerjaan auditor dan
kemudian dilakukan pre-test untuk menguji validitas dan reliabilitas sehingga
diperoleh 4 pertanyaan (KB1-KB4).
Variabel ini adalah dummy, 1: karakteritik A, 0 : karakteristik B. Penelitian ini
7 Kepribadian menggunakan karakteristik kepribadian tipe A dan tipe B seperti yang digunakan
(CHARACT) oleh Rayburn and Rayburn (1996) dan Liyanarachchi (2007). Orang yang memiliki
karakteristik A adalah orang yang lebih agresif, ambisius, kompetitif dan tidak sabar,
stress, time urgency, cepat, dan berkomitmen dengan goal, dibandingkan dengan orang
memiliki karakteristik B. Rayburn and Rayburn (1996) menunjukkan individu dengan
karakteristik A lebih memiliki kepuasan kerja dan kinerja daripada individu dengan
karakteristik B. Cara pengelompokan karakteristik adalah jawaban karakteristik pada
tabel 9 nomor 2, 5, 11, 21, 24, 27 direverse. Lalu dijumlahkan dengan semua skor
lainnya. Tipe A adalah orang yag skornya di atas rata-rata, tipe B adalah yang di bawah
rata-rata.
8 1= 20-24 tahun; 2=25-29 tahun; 3=30-34 tahun; 4=35-39 tahun; 5 = lebih dari 40
Usia (AGE)
tahun
9 Jenis Kelamin
0 = Wanita; 1 = Pria
(GENDER)
10
Jabatan (LEVEL) 1 = Junior; 2 = Senior; 3 = Supervisor; 4 = Manajer
11 Pengalaman
Pengalaman menjadi auditor diukur dengan jumlah tahun seseorang menjadi auditor.
(EXPERIENCE)

Definisi Operasional dan Pengukuran 6 diukur dengan skala likert 1-4, yaitu nilai
Variabel 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 =
Definisi operasional variabel penelitian ini setuju, 4 = sangat setuju (Sekaran 2000). Pada
dapat dilihat pada Tabel 1. Variabel 1 sampai penelitian ini tidak menggunakan 5 skala likert
182 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

untuk menghindari responden yang memilih waktu ke waktu). Suatu variabel dikatakan
jawaban nomor netral. mempunyai validitas yang baik terhadap
konstruk atau variabel latennya apabila nilai t
Populasi dan Sampel Penelitian muatan faktornya lebih besar dari nilai kritis
Unit analisis dari penelitian ini adalah >1,96 atau >2 (Doll, Xia, dan Torkzadeh
auditor dan konsultan yang bekerja di KAP. 1994), dan muatan faktor standarnya >0,50
Populasi penelitian adalah professional staff (Igbaria et al. 1997). Pengujian reliabilitas
yang bekerja di KAP baik sebagai auditor dengan perhitungan construct reliability dan
maupun konsultan. Menurut data Pusat variance extracted (Hair et al. 1995). Jika hasil
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP)- perhitungan construct reliability lebih besar
Depkeu, pada tahun 2008 jumlah KAP di dari 0,7 dan variance extracted lebih besar dari
Indonesia adalah 389 buah, partner 805 orang, 0,5, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas
auditor 9.012 orang dan non auditor (konsultan) construct sudah baik (Wijanto 2008).
987 orang. Sehingga total profesional staff
adalah 9.999. Pada penelitian ini, KAP
dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan jumlah ANALISIS HASIL PENELITIAN
karyawan, KAP Besar jumlah karyawannya
diatas 400 orang (ada 49 KAP), KAP
Menengah jumlah karyawannya 100-400 orang
Statistik Deskriptif Sampel
(ada 13 KAP), KAP Kecil adalah KAP yang Kuesioner diedarkan kepada 46 KAP di
jumlah karyawannya dibawah 100 orang (ada Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan
327 KAP). Metode pemilihan sampel adalah Medan. Total kuesioner yang disebarkan
dengan metode convenience sampling. Peneliti adalah 1.444 buah dan yang kembali
berusaha agar diperoleh data dengan jumlah sebanyak 1.216 buah. Dari jumlah tersebut
yang seimbang antara KAP Besar, Menengah ada 58 kuesioner yang tidak memenuhi syarat
dan Kecil. sehingga yang diolah adalah 1.178 kuesioner.
Pengumpulan data dilakukan dengan Gambaran lengkap profil responden pada
metode survei melalui kuesioner yang KAP Kecil, Menengah dan Besar dapat dilihat
dikirimkan kepada responden sejak 28 pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 dapat
Februari 2010 sampai 20 April 2010. Sebelum disimpulkan bahwa sebagian besar responden
dikirimkan kepada responden, dilakukan pre- berpendidikan S1. Auditor Junior dan senior,
test terlebih dahulu. Kuesioner dikirimkan berada pada kelompok umur 20-24 dan 25-29
kepada responden dengan cara: (1) Disebarkan tahun, pengalaman kerja kurang dari 2 tahun
pada waktu responden kuliah di PPAk dan dan antara 2.1–5 tahun. Jumlah wanita dan
mengikuti seminar yang diadakan oleh tim pria hampir sama. Pada kelompok usia 20-
peneliti bekerjasama dengan (IAPI) dan 24 tahun wanita lebih banyak daripada pria,
MAKSI-PPAk UI; (2) On Line Survey; (3) namun ketika usia 30 tahun ke atas, pria lebih
Dikirim ke KAP. banyak daripada wanita.

Metode Analisis Data Tahapan dan Hasil Pengujian SEM


Data yang berasal dari kuesioner di- (Structural Equation Modeling)
olah dengan software Linear Structural Pengujian SEM pada penelitian ini
RELationship (LISREL) 8.72 full version. menggunakan Maximum Likelihood Estimate
Dilakukan uji validitas (untuk mengetahui (MLE) dengan menggunakan pendekatan dua
valid tidaknya suatu pernyataan) dan langkah (Anderson dan Gerbing 1988 dalam
reliablilitas (untuk mengetahui sejauh Wijanto 2008). Hasil pengujian validitas dan
mana hasil pengukuran tetap konsisten dari reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 183

Tabel 2
Data Demografi Responden

pada lampiran. Dari kombinasi berbagai ukuran Analisis Hasil Pengujian


kecocokan tersebut, maka secara umum dapat
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan Kepuasan Kerja
model baik pada KAP Kecil, KAP Menengah,
maupun KAP Besar adalah baik (lihat Tabel 5). Hasil pengujian pada Tabel 6 menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan konsideran
Analisis Model Struktural (atasan yang bersikap ramah, saling
Model Persamaan struktural pada penelitian ini percaya, menghargai bawahan, terbuka dan
ada 3 untuk masing masing jenis KAP (KAP menyenangkan) berpengaruh signifikan positif
Besar, Menengah dan Kecil). Path diagram terhadap kepuasan kerja staf akuntan publik di
dapat dilihat pada Gambar 4 sampai 6 pada KAP Kecil dan Besar, tapi tidak berpengaruh
lampiran. Hasil pengujian model 1 sampai signifikan terhadap kepuasan kerja staf akuntan
model 3 untuk KAP Kecil, Menengah dan publik di KAP Menengah. Sedangkan gaya
kepemimpinan structure (atasan yang mampu
Besar dapat dilihat pada Tabel 6 sampai 8.
berkomunikasi dengan bawahan secara jelas
184 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

Tabel 5
Hasil Uji Kecocokan Seluruh Model

KAP KECIL KAP MENENGAH KAP BESAR


Ukuran GOF Target – Tingkat Hasil Estimasi Tingkat Hasil Estimasi Tingkat Hasil Estimasi Tingkat
Kecocokan Model Kecocokan Model Kecocokan Model Kecocokan
Chi-Square Nilai yang kecil 2312,82 Kurang Baik 2019.27 Kurang Baik 2018,39 Kurang Baik
P P > 0,05 (P = 0.0) (P = 0.0) (P = 0.0)
NCP Nilai yang kecil 1284,69 Baik 1163.07 Baik 923,70 Baik
Interval Interval yang sempit (1148,72 ; (1036.78 ; (804,51 ;
1428,34) 1297.02) 1050,64)
RMSEA RMSEA < 0,08 0,055 Baik 0,057 Baik 0,055 Baik
ECVI Nilai yang kecil dan M* = 6,86 Baik M* = 5,43 Baik M* = 7,27 Baik
dekat dengan ECVI S* = 6,27 S* = 4,62 S* = 7,35
saturated I* = 214,08 I* = 191,70 I* = 218,92
AIC Nilai yang kecil dan M* = 2793,69 Baik M* = 2432,07 Baik M* = 2325,70 Baik
dekat dengan AIC
Saturated S* = 2550,00 S* = 2070,00 S* = 2352,00
I* = 87132,47 I* = 85881,76 I* = 70055,61

CAIC Nilai yang kecil dan M* = 3966,33 Baik M* = 3627,11 Baik M* = 3404,04 Baik
dekat dengan CAIC S* = 8939,37 S* = 7355,77 S* = 7963,21
saturated I* = 87383,04 I* = 86111,57 I* = 70284,64

NFI NFI > 0,90 0.97 Baik 0.98 Baik 0.97 Baik
NNFI NNFI > 0,90 0.98 Baik 0.98 Baik 0.98 Baik
CFI CFI > 0,90 0,99 Baik 0,99 Baik 0,98 Baik
IFI IFI > 0,90 0,99 Baik 0,99 Baik 0,98 Baik
RFI RFI > 0,90 0,97 Baik 0,97 Baik 0,97 Baik
CN CN > 200 203,39 Baik 200,02 Baik 168,16 Kurang Baik
RMR Standardized RMR < 0.062 Kurang Baik 0.072 Kurang Baik 0.1 Kurang Baik
0,05
GFI GFI > 0,90 0.81 Cukup Baik 0.84 Cukup Baik 0.8 Cukup Baik
(Marginal Fit) (Marginal Fit) (Marginal Fit)
AGFI AGFI > 0,90 0,77 Kurang Baik 0,79 Kurang Baik 0,76 Kurang Baik
* M = Model ; S = Saturated ; I = Independence

Tabel 6
Hasil Pengujian Model 1
KAP KECIL KAP MENENGAH KAP BESAR
Hipotesis Path Estimasi Nilai t Kesimpulan Estimasi Nilai t Kesimpulan Estimasi Nilai t Kesimpulan
H1 LEADER_C => JOBS 1,14 2,26 Signifikan 10,27 0,62 Tidak Signifikan 0,65 6,67 Signifikan
H2 LEADER_S => JOBS -0,16 -0,35 Tidak Signifikan -9,97 -0,60 Tidak Signifikan 0,28 4,15 Signifikan
H3 COMPLEX => JOBS -1,04 -1,56 Tidak Signifikan 0,022 0,055 Tidak Signifikan -0,083 -1,61 Tidak Signifikan
H4 TIME => JOBS 1,18 1,62 Tidak Signifikan -0,097 -0,24 Tidak Signifikan -0,021 -0,39 Tidak Signifikan
CHARAC => JOBS 0,0043 0,051 Tidak Signifikan -0,46 -0,48 Tidak Signifikan -0,074 -1,42 Tidak Signifikan
GENDER => JOBS -0,062 -0,76 Tidak Signifikan 0,55 0,59 Tidak Signifikan 0,036 0,66 Tidak Signifikan
EXPERIEN => JOBS 0,072 0,51 Tidak Signifikan 0,88 0,56 Tidak Signifikan -0,18 -2,14 Signifikan

AGE => JOBS -0,0014 -0,010 Tidak Signifikan -1,00 -0,63 Tidak Signifikan -0,079 -0,90 Tidak Signifikan
LEVEL => JOBS 0,063 0,56 Tidak Signifikan -1,21 -0,52 Tidak Signifikan 0,20 2,56 Signifikan

Tabel 7
Hasil Pengujian Model 2
KAP KECIL KAP MENENGAH KAP BESAR
Hipotesis Path Estimasi Nilai t Kesimpulan Estimasi Nilai t Kesimpulan Estimasi Nilai t Kesimpulan
H5 JOBS => PERFORM 0,50 8,24 Signifikan 0,23 4,65 Signifikan 0,31 4,47 Signifikan
CHARAC => PERFORM 0,052 1,12 Tidak Signifikan 0,035 0,76 Tidak Signifikan 0,074 1,64 Tidak Signifikan
GENDER => PERFORM -0,0094 -0,21 Tidak Signifikan 0,016 0,35 Tidak Signifikan 0,16 3,15 Signifikan
EXPERIEN => PERFORM 0,036 0,49 Tidak Signifikan 0,080 0,93 Tidak Signifikan 0,075 1,05 Tidak Signifikan
AGE => PERFORM -0,098 -1,30 Tidak Signifikan -0,070 -0,76 Tidak Signifikan -0,071 -0,94 Tidak Signifikan

LEVEL => PERFORM -0,0052 -0,083 Tidak Signifikan -0,13 -2,04 Signifikan 0,042 0,66 Tidak Signifikan
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 185

Tabel 8
Hasil Pengujian Model 3
KAP KECIL KAP MENENGAH KAP BESAR
Hipotesis Path Estimasi Nilai t Kesimpulan Estimasi Nilai t Kesimpulan Estimasi Nilai t Kesimpulan

H6 JOBS => TI -0,45 -5,69 Signifikan -0,76 -3,79 Signifikan -0,45 -5,82 Signifikan

H7 JOBSPERF => TI 0,24 3,89 Signifikan 0,29 3,06 Signifikan -0,032 -0,59 Tidak Signifikan

CHARAC => TI 0,12 2,31 Signifikan 0,13 1,97 Signifikan 0,045 0,84 Tidak Signifikan

GENDER => TI 0,036 0,74 Tidak Signifikan 0,092 1,45 Tidak Signifikan -0,042 -0,76 Tidak Signifikan

EXPERIEN => TI -0,12 -1,44 Tidak Signifikan -0,40 -3,33 Signifikan -0,26 -2,99 Signifikan (negatif)

AGE => TI 0,099 1,22 Tidak Signifikan -0,0045 -0,036 Tidak Signifikan 0,081 -0,90 Tidak Signifikan

LEVEL => TI -0,21 -2,96 Signifikan 0,18 2,02 Signifikan 0,24 3,00 Signifikan

dan efektif, mampu memberi arahan dalam (structure). Hal ini berhubungan dengan skala
mengerjakan tugas dengan benar, dan fokus kantor yang sangat besar. Temuan ini sesuai
pada tujuan) berpengaruh signifikan positif dengan penelitian dari Nurhayati (2007).
terhadap kepuasan kerja staf akuntan publik di Hasil ini menunjukkan bahwa KAP perlu
KAP Besar, tapi tidak berpengaruh signifikan memperhatikan gaya kepemimpinan yang
terhadap kepuasan kerja staf akuntan publik di cocok, untuk itu perlu dipertimbangkan adanya
KAP Menengah dan Kecil. pelatihan kepemimpinan bagi pemimpin KAP
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa agar dapat meningkatkan kepuasan kerja
pada KAP kecil, yang mempengaruhi auditor sehingga dapat meningkatkan kualitas
tingkat kepuasan kerja auditor hanya gaya audit.
kepemimpinan consideration, sedangkan gaya
kepemimpinan structure tidak berpengaruh. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Time
Hal tersebut mungkin disebabkan ukuran KAP Budget Pressure terhadap Kepuasan Kerja
Kecil tidak terlalu besar, maka tidak terlalu
Pada semua jenis KAP, kompleksitas
diperlukan gaya kepemimpinan structure. Pada
tugas dan time budget pressure terbukti tidak
KAP Menengah, kedua gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja (lihat
tidak mempengaruhi tingkat kepuasan kerja
Tabel 6). Hasil ini bertentangan dengan
auditor. Hal ini mungkin disebabkan karena
hasil penelitian McDaniel (1990). Hal ini
KAP yang tergolong Menengah sangat
kemungkinan karena beda konteks negara
heterogen sehingga belum dapat disimpulkan
dan para auditor sudah menyadari bahwa
tipe kepemimpinan yang memberi kepuasan
kompleksitas tugas dan anggaran waktu audit
pada KAP Menengah. Sedangkan pada KAP
yang ketat sudah menjadi nature dari pekerjaan
Besar, gaya kepemimpinan konsideran dan
audit sehingga hal ini tidak mempengaruhi
gaya kepemimpinan structure berpengaruh
tingkat kepuasan kerjanya. Hal ini menun-
terhadap kepuasan auditor, namun gaya
jukkan bahwa para auditor yang bekerja
kepemimpinan consideration memiliki
di KAP memang bertujuan untuk mencari
pengaruh yang lebih besar dibandingkan gaya
pengalaman dan ilmu pengetahuan sehingga
kepemimpinan structure. Berarti di KAP Besar,
mereka bersedia melakukan pekerjaaan yang
selain dibutuhkan jenis gaya kepemimpinan
kompleks dan waktu kerja yang penuh dengan
yang ramah, terbuka, menyenangkan dan
tekanan.
peduli terhadap bawahan (consideration),
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian
juga diperlukan kepemimpinan yang mampu
besar variabel kontrol (karakteristik, gender,
berkomunikasi dengan bawahan secara jelas
pengalaman, umur, level) tidak berpengaruh
dan efektif serta memberi arahan yang benar
signifikan pada model ini, kecuali pengalaman
186 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

dan level yang berpengaruh terhadap kepuasan besar. Hal ini membuat kinerja auditor di KAP
kerja di pada KAP Besar. Ditemukan pada Menengah menjadi rendah.
KAP Besar, pengalaman berpengaruh negatif Pada KAP Besar, variabel kontrol yang
signifikan terhadap kepuasan kerja, yang signifikan mempengaruhi kinerja adalah
artinya semakin panjang pengalaman auditor GENDER, dimana kinerja laki-laki lebih tinggi
di KAP Besar, semakin rendah kepuasan dibandingkan dengan wanita. Hal ini sesuai
kerjanya. Hal ini mungkin disebabkan karena dengan nature kerja di KAP yang terkadang
semakin banyak pengalaman audit yang harus lembur, pulang malam dan keluar kota.
diperoleh seorang auditor, dia merasa semakin
bosan dengan pekerjaan audit. Pekerjaan audit Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
pada level bawah memang membosankan Keinginan Berpindah Kerja Auditor dan
jika dilakukan bertahun-tahun (melakukan Peran Kinerja dalam Memoderasi Pengaruh
vouching dan lain lain). Oleh karena itu di KAP Kepuasan Kerja terhadap Keinginan
sangat perlu adanya proses kenaikan jabatan Berpindah Kerja
yang berkala. Hal ini konsisten dengan temuan Tabel 8 menunjukkan bahwa kepuasan
bahwa LEVEL terbukti berpengaruh positif kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan
terhadap kepuasan kerja yang artinya bahwa berpindah kerja auditor pada semua jenis
semakin tinggi level auditor, semakin tinggi KAP. Hal ini membuktikan bahwa semakin
pula tingkat kepuasan kerjanya. Pekerjaan tinggi kepuasan kerja auditor, semakin
audit adalah pekerjaan yang menantang, rendah keinginan berpindah kerja auditor.
namun juga ada bagian yang membosankan Kinerja terbukti memoderasi hubungan antara
dan rumit, sehingga perlu ada kenaikan level kepuasan kerja dan keinginan berpindah kerja
secara berkala. auditor pada KAP Kecil dan Menengah. Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan negatif
antara kepuasan kerja dan keinginan berpindah
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
kerja tergantung pada apakah orang tersebut
Pada semua jenis KAP, kepuasan kerja memiliki kinerja yang tinggi atau rendah.
berpengaruh positif terhadap kinerja (lihat Karena koefisien moderasi JOB*PERF adalah
Tabel 7). Koefisien tertinggi ada pada KAP positif, maka bagi orang yang memiliki kinerja
Kecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi, semakin besar ketidakpuasannya
tinggi kepuasan kerja auditor, semakin baik terhadap pekerjaannya, sehingga semakin
kinerja auditor. Temuan ini sesuai dengan besar keinginannya untuk berpindah kerja.
hasil penelitian Spector (1997). Hal ini Hasil ini sesuai dengan temuan Spector (2001).
menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik Dapat kita simpulkan bahwa jika KAP tidak
harus memperhatikan tingkat kepuasan kerja ingin kehilangan orang-orang yang memiliki
auditor agar kinerja mereka menjadi lebih baik kinerja tinggi, KAP Kecil dan Menengah
dan kualitas audit yang dihasilkan juga lebih harus memperhatikan masalah kepuasan
baik. kerja auditor, terutama mereka yang memiliki
Pada KAP Menengah variabel kontrol kinerja tinggi.
yang signifikan mempengaruhi kinerja adalah Pada KAP Besar, kinerja tidak terbukti
LEVEL, dimana semakin tinggi level, semakin memoderasi hubungan antara kepuasan kerja
rendah kinerja auditor. Hal ini mungkin dan turnover intention. Keinginan berpindah
disebabkan karena semakin tinggi level kerja di KAP Besar tidak tergantung pada
auditor, semakin tinggi tingkat kompleksitas kinerja auditor. Jika mereka tidak puas, mereka
tugas yang harus dihadapinya, sementara akan keluar dari KAP, baik yang memiliki
sarana dan prasarana di KAP Menengah belum kinerja tinggi atau rendah.
cukup memadai dibandingkan dengan KAP Karakteristik pribadi auditor berpengaruh
positif terhadap keinginan berpindah kerja
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 187

di KAP Kecil dan Menengah, dimana orang seorang auditor semakin besar kesempatan
yang memiliki karakteristik A lebih tinggi untuk memperoleh tawaran pekerjaan atau
keinginan berpindah kerjanya ketika dia semakin baik kondisinya untuk mengajukan
mengalami ketidakpuasan kerja. Di KAP lamaran ke target perusahaan. Pada umumnya
Besar, karakteristik pribadi tidak berpengaruh posisi senior dan manager adalah posisi yang
terhadap keinginan berpindah kerja auditor. paling rawan bagi KAP atau yang paling baik
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada beda bagi auditor untuk mencari pekerjaan yang
tingkat keinginan berpindah kerja antara dianggap lebih baik. Dalam keadaan yang
auditor yang memiliki karakteristik A dan B di jarang, ditingkat partner hal yang sama dapat
KAP Besar. Faktor yang berpengaruh terhadap terjadi. EXPERIEN (pengalaman) berpengaruh
keinginan berpindah kerja di KAP Besar negatif terhadap keinginan berpindah kerja,
adalah jobs, experience dan level. Semakin artinya semakin lama pengalaman auditor,
lama experience (pengalaman kerja), semakin semakin rendah keinginan untuk berpindah
kecil keinginan berpindah kerja auditor di kerja auditor di KAP Big 4. Seorang auditor
KAP Besar dan Menengah. Hal ini mungkin baru akan memikirkan karir jangka panjangnya
disebabkan karena orang yang lama bertahan setelah berpengalaman bekerja di KAP. Seperti
bekerja di KAP Besar dan Menengah adalah halnya terjadi pada KAP Menengah, pada
orang yang sudah cocok dengan lingkungan mulanya mungkin tujuan untuk bekerja di Big
kerja di KAP tersebut, sehingga mereka tidak 4 adalah sebagai batu loncatan, tetapi ketika
ingin mencari pekerjaan lain. terjadi kecocokan minat maka keinginan
Variabel kontrol yang signifikan mem- untuk berpindah kerja menurun. Kecocokan
pengaruhi turnover intention di KAP Besar minat tidak terjadi begitu saja terjadi, tetapi
dan Menengah adalah LEVEL (jabatan) melalui suatu proses. Kemungkinan besar
dan EXPERIEN (Pengalaman). LEVEL dengan berjalannya waktu seorang auditor
(jabatan) berpengaruh positif terhadap keinginan mulai merasakan adanya kecocokan antara
berpindah kerja, sedangkan EXPERIEN pekerjaan yang diinginkan dengan pekerjaan
(pengalaman) berpengaruh negatif terhadap yang sedang dilakukan dan atau kecocokan
keinginan berpindah kerja . Artinya semakin dengan lingkungan kerja.
tinggi posisi auditor, semakin tinggi juga
keinginan berpindah kerja auditor di KAP SIMPULAN
Besar, tapi semakin lama pengalaman auditor,
semakin rendah keinginan untuk berpindah Dari variabel yang diteliti, penelitian
kerja auditor di KAP Big 4. Hasil temuan ini ini hanya menemukan sedikit variabel yang
sepertinya merupakan fenomena yang ganjil, berpengaruh terhadap kepuasan auditor.
tetapi sebenarnya sangat logis dan konsisten Pada KAP Kecil, hanya gaya kepemimpinan
dengan temuan Soedibyo (2010). Soedibyo consideration yang berpengaruh terhadap
(2010) menjelaskan bahwa Big 4 adalah target kepuasan auditor. Pada KAP Menengah, tidak
utama untuk batu loncatan, tujuannya adalah ada faktor yang signifikan mempengaruhi
suatu saat seorang audit staff mempunyai tingkat kepuasan kerja auditor. Sedangkan pada
kesempatan untuk pindah kerja ketempat yang KAP Besar, gaya kepemimpinan consideration
dipandang lebih baik. Tujuan ini dapat dicapai dan structure punya pengaruh positif terhadap
dengan mengajukan lamaran ke perusahaan kepuasan kerja auditor. Kompleksitas tugas
target yang diinginkan atau memperoleh dan time budget pressure tidak mempengaruhi
tawaran dari perusahaan yang membutuhkan. kepuasan kerja auditor di semua jenis KAP.
Maka posisi seorang auditor akan memegang Penelitian ini menemukan bahwa kepuasan
peranan penting, baik untuk menambah kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pada
bobot pada surat lamaran atau menarik untuk semua jenis KAP. Hal ini menunjukkan bahwa
dilamar. Oleh karena itu semakin tinggi posisi Kantor Akuntan Publik harus memperhatikan
188 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

tingkat kepuasan kerja auditor agar kinerja semakin besar keinginan berpindah kerja
mereka menjadi lebih baik dan kualitas audit auditor di KAP Besar dan Menengah. Hasil
yang dihasilkan juga lebih baik. Pada KAP ini berkebalikan dengan kondisi di KAP Kecil,
Menengah, semakin tinggi level, semakin dimana semakin tinggi level, semakin kecil
rendah kinerja auditor. Hal ini mungkin keinginan berpindah kerja auditor.
disebabkan karena semakin tinggi level auditor, Implikasi penelitian ini bahwa time
semakin tinggi tingkat kompleksitas tugas budget pressure dan kompleksitas tugas
yang harus dihadapinya sehingga kinerjanya tidak berpengaruh pada kepuasan kerja. Hal
rendah. Penelitian ini menemukan bahwa ini menunjukkan bahwa auditor memang
pada KAP Besar, kinerja laki-laki lebih tinggi menyadari bahwa pekerjaan di KAP memang
dibandingkan dengan wanita. kompleks dan penuh dengan tekanan.
Kepuasan kerja terbukti berpengaruh Karyawan yang berkinerja tinggi, pada
negatif terhadap keinginan berpindah kerja umumnya memiliki keinginan yang besar untuk
auditor pada semua jenis KAP. Kinerja terbukti keluar dari KAP jika mereka tidak puas dengan
memoderasi hubungan antara kepuasan kerja pekerjaannya. Gaya kepemimpinan cukup
dan keinginan berpindah kerja pada KAP Kecil signifikan mempengaruhi tingkat kepuasan
dan Menengah. Hal ini menunjukkan bahwa auditor, dan gaya kepemimpinan yang cocok
hubungan negatif antara kepuasan kerja dan diterapkan tergantung pada ukuran KAP. Oleh
keinginan berpindah kerja auditor tergantung karena itu KAP perlu memperhatikan kepuasan
pada apakah orang tersebut memiliki kinerja kerja auditornya.
yang tinggi atau rendah. Bagi orang yang Studi ini memiliki keterbatasan yang
memiliki kinerja tinggi, semakin besar melekat (inherent limitation) pada data yang
rasa tidak puasnya terhadap pekerjaannya, diperoleh melalui kuesioner, dimana ada
semakin besar keinginannya untuk berpindah kemungkinan terjadi perbedaan persepsi antara
kerja. Maka dapat disimpulkan bahwa jika peneliti dan responden karena responden dan
KAP tidak ingin kehilangan orang-orang peneliti tidak bisa mengklarifikasi pertanyaan.
yang memiliki kinerja tinggi, KAP Kecil dan Meskipun telah dicoba untuk diminimalkan
Menengah harus memperhatikan masalah dengan melakukan preliminary survey, namun
kepuasan kerja auditornya, terutama mereka keterbatasan ini akan tetap akan ada pada
yang memiliki kinerja tinggi. Pada KAP Besar, penelitian yang menggunakan data primer.
kinerja tidak terbukti memoderasi hubungan Bagi penelitian selanjutnya hendaknya
antara kepuasan kerja dan keinginan berpindah memasukkan variabel-variabel lain yang
kerja. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan diduga dapat mempengaruhi kepuasan kerja
berpindah kerja di KAP Besar tidak tergantung seperti mentoring, pelatihan, konflik peran,
pada kinerja auditor. Jika auditor merasa tidak budaya, karakteristik pekerjaan dan lain
puas, mereka akan keluar dari KAP, baik yang lain. Ada banyak cara pengukuran kepuasan
memiliki kinerja tinggi atau rendah, karena kerja, pada penelitian ini kepuasan kerja
mereka hanya menjadikan KAP sebagai batu hanya diukur dengan 20 pernyataan dari JSS,
loncatan untuk karir berikutnya. maka dapat dicoba pengukuran kepuasan
Karakteristik pribadi auditor berpengaruh kerja yang lain seperti Job Descriptive Index
positif terhadap keinginan berpindah kerja (JDI), Minnesota Satisfaction Questionnaire
di KAP Kecil dan Menengah, dimana orang (MSQ), Job Diagnostic Survei (JDS), Job in
yang memiliki karakteristik A lebih tinggi General Scale (JIG), dan lain lain. Penelitian
keinginannya untuk berpindah kerja ketika ini membagi KAP menjadi 3 kelompok yaitu
dia mengalami ketidakpuasan kerja. Di KAP KAP Besar, KAP Menengah dan KAP Kecil.
Besar, karakteristik pribadi tidak berpengaruh Pada KAP Menengah terdapat variasi ukuran
terhadap keinginan berpindah kerja. Temuan yang cukup tinggi sehingga banyak variabel
lain adalah bahwa semakin tinggi level, yang belum terbukti signifikan, terutama
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 189

belum ditemukannya gaya kepemimpinan Direktori Ikatan Akuntan Indonesia.


yang signifikan mempengaruhi kepuasan 2006. Ikatan Akuntan Indonesia.
kerja. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya Kompartemen Akuntan Pendidik.
dicoba mengelompokkan KAP menjadi Ghiselli, E. E., and Thomas A. Wyatt. 1972.
4 atau 5 kelompok. Penelitian akan lebih Need Satisfaction, Managerial Success,
representatif apabila selain menggunakan and Attitude Toward Leadership.
kuisioner juga melakukan wawancara sehingga
Personnel Psychology, 25, 413 – 420.
dapat diketahui secara langsung faktor yang
Gibson, James L, Ivancevich John M.,
mempengaruhi kepuasan kerja auditor.
and Donnely James H. Jr. 1996.
UCAPAN TERIMA KASIH Organisasi: Perilaku, Struktur dan
Proses Terjemahan. Jakarta: Penerbit
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Binarupa Aksara.
Agung Nugroho Soedibyo atas bantuannya Gujarati, D.N. 1995. Basic Econometrics 4th.
dalam proses penyebaran dan pengumpulan New York: McGraw-Hill Inc.
kuesioner dari auditor. Igbaria, M., and Tan M. 1997. The
Consequences of Information
Technology Acceptance on Subsequent
DAFTAR PUSTAKA Individual Performance. Information
& Management, 32, 113 – 121.
Abelson, M. A. 1987. Examination of
Larkin, J. M., and James A. S. 1992. A
Avoidable and Unavoidable Turnover.
Performance Model for Staff Internal
Journal of Applied Phsychology, 72,
382-386. Auditors: Implications for Personnel
Ahituv, Niv., and Igbaria Magid. 1998. Management. American Journal of
The Effect of Time Pressure and Business, 7(2), 19 – 24.
Completeness of Information on Judge, T. A., Piccolo R. F., and Ilies R. 2004.
Decision Making. Journal Management The Forgotten Ones? The Validity of
Information System, 15 (2), 153-172. Consideration and Initiating Structure
Berg, Lilly M. 1999. Psychology at work 2nd . in Leadership Research. Journal of
New York: Mc Graw Hill. Applied Psychology, 89 (1), 36-51.
Belfield, C., and Harris R. 2002. How Well Kalbers, Lawrence P., and Fogarty Timothy
Do Theories of Job Matching Explain J. 1995. Profesionalism its Con-
Variation in Job satisfaction Across sequences: A Study of Internal Auditors.
Educational Level? Evidence for UK Auditing: A Journal of Practice, 14(1),
Graduates. Applied Economics, 34, 64-86.
535-548. Kennedy, J. 1993. Debiasing Audit Judgement
Bender, A.K, Susan M.D., and John S.H. With Accountability: A Frame Work
2005. Job satisfaction and Gender
and Experience Mental Result. Journal
Segregation. Oxford Economic Papers,
of Accounting Research, 23 (Autumn),
57, 479-496.
1-245.
Clark, A. E. 1997. Job satisfaction and Gender:
Why Are Women so Happy at Work?. Kreitner and Kinichi. 1998. Organization
Labour Economics, 4, 341-372. Behavior. Boston : Irwin McGraw Hill.
DeZoort, Todd. 2002. Time Pressure Research Larkin, Joseph M. 1990. Does Gender Affect
in Auditing Implication for Practice. Internal auditors’ Performance? The
The Auditor’s Report, 22, 1-5. Women CPA, Spring, 20 – 24.
190 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

Lekatompessy, J. Eduard. 2005. Analisis Nurhayati, Putri. 2007. Pengaruh Gaya


Variabel-variabel Anteseden dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan
Konsekuensi Organizational Pro- Kerja. Skripsi, Fakultas Psikologi
fessional Conflict Akuntan di KAP Universitas Indonesia.
dan Industri. Jurnal Riset Akuntansi Otley, David T. 1980. The Contingency
Indonesia, 8(2), 158 – 174. Theory of Management Accounting:
Libby, R. and Lipe, M. 1992. Incentive Effects Achievement and Prognosis. Accounting
and The Cognitive Processes Involved Organization and Society, 5, 413 – 428.
in Accounting Judgements, Journal of Özer, G. and M. Günlük. 2010.The Effects
Accounting Research, 30, 249-273. of Discrimination Perception and
Lok, Peter and John Crawford. 2004. The Job Satisfaction on Turkish Public
Effect of Organizational Culture and Accountants’ Turnover Intention.
Leadership Style on Job satisfaction
Afric an J o u r n a l o f B u s i n e s s
and Organizational Commitment. The
Management, 4 (8), 1500-1509.
Journal of Management Development,
Pasewark, W.R., and J.R. Strawser. 1996. The
23, 321-337
Determinants and Outcomes Associated
Maryani, Dwi., and Bambang Supomo. 2001.
With Job Insecurity in a Professional
Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja
Accounting Environment. Behavioral
Terhadap Kinerja Individual. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, 3(1), 367 – 376. Research in Accounting, 8, 91-113
Marganingsih, Arywarti. 2009. Analisis Prasita, Andin., dan Priyo Hari Adi. 2007.
Variabel Anteseden Perilaku Auditor Pengaruh Kompleksitas Audit dan
Tekanan Anggaran Waktu Terhadap
Internal dan Konsekuensinya terhadap
Kualitas Audit dengan Moderasi
Kinerja : Studi Empiris pada Auditor di
Pemahaman Terhadap Sistem Infor-
Lingkungan Aparat Pengawasan Intern
masi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 13
Pemerintah-Lembaga Pemerintah Non
(1), 54-78
Departemen. Tesis Pascasarjana Ilmu
Ra ndha wa , M.G. 2007. Re la tionsh ip
Akuntansi, Universitas Indonesia
between job satisfaction and turnover
Mathis, Robert L. and John H. Jackson. 2006.
intentions: an empirical analysis.
Human Resource Management 10th .
Indian Management Studies Journal,
Jakarta: Salemba Empat.
11, 149-159.
McDaniel, Linda S. 1990. The Effects of Time
Reed, S.,Kratchman, S.H., and Strawser, R.H.
Pressure and Audit Program Structure
1994. Job satisfaction, Organizational
on Audit Performance. Journal of
Commitment, and Turnover Intentions
Accounting Research, 28(2), 267 – 285.
of United States Accountants: The
McKee, T.E., and W.E. Stead. 1988. Managing
Impact of Locus of Control and Gender.
The Professional Accountant. Journal
Accounting, Auditing & Accountability
of Accountancy, Juli, 76-86.
Journal, 7, 1-58.
Mobley, W.H., R.W. Griffeth., H. H. Hand.,
Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro.
and B. M. Meglino. 1979. Review and
2000. Pengaruh Partisipasi Ter-
Conceptual Analysis of the Employee hadap Kepuasan Pemakai dalam
Turnover Process. Journal of Applied Pengembangan Sistem Informasi
Psychology, 62, 237 – 240. dengan Kompleksitas Tugas, Kom-
Nguyen, A.N, Jim T., and Steve B. 2003. Job pleksitas Sistem, dan Pengaruh
Autonomy and Job Satisfaction: New Pemakai sebagai Moderating Variabel.
Evidence. Working Paper, Lancaster Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 3
University Management School at UK. (2),119-133.
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 191

Rivai, Harif Amali. 2001. Pengaruh Kepuasan Trisnaningsih, S. 2003. Pengaruh Komitmen
Gaji, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor:
Organisasional Terhadap Intensi Motivasi Sebagai Variabel Intervening
Keluar. Jurnal Bisnis dan Akuntansi , (Studi Empiris pada Kantor Akuntan
3(1), 335-352. Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset
Robbins, P. Stephen. 2002. Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia, 6 , 199 – 216.
Perilaku Organisasi: Edisi Kelima. ______________ .2007. Independensi Auditor
Jakarta: Penerbit Erlangga. dan Komitmen Organisasi sebagai
Robbins, P. Stephen. 2006. Perilaku Organisasi: Mediasi Pengaruh Pemahaman
Edisi Keenam. Jakarta: PT. Indeks. Good Corporate Governance,
Robbins, P. Stephen. 2009. Essentials of Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organizational Behavior 10th. Prentice Organisasi Terhadap Kinerja Auditor.
Hall. Paper dipresentasikan pada acara
Sedarmayanti. 2007. Good Governance dan Simposium Nasional Akuntansi X,
Good Corporate Governance: Bagian Ketiga. Makasar.
Jakarta: CV. Mandar Maju. Waggoner, J.B, and Cashell, J.D. 1991. The
Snead, K. and A. Harrell. 1991. The Impact Impact of Time Pressure on Auditor’s
of Psychological Factors on the Job Performance. CPA Journal, Jan-Apr,
Satisfaction of Senior Auditors. 27-32.
Behavioral Research in Accounting, 3. Wijanto, Setyo Hari. 2008. Konsep dan
Sososutikno, Christina. 2003. Hubungan Tutorial: Structural Equation
Tekanan Anggaran Waktu dengan Modeling dengan LISREL 8.8.
Perilaku Disfungsional serta Penga- Jakarta: Graha Ilmu.
ruhnya Terhadap Kualitas Audit. Paper
dipresentasikan pada acara Simposium
Nasional Akuntansi VI.
Soedibyo, Agung Nugroho, 2010, Peran
Nutrient Information dan Information
Consciousness dalam Memoderasi
Hubungan antara Job Satisfaction dan
Turnover Intention Di Kantor Akuntan
Publik, Tesis Magister Akuntansi
Universitas Indonesia.
Suwandi dan Indriantoro, N. 1999. Pengujian
Model Turnover Pasewark dan Strawser:
Studi Empiris pada Lingkungan
Akuntansi Publik. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 2 (2), 173-195.
Spector, Paul E. 2001. Job satisfaction
Application, Assessment, Cause, and
Consequences. Sage Publications.
Tan, Hun-Tong, Terence Bu-Peow Ng,
dan Bobby-Yeong Mak. 2002. The
Effects of Task Complexity on
Auditors’ Performance: The Impact
of Accountability and Knowledge.
Auditing: A Journal of Practice &
Theory, 21(2).
192 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

Lampiran

Tabel 9
Ringkasan Hasil Uji Validitas
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 193

Tabel 9 (lanjutan)
Ringkasan Hasil Uji Validitas

No Variabel KAP KECIL KAP KAP BESAR


Indikator MENENGAH
JOB SATISFACTION
SALARY
25 SL1 Saya merasa imbalan yang saya terima sesuai dengan pekerjaan Valid Kurang Valid Valid
yang saya lakukan.
26 SL2 Ketika saya memikirkan jumlah gaji saya, saya merasa tidak Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid
dihargai oleh kantor saya.*)

27 SL3 Saya merasa puas dengan kesempatan saya untuk memperoleh Valid Kurang Valid Valid
peningkatan gaji
28 SL4 Di kantor saya ada kesenjangan gaji yang cukup tinggi antara Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid
karyawan yang satu dengan yang lain

PROMOSI
29 PR1 Di kantor ini, saya dapat maju (berkembang) sama cepatnya Valid Kurang Valid Valid
dengan di tempat lain.
30 PR2 Kantor saya memberikan kesempatan promosi bagi setiap Valid Kurang Valid Valid
pegawai.
31 PR3 Promosi dapat meningkatkan pendapatan dan status sosial saya Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid

32 PR4 Di kantor saya ada prosedur yang jelas mengenai kenaikan Valid Kurang Valid Kurang Valid
jabatan.
BENEFIT
33 B1 Benefit yang saya terima dikantor ini sama baiknya dengan Valid Kurang Valid Valid
yang ditawarkan dikantor lain.

34 B2 Paket benefit yang saya peroleh fair, adil, dan pantas. Valid Kurang Valid Valid

35 B3 Ada benefit yang seharusnya saya dapatkan tetapi tidak Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid
diberikan kantor.
36 B4 Saya tidak puas dengan benefit yang saya terima *) Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid

KOMUNIKASI
37 KO1 Komunikasi antar atasan dan bawahan di kantor saya Valid Kurang Valid Valid
menyenangkan.
38 KO2 Komunikasi antar sesama rekan kerja di kantor saya Kurang Valid Valid Kurang Valid
menyenangkan.
39 KO3 Pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab di kantor ini Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid
tidak jelas bagi saya.*)
40 KO4 Goals / tujuan (sasaran) yang ingin dituju oleh kantor ini tidak Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid
jelas bagi saya.*)
CO WORKER
41 C1 Saya menikmati bekerja dengan rekan kerja saya dikantor ini Kurang Valid Valid Kurang Valid

42 C2 Saya dapat bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja saya Kurang Valid Valid Kurang Valid
di kantor ini
43 C3 Saya suka bekerja sama dengan rekan kerja saya di kantor ini Kurang Valid Valid Kurang Valid

44 C4 Saya harus bekerja lebih keras karena ketidak–mampuan dari Kurang Valid Kurang Valid Kurang Valid
rekan kerja saya.*)
Relibility Cukup Reliabe Cukup Reliabe Cukup Reliabe

*) Kuesioner di reverse
194 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

Tabel 10
Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Laten KAP Kecil KAP Menengah KAP Besar


1 LEADERSHIP_CONSIDERATION Reliabel Reliabel Reliabel
2 LEADERSHIP_STRUCTURE Reliabel Reliabel Reliabel
3 COMPLEXITY Reliabel Reliabel Reliabel
4 TIME Reliabel Fixed Fixed
5 PERFORMANCE Fixed Fixed Cukup Reliabel
6 TURNOVER Reliabel Reliabel Reliabel
7 JOBS Cukup Reliabel Cukup Reliabel Cukup Reliabel
8 JOBS*PERFORMANCE Reliabel Reliabel Reliabel

12.15 P1
4.30

12.30 P2
-4.57
5.01

12.03 P3

11.16 P4
14.36

11.34 P5 15.33
16.67

6.83 P6 17.36
18.13

11.79 P7
19.08 KN2 0.00
10.75 KT2 15.21 LEADER_C
KB1 13.37
5.73
7.53
9.11 KT3 10.57 LEADER_S
KB2 13.40
12.80

10.63 KT4 11.86 COMPLEX PERFORM KB3 2.80


7.72
11.14
KB4 10.36
10.04 T1 12.61 TIME 2.08
1.50 10.21
10.42 0.70
-0.09 10.20
SL1 13.08
11.95 T3 CHARAC -1.41
2.41
0.53 TURNOVER
28.53 1.45
0.56
-1.13 SL3 13.52

0.00 CH GENDER -0.12


-1.49
-0.14 -6.15
10.01 PR1 12.92
28.53 -1.05
1.27
11.61
0.00 GEN EXPERIEN 0.50
-2.82 JOBS 11.60 PR2 13.00
28.53 -0.06
3.70 11.19 5.21
0.00 EXP 12.17 PR4 12.60
AGE 0.76
12.95
28.53
11.85 B1 13.09
0.00 USIA LEVEL 4.35
28.53 B2 12.54
0.00 POSISI JOBSPERF
KO1 12.88
27.29
13.09 SLKN1 27.54
27.75
12.37 SLKN3 27.61
27.00
3.31 11.71 PRKN1 27.56
4.41 27.63
12.11 PRKN2

-2.75
13.37 BKN1
6.22

12.20 BKN2

12.17 KOKN1

Chi-Square=1123.83, df=547, P-value=0.00000, RMSEA=0.051

Gambar 4
Path Diagram Model Struktural – KAP Kecil
Fitriany, Lindawati Gani, Sylvia Veronica Siregar, Arywarti Marganingsih, Viska Anggraita, Analisis... 195

11.68 P1

13.04 P2

-3.28
12.86 P3

-4.986.08
0.459.73 P4

3.26
-1.08
10.64 P5

4.50
10.69 P6
18.01
5.23
14.16 P7 18.14
6.55 16.49
14.89 P8 17.44
20.71
0.00 KT2

-14.97
19.05
0.00 KT3
13.27
7.56
0.00 T3

0.00 CH 29.95 LEADER_C


29.95 KN2 0.00

0.00 GEN
LEADER_S 0.00
30.07
0.00 EXP KB1 13.91

10.06
0.00 USIA 29.93 COMPLEX PERFORM
4.65 KB2 12.72
POSISI 0.00
0.00 29.93
TIME 0.62
0.76
17.98
14.97 SLKN1 -0.60
0.35 KB3 4.23
29.93 12.23
8.83
15.12 SLKN2 CHARAC 0.06
1.97
0.93 TURNOVER
11.96
29.93 -0.24
1.45
-0.76 KB4 10.69
-2.21 15.46 SLKN3
3.01 5.19 GENDER -0.48
-3.33
-2.04 -3.79
7.61 14.77 SLKN4 29.93 0.59
-0.04 KO2 14.07
6.71 0.00
EXPERIEN 0.56
2.02 JOBS
6.56 14.26 PRKN1 25.21 20.04
8.934.647.91 25.03 -0.63
3.06
C1 9.18
-2.617.96 15.73 PRKN2 25.88 19.29
AGE -0.52
3.10 10.64 9.61 25.00
10.54 7.76 19.82
-0.69 4.58 4.705.91 13.85 PRKN3 27.82
4.37
10.49
5.45
5.20
5.61 C2 8.90
27.77 LEVEL
3.01 5.35 3.34 15.06
-2.44 PRKN4 28.62 2.74
9.63 -4.80
-2.35
4.34 24.83
5.11
6.63 5.2215.03 BKN1 C3 9.03
25.35 JOBSPERF
3.75
5.823.94 -2.54
12.00 26.06
1.39 15.00 BKN2 24.74
2.04 -4.60 5.09 25.61
2.96 15.30 BKN3 28.50
0.88 29.54
3.5414.79 BKN4 24.85
25.47
-2.88 8.35 13.94 KOKN1 29.54
3.17 3.58
6.60
5.43 29.63
-4.07
6.06
3.07 11.83 KOKN2 29.60
4.41 26.57
16.11 KOKN3
12.62
14.93 KOKN4

10.99 CKN1
4.736.09
5.31
7.86 9.53 CKN2
5.89
10.00 CKN3
-2.73
14.61 CKN4

Chi-Square=1964.07, df=801, P-value=0.00000, RMSEA=0.057

Gambar 5
Path Diagram Model Struktural – KAP Menengah
196 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2011, Volume 8 - No. 2, hal 171 - 196

0.54 P1

0.44 P2

0.08 0.27 P3

0.10
-0.05
0.36 P4

0.05 0.26 P5

0.10
0.03 P6

-0.29 0.68
0.03 P7 0.75
0.85
0.60 KT2 0.80
0.86
0.03 KT3

-0.21
0.99
0.58 KT4
0.99

0.00 T1
0.63 KN1 0.86
0.00 CH 0.99 LEADER_C
0.65
KN2 0.03
0.00 GEN
0.37
LEADER_S 0.22
-0.60
1.00
EXP 0.98
0.00 KN3 0.04
0.98
0.00 USIA 1.00 COMPLEX PERFORM
0.31 0.29
KN4 0.92

0.00 POSISI
1.00
TIME 0.65
0.07
KB1 0.30
0.10 SLKN1 0.28
0.16
1.00 0.84
-0.00
0.020.13 SLKN2 CHARAC -0.08
0.05
0.08 TURNOVER 0.98 KB2 0.03
-0.02 1.00 -0.02
-0.04
-0.07 0.55
0.05 SLKN3
KB3 0.70
-0.01 GENDER -0.07
-0.26
0.04 -0.45
1.00
0.12 SLKN4 0.04
-0.08
0.46 SL1 0.79
EXPERIEN -0.18
0.24 JOBS
0.03
-0.00 0.06 PRKN1 0.95
0.44
0.02 0.93 -0.08
-0.03
0.58 SL3 0.80
0.03
-0.010.03 PRKN2 0.98 AGE 0.20 0.24
0.03
0.01 0.01 0.94 0.43
0.05 0.020.04 PRKN3 0.97 PR2 0.66
0.56
-0.01 0.02 0.98 LEVEL
0.04 PRKN4 0.98
-0.01 B2 0.81
0.98
0.01 0.10 BKN1 0.95 JOBSPERF
0.04 0.020.04 0.96 KO1 0.68
0.03 -0.01
0.01 0.07 BKN2 0.96
-0.02 -0.02 0.96
0.030.01 -0.02
0.08 BKN3 0.98
0.02
-0.01 0.04 0.99
0.01
0.02 0.09 BKN4 0.95
-0.01 0.93
0.04 KOKN1 0.99
0.00 0.01 0.98
-0.01
0.02 0.02 KOKN2 0.98
0.03 -0.02
0.01 0.95
0.10 KOKN3
0.07
-0.02
0.01 0.14 KOKN4
0.01
-0.01
0.03 CKN1
0.01
0.020.03 CKN2
-0.01
0.03
0.04 CKN3
-0.01
0.10 CKN4

Chi-Square=1873.70, df=950, P-value=0.00000, RMSEA=0.055

Gambar 6
Path Diagram Model Struktural – KAP Besar

You might also like