You are on page 1of 10

PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011


DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO SEMARANG
Oleh: Arin Nisrina, Herbasuki Nurcahyanto, Rihandoyo

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024)7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email :fisip@undip.ac.id

Abstract
Evaluation of the employees performance are important factor as a measure that can
be used to reform and improve performance employees. Assessment work performance use
DP-3 in the neighborhood civil servants are considered no effective because cannot be used
for measuring how much productivity and contribution given civil servants over organisation.
Assessment DP-3 are more oriented towards on judgment personality and behavior. The
assessment system of repair work performance employees combining of elements target work
civil servants and behavior work set in government regulation number 46/2011. One
government agencies apply the assessment system of work performance use element target
work civil servants and behavior work were dept. of cooperatives or for micro and the city of
Semarang.

The results of the study show the work performance in the office for cooperatives and
micro business have led to theories management, but there are still requirement in assessment
work performance that have not been. In terms of input on who provide an assessment have
not been in accordance with government regulation number 46/2011. In terms of the process
is good only not optimal because employees still needs to be given trainings periodically. In
terms of output assessment work performance employees referring to government regulation
number 46/2011 able to increase work performance employees, encourage motivation, and
increase discipline.

Keywords: Employee Appraisal Implementation, Employee Performance


I. PENDAHULUAN meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu,
1. Latar Belakang dan biaya dari setiap kegiatan tugas
jabatan. Pelaksanaan penilaian SKP
Penilaian terhadap kinerja dilakukan dengan cara membandingkan
merupakan faktor penting sebagai tolok antara realisasi kerja dengan target yang
ukur yang dapat digunakan untuk telah ditetapkan. Sementara penilaian
memperbaiki dan meningkatkan kinerja perilaku kerja meliputi unsur orientasi
pegawai. Di lingkungan Pegawai Negeri pelayanan, integritas, komitmen, disiplin,
Sipil (PNS) untuk melakukan penilaian kerjasama, dan kepemimpinan. Oleh
prestasi kerja sendiri dulu dikenal karena itu, penilaian prestasi kerja PNS
menggunakan Daftar Penilaian menggunakan metode penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) PNS. berdasarkan SKP dan perilaku pegawai ini
Kenyataan empirik DP-3 menunjukkan dinilai lebih efektif sebagai pengganti DP-
proses penilaian pelaksanaan pekerjaan 3.
PNS cenderung terjebak ke dalam proses
formalitas. DP-3 secara substantif tidak Berdasarkan informasi yang
dapat digunakan sebagai penilaian dan didapatkan melalui wawancara dengan
pengukuran seberapa besar produktivitas Kasubbag Umum dan Kepegawaian,
dan kontribusi PNS terhadap organisasi. proses penilaian kinerja sudah
Penilaian DP-3 lebih berorientasi pada menggunakan penilaian berdasarkan SKP
penilaian kepribadian dan perilaku yang dan Perilaku Kerja sejak januari 2014.
terfokus pada pembentukan karakter Mengenai pelaksanaan penilaian prestasi
individu dan belum terfokus pada kinerja, kerja pegawai sesuai dengan PP No. 46
peningkatan hasil, produktivitas, dan tahun 2011 sudah disosialisasikan oleh
pengembangan pemanfaatan potensi. BKD mulai tahun 2012 secara bertahap
kepada pengelola kepegawaian pada setiap
Karena banyaknya kelemahan yang SKPD untuk selanjutnya disosialisasikan
ditemukan pada DP-3 PNS, maka kepada seluruh pegawai.
diperlukan beberapa perbaikan dan
penyempurnaan. Berdasarkan PP No. 46 Di Dinas Koperasi UMKM, SKP
tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja dibuat setiap awal tahun pada bulan
PNS menjelaskan dalam rangka Januari dan dibuat setiap awal bulannya.
penyelenggaraan pembinaan PNS SKP tahunan berisi rencana kerja pegawai
berdasarkan sistem prestasi kerja dan untuk satu tahun mendatang, dibuat per 1
sistem karier yang dititikberatkan pada Januari sampai 31 Desember, sedangkan
sistem prestasi kerja, maka penilaian SKP bulanan berisi rencana kerja pegawai
prestasi kerja PNS dilaksanakan dengan selama satu bulan agar para pegawai
berorientasi pada peningkatan prestasi mengetahui apa saja yang harus mereka
kerja dan pengembangan potensi PNS. kerjakan sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing pegawai, selain itu para
Metode penilaian prestasi kerja PNS pegawai wajib membuat SKP setiap
secara sistemik menggabungkan antara bulannya sebagai syarat untuk pemberian
penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai).
dengan bobot sebesar 60% dan penilaian
perilaku kerja dengan bobot sebesar 40%. Fakta di lapangan mengenai
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu penilaian prestasi kerja pegawai masih
rangkaian proses manajemen kinerja yang terdapat kelemahan, diantaranya yaitu
berawal dari penyusunan perencanaan penilaian terhadap pencapaian prestasi
prestasi kerja yang berupa Sasaran Kerja kerja belum sesuai dengan keadaan yang
Pegawai (SKP), penetapan tolok ukur yang sebenarnya dan proses penilaian kurang
melibatkan secara aktif antara pejabat program penghargaan dan kompensasi, di
penilai dengan PNS. Oleh karena itu samping untuk program peningkatan
penulis memilih judul “Analisis kemampuan individu juga. Penilaian
Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja kinerja (performance appraisal) pada
Pegawai Berdasarakan PP No. 46 tahun dasarnya merupakan salah satu faktor
2011 tentang penilaian prestasi kerja kunci guna mengembangkan suatu
Pegawai Negeri Sipil di Dinas Koperasi, organisasi secara efektif dan efisien.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kota
Semarang”. Menurut Mutiara Sibarani (2004:66)
penilaian prestasi merupakan sebuah
2. Tujuan proses formal untuk melakukan peninjauan
a. Mengetahui proses penilaian ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang
prestasi kerja pegawai di Dinas secara periodik.
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah Kota Semarang. 2. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
b. Mengetahui faktor-faktor yang Pegawai
menghambat penilaian prestasi
Menurut Mutiara Sibarani (2004:67)
kerja pegawai di Dinas Koperasi,
penilaian prestasi dilakukan untuk
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
memperoleh informasi yang berguna
Kota Semarang.
dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan manajer sumber
II. KAJIAN TEORI daya manusia (SDM) yang lain, seperti
1. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai perencanaan SDM, penarikan dan seleksi,
pengembangan SDM, perencanaan dan
Menurut Veitzhal Rivai, Ella Jauvani pengembangan karier, program-program
(2009:549) penilaian kinerja mengacu kompetensi, promosi, demosi, pensiun,
pada suatu sistem formal dan terstruktur dan pemecatan.
yang digunakan untuk mengukur, menilai
dan mempengaruhi sifat-sifat yang Menurut Ambar Teguh, Rosidah
berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan (2009:277) tujuan penilaian kinerja adalah:
hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.
a. Untuk mengetahui tujuan dan
Sasaran yang menjadi objek penilaian
sasaran manajemen dan pegawai.
kinerja adalah kecakapan, kemampuan
b. Memotivasi pegawai untuk
karyawan dalam melaksanakan suatu
memperbaiki kinerjanya.
pekerjaan atau tugas yang dievaluasi
c. Mendistribusikan reward dari
dengan menggunakan tolok ukur tertentu
organisasi/instansi yang dapat
secara objektif dan dilakukan secara
berupa pertambahan gaji/upah dan
berkala. promosinya yang adil.
Menurut Ambar Teguh, Rosidah d. Mengadakan penelitian manajemen
(2009:275) penilaian kinerja memberikan personalia.
gambaran tentang keadaan pegawai dan
sekaligus dapat memberikan feedback 3. Persyaratan Penilaian Prestasi Kerja
(umpan balik). Pada prinsipnya penilaian Pegawai
kinerja merupakan cara pengukuran Veithzal Rivai, Ahmad F. M. Basri
kontribusi-kontribusi dari individu dalam dalam Sinambela (2012:64-66) untuk
instansi yang dilakukan terhadap memenuhi persyaratan penilaian kinerja
organisasi. Dengan mengetahui kontribusi maka perlu diperhatikan mulai dari input,
pegawai, maka selanjutnya dapat proses hingga output.
digunakan sebagai upaya menyusun
Input atau masukan, harus dicermati Output atau luaran, penilaian kinerja
agar tidak terjadi pembiasan dan dapat yang dilakukan pada akhirnya adalah
mencapai sasaran sesuai dengan apa yang menunjukkan output atau hasil penilaian
ditetapkan oleh organisasi. Untuk itu perlu seperti manfaat, dampak, resiko dari
ditetapkan dan disepakati faktor-faktor rekomendasi penilaian yang dilakukan.
yang akan dinilai sebelumnya, sehingga Selain itu juga perlu diketahui apakah
semua pegawai dapat mengetahui dengan penilaian yang dilakukan dapat berhasil
pasti faktor-faktor yang akan dinilai dan meningkatkan kualitas kerja, motivasi
mempersiapkan diri untuk penilaian yang kerja, semangat kerja dan kepuasan kerja,
dimaksud. Input dari penilaian kinerja yang pada akhirnya akan merefleksi pada
mencakup siapa yang dinilai dan penilai, peningkatan kerja pegawai.
apa yang dinilai, mengapa perlu dinilai,
kapan penilaian dilakukan, dimana 4. Metode Penilaian Prestasi Kerja
penilaian dilakukan dan bagaimana
Metode penilaian prestasi kerja pada
penilaian dilakukan.
umumnya dikelompokkan menjadi 2
Proses, sebelum penilaian kinerja macam, menurut Soekidjo Notoatmodjo
dilaksanakan sebaiknya dilakukan (2003:145-148) yakni penilaian yang
konsultasi dengan sebanyak mungkin berorientasi waktu yang lalu dan metode
pegawai atau kelompok pegawai untuk penilaian yang berorientasi pada waktu
memastikan bahwa semua aspek dan yang akan datang.
sistem penilaian yang akan dilaksanakan
Penilaian prestasi kerja pada
dapat dihubungkan secara menyeluruh dari
umumnya berorientasi pada masa lalu,
pokok-pokok yang berhubungan dengan
artinya penilaian prestasi kerja seorang
praktik sehingga dapat berjalan dengan
karyawan yang berdasarkan hasil yang
baik. Proses dalam penilaian kinerja dapat
telah dicapai oleh karyawan selama ini.
dilakukan dengan memperhatikan
Metode penilaian prestasi kerja
penjelasan singkat dan pelatihan.
berorientasi waktu yang akan datang,
Persyaratan yang penting bagi pelaksanaan
memusatkan prestasi kerja karyawan saat
penilaian yang berhasil, adalah jika seluruh
ini serta penetapan sasaran prestasi kerja di
pegawai terlibat dengan aktif. Penilai dan
masa yang akan datang.
yang dinilai perlu diberi penjelasan dengan
lengkap tentang sistem penilaian yang Menurut Mutiara Sibarani (2008:68)
akan dilaksanakan. Penjelasan yang jika hasil yang digunakan untuk keperluan
dimaksud haruslah langsung berhadapan, seleksi, promosi, pelatihan, dan penggajian
didukung dengan buku panduan yang berdasarkan hasil prestasi (merit rating),
menjelaskan secara komprehensif maka metode yang cocok digunakan
mengenai penilaian, dalam suasana yang adalah metode rating scale. Sedangkan
kondusif, tersedia mekanisme dimana untuk membantu karyawan berkembang
setiap pegawai mengetahui siapa yang digunakan metode collaborative, seperti
harus didekati untuk menjawab berbagai manajemen berdasarkan objektif (MBO).
pertanyaan. Pelatihan, pelatihan
memberikan dampak yang baik dan besar 5. Hambatan Penilaian Prestasi Kerja
untuk keberhasilan wawancara yang
dilaksanakan. Umumnya jika suatu Menurut Ambar Teguh, Rosidah
perusahaan memperkenalkan suatu sistem (2009:282) adapun kesalahan yang umum
penilaian yang baru, pelatihan para penilai terjadi dalam penilaian adalah:
akan terfokus pada: (a) penilaian kebijakan a. Kecenderungan menilai murah
perusahaan; (b) sistem dan dokumentasi; b. Kecenderungan memberi nilai di
(c) keterampilan penilaian. tengah
c. Hallo effect (penilaian suatu penilaian betul-betul dipengaruhi
dimensi mempengaruhi dimensi oleh tindakan-tindakan pegawai
yang lain) yang paling akhir.
d. Subyektivitas penilai
e. Rangkaian perseptual, III. PEMBAHASAN
kecenderungan penilai untuk
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
melihat apa yang dilihat
f. Adanya pengaruh dari penilaian Penilaian prestasi kerja di Dinas
sebelumnya. Koperasi mengacu pada Peraturan
Menurut Moekijat (1995:125-126) Pemerintah No. 46 Tahun 2011 tentang
masalah pada ukuran yang subjektif adalah penilaian prestasi kerja PNS. Berpedoman
kesempatan bagi prasangka. Prasangka pada PP No. 46 Tahun 2011 dan petunjuk
penilai yang paling umum adalah: pelaksanaannya pada Peraturan Kepala
Badan Kepegawaian Negara No. 1 Tahun
a) Halo Effect, terjadi apabila
2013 maka seluruh SKPD Kota Semarang
pendapat pribadi penilai tentang
termasuk Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
pegawai mempengaruhi
Kota Semarang wajib melaksanakan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan
penilaian prestasi kerja pegawai
dari penilai. Misalnya, apabila
berdasarkan peraturan tersebut.
seorang pengawas menyukai
seorang pegawai, pikiran ini dapat Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
mengubah perkiraan pengawas Kota Semarang telah menerapkan sistem
tentang pelaksanaan pekerjaan penilaian prestasi kerja PNS sesuai PP No.
pegawai. Masalah ini paling hebat 46 Tahun 2011 pada Januari 2014. Sesuai
apabila penilai harus menilai dengan PP No. 46 Tahun 2011 penyusunan
teman-temannya. Sasaran Kerja Pegawai di buat pada awal
b) Kesalahan kecenderungan pusat, tahun yaitu pada Januari yang berisikan
beberapa orang penilai tidak suka rencana kerja selama satu tahun
menilai pegawai efektif atau tidak mendatang, namun sesuai kebijakan
efektif, dan dengan demikian Pemkot Semarang Dinas Koperasi wajib
penilaian pelaksanaan pekerjaan menyusun SKP bulanan agar memudahkan
diubah untuk membuat tiap para pegawai dalam melaksanakan
pegawai tampak menjadi sedang. tugasnya. Penyusunan SKP bulanan ini
c) Prasangka kelonggaran dan tidak boleh keluar dari rencana yang dibuat
kekerasan, prasangka kelonggaran pada SKP tahunan.
terjadi apabila para penilai
cenderung terlalu murah dalam Penilaian capaian prestasi kerja PNS
menilai pelaksanaan pekerjaan di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota
pegawai. Prasangka kekerasan Semarang menggunakan unsur Sasaran
berasal dari para penilai yang Kerja Pegawai (SKP) dan unsur perilaku
terlalu mahal dalam penilaian kerja dilaksanakan pada akhir tahun yaitu
pelaksanaan pekerjaan mereka. bulan Desember.
d) Prasangka pribadi, perasaan tidak
suka dari seorang penilai dengan Untuk mengetahui pelaksanaan
seseorang atau kelompok dapat penilaian prestasi kerja pegawai Dinas
mengubah penilaian yang diterima Koperasi dan Usaha Mikro menurut Rivai,
oleh orang-orang. Basri (2012:64-66) maka perlu dicermati
e) Recency effect, apabila mulai dari input, proses, dan outputnya.
menggunakan ukuran pelaksanaan 1. Input
pekerjaan yang subjektif, maka
 Objek atau materi dalam penilaian: dengan baik sesuai kegiatan tugas jabatan
Penilaian prestasi kerja pegawai di yang tertuang dalam SKP dan dapat
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro merealisasikan target-target yang telah
terdiri atas unsur Sasaran Kerja dibuat. Dengan melihat capaian penilaian
Pegawai (SKP) dan unsur Perilaku terhadap SKP dan perilaku kerja maka
Kerja. Unsur SKP disebut juga penilai dapat melihat sejauh mana prestasi
unsur kinerja yang terdiri dari yang telah dicapai oleh pegawai selama
aspek penilaian terhadap kualitas, menjalankan tugasnya. Selain itu penilai
kuantitas, waktu, dan biaya. juga dapat menganalisis terhadap nilai
Sedangkan unsur perilaku terdiri capaian yang di bawah standar untuk
dari aspek penilaian terhadap selanjutnya dikonsultasikan mengenai
integritas, orientasi pelayanan, kesulitan-kesulitan yang dialami pegawai
komitmen, disiplin, kerjasama, dan dalam menjalankan tugasnya dan pada
kepemimpinan. Penilaian prestasi akhirnya dicarikan solusi bersama untuk
kerja PNS merupakan nilai membantu pegawai tersebut.
gabungan dari penilaian SKP
sebesar 60% dan penilaian perilaku b. Sebagai bahan informasi untuk
40%. pengambilan keputusan di bidang
kepegawaian berupa pemberian tunjangan,
Beberapa aspek dalam penilaian pemberian sanksi, dan promosi pegawai
perilaku kerja yang digunakan oleh
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Di Dinas Koperasi Penilaian
mengacu pada teori yang prestasi kerja dapat menjadi dasar
diungkapkan Schuler dan Dowling pengambilan keputusan dalam pemberian
dalam Keban (2008:212) bahwa tunjangan apabila hasil kerja pegawai baik
unsur dalam melakukan penilaian dengan syarat nilai capaian pada SKP
prestasi kerja adalah kualitas, bulanan minimal 86. Bagi pegawai yang
kuantitas, kerjasama, kehadiran dan dapat mencapai nilai 86 atau 86 ke atas
ketepatan waktu, dan pengetahuan maka pegawai tersebut akan mendapatkan
terhadap kebijakan dan tujuan tunjangan yang disebut TPP (Tambahan
organisasi. Penghasilan Pegawai) secara utuh tanpa
potongan. Namun bagi pegawai yang nilai
 Tujuan penilaian prestasi kerja capaiannya kurang dari 86 maka akan
pegawai berdasarkan PP No. 46 dikenakan pemotongan terhadap tunjangan
Tahun 2011 yaitu menjamin atau TPP sehingga tidak bisa menerima
objektivitas pembinaan PNS yang TPP 100%. Selain itu dalam penilaian
dilakukan berdasarkan sistem terhadap unsur perilaku, bagi pegawai
prestasi kerja dan sistem karier yang nilai capaian perilakunya 76 atau
yang dititikberatkan pada sistem lebih dari 76 maka pegawai yang
prestasi kerja. Berdasarkan hasil bersangkutan dapat diusulkan untuk
wawancara dengan sejumlah kenaikan pangkat, tetapi apabila nilai
informan tujuan penilaian prestasi capainnya kurang dari 76 maka pegawai
kerja Dinas Koperasi dan Usaha yang bersangkutan tidak dapat diusulkan
Mikro Kota Semarang adalah: untuk kenaikan pangkat. Untuk pegawai
yang tidak dapat diusulkan kenaikan
a. Mengukur sejauh mana prestasi, pangkatnya ini biasanya disebabkan karena
kemampuan, dan perilaku pegawai indisipliner. Peraturan ini dapat dilihat
sebagai bentuk sanksi yang diberikan oleh
Penilaian prestasi kerja merupakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro terkait
alat yang baik untuk menentukan apakah dengan penilaian prestasi kerja pegawai.
pegawai telah melaksanakan tugasnya
 Waktu pelaksanaan penilaian pejabat eselon IV yaitu pejabat
prestasi kerja pegawai di Dinas eselon III. Pejabat eselon III dinilai
Koperasi dan Usaha Mikro Kota oleh pejabat eselon II. Pejabat
Semarang secara formal eselon II yaitu Kepala Dinas
dilaksanakan setiap satu bulan Koperasi dan Usaha Mikro dinilai
sekali pada akhir bulan sebagai oleh Sekretaris Daerah.
syarat untuk pemberian tunjangan
atau TPP dan dilaksanakan setiap Siapa yang harus dinilai: yaitu
tahunnya di akhir tahun yaitu pada seluruh pegawai Dinas Koperasi
bulan Desember berdasarkan dan Usaha Mikro Kota Semarang
rekapitulasi penilaian SKP pegawai dari jabatan yang tertinggi sampai
pada setiap bulannya. dengan jabatan yang terendah.

Secara non formal pelaksanaan  Metode penilaian prestasi kerja


penilaian prestasi kerja pegawai pada umumnya dikelompokkan
dilaksanakan setiap hari, dimana menjadi 2 macam, menurut
idealnya pegawai wajib mengisi Soekidjo Notoatmodjo (2003:145-
SKP harian yang terdapat dalam e- 148) yakni penilaian yang
kin, tetapi dikarenakan terlalu berorientasi waktu yang lalu dan
banyak pekerjaan yang diemban metode penilaian yang berorientasi
para pegawai maka penilaian SKP pada waktu yang akan datang.
harian ini dianggap belum efektif Metode penilaian berorientasi pada
dan belum berjalan dengan baik. masa lalu, artinya penilaian prestasi
Sebelum hadirnya e-kin, Dinas kerja seorang karyawan yang
Koperasi dan Usaha Mikro berdasarkan hasil yang telah
menggunakan buku batik untuk dicapai oleh karyawan selama ini,
membantu pegawai mencatat sedangkan metode penilaian
pelaksanaan tugas dalam sehari- berorientasi waktu yang akan
harinya, namun tenyata sistem ini datang, memusatkan prestasi kerja
hanya berjalan selama satu sampai karyawan pada saat ini serta
dua bulan saja dikarenakan waktu penetapan sasaran prestasi kerja di
untuk menulis di buku batik masa yang akan datang.
tersebut tidak ada.
Metode penilaian prestasi kerja
 Pelaksanaan penilaian prestasi pegawai yang digunakan di Dinas
kerja pegawai di Dinas Koperasi Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang
dan Usaha Mikro dilaksanakan di yaitu menggunakan metode penilaian
lingkungan kerja organisasi (on the berorientasi waktu yang akan datang
job evaluation) itu sendiri yaitu di dengan teknik pendekatan Management by
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Objektive (MBO). Pendekatan MBO yaitu
Kota Semarang pada saat jam metode penilaian yang ditentukan
kerja. bersama-sama antara penilai atau pimpinan
dengan karyawan yang akan dinilai.
 Penilaian prestasi kerja pegawai di Seluruh pegawai di Dinas Koperasi dan
Dinas Koperasi dilakukan oleh Usaha Mikro Kota Semarang sebelum
atasan masing-masing pegawai melaksanakan tugasnya harus menetapkan
pada bagian unit kerjanya. sasaran kerja (SKP) terlebih dahulu yang
Penilaian terhadap staf dilakukan kemudian kedepannya masing-masing
oleh Kepala dari masing-masing pegawai harus merealisasikan target-target
bagian unit kerja setingkat eselon atau rencana kerja yang dibuat di dalam
IV, sedangkan yang menilai SKP sesuai dengan tugas dan fungsinya,
hanya saja karena penyusunan sasaran prestasi kerja menggunakan e-kin.
kerja dibuat oleh masing-masing pegawai, Pelatihan tersebut dilaksanakan di gedung
sehingga pegawai yang dinilai dan penilai PIP karena sarana disana dapat dikatakan
tidak saling berdiskusi untuk menetapkan cukup untuk pelatihan terkait penilaian
sasaran kerja bersama. prestasi kerja menggunakan e-kin.
2. Proses 3. Ouput
Persyaratan penting bagi Penilaian prestasi kerja
pelaksanaan penilaian prestasi kerja menggunakan unsur SKP dan perilaku
pegawai yang berhasil yaitu adanya kerja ini diakui memberikan dampak yang
keterlibatan aktif antar seluruh pegawai. baik bagi peningkatan kualitas kerja dan
Penilai dan yang dinilai perlu diberikan dalam hal kedisiplinan. Pada sistem
penjelasan secara jelas dan lengkap penilaian sesuai PP No. 46 Tahun 2011
tentang penilaian yang akan dilaksanakan pegawai merasa terbantu karena dengan
di organisasi tersebut. Dinas Koperasi dan adanya Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Usaha Mikro telah mengikuti sosialiasi pekerjaan-pekerjaan pegawai jadi lebih
yang diberikan oleh BKD Kota Semarang terprogram dengan baik. Dengan adanya
terkait dengan sistem penilaian prestasi SKP pegawai dapat mengetahui tugas-
kerja yang harus diterapkan pada instansi tugas yang akan dikerjakan nantinya
Pemerintah. Sosialiasi tersebut hanya sehingga penggunaan waktu dalam bekerja
diikuti oleh beberapa perwakilan dari menjadi efektif. Selain itu, penilaian
Dinas Koperasi, kemudian disampaikan prestasi kerja yang tergolong baru ini juga
kepada seluruh pegawai Dinas Koperasi mendorong pegawai untuk lebih disiplin
dan Usaha Mikro. Namun karena banyak dalam bekerja. Karena kalau mereka tidak
pegawai yang kurang paham dan mengerti disiplin dalam bekerja maka akan
mengenai penilaian menggunakan mengakibatkan pemotongan untuk
peraturan yang baru (PP No. 46 Tahun pemberian tunjangan atau Tambahan
2011) sehingga Dinas Koperasi Penghasilan Pegawai (TPP).
bekerjasama dengan BKD mengadakan
seminar dan pelatihan langsung yang Pegawai Dinas Koperasi dan Usaha
diikuti seluruh pegawai. Mikro Kota Semarang mengakui bahwa
dengan adanya penilaian kinerja berbasis
Pelatihan yang diberikan oleh sistem merit ini, mereka lebih termotivasi
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro untuk mencapai target yang telah dibuat
dirasakan sangat penting dan memberikan dalam SKP. Selain itu ada pula sanksi bagi
manfaat yang baik dalam pelaksanaan pegawai yang tidak memenuhi target atau
penilaian prestasi kerja. Hadirnya e-kinerja nilai capaian SKP nya dibawah standar,
membuat banyak pegawai bingung akan yaitu pemotongan tunjangan. Sanksi ini
sistem tersebut sehingga pegawai meminta juga berlaku dalam kedisiplinan, karena
tolong teman untuk membuatkan SKP, bagi pegawai yang tidak masuk, terlambat
karena dengan adanya sosialiasi saja tidak datang atau pulang lebih awal akan
cukup membuat pegawai paham, maka dikenakan potongan 5% pada TPP nya,
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota dan bagi yang tidak mengikuti apel akan
Semarang secara khusus bekerjasama dikenakan potongan 1%.
dengan BKD mengadakan pelatihan yang
diikuti oleh seluruh pegawai terkait Hambatan Penilaian Prestasi Kerja
penilaian prestasi kerja pegawai. Dalam Pegawai
pelatihan tersebut Dinas Koperasi
Hambatan yang terjadi dalam
mengundang narasumber dari BKD untuk
penilaian prestasi kerja pegawai di Dinas
menjelaskan terkait dnegan penilaian
Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang namun dalam pelaksanaannya belum
yaitu adanya faktor subjektivitas dari terlalu baik.
penilai yang tidak bisa dipungkiri. Penilai
terkadang merasa kasihan terhadap Ditinjau dari Input, sebagian besar
pegawai sehingga pada akhirnya diberikan telah mengacu pada teori-teori manajemen.
nilai cukup sesuai dengan standar yang Ruang lingkup penilaian prestasi kerja
ada. Hal tersebut dilakukan penilai agar pegawai Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
staf atau pegawai yang dinilai Kota Semarang adalah sebagai berikut:
mendapatkan tunjangan utuh dan bisa
 Materi penilaian : kuantitas,
diusulkan untuk kenaikan pangkat.
kualitas, ketepatan waktu,
Selain itu kendala dalam penilaian integritas, orientasi pelayanan,
prestasi kerja pegawai yaitu pemimpin komitmen, disiplin, kerjasama, dan
cenderung memberikan nilai rata-rata kepemimpinan.
dikarenakan di Dinas Koperasi sendiri  Tujuan penilaian : mengetahui
sudah menetapkan standar untuk capaian kerja pegawai, sarana
memberikan penilaian yaitu dengan untuk pertimbangan perbaikan, dan
standar nilai minimal 75. Hal ini tentu sarana pengambilan keputusan.
mempengaruhi keakuratan dalam penilaian  Pelaksanaan penilaian : di
dengan hasil kerja pegawai yang lingkungan kerja Dinas Koperasi
sebenarnya. dan Usaha Mikro pada saat jam
kerja.
Terkait dengan hambatan penilaian  Waktu penilaian : secara
prestasi kerja terhadap kesalahan periodik setiap bulan dan
kecenderungan terpusat, dimana penilai dilaksanakan per tahun.
memberikan nilai rata-rata untuk pegawai  Siapa yang menilai : Pejabat
berupa nilai yang tidak terlalu buruk dan struktural di tingkat eselon IV ke
tidak terlalu baik. Pegawai di Dinas atas.
Koperasi dan Usaha Mikro memberikan  Metode : metode penilaian
nilai sendiri terhadap capaian penilaian berorientasi waktu yang akan
Sasaran Kerja Pegawai di dalam e-kinerja datang dengan teknik Management
yang kemudian nanti penilai mencocokan by Objektive (MBO). Titik acuan
hasil pengamatan terhadap pekerjaan pada hasil dan perilaku kerja
sehari-hari pegawai dengan nilai yang dengan sistem pemberian
dibuat oleh pegawai yang bersangkutan. kompensasi.
Apabila nilai dirasakan tidak cocok oleh
penilai maka penilai berhak menurunkan 2. Saran
nilai yang telah dibuat oleh pegawai.
a. Pihak Dinas Koperasi dan Usaha
IV. PENUTUP Mikro sebaiknya melakukan
peninjauan atau pemeriksaan ulang
terkait dengan yang memberikan
1. Kesimpulan
penilaian terhadap hasil capaian
Penerapan penilaian prestasi kerja prestasi kerja pegawai agar hasil
pegawai menggunakan unsur Sasaran penilaian terhadap prestasi kerja
Kerja Pegawai dan unsur perilaku kerja pegawai benar-benar dapat
yang dilaksanakan mulai Januari 2014 dipertanggungjawabkan dan hasil
sudah memenuhi persyaratan sebagai penilaian dapat digunakan untuk
sistem penilaian prestasi kerja pegawai, sarana perbaikan peningkatan kualitas
kerja pegawai. Hal ini perlu dilakukan
agar pelaksanaan penilaian prestasi
kerja pegawai di Dinas Koperasi Yogyakarta: Gadjah Mada
sesuai dengan Peraturan yang ada. University Press.
b. Menciptakan komunikasi yang lebih
baik terkait dengan pelaksanaan Notoatmodjo, Soekidjo. (2003).
penilaian prestasi kerja pegawai, baik Pengembangan Sumber Daya
komunikasi langsung yaitu Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta
mengadakan pertemuan antara penilai
Rivai, V.& Basri, A.F.M. (2005).
dan pegawai yang dinilai guna
Performance Appraisal. Jakarta:
membahas ketentuan-ketentuan dalam
PT. Raja Grafindo Persada
penilaian prestasi kerja agar pegawai
mengetahui secara jelas, disertai Rosidah, & Ambar Teguh. 2009.
dengan pemberian buku bantu Manajemen Sumber Daya
mengenai sistem penilaian prestasi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu
kerja pegawai.
Sibarani, Mutiara. (2004). Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Sumber Daya Manusia. Bogor :
Ghalia Indonesia
Cardoso, Faustino. (2003). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi Sinambela, Lijan Poltak. (2012). Kinerja
Pegawai Teori Pengukuran dan
Hasibuan, Malayu. (2008). Manajemen Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi.
Aksara. (1995). Metode Penelitian Survai.
Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
Keban, Yeremias T. (2008). Enam
Dimensi Strategis Administrasi Sudarmanto. (2009). Kinerja dan
Publik. Yogyakarta: Gava Media Pengembangan Kompetensi SDM.
Yogyakarta:
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu.
(2004). Manajemen Sumber Daya Pustaka Pelajar.
Manusia
Sugiyono. (2010). Statistika untuk
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rosdakarya.
Sutrisno, Edy. (2010). Budaya Organisasi.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. Jakarta: Kencana.
(2009). Evaluasi Kinerja. Bandung: PT.
Refika Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Aditama. Empat.
Moekijat. (1995). Manajemen Personalia Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
dan Sumberdaya Manusia. Negara No. 1 Tahun 2013
Bandung: Mandar Maju.
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk
Bisnis yang Kompetitif.

You might also like