You are on page 1of 4

Gracia Megasari Mujianto

21100117120002
LANGKAH PENGERJAAN PEMBUATAN PETA KEBENCANAAN
(RAWAN LONGSOR) DENGAN 4 PARAMETER
1. Peta Geologi
 Buatlah pada ArcGis hasil georeferencing dari peta dasar (.jpg) dengan
disesuaikan dengan daerah yang diinginkan (Auto adjust uncheck > Data frame
properties UTM 49S > Georeferencing)
 Kemudian buat shapefile (.shp) polygon untuk membuat litologi di dalamnya.
Start Editing dan deliniasi sesuai dengan gambar pada peta dasar, lalu ubah
penamaan litologi pada open attribute table (menggunakan text), dan tambahkan
nilai litologi menjadi 5 kelas (menggunakan short integrer > precission 1).
Sesuaikan dengan peta dasar, lalu ubah warna dan label pada properties
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), ubah
pada page fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan.
(Terbantu melalui menu insert)

2. Peta Raster Geologi / Litologi


 Hasil dari peta .shp peta geologi yang telah ada diubah menjadi peta raster,
dengan menu pada ‘search’ cari sebagai menu ‘feature to raster’.
 Masukkan data .shp litologi sebagai data utamanya. Dan nilai litologi sebagai
bagian yang akan menjadi acuan pengubahan.
 Hasil dari litologi sesuai nilainya, lalu ubah warna sesuai dengan nilai
kerentanannya.
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), ubah
pada page fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan.
(Terbantu melalui menu insert)

3. Peta Kelerengan/Slope
 Dari data DEM yang telah diketahui, sesuaikan dahulu dengan data frame
propertiesnya.
 Kemudian pada menu pencarian sebagai penyesuaian dengan peta dasar, ubah
ke dalam raster melalui menu ‘project raster’ dengan menyesuaikan koordinat
serta environmentnya
 Lalu pada menu pencarian, cari menu ‘slope’ lalu masukkan data DEM (.tiff)
sebagai input datanya. Ubah menjadi menu ‘Percent Rise’.
 Selanjutnya, dari hasil peta slope pada menu properties ubah pada bagian
symbology > classify. Sesuaikan dengan kelas yang akan menjadi acuan melalui
klasifikasi Van Zuidam 1983 (persen lereng).
 Kemudian pada menu pencarian, cari menu ‘reclassify’ input data slope yang
sudah menjadi raster, lalu reclassify menjadi 5 kelas
 Ubah perubahan warna sesuai dengan kaidah yang diinginkan.
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), ubah
pada page fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan.
(Terbantu melalui menu insert dan ubah legenda sesuai dengan nilai persen
lerengnya)

4. Peta Curah Hujan


 Buatlah berdasarkan peta curah hujan (.jpg) lalu georeferencing dengan
disesuaikan dengan daerah yang diinginkan (Auto adjust uncheck > Data frame
properties UTM 49S > Georeferencing)
 Kemudian buat shapefile (.shp) polygon untuk membuat curah hujan (.shp) di
dalamnya. Start Editing dan deliniasi sesuai dengan gambar pada peta dasar, lalu
ubah nilai curah hujan sesuai dengan soal pada open attribute table
(menggunakan text), dan tambahkan nilai intensitas curah hujan menjadi 4 kelas
(menggunakan short integrer > precission 1). Sesuaikan dengan peta curah hujan
(.jpg), lalu ubah warna dan label pada properties
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), ubah
pada page fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan.
(Terbantu melalui menu insert)

5. Peta Raster Curah Hujan


 Hasil dari peta .shp peta curah hujan yang telah ada diubah menjadi peta raster,
dengan menu pada ‘search’ cari sebagai menu ‘feature to raster’.
 Masukkan data .shp curah hujan sebagai data utamanya. Dan nilai intensitas
curah hujan sebagai bagian yang akan menjadi acuan pengubahan.
 Hasil dari nilai curahnya sesuai nilainya, lalu ubah warna sesuai dengan nilai
kerentanannya. Dan ubah properties symbology sebagai warnanya
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), ubah
pada page fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan.
(Terbantu melalui menu insert)

6. Peta Kedalaman MAT


 Dari data excel ‘sheet 1’ yang telah ada input ke dalam lembar kerja, lalu klik
‘display as XY data’ dan akan muncul titik-titik sumur sesuai dengan
kedalamannya.
 Kemudian pada menu ‘geostatical Analysis’ ubah sebagai data dengan
interpolasi sebagai data Kriging (karena nilai RMS nya kecil), lalu ubah sebagai
semivariogram.
 Lalu hasil peta interpolasi kriging di export to raster lalu ubah pada menu
pencarian sebagai menu ‘reclassify’ kemudian sesuaikan dengan kelas yang
diinginkan (5 kelas). Kemudian ubah environmentsnya > processing extent >
sesuaikan dengan layer litologi .shp
 Kemudian ubah secara symbology propertiesnya, dan sesuaikan dengan warna
yang diinginkan.
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), dan
tidak lupa untuk selalu menyesuaikan dengan koordinatnya, lalu ubah pada page
fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan. (Terbantu
melalui menu insert)

7. Peta Kebencanaan (pembobotan)


 Hasil dari keempat peta raster yang telah dibuat kemudian akan dijadikan satu
sebagai penggabungan dari parameter-parameter pengindikasian adanya
bencana di alam.
 Pada menu pencarian, cari menu ‘raster calculator’ lalu masukkan rumus sesuai
dengan pembobotannya (25:25:25:25) dan masing-masing parameternya akan
dikalikan.
 Setelah didapatkan hasilnya, kemudian di reclassify sesuai dengan 5 kelas yang
disesuaikan dengan parameter-parameter sebelumnya.
 Lalu grid peta pada properties (measured gridding > X=3000 Y=2000), dan
tidak lupa untuk selalu menyesuaikan dengan koordinatnya, lalu ubah pada page
fit and setup menjadi landscape, lalu layouting peta sesuai kebutuhan. (Terbantu
melalui menu insert)

You might also like