Professional Documents
Culture Documents
(Jurnal)
Oleh
WAHYU NOVARIANTO
1212011381
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
UPAYA PENANGGULANGAN
TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR
(Studi Kasus Daerah Kota Bandar Lampung)
Oleh:
Tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
sedang belajar. Pelaku tawuran antar pelajar kebanyakan dilakukan oleh anak-anak.
Data dari website pemerintah yaitu dari tahun 2014-2016 menunjukan bahwa anak
pelaku tawuran pada tahun 2014 sebanyak 46 kasus, dan pada tahun 2015 sebanyak
126 kasus serta tahun 2016 sebanyak 41 kasus. Permasalahan yaitu: bagaimanakah
upaya penanggulangan terjadinya tawuran antar pelajar dan apakah yang menjadi
faktor penghambat dalam menanggulangi tawuran antar pelajar. metode Penelitian
yang digunakan adalah Pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. sumber
dan jenis data penelitian ini adalah data primer yaitu dari studi lapangan dengan
wawancara dan data sekunder. hasil penelitian dan pembahasan maka upaya
penanggulangan terjadinya tawuran antar pelajar dilakuakan dengan
menggunakan sarana penal dan non penal. Penanggulangan sarana penal yaitu
dengan menindak pelaku tawuran sesuai dengan perbuatan perbuatan yang
dilakukan. upaya preventif yaitu tindakan tersebut berupa mengadakan penyuluhan
ke sekolah-sekolah yang rawan melakukan tawuran dan mendirikan pos keamanan
siswa. upaya represif yaitu penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum. Saran penelitian ini adalah Pemerintah hendaknya berkoordinasi dan
bekerja sama dengan dinas sosial, pihak sekolah, masyarakat dan aparat penegak
hukum untuk menimimalisir terjadinya tawuran antar pelajar. kemudian aparat
penegak hukum khususnya kepolisian dalam melakukan pencegahan tawuran antar
pelajar lebih giat melakukan sosialisasi mencegah terjadinya tawuran dan
pemerintah perlu merumuskan aturan mengenai tawuran antar pelajar supaya
kedepanya aparat penegak hukum tidak melakukan tebang pilih dalam penanganan
tawuran antar pelajar.
By:
Student brawl is a fight made by a group of people who are studying. The brawl
among students is mostly done by children. Data from the government’s website,
from 2014-2016, showed that children on brawl in 2014 were 46 cases; in 2015
there were 126 cases, and 41 cases in 2016. The problems were: how the effort to
overcome the occurrence of brawl among students was and what the inhibiting
factor in tackling brawl between students was. The research methods used were
juridical normative and juridical empirical approaches. The source and type of
data in this research was primary data from field study with interview and
secondary data. The result of research and discussion about efforts to overcome the
occurrence of brawl among students was conducted by using penal and non penal
means. The tackling of penal means is to take action against the perpetrators of
brawl in accordance with the deeds done. The preventive efforts such as the act in
the form of counseling to schools prone to brawl and establish security posts
students. The repressive effort that is law enforcement done by law enforcement
apparatus. The suggestions of this research are the Government should coordinate
and cooperate with social office, school side, community and law enforcement
apparatus to minimize the occurrence of brawl among students. Then, law
enforcement officers especially the police in preventing brawl among students more
actively socialize to prevent the occurrence of brawl and the government needs to
formulate rules on brawl among students so that the law enforcement officers do
not do selective cutting in handling brawl among students.
7 8
Nawawi Arief, Barda. 2002. Kebijakan Hasil Wawancara Penulis di Polrestabes
Hukum Pidana. Bandung: Citra Aditya Bakti Bandar Lampung,pada tanggal 11 oktober
hlm.33. 2017.
menadapatkan hukum kurungan pelaku melakukan peneroyokan
penjara oleh karena itu ada klasifikasi akibat ada salah satu pelaku
Pasal yang di berikan bagi pelaku tawuran tidak sempat melarikan
tawuran, diantaranya; pelajar diri saat terjadinya tawuran disitu
Membawa senjata tajam saat tawuran, lah pengeroyokan terjadi,
Pembunuhan saat terjadi tawuran, sependapat dengan hal itu
Pengeroyokan saat terjadi tawuran Muzairin Daud10 menyatakan
dan penganiayaan saat terjadi tawuran kebanyakan para pelaku tawuran
Dapat penulis jabarkan sebagai awalnya hanya dianggap biasa
berikut ini: saja namun bila sudah ada
anggota kelompok pelajar yang
1) Pelajar Membawa senjata tajam terlibat tawuran terpisah dari
saat tawuran kelompoknya maka disitulah
Pelajar yang tertangkap tangan pengeroyokan terjadi, dalam hal
membawa senjata tajam saat ini tidakan represif kepolisian
melakukan aksi tawuran akan yaitu menunggu laporan dari
dikenakan beberapa undang- korban tawuran antar pelajar dan
undang yang berlaku sesuai pihaknya akan menindak sesuai
kejahatannya apabila pelaku nya dalam Pasal 170 KUHP .
tertangka tangan melakukan aksi
tawuran maka dikenakan Pasal 2 4) Penganiayaan saat terjadi
ayat (1) UU Drt. No. 12/1951 tawuran
tentang senjata tajam. Pasal 351 ayat (4) KUHP,
penganiayaan diartikan sebagai
2) Pembunuhan saat terjadi tawuran tindakan atau perbuatan yang
Kasus tawuran yang terjadi saat dilakukan dengan sengaja untuk
ini menurut Adek Suci Pebrianto9 merusak kesehatan orang lain.
bisa termasuk kedalam kejahatan Ketentuan Pasal 351 Kitab
extraordinary jika tawuran Undang-Undang Hukum Pidana
tesebut sampai menghilangkan (KUHP), dalam hal ini pelajar
nyawa orang lain namun dapat dikenai Pasal 351 ayat (4)
kebanyakan tindakan tawuran KUHP apabila saat melakukan
masih dalam batasan yangwajar, tawuran pelakunya sampai
dalam kasus tawuran pelajar melukai korbannya.
sampai melakukan tindakan yang
diluar batas kewajaran karena ada Adek Suci Pebrianto11 menyatakan
unsur-unsur balas dendam dari bahwa setelah pelaku dikenakan salah
pelaku tawuran tersebut.Pelaku satu Pasal diatas maka sesuai dengan
pembunuhan di dalam KUHP kesalahannya pelaku tawuran dijerat
dapat dijerat Pasal 338 KUHP. dengan Pasal tersebut namun karena
pelakunya masih tergolong kategori
3) Pengeroyokan saat terjadi anak maka udang-undang yang
tawuran
Tawuran biasanya dilakukan 10
Hasil Wawancara Penulis di Dinas Sosial
secara bersama-sama dimana Kota Bandar Lampung, pada tanggal 13
oktober 2017
9 11
Hasil Wawancara Penulis di Polrestabes Hasil Wawancara Penulis di Polrestabes
Bandar Lampung, pada tanggal 11 Oktober Bandar Lampung, pada tanggal 11 Oktober
2017. 2017.
dipakai adalah Undang-Undang a. memelihara keamanan dan
No.11 Tahun 2012 Sistem Peradilan ketertiban masyarakat;
Pidana Anak dimana hukuman yang b. menegakkan hukum; dan
dipakai adalah setengah dari hukuman c. memberikan perlindungan,
orang dewasa. Bila anak yang pengayoman, dan pelayanan
melakukan tindakan tawuran kepada masyarakat.
mendapat hukuman kurang dari 7
tahun dan bukan merupakan a. Upaya preventif (Pencegahan)
pengulangan besar kemungkinan
menerapkan upaya diversi yaitu Upaya preventif merupakan suatu
penyelesaian perkara diluar usaha untuk meningkatkan
persidangan. penyelenggaraan pemerintahan yang
sifatnya pencegahan terhadap
2. Kebijakan Penanggulangan berbagai penyimpangan dari
Tawuran Antar Pelajar ketentuan yang ada melalui
Dengan Sarana diluar Hukum impementasi peraturan perundang-
Pidana (Non Penal). undangan dan penyelenggaraan
proses pemerintahan yanga baik.
Penanggulangan pidana selain Bentuk kegiatan preventif dilakukan
menggunakan sarana penal juga perlu oleh polresta bandar lampung dalam
menggunakan sarana non penal mencegah terjadinya tawuran antar
pendekatan lingkungan sekolah, pelajar yaitu13 :
lingkungan keluarga, masyarakat dan
sosial lainnya. Pengenaan sarana Pihak Polresta Bandar Lampung
dengan nilai dapat dilakukan sebagai melakukan penyuluhan/sosialisasi
perwujudan dari reaksi masyarakat, baik di tingkat pedesaan, sekolah–
yaitu dengan cara pendekatan kerja sekolah dan universitas untuk
sama antara pemerintah dan mengatasi tawuran antar pelajar, hal
masyarakat dalam rangka ini juga bagian dari upaya preventif
mewujudkan sistem hukum yang yang dilakukan oleh pihak kepolian
baik, dan menumbuh kembangkan dimana uapaya preventif adalah suatu
peran serta masyarakat dalam tindakan pencegahan agar tidak
kegiatan pencegahan terhadap tindak terjadi hal-hal buruk yang tidak
pidana. 12 diinginkan, karena Tujuan Sosialisasi
diadakan sosialisasi menurut Adek
Berdasarkan Undang– Undang Suci Pebrianto14:
Nomor 02 Tahun 2002 Tentang 1. Memberikan pemahaman
Kepolisian Negara Republik kepada pelajar untuk dapat
Indonesia, polri mempunyai tugas dan hidup bermasyarakat.
wewenang sebagai dasar hukum 2. Mengembangkan
dalam menjaankan fungsi polri kemampuan pelajar dalam
,menurut Pasal 13 Undang–Undang
Nomor 2 Tahun 2002 yaitu :
13
Hasil Wawancara Penulis di Polrestabes
Bandar Lampung, pada tanggal 11 Oktober
12
Henny Nuraeny. Tindak Pidana 2017.
14
Perdagangan Orang: Kebijakan Hukum Hasil Wawancara Penulis di Polrestabes
Pidana dan Pencegahannya. Jakarta: Sinar Bandar Lampung,pada tanggal 11 Oktober
Grafika. hlm. 275. 2017.
berkomunikasi secara B. Faktor–Faktor Pennghambat
efektif. Penegahakan Hukum Pidana di
3. Mengembangkan fungsi- Indonesia Dalam Menangani
fungsi organik pelajar Tawuran Antar Pelajar (Studi
melalui introspeksi yang Kasus Wilayah Hukum Kota
tepat agar tindakan – Bandar Lampung)
tindakan yang dapat
merusak dapat dihindarkan. Pemasalahan ini dapat mendorong
4. Menanamkan nilai-nilai untuk mencari jawaban dan teori yang
dan kepercayaan kepada ada dalam penulisan skripsi ini adalah
pelajar yang mempunyai teori soerjono soekanto yang
rasa toleransi sehingga menjabarkan bahwa dalam penegakan
tawuran anter pelajar dapat hukum ada faktor- faktor yang
terhindarkan. mempengaruhi penegakan hukum :
III.PENUTUP
5. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan yang berkembang di A. Simpulan
Indonesia sangat beragam. Setiap
daerah terdiri dari suku bangsa Berdasarkan uraian yang telah
dengan bahasa dan adat istiadat dipaparkan pada hasil penelitian dan
yang berbeda dengan suku pembahasan, Upaya penanggulangan
bangsa didaerah lain. terjadinya tawuran pelajar dapat
Kemajemukan ini berpengaruh ditarik kesimpulan sebagai berikut :
terhadap usaha penegakan hukum 1. Upaya penanggulangan
di indonesia. Ketentuan yang terjadinya tawuran antar pelajar
diatur dalam suatu peraturan dilakukan dengan menggunakan
perundang-undangan dapat sarana penal dan non penal.
berlaku bagi suatu daerah tapi Penanggulangan sarana penal
belum tentu bisa dilaksanakan di yaitu dengan menindak pelaku
tawuran sesuai dengan perbuatan
daerah lain. 22M. Panjaitan23
yang dilakukan sesuai dengan
menyatakan bahwa pelajar adalah
peraturan perundang-undangan
serta melihat dari kasuistisnya,
21
Hasil Wawancara Penulis di Sekolah SMK dalam hal ini apabila sudah
2 MEI Bandar Lampung, pada tanggal 13 terjadi proses hukum dan masuk
oktober 2017 keranah pengadilan, hakim
22
Soerjono Soekanto. 1983. Pengantar dalam hal ini hakim anak harus
Penelitian Hukum. Jakarta: UII Press.hlm. 45.
23 melihat terlebih dahulu
Hasil Wawancara Penulis di Sekolah SMK
2 MEI Bandar Lampung, pada tanggal 13 kasuistisnya dan
oktober 2017 mempertimbangkan putusan
karena anak merupakan generasi hukum, masyarakat, dan
bangsa dan aset bangsa. kebudayaan. Faktor undang-
sedangkan penangualangan undang menjadi yang pertama
dengan menggunakan sarana non karena Pemerintah belum
penal dilakukan dengan tindakan mempuyai aturan khusus
pencegahan mengenai tawuran antar pelajar
a. Upaya preventif yaitu sehingga dalam proses pemberian
Tindakan berupa sanksi kepada para pelajar yang
mengadakan penyuluhan terlibat tawuran aparat penegak
kesekolah-sekolah yang hukum cenderung tebang pilih.
rawan melakukan tawuran, Kemudian faktor Masyarakat,
mendirikan Pos Keamanan Melemahnya ikatan sosial dengan
siswa dibentuk oleh pihak masyarakat, kebanyakan
sekolah dan masyarakat masyarakat memiliki sifat apatis
sekitar yang siap setiap saat terahadap tawuran sehingga
menangi tawuran antar terjadinya pemerosotan kontrol
pelajar karena masyarakat sosial. faktor Sarana dan
adalah garda terdepan dalam prasarana, Tidak memiliki alat
meminimalisir tawuran antar perekam yang modern
pelajar merupakan salah satu faktor
b. Tindakan represif yang pengahambat dalam menangani
dilakukan kepolisan yaitu atau menanggulangi tawuran
melakukan penangkapan antar pelajar.
bagi pelajar yang terlibat
tawuran dan memproses nya B. Saran
sesuai pedoman undang-
undang bagi sekolah yaitu Pemerintahan hendaknya
dengan cara memberikan berkoordinasi dan bekerja sama
aturan/sanksi yang tegas dengan dinas sosial, pihak sekolah,
kepada para pelajar bila masyarakat dan aparat penegak
perlu mengeluarkan dari hukum untuk menimimalisir
sekolah seperti yang terjadinya tawuran antar pelajar.
dilakukan oleh SMK 2 Mei kemudian aparat penegak hukum
bandar lampung. khususnya kepolisian dalam
melakukan pencegahan tawuran antar
2. Faktor-faktor yang menjadi pelajar lebih giat melakukan
penghambat upaya sosialisasi mencegah terjadinya
penanggulangan terjadinya tawuran dan pemerintah perlu
tawuran antar pelajar terdiri dari merumuskan aturan mengenai
5 (lima) faktor. beberapa faktor tawuran antar pelajar supaya
yang dominan diantaranya : kedepanya aparat penegak hukum
undang-undang, sarana dan tidak melakukan tebang pilih dalam
prasarana, aparat penegak penanganan tawuran antar pelajar.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Psikologi Pendidikan.
Volume. 39, No. 1.
BUKU