You are on page 1of 32

ANALISIS AERODINAMIKA DEFLEKTOR

PADA TRUCK MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS


COMPUTIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Muh. Yamin*), Suhandono **)


E-mail : Mohay_@staff.gunadarma.ac.id

*)
Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma
**)
Alumni Teknik Mesin Universitas Gunadarma

Pengurangan koefisien tahanan (drag coefisien) pada suatu kendaraan merupakan


salah satu cara yang efektif untuk menghemat penggunaan bahan bakar. Pada penelitian
ini gaya aerodinamik pada kendaraan truck dievaluasi. Evaluasi tersebut dilakukan
dengan modifikasi penambahan deflektor . Parameter yang dibahas adalah kecepatan
dan tekanan aliran udara disekeliling truc. Parameter tersebut digunakan untuk
mengetahui nilai koefisien tahanan (drag), Analisis dilakukan menggunakan software
cosmosflowrk berbasis CFD. Kecepatan divariasikan antara kecepatan 20 km/Jam
sampai dengan kecepatan 100 km/jam dengan interval 20 km/jam. Hasil penelitian
menunjukan perbedaan coefisien drag (cd) pada masing-masing kendaraan, nilai
coefisien drag (cd) pada truck deflektor lebih kecil dibandingkan dengan truck standart.

Kata kunci : Truck, Kecepatan,Tekanan, CFD

I. Pendahuluan setelah semakin gencarnya usaha-usaha


Untuk semua kendaraan, dari rekayasa teknologi untuk memproduksi
kendaraan penumpang kecil hingga bus kendaraan dengan konsumsi bahan
dan truk yang besar, pengurangan tahanan bakar yang koefisien mungkin dengan
angin (air drag) yang ditandai dengan pencapaian kecepatan kendaraan yang
pengurangan koefisien tahanan (drag seoptimal mungkin.
coefisien) adalah salah satu cara yang
Dalam lingkungan persaingan
paling efisien untuk meningkatkan efisiensi
global yang semakin ketat saat ini,
penggunaan bahan bakar. Dalam dunia
dibutuhkan kecepatan dan ketepatan
desain dan produksi kendaraan saat ini,
dalam pengujian koefisien tahanan
pengujian koefisien tahanan menjadi satu
tesebut. Seperti kita ketahui bahwa
hal penting yang harus dilakukan oleh
pengujian keofisien tahanan angin suatu
industri. Kebutuhan akan informasi
kendaraan dapat dilakukan di dalam
koefisien tahanan tersebut menjadi penting
terowongan angin baik dalam ukuran jarak antar-molekul yang lebih rapat serta
kendaraan yang sebenarnya maupun gaya kohesi antar-molekul yang lebih
dalam ukuran skala. Akan tetapi cara-cara besar dibandingkan zat lainnya sehingga
pengujian koefisien tahanan dalam zat padat tidak mudah berubah bentuk.
terowongan angin, baik ukuran sebenarnya Sedangkan zat cair dan zat gas (yang
maupun ukuran skala tersebut, merupakan suatu jenis fluida) umumnya
membutuhkan waktu dan biaya yang tidak mempunyai bentuk yang ditetapkan oleh
sedikit. Hal inilah yang menjadi salah satu wadahnya masing-masing (di mana
pemicu kenapa desainer maupun industri wadah tersebut biasanya terbuat dari zat
mulai memanfaatkan komputasi dan padat) dan bila dilihat dari struktur
simulasi numerik Computational Fluid molekulnya, fluida memiliki jarak antar-
Dynamics (CFD) sebagai solusi terhadap molekul yang lebih besar serta gaya
permasalahan tersebut dengan kohesi antar-molekul yang lebih rapat
pertimbangan kecepatan dalam dibandingkan zat padat sehingga fluida
memperoleh data koefisien tahanan dan mudah berubah bentuk tergantung dari
rendahnya biaya yang harus dikeluarkan. wadah atau tempatnya.[1]
Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini
adalah menganalisis perbandingan antara 2.2 Beberapa Istilah dalam
truck standart dengan truck memakai Mekanika Fluida
deflektor dengan perangkat lunak Istilah dalam mekanika fluida
Cosmosflowork pada solidwork (CFD), dibawah ini cenderung untuk zat cair dan
sehingga dapat dilihat aliran fluidanya dan dalam keadaan bergerak yang sesuai
distribusi tekanannya. Tujuan dari simulasi dengan fluida yang akan digunakan
ini adalah melihat pengaruh kecepatan dan dalam penelitian.[2]
tekanan pada truck standart dan truck
memakai deflektor. 2.3 Klasifikasi Aliran Fluida
Banyak kriteria yang dapat
II. Landasan Teori digunakan untuk mengklasifikasikan
2.1 Definisi Fluida. fluida, seperti; tipe aliran yang terjadi,
Dalam keseharian pada karakteristik aliran yang dimiliki, rekayasa
temperatur normal bentuk dasar dari suatu aliran yang dilakukan dan lain-lain. Di
bahan umumnya terbagi menjadi tiga sifat, mana semua itu dipengaruhi oleh
yaitu; zat padat, zat cair dan zat gas, parameter-parameter fluida serta aliran
walaupun ada pula yang mempunyai sifat- itu sendiri (seperti; temperatur, tekanan,
sifat ganda. Sebuah zat padat umumnya viskositas, kecepatan, tekanan dan lain-
mempunyai bentuk tertentu dan bila dilihat lain).
dari struktur molekulnya, zat padat memiliki
2.4 Gaya-gaya Pada Benda Ahmed komputasi komputer maka dapat
Body Car : Gaya Tahanan (Drag) dilakukan perhitungan pada tiap-tiap
Dan Gaya Angkat (Lift) elemennya.
Pertimbangan aerodinamika adalah Hal yang paling mendasar mengapa
penting dalam desain kendaraan darat konsep CFD banyak sekali digunakan
seperti truk dan mobil. Gaya aerodinamika dalam dunia industri adalah dengan CFD
yang paling penting pada kendaraan darat dapat dilakukan analisa terhadap suatu
adalah tahanan. Perhatikan suatu sistem dengan mengurangi biaya
kendaraan melaju pada kecepatan konstan eksperimen dan tentunya waktu yang
pada jalan datar. Kendaraan tersebut panjang dalam melakukan eksperimen
mengalami dua gaya yang menghambat tersebut atau dalam proses design
gerak lajunya: perlawanan rolling (rolling engineering tahap yang harus dilakukan
resistance) dan tahanan aerodinamika. menjadi lebih pendek. Hal lain yang
Perlawanan antara tahanan aerodinamika mendasari pemakaian konsep CFD
dan perlawanan rolling disebut beban adalah pemahaman lebih dalam
jalan (road load). Mesin kendaraan harus mengenai karakteristik aliran fluida
secara terus-menerus menyediakan daya dengan melihat hasil berupa grafik,
untuk mengatasi beban jalan tersebut. vektor, kontur bahkan animasi.
Daya tersebut merupakan hasil perkalian
dari beban jalan dengan kecepatan BAB III DATA DAN ANALISIS
[6] AERODINAMIKA PADA TRUCK
kendaraan.
DENGAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE BERBASIS CFD
2.5 Computational Fluid Dynamic
(CFD)
3.1 Pembuatan Truck Dengan
Computational Fluid Dynamics
Perangkat Lunak Solidwork.
(CFD) merupakan salah satu cara
Penggambaran komponen-
penggunaan komputer untuk menghasilkan
komponen truck pada solidwork lebih
informasi tentang bagaimana aliran fluida.
mudah dibandingkan menggunakan
CFD menggabungkan berbagai ilmu dasar
perangkat lunak lain yang sejenis. Selain
teknologi diantaranya matematika, ilmu
tampilan dari solidwork yang sangat
komputer, teknik dan fisika. Semua ilmu
mudah dipahami. Perangkat lunak ini juga
disiplin tersebut digunakan untuk
memiliki beberapa fasilitas pendukung.
pemodelan atau simulasi aliran fluida.
Oleh karena itu, penggambaran
Prinsip CFD adalah metode
komponen tersebut dilakukan dengan
penghitungan yang mengkhususkan pada
perangkat lunak solidwork.
fluida, di mana sebuah kontrol dimensi,
luas serta volume dengan memanfaatkan
Selain itu, perangkat lunak ini juga 3.3 Langkah-langkah Simulasi
disertai dengan fasilitas pendukung untuk Untuk memudahkan proses
menganalisa dan mensimulasikan gerakan. simulasi dalam subbab ini akan dijelaskan
Cosmoswork digunakan untuk secara bertahap proses simulasi yang
menganalisa kecepatan,tekanan, dimulai dari pembentukan geometri.
tegangan, frekuensi, tekukan, suhu dan Secara keseluruhan proses tersebut
sebagainya. Cosmosmotion digunakan terdiri dari enam langkah yaitu:
untuk membuat gerakan dari benda, 1. Membuat model truck dan
membuat simulasi serta menentukan Computital
menganimasikannya. Selain itu, Domain serta Boundary
Cosmosmotion juga dapat menganalisa Condition
beban untuk kasus analisa struktur. 2. Menentukan Physics
Sedangkan Cosmosflowork digunakan 3. Poses Meshing.
untuk menganalisa aliran fluida baik dalam 4. Menjalankan Run Solver
maupun luar, tekanan, kecepatan dan 5. Hasil Report Simulasi.
sebagainya. 6. Hasil Post Processing

3.2 Diagram Alir Proses Simulasi Tujuan dari simulasi ini adalah
menganalisis aliran fluida eksternal
tekanan dan kecepatan pada truck,
selain itu analisis ini juga bertujuan untuk
pengurangan tahanan angin (air drag)
dan pengurangan koefisien tahanan (drag
coefisien) pada bagian body truck untuk
salah satu cara yang paling efisien untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan bakar.

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Simulasi.


berikut ini model yang akan 3.4 Hasil Finish Run Solver
disimulasikan pada skripsi ini adalah Setelah perhitungan selesai (
seperti gambar dibawah ini: solver as fhinesid ), tutup tampilan solver.
Hasil ( result ) dari perhitungan
sebelumnya dapat diketahui dengan
mengklik kanan pada masing-masing
cabang result.
1. Bentuk aliran ( flow trajectories ).
Pada cabang ini, hasil yang
dapat dilihat ialah berupa garis
yang berwarna dan membentuk
aliran yang sedang terjadi. Untuk
menampilkannya klik kanan lalu
Gambar 3.2 Model 3D truck standart insert selanjutnya atur parameter.
Menggunakan Solidwork 2. Nilai pada sebuah garis atau kurva
yang memanjang ( XY plot ).
Pada perintah ini berfungsi
untuk menampilkan data dari fluida
yang sedang terjadi pada sebuah
garis. Data pada fluida tersebut
akan diubah kedalam bentuk grafik
XY. Garis yang digunakan
sebelumnya dibuat dahulu dengan
bantuan titik (poin) dan gari (line)
pada perintah sketch.
Gambar 3.3 Model 3D truck deflektor 1 Setelah garis tersebut dibuat
Menggunakan Solidwork selanjutnya klik kana pada XY plot
lalu insert. pilih garis dan koordinat
sistem 1. Lalu pilih data pressure
dan velocity saja agar dapat
ditampilkan datanya saja.
3. Nilai pada suatu bidang 2 dimensi
(cut plot )
Perintah ini berfungsi
menampilkan data berupa vektor (
Gambar 3.4 Model 3D truck deflektor 2 anak panah ), garis-garis batas
Menggunakan Solidwork beserta nilai (isolaines) warna warni
batas (counturs). Data tersebut
ditampilkan secara visual (2
dimensi). Untuk menampilkannya
dibutuhkan sebuah plane tambahan,
dimana palne tersebut akan menjadi
bidang 2 dimensinya.
Gambar 3.6 Run Solver Kecepatan
3.5 Hasil Simulasi Run Solver (Velocity) dengan kecepatan 20 km/jam
Run Solver adalah proses
dimana geometri secara keseluruhan
dibagi-bagi dalam elemen-elemen kecil.
Elemen-elemen kecil ini nantinya berperan
sebagai kontrol surface atau volume dalam
proses perhitungan yang kemudian tiap-
tiap elemen ini akan menjadi inputan untuk Gambar 3.7 Run Solver Tekanan
elemen disebelahnya. Hal ini akan terjadi (Pressure) dengan kecepatan 40 km/Jam
berulang-ulang hingga domain terpenuh.
Dalam run solver elemen-elemen yang
akan dipilih disesuaikan dengan kebutuhan
dan bentuk geometri. Dalam skripsi ini
aplikasi run solver yang dipakai adalah
Solidwork. Dibawah ini gambar hasil run
solver dengan konfigurasi meshing
kecepatan dan tekanan. Gambar 3.8 Run Solver Kecepatan
(Velocity) dengan kecepatan 40 km/jam
3.5.1 Gambar Hasil Run Solver
• Truck standart

Gambar 3.9 Run Solver Tekanan


Gambar 3.5 Run Solver Tekanan (Pressure) dengan kecepatan 60 km/jam
(Pressure) dengan kecepatan 20 km/jam
Gambar 3.14 Run Solver Kecepatan
Gambar 3.10 Run Solver Kecepatan (Velocity) dengan kecepatan 100 km/jam
(Velocity) dengan kecepatan 60 km/jam
Pada gambar 3.5 sampai dengan
3.14 menunjukkan kontur tekanan statik
pada kecepatan 20 km/jam sampai 100
km/jam. Tekanan yang lebih tinggi
(ditunjukkan dengan daerah warna
merah) terjadi pada bagian body depan
truck, dimana daerah tersebut merupakan
Gambar 3.11 Run Solver Tekanan frontal area.
(Pressure) dengan kecepatan 80 km/jam
3.5.2 Hasil Pengolahan Data
Tekanan
Data yang didapat dari hasil
simulasi ini menunjukkan bahwa
Contours kecepatan dan tekanan pada
truck standart yang telah di simulasi
diantaranya dengan kecepatan 20
Gambar 3.12 Run Solver Kecepatan km/jam, 40 km/Jam, 60 km/Jam, 80
(Velocity) dengan kecepatan 80 km/jam km/Jam, 100 km/Jam.

Gambar 3.13 Run Solver Tekanan


(Pressure) dengan kecepatan 100 km/jam
3.5.3 Hasil Simulasi Dengan Pada kecepatan angin 20 km/jam
Kecepatan 20 km/jam di dapatkan gambar tekanan yang
Berikut ini adalah gambar dari hasil dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
proses simulasi tersebut dengan terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
kecepatan 20 km/jam : depan truck yang bisa di lihat pada
gambar 3.16, terlihat warna hijau pada
bagian depan truck, tekanan yang ada di
atas body depan yang terlihat pada
gambar 3.16 dengan warna biru terjadi
tekanan yang rendah sampai pada
bagian atas truck, terdapat warna hijau
muda yang ada pada bagian depan truck
Gambar 3.15 Tampilan CutPlot Tekanan dikarnakan pecahan aliran dari tekanan
(Pressure) truck standart dengan depan truck.
Kecepatan 20 km/Jam

Pada kecepatan angin 20 km/jam


di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada gambar
3.15, terlihat warna hijau pada bagian
depan truck. Pada bagian atas depan truck
terjadi tekanan yang rendah yang terlihat Gambar 3.17 Grafik Tekanan (Pressure)
dengan warna biru. truck standart dengan Kecepatan 20
km/Jam

Pada kecepatan angin 20 km/jam


di dapatkan grafik tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak
pada bagian depan truck dengan tekanan
Gambar 3.16 Tampilan CutPlot Kecepatan 101362 Pa, tekanan berkurang hingga
(Velocity)) truck standart dengan mencapai 101317 Pa dengan panjang
Kecepatan 20 km/Jam tekanan pada depan truck 0.8 m, terjadi
penaikan tekanan pada bagian depan
truck sampai atas depan truck dari
tekanan101317 Pa hingga mencapai
101362 dikarenakan atas truck mempunyai
landasan yang datar maka aliran angin
mengalami aerodinamis.

3.5.4 Hasil Simulasi Dengan


Kecepatan 40 km/jam
Berikut ini adalah gambar dari
hasil proses simulasi tersebut dengan Gambar 3.19 Tampilan CutPlot
kecepatan 40 km/jam : Kecepatan (Velocity)) truck
standartdengan Kecepatan 40 km/Jam

Pada kecepatan angin 40 km/jam


di dapatkan gambar kecepatan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada
gambar 3.19, terlihat warna merah pada
Gambar 3.18 Tampilan CutPlot Tekanan bagian atas depan truck. Pada gambar ini
(Pressure) truck standart dengan tekanan yang dihasilkan lebih tinggi di
Kecepatan 40 km/Jam bandingkan dengan kecepatan 20
km/jam. Tekanan mengalami penurunan
Pada kecepatan angin 40 km/jam tekanan pada bagian belakang truck.
di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada gambar
3.18, terlihat warna hijau pada bagian
depan truck, tekanan yang ada di atas
body depan yang terlihat pada gambar
3.18 dengan warna biru terjadi tekanan
yang rendah sampai pada bagian atas
truck, terdapat warna hijau muda yang ada
pada bagian depan truck dikarnakan Gambar 3.20 Grafik Tekanan (Pressure)
pecahan aliran dari tekanan depan truck. truck standart dengan Kecepatan 40
km/Jam
Pada kecepatan angin 40 depan truck yang bisa di lihat pada
km/jam di dapatkan grafik tekanan yang gambar 3.21, terlihat warna hijau pada
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini bagian depan truck, tekanan yang ada di
terdapat tekanan angin yang terletak pada atas truck yang terlihat pada gambar
bagian depan truck dengan tekanan 3.21, terlihat warna biru pada bagian ini
101445 Pa, tekanan berkurang hingga tekanan yang paling rendah.
mencapai 101290 Pa dengan panjang
tekanan pada bagian depan truck 0.8 m,
terjadi penaikan tekanan pada bagian
depan truck dari tekanan101290 Pa hingga
mencapai 101445 Pa dengan panjang
tekanan pada bagian depan truck hingga
mencapai penaikan tekanan 101445 Pa
dikarenakan atas truckl mempunyai Gambar 3.22 Tampilan CutPlot
landasan yang datar maka aliran angin Kecepatan (Velocity)) truck
mengalami aerodinamis. standartdengan Kecepatan 60 km/Jam
3.5.5 Hasil Simulasi Dengan
Kecepatan 60 km/jam Pada kecepatan angin 60
Berikut ini adalah gambar dari hasil km/jam di dapatkan gambar kecepatan
proses simulasi tersebut dengan yang dihasilkan pada analisis, pada
kecepatan 60 km/jam: bagian ini terdapat tekanan yang rendah
pada bagian depan truck yang bisa di
lihat pada gambar 3.22, terlihat warna
merah pada bagian permukaan. Pada
gambar ini tekanan yang dihasilkan lebih
tinggi di bandingkan dengan kecepatan
40 km/jam. Tekanan mengalami
penurunan tekanan pada bagian
belakang truck.
Gambar 3.21 Tampilan CutPlot Tekanan
(Pressure) truck standartdengan
Kecepatan 60 km/Jam

Pada kecepatan angin 60


km/jam di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
Gambar 3.24 Tampilan CutPlot Tekanan
(Pressure) truck standart dengan
Kecepatan 80 km/Jam

Gambar 3.23 Grafik Tekanan (Pressure) Pada kecepatan angin 80 km/jam


truck standart dengan Kecepatan 60 di dapatkan gambar tekanan yang
km/Jam dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
Pada kecepatan angin 60 km/jam depan truck yang bisa di lihat pada
di dapatkan grafik tekanan yang dihasilkan gambar 3.24, terlihat warna hijau pada
pada analisis, pada bagian ini terdapat bagian depan truck, tekanan yang ada di
tekanan angin yang terletak pada depan atas truck yang terlihat pada gambar 3.24
truck dengan tekanan 101630 Pa, tekanan dengan warna biru terjadi tekanan yang
berkurang hingga mencapai 101300 Pa rendah .
dari panjang 0.8 m tekanan makin
menurun mencapai 101280 dengan
panjang tekanan pada bagian depan truck,
dikarenakan atas truck mempunyai
landasan yang datar maka aliran angin
mengalami aerodinamis.
Gambar 3.25 Tampilan CutPlot
3.5.6 Hasil Simulasi Dengan Kecepatan (Velocity)) truck standart
Kecepatan 80 km/jam dengan Kecepatan 80 km/Jam
Berikut ini adalah gambar dari hasil
proses simulasi tersebut dengan Pada kecepatan angin 80
kecepatan 80 km/jam: km/jam di dapatkan gambar kecepatan
yang dihasilkan pada analisis, pada
bagian ini terdapat tekanan yang rendah
pada bagian depan truck yang bisa di
lihat pada gambar 3.25, terlihat warna
merah pada bagian permukaan. Pada
gambar ini tekanan yang dihasilkan lebih
tinggi di bandingkan dengan kecepatan 60
km/jam. Tekanan mengalami penurunan
tekanan pada bagian belakang truck.

Gambar 3.27 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck standart dengan
Kecepatan 100 km/Jam

Pada kecepatan angin 100


Gambar 3.26 Grafik Tekanan (Pressure) km/jam di dapatkan gambar tekanan yang
truck standart dengan Kecepatan dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
80 km/Jam terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada
Pada kecepatan angin 80 gambar 3.27, terlihat warna hijau pada
km/jam di dapatkan grafik tekanan yang bagian depan truck, tekanan yang ada di
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini atas truck yang terlihat pada gambar 3.27
terdapat tekanan angin yang terletak pada dengan warna biru terjadi tekanan yang
depan truck dengan tekanan 101870 Pa, rendah .
tekanan berkurang hingga mencapai
101300 Pa dari panjang 0.8 m tekanan
makin menurun mencapai 101230 dengan
panjang tekanan pada bagian depan truck,
dikarenakan atas truck mempunyai
landasan yang datar maka aliran angin
mengalami aerodinamis. Gambar 3.28 Tampilan CutPlot
Kecepatan (Velocity)) truck standart
3.5.7 Hasil Simulasi Dengan dengan Kecepatan 100 km/Jam
Kecepatan 100 km/jam
Berikut ini adalah gambar dari Pada kecepatan angin 100
hasil proses simulasi tersebut dengan km/jam di dapatkan gambar kecepatan
kecepatan 100 km/jam: yang dihasilkan pada analisis, pada
bagian ini terdapat tekanan yang rendah
pada bagian depan truck yang bisa di
lihat pada gambar 3.28, terlihat warna
merah pada bagian permukaan. Pada 3.5.8 Hasil Flow Trajectories Truck
gambar ini tekanan yang dihasilkan lebih Standart
tinggi di bandingkan dengan kecepatan 80
km/jam. Tekanan mengalami penurunan
tekanan pada bagian belakang truck.

Gambar 3.30 Tampilan flow trajectories


Kecepatan (Velocity)) truck standart
dengan Kecepatan 20 km/Jam

Gambar 3.29 Grafik Tekanan (Pressure)


truck standart dengan Kecepatan
100 km/Jam

Pada kecepatan angin 60


km/jam di dapatkan grafik tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak pada
depan truck dengan tekanan 102180 Pa, Gambar 3.31 Tampilan flow trajectories
tekanan berkurang hingga mencapai Kecepatan (Velocity)) truck standart
101400 Pa dari panjang 0.8 m tekanan dengan Kecepatan 40 km/Jam
makin menurun mencapai 101180 dengan
panjang tekanan pada bagian depan truck,
dikarenakan atas truck mempunyai
landasan yang datar maka aliran angin
mengalami aerodinamis.

Gambar 3.32 Tampilan flow trajectories


Kecepatan (Velocity)) truck standart
dengan Kecepatan 60 km/Jam
3.6 Gambar Hasil Simulasi Run
Solver Truck deflektor 1.

Gambar 3.33 Tampilan flow trajectories


Kecepatan (Velocity)) truck standart Gambar 3.35 Run Solver Tekanan
dengan Kecepatan 80 km/Jam (Pressure) dengan kecepatan 20 km/jam

Gambar 3.36 Run Solver Kecepatan


(Velocity) dengan kecepatan 20 km/jam
Gambar 3.34 Tampilan flow trajectories
Kecepatan (Velocity)) truck standart
dengan Kecepatan 100 km/Jam

Dari tampilan flow trajectories


dengan kecepatan 20 km/jam sampai 100
km/jam terjadi tekanan aliran pada bagian
depan mobil yang terlihat jelas warna Gambar 3.37 Run Solver Tekanan
merah pada gambar 3.30 sampai 3.34 (Pressure) dengan kecepatan 40 km/Jam
disebabkan karena permukaannya rata
dan terjadi aerodinamis pada bagian atas
sisi mobil dikeranakan adanya lekukkan
pada bagian tersebut.

Gambar 3.38 Run Solver Kecepatan


(Velocity) dengan kecepatan 40 km/jam
Gambar 3.39 Run Solver Tekanan Gambar 3.43 Run Solver Tekanan
(Pressure) dengan kecepatan 60 km/jam (Pressure) dengan kecepatan 100 km/jam

Gambar 3.40 Run Solver Kecepatan Gambar 3.44 Run Solver Kecepatan
(Velocity) dengan kecepatan 60 km/jam (Velocity) dengan kecepatan 100 km/jam

Pada gambar 3.35 sampai


dengan 3.44 menunjukkan kontur
tekanan statik pada kecepatan 20 km/jam
sampai 100 km/jam. Tekanan yang lebih
tinggi (ditunjukkan dengan daerah warna
Gambar 3.41 Run Solver Tekanan merah) terjadi pada bagian depan truck,
(Pressure) dengan kecepatan 80 km/jam dimana daerah tersebut merupakan
frontal area.

3.6.1 Hasil Pengolahan Data


Tekanan
Data yang didapat dari hasil
simulasi ini menunjukkan bahwa
Contours kecepatan dan tekanan pada
Gambar 3.42 Run Solver Kecepatan truck deflektor 1 yang telah di simulasi
(Velocity) dengan kecepatan 80 km/jam diantaranya dengan kecepatan 20
km/jam, 40 km/Jam, 60 km/Jam, 80
km/Jam, 100 km/Jam.
3.6.2 Hasil Simulasi Dengan Pada kecepatan angin 20 km/jam
Kecepatan 20 km/jam di dapatkan gambar kecepatan yang
Berikut ini adalah gambar dari hasil dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
proses simulasi tersebut dengan terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
kecepatan 20 km/jam : depan truck yang bisa di lihat pada
gambar 3.46, terlihat warna merah pada
bagian depan truck hingga tekanan
menurun menjadi warna biru dan pada
bagian belakang truck mengalami
tekanan yang rendah.

Gambar 3.45 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 1 dengan
Kecepatan 20 km/Jam

Pada kecepatan angin 20 km/jam


di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini Gambar 3.47 Grafik Tekanan (Pressure)
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian truck deflektor 1 dengan
depan truck yang bisa di lihat pada gambar Kecepatan 20 km/Jam
3.45, terlihat warna hijau pada bagian
depan truck. Pada bagian atas depan truck Pada kecepatan angin 20 km/jam
terjadi tekanan yang rendah yang terlihat di dapatkan grafik tekanan yang
dengan warna biru. dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak
pada bagian depan truck dengan tekanan
101359 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101309 Pa dengan panjang
tekanan pada depan truck 0.8 m, terjadi
penaikan tekanan pada bagian depan
truck sampai atas depan truck dari
tekanan101309 Pa hingga mencapai
101359 Pa dikarenakan atas truck
Gambar 3.46 Tampilan CutPlot Kecepatan mempunyai landasan yang datar maka
(Velocity)) truck deflektor 1 dengan aliran angin mengalami aerodinamis
Kecepatan 20 km/Jam
3.6.3 Hasil Simulasi Dengan Pada kecepatan angin 40 km/jam
Kecepatan 40 km/jam di dapatkan gambar kecepatan yang
Berikut ini adalah gambar dari hasil dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
proses simulasi tersebut dengan terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
kecepatan 40 km/jam : depan truck yang bisa di lihat pada
gambar 3.49, terlihat warna merah pada
bagian atas depan truck. Pada gambar ini
tekanan yang dihasilkan lebih tinggi di
bandingkan dengan kecepatan 20
km/jam. Tekanan mengalami penurunan
tekanan pada bagian belakang truck.

Gambar 3.48 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 1 dengan
Kecepatan 40 km/Jam
Pada kecepatan angin 40 km/jam
di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian Gambar 3.50 Grafik Tekanan (Pressure)
depan truck yang bisa di lihat pada gambar truck deflektor 1 dengan Kecepatan
3.48, terlihat warna hijau pada bagian 40 km/Jam
depan truck, tekanan yang ada di atas Pada kecepatan angin 40 km/jam
body depan yang terlihat pada gambar di dapatkan grafik tekanan yang
3.48 dengan warna biru terjadi tekanan dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
yang rendah sampai pada bagian atas terdapat tekanan angin yang terletak
truck, terdapat warna hijau muda yang ada pada bagian depan truck dengan tekanan
pada bagian depan truck dikarenakan 101455 Pa, tekanan berkurang hingga
pecahan aliran dari tekanan depan truck. mencapai 101260 Pa dengan panjang
tekanan pada bagian depan truck 0.8 m,
terjadi penaikan tekanan pada bagian
depan truck dari tekanan101260 Pa
hingga mencapai 101455 Pa dengan
panjang tekanan pada bagian depan
truck hingga mencapai penaikan tekanan
Gambar 3.49 Tampilan CutPlot Kecepatan 101455 Pa dikarenakan atas truckl
(Velocity)) truck deflektor 1 dengan mempunyai landasan yang datar maka
Kecepatan 40 km/Jam aliran angin mengalami aerodinamis.
3.6.4 Hasil Simulasi Dengan Pada kecepatan angin 60 km/jam
Kecepatan 60 km/jam di dapatkan gambar kecepatan yang
Berikut ini adalah gambar dari hasil dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
proses simulasi tersebut dengan terdapat tekanan yang rendah pada
kecepatan 60 km/jam: bagian depan truck yang bisa di lihat
pada gambar 3.52, terlihat warna merah
pada bagian permukaan. Pada gambar ini
tekanan yang dihasilkan lebih tinggi di
bandingkan dengan kecepatan 40
km/jam. Tekanan mengalami penurunan
tekanan pada bagian belakang truck.

Gambar 3.51 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 1 dengan
Kecepatan 60 km/Jam

Pada kecepatan angin 60 km/jam


di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada gambar Gambar 3.53 Grafik Tekanan (Pressure)
3.51, terlihat warna hijau pada bagian truck deflektor 1 dengan
depan truck, tekanan yang ada di atas Kecepatan 60 km/Jam
truck yang terlihat pada gambar 3.51,
terlihat warna biru pada bagian ini tekanan Pada kecepatan angin 60 km/jam
yang paling rendah. di dapatkan grafik tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak
pada depan truck dengan tekanan
101600 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101250 Pa dari panjang 0.8 m
tekanan makin menurun mencapai
101200 Pa dengan panjang tekanan pada
bagian depan truck, dikarenakan atas
Gambar 3.52 Tampilan CutPlot Kecepatan truck mempunyai landasan yang datar
(Velocity)) truck deflektor 1 dengan maka aliran angin mengalami
Kecepatan 60 km/Jam aerodinamis.
3.6.5 Hasil Simulasi Dengan Pada kecepatan angin 80 km/jam
Kecepatan 80 km/jam di dapatkan gambar kecepatan yang
Berikut ini adalah gambar dari hasil dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
proses simulasi tersebut dengan terdapat tekanan yang rendah pada
kecepatan 80 km/jam: bagian depan truck yang bisa di lihat
pada gambar 3.55, terlihat warna merah
pada bagian permukaan. Pada gambar ini
tekanan yang dihasilkan lebih tinggi di
bandingkan dengan kecepatan 60
km/jam. Tekanan mengalami penurunan
tekanan pada bagian belakang truck.

Gambar 3.54 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 1 dengan
Kecepatan 80 km/Jam
Pada kecepatan angin 80 km/jam
di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada gambar Gambar 3.56 Grafik Tekanan (Pressure)
3.54, terlihat warna hijau pada bagian truck deflektor 1 dengan
depan truck, tekanan yang ada di atas Kecepatan 80 km/Jam
truck yang terlihat pada gambar 3.54
dengan warna biru terjadi tekanan yang Pada kecepatan angin 80 km/jam
rendah . di dapatkan grafik tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak
pada depan truck dengan tekanan
101870 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101200 Pa dari panjang 0.8 m
tekanan makin menurun mencapai
101100 dengan panjang tekanan pada
bagian depan truck, dikarenakan atas
Gambar 3.55 Tampilan CutPlot Kecepatan truck mempunyai landasan yang datar
(Velocity)) truck deflektor 1 dengan maka aliran angin mengalami
Kecepatan 80 km/Jam aerodinamis.
3.6.6 Hasil Simulasi Dengan Pada kecepatan angin 100
Kecepatan 100 km/jam km/jam di dapatkan gambar kecepatan
Berikut ini adalah gambar dari hasil yang dihasilkan pada analisis, pada
proses simulasi tersebut dengan bagian ini terdapat tekanan yang tinggi
kecepatan 100 km/jam: pada bagian depan truck yang bisa di
lihat pada gambar 3.58, terlihat warna
merah pada bagian permukaan. Pada
gambar ini tekanan yang dihasilkan lebih
tinggi di bandingkan dengan kecepatan
80 km/jam. Tekanan mengalami
penurunan tekanan pada bagian
belakang truck.
Gambar 3.57 Tampilan CutPlot Tekanan
(Pressure) truck deflektor 1 dengan
Kecepatan 100 km/Jam

Pada kecepatan angin 100 km/jam


di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada gambar Gambar 3.59 Grafik Tekanan (Pressure)
3.57, terlihat warna hijau pada bagian truck deflektor 1 dengan Kecepatan
depan truck, tekanan yang ada di atas 100 km/Jam
truck yang terlihat pada gambar 3.57
dengan warna biru terjadi tekanan yang Pada kecepatan angin 100
rendah . km/jam di dapatkan grafik tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak
pada depan truck dengan tekanan
102150 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101200 Pa dari panjang 0.8 m
tekanan makin menurun mencapai
101000 Pa dengan panjang tekanan pada
bagian depan truck, dikarenakan atas
Gambar 3.58 Tampilan CutPlot Kecepatan truck mempunyai landasan yang datar
(Velocity)) truck deflektor 1 dengan maka aliran angin mengalami
Kecepatan 100 km/Jam aerodinamis.
3.6.7 Hasil Flow Trajectories Truck
Deflektor 1

Gambar 3.60 Tampilan flow trajectories Gambar 3.63 Tampilan flow trajectories
Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 1 Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 1
dengan Kecepatan 20 km/Jam dengan Kecepatan 80 km/Jam

Gambar 3.61 Tampilan flow trajectories Gambar 3.64 Tampilan flow trajectories
Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 1 Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 1
dengan Kecepatan 40 km/Jam dengan Kecepatan 100 km/Jam

Dari tampilan flow trajectories


dengan kecepatan 20 km/jam sampai 100
km/jam terjadi tekanan aliran pada bagian
depan mobil yang terlihat jelas warna
merah pada gambar 3.60 sampai 3.64
disebabkan karena permukaannya rata
Gambar 3.62 Tampilan flow trajectories dan terjadi aerodinamis pada bagian atas
Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 1 sisi mobil dikeranakan adanya lekukkan
dengan Kecepatan 60 km/Jam pada bagian tersebut.
3.7 Truck deflektor 2.

Gambar 3.69 Run Solver Tekanan


Gambar 3.65 Run Solver Tekanan (Pressure) dengan kecepatan 60 km/jam
(Pressure) dengan kecepatan 20 km/jam

Gambar 3.66 Run Solver Kecepatan Gambar 3.70 Run Solver Kecepatan
(Velocity) dengan kecepatan 20 km/jam (Velocity) dengan kecepatan 60 km/jam

Gambar 3.67 Run Solver Tekanan Gambar 3.71 Run Solver Tekanan
(Pressure) dengan kecepatan 40 km/Jam (Pressure) dengan kecepatan 80 km/jam

Gambar 3.68 Run Solver Kecepatan Gambar 3.72 Run Solver Kecepatan
(Velocity) dengan kecepatan 40 km/jam (Velocity) dengan kecepatan 80 km/jam
3.7.2 Hasil Simulasi Dengan
Kecepatan 20 km/jam
Berikut ini adalah gambar dari
hasil proses simulasi tersebut dengan
kecepatan 20 km/jam :

Gambar 3.73 Run Solver Tekanan


(Pressure) dengan kecepatan 100 km/jam

Gambar 3.75 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 2 dengan
Kecepatan 20 km/Jam

Gambar 3.74 Run Solver Kecepatan Pada kecepatan angin 20 km/jam


(Velocity) dengan kecepatan 100 km/jam di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
Pada gambar 3.65 sampai dengan terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
3.74 menunjukkan kontur tekanan statik depan truck yang bisa di lihat pada
pada kecepatan 20 km/jam sampai 100 gambar 3.75, terlihat warna hijau pada
km/jam. Tekanan yang lebih tinggi bagian depan truck. Pada bagian atas
(ditunjukkan dengan daerah warna merah) depan truck terjadi tekanan yang rendah
terjadi pada bagian depan truck, dimana yang terlihat dengan warna biru.
daerah tersebut merupakan frontal area.

3.7.1 Hasil Pengolahan Data Tekanan


Data yang didapat dari hasil
simulasi ini menunjukkan bahwa Contours
kecepatan dan tekanan pada truck
deflektor 2 yang telah di simulasi
diantaranya dengan kecepatan 20 km/jam,
40 km/Jam, 60 km/Jam, 80 km/Jam, 100 Gambar 3.76 Tampilan CutPlot
km/Jam. Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 2
dengan Kecepatan 20 km/Jam
Pada kecepatan angin 20 km/jam 3.7.3 Hasil Simulasi Dengan
di dapatkan gambar kecepatan yang Kecepatan 40 km/jam
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini Berikut ini adalah gambar dari
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian hasil proses simulasi tersebut dengan
depan truck yang bisa di lihat pada gambar kecepatan 40 km/jam :
3.76, terlihat warna merah pada bagian
depan truck hingga tekanan menurun
menjadi warna biru dan pada bagian
belakang truck mengalami tekanan yang
rendah.

Gambar 3.78 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 2 dengan
Kecepatan 40 km/Jam

Pada kecepatan angin 40 km/jam


Gambar 3.77 Grafik Tekanan (Pressure) di dapatkan gambar tekanan yang
truck deflektor 2 dengan dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
Kecepatan 20 km/Jam terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada
Pada kecepatan angin 20 km/jam gambar 3.58, terlihat warna hijau pada
di dapatkan grafik tekanan yang dihasilkan bagian depan truck, tekanan yang ada di
pada analisis, pada bagian ini terdapat atas body depan yang terlihat pada
tekanan angin yang terletak pada bagian gambar 3.58 dengan warna biru terjadi
depan truck dengan tekanan 101359 Pa, tekanan yang rendah sampai pada
tekanan berkurang hingga mencapai bagian atas truck, terdapat warna hijau
101309 Pa dengan panjang tekanan pada muda yang ada pada bagian depan truck
depan truck 0.8 m, terjadi penaikan dikarnakan pecahan aliran dari tekanan
tekanan pada bagian depan truck sampai depan truck.
atas depan truck dari tekanan101309 Pa
hingga mencapai 101359 Pa dikarenakan
atas truck mempunyai landasan yang datar
maka aliran angin mengalami aerodinamis.
depan truck dengan tekanan 101460 Pa,
tekanan berkurang hingga mencapai
101270 Pa dengan panjang tekanan pada
bagian depan truck 0.8 m, terjadi
penaikan tekanan pada bagian depan
truck dari tekanan101270 Pa hingga
Gambar 3.79 Tampilan CutPlot Kecepatan mencapai 101460 Pa dengan panjang
(Velocity)) truck deflektor 2 dengan tekanan pada bagian depan truck hingga
Kecepatan 40 km/Jam mencapai penaikan tekanan 101460 Pa
dikarenakan atas truck mempunyai
Pada kecepatan angin 40 km/jam landasan yang datar maka aliran angin
di dapatkan gambar kecepatan yang mengalami aerodinamis.
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian 3.7.4 Hasil Simulasi Dengan
depan truck yang bisa di lihat pada gambar Kecepatan 60 km/jam
3.79, terlihat warna merah pada bagian Berikut ini adalah gambar dari
atas depan truck. Pada gambar ini tekanan hasil proses simulasi tersebut dengan
yang dihasilkan lebih tinggi di bandingkan kecepatan 60 km/jam:
dengan kecepatan 20 km/jam. Tekanan
mengalami penurunan tekanan pada
bagian belakang truck.

Gambar 3.81 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck deflektor 2 dengan
Kecepatan 60 km/Jam

Gambar 3.80 Grafik Tekanan (Pressure) Pada kecepatan angin 60 km/jam di


truck deflektor 2 dengan Kecepatan dapatkan gambar tekanan yang
40 km/Jam dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
Pada kecepatan angin 40 km/jam depan truck yang bisa di lihat pada
di dapatkan grafik tekanan yang dihasilkan gambar 3.81, terlihat warna hijau pada
pada analisis, pada bagian ini terdapat bagian depan truck, tekanan yang ada di
tekanan angin yang terletak pada bagian atas truck yang terlihat pada gambar
3.81, terlihat warna biru pada bagian ini Pada kecepatan angin 60 km/jam
tekanan yang paling rendah. di dapatkan grafik tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan angin yang terletak
pada depan truck dengan tekanan
101630 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101250 Pa dari panjang 0.8 m
tekanan makin menurun mencapai
101175 Pa dengan panjang tekanan pada
Gambar 3.82 Tampilan CutPlot Kecepatan bagian depan truck, dikarenakan atas
(Velocity)) truck deflektor 2 dengan truck mempunyai landasan yang datar
Kecepatan 60 km/Jam maka aliran angin mengalami
aerodinamis.
Pada kecepatan angin 60 km/jam
di dapatkan gambar kecepatan yang 3.7.5 Hasil Simulasi Dengan
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini Kecepatan 80 km/jam
terdapat tekanan yang rendah pada bagian Berikut ini adalah gambar dari
depan truck yang bisa di lihat pada gambar hasil proses simulasi tersebut dengan
3.82, terlihat warna merah pada bagian kecepatan 80 km/jam:
permukaan. Pada gambar ini tekanan yang
dihasilkan lebih tinggi di bandingkan
dengan kecepatan 40 km/jam. Tekanan
mengalami penurunan tekanan pada
bagian belakang truck.

Gambar 3.84 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck delektor 2 dengan
Kecepatan 80 km/Jam

Pada kecepatan angin 80 km/jam


di dapatkan gambar tekanan yang
Gambar 3.83 Grafik Tekanan (Pressure) dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
truck deflektor 2 dengan Kecepatan terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
60 km/Jam depan truck yang bisa di lihat pada
gambar 3.84, terlihat warna hijau pada
bagian depan truck, tekanan yang ada di Pada kecepatan angin 80 km/jam
atas truck yang terlihat pada gambar 3.84 di dapatkan grafik tekanan yang
dengan warna biru terjadi tekanan yang dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
rendah . terdapat tekanan angin yang terletak
pada depan truck dengan tekanan
101870 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101200 Pa dari panjang 0.8 m
tekanan makin menurun mencapai
101100 dengan panjang tekanan pada
bagian depan truck, dikarenakan atas
truck mempunyai landasan yang datar
Gambar 3.85 Tampilan CutPlot Kecepatan maka aliran angin mengalami
(Velocity)) truck delektor 2 dengan aerodinamis.
Kecepatan 80 km/Jam
3.7.6 Hasil Simulasi Dengan
Pada kecepatan angin 80 km/jam Kecepatan 100 km/jam
di dapatkan gambar kecepatan yang Berikut ini adalah gambar dari
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini hasil proses simulasi tersebut dengan
terdapat tekanan yang rendah pada bagian kecepatan 100 km/jam:
depan truck yang bisa di lihat pada gambar
3.85, terlihat warna merah pada bagian
permukaan. Pada gambar ini tekanan yang
dihasilkan lebih tinggi di bandingkan
dengan kecepatan 60 km/jam. Tekanan
mengalami penurunan tekanan pada
bagian belakang truck.

Gambar 3.87 Tampilan CutPlot Tekanan


(Pressure) truck delektor 2 dengan
Kecepatan 100 km/Jam

Pada kecepatan angin 100


km/jam di dapatkan gambar tekanan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
Gambar 3.86 Grafik Tekanan (Pressure) terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
truck delektor 2 dengan Kecepatan depan truck yang bisa di lihat pada
80 km/Jam gambar 3.87, terlihat warna hijau pada
bagian depan truck, tekanan yang ada di Pada kecepatan angin 100
atas truck yang terlihat pada gambar 3.87 km/jam di dapatkan grafik tekanan yang
dengan warna biru terjadi tekanan yang dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
rendah . terdapat tekanan angin yang terletak
pada depan truck dengan tekanan
102190 Pa, tekanan berkurang hingga
mencapai 101200 Pa dari panjang 0.8 m
tekanan makin menurun mencapai
101000 Pa dengan panjang tekanan pada
bagian depan truck, dikarenakan atas
truck mempunyai landasan yang datar
Gambar 3.88 Tampilan CutPlot Kecepatan maka aliran angin mengalami
(Velocity)) truck delektor 2 dengan aerodinamis.
Kecepatan 100 km/Jam
3.7.7 Hasil Flow Trajectories Truck
Pada kecepatan angin 100 km/jam Deflektor 2.
di dapatkan gambar kecepatan yang
dihasilkan pada analisis, pada bagian ini
terdapat tekanan yang tinggi pada bagian
depan truck yang bisa di lihat pada gambar
3.68, terlihat warna merah pada bagian
permukaan. Pada gambar ini tekanan yang
dihasilkan lebih tinggi di bandingkan
dengan kecepatan 80 km/jam. Tekanan
mengalami penurunan tekanan pada Gambar 3.90 Tampilan flow trajectories
bagian belakang truck. Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 2
dengan Kecepatan 20 km/Jam

Gambar 3.89 Grafik Tekanan (Pressure) Gambar 3.91 Tampilan flow trajectories
truck deflektor 2 dengan Kecepatan Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 2
100 km/Jam dengan Kecepatan 40 km/Jam
Dari tampilan flow trajectories
dengan kecepatan 20 km/jam sampai 100
km/jam terjadi tekanan aliran pada bagian
depan mobil yang terlihat jelas warna
merah pada gambar 3.90 sampai 3.94
disebabkan karena permukaannya rata
dan terjadi aerodinamis pada bagian atas
sisi mobil dikeranakan adanya lekukkan
pada bagian tersebut.
Gambar 3.92 Tampilan flow trajectories
Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 2 3.8 Gaya Permukaan
dengan Kecepatan 60 km/Jam Model solusi yang digunakan
dalam simulasi adalah k - ε STD.
Dengan memasukkan harga
projected areas (default) ke dalam
references value maka diperoleh harga
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Koefisien Tahanan (CD)
Truck standart Koefisien Tahanan
Dengan (CD)
Kecepatan
Gambar 3.93 Tampilan flow trajectories
Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 2 20 km/Jam 0.08
dengan Kecepatan 80 km/Jam 40 km/Jam 0.34
60 km/Jam 0.76
80 km/Jam 1.34
100 km/Jam 2.11

Dari kecepatan yang sudah


ditentukan maka telah didapat nilai
koefisien tahanan (CD), dari kecepatan
20 km/jam didapatkan nilai koefisien
tahanan 0,08 di karenakan tekanan
anginya rendah. Sedangkan dengan
Gambar 3.94 Tampilan flow trajectories kecepatan 40 km/jam didapatkan nilai
Kecepatan (Velocity)) truck deflektor 2 koefisien tahanan (CD) 0,34 di karenakan
dengan Kecepatan 100 km/Jam tekanan anginya lebih tinggi dari
kecepatan 20 km/jam. Dengan kecepatan telah didapatkan nilai koefisien tahanan
60 km/jam didapatkan nilai koefisien (CD) 1,10 karena tekanan anginnya lebih
tahanan (CD) yaitu 0,76 nilainya lebih tinggi. Kecepatan 100 km/jam nilai
tinggi dari koefisien tahanan(CD) 0,09, koefisien tahanannya lebih tinggi dari nilai
karena tekanan angin lebih tinggi. Dari koefisien 0,08 sampai 1,10 yaitu dengan
kecepatan 80 km/jam telah didapatkan nilai nilai 1,71, menunjukkan kontur tekanan
koefisien tahanan (CD) 1,34 karena anginnya lebih tinggi.
tekanan anginnya lebih tinggi. Kecepatan
100 km/jam nilai koefisien tahanannya Tabel 3.3 Koefisien Tahanan (CD)
lebih tinggi dari nilai koefisien 0,08 sampai Truckdeflektor 2 Koefisien Tahanan
1,34 yaitu dengan nilai 2,11, menunjukkan Dengan (CD)
kontur tekanan anginnya lebih tinggi. Kecepatan
Tabel 3.2 Koefisien Tahanan (CD)
20 km/Jam 0,06
Truckdeflektor 1 Koefisien Tahanan
Dengan (CD) 40 km/Jam 0,26

Kecepatan 60 km/Jam 0,60


80 km/Jam 1,10
20 km/Jam 0,06 100 km/Jam 1,67
40 km/Jam 0,28
60 km/Jam 0,61 Dari kecepatan yang sudah
80 km/Jam 1,10 ditentukan maka telah didapat nilai
100 km/Jam 1,71 koefisien tahanan (CD), dari kecepatan
20 km/jam didapatkan nilai koefisien
Dari kecepatan yang sudah tahanan 0,06 di karenakan tekanan
ditentukan maka telah didapat nilai anginya rendah. Sedangkan dengan
koefisien tahanan (CD), dari kecepatan 20 kecepatan 40 km/jam didapatkan nilai
km/jam didapatkan nilai koefisien tahanan koefisien tahanan (CD) 0,26 di karenakan
0,06 di karenakan tekanan anginya tekanan anginya lebih tinggi dari
rendah. Sedangkan dengan kecepatan 40 kecepatan 20 km/jam. Dengan kecepatan
km/jam didapatkan nilai koefisien tahanan 60 km/jam didapatkan nilai koefisien
(CD) 0,28 di karenakan tekanan anginya tahanan (CD) yaitu 0,60 nilainya lebih
lebih tinggi dari kecepatan 20 km/jam. tinggi dari koefisien tahanan(CD) 0,06,
Dengan kecepatan 60 km/jam didapatkan karena tekanan angin lebih tinggi. Dari
nilai koefisien tahanan (CD) yaitu 0,61 kecepatan 80 km/jam telah didapatkan
nilainya lebih tinggi dari koefisien nilai koefisien tahanan (CD) 1,10 karena
tahanan(CD) 0,06, karena tekanan angin tekanan anginnya lebih tinggi. Kecepatan
lebih tinggi. Dari kecepatan 80 km/jam 100 km/jam nilai koefisien tahanannya
lebih tinggi dari nilai koefisien 0,06 sampai
1,10 yaitu dengan nilai 1,67, menunjukkan
kontur tekanan anginnya lebih tinggi.

3.9 Grafik Profil kecepatan


• Dilihat dari profil kecepatan
menunjukkan adanya perbedaan
grafik kecepatan, berikut ini adalah
grafik :
Gambar 3.97 grafik kecepatan truck
deflector 2

Gambar 3.95 grafik kecepatan truck


standart

Gambar 3.98 perbandingan 3 grafik


kecepatan pada truck

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan
Gambar 3.96 grafik kecepatan truck simulasi maka dapat diambil
deflector 1 kesimpulan sebagai berikut :
¾ Berdasarkan analisis yang dilakukan
dengan program CFD menunjukkan
adanya fluktuasi (perubahan) nilai
dari tekanan yang terjadi pada bagian
truck. Salah satu faktornya
disebabkan oleh perubahan
kecepatan.
¾ Berdasarkan hasil analisis terjadi DAFTAR PUSTAKA
perbedaan Koefisien Tahanan (CD)
antara truck standart dengan truck 1. Olson, M. Reuben and Wright, J.
memakai deflektor bahwa Koefisien
Steven., diterjemahkan Alex Tri
Tahanan (CD) truck memakai deflektor
Kantjono Widodo., DASAR –
lebih kecil dibandingkan dengan truck
standart jadi truck memakai deflektor DASAR MEKANIKA FLUIDA
lebih aerodinamis dibandingkan truck
TEKNIK, Edisi Kelima, Cetakan
standart.
1, PT. Gramedia Pustaka Utama,

¾ Berdasarkan hasil analisi Jakarta, 1993.


perbandingan dari kecepatannya
2. Streeter, V. L., Wylie, and
bahwa truck deflector kecepatannya
Benyamin E., diterjemahkan oleh
lebih tinngi di bandingkan truck
standart. Arko Prijono., MEKANIKA

FLUIDA, Edisi Kedelapan, Jilid 1,


4.2 Saran
Erlangga, Jakarta, 1999.
Untuk mengahadapi persoalan
yang menyangkut mengenai fluida, 3. Harijono Djojodihardjo.,
khususnya dalam analisa dengan
MEKANIKA FLUIDA, Erlangga,
perangkat lunak. Usaha – usaha yang
Jakarta, 1982.
sebaiknya dilakukan adalah:
1. Hendaknya mengetahui terlebih 4. Gerhart, Philip M. dan Gross,
dahulu jenis analisa fluida yang
Richard j., Fundamental Of Fluid
ingin diketahui. Apakah analisa
Mechanics, PT. Gramedia
tersebut adalah aliran dalam
(interal) atau aliran luar (eksternal). Pustaka Utama, Jakarta,1985.
2. Mengetahui kondisi – kondisi fluida
5. Lembaga Kursus CCIT., Modul
awal sebelum dilakukan proses
Computational Fluid Dynamic,
analisa. Seperti kecepatan,
tekanan, jenis fluida dan Depok.
sebagainya.
3. Bila ingin melakukan analisa
sebelumnya sudah ada suatu
sistem yang dapat dijadikan
standar analisa

You might also like