You are on page 1of 21

LAPORAN ALAT

REKAYASA SANITASI

PENGOLAHAN AIR SADAH MENGGUNAKAN AFISA (ALAT


FILTRASI KESADAHAN) DI DUSUN AMBARKETAWANG
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018

Disusun Oleh:
1. Elviani P07133217047
2. Gina Restyana P07133217050
3. Mega Dewi. W P07133217055
4. Yemima Nora S P07133217063
5. Rodat P07133217058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
D-IV ALIH JENJANG SANITASI LINGKUNGAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2018
LAPORAN ALAT
REKAYASA SANITASI

PENGOLAHAN AIR SADAH MENGGUNAKAN AFISA (ALAT


FILTRASI KESADAHAN) DI DUSUN AMBARKETAWANG
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018

Disusun Untuk Memenuhi Laporan Mata Kuliah Rekaysa Sanitasi

Disusun Oleh:
1. Elviani P07133217047
2. Gina Restyana P07133217050
3. Mega Dewi. W P07133217055
4. Yemima Nora S P07133217063
5. Rodat P07133217058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
D-IV ALIH JENJANG SANITASI LINGKUNGAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2018

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air,

manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai

jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung

mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak

berbau.

Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi

ini. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal

utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan

transportasi. Air sangat penting di dalam mendukung kehidupan manusia,

air juga mempunyai potensi yang sangat besar jika air tersebut tercemar,

dalam menularkan atau mentransmisikan berbagai penyakit (Daud, 2007).

Air merupakan sumber daya yang paling penting dalam kehidupan

manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk

dan kegiatan pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air

meningkat tajam. Di lain pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas

bahkan di beberapa tempat sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi

sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti

pencemaran, penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dll.

1
Sumber-sumber air yang ada di bumi antara lain adalah air

atmosfer, air permukaan, air laun dan air tanah. Air merupakan suatu

sarana utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Jika kandungan

bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap

bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat

gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan

untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena

masuknya makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan

manusia. Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat

tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya

(Mifbakhudin, 2010).

Air merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang

dapat melarutkan zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,

beberapa jenis gas dan dan banyak macam molekul organik. Bahan-bahan

mineral yang dapat terkandung dalam air adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4,

MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak

mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah.

Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam

kalsium dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karena ionion

Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun

dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Senyawasenyawa

kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut dalam air, sehingga

senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk

2
endapan atau precipitation yang kemudian melekat pada logam (wadah)

dan menjadi keras.

Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel

yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk

memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini

merupakan pemborosan energi. Berdasarkan hasil survey di Dusun

Ambarketawang, hampir semua warga memiliki sumur sebagai sumber air

bersih dan air minum. Kondisi yang perlu diperhatikan terkait air bersih

dan air minum warga berdasarkan data hasil survey adalah 90% timbul

endapan pada tempat menampung air bersih, serta 92% kondisi alat masak

yang digunakan untuk memasak berkerak. Kondisi kesehatan lingkungan

yang kaitannya dengan penyediaan air bersih tersebut berpotensi terhadap

gangguan kesehatan masyarakat. Mengkonsumsi air dengan kesadahan

tinggi menjadi faktor penyebab penyakit batu ginjal, sehingga perlu

dilakukan pengolahan dengan metode filtrasi menggunakan media zeolit

dan resin agar kesadahan dapat menurun sampai pada batas aman.

B. Tujuan

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Sanitasi.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kesadahan

Istilah air sadah (hard water) secara umum digunakan untuk

menjelaskan tentang air yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium

dengan konsentrasi tinggi. Namun,kesadahan air itu terjadi apabila ion-ion

tersebut bereaksi dengan ion-ion hidrogen karbonat (bikarbonat / HCO3–),

sulfat (SO42-), atau klorida (Cl–). Di pihak lain, dikenal juga air lunak (soft

water) yaitu air yang mengandung kadar ion kalsium dan magnesium yang

rendah sekali atau nol. Contoh air lunak adalah air hujan, air suling, dan air

mineral (Hasanuddin, 2015).

B. Penyebab Kesadahan Air dan Cara Mengatasinya

Ciri air sadah adalah apabila ke dalam air tersebut ditambahkan

larutan sabun atau detergen maka akan sukar berbuih atau bila dipanaskan

akan membentuk batu ketel. Kesadahan air tersebut disebabkan adanya

garam kalsium dan magnesium berupa:

1. Ca(HCO3)2
2. CaSO4

3. CaCl2

4. Mg(HCO3)2

4
5. MgSO4
6. MgCl2

Ada dua jenis kesadahan air, yaitu kesadahan sementara dan

kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh garam bikarbonat

(HCO3–) dan magnesium (Mg) atau kalsium (Ca). Kesadahan sementara

dapat dihilangkan dengan jalan pemanasan.

Ca(HCO3)2 –> CaCO3 + H2O + CO2 (dengan pemanasan)

Mg(HCO3)2 –> MgCO3 + H2O + CO2 (dengan pemanasan)

Kesadahan tetap disebabkan oleh garam sulfat (SO42-) dan klorida

dan kalsium atau magnesium. Kesadahan tetap tidak bisa dihilangkan

dengan jalan pemanasan, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan

larutan natrium karbonat (Na2CO3),pertukaran ion menggunakan resin, dan

penyulingan. Dengan menambahkan Na2CO3 maka akan terbentuk CaCO3

atau MgCO3 yang berupa endapan. CaCl2 + Na2CO3 –> CaCO3 +

2NaClMgSO4 + Na2CO3 –> MgCO3 + Na2SO4

Air sadah menyebabkan pemakaian sabun menjadi boros karena ion

stearat dari sabun bereaksj dengan ion Ca2+ atau Mg2+.

Ca2+ + 2C17H35-COO– –> Ca(C17HCOO)2

Untuk mengatasi masalah ini dapat digunakan resin penukar ion. Prosesnya

adalah:

Ca2+ + Na+-Resin –> Ca2+-Resin + Na+

5
Garam-garam yang sukar menguap dapat dipisahkan dari air dengan cara

penyulingan (distilasi). Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan

titik didih. Air murni diuapkan dan air yang mengandung garam-garam.

C. Proses Pertukaran Ion

Pada proses pertukaran ion, ion kalsium dan magnesium ditukar

dengan ion sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan

air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang

mempunyai kemampuan menukarkan ion. Terdapat beberapa bahan

penukar ion yaitu: Bahan penukar ion alam yang disebut greensand atau

zeolit, kemudian bahan penukar ion zeoilt buatan dan yang saat ini sering

digunakan adalah bahan penukar ion yang disebut resin penukar ion. Resin

penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene.

Terdapat beberapa resin penukar ion yang diproduksi oleh berbagai

pabrik dan dipasaran masing-masing mempunyai nama dagang tersendiri.

Untuk proses penghilangan kesadahan atau pelunakan, resin yang

digunakan adalah resin penukar kation yang mengandung sodium.

D. Media Resin

Resin atau sering disebut damar ini berasal dari sekret tumbuhan

dan insekta yang seperti getah dengan tekstur dari resin ini keras namun

dapat pula meleleh ketika sudah mengalami pemanasan, serta tekstur nya

6
menjadi lebih lunak dan memiliki tekstur yang transparan seperti plastik

bening.

Resin yang biasanya kebanyakan berasal dari tumbuh-tumbuhan

dengan terlebih khususnya dari jenis pohon seperti pohon runjung atau

konifer, dari tumbuhan tersebut yang diambil adalah getahnya atau eksudat

yang dimana getah tersebut akan membeku meskipun memiliki tekstur

keras dan bening transparan. Resin ini tidak bisa larut dalam air, tetapi

akan dapat larut dalam alkohol atau pun pelarut organik.

Resin dapat menghilangkan kandungan kapur (CaCO3). Kapur

yang dihilangkan ini pada air tanah yang memiliki kapur yang tinggi,

dimana air tanah itu untuk dijadikan air minum atau kegunaan sehari-hari

yang lainnya. resin yang digunakan adalah resin kation dalam proses

menghilangkan kandungan kapur pada air tanah atau pun air gunung

(Twins, 2016).

E. Media Zeolit

Zeolit berasal dari mineral Alumino silikat yang terdehidrasi

dengan kation-kation alkali dan alkali tanah, memiliki struktur dalam tiga

dimensi yang tidak terbatas dengan rongga-rongga. Adanya perbandingan

silika dan aluminium yang bervariasi, menghasilkan banyak jenis mineral

zeolit yang terdapat di alam. Zeolit merupakan kristal yang agak lunak

dengan berat jenis yang bervariasi antara 2 – 24 gr/cm. Air kristalnya

7
mudah dilepaskan dengan cara pemanasan, apabila terpapar dengan udara

akan cepat kembali ke keadaan semula karena mudah menyerap air dari

udara. Mudah melakukan pertukaran ion-ion alkalinya dengan ion-ion

elemen lain.

Berdasarkan pada sumbernya, zeolit terbagi menjadi dua, pertama

yaitu zeolit yang berasal dari alam selanjutnya disebut zeolit alam, kedua

adalah zeolit buatan yaitu zeolit yang dibuat oleh manusia. Zeolit alam

ditemukan dalam bentuk sedimentasi yang terjadi akibat proses alterasi

debu-debu vulkanik oleh air. Pada kenyataannya sedimentasi zeolit

berlangsung secara berkesinambungan pada dasar lautan. Dari studi

kelautan diketahui bahwa zeolit tipe Philipsit adalah mineral yang

terbanyak di alam. Zeolit buatan dibuat dengan cara meniru proses

hidrotermal yang terjadi pada mineral zeolit alam. Zeolit buatan dibuat

dari gel alumino silikat yaitu suatu jenis gel yang terbuat dari larutan

natrium aluminal, natrium silikat dan natrium hidroksida. Struktur gel

terbentuk karena polimerisasi anion-anion aluminat dan silikat.

F. Media Arang Aktif

Karbon aktif merupakan sebuah material atau bahan yang memiliki

pori-pori sangat banyak dan luas. Pori-pori ini berfungsi untuk menyerap

setiap kontaminan yang melaluinya. Artinya, jika air disaring dengan karbon

aktif, maka kontaminan dalam air dapat masuk dalam pori-pori dan terjebak

8
di dalamnya. Jika dibuat angka, sebanyak 450 gram karbon aktif dapat

mengandung kira-kira 40 hektar luas permukaan.

Karbon aktif bekerja dengan cara penyerapan atau absorpsi. Artinya,

pada saat ada bahan yang melalui karbon aktif tersebut, material yang

terkandung di dalamnya akan diserap. Maka tidak heran jika bahan ini

mampu mengambil beberapa kandungan tidak baik dari sebuah air tercemar.

Bahkan dapat menjernihkan air yang keruh sekaligus menghilangkan bau

dari air tersebut.

Untuk membuat karbon aktif, bisa memakai beberapa bahan.

Diantaranya;

1. Material dari hewan

2. Material dari tumbuhan

3. Batok kelapa

4. Batok atau kulit kemiri

5. Batok atau kulit kelapa sawit

6. Batu bara

7. Tulang, dll.

Kegunaan karbon aktif dalam filter air jelas dapat dirasakan oleh

masyarakat di kota besar, khususnya yang sudah menggunakan penyaring

air baik sederhana maupun berteknologi. Beberapa manfaat yang diberikan

oleh karbon aktif untuk penyaring dan penjernih air adalah;

9
1. Menyerap bau

Air sumur berbau biasanya akan diantisipasi dengan karbon aktif atau

arang aktif. Bahan ini digunakan dalam sejumlah produk penyaring air.

2. Menjernihkan

Air yang keruh juga bisa ditanggulangi dengan menggunakan karbon

aktif. Yakni dengan memanfaatkan pori-pori besar untuk menyerap

sedimentasi atau endapan yang terkandung di dalam air.

3. Mengambil klorin

Klorin dalam air bisa terserap dalam karbon aktif. Maka dari itu, cara ini

dipercaya aman untuk menghasilkan air minum yang layak konsumsi.

4. Menciptakan rasa segar untuk air

Air yang terasa hambar dan tidak enak bisa diatasi dengan karbon aktif.

Dalam hal ini, karbon aktif dapat memberikan rasa segar untuk air.

5. Bahan yang tidak bisa diserap

Meskipun banyak kontaminan yang bisa diserap, ternyata karbon aktif

juga bisa meloloskan beberapa kandungan air, di antaranya mineral,

garam, dan senyawa anorganik.

10
BAB III

RANCANGAN ALAT

A. Alat dan Bahan

1. Zeolit 1 kg

2. Resin 1 kg

3. Arang aktif 1 kg

4. Pipa PVC 4’ sepanjang 60cm

5. Stop kran 1 buah

6. Dop 2 buah

7. Kesadahan Test-Kit

B. Biaya Pembuatan AFISA

Nama Harga Jumlah Total


No Satuan
Barang Satuan Barang Harga
1 PVC 4’ 20.000 Buah 1 20.000
2 Resin kation 65.000 Kg 1 65.000
3 Zeolit kation 5.000 Kg 1 5.000
4 Arang aktif 5.000 Kg 1 5.000
5 Stopkran 14.000 Buah 1 14.000
6 Dop 8.000 Buah 2 16.000
Jumlah 125.000

11
C. Design AFISA

Input

Arang aktif dengan


ketebalan 20 cm

Pipa 4’ dengan Resin dengan


panjang 60cm ketebalan 20 cm

Zeolite dengan
ketebalan 20 cm

Output

12
D. Rancangan Pemasangan Alat

Tandon

SUMUR

Pompa
penghisap

Tandon
Air siap
pakai

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pre (kadar kesadahan dalam air sebelum perlakuan) : 255 mg/L

Post (kadar kesadahan dalam air setelah perlakuan) : 45 mg/L

Penurunan : Pre-Post = 255- 45 = 210 mg/L

2. Kebutuhan air/orang = 100L

Jumlah orang/rumah = 3 orang

Jadi kebutuhan air/rumah/hari = 300L/hari

Penentuan debit = 300L/hari : 24 jam

= 12,5L/jam

= 0,21 L/menit

= 0,0035 L/detik

3. Volume tabung = µr2.t

= 3,14 x 0,05 m x 0,05 m x 0,6 m

= 0,0047 m3

= 4,7 L

4. Masa tinggal = vol. tabung : debit

= 4,7 L : 0,0035 L/detik

= 1.343 detik

= 22 menit

14
B. Pembahasan

AFISA dengan rancangan menggunakan tabung berukuran panjang 60 cm,

dengan diisi media didalamnya sebanyak 3 jenis, yaitu dimulai dari urutan paling

atas ada media arang aktif, zeolite dan resin dengan ketebalan masing-masing

media adalah 20cm. Setelah AFISA siap digunakan, maka air yang mengandung

sadah langsung dialirkan melalui stopkran (input) yang sudah dijelaskan di

bagian rancangan alat (BAB III). Dialirkan dengan debit 0,0035 L dengan waktu

kontak 22 menit agar hasil maksimal. Setelah 22 menit, air baru bisa diambil

sampelnya untuk di cek kadar kesadahannya.

Demonstrasi dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap

sampel air yang berasal dari sumur milik warga di Dusun Ambarketawang.

AFISA (Alat Filtrasi Kesadahan) telah diuji dahulu sebelum diterapkan untuk

warga di Dusun Ambarketawang, hasil pemeriksaan uji coba yaitu sebelum

diolah kadar kapurnya 210 mg/l dan setelah diolah menjadi 45 mg/l. Hasil uji

tersebut diulang sampai tiga kali dan hasilnya sama, sehingga disimpulkan bahwa

AFISA mampu menurunkan kesadahan sampai batas aman untuk dikonsumsi,

batas aman yang dimaksud adalah sudah tidak timbul endapan setelah di rebus.

Karena saat sebelum diolah, air tersebut masih mengandung kapur baik sudah

direbus maupun belum.

15
Adapun AFISA ini memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

1. Kelebihan :

a. AFISA mampu menurunkan kesadahan sebesar 210 mg/L

b. Media filtrasi yang digunakan mudah ditemukan dan murah

c. Pengaplikasian mudah

d. Portable atau mudah dipindahkan

2. Kekurangan :

a. Apabila AFISA sudah diisi dengan media, saat alat dipindahkan jadi

sedikit berat

b. Pengisian media ke dalam tabung harus dengan sabar dan ketelatenan

c. Tidak bisa melihat ketebalan media

16
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pengolahan air bersih dengan teknologi AFISA dapat menjadi

alternatif pemecahan masalah khususnya untuk air yang mengandung

kesadahan tinggi karena lebih efesien dan mudah dalam pembuatannya.

AFISA mampu menurunkan sadah sebesar 210 mg/L.

B. REKOMENDASI

Masyarakat yang memiliki air sumur atau dari sumber lainnya yang

mengandung kesadahan tinggi, diharapkan dapat membuat AFISA sebagai

alternatif untuk pengolahan air bersih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin, 2015. Kesadahan Air. Kimia Dasar. Available at:


http://kimiadasar.com/kesadahan-air/ [Accessed April 20, 2017].

Daud, A., 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih, Makassar: C.V. Healthy &
Sanitation.

Mifbakhudin, 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter


Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artesis. Available at:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52106978.pdf [Accessed April 25,
2017].

Twins, R., 2016. 16 Manfaat Resin untuk Bahan Baku. manfaat.co.id. Available at:
https://manfaat.co.id/manfaat-resin [Accessed October 25, 2015

18
19

You might also like