Professional Documents
Culture Documents
5. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/
biologis menjadi 4 kelompok yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
2) Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
6. Karakteristik Lansia
Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui
keberadaan masalah kesehatan lansia adalah:
a. Jenis kelamin
Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaan kebutuhan dan
masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-laki dan perempuan.
Misalnya lansia laki-laki sibuk dengan hipertropi prostat, maka
perempuan mungkin menghadapi osteoporosis.
b. Status perkawinan
Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda atau duda akan
mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun psikologis.
c. Living arrangement:
misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri atau bersama instri, anak atau
kekuarga lainnya.
d. Kondisi kesehatan
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
a. Perubahan Fisik
1. Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
2. Sistem Intergumen:
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan
berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan
berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan
glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
3.Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain sebagai
berikut: Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai
pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat
mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur.
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
4.Kartilago
jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami granulasi dan
akhirnya permukaan sendi menjadi rata, kemudian kemampuan
kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi
cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada persendiaan
menjadi rentan terhadap gesekan.
5. Tulang
berkurangnya kepadatan tualng setelah di obserfasi adalah bagian dari
penuaan fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut
mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.
4. Otot
perubahan struktur otot pada penuaan sangat berfariasi, penurunan
jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan
jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif.
5. Sendi
pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan
fasia mengalami penuaan elastisitas.
6. Sistem kardiovaskuler
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan
kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada
jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nude dan
jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
7. Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total paru
tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi
kenaikan ruang rugi paru, udara yang mengalir ke paru berkurang.
Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan
pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.
10.Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan
produksi sebagai kemunduran fungsi yang nyata :
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
b. Perubahan Kognitif
1). Memory (Daya ingat, Ingatan)
2). IQ (Intellegent Quocient)
3). Kemampuan Belajar (Learning)
4). Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5). Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6). Pengambilan Keputusan (Decission Making)
7). Kebijaksanaan (Wisdom)
8). Kinerja (Performance)
9). Motivasi
c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
b. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya,
hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray
dan Zentner, 1970)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASAM URAT (GOUT)
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi
dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates
pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan
sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak
saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini,
gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak
dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.
Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau
sering disebut ³asam urat´ adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak
dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
2. Klasifikasi
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,
dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang
disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan
akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan
atau akibat penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia karena
gangguan metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin
karena sebab genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan genetik
yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HGPRT
(hypoxantin guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan
aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini
yang dapat diidentifikasi hanya 1 % saja
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
a. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat,
asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian
mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang
mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya
untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
b. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk
membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini
dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase
(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara
bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil
asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan
dikeluarkan melalui urin.
5. Manifestasi Klinis
Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan
rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal
yang menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta
kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan asam urat dalam
traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :
a. Hiperutisemia asimtomatik
b. Artiritis gout yang kronis
c. Gout interkritikal
d. Gout tofaseus yang kronik
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia
50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout
adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn
mereka mencapai usia remaja.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.
Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn
jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal.
Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang
bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut
dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada
gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi
sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah,
bursa infrapatella dan helix telinga.
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul.
Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat
membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia
kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara memadai.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = >
6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat
kental sekali.
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ureua dan kratinin
1. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
2. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
b. Pemeriksaaan fisik
7. Diagnosa
Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism
Association (ARA), yaitu:
a. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi
b. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
c. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
Inflamasi maksimum pada hari pertama
Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
Artritis monoartikular
Sendi yang terkena bewarna kemerahan
Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
Serangan pada sendi tarsal unilateral
Adanya tofus
Hiperurisemia
Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi
asimetris
Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa
erosi
Kultur bakteri cairan sendi negative
8. Penalaktasanaan medis dan keperawatan
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6
mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
YAYASAN KERTA CENDEKIA
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
JalanLingkarTimur, RangkahKidul, Sidoarjo 61232
Telp. 031 8961496;Fax.031 8961497;Email : info@kertacendekia.ac.id
· Mengembangkan
rencana untuk perawatan
diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang .
konsisten dengan
mobilitas dan atau
pembatasan aktifitas.
DAFTAR PUSTAKA
Carpito, Lynda juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit :
EGG, jakarta
Sumber Internet :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16617/4/Chapter%20II.pdf
http://www.strokebethesda.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=
33