You are on page 1of 19

ANALISA REGULASI FINTECH

DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN


INDONESIA

Dosen : DR.Ir.Iwan Krisnadi, MBA


Mata Kuliah : Regulasi & Hukum ICT

• KELOMPOK 6
1. BUDI WIBOWO
2. ANDIKA SYAIFUL RIZAL
3. FALLAH AKBAR
4. FAUZI RAHMAN
AGENDA

Latar Belakang

Pokok Permasalahan

Kajian Literatur

Analisa
Analisa Regulasi Fintech dalam
Membangun Perekonomian
di Indonesia
Kesimpulan
Latar Belakang

APA ITU FINTECH..?


Definisi FinTech dari berbagai sumber...

Fitntech Weekly PWC Value-Stream


FinTech is a line of business based FinTech is a dynamic segment at the interse FinTech is the technology
on using software to provide financ ction of the financial services and technolog that serves the clients of
ial services. y sectors where technology- focused start-up financial institutions, cov
Financial technology companies are s and new market entrants innovate the pro ering not only the back a
generally startups founded with th ducts and services currently provided by the nd middle offices but also
e purpose of disrupting incumbent traditional financial services industry. the coveted front office t
financial systems and corporations t hat for so long has been h
hat rely less on software uman-driven.

Arner et al. (2015) FinTech refers to th Kantox-FX


e use of technology to deliver financia FinTech is a contraction of "finance" a
l solutions. nd "technology"
- refers to companies that provide fina
ncial services through the engagement
of technology
Disruptive Innovation

Sebuah inovasi Yang berhasil mentransformasi suatu sistem atau pasar yang eksisting, dengan memperkenalkan
kepraktisan, kemudahan akses, kenyamanan, dan biaya yang ekonomis, dikenal sebagai Inovasi Disruptif
(Disruptive Innovation).
Istilah ini dilontarkan pertama kalinya oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower di tahun 1995
lalu. "Disruptive Technologies: Catching the Wave", Harvard Business Review (1995).

Munculnya Inovasi Disruptif jika tidak diantisipasi dengan baik oleh dunia usaha dapat menyebabkan kejatuhan
seperti yang dialami KODAK dan NOKIA.

Keseluruhan perubahan ini mendorong munculnya fenomena baru yang disebut Financial Technology (Fintech)

Ini menggambarkan bahwa di masa depan industri perbankan akan bergerak kearah
virtual banking tanpa kehadiran bank secara fisik..

Bill Gates (1994) “..banking is necessary, banks are not..”,


Pokok Permasalahan

1.Perlukah dibuat regulasi yang mengatur tentang Fintech di Indonesia?


2.Badan atau lembaga apakah yang akan mengatur Regulasi Fintech di Indonesia ?
3.Aspek apa saja yang perlu di perhatikan dalam pembuatan regulasi Fintech
di indonesia..?
Kajian Literatur

• KLASIFIKASI FINTECH MENURUT BANK INDONESIA


Mengapa harus adanya Fintech

Masyarakat tidak dapat dilayani


industri keuangan tradisional:
• Perbankan terikat aturan yang ketat
• Keterbatasan industri perbankan dalam melayani masyarakat di daerah tertentu

Masyarakat mencari alternatif pendanaan selain jasa industri keuangan tradisional:


• Masyarakat memerlukan alternatif pembiayaan yang lebih demokratis dan transparan
• Biaya layanan keuangan yang efisien dan menjangkau masyarakat luas
Fintech di indonesia

Profil FinTech di Indonesia (Berdasarkan Sektor) • Pelaku FinTech Indonesia masih


dominan berbisnis payment
(43%), pinjaman (17%), dan
sisanya berbentuk agregator,
crowdfunding dan lain-lain.

• Besarnya potensi yang


dimiliki membuat FinTech
Perlu diberikan ruang untuk
bertumbuh

• Perlu pengaturan yang memadai


mengingat risiko yang mungkin
ditimbulkan
Fintech di indonesia

FinTech yang terus berkembang akan mendukung pencapaian tiga sasaran Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia
2015-2019

Kontributif Stabil
. Inklusif
Mengotimalkan Peran SJK Menjaga stabilitas sistem keuangan Membuka akses keuangan
dalam mendukung sebagai landasan bagi sehingga dapat
percepatan pertumbuhan pembangunan yang berkelanjutan meningkatkan
ekonomi nasional. kesejahteraan kalangan
masyarakat.
Peran Fintech di indonesia

Fintech dengan layanan keuangan seperti crowdfunding, mobile payments,


dan jasa transfer uang menyebabkan revolusi dalam bisnis startup.

Dengan crowdfunding, bisa memperoleh dana dari seluruh dunia dengan mudah,
bahkan dari orang yang belum pernah ditemui sekalipun.
Meskipun umumnya dikenakan biaya dalam mobile payments ini, tetapi terdapat
kelebihan di dalamnya, yakni pihak penjual tidak dikenakan syarat.Berbeda dengan
keuangan tradisional, dimana saat seorang penjual mengajukan mesin Electronic
Data Capture (EDC), dibutuhkan beberapa syarat sebagai kualifikasinya.

Fintech juga memungkinkan transfer uang secara global atau internasional. Jasa
pembayaran seperti PayPal otomatis mengubah kurs mata uang, sehingga Anda
yang berada di Amerika bisa membeli barang dari Indonesia dengan mudahnya.
Peran Fintech di indonesia

Di samping perannya dalam mengubah bisnis di Indonesia, ternyata Fintech juga


memiliki peran penting dalam mengubah perilaku dan ekspektasi konsumen.

dapat mengakses data dan informasi kapan saja


dan dimana saja

Menyamaratakan bisnis besar dan kecil sehingga


cenderung untuk memiliki ekspektasi tinggi meski
terhadap bisnis kecil yang baru dibangun.
Fintech di indonesia

Alasan Harus di buat Regulasi antara lain karena :

Melindungi dari Mencegah Pencucian Mencegah Pendanaan


Keamanan dana dan data Uang Terorisme
Regulasi Fintech di indonesia

Berdasarkan Surat Edaran BI Nomor 16/11/DKSP tanggal 22 Juli 2014 tentang Penyelenggaraan Uang Elektronik, penerbit uang elektronik
wajib mendapatkan izin dari bank sentral jika floating fund atau dana mengendap mencapai Rp1miliar. Masih Banyak Penerbit uang elektr
onik belum mendapatkan izin dari Bank Indonesia Selaku Regulator
Regulasi mengenai teknologi keuangan alias financial technology (fintech) sendiri sedang di kaji oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK
memastikan akan mengawasi bisnis yang dijalani oleh Financial Technology (fintech) dengan sejumlah aturan yang ketat dimana dikeluar
kan pada akhir tahun 2016. Satu hal yang nantinya akan dibuat aturan yang jelas adalah terkait penentuan batas modal minimal industri fin
tech. Salah satu alasan dibuatnya aturan tersebut adalah untuk perlindungan konsumen

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) / Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending resmi diatur oleh Otorit
as Jasa Keuangan (OJK) / tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016

Kehadiran perusahaan Fintech semakin


memudahkan masyarakat terutama bagi
mereka yang membutuhkan pinjaman
usaha dengan cepat dan mudah
Analisa Tantangan Fintech

Ratifikasi Peraturan dalam Mendukung Pengembangan FinTech


Adopsi peraturan terkait tanda tangan (digital signature), E-Know Your
Customer (E-KYC), E-rating dan penggunaan dokumen secara digital
sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh industri
FinTech.

Koordinasi antar Lembaga dan Kementerian Terkait


Untuk mengoptimalkan potensi FinTech dengan lingkungan bisnis
(business environment) yang kompleks, maka perlu juga dukungan dari
berbagai kementerian dan lembaga terkait. Dalam hal ini, OJK
berinsiatif untuk membentuk FinTech Advisory Committee.
Kebijakan Regulator

Penerbitan Ketentuan
• Regulatory Sandbox
• Penerbitan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Langsung Berbasis Teknologi Informasi (LMPUBTI) atau
Peer-to-Peer Lending
• OJK akan menyusun ketentuan lainnya (antara lain tentang crowdfunding,
Digital Banking)

Pembentukan FinTech Innovation Hub di OJK:


• Koordinasi Lintas Kementerian dan Lembaga
• Pengembangan Industri FinTech yang sesuai Kebutuhan masyarakat
• Pengembangan Sandbox untuk model bisnis FinTech yang baru dan
potensial
• Penyediaan sarana komunikasi (antara lain website FinTech) antara
regulator dan industri FinTech
KESIMPULAN

Kehadiran layanan keuangan berbasis teknologi (FinTech) di Indonesia


C telah menjadi keniscayaan sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.

Sejalan dengan konsep MasterPlan Sektor Jasa Keuangan Indonesia


(MPSJKI), FinTech dapat bersinergi dengan industri keuangan yang ada
untuk memberikan multi manfaat kepada masyarakat.

Regulator perlu menyusun kebijakan strategis yang memastikan


risiko FinTech dapat dimitigasi dan memberikan perlindungan
kepada masyarakat.
Saran

1. Industri Fintech terus berubah-ubah dengan cepat, dan tentunya sebagai pebisnis perlu terus
mengikuti perkembangannya
2. Perlu Up to date lagi regulasi dengan semakin banyak inovasi baru relevansi regulasi kerap kalah
dibandingkan dengan berkembangnya industri-industri di Indonesia.
3. Perlunya kolaborasi untuk bersama-sama mengembangkan FinTech di Indonesia demi kemaslahatan
bersama
ANALISA REGULASI FINTECH
DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN
INDONESIA

Ada Pertanyaan ????


KELOMPOK
6

You might also like