Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Martha Digna Olivia Sirait
1665050198
Pembimbing :
Dr. dr. Tigor Peniel Simanjuntak, Sp.OG, M.Kes
Bentuk klinis yang paling sering ditemukan pada kondiloma vaginalis ialah
lesi seperti kembang kol berwarna seperti daging atau sama dengan mukosa. Ukuran
lesi berkisar dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Tiap kutil dapat
bergabung menjadi massa yang besar.1 Oleh karena infeksi HPV mungkin subklinis
dan multifokus maka sebagian besar wanita dengan lesi di vulva juga menderita lesi
di serviks, dan demikian sebaliknya.14
Bentuk kondiloma vaginalis dapat berupa seperti diskret, kecil, papul, atau
besar seperti lesi bunga kol pada permukaan lembab, atau lesi keratotik menyerupai
kulit kutil pada permukaan kering seperti labia (Gambar 1A).32,33 Lesi ini terkadang
dapat tumbuh dan menutupi perineum, sehingga membuat persalinan pervaginam atau
episiotomi sulit dilakukan (Gambar 1B).14 Lesi dapat memiliki warna yang
bervariasi, yaitu dari putih, hingga merah muda dan merah sampai cokelat dan
berpigmen. Banyak kondiloma vaginalis tampak sangat kecil sehingga dibutuhkan
kaca pembesar untuk melihatnya.32 Waktu rata-rata untuk perkembangan kondiloma
vaginalis setelah insiden infeksi dengan HPV tipe 6 dan 11 adalah 6-10 bulan (kisaran
hingga 18 bulan).34
1. Respiratory Papillomatosis
Penularan HPV secara vertikal dari ibu ke bayi, baik melalui utero atau
selama persalinan, merupakan mode penyebaran virus yang dikaitkan dengan
1:400 risiko terjadinya laryngeal papillomatosis, yang mungkin hanya tampak
secara klinis beberapa bulan atau tahun kemudian. (Lacey dkk, 2011).35 Sebuah
penelitian retrospektif Danish (2003) menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu
hamil dengan kondiloma vaginalis memiliki risiko lebih dari 200 kali lipat
mengalami respiratory papillomatosis. Namun, hanya tujuh bayi dari 1000 ibu
hamil dengan kondiloma vaginalis yang mengalami respiratory papillomatosis,
dan persalinan secara caesar tidak mengurangi risiko ini.36 Penularan HPV tipe 6
dan 11 saat masa prenatal jarang menyebabkan Juvenile Laryngeal
Papillomatosis (JLP).37
HPV dapat ditularkan saat masa prenatal. Hal ini didukung dengan
keberadaan lesi HPV pada bayi saat kelahiran.47,48 Infeksi HPV neonatal dapat
terjadi secara transplasenta melalui cairan ketuban selama kehamilan dan
persalinan dan melalui paparan langsung ke lesi serviks selama kelahiran.49-51
HPV telah terdeteksi di cairan ketuban yang diperoleh melalui amniosentesis
sebelum pecahnya membran dan dari tindakan pecah buatan membran yang
dilakukan segera sebelum persalinan caesar.52,53
Infeksi HPV dapat menyebabkan efek buruk seperti ketuban pecah dini.
Faktanya, infeksi HPV pada trofoblas merusak kesehatan embrio dan
kemampuannya untuk menyerang dinding rahim. Bahkan jika infeksi HPV
vagina dapat tetap diam tanpa lesi seluler, perempuan yang terinfeksi dapat
melahirkan embrio sehat tetapi mereka harus lebih diperhatikan karena penularan
virus ke bayi, ketuban pecah dini, atau risiko keguguran.54
3. Abortus
Biopsi dapat dilakukan jika terdapat indikasi berupa lesi tidak khas
(berpigmen, indurasi, lesi mengalami ulserasi, atau ada perdarahan), pasien
imunokompromise (termasuk yang terinfeksi HIV), lesi tidak respon terhadap terapi
standar, dan penyakit memburuk selama terapi.2 Selain itu, bila kondiloma vaginalis
tampak abnormal dengan memiliki warna abnormal, biopsi mungkin perlu dilakukan.3
Tatalaksana Kondiloma Vaginalis pada Kehamilan
Referensi