Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
2019
Denver Development Screening Test (DDST)
Denver Development Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Nama
“Denver” menunjukan bahwa uji skrining ini dibuat di University of Colorado Medical
Center di Denver. Selain DDST ada sejumlah pengkajian perilaku lainnya untuk bayi dan
anak usia dini yaitu :
Tes Denver II :
- Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau
intelektual pada masa yang akan datang
- Denver II tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa, seperti kesukaran belajar,
gangguan bahasa, gangguan emosional, dan sebagainya
- Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan
anak lain yang seusianya, bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik atau
pemeriksaan fisik
Langkah Persiapan Tes Denver
- Formulir denver II
- Alat-alat
- Benang
- Kismis
- Kerincingan dengan gagang yang kecil
- Balok-balok berwarna luas 10 inci
- Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
- Bel kecil
- Bola tenis
- Pinsil merag
- Boneka kecil dengan botol susu
- Cangkir plastic dengan gagang/pegangan
- Kertas kosong
1. Pada setiap sektor , tes dilakukan sedikitnya pada 3 item terdekat di sebelah kiri garis
usia, juga pada semua item yang dilalui garis usia.
2. Bila anak tidak mampu melakukan salah satu item (gagal, menolak, tak ada
kesempatan) item tambahan dimasukkan ke sebelah kiri garis usia (dalam sektor yang
sama) sampai anak dapat lulus/lewat daro 3 item secara turut-menurut.
Untuk menetukan kemampuan anak yang relatif lebih tinggi, dapat dilakukan
langkah-langkah berikut :
1. Pada setiap sektor , lakukan tes minimal pada 3 item terdekat sebelah kiri garis usia,
juga pada semua item yang dilalui oleh garis usia.
2. Lanjutkan dengan melakukan tes pada setiap item di sebelah kanan garis usia hingga
akhirnya di dapat skor gagal tiga kali berturut-turut .
Skor Penilaian
Skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empa. Ujicoba dekat tanda garis 50%.
P : Pass/lewat. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak
memberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)
F : Fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuh
anak memberi laporan (tapat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
No : No oppurnity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada
ujicoba dengan tanda R.
R : Refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba penolakan dapat
dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, atau
menanyakan kepada anakn apakah ia dapat melakukannya (uji coba yang
dilaporkan oleh ibu/ pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
Langkah-Langkah Pelaksanaan Menggunakan Denver II
1. Membangun hubungan
Membangun hubungan adalah usaha pemeriksa untuk membuat hubungan yang baik
dengan anak dan pengasuh/orang tua. Untuk hasil dan informasi yang terbaik,
langkah ini sangat penting untuk dilakukan. Sebaiknya saat tes dilakukan, anak
didampingi oleh orang tua atau pengasuhnya. Untuk mengurangi kegiatan yang
paling alami dari anak, setiap usaha sebaiknya dibuat untuk nyaman bagi orang tua
atau pengasuh dan anak. Saat inilah tes paling tepat untuk dilakukan.
2. Pengenalan
Tanyakan kepada pengasuh atau orang tua mengenai kapan anak lahir dan apakah
anak lahir prematur. Pemeriksa sebaiknya segera menghitung umur saat anak
diperiksa dan apakah perlu dilakukan koreksi. Pemeriksaan dapat menimbulkan
kekhawatiran bagi pengasuh, sehingga penting untuk menjelaskan bahwa Denver ll
dilaksanakan untuk menentukan status perkembangan anak saat ini. Selain itu,
dijelaskan pula tes ini bukanlah tes IQ dan tidak semua anak diharapkan dapat
berhasil (lulus) dari semua komponen yang diberikan.
3. Urutan Pengetesan
Sajikan komponen pada setiap aspek perkembangan. Urutan penyajian dapat dimulai
dari aspek yang paling mudah dan dimulai dengan komponen yang terletak di sebelah
kiri dari garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur. Urutannya
sebagai berikut.
d. Hanya alat komponen yang akan dipakai yang disiapkan dan diletakkan di atas
meja.
e. Bayi diuji dengan cara tiduran dan dilakukan dengan memberikan komponen
yang berurutan.
f. Tiap aspek dimulai dengan komponen yang terletak di sebelah kiri garis umur.
Nilai paling tinggi adalah anak mendapatkan tiga komponen dengan nilai P
(lulus) tiga kali berturut-turut, sedangkan nilai dasar adalah ada komponen
dengan nilai F (gagal) tiga kali berturut-turut.
Jumlah komponen yang diberikan bervariasi tergantung dari umur dan kemampuan
anak saat pemeriksaan. Dalam praktiknya, jumlah komponen yang diberikan
tergantung pada waktu yang tersedia untuk pemeriksaan dan tujuan untuk
mengidentilikasi keterlambatan perkembangan dan/atau untuk menentukan kekuatan
anak.
Interpretasi hasil
Penilaian per item
Ilustrasi untuk penilaian per item dengan kategori sebagai berikut :
1. Penilaian item “Lebih” (Advance). Nilai lebih baik tidak perlu diperhatikan
dalam penilaian tes secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat
dilakukan oleh anak yang lebih tua). Nilai “Lebih” diberikan jika anak dapat
“lulus/lewat” (L) dari item tes disebelah kanan garis usia. Anak dinilai
memiliki kelebihan kareena dapat melakukan tugas perkembangan yang
seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tu.
2. Penilaian item “OK” atau Normal. Nilai normal ini tidak perlu diperhatikan
dlaam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “OK” dapat diberikan pada anak
dalam kondisi berikut
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk item di sebelah kana garis
usia. Kondisi ini wajar, karena item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini
wajar, karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas
untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian, tidak menjadi masalah jika
anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena masih bayak
kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas tersebut jika usianya sudah
mencukupi.
- Anak “lulus/lewat”, “gagal”, “menolak” melakukan tugas untuk didaerah
putih kotak (25-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hasil ini dianggap normal.
Lalu , mengapa saat anak gagal atau menolak melakukan tugas masih kita
simpulkan ok? Perlu kita ketahui, daerah putih pada kotak menandakan
bahwa sebanyak 25-35% anak diusia tersebut mampu (lulus) melakukan tugas
tersebut. Dengan kata lain , masih ada sebagian anak di usia tersebut yang
belum berhasil melakukannya. Jadi jika anak gagal atau menolak melakukan
tugas pada daerah itu masih dianggap wajar , dan anak masih memiliki
kesempatan untuk melakukannya pada tes yang akan mendatang.
3. Penilaian item P “Peringatan” (C=“Caution)/ Nilai “ peringatan” diberikan
jika anak “gagal” atau “menolak” melakukan tugas untuk item yang dilalui
oleh garis usia pada daerah gelap (daerah 75-90%). Karena hasil riset
menunjukkan bahwa sebanyak 75-90% anak di usia tersebut sudah berhasil
(lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa
melakukan tugas itu dengan baik. Dengan demikian, jika ada anak yang
ternyata belum lulus atau menolak melakukan tugas tersebut, berarti anak
tersebut masuk ke dalam kelompok minoritas (10-25% anak yang belum
berhasil melakukannya). Perlu diperhatikan, meskipun dalam hal ini anak
masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya, karena masih dalam
kelompok usianya, anak tersebut tetap memerlukan perhatian yang lebih
mengingat mayoritas teman sebayanya sudah berhasil. Oleh karena itu, anak
tersebut mendapatkan hasil penilaian P. Peringatan sendriri terdiri atas dua
macam yaitu :
- Peringatan karenan anak mengalami kegagalan. Peringatan jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “suspek”.
- Peringatan karena anak menolak melaksanakan tugas. Peringatan ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “tak dapat diuji”
2. Membangun hubungan yang baik dengan anak, orang tua atau pengasuh.
Sapa orang tua dan anak.
3. Jelaskan tujuan Tes Denver ll kepada orang tua atau pengasuh, yaitu
untuk menentukan status perkembangan saat ini, bukan tes IQ, sehingga
anak tidak diharapkan untuk berhasll atau lulus dari seluruh pelaksanaan
tes komponen.
6. Pada tiap sektor (dan total empat sektor) dilakukan paling sedikit tiga
komponen tes yang paling deket di sebelah kiri garis umur serta tiap
komponen tes yang ditembus/berpotongan dengan garis umur.
7. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu komponen tes,
berikan tambahan komponen tes lagi ke sebelah kiri pada sector yang
sama sampai anak dapat “lewat” (P) tiga komponen berturut-turut.
Pusponegoro, Hardiono D ,dkk. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi
1.Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia