You are on page 1of 16

DENVER

Dosen Pengampu: Ns. Rokhaidah, M.Kep, Sp.Kep.An

Disusun oleh:

Dwi Arini 1710711034

Desiana Rachmawati 1710711038

Hillalia Nurseha 1710711046

Fenny Andriani 1710711077

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

2019
Denver Development Screening Test (DDST)

Denver Development Screening Test (DDST) adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Nama
“Denver” menunjukan bahwa uji skrining ini dibuat di University of Colorado Medical
Center di Denver. Selain DDST ada sejumlah pengkajian perilaku lainnya untuk bayi dan
anak usia dini yaitu :

- Neonatal Behavior Assessment (NBAS)


- Early Language Milestone (ELM) untuk anak usia 0-3 tahun
- Clinical Adaptive Test (CAT) dan Clinical Linguistik and Auditory Milestone Scale
(CLAMS) untuk anak usia 0-3 tahun
- Infant Monitoring System untuk anak usia 4-36 bulan
- Early Screening Inventory untuk anak usia 3-6 tahun
- Peabody Picture Vocabulary Test untuk anak usia 2,5-4 tahun

Denver II dapat digunakan untuk tujuan :

1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya


2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukkan gejala kemungkinan
adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang berisiko mengalami kelainan perkembangan

Tes Denver II :

- Denver II bukan merupakan tes IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau
intelektual pada masa yang akan datang
- Denver II tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa, seperti kesukaran belajar,
gangguan bahasa, gangguan emosional, dan sebagainya
- Denver II diarahkan untuk membandingkan kemampuan perkembangan anak dengan
anak lain yang seusianya, bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik atau
pemeriksaan fisik
 Langkah Persiapan Tes Denver
- Formulir denver II
- Alat-alat
- Benang
- Kismis
- Kerincingan dengan gagang yang kecil
- Balok-balok berwarna luas 10 inci
- Botol kaca kecil dengan lubang 5/8 inci
- Bel kecil
- Bola tenis
- Pinsil merag
- Boneka kecil dengan botol susu
- Cangkir plastic dengan gagang/pegangan
- Kertas kosong

 Detail Formulir Denver


 Denver II terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak,
mulai dari usia 0-6 tahun yang disusun dalam formulir dan terbagi menjadi 4 sektor
yaitu :
- Personal-sosial (Personal social) : penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan
pribadi.
- Motorik halus-adaptif(Fine motor adaptive) : koordinasi mata-tangan, kemampuan
memainkan dan menggunakan benda-benda kecil, serta pemecahan masalah.
- Bahasa(language) : mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa .
- Motorik kasar(Gress motor) : duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar
 Pada garis horizontal teratas dan terbawah, terdapat skala usia dalam bulan dan tahun
yang dimulai dari anak lahir hingga usia 6 tahun. Pada usia 0-24 bulan , jarak antara 2
tanda (garis tegak kecil) adalah 1 bulan. Setelah usia 24 bulan, jarak antara 2 tanda
adalah 3 bulan. Pada bagian depan, terdapat 125 item yang digambarkan dalam bentuk
persegi panjang yang ditempatkan dalam neraca usia, yang menunjukkan 25%,
50%,75% dan 90% dari seluruh sampel standar anak normal yang dapat melaksanakan
tugas tersebut. , Sebagai contoh item “menggosok gigi tanpa bantuan” memiliki makna:
1. Dua puluh lima persen dari seluruh sampel anak dapat meggosok gigi tanpa bantuan
di usia kurang dari 33 bulan (2 tahun 9 bulan).
2. Lima puluh persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa bantuan di
usia 42 bulan (3 tahun 6 bulan).
3. Tujuh puluh lima persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa
bantuan di usia 51 bulan (4 tahun 3 bulan).
4. Sembilan puluh persen dari seluruh sampel anak dapat menggosok gigi tanpa
bantuan di usia kurang dari 63 bulan (5 tahun 3 bulan).
 Pada beberapa kotak, terdapat catatan kecil angka (mis. 1,2, dan 3) yang menunjukkan
bahwa item tersebut membutuhkan petunjuk khusus yang dapat dilihat di bagian
belakang lembar tes sesuai dengan angka yang tertulis.
 Pada sejumlah kotak juga terdapat huruf “L” yang menandakan bahwa item tersebut
dapat dinilai LULUS/LEWAT berdasarkan laoran dari orang tua atau pengasuh anak.
 Setelah menyelesaikan tes Denver II, perlu untuk melakukan tes perilaku untuk:
1. Membantu pemeriksa menilai seluruh perilaku anak secara subjektif
2. Memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya

 Cara menghitung usia anak


Telah disebutkan diawal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai
perkembangan anak berdasarkan usia nya. Dengan demikian, sebelum melakukan tes
inim terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitug usia
anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Tulis tanggal, bulan dan tahu dilaksanakannya tes .
2. Kurangi dengan cara bersusun dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak.
3. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari
angka bulan di depannya (mis , agustus : 31 hari , september 30 hari)
4. hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan dan hari
5. Ubah usia anak dalam tahun, bulan dan hari (contoh 1)
6. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
7. Jika pada saar pemeriksaan usia anak di bawah 2 tahun, anak lahir kurang 2
minggu, atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara
mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut (contoh 2)

 Pedoman Pelaksanaan Tes


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes , sebagai berikut :
1. Semua item harus di ujikan sesuai dengan prosedur yang telah terstandarisasi (sesuai
pedoman pelaksanaan tes per item )
2. Perlu kerja sama aktif dari anak sebab anak harus merasa tenang, aman , senang, sehat
(tidak lapar, tidak mengantuk, tidak haus, tidak rewel).
3. Harus terbina kerja sama yang baik antara kedua belah pihak. Caranya adalah dengan
berkenalan terlebih dahulu dengan orang tau, baru kemudia mendekati anak agar ia
merasa lebih nyaman dengan kehadrian orang yang baru.
4. Tersedia ruangan cukup yang luas, ventilasi baik, dan berikan kesan yang santai dan
menyenangkan.
5. Orang tua harus diberitahu bahwa tes ini bukan tes kepandaian / IQ , melainkan tes
untuk melihat perkembagan anak secara keseluruhan. Beritahukan bahwa anak tdak
selalu dapat melakukan semua tugas yang diberikan.
6. Item-item tes sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi , lebih dianuurkan
mengikuti petunjuk berikut.
- item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya
sektor personal-sosial , baru kemudian dilanjutkan dengan sektor motorik halus-
adaptif.
- Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ia mampu menyelesaikannya tetapi
kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani tes berikutnya.
- Item denga alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar penggunaan
waktu lebih efisien .
- Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakkan diatas meja.
- Pelaksanaan tes pada bayi dalam posisi berbaring sebaiknya dilakukan secara
berurutan.
- Pelaksanaan tes untuk semua sektor dimulai dari item yang terletak disebelah kiri
garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur.
7. Jumlah item yang dinilai bergantung pada lama waktu yang tersedia, yang terpenting
pelaksanaannya mengacu pada tujuan tes, yaitu mengidentifikasi perkembangan anak
dan menentukan kemampuan anak yang relatif lebih tinggi

Upaya identifikasi perkembangan dilakukan jika anak berisiko mengalami kelainan


perkembangan. Ini dilakukan melalui langkah-langakh berikut :

1. Pada setiap sektor , tes dilakukan sedikitnya pada 3 item terdekat di sebelah kiri garis
usia, juga pada semua item yang dilalui garis usia.

2. Bila anak tidak mampu melakukan salah satu item (gagal, menolak, tak ada
kesempatan) item tambahan dimasukkan ke sebelah kiri garis usia (dalam sektor yang
sama) sampai anak dapat lulus/lewat daro 3 item secara turut-menurut.

Untuk menetukan kemampuan anak yang relatif lebih tinggi, dapat dilakukan
langkah-langkah berikut :

1. Pada setiap sektor , lakukan tes minimal pada 3 item terdekat sebelah kiri garis usia,
juga pada semua item yang dilalui oleh garis usia.

2. Lanjutkan dengan melakukan tes pada setiap item di sebelah kanan garis usia hingga
akhirnya di dapat skor gagal tiga kali berturut-turut .
 Skor Penilaian
Skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empa. Ujicoba dekat tanda garis 50%.
 P : Pass/lewat. Anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak
memberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya)
 F : Fail/gagal. Anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau ibu/pengasuh
anak memberi laporan (tapat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
 No : No oppurnity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada
ujicoba dengan tanda R.
 R : Refusal/menolak. Anak menolak untuk melakukan ujicoba penolakan dapat
dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan, atau
menanyakan kepada anakn apakah ia dapat melakukannya (uji coba yang
dilaporkan oleh ibu/ pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).
 Langkah-Langkah Pelaksanaan Menggunakan Denver II

1. Membangun hubungan

Membangun hubungan adalah usaha pemeriksa untuk membuat hubungan yang baik
dengan anak dan pengasuh/orang tua. Untuk hasil dan informasi yang terbaik,
langkah ini sangat penting untuk dilakukan. Sebaiknya saat tes dilakukan, anak
didampingi oleh orang tua atau pengasuhnya. Untuk mengurangi kegiatan yang
paling alami dari anak, setiap usaha sebaiknya dibuat untuk nyaman bagi orang tua
atau pengasuh dan anak. Saat inilah tes paling tepat untuk dilakukan.

Sebelum komponen motorik diberikan, sebaiknya sepatu/sandal dilepaskan dan


dijauhkan dari jangkauan anak. Anak yang umurnya masih sangat muda dapat
dipangku oleh orang tua/pengasuh, sedangkan yang lebih tua dapat duduk sehingga
lengannya dapat diletakkan di atas meja. Ujung siku sebaiknya pada tingkat yang
sejajar dengan tingginya meja. Meja dapat disesuaikan dengan tinggi atau meja
khusus untuk anak-anak. Bayi dapat dinilai di lantai bila meja yang aman tidak
tersedia.

2. Pengenalan

Tanyakan kepada pengasuh atau orang tua mengenai kapan anak lahir dan apakah
anak lahir prematur. Pemeriksa sebaiknya segera menghitung umur saat anak
diperiksa dan apakah perlu dilakukan koreksi. Pemeriksaan dapat menimbulkan
kekhawatiran bagi pengasuh, sehingga penting untuk menjelaskan bahwa Denver ll
dilaksanakan untuk menentukan status perkembangan anak saat ini. Selain itu,
dijelaskan pula tes ini bukanlah tes IQ dan tidak semua anak diharapkan dapat
berhasil (lulus) dari semua komponen yang diberikan.

3. Urutan Pengetesan

Sajikan komponen pada setiap aspek perkembangan. Urutan penyajian dapat dimulai
dari aspek yang paling mudah dan dimulai dengan komponen yang terletak di sebelah
kiri dari garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur. Urutannya
sebagai berikut.

a. Komponen yang tidak menuntut anak bergerak (kurang aktif), sebaiknya


dilakukan lebih dahulu. yaitu yang pertama aspek personal sosial kemudian
adaptif-motorik halus dan diakhiri dengan aspek motorik kasar.

b. Komponen yang lebih mudah didahulukan. Bila ia dapat melakukannya maupun


kurang tepat tetap, beri pujian sehingga anak tidak segan untuk menuju ke
komponen selanjutnya.

c. Komponen yang menggunakan alat yang sama sebaiknya dilakukan berurutan


sehingga menghabiskan waktu lebih sedikit, misalnya, kubus.

d. Hanya alat komponen yang akan dipakai yang disiapkan dan diletakkan di atas
meja.

e. Bayi diuji dengan cara tiduran dan dilakukan dengan memberikan komponen
yang berurutan.

f. Tiap aspek dimulai dengan komponen yang terletak di sebelah kiri garis umur.
Nilai paling tinggi adalah anak mendapatkan tiga komponen dengan nilai P
(lulus) tiga kali berturut-turut, sedangkan nilai dasar adalah ada komponen
dengan nilai F (gagal) tiga kali berturut-turut.

4. Jumlah komponen yang diberikan

Jumlah komponen yang diberikan bervariasi tergantung dari umur dan kemampuan
anak saat pemeriksaan. Dalam praktiknya, jumlah komponen yang diberikan
tergantung pada waktu yang tersedia untuk pemeriksaan dan tujuan untuk
mengidentilikasi keterlambatan perkembangan dan/atau untuk menentukan kekuatan
anak.

 Interpretasi hasil
 Penilaian per item
Ilustrasi untuk penilaian per item dengan kategori sebagai berikut :
1. Penilaian item “Lebih” (Advance). Nilai lebih baik tidak perlu diperhatikan
dalam penilaian tes secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat
dilakukan oleh anak yang lebih tua). Nilai “Lebih” diberikan jika anak dapat
“lulus/lewat” (L) dari item tes disebelah kanan garis usia. Anak dinilai
memiliki kelebihan kareena dapat melakukan tugas perkembangan yang
seharusnya dikuasai oleh anak yang lebih tu.
2. Penilaian item “OK” atau Normal. Nilai normal ini tidak perlu diperhatikan
dlaam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “OK” dapat diberikan pada anak
dalam kondisi berikut
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas untuk item di sebelah kana garis
usia. Kondisi ini wajar, karena item di sebelah kanan garis usia. Kondisi ini
wajar, karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas
untuk anak yang lebih tua. Dengan demikian, tidak menjadi masalah jika
anak gagal atau menolak melakukan tugas tersebut karena masih bayak
kesempatan bagi anak untuk melakukan tugas tersebut jika usianya sudah
mencukupi.
- Anak “lulus/lewat”, “gagal”, “menolak” melakukan tugas untuk didaerah
putih kotak (25-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hasil ini dianggap normal.
Lalu , mengapa saat anak gagal atau menolak melakukan tugas masih kita
simpulkan ok? Perlu kita ketahui, daerah putih pada kotak menandakan
bahwa sebanyak 25-35% anak diusia tersebut mampu (lulus) melakukan tugas
tersebut. Dengan kata lain , masih ada sebagian anak di usia tersebut yang
belum berhasil melakukannya. Jadi jika anak gagal atau menolak melakukan
tugas pada daerah itu masih dianggap wajar , dan anak masih memiliki
kesempatan untuk melakukannya pada tes yang akan mendatang.
3. Penilaian item P “Peringatan” (C=“Caution)/ Nilai “ peringatan” diberikan
jika anak “gagal” atau “menolak” melakukan tugas untuk item yang dilalui
oleh garis usia pada daerah gelap (daerah 75-90%). Karena hasil riset
menunjukkan bahwa sebanyak 75-90% anak di usia tersebut sudah berhasil
(lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa
melakukan tugas itu dengan baik. Dengan demikian, jika ada anak yang
ternyata belum lulus atau menolak melakukan tugas tersebut, berarti anak
tersebut masuk ke dalam kelompok minoritas (10-25% anak yang belum
berhasil melakukannya). Perlu diperhatikan, meskipun dalam hal ini anak
masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya, karena masih dalam
kelompok usianya, anak tersebut tetap memerlukan perhatian yang lebih
mengingat mayoritas teman sebayanya sudah berhasil. Oleh karena itu, anak
tersebut mendapatkan hasil penilaian P. Peringatan sendriri terdiri atas dua
macam yaitu :
- Peringatan karenan anak mengalami kegagalan. Peringatan jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “suspek”.
- Peringatan karena anak menolak melaksanakan tugas. Peringatan ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “tak dapat diuji”

4. Penilaian T "terlambat" (D= "delayed")


- Nilai ini diberikan jika anak "gagal,menolak" melakukan tugas untuk item
sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditunjukan untuk anak
yang lebih muda.seorang anak seharusnya mampu melakukan tugas untuk
kelompok yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang ringan.
Jika tugas anak yang lebih muda ditolak , anak tentu akan diberikan nilai
terlambat. Huruf "T" ditulis disebelah kanan item dengan hasil penilaian
"terlambat".perlu diperhatikan ada dua macam "T" yaitu :
- Terlambat karena anak mengalami kegagalan . Jenis ini memungkinkan anak
mendapat interpretasi penilaian akhir "suspek".
- Terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas. Jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi nilai akhir "tak dapat diuji"
5. Penilaian item "Tak ada kesempatan" ( No Opportunity). Nilai "tak" ini perlu
diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai "tak ada
kesempatan" diberikan jika anak mendapat skor "tak" atau tidak ada
kesempatan untuk mencoba melakukan tes.

 Penilaian secara keseluruhan


Hasil interpretasi untuk keseluruhan tes dikategorikan menjadi 3 yaitu, normal,suspek
dan tak dapat diuji.penjelasannya sebagai berikut:
1. Normal , diberikan jika tidak ada skor terlambat (T) atau maksimal 1
peringatan (P) .jika hasil.ini didapat lakukan pemeriksaan ulang pada kunjungan
mendatang.
2. Suspek, diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat (T) dan atau dua
atau lebih peringatan (2P). Ingat dalam hal ini T dan P harus disebabkan oleh
kegagalan (G) bukan penolakan (M). Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang dalam 1-
2 Minggu mendatang untuk menghilangkan faktor-faktor sesaat, seperti rasa
takut,sakit atau kelelahan.
3. Tidak dapat diuji, diberikan jika terdapat satu atau lebih skor terlambat (T) dan
atau dua atau lebih Peringatan (2P) . Ingat T dan P harus disebabkan oleh
Penolakan (M) bukan karena kegagalan (G). Jika hasil ini didapat, lakukan uji ulang
dalam 1-2 Minggu mendatang.
Catatan : jika hasil tes berulang kali menunjukkan suspek atau tidak dapat diuji , anak
perlu sesi konsultasi dengan ahli guna menentukan keadaan klinis berdasarkan
- profil hasil tes (item yang mendapat peringatan atau terlambat)
- jumlah "peringatan" dan "terlambat"
- tingkat perkembangan sebelumnya
- perhatian klinis lainnya (riwayat klinis, pemeriksaan kesehatan dll)
- sumber rujukan yang tersedia
Tabel 7.1 Checklist Tes Denver II
No Kriteria Skor
0 1 2
1. Persiapkan material tes dan lembar formulir tes.

2. Membangun hubungan yang baik dengan anak, orang tua atau pengasuh.
Sapa orang tua dan anak.

3. Jelaskan tujuan Tes Denver ll kepada orang tua atau pengasuh, yaitu
untuk menentukan status perkembangan saat ini, bukan tes IQ, sehingga
anak tidak diharapkan untuk berhasll atau lulus dari seluruh pelaksanaan
tes komponen.

4. Menghitung umur anak dan membuat garis umur.


a. Catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal tes.
b. Penyesuaian jika anak lahir premature.
c. Membuat garis umur.
5. Urutan penyajian tes sebagai berikut.
a. Mulai dari sektor personal sosial, lalu komponen motorik halus-
adaptif, kemudian bahasa dan motorik kasar.
b. Tugas yang diberikan sebaiknya disajikan pertama kali, usaha
anak harus diberi pujian/penghargaan.
c. Komponen yang menggunakan material sama disajikan secara
berurutan.
d. Hanya material yang digunakan pada komponen tertentu yang
ada
di atas meja
e. Tes sebaiknya dimulai dengan komponen yang dapat diselesaikan
dengan baik ke arah kiri dari garis umur dan dilanjutkan ke
kanan.

6. Pada tiap sektor (dan total empat sektor) dilakukan paling sedikit tiga
komponen tes yang paling deket di sebelah kiri garis umur serta tiap
komponen tes yang ditembus/berpotongan dengan garis umur.

7. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu komponen tes,
berikan tambahan komponen tes lagi ke sebelah kiri pada sector yang
sama sampai anak dapat “lewat” (P) tiga komponen berturut-turut.

8. Lanjutkan melakukan komponen ke kanan dari tiap komponen yang


“lewat” dalam satu sektor hingga tercapai tiga “gagal” (F/R).
9. Lakukan Tes Perilaku.

10. Lakukan scoring komponen individual tes.

11. Lakukan interpretasi hasil tes.

12. Berikan konsultasi dengan orang tua/pengasuh.


Total Skor
Daftar Pustaka

Marcdante, Karen J , dkk.2014.Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esesnsial Edisi


keenam.Singapore : Elsevier

Nugroho, Heru Santoso Wahito.2009.Denver Developmental Screening Test.Jakarta : EGC

Pusponegoro, Hardiono D ,dkk. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi
1.Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia

You might also like