You are on page 1of 11

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS


KECAMATAN CILANDAK JAKARTA SELATAN TAHUN
2008

Ani Nuraeni1 Emy Rianti2 Asmijati2

Abstrak

Masalah kesehatan masyarakat merupakan salah satu isue yang strategis bagi suatu negara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang demend masyarakat, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Cilandak Jakarta selatan
tahun 2008.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional atau potong lintang yang
bersifat deskriptif. Wilayah kecamatan Cilandak terbagi dalam 5 (lima) kelurahan, dari masing
masing kelurahan diambil 20 responden dengan random sampling setiap nomor rumah kelipatan
10 sehingga total sampling berjumlah 100 responden dan waktu penelitian dilakukan pada bulan
Oktober 2008. Pada hasil penelitian bivariat didapatkan 7 (tujuh) variabel tidak ada hubungan
dengan demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Cilandak tahun 2008 yang meliputi: variabel Jenjang pendidikan formal (p value 0,14)
0R = 1.00 95% CI :2.00, Jenis pekerjaan ( p value 0.56 0R = 1.00 95% CI : 2.00, Jaminan
pemeliharaan kesehatan ( pvalue 0.20 ) 0R = 0.39 95% CI : 31.54, Waktu tunggu pelayanan (
pvalue 0.46 ) 0R 0.52 95% CI : 2.60, Ability to pay ( p value 0.43 ) 0R = 0.60 95% CI:3.26,
Willingness to pay ( p value 0.23 ) 0R = 0.71 95% CI : 3.89, Kebutuhan akan pelayanan kesehatan
( p value 0.36 ) 0R = 0.20 95% CI : 3.94. Namun didalam uji statistik multivariat dengan
menggunakan metode analisis Regresi logistik ditemukan satu variabel independen yang
berhubungan dengan demand yaitu variabel Jenjang pendidikan formal dengan nilai ( p value 0.05
) 0R = 0.63 95% CI; 0.39 – 1.10 yang artinya responden dengan pendidikan formal tinggi makin
rendah dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan yang ada. Sebaliknya responden
dengan jenjang pendidikan formal rendah akan 6 kali lebih sering memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan ( > 2 kali setahun ) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Cilandak tahun 2008.
Kata kunci : demand, pelayanan kesehatan.

Abstract

Public health problem was the one of strategic issues in the country. Based on the former data,
there were no informations about public health services demand and what faktors that related to
this, especially in Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan 2008. The aim of reserch were to know
the public health demand form and faktors that related to its. The research was conducted using
cross sectional design or a cross-sectional descriptive. Cilandak districts are divided into 5 (five)
villages, each village was taken from the 20 respondents to the random sampling of each house
number multiple of 10 so that the total sampling of 100 respondents and the research was
conducted in October 2008. In the bivariate results obtained 7 (seven) variables no association
with the public demand for health services in the region of Cilandak district health center in 2008

1
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I
2
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 246


which includes: a variable offer formal education (p value 0.14) 0r = 1.00 95% CI: 2.00, Type of
work (p value = 1.00 0r 0:56 95% CI: 2.00, Guarantee health care (pvalue 0.20) 0r = 0.39 95% CI:
31.54, Long waiting service (pvalue 0:46) 0:52 0r 95% CI: 2.60, Ability to pay (12:43 p value) 0r =
0.60 95% CI: 3:26, Willingness to pay (p value 0:23) 0r = 0.71 95% CI: 3.89, need for health
services (p value 0.36) 0r = 0.20 95% CI: 3.94. But in multivariate statistical tests using logistic
regression analysis found an independent variable associated with the demand that is variable
with the value of formal education courses (p value 0.05) 0r = 0.63 95% CI: 12:39 to 1:10, which
means respondents with higher formal education the lower the utilization existing health care
facilities. Instead respondents with low levels of formal education will be 6 times more likely to
utilize health care facilities (> 2 times a year) in the working area Cilandak district health center in
2008.
Keyword : demand, helath services

PENDAHULUAN Seluruh pelayanan kesehatan yang


ada di Puskesmas induk hanya sebagian
Perubahan atau reformasi dibidang saja yang ada seperti klinik pengobatan
pembiayaan pelayanan kesehatan umum, klinik KIA, klinik kebidanan,
merupakan salah satu bentuk (hanya periksa hamil) dan ada beberapa
penyesuaian biaya pelayanan yang membuka perawatan gigi dan
kesehatan di Puskesmas, dimana beban mulut dengan jadwal. Pada tahun 2000,
yang ditanggung oleh pemerintah Dinas Kesehatan (Dinkes) telah
daerah saat ini sangat berat untuk menjadikan seluruh Puskesmas Dinkes
menanggung biaya pemulihan atau kota DKI Jakarta menjadi Puskesmas
recovery dimana biaya tersebut akan Swadana. Perubahan status tersebut
semakin meningkat seiring dengan ada keterkaitan dengan penyesuaian
meningkatnya jumlah penduduk (Gani A, tarif yang harus dibayar oleh pengguna
1999). Puskesmas adalah salah satu jasa pelayanan kesehatan terutama bagi
penyedia jasa pelayanan kesehatan masyarakat, namun apakah dengan
(care provider) yang terdepan di jajaran diberlakukannya Puskesmas swadana
kesehatan, Puskesmas sendiri dapat tersebut pelayanan kesehatan terhadap
dibagi menjadi 2 jenis yaitu Puskesmas masyarakat akan meningkatkan seiring
pembantu dan Puskesmas induk. dengan penyesuaian tarif tersebut.
Puskesmas pembantu adalah Sampai saat ini belum ada perhitungan
Puskesmas yang membantu dalam biaya satuan, kemampuan, dan
pelayanan kesehatan masyarakat kemauan masyarakat terhadap
dimana Puskesmas induk tidak dapat pelayanan kesehatan dan cost recovery
mengkover seluruh masyarakat oleh Dinkes sebagai dasar penetapan
sehingga didirikan Puskesmas biaya kesehatan terlebih dengan telah
pembantu untuk lebih mendekatkan diberlakukan.
pelayanan kepada masyarakat. Konsekuensi dari penyediaan
Pelayanan kesehatan yang disediakan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas
oleh Puskesmas induk berbeda terhadap adalah masalah biaya yang harus
pelayanan kesehatan yang disediakan dibayar oleh masyarakat untuk setiap
oleh Puskesmas pembantu. Pelayanan pelayanan walaupun telah diatur oleh
kesehatan yang disediakan oleh peraturan daerah (Perda) namun apakah
Puskesmas induk seperti klinik yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk
pengobatan umum, klinik kebidanan, setiap pelayanan tersebut bisa menutupi
klinik gigi dan mulut, klinik kesehatan Ibu biaya operasional Puskesmas atau unit
dan anak, imunisasi dan vaksinasi, serta kerja yang melayaninya atau biaya yang
laboratorium sederhana. diterapkan oleh pemerintah tersebut
memberikan masyarakat untuk

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 247


memperoleh pelayanan yang diperlukan Pengumpulan data mengenai
oleh masyarakat (Gani A, 1999). gambaran demand masyarakat terhadap
Sesuai dengan kebijakan sarana pelayanan kesehatan dilakukan
pemerintah, masyarakat dikenakan dengan cara pengumpulan data primer
kewajiban membiayai upaya kesehatan dengan melakukan wawancara
perorangan yang dimanfaatkannya yang langsung kepada masyarakat / kepala
besarnya ditentukan oleh peraturan keluarga yang menjadi subjek penelitian
daerah masing masing (retribusi). Pada berdasarkan instrumen pengumpulan
saat ini ada beberapa kebijakan terkait data berupa kuesioner yang sudah
dengan pemantauan dana yang disesuaikan dengan variabel penelitian.
diperoleh dari penyelenggaraan upaya Penelitian ini mengambil lokasi di
kesehatan perorangan yakni: untuk wilayah kerja Puskesmas Cilandak
secara berkala Puskesmas menyetor Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi
seluruh dana retribusi yang diterima ke penelitian didasarkan pada
kas daerah melalui dinas kesehatan pertimbangan dimana pada lokasi
Kabupaten/Kota. Beberapa daerah tersebut penduduknya sangat beragam
tertentu menggunakan dana yang mulai dari jenis pekerjaan, tingkat
diperoleh dari penyelenggaraan upaya pendidikan maupun status sosial
kesehatan perorangan berkisar antara ekonomi. Wilayah Kecamatan Cilandak
25%-50% dari total dana retribusi yang terbagi dalam 5 (lima) kelurahan, dari
diterima untuk membiayai kegiatan masing masing kelurahan diambil 20
operasional Puskesmas (Dep Kes RI, responden dengan random sampling
2004). setiap nomor rumah kelipatan 10. Waktu
Kondisi seperti ini disebabkan oleh penelitian dilakukan adalah pada bulan
beberapa keadaan diantaranya Dinas Oktober 2008.
Kesehatan belum mampu untuk Besar sampel minimal yang
menghitung biaya pelayanan kesehatan dipergunakan dalam penelitian ini
sehingga tidak diketahui secara pasti ditetapkan berdasarkan desain
berapa biaya satuan (unit cost) yang penelitian Cross sectional dengan
dikeluarkan oleh Puskesmas untuk menggunakan rumus pengujian
menunjang operasionalnya dan sebagai hipotesis untuk proporsi populasi ganda
salah satu pendapatan asli daerah dari Lemeshow, 1997.
melalui penarikan restribusi. Biaya Dengan menggunakan rumus
satuan merupakan unsur yang sangat diatas maka didapatkan besar sampel
penting untuk melakukan analisis biaya minimal adalah : 96 sampel, sedangkan
yang akan dipergunakan untuk jumlah sampel dalam survei ini adalah
penyesuaian biaya pelayanan 100 orang.
kesehatan, selain dari itu belum Karena proporsi masyarakat yang
diketahuinya kemampuan dan kemauan memanfaatkan pelayanan kesehatan
masyarakat membayar atau disebut tidak diketahui secara pasti baik dari
ability to pay and willingness to pay. peneliti maupun dari teori yang telah
ada, maka diasumsikan untuk nilai p =
METODOLOGI 50% atau 0,5
Data yang diambil secara primer
Desain penelitian yang (household survey) diperoleh langsung
dipergunakan pada penelitian ini adalah dari hasil wawancara yang dilakukan
cross sectional atau potong lintang yang oleh peneliti terhadap masyarakat atau
bersifat deskriptif analitik, untuk keluarga yang berada demand
mendapatkan gambaran demand masyarakat terhadap sarana pelayanan
masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
kesehatan. Cilandak Jakarta Selatan tahun 2008

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 248


dengan menggunakan kuesioner yang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
didesain sesuai dengan tujuan penelitian Cilandak Jakarta SelatanTahun 2008
dan variable yang akan diteliti. No Nama Kategori Fre Persentase
Wawancara dilakukan oleh 5 orang Variabel kuensi (%)
tenaga dimana sebelumnya kepada para 1. Jenjang Rendah 31 31
Pendidikan Sedang 21 21
pengambil data diberikan pelatihan Formal Tinggi 48 48
singkat dan pada pelaksanaannya Total 100 100
diawasi langsung oleh peneliti. 2. Jenis Tidak 23 23
Pekerjaan bekerja 70 70
Wawancara ditujukan kepada kepala Informal 7 7
keluarga yaitu suami / istri atau orang Formal 100 0
Total
yang bertanggung jawab dalam keluarga
3. Jaminan Tidak 94 94
tersebut. pemelihara memiliki 6 6
Analisa data dilakukan mulai dari an Memiliki 100 100
analisis univariat, bivariat dan multivariat kesehatan Total
untuk mengetahui hubungan antara 4. Waktu Lama 47 47
Tunggu Sedang 26 26
demand masyarakat di wilayah kerja Pelayanan Cepat 27 27
Puskesmas Kecamatan Cilandak Total 100 100
Jakarta Selatan Tahun 2008 terhadap 5. Ability to Rendah 33 33
sarana pelayanan kesehatan. Pay Tinggi 67 67
Total 100 100
6. Willingness Rendah 63 63
HASIL to Pay Tinggi 37 37
Tabel 1 Total 100 100
Distribusi frekuensi demand masyarakat 7. Kebutuhan Rendah 74 74
terhadap sarana pelayanan kesehatan di wilayah Akan Tinggi 26 26
kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Pelayanan Total 100 100
SelatanTahun 2008 Kesehatan
No Nama Kategori Frekuensi Persentas
Variabel e (%)
1. demand Rendah 40 40 Distribusi jenjang pendidikan responden
Tinggi 60 60
Total 100 100
hampir merata yaitu responden yang
mempunyai pendidikan tinggi (48%).
Sebagian besar masyarakat di wilayah Sebagian besar responden memiliki
jenis pekerjaan informal yaitu 70%.
kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak
Tahun 2008 memiliki demand yang tinggi Sebagian besar responden memiliki
terhadap sarana pelayanan kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan/
yang ada yaitu 60%, sedangkan 40% Asuransi Kesehatan yaitu sebesar 94.
masyarakat memiliki demand yang Sebagian besar responden mengatakan
waktu tungu pelayanan di sarana
rendah terhadap sarana pelayanan
kesehatan yang ada. pelayanan kesehatan adalah lama 47%.
Sebagian besar tidak mampu membayar
67%. Sebagian besar reponden
mempunyai keinginan yang tinggi untuk
membayar yaitu 63%. Kebutuhan akan
pelayanan kesehatan sebagian besar
responden rendah yaitu 74%.

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Bebas
demand masyarakat terhadap sarana pelayanan
Tabel 3

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 249


Hasil Analisis bivariat hubungan variabel independen dan
variabel demand terhadap sarana pelayanan kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta selatan tahun 2008

No Variabel Demand N P value OR 95% CI


Rendah Tinggi
N % n %
1.. Jenjang 8 20 23 38.30 31
Pendidikan 9 22.5 12 20 0.14 1.00- 2.00
Formal 21
57 23 25 41.70 48
2. Jenis Pekerjaan 7 17.5 16 26.70 23
30 75.5 40 66.70 70 0.56 1.00-2.00

3 7.5 4 6.70 7
3. Jaminan 39 97.50 55 91.70 94
pemeliharaan 0.20 0.39 - 31.54
kesehatan 1 2.50 5 8.30 6
4 Waktu Tunggu 30 44.87 17 51.52 47
Pelayanan 0.46 0.39 -2.60
20 29.95 6 18.18 26
17 22.18 10 30.30 27
5. Ability to Pay 15 37.50 18 30 33
25 62.50 42 70 67 0.43 0.60 – 3.26

6. Willingness to 28 70 35 58.30 63
Pay 0.23 0.71 – 3.89
12 30 25 4.70 37
7. Kebutuhan Akan 24 70.59 50 75.75 74
Pelayanan
10 29.4 16 24.2 26
Kesehatan 0.36 0.20- 3.94
1 5

Tidak ada hubungan yang bermakna Tidak ada hubungan antara waktu
secara statistik antara jenjang tunggu pelayanan dengan demand.
pendidikan formal dengan demand Tidak ada hubungan antara ability to pay
dengan p value 0,14, (OR = 1.00 95% dengan demand. Tidak ada hubungan
CI :2.00). Tidak ada hubungan antara antara willingness to pay dengan
jenis pekerjaan dengan demand. Tidak demand. Tidak ada hubungan antara
ada hubungan antara jaminan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
pemeliharaan kesehatan/ asuransi dengan demand.
kesehatan yang ada dengan demand.

Tabel 4

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 250


Hasil analisis regresi logistik variabel independen dan
variabel demand terhadap sarana pelayanan kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan tahun 2008
Tahap 1

95% CI
Variabel Sig Exp (B)
No. Lower Upper
1 Jenjang 0.05 0.60
Pendidikan
Formal
2 Jaminan 0.22 3.59
pemeliharaan 0.20 3.95
kesehatan
3 Ability to Pay 0.23 1.20
4 Willingness to 0.22 0.86
Pay

Dari hasil Regresi logistik ganda pada tidak mempunyai demand terhadap
tahap I memperlihatkan bahwa Ability to sarana pelayanan kesehatan oleh sebab
Pay memiliki nilai p paling besar dan ini itu di keluarkan dari model.
berarti secara statistik variable tersebut

Tabel 5
Hasil akhir analisis regresi logistik variabel independen dan
variabel demand terhadap sarana pelayanan kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan tahun 2008

95% CI
Variabel Sig Exp (B)
No. Lower Upper
1 Jenjang Pendidikan 0.05 0.63 0.39 1.10
Formal

Dari keseluruhan proses analisis yang dengan responden dengan jenjang


telah dilakukan dapat disimpulkan pendidikan formal yang tinggi.
bahwa hanya 1(satu) variabel
independen yang diduga berhubungan
dengan demand yaitu variabel jenjang PEMBAHASAN
pendidikan formal dengan p value 0.05 Kepala keluarga yang memiliki
(OR = 0.63 95% CI : 0.39 – 1.10). Artinya jenjang pendidikan yang rendah < SD
pendidikan formal yang tinggi makin memiliki proporsi Demand terhadap
rendah dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan pada Puskesmas
pelayanan kesehatan yang ada (faktor Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan
prediksi), sebaliknya responden dengan lebih tinggi dibandingkan dengan
jenjang pendidikan formal yang rendah kelompok kepala keluarga yang memiliki
akan 6 kali lebih sering memanfaatkan jenjang pendidikan tinggi > SMA, hal ini
sarana pelayanan kesehatan (> 2 kali dikarenakan kecenderungan
setahun) yang ada di wilayah kerja masyarakat yang berpendidikan rendah,
Puskesmas Kecamatan Cilandak memiliki pendapatan yang rendah juga
Jakarta Selatan Tahun 2008 dibanding dan akibatnya kelompok masyarakat

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 251


tersebut akan mencari pertolongan Jakarta Selatan, ini disebabkan karena
pengobatan yang murah dan terjangkau masyarakat yang pekerjaannya informal
dan masyarakat yang memiliki akan lebih banyak peluang untuk pergi
pendidikan tinggi kecenderungan akan berobat ke Puskesmas Kecamatan
memilih sarana kesehatan yang lebih Cilandak Jakarta Selatan, sedangkan
baik lagi. masyarakat yang memiliki pekerjaan
Secara teori semakin tinggi formal lebih sedikit untuk pergi mencari
pendidikan seseorang akan pengobatan ke Puskesmas disebabkan
memungkinkan mengenali gejala awal jam buka Puskesmas akan
suatu penyakit, sehingga cenderung mengganggu pekerjaan mereka dan
memiliki kemauan mencari pengobatan mereka akan memilih tempat pelayanan
sedini mungkin atau bahkan akan kesehatan lain pada sore harinya.
mencari upaya yang bersifat preventif Menurut Ascobat Gani (1981) dalam
atau pencegahan dan memiliki penelitiannya mengemukakan bahwa
kesadaran akan arti pentingnya akibat pekerjaan akan kurang bermakna
kesehatan bagi diri dan lingkungan. terhadap Demand terhadap pelayanan
(Feldstein 1983). Beberapa penelitian akan tetapi memiliki sifat yang positif
yang telah dilakukan seperti oleh dalam artian mendongkrak seluruh
Fachran (1998), Tukiman (1994) dan Demand terhadap pelayanan
Husni Asbudin (2002) mendukung kesehatan, ini berhubungan dengan
pernyataan Feldstein bahwa pendidikan semakin tinggi status pekerjaan
berhubungan dengan Demand terhadap seseorang akan semakin tinggi pula
pelayanan kesehatan. Pada hasil penggunaan sarana kesehatan lain
penelitian ini membuktikan bahwa ada berhubungan dengan live style.
hubungan yang bermakna antara Pekerjaan kepala keluarga
jenjang pendidikan dengan Demand berhubungan dengan pemilihan jenis
terhadap pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan bagi anggota
Puskesmas Kecamatan Cilandak keluarga mereka. Hasil penelitian ini
Jakarta Selatan yang ditunjukkan menunjukkan bahwa terlihat hubungan
dengan hasil p value 0,14, ini sama yang bermakna antara jenis pekerjaan
dengan hasil penelitian terlebih dahulu kepala keluarga dengan Demand
dan dari teori yang ada, hal ini dapat terhadap pelayanan kesehatan pada
terjadi karena mayoritas penduduk di Puskesmas Kecamatan Cilandak
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jakarta Selatan dengan ditunjukkan
Cilandak Jakarta Selatan memiliki dengan nilai p value sebesar 0,56 dan
pendidikan menengah kebawah. Artinya hasil yang diperoleh sesuai dengan teori
Demand masyarakat dipengaruhi oleh yang ada selama ini. Dimana pekerjaan
tingkat pendidikan sebab semakin tinggi mempengaruhi Demand masyarakat
pendidikan responden akan semakin terhadap pelayanan kesehatan sebab
tinggi pula kesadaran masyarakat masyarakat yang memiliki pekerjaan
terhadap pentingnya kesehatan bagi diri formal akan memiliki kemampuan
mereka. tersendiri dalam mencari tempat
Mengenai distribusi responden pelayanan kesehatan.
menurut pekerjaan, terlihat bahwa Distribusi kepala keluarga yang
paling banyak kepala keluarga memiliki memiliki kartu jaminan pemeliharaan
pekerjaan informal dibandingkan kesehatan atau asuransi untuk
dengan kepala keluarga yang memiliki membiayai pelayanan kesehatan, 94
pekerjaan formal lebih tinggi proporsi responden membayar sendiri atau tidak
Demand terhadap pelayanan kesehatan memiliki kartu jaminan pemeliharaan
di Puskesmas Kecamatan Cilandak kesehatan, mereka memiliki

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 252


kecenderungan untuk memilih memperoleh pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kecamatan Cilandak Puskesmas Kecamatan Cilandak
Jakarta Selatan mencari pengobatan. Jakarta Selatan dalam 47% mempunyai
Enam responden memiliki kartu jaminan proporsi yang sangat sedikit dan
pemeliharaan kesehatan. masyarakat yang menyatakan waktu
Dari hasil penelitian terbukti bahwa tunggu sedang 26% dan mempunyai
tidak ada hubungan yang bermakna Demand rendah memiliki 27%. Hasil
antara jaminan pemeliharaan kesehatan penelitian ini mampu untuk
dengan Demand terhadap pelayanan membuktikan tidak ada adanya
kesehatan di Puskesmas Kecamatan hubungan yang bermakna antara waktu
Cilandak Jakarta Selatan, dengan tunggu dengan Demand terhadap
melihat nilai p value sebesar 0,20 pelayanan kesehatan di Puskesmas
berdasarkan uji bivariat. Ini artinya ada Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan,
perbedaan yang bermakna baik pada hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan
kelompok yang memiliki kartu jaminan statistik dengan nilai p value sebesar
pemeliharaan kesehatan maupun tidak 0.46. Menurut Sorkin (1975) dan
dalam hal pemanfaatan pelayanan Feldstein (1983), bahwa faktor ekonomi
kesehatan di Puskesma Kecamatan antara lain pendapatan, harga
Cilandak Jakarta Selatan. Maka pelayanan medis dan nilai waktu yang
penelitian ini mendukung hipotesis dipergunakan untuk mencari
penelitian yaitu adanya hubungan pengobatam dan waktu menunggu
antara jaminan pemeliharaan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
dengan Demand terhadap pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap biaya,
kesehatan di Puskesmas. Kecamatan individu dengan kesibukan dan
Cilandak Jakarta Selatan. Menurut pendapatan yang tinggi biasanya akan
Notoatmodjo, et all (2004) bahwa mempunyai nilai waktu yang tinggi
ketersediaan asuransi kesehatan akan sehingga tidak dapat meluangkan waktu
berhubungan dengan pemilihan secara berlebihan hanya untuk
pelayanan pengobatan seseorang, memperoleh pelayanan kesehatan.
maka penelitian ini tidak mendukung Berdasarkan hasil penelitian,
teori yang ada, walaupun masyarakat diperoleh distribusi Ability To Pay
yang memiliki kartu jaminan masyarakat tinggi sebanyak 67% dan
pemeliharaan kesehatan sangat sedikit Ability To Pay masyarakat rendah
sekali, namun pemanfaatan sarana sebanyak 3.3%, itu artinya pada
kesehatan terutama Puskesmas masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan
sangat besar ini dapat dilihat dari hasil yang memiliki ATP rendah dibandingkan
perhitungan secara statistik dimana dengan yang tinggi lebih banyak yang
proporsi yang tidak memiliki kartu memiliki ATP rendah.
jaminan pemeliharaan kesehatan dan Masyarakat yang memiliki
memiliki Demand rendah lebih besar Wilingness To Pay (WTP)
dibandingkan dengan yang memiliki memperlihatkan bahwa sebagian
kartu jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat memiliki kemauan untuk
dan memiliki Demand rendah namun membayar produk pelayanan
masih memanfaatkan pelayanan kesehatan, walaupun dengan biaya atau
kesehatan di Puskesmas. Kecamatan tarif yang telah disesuaikan, dengan
Cilandak Jakarta Selatan kata lain Puskusmas Kecamatan
Dari hasil penelitian yang dilakukan Cilandak Jakarta Selatan telah menjadi
diperoleh proporsi kepala keluarga yang Puskesmas Swadana. Hasil dari
menyatakan waktu tunggu cepat dalam penelitian ini juga tidak mampu untuk

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 253


menjelaskan hubungan yang bermakna dari uji bivarat yang mempunyai nilai p
antara WTP dengan Demand terhadap value sebesar 036. Hal ini dimungkinkan
pelayanan kesehatan, seperti yang karena Demand masyarakat terhadap
ditunjukkan dari hasil perhitungan pelayanan kesehatan rendah
statistik yang p valuenya sebesar 0.23 mempunyai proporsi yang lebih banyak
dari 100 responden. Hasil perhitungan baik itu kebutuhan tinggi maupun
statistik berbeda dengan teori yang ada kebutuhan rendah, ini kemungkinan
bahwa Demand terhadap pelayanan terjadi karena di wilayah Puskesmas
kesehatan salah satunya dipengaruhi Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan,
olah ATP dan WTP masyarakat, seperti masyarakatnya memiliki karakteristik
menurut Ascobat Gani (1997) konsep yang sangat beragam.
ATP dan WTP masyarakat dapat Analisis yang dilakukan dengan
ditelusuri melalui Demand masyarakat multivarat menggunakan metode
secara umum, dengan kata lain setiap analisis regresi logistik dengan model
individu atau keluarga memiliki prediksi menunjukkan bahwa
pertimbangan yang sangat cermat pendapatan dan jumlah anggota
dalam membelanjakan uang atau keluarga memiliki peranan yang
penghasilannya untuk membeli suatu dominan dalam mempengaruhi Demand
barang atau memperoleh pelayanan terhadap pelayanan kesehatan di
kesehatan, namun demikian ATP dan Puskesmas Kecamatan Cilandak
WTP tidak dapat dijelaskan secara detail Jakarta Selatan. Dan hasil analisis
dalam penelitian ini sebab hal itu tersebut juga mampu untuk
memerlukan penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa variabel yang
secara khusus. paling dominan berhubungan dengan
Tingkat kebutuhan yang dimiliki Demand terhadap pelayanan kesehatan
kepala keluarga yang dikategorikan adalah variabel jenjang pendidikan
tinggi 74% terhadap pelayanan formal setelah mendapatkan kontrol dari
kesehatan mempunyai proporsi lebih variabel pendapatan dengan nilai OR
besar namun tidak jauh berbeda dengan sebesar 0.05 (0.63 95% CI : 0,39 –
keluarga yang memiliki kebutuhan akan 1.10). Yang artinya keluarga yang
pelayanan kesehatan yang rendah 26%, memiliki jumlah anggota keluarga sedikit
hasil penelitian ini membuktikan tidak memiliki peluang untuk memanfaatkan
ada hubungan yang signifikan antara sarana pelayanan kesehatan di
kebutuhan keluarga dengan Demand Puskesmas Kecamatan Cilandak
terhadap pelayanan kesehatan dalam Jakarta Selatan sebesar 6 kali lebih
pemanfaatan sarana kesehatan sering memanfaatkan sarana pelayanan
terutama di Puskesmas Kecamatan kesehatan (> 2 kali setahun) yang ada di
Cilandak Jakarta Selatan. Menurut wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Andersen (1968) yang dikutip dari Cilandak Jakarta Selatan tahun 2008
Andersen (1975), bahwa faktor dibandingkan dengan responden
kebutuhan keluarga akan pelayanan dengan jenjang pendidikan formal
kesehatan berhubungan dengan
Demand terhadap pelayanan KESIMPULAN
kesehatan, maka hasil penelitian yang
dilakukan ini tidak mendukung hipotesis Dari analisis bivariat yang telah
penelitian yaitu hubungan antara dilakukan, tidak ada variabel
kebutuhan keluarga dengan Demand independen yang berhubungan secara
terhadap pelayanan kesehatan di bermakna dengan veriabel dependen,
Puskesmas Kecamatan Cilandak dan dari keseluruhan proses yang telah
Jakarta Selatan dengan melihat hasil dilakukan dapat disimpulkan bahwa

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 254


hanya 1 (satu) variabel independen yang desain sehingga dapat mengendalikan
diduga berhubungan dengan demand berbagai faktor yang menjadi variabel
masyarakat yaitu variabel jenjang penelitian sehingga diharapkan dapat
pendidikan formal. memberikan kontribusi terhadap
Selanjutnya saran perbaikan yang layanan kesehatan kepada masyarakat
dapat diberikan adalah, hendaknya dan dapat memberi masukan kepada
dapat melakukan penelitian yang lebih program pelayanan kesehatan
serius dan lebih baik terutama secara masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Princing Policy in the Social Sector, the


Jhon Hopkings University Press,
Anderson, Ronal 1968 Baltimore and London : 123 hlm
A Behavior Model of Families Use of Feldstein, paul j, 1983
Helath Service, Centre of Health the Health Care Economic, Jhon Wiley and
University Studies, Reasearch Series Sons, New York, second edition
25, Graduate School of Business he Green, Lawrence, W & Marshal, W, Kreuter. 1980
University of Chicago. Health Education Planning Diagnostis
Andersen, Ronald, (editor). 1975 Approach, Mayfield Publishing Co,
Equity in Health Service : 1980, p139-149
EmpiricalAnalylis in Social Policy, Hastono, S.P,2001
Ballinger Publishing Co, Cambridge Modul Analisis data, Fakultas
Mass. (xxiii + 295 hlm ) Page 3-7, 107- Kesehatan Masyarakat, Universitas
108 Indonesia
Asbudin, M. 2002 Kleinbeum, David G, 1984
Demand masyarakat terhadap Logistic Regression, A Self-Learning
pelayanan rawat jalan pada balai Text, Springer – Verlag New York, Ino
pengobatan umum dipuskesmas Marga Kroeger, A, 1983
Mulya Kota Bekasi, Tesis Pascasarjana Anthropologikal and Socio-Meducal
FKMUI Health Care Research in developing
Ascobat, Gani. 1981 Countries, Soc. Sei. Med Vol 17, Great
Demand for health Services in Rural Britain.
Area of Karang Anyra Regency, Central Parasuraman, A, et all, 1990
Java, Indonesia, Thesis for doctor Of Delivering Quality Service: Balancing
Public Health, Johns Hopkings Customer Perception and Axpectation,
University, Baltimore, Maryland, 222 The Free Press, New York.
hlm Prijanto, Budi, S. 1994
Ascobat, Gani. 1990 Ekonomi Kesehatan, Reineka Cipta,
Mobilisasi Dana Kesehatan, Prisma Jakarta
(1990) : 76-89 Mills Anne & Gilson Lucy, 1990
Ascobat, Gani. 1994 Ekonomi kesehaan untuk negara-
Kemandirian Upaya Kesehatan, Raker negara sedang berkembang,
Binkesmas, Depkes RI, Ciloto, Jakarta diterjemahkan oleh Unit Analisa
Ascobat, Gani. 1996 Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan di Indonesia, (AKEK) Biro Perencanaan Separtemen
Seminar Sehari Tentang Pembayaran Kesehatan, Jakarta, 182 hlm
Kapitasi, FKM UI, Depok, 10 hlm Nazir, M. 1988
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia
1992 Indonesia (ix-597 hlm)
Modul pelatihan rumah Sakit
Pemerintah Volume II Mutu Pelayanan, Ongko, Lucky Sandjaya, 1988
Modul I, Jakarta, 27 Demand masyarakat kelurahan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pademangan terhadap balai kesehatan
1998 masyarakat melania di Jakarta Utara,
Pedoman penyelenggaraan Puskesmas Tesis Pasca Sarjana FKM UI
Unit Swadana, Jakarta Russel, S, et all. 1995
Emmanuel Jimenez, 1990 Wilingness and Ability To Pay Health
Care : a Selection if Methods and

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 255


Issues, Oxford University Press (1995), Health Economic; An Introduction,
p. 94-101 Lexington books, D.C. Health and
Santoso, S. 2002 Company, Lexington, Massachusetts,
Buku latihan SPSS Statistic Parametric, second and revised edition, 1984.
PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Sorkin allan, L. 1975
Gramedia-Jakarta Health Economic; An Introduction,
Singarimbun, M & Effendi, S. 1989 Lexingyon books, D.C. Health and
Metode Penelitian Survei, LP3ES, Company, Lexington, Massachusetts,
Jakarta. page 32.
Sudasono, 1982 Thabrany, h. 1999
Pengantar Ekonomi Mikro, cetakan ke Introduksi Asuransi Kesehatan, Ikatan
tempat, LP3ES, Jakarta. Dokter Indonesia, cetakan I, Jakarta.
Sukirno, S. 1994 Wibowo, A, 1992
Pengantar Teori Mikro, PT. Raja Pemanfaatan Pelayanan Antenatal :
Grafindo Persada, Jakarta. faktor-faktor yang mempengaruhi dan
Hubungan dengan BBLR, Disetasi
Doktor, Program Pascasarjana UI.

Sukirman, 1994
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
Persepsi Peserta JPKM Gotong Royong
dengan memanfaatan Pelayanan
Kesehatan di Kecamatan Cisarua
(Tesis).
Sorkin allan, L. 1984

Jurnal Health Quality Vol. 2 No. 4, Mei 2012 Page 256

You might also like