You are on page 1of 3

Surah Ar-rum Ayat 45

َ ‫ب ا ْلكَافِ ِر‬
‫ين‬ ْ َ‫ت ِم ْن ف‬
ُّ ‫ض ِل ِه ۚ إِنَّهُ ََل يُ ِح‬ ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫ي الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َمنُوا َوع َِملُوا ال‬ َ ‫ِليَ ْج ِز‬
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).

A. Kajian Makna

Kata amanu merupakan kata kerja lampau berbentuk plural (jamak), bermakna orang-
orang yang telah beriman. Kata aamanuu terulang sebanyak 258 kali dalam al-Qur'an, dan
bentuk tungggalnya aamana terulang sebanyak 33 kali. Sedangkan kata al-mu’minuuna
terulang sebanyak 35 kali dan kata al-mu’miniina terulang sebanyak 144 kali. Berikut adalah
sedikit contoh dari ayat yang menggunakan kata aamanuu. Kata amanuu berarti orang-orang
yang telah beriman. Dalam kaidah bahasa arab, setiap sifat dan keterangan yang diungkapkan
dengan kata kerja menunjukan bahwa sifat dan keterangan tersebut tidaklah konstan,
melainkan senantiasa mengalami fluktuasi.

Dalam bahasa Arab, kāfir ( ‫ )كافر‬artinya adalah menutup kebenaran, menolak kebenaran,
atau mengetahui kesalahan tapi tetap menjalankannya. Kata kaafiriin merupakan jama
(orang-orang kafir). Dalam al-Qur’an, disebutkan sebanyak 525 kali dengan makna
menutupi, melepaskan diri, menghapus, dan denda karena melanggar salah satu ketentuan
Allah swt.

Kata kafir mempunyai arti yang sangat luas, dengan cakupan yang bermacam-macam
pula. Louis Makluf penyusun kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam memberikan
pengertian “menutupi dan menghalangi”. Meskipun pengertiannya tidak hanya ini saja
tergantung bagaimana wazan yang mengiringinya. Jadi Makna kafir dalam al Quran,
bermacam-macam, ia bisa berarti kafir dalam aqidah, berbuat pelanggaran, mengingkari
kenikmatan Allah, berbuat kerusakan dan pengingkaran keterkaitan/hubungan…Pemaknaan
ini bisa diamati melalui konteks ayat dan kaitannya dengan ayat yang lain.

A. Pandangan Mufassir
Dalam Tafsir Jalalain (Agar Allah memberi pahala) lafal ayat ini berta’alluq kepada lafal
yashshadda’uuna pada ayat sebelumnya (kepada orang-orang yang beriman dan beramal
saleh dari karunia-Nya) Dia memberi mereka pahala. (Sesungguhnya Dia tidak menyukai
orang-orang yang kafir) Dia akan mengazab mereka.

Tafsir Kemenag mereka yang akan menerima imbalan baik dari Allah itu adalah orang-
orang yang iman dan berbuat baik. Hal ini berarti bahwa iman ditunjukkan oleh perbuatan
baik, dan imbalannya adalah surga. Namun demikian, imbalan itu sendiri bukanlah balasan
mutlak dan pantas bagi perbuatan baik manusia. Perbuatan baik manusia tidak cukup dan
belum pantas untuk diimbali surga yang penuh nikmat yang tiada taranya itu. Oleh karena
itu, surga yang diterima manusia yang berbuat baik itu adalah karunia Allah, bukan imbalan
perbuatannya. Dengan demikian, perolehan surga itu adalah karena Allah cinta kepada orang
yang iman, dan tidak cinta kepada orang-orang kafir.

Ungkapan dalam ayat ini memang sangat ringkas, tetapi komprehensif. Ringkas karena
ungkapan sebaliknya dari yang disampaikan tidak dinyatakan. Ayat ini hanya
mengungkapkan bahwa, "Allah membalasi orang yang iman dan berbuat baik" dan, "Ia tidak
cinta orang yang kafir". Dari dua ungkapan itu terkandung dua ungkapan lain yang berarti
sebaliknya, yaitu, "Ia menghukum orang yang kafir dan berbuat jahat" dan " Ia cinta orang
yang beriman dan berbuat baik." Ungkapan sebaliknya itu tidak perlu dinyatakan karena
dapat dipahami dari ungkapan pertama. Dengan demikian, ayat ini menyatakan bahwa Allah
membalas orang yang beriman dan berbuat baik dengan surga serta mencintai mereka, dan
Allah memberi ganjaran berupa neraka bagi orang yang ingkar dan berbuat jahat serta
membenci mereka.

B. Pandangan Penulis

Ayat ini sebagai sebab bagi ayat di atas yang menyatakan siapa yang beramal saleh, maka
dia telah menyiapkan tempat yang baik. Orang-orang yang beramal saleh, pekerjaan itu akan
menghubungkannya kepada keridaan Allah, agar Allah membalas mereka dengan ganjaran
yang baik. Yaitu kenikmatan surga bagi orang mukmin sebagai wujud rahmat-Nya dan azab
neraka bagi orang-orang kafir atau non muslim sebagai bentuk keadilan-Nya, karena
sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang mengingkari kenikmatan-Nya
Pada intinya oang-orang yang kafir atau non muslim tidak akan mendapat kebaikan dari
Allah SWT, sebab Dia tidak mencintai mereka, dan mereka tidak mendekatkan diri kepada-
Nya. Sedangkan orang-orang yang beramal saleh akan ditempatkan di sisi Allah dan
mendapatkan keridaan-Nya.

You might also like