Professional Documents
Culture Documents
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
“Perancangan Geometrik Jalan” ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Dalam penulisan tugas besar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas besar ini, khususnya ditujukan
kepada adalah sebagai berikut:
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak I Ketut Sudarsana, ST., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
3. Ir. A.A. Ngr. Jaya Wikrama, MT. selaku Dosen Pengajar Perancangan Geometrik
Jalan.
4. Bapak Dr. Ir. I Wayan Suweda, MSP, MPhill. selaku Dosen Pembimbing untuk
Perancangan Geometrik Jalan.
5. Staff atau Pegawai Administrasi Akademik Non Regular Fakultas Teknik
Universitas Udayana.
6. Orang tua, teman-teman dan pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang
telah memberi dukungan dalam penyelesaian tugas besar ini.
Penulis menyadari bahwa tugas besar ini jauh dari sempurna, karena
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan tugas besar selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga tugas besar ini berguna bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
NOTASI ..................................................................................................................... v
II ............................................................................................................ 53
III ........................................................................................................... 69
Perjalanan ............................................................................................. 78
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Flow Chart ( Spiral-Cirle-Spiral: SCS) dan (Spiral-Spiral: SS) ........... 13
Gambar 3.4 Jarak A-B (d1), B-C (d2) dan Tikungan I ............................................ 14
Gambar 3.15 Lengkung F-C Tikungan III dan Diagram Superelevasi .................... 63
NOTASI
VR : Kecepatan rencana.
e : Superelevasi.
d : Jarak.
β : Sudut tikungan.
R : Radius.
Rc’ : Radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang dipengaruhi sudut α.
B : Lebar perkerasan.
U : Off tracking.
n : Jumlah lajur.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dasar dari perancangan geometrik jalan adalah topografi, geologis, tata guna
lahan, sifat gerakan, ukuran kendaraan, dan karakteristik lalu lintas. Hal-hal tersebut
menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan suatu bentuk dan
ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan
keamanan yang telah diharapkan.
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas geometrik jalan ini adalah
metode studi literatur, yaitu berdasarkan teori dari buku dan bimbingan dari dosen
pengajar dan dosen pembimbing.
1
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Adapun ruang lingkup dalam tugas perancangan geometrik jalan ini adalah sebagai
berikut:
2
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
BAB II
ANALISIS MEDAN
Kelas Medan Jalan ditentukan berdasarkan kemiringan total dari beda elevasi
titik kiri dan kanan dari potongan jalan yang direncanakan. Dengan memperkirakan
posisi titik trase jalan dengan garis ketinggian topografi pada rencana jalan yang
sudah dibuat pada peta topografi.
Titik Kiri
Titik Kanan
x
Titik Tengah
Dimana:
x = Elevasi titik
y = Perbedaan tinggi antara garis kontur
3
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
39 m
5m x
37 m
200 m
4
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
5
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Σe = 23 %
Σe / jumlah potongan = 23 / 16 = 1,437 %
Datar ˂3
Perbukitan 3 – 25
Pegunungan ˃ 25
Berdasarkan klasifikasi di atas, medan < 3 % tergolong medan datar. Sehingga
golongan medan 1,437% merupakan klasifikasi medan “DATAR”.
Elevasi titik bagian tengah akan digunakan untuk mencari muka tanah yang akan
dimasukkan ke dalam grafik.
6
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
7
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
BAB III
ALINEMEN HORIZONTAL
Alinemen Horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal yang
terdiri dari garis-garis yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung, (dikutip dari
“Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan” oleh Silvia Sukirman ).
8
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
9
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Gambar 3.2 Flow Chart Pemilihan Bentuk Alinemen Horizontal (Full-Circle: F-C)
10
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
11
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
d2 = 911 m
A d1 = 415 m
12
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
d3 = 514 m
C
d2 = 911 m
13
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
C d3 = 514 m
d4 = 548 m
14
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Klasifikasi jalan =I
Klasifikasi medan = Perbukitan
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) = >20.000 smp/hari
Kecepatan rencana (VR) = 80 km/jam
Lebar daerah penguasaan minimum = 60 m
Lebar perkerasan (B) = 2 x 3,75 m
Lebar bahu minimum = 2,0 m
Lebar badan jalan minimum = 7,5 m
Lereng melintang perkerasan (en) =2%
Lereng melintang bahu =4%
Jenis lapisan permukaan jalan = Aspal Beton
Miring tikungan maksimum (emax) = 10 %
Jari-jari lengkung minimum (Rmin) = 210 m
Landai maksimum =5%
Panjang landai maksimum = 460 m
Panjang bagian lurus maksimum = 2.500 m
15
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
16
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
2
VR
Rmin =
127 .(e max f max )
80 2
=
127 .(0,1 0,14)
= 209,974 m ≈ 210 m.
RminDesain = 210 m
181913,53.(0,1 0,14)
=
80 2
= 6,82°
17
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Derajat lengkung (D) adalah besarnya sudut lengkung yang menghasilkan panjang
busur < 25 m (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia
Sukirman pada halaman 74).
1.432,39
D=
Rc
1.432,39
239
= 5,99326º ≈ 6 °
Distribusi nilai superelevasi (e) dan koefisisen gesekan melintang (f) dengan
menggunakan metode kelima (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan
oleh Silvia Sukirman halaman 86).
VR = 80 km/jam.
VRata rata 2 72 2
Rmin = 408,189 m
127 e max 127 0,1
1.432,39 1.432,39
Dp = 3.509
R min 408,189
2
VR
h = f → emax f
127 . Rmin
0,1 f 80 2
=
127 . (408,189)
h 0,023
tan α1 = 0,00655
Dp 3.509
18
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Karena D > Dp, maka: (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh
Silvia Sukirman pada halaman 88).
2
D max D
f = Mo. h ( D Dp ). tan 2
D max Dp
2
6,82 5,99326
= 0,024. 0,023 (5,99326 3,509).0,035
6,82 3,509
= 0,111445 m
2
VR
e+f =
127 Rc
80 2
e + 0,11144 =
127 239
e = 0,21 – 0,11144
= 0,098 m
Selanjutnya kontrol data agar sesuai ketentuan dengan melihat (Tabel 4.7 Dasar-
dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman 113),
didapat data adalah sebagai berikut:
Derajat lengkung (D) = 6°
Panjang lengkung peralihan (Ls) = 70 m
Superelevasi normal (en) = 2 % = 0,02
Superelevasi (e) = 9,8 % = 0,098
19
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
1 (e e n )B'
m Ls
Dari tabel 4.5 ( Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Silvia Sukirman)
halaman 101 untuk Vr = 80 km/jam metoda Bina Marga didapat nilai m : 150
Ls = m . (e + en) . B
VR 80
Ls = T= .3 = 66,667 m
3,6 3,6
V e
3
VR c adalah perubahan
Ls = 0,022 2,727. R
R C C
percepatan m/det3, yang
80 3 80 0,098 bernilai antara 1 – 3
= 0,022 2,727.
239 1 1
m/det3, diambil 1
= 25,75 m
m/det3
Berdasarkan Tabel 4.7 DPGJ ’99 Silvia Sukirman hal 113, dengan VR = 80
km/jam, Dmax = 6,82o, Rc = 239 m, dan e = 0,098 diperoleh
Ls = 70 m
20
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Dengan keterangan:
1 1
Persyaratan s = . 1 = .77 = 38,5°
2 2
Setelah membandingkan antara hasil tabel dan perhitungan, maka nilai Ls yang
digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, adalah nilai Ls berdasarkan data
persyaratan elemen perhitungan Ls (Spiral-Spiral: S-S) dengan panjang lengkung
peralihan maksimum dan superelevasi dari Tabel 4.7 Dasar-dasar Perencanaan
Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman 113 adalah Ls = 321,192 m
dan e = 0,098. Panjang lengkung peralihan (Ls) diambil 321,192m untuk
perencanaan, dimana hal ini merupakan jarak terpanjang dari persyaratan
kelandaian relatif serta panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan yang
didapat landai relatif maksimum.
Didapat 9,8 % > 3% ini berarti lengkung busur lingkaran sederhana (Full-Circle:
F-C) tidak dapat dapat dipergunakan, kemungkinan lengkung busur lingkaran
dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral: S-C-S) dan lengkung peralihan
(Spiral-Spiral: S-S) (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh
Silvia Sukirman halaman 126 dan 134).
3.4.4 Menentukan Lc
Untuk Lc > 0 m
1 1
s = . 1 = .77 = 38,5°
2 2
21
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
θc = β1 ¯ 2θs
= 77° ¯ 2(38,5°)
= 0°
Lc = c Rc
180
0 . 239
180
=0m
Dengan kontrol:
Lc = 0 m
22
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Ls 2
p= Rc.1 cos s
6 Rc
321,192 2
= 239.1 cos 38,5
6 239
= 20,085 m
Menentukan nilai k
(menurut Persamaan (21) Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia
Sukirman halaman 127).
Ls 3
k = Ls Rc sin s
40 Rc 2
321,192 3
= 321,192 239 sin 38,5
40 239 2
= 157,98 m
k = k* . Ls
= 0,4918639. 321,192
= 157,98 m
23
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Es = (Rc + p) sec ½ β1 – Rc
= (239 +20,085) sec ½ 77° – 239
= 92,05 m
Ts = (Rc + p) tan ½ β1 + k
Keterangan :
Data :
Vr = 80 km/jam
Rc = 239 m
24
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
(en e).B
Landai relatif =
Ls
(0,02 0,098).3,75
=
321,192
= 0,00137
Untuk tikungan I (β1) dengan kecepatan rencana (VR) 80 km/jam dipilih tipe
lengkung peralihan (Spiral-Spiral: S-S), karena memiliki nilai Lc = 0 m adalah 0
1
m = 0 m dan nilai θs = 2 . 𝛽1 = 38,5° adalah 38,5° serta dalam perhitungan ini
25
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
26
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
27
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
= (0+451) + 911
= 1+ 361
Penomoran atau stationing dimulai dari 0+000, yang berarti 0 km dan 0 m dari
awal pekerjaan. Sta 1+100 m berarti titik tersebut terletak pada jarak 1 km dan
100 m dari awal pekerjaan. Jika tidak terjadi perubahan arah tangen pada alinemen
horizontal maupun vertikal, maka penomoran dilakukan dengan:
Setiap 100 m pada medan datar
Setiap 50 meter untuk medan perbukitan
Setiap 25 meter untuk medan pegunungan
28
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
29
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
a. Menentukan Rc’
Rc’ adalah radius lengkung untuk lintasan dari luar roda depan yang besarnya
dipengaruhi oleh sudut α.
Rc’ = Radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b
= Rc – ½ . ( Bn/2 ) + ½ . b
= 239 – ½ . (7,5/2 ) + ½ . 2,6
= 238,42 m
b. Menentukan B
B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
yang sebelah dalam.
2
1
B = Rc ' 2 p A2 b p A2 Rc ' 2 p A2 b
1
2 2
2
238,42 2 7,6 2,1 .2,6 7,6 2,1 238,42 2 7,6 2,1 .2,6
2 1 2 2 1
2 2
= 3,131 m
30
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Dengan keterangan:
1,105
½ Δb = 0,552 m
2
f. Data-data hasil perhitungan pelebaran perkerasan tikungan I (β1)
Data untuk pelebaran perkerasan pada tikungan I (β1) adalah sebagai berikut:
B = 3,131 m
U = 0,531 m
Z = 0,543 m
Bt = 8,605 m
Δb = 1,105 m
31
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
a. Data-data:
Jarak pandang henti (S) = 120 m
Jari-jari pada tengah lintasan (Rc) = 239 m
(Gambar 4.6 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 149).
m = Rc . (1 – cos Φ)
= 239 . (1 – cos 14,384°)
= 7,492 m
(β1)
Data jarak pandang dan kebebasan samping tikungan I (β1) adalah sebagai
berikut:
Φ = 14,384° m
m = 7,492 m
32
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
33
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
34
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
80 2
=
127 .(0,1 0,14)
= 209,974 m ≈ 210 m
181913,53.(0,1 0,14)
=
80 2
= 6,82°
Selanjutnya kontrol data agar sesuai ketentuan dengan melihat (Tabel 4.1
Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman 76)
untuk kecepatan rencana (VR) = 80 km/jam dan miring tikungan atau superelevasi
maksimum (emax)= 10 % = 0.1 , maka didapat data adalah sebagai berikut:
1.432,39
D=
Rc
1.432,39
239
= 5,99326º ≈ 6°
Distribusi nilai superelevasi (e) dan koefisisen gesekan melintang (f) dengan
menggunakan metode kelima (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan
oleh Silvia Sukirman halaman 86).
36
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
VR = 80 km/jam.
VRata rata 2 72 2
Rmin = 408,189 m
127 e max 127 0,1
1.432,39 1.432,39
Dp = 3.509
R min 408,189
2
VR
h = f → emax f
127 . Rmin
0,1 f = 80 2
127 . (408,189)
h 0,023
tan α1 = 0,00655
Dp 3.509
= 0,024
Karena D > Dp, maka: (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh
Silvia Sukirman pada halaman 88).
2
D max D
f = Mo. h ( D Dp ). tan 2
D max Dp
37
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
2
6,82 5,99326
= 0,024. 0,023 (5,99326 3,509).0,035
6,82 3,509
= 0,111445 m
2
VR
e+f =
127 Rc
80 2
e + 0,11144 =
127 239
e = 0,21 – 0,11144
= 0,098 m
Selanjutnya kontrol data agar sesuai ketentuan dengan melihat (Tabel 4.7
Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman
113), didapat data adalah sebagai berikut:
Derajat lengkung (D) = 6°
Panjang lengkung peralihan (Ls) = 70 m
Superelevasi normal (en) = 2 % = 0,02
Superelevasi (e) = 9,8 % = 0,098
38
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
VR
Ls = T
3,6
80
= .3
3,6
= 66,667 m
Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal (Modifikasi SHORTT)
(menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 109).
V e
3
VR
Ls = 0,022 2,727. R c adalah perubahan
Rc C C
percepatan m/det3, yang
80 3
80 0,098
= 0,022. 2,727. bernilai antara 1 – 3
239 1 1
m/det3, diambil 1
= 25,75 m
m/det3
Setelah membandingkan antara hasil tabel dan perhitungan, maka nilai Ls yang
digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, adalah nilai Ls berdasarkan data Tabel
4.7 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman
113 dengan panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi adalah Ls =
70 m dan e = 0,098. Panjang lengkung peralihan (Ls) diambil 70 m untuk
perencanaan, dimana hal ini merupakan jarak terpanjang dari persyaratan
kelandaian relatif serta panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan yang
didapat landai relatif maksimum.
3.5.3 Pengujian e
39
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Didapat 9,8 % > 3% ini berarti lengkung busur lingkaran sederhana (Full-
Circle: F-C) tidak dapat dapat dipergunakan, kemungkinan lengkung busur
lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral: S-C-S) dan lengkung
peralihan (Spiral-Spiral: S-S) (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan
oleh Silvia Sukirman halaman 126 dan 134).
3.5.4 Menentukan Lc
Untuk Lc > 0 m
1 1
s = . 2 = .73 = 36,5°
2 2
Pengujian nilai Lc
Untuk Lc > 20 m
Untuk p > 0,25 m
(menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 128).
40
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Lc = .c Rc
180
= .56,22 . 239
180
= 234,512 m
Dengan kontrol:
Lc > 20 m
3.5.5 Menentukan titik peralihan dari lengkung Spiral (TS) ke Circle (SC)
Ls 2
Xs = Ls. 1
2
40.Rc
70 2
= 70. 1
40. 239
2
= 69,85 m
Ls 2
Ys =
6 Rc
70 2
6 239
= 3,417 m
3.5.6 Pengujian nilai p
41
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
p = p* . Ls
= 0,0117602. 70
= 0,823 m
Dengan kontrol:
p > 0,25 m
Didapat 0,823 m > 0,25 m ini berarti lengkung busur lingkaran dengan lengkung
peralihan (Spiral-Circle-Spiral: S-C-S) dapat digunakan.
Menentukan nilai k
(menurut Persamaan (21) Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia
Sukirman halaman 127).
Ls 3
k = Ls Rc sin s
40 Rc 2
70 3
= 70 239 sin 8,39
40 239 2
= 34,974 m
Selanjutnya kontrol mempergunakan tabel dengan k* = 0,4996309. (menurut
Tabel 4.10 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 129).
k = k* . Ls
42
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
= 0,4996309. 70
= 34,974 m
Menentukan nilai Es
Es = (Rc + p) sec ½ 2 – Rc
= (239 + 0,823) sec ½ 73° – 239
= 59,34m
Jadi, jarak antara titik C (PI2) dan busur lingkaran adalah 24,553 m.
Menentukan nilai Ts
Ts = (Rc + p) tan ½ 2 + k
= (239 + 0,823) tan ½ 73° + 34,974
= 212,433m
Keterangan :
Data:
Vr = 80 km/jam
Rc = 239 m
43
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
(en e).B
Landai relatif = Ls
(0,02 0,098).3,75
=
70
= 0,0063
Untuk tikungan II (β2) dengan kecepatan rencana (VR) 80 km/jam dipilih tipe
lengkung busur busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral:
S-C-S), karena memiliki nilai Lc > 20 m adalah 234,512 m > 20 m dan nilai p >
0,25 m adalah 0,823 m > 0,25 m serta dalam perhitungan ini diperoleh
superelevasi untuk tikungan kedua adalah 9,8 %.
44
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
45
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
46
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Penomoran atau stationing dimulai dari 0+000, yang berarti 0 km dan 0 m dari
awal pekerjaan. Sta 1+100 m berarti titik tersebut terletak pada jarak 1 km dan
100 m dari awal pekerjaan. Jika tidak terjadi perubahan arah tangen pada alinemen
horizontal maupun vertikal, maka penomoran dilakukan dengan:
Setiap 100 m pada medan datar
Setiap 50 meter untuk medan perbukitan
Setiap 25 meter untuk medan pegunungan
47
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
48
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
a. Menentukan Rc’
Rc’ adalah radius lengkung untuk lintasan dari luar roda depan yang besarnya
dipengaruhi oleh sudut α.
Rc’ = Radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b
= Rc – ½ . ( Bn/2 ) + ½ . b
= 239 – ½ . (7,5/2 ) + ½ . 2,6
= 238,42 m
b. Menentukan B
B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
yang sebelah dalam.
2
1
= Rc ' 2 p A2 b p A2 Rc ' 2 p A2 b
1
B
2 2
2
238,42 2 7,6 2,1 .2,6 7,6 2,1
2 1 2
2
49
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
C = ½ . Bn – b
= ½ . 7,5 – 2,6
= 1,15 m
(menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 145).
Δb = Bt – Bn
= 8,605 – 7,5
= 1,105 m
1,105
½ Δb = 0,5525 m
2
50
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
B = 3,131 m
U = 0,531 m
Z = 0,543 m
Bt = 8,065 m
Δb = 1,105 m
a. Data-data:
Jarak pandang henti (S) = 120 m
Jari-jari pada tengah lintasan (Rc) = 239 m
(Gambar 4.6 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 149).
51
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Data jarak pandang dan kebebasan samping tikungan II (β2) adalah sebagai
berikut:
Φ = 14,384° m
m = 7,492 m
52
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
53
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
80 2
=
127 .(0,1 0,14)
= 209,974 m ≈ 210 m
181913,53(e max f max )
Dmax = 2
VR
181913,53.(0,1 0,14)
=
80 2
= 6,82°
Selanjutnya kontrol data agar sesuai ketentuan dengan melihat (Tabel 4.1
Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman 76)
untuk kecepatan rencana (VR) = 80 km/jam dan miring tikungan atau superelevasi
maksimum (emax)= 10 % = 0.1, maka didapat data adalah sebagai berikut:
54
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
1.432,39
D =
Rc
1.432,39
1.432
= 1º
Distribusi nilai superelevasi (e) dan koefisisen gesekan melintang (f) dengan
menggunakan metode kelima (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan
oleh Silvia Sukirman halaman 86).
VR = 80 km/jam.
VRata rata 2 72 2
Rmin = 408,189 m
127 e max 127 0,1
55
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
1.432,39 1.432,39
Dp = 3.509
R min 408,189
2
VR
h = f → emax f
127 . Rmin
0,1 f = 80 2
127 . (408,189)
h 0,023
tan α1 = 0,00655
Dp 3.509
= 0,024
2
1
= 0,024. 1.0,00655
3,509
= 0,0085 m
2
VR
e+f =
127 Rc
56
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
80 2
e + 0,0085 =
127 1432
e = 0,03519 – 0,0085
= 0,027 m
Selanjutnya kontrol data agar sesuai ketentuan dengan melihat (Tabel 4.7 Dasar-
dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada halaman 113),
didapat data adalah sebagai berikut:
VR
Ls = T
3,6
80
= .3
3,6
= 66,667 m
Ls = 70 m.
Setelah membandingkan antara hasil tabel dan perhitungan, maka nilai Ls yang
digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, adalah nilai Ls berdasarkan data Tabel
4.7 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman dengan
panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi adalah Ls = 70 m dan e =
0,027. Panjang lengkung peralihan (Ls) diambil 70 m untuk perencanaan, dimana
hal ini merupakan jarak terpanjang dari persyaratan kelandaian relatif serta
panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan landai relatif maksimum.
58
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Didapat 2,7 % < 3% ini berarti lengkung busur lingkaran sederhana (Full-
Circle: F-C) dapat dipergunakan (menurut Dasar-dasar Perencanaan Geometrik
Jalan oleh Silvia Sukirman halaman 120).
a. Menentukan nilai Tc
Tc = Rc . tan ½ . β
= 1.432 . tan ½ . (22°)
= 278,353 m
b. Menentukan nilai Ec
Ec = Tc . tan ¼ . β
= 278,353 . tan ¼ . (22°)
= 26,802 m
Jadi, jarak antara titik B (PI3) dan busur lingkaran adalah 26,802
Lc = 0,01745 . β . R
= 0,01745 . 22 ° . 1432
= 549,745 m
59
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
(en e).B
Landai relatif =
Ls
(0,02 0,027).3,75
=
70
= 0,00251
Untuk tikungan III (β3) dengan kecepatan rencana (VR) 80 km/jam dipilih tipe
lengkung busur lingkaran sederhana (Full-Circle: F-C), karena memiliki nilai e <
1,5 . en adalah 2,7 % < 3 % serta dalam perhitungan ini diperoleh superelevasi
untuk tikungan pertama adalah 2,7 %.
60
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
61
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
62
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Penomoran atau stationing dimulai dari titik A (PI) 0 + 000, yang berarti 0 km dan
0 m dari awal pekerjaan. Sta 1 + 100 m berarti titik tersebut terletak pada jarak 1
km dan 100 m dari awal pekerjaan. Jika tidak terjadi perubahan arah tangen pada
alinyemen horizontal maupun vertikal, maka penomoran dilakukan adalah sebagai
berikut :
63
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
64
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
b. Menentukan nilai B
B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
yang sebelah dalam.
2
1
B = Rc ' 2 p A2 b p A2 Rc ' 2 p A2 b
1
2 2
2
1.431,55 2 7,6 2,1 .2,6 7,6 2,1
2 1 2
2
65
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Δb = Bt – Bn
= 7,788 – 7,5
= 0,288 m
0,288
½ Δb = 0,144 m
2
66
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
B = 2,667 m
U = 0,067 m
Z = 0,222 m
Bt = 7,788 m
Δb = 0,288 m
3.6.7 Perhitungan Jarak Pandang dan Kebebasan Samping Tikungan III (β3)
(Gambar 4.6 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan oleh Silvia Sukirman pada
halaman 149).
b. Menentukan setengah sudut pusat lengkung sepanjang L (Φ)
360.S
Φ=
4. .Rc
360 120
4. .1432
2,401
67
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
d. Data-data hasil perhitungan jarak pandang dan kebebasan samping tikungan III
(β3)
Data jarak pandang dan kebebasan samping tikungan III (β3) adalah sebagai
berikut:
Φ = 2,401° m
m = 1,257 m
68
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
69
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
BAB IV
ALINEMEN VERTIKAL
b. Keadaan medan
c. Fungsi jalan
Alinemen vertikal disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri dari garis-
garis lurus dan garis-garis lengkung.Garis lurus tersebut dapat datar, mendaki atau
menurun, biasa disebut berlandai. Landai jalan dinyatakan dengan persen.
70
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan,maka
landai jalan diberi tanda positif uintuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai negatif
untuk penurunan dari kiri. Pendakian dan penurunan memberi efek yang berarti
terhadap gerak kendaraan.
71
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
72
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
73
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Data :
Sta. A = 0 + 000
Elevasi A = 69,58 m
Sta. PVI-1 = 0+665,41
Elevasi PVI -1 = 69,58 m
Sta. PVI 2 = 1+124,83
Elevasi PVI 2 = 46,60 m
Jarak pandang henti (S) = 120 m
Jarak pandang menyiap = 550 m
69,58 69,58
= x 100%
665,41 0,000
=0%
48,74 71,72
= x 100%
1124,83 665,41
= -5 %
A = g1– g2
= 0 – (-5)
= 5%
74
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
75
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
A.S 2
L =
100 2h 1 2h 2
2
A.S2 A.S2
C 399
5. 120 2
=
399
A.S 2
L =
960
15.(550) 2
960
L = 2S
200 h1 h 2
2
2S
399
A A
399
= 2.(120)
5
= 160,2 m (Tidak Memenuhi syarat)
76
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
960
L = 2S
A
960
2.550
5
L = 50 . A
= 50 .5 = 250 m
Oleh karena itu diisyaratkan panjang lengkung yang diambil untuk perencanaan
tidak kurang dari 3 detik perjalanan (sukirman)
L = V .t
1000
= 80 x 3
3600
= 66,667 m
77
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
4.4 Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PVI 1 ke bagian lengkung
A Lv
Ev =
800
5 . 180,45
=
800
= 1,12 m
Lv1
1. Sta. PLVI 1 = Sta. PVI 1
2
180,45
= (0 + 665,41)
2
= 0+575,185
Lv1
Elevasi PLV1 = Elevasi PVI 1 g1.
2
180,45
69,58 0 %
2
= 69,58 m
78
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
= 69,58 – 1,12
=68,46 m
Lv1
3. Sta. PTV1 = Sta. PVI 1
2
180,45
= (0 + 665,41)
2
= 0+755,635
Lv1
Elevasi PTV1 = Elevasi PVI 1 g 2.
2
180,45
= 69,58 - 5 %
2
= 65,069 m
79
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
80
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
46,60 69,58
= x 100%
1124,83 665,41
= -5 %
Elev.PVI 2 Elev E
g3 = x 100%
Sta. PVI 2 Sta E
46,60 69,58
= x 100%
1124,83 2274,97
= 0%
A = g2 – E
= (-5) – 0
= -5 %
81
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Letak penyinaran lampu dengan kendaraan dapat dibedakan atas 2 keadaan yaitu
:
AS 2
Lv =
120 3,5.S
5.(120) 2
120 3,5.120
82
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
120 3,5.S
Lv = 2 S
A
120 3,5.120
= 2.120
5
S<L
AS 2
Lv =
3480
5.(120) 2
3480
83
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
S>L
3480
Lv = 2 S
A
3480
= 2.120
5
AV 2
Lv =
380
5.(80) 2
380
= -84,21 m
dimana :
Lv = 50 . A
= 50 .-5
= -250 m
84
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
1000
80. x3
3600
= 66,67 m
4.8 Perhitungan Ev
Pergeseran vertikal dari titik PVI 2 ke bagian lengkung
A.Lv
Ev =
800
5x66,67
=
800
= -0,41 m
85
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Lv2
1. Sta. PLV2 = Sta. PVI 2
2
66,67
= (1 + 124,83)
2
= 1+091,495
Lv2
Elevasi PLV2 = Elevasi PVI2 g2.
2
66,67
= 46,60 5%
2
= 48,267 m
Lv2
3. Sta. PTV2 = Sta. PVI2
2
66,67
= (1 + 124,83)
2
= 1+158,165
Lv2
Elevasi PTV2 = Elevasi PVI 2 g3 .
2
66,67
= 46,60 0%
2
= 46,60 m
86
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
87
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
BAB V
Timbunan adalah jumlah volume tanah yang harus ditambahkan atau ditimbun
pada pada perencanaan geometric jalan yang bertujuan untuk menghasilkan muka
jalan yang baik dan rata. Pekerjaan timbunan ( fill) akan timbul jika muka jalan rencana
berada diatas muka tanah asli.
88
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Contoh :
89
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
=33,89 m2
Luas Timbunan = Luas II = Luas Segitiga
1
= 2 𝑥5,5706𝑥2,0408
= 5,6842 m2
Metode Koordinat
Menghitung luas penampang galian dan timbunan dengan metode koordinat
dapat dilakukan dengan memasukkan jarak dan elevasi titik rencana pada
gambar potongan melintang galian atau timbunan sehingga luasnya dapat
dihitung.
Contoh :
90
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Contoh :
91
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Penyelesaian :
92
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
Vol.
Timbunan Vol.Galian Kumulatif
Galian Timbunan Galian d Timbunan
Sta
rata - rata rata - rata (m)
(m³) (m³) (m³)
(m²) (m²) (m²) (m²)
A 589,430 0,000
573,915 0,000 50 57391,500 0,000 57391,500
1 558,400 0,000
1 558,400 0,000
559,260 0,000 36,7 55926,000 0,000 55926,000
ST 560,120 0,000
ST 560,120 0,000
583,770 0,000 49,8 58377,000 0,000 58377,000
2 607,420 0,000
2 607,420 0,000
612,790 0,000 50 61279,000 0,000 61279,000
3 618,160 0,000
3 618,160 0,000
595,915 0,000 50 59591,500 0,000 59591,500
4 573,670 0,000
4 573,670 0,000
549,025 0,000 50 54902,500 0,000 54902,500
5 524,380 0,000
5 524,380 0,000
469,755 0,000 49,7 46975,500 0,000 46975,500
6 415,130 0,000
6 415,130 0,000
325,370 0,000 49,7 32537,000 0,000 32537,000
7 235,610 0,000
7 235,610 0,000
236,430 0,000 18,5 23643,000 0,000 23643,000
B 237,250 0,000
B 237,250 0,000
218,180 0,000 18,5 21818,000 0,000 21818,000
8 199,110 0,000
8 199,110 0,000
156,630 0,000 49,7 15663,000 0,000 15663,000
9 114,150 0,000
9 114,150 0,000
62,015 1,865 49,7 6201,500 186,500 6388,000
10 9,880 3,730
10 9,880 3,730
4,940 20,170 50 494,000 2017,000 2511,000
11 0,000 36,610
11 0,000 36,610
0,000 62,935 50 0,000 6293,500 6293,500
12 0,000 89,260
12 0,000 89,260
0,000 96,995 49,9 0,000 9699,500 9699,500
13 0,000 104,730
13 0,000 104,730
0,000 92,330 49,8 0,000 9233,000 9233,000
TS 0,000 79,930
TS 0,000 79,930
0,000 66,035 35,9 0,000 6603,500 6603,500
14 0,000 52,140
14 0,000 52,140
0,000 65,535 50 0,000 6553,500 6553,500
15 0,000 78,930
Made Agus Ari Dwipayana 132
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
15 0,000 78,930
0,000 94,115 50 0,000 9411,500 9411,500
16 0,000 109,300
16 0,000 109,300
0,000 104,130 50 0,000 10413,000 10413,000
17 0,000 98,960
17 0,000 98,960
0,000 106,945 50 0,000 10694,500 10694,500
18 0,000 114,930
18 0,000 114,930
0,000 180,885 50 0,000 18088,500 18088,500
19 0,000 246,840
19 0,000 246,840
0,000 291,115 49,3 0,000 29111,500 29111,500
TS 0,000 335,390
TS 0,000 335,390
0,000 301,700 49,6 0,000 30170,000 30170,000
20 0,000 268,010
20 0,000 268,010
0,000 277,895 19,9 0,000 27789,500 27789,500
SC 0,000 287,780
SC 0,000 287,780
0,000 291,500 49,6 0,000 29150,000 29150,000
21 0,000 295,220
21 0,000 295,220
0,000 295,220 49,1 0,000 29522,000 29522,000
22 0,000 295,220
22 0,000 295,220
0,000 328,445 18,7 0,000 32844,500 32844,500
C 0,000 361,670
C 0,000 361,670
0,000 361,670 18,7 0,000 36167,000 36167,000
23 0,000 361,670
23 0,000 361,670
0,000 361,670 49,1 0,000 36167,000 36167,000
24 0,000 361,670
24 0,000 361,670
0,000 361,670 49,6 0,000 36167,000 36167,000
CS 0,000 361,670
CS 0,000 361,670
0,000 354,850 19,9 0,000 35485,000 35485,000
25 0,000 348,030
25 0,000 348,030
0,000 319,095 49,6 0,000 31909,500 31909,500
ST 0,000 290,160
ST 0,000 290,160
0,000 264,780 23,8 0,000 26478,000 26478,000
SL 0,000 239,400
SL 0,000 239,400
0,000 201,795 42,5 0,000 20179,500 20179,500
CT 0,000 164,190
CT 0,000 164,190
0,000 132,045 50 0,000 13204,500 13204,500
26 0,000 99,900
26 0,000 99,900
0,000 82,160 50 0,000 8216,000 8216,000
27 0,000 64,420
27 0,000 64,420
0,004 53,385 49,9 0,400 5338,500 5338,900
28 0,008 42,350
28 0,008 42,350
7,034 26,970 49,9 703,400 2697,000 3400,400
29 14,060 11,590
29 14,060 11,590
13,890 10,675 32,7 1389,000 1067,500 2456,500
D 13,720 9,760
D 13,720 9,760
15,130 9,330 32,7 1513,000 933,000 2446,000
30 16,540 8,900
30 16,540 8,900
20,535 7,300 49,9 2053,500 730,000 2783,500
31 24,530 5,700
31 24,530 5,700
24,500 9,870 49,9 2450,000 987,000 3437,000
32 24,470 14,040
32 24,470 14,040
24,115 10,665 50 2411,500 1066,500 3478,000
33 23,760 7,290
33 23,760 7,290
23,030 10,680 50 2303,000 1068,000 3371,000
TC 22,300 14,070
TC 22,300 14,070
21,090 12,945 42,5 2109,000 1294,500 3403,500
LS 19,880 11,820
LS 19,880 11,820
19,510 14,015 21,6 1951,000 1401,500 3352,500
34 19,140 16,210
34 19,140 16,210
17,095 11,045 50 1709,500 1104,500 2814,000
35 15,050 5,880
35 15,050 5,880
18,505 2,940 50 1850,500 294,000 2144,500
36 21,960 0,000
36 21,960 0,000
32,695 0,000 50 3269,500 0,000 3269,500
37 43,430 0,000
37 43,430 0,000
56,825 0,000 50 5682,500 0,000 5682,500
38 70,220 0,000
38 70,220 0,000
109,500 0,000 48,5 10950,000 0,000 10950,000
E 148,780 0,000
Total (m³) 535145,300 529737,000 137568,525
Selisih (m³) 5408,300
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Medan jalan yang didapat dari perhitungan diatas adalah medan Perbukitan.
Sehingga digunakan panjang 50 m untuk setiap segmen potongan
jalan,seharusnya didapatkan 53 potongan jalan termasuk potongan titik TS,
SC, CS dan ST.
Yang dimana pada medan perbukitan tersebut akan di rencanakan 3 tikungan
dengan tipe tikungan I yaitu S-S (Spiral-Circle-Spiral) tikungan II yaitu : S-
C-S (Spiral-Circle-Spiral) dan tikungan III yaitu : F-C (Full Cirle).
Dari analisis lengkung vertikal yang dilakukan, didapatkan lengkung vertikal
sebanyak 2 lengkung yaitu PPV1 Cembung, PPV2 Cekung.
Perhitungan galian dan timbunan tanah didapatkan total timbunan
529737,000 m3dan total galian 535145,300 m3maka terdapat kelebihan
timbunan sebesar 5408,300 m3.
6.2 Saran
Saran utama untuk memperbaiki laporan ini adalah manajemen waktu dalam
pengerjaan dan juga perencanaan muka jalan yang lebih optimal agar mendapatkan
perhitungan volume galian timbunan yang lebih efisien (mendekati nol), selain itu
diperhatikan juga untuk gambar potongan galian timbunan agar sebisa mungkin
sama dengan kondisi peta kontur yang sudah disediakan sehingga hasil laporan ini
lebih realistis dan lebih mendekati keadaan di lapangan.
Lebih kurang dari laporan ini dapat dikonsultasikan juga kepada dosen
pembimbing untuk memperbaiki laporan perencanaan geometrik jalan dan
ketelitian dalam perhitungan diharapkan lebih baik agar hasil gambar sesuai dengan
syarat–syarat ketentuan perencanaan jalan yang telah ditentukan dari referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Made Agus Ari Dwipayana 136
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana Perancangan Geometrik Jalan
LAMPIRAN