Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 (3A)
1. EVIATUL NAIMAH (201601003)
2. EKA NOVI PRATIWUI (201601004)
3. NURUL AINI AGUSTN (201601009)
4. MIMMA ULIM TARUSDA (201601013)
5. MONICA AGRITASARI (201601016)
6. MARIATUL KIPTYAH (201601022)
7. WISNU AJI NUGROHO (201601029)
8. RAHMAT HIDAYAT (201601030)
9. DINILAH AYU WANDARI (201601033)
10. INDAH ADIANTI (201601034)
0
KATA PENGANTAR
Puji Syukur terlimpahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang analisa resiko gempa bumi.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah tentang analisa resiko gempa bumi.
Selanjutnya tidak lupa kami mangucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, khususnya kepada :
1. Ns.M. Fatoni, S,kep., Mns
2. Teman-teman & semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
serta kelemahan bagaikan pepatah mengatakan “Tiada Gading yang tak retak”, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan sangat berguna untuk penyempurnaan
makalah ini dan semoga usaha kami ini mendapat ridho dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
2.7 Alat........................................................................................................................ 7
3.2 Saran................................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengetian gempa bumi ?
b. Apa saja alat pendeteksi gempa bumi ?
c. Apa saja macam-macam perlindungan diri pada saat gempa bumi ?
d. Apa saja data analisis pada resiko gempa bumi ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang analisis resiko gempa bumi
2. Tujuan Khusus
c) Mengetahui dan memahami macam-macam perlidungan diri pada saat gempa bumi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gempa bumi atau seisme adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh
tenaga dari dalam bumi.
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada
lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi akibat dari
adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara
tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber
dari alam maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes).
5
6. Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
2.3 Faktor
1. Faktor bahaya gempabumi yaitu percepatan getaran tanah maksimum (Peak Ground
Acceleration = PGA),
2. faktor kerentanan yaitu kepadatan penduduk perkecamatan,
3. faktor ketahanan yaitu IPM (Indeks Pembangunan Manusia) perkecamatan di Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
6
2. Scintilation Counter, pengukur gas radon yg aktif
3. Tiltmeter, pengukur pengangkatan atau penurunan permukaan bumi
4. Magnetometer, pengukur perubahan local medan magnit bumi
5. Pengukuran geodesi, baik dengan penggunaan GPS maupun Theodolit yg
digunakan untuk mengukur perubahan titik-titik triangulasi suatu patahan
6. Alat-alat laser, pengukur round trip travel time
7. Resistivity gauge, digunakan untuk mengungkapkan variasi konduktivitas 7 batuan
8. Creep meter, alat untuk mengukur gerak horizontal semua patahan
9. Gravimeter, pengukur gaya berat bumi
10. St raimeter, pengukur ekspansi dan konstraksi kerak bumi.
2.7 Alat
7
Dengan auto-reset speaker alarm yang sangat nyaring, mampu membangunkan orang
yang sedang tidur sehingga mendapatkan kesadarannya untuk cepat tanggap/bereaksi dan
segera berlindung ke tempat yang aman sebelum gelombang seismik yang merusak datang.
Alat ini mendeteksi P-wave menggunakan Tabung Sensor SMST. Ini sangat compact
dan portable. Casing-nya sangat kokoh dengan permukaan casing belakang yang simetris,
menjamin kesimetrisan posisi pada dinding bagi kesempurnaan dan keakuratan penerimaan
resonansi gelombang seismik.
Tempat pemasangan dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan. Cocok dipasang
pada semua jenis gedung (bertingkat maupun tidak), baik untuk fasilitas umum atau rumah
pribadi. Alat ini bersifat maintenance-free, bebas perawatan. Baterainya mampu bertahan
hingga 12 bulan dan mudah untuk diganti, dilengkapi tombol battery-check.
Alarm ini menggunakan sensor part teknologi berstandar internasional yang
berkualitas tinggi yang support untuk mendeteksi semua jenis gempa.
Bagi negara yang posisinya di antara lempeng bumi, seperti Jepang, gempa bumi
merupakan suatu gangguan yang hampir setiap hari terjadi. Untuk itu, diperlukan sistem
peringatan dini yang bisa diakses semua orang sebelum gempa terjadi. Citizen, produsen
jam asal Jepang, menangkap peluang ini dengan menciptakan Seismic Watch. peranti
tersebut merupakan alat deteksi gempa bumi berbentuk jam tangan dan jam dinding
analog. Di dalamnya, terdapat receiver EEW (early earthquake warning). EEW
merupakan sinyal early warning system gempa bumi yang telah lama diterapkan di
Jepang. Sistem sinyal itu dikelola Lembaga Meteorologi Nasional.
8
Sinyal tersebut dipancarkan oleh lebih dari seratus stasiun pemantau gempa yang
tersebar di seluruh negara tersebut. Dalam keadaan normal, Seismic Watch berfungsi
layaknya jam tangan biasa. Namun, ketika tiba-tiba menangkap sinyal EEW, ia akan
langsung menghitung besarnya gempa dan interval waktu hingga gempa datang.
Perhitungan ini berdasar data lokasi di mana jam sedang dipakai pemiliknya. Setelah
menghitung, jam langsung memperingatkan pemiliknya lewat bunyi alarm dan getaran.
Putaran jarum jamnya akan makin cepat sesuai dengan intensitas perkiraan gempa.
Sementara itu, jarum menit dan jarum detiknya akan memulai countdown hingga gempa
benar-benar tiba.
2.8 Analisa
a. Tingkat Risiko Bencana Gempa bumi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis tingkat risiko bencana gempa bumi
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan faktor dan indikator tingkat risiko bencana gempabumi. Identifikasi risiko
bencana gempabumi di lokasi penelitian yaitu wilayah MOJOKERTO dilakukan
berdasarkan pada 3 (tiga) faktor, yaitu faktor bahaya (hazard), dengan indikator PGA,
faktor kerentanan (vulnerability) dengan indikator kepadatan penduduk, faktor
ketahanan/kapasitas (capasity) dengan indikator rasio Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
2. Menghitung tingkat risiko bencana gempabumi dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya (faktor bahaya, faktor kerentanan dan faktor ketahanan). Kemudian
membaginya menjadi beberapa kelas menurut tingkatannya. Dalam
penelitianinipenetapanbanyaknyakelasdibagimenjadi 5, yaitusangattinggi, tinggi,
sedang, rendahdansangatrendah. Pembagian kelas menggunakan fitur data
classification dalam Arc GIS 9.1 dengan metode natural breaks.
3. Membuat peta risiko bencana gempa bumi.
9
gempabumi digunakan data IPM. Data kepadatan penduduk dan IPM yang didapat
selanjutnya dihitung nilai bakunya untuk menentukan indeks kerentanan dan ketahanan
wilayah tersebut apabila terjadi kejadian gempabumi. Kemudian ditentukan kelas
tingkatan kerentanan dan ketahanan di setiap kecamatan untuk dapat diketahui daerah
mana saja yang memiliki tingkat kerentanan dan ketahanan sangat rendah sampai sangat
tinggi.
Tingkat risiko bencana gempabumi dihitung berdasarkan nilai baku dari PGA,
kepadatan penduduk dan IPM dengan persamaan 3.5. Hasil perhitungan IRB untuk Kota
Mojokerto dapat dilihat pada tabel. Dengan cara yang sama dilakukan untuk kabupaten
dan kota yang lain kemudian disajikan dalam bentuk peta.
Wilayah dengan tingkat risiko bencana gempa bumi sangat tinggi terdapat di
Kabupaten Mojokerto.Wilayah dengan dengan tingkat risiko bencana gempa bumi yang
sangat rendah berada di daerah kota Mojokerto.
Tabel hasil perhitungan Indeks Risiko Bencana di salah satu kota di wilayah
penelitian.
Kota / Kecamatan Kepadatan IPM PGA Nilai Nilai Nilai IRB Tingkat
Kabupaten penduduk Baku Baku Baku
Penduduk IPM PGA
Kab. Mojoanyar 9096.00 75.93 47.79 6.92 1.45 2.04 3.52 Sangat
Mojokerto tinggi
Kab. Magersari 6879.00 75.93 43.62 5.58 1.45 1.85 2.99 Sangat
Mojokerto tinggi
Kab. Dlanggu 7570.00 75.93 42.31 5.99 1.45 1.79 3.11 Sangat
Mojokerto tinggi
Kab. Gedeg 6785.00 75.93 42.09 5.52 1.45 1.78 2.95 Sangat
Mojokerto tinggi
10
Kab. Gondang 6057.00 75.93 44.46 5.08 1.45 1.89 2.84 Sangat
Mojokerto tinggi
Kab. Puri 6919.00 75.93 42.06 5.60 1.45 1.78 2.98 Sangat
Mojokerto tinggi
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gempa Bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi, tidak dapat dicegah
dan ditentukan dimana lokasinya. Untuk melihat mekanisme dari gempa bumi dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System ( GPS ). Data GPS
dapat dengan baik melihat deformasi yang mengiringi tahapan mekanisme terjadinya gempa
bumi.
Studi mengenai tahapan mekanisme gempa bumi ini akan sangat berguna dalam
melakukan evaluasi potensi bencana alam gempa bumi, untuk memperbaiki upaya mitigasi
dimasa depan.
3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan kapan dan
dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
12
DAFTAR PUSTAKA
Triutomo, Sugeng. dkk. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
13