Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Setiadi, 2008).
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan
negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh
terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga
merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
B. FUNGSI KELUARGA
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat
dijalankan yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga (Mubarak,
dkk 2009).
2. Fungsi psikologis
memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga
(Mubarak, dkk 2009).
3. Fungsi sosialisasi
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan
meneruskan nilai-nilai budaya (Mubarak, dkk 2009). Fungsi sosialisasi
adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam
keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).
4. Fungsi ekonomi
mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dimana yang akan datang (Mubarak, dkk 2009).
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan
dan papan (Setiawati, 2008).
5. Fungsi pendidikan
menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang
dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya
(Mubarak, dkk 2009).
D. PERAN KELUARGA
Menurut Mubarak, dkk (2009) terdapat dua peran yang
mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal.
1. Peran Formal
Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait
sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga
membagi peran secara merata kepada para anggotanya seperti cara
masyarakat membagi peran-perannya menurut pentingnya
pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran dasar
yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu
antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga
perawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi,
memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran
terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan peran
sosial.
2. Peran Informal kelurga
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak
tampak, hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional
individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran
adapif antara lain :
a) Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi
kegiatan mendorong, memuji, dan menerima kontribusi dari
orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain dan
membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan
bernilai untuk di dengarkan.
b) Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang
terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan
kembali perbedaan pendapat.
c) Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide
baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan
kelompok.
d) Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik
dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
e) Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam
memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota
keluarganya.
f) Perawaatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat
anggota keluarga jika ada yang sakit.
g) Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim
dan memonitori kemunikasi dalam keluarga.
h) Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah
asing mendapat pengalaman baru.
i) Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat
keakraban dan memerangi kepedihan.
j) Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif.
Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.
E. STRUKTUR KELUARGA
Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantarannya adalah :
1. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
F. TIPE KELUARGA
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
d) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a) The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah
b) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri
.
c) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi
anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
d) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa
melelui pernikahan.
e) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami – istri (marital partners).
f) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
g) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama
atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
i) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya.
j) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
criminal dalam kehidupannya.
H. KEMANDIRIAN KELUARGA
Tingkat kemandirian keluarga (Depkes, 2006)
1. Keluarga mandiri tingkat I
a. Menerima petugas perawatan kesehatan kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
2. Keluarga mandiri tingkat II
a. Menerima petugas perawatan kesehatan. Kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang dibrikan sesuai dengan
rencana Keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar
d. Melakuka perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
3. Keluarga mandiri tingkat III
a. Menerima petugas perawatan kes. Kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang di
anjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
4. Keluarga mandiri Tingkat IV
a. Menerima petugas perawatan kes.kom
b. Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar
d. Melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang
dianjurkan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
g. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif