Professional Documents
Culture Documents
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini
mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan
oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak,
anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan
dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan
gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemapuan sosialisasi
dan kemandirian.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan
ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang
perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak..
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik si anak dari waktu ke waktu. Dilihat dari
tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh si anak. Meliputi sensorik (dengar,
lihat, raba,rasa, cium), motorik (gerak kasar, halus), kognitif
(pengetahuan, kecerdasan), komunikasi / berbahasa, emosi - sosial serta kemandirian
SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif
dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan
antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional
(kesehatan, pendidikan dan sosial).
Deteksi Dini Tumbuh Kembang
• Salah satu cara deteksi dini adalah dengan METODE SKRINING
• Skrining dapat dilakukan pada saat pemeriksaan rutin / anak berobat di RS atau praktek
Skrining perkembangan
Deteksi dini Tumbuh Kembang
Buku KIA
Denver II
Bayley Infant Neurodevelopmental Screener
SDIDTK Anak
Meliputi :
• Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
1. Pengukuran Berat badan dan Tinggi badan
2. Pengukuran Lingkar kepala
Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Balita dan Anak Prasekolah
0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12
bulan
15
bulan
18
bulan
21
bulan
24
bulan
30
bulan
36
bulan
42
bulan
48
bulan
54
bulan
60
bulan
66
bulan
72
bulan
Keterangan:
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Pada Anak
Prasekolah
Tujuan :
Mendeteksi secara dini adanya gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH) pada anak umur 36 bulan atas.
Jadwal :
Pemeriksaan atas indikasi kecurigaan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (GPPH)
Alat ; yang digunakan adalah formulir gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH)
10 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak
Cara deteksi dini menggunakan formulir formulir GPPH
• Ajukan pertanyaan dengan lambat. Jelas, nyaring, satu per satu perilaku yang
tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua / pengasuh
anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab
• Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir
deteksi dini GPPH
• Keadaan yang ditanyakan/ diamati ada pada anak dimanapun anak berada , misal
ketika dirumah., sekolah, pasar, toko, dll) ; setiap saat dan ketika anak dengan
siapa saja
• Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku aak selama dilakukan pemeriksaan.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
Interpretasi :
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai “ berikut ini dan
jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nulai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nulai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH
Intervensi :
• Anak dengan kemampuan GPPH perlu dirujuk ke rumah sakit yang mem tetapi memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan lebih lanjut
• Bila nanti total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu , jadwalkan pemeriksaan ulang 1
bulan kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang terdekat dega anak ( orag tua,
pengasuh, nenek, guru, dsb.
Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan :
Menemukan gangguan pendengaran sejak dini.
Dapat memberi intevensi sedini mungkin pada anak yang mengalami gangguan
pendengaran.
Jadwal
Setiap 3 bulan pada bayi umur 12 bulan
Setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas.
Tes dapat dilaksanakan oleh tenaga, Guru TK, Tenaga PADU dan petugas terlatih
lainnya.
Alat / sarana yang diperlukan adalah :
Instrumen TDD menurut umur anak
Gambar binatang (ayam anjing, kucing), manusia
Mainan (Boneka, Kubus, Sendok, Cangkir, Bola)
Cara melakukan TDD :
Menghitung umur anak dalam bulan
Memilih daftar pertanyaan sesuai umur anak
Pada anak umur 24 bulan :
semua pertanyaan harus dijawab orang tua/pengasuh anak.
Membacakan pertanyaan anak dengan jelas, dan berurutan.
Menunggu jawaban dari orang tua/ pengasuh
Jawaban “YA” jika menurut orangtua/pengasuh, anak dapat melakukannya satu bulan
terakhir.
Jawaban “TIDAK” jika menurut orangtua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu atau
tidak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir,
Pada anak umur 24 bulan atau lebih
Pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/ pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orang tua/pengasuh.
Jawaban “YA” jika anak dapat melakukan perintah orang tua/ pengasuh.
Jawaban “TIDAK” jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orang tua/
pengasuh.
Intepretasi
Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/ balita atau status/catatan medik anak, jenis
kelainan.
Intervensi
Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada .
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
Interpretasi :
Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat
mencocokan arah kartu “E” yang dipeganggnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang
ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
Intervensi
melakukan pemeriksaan ulang.
Bila pemeriksaan berikutnya, anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama dengan
kedua matanya, rujuk ke`Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang mengalami
gangguan (kanan, kiri, atau keduanya).