You are on page 1of 5

Jurnal Keperawatan

Community of Publishing in Nursing


(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN


TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HIV/AIDS
DI YAYASAN SPIRIT PARAMACITTA DENPASAR
1
I Gede Meyantara Eka Superkertia, 2Ika Widi Astuti, 3Made Pande Lilik Lestari
1,2 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Univesitas Udayana
3 Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali

ABSTRACT

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) is a chronic sexually


transmitted infection. HIV in addition to causing physical disorders, also can cause social disruption affects the
patient's life. One approach that is often used in assisting patients who have long suffered from HIV/AIDS is
through spiritual therapy. Spiritual therapies that do may indirectly increase the significance of spirituality patient
about his illness. This study aims to determine the relationship between the level of spirituality with the level of
quality of life in patients with HIV/AIDS in Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar. This research was a cross
sectional study conducted during one week. The sample consisted of 45 people were selected by purposive
sampling. Data collected by using a questionnaire of spiritual and quality of life to determine the level of spirituality
and level of quality of life of respondents. Based on Spearman Rank test showed p=0,000 means that there were a
correlation between the level of spirituality with the level of quality of life of patients with HIV/AIDS. With the r
value = 0,829. Based on these, foundation or LSM suggested to be more intensive in providing spiritual care for
people with HIV so that their quality of life will be better.

Keywords: Level of Spirituality, Quality of Life, HIV/AIDS

PENDAHULUAN tahun 2014 yaitu mencapai 39,9% (4.264


Human Immunodeficiency orang) (Yayasan Spirit Paramacitta
Virus/Acquired Immune Deficiency Denpasar, 2015).
Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah Penderita HIV atau AIDS di wilayah
satu penyakit infeksi menular seksual yang Denpasar sebagain besar melakukan
bersifat kronis. Menurut Direktorat Jenderal dampingan di Yayasan Spirit Paramacitta
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Denpasar. Yayasan ini berdiri sejak tahun
Lingkungan RI (2014), sejak tahun 1987 2001 yang memiliki fokus dan konsentrasi
sampai bulan Juni 2014 jumlah total terhadap gerakan penanggulangan HIV dan
penderita HIV di Indonesia mencapai AIDS di Bali dengan melakukan
142.950 orang dan AIDS sebanyak 56.623 pemberdayaan terhadap orang dengan
orang. Jumlah penderita HIV di Bali pada HIV/AIDS (ODHA) untuk melakukan
tahun 2014 mencapai 9.051 orang dan aktivitas sebagai bagian dari komunitas.
menempati peringkat ke-5 setelah Papua, Yayasan ini mendampingi ODHA yang
Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta. Bali berada di Seluruh Kabupaten di Bali. Dari
merupakan provinsi peringkat ketiga dengan tahun 2002 hingga 2014 jumlah dampingan
nilai prevalensi tertinggi setelah Papua dan ODHA mencapai 2.500 orang dengan
Papua Barat yaitu sebesar 109,52 per pemberian dukungan berupa dukungan
100.000 jumlah penduduk. Wilayah psikologis melalui konseling, dukungan
Denpasar merupakan Kota dengan jumlah informasi tentang infeksi oportunistik,
penderita HIV paling banyak di Bali pada kepatuhan terapi antiretroviral (ARV),
Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 49
Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

pemberian dukungan sosial dan pendidikan gejala/symptom dan dalam beberapa kasus
pada anak-anak yang orang tuanya terinfeksi dapat merubah prognosis penyakit.
HIV/AIDS. Setiap harinya, terdapat dua Terdapat empat hal yang diakui
hingga tiga pasien dengan ODHA sebagai kebutuhan spiritual yaitu proses
melakukan konsultasi di Yayasan Spirit mencari makna baru dalam kehidupan,
Paramacitta Denpasar (Yayasan Spirit pengampunan, kebutuhan untuk dicintai, dan
Paramacitta Denpasar, 2015). pengharapan (Fish & Shelly dalam Potter &
HIV selain menyebabkan gangguan Perry, 2005). Penemuan makna baru dalam
fisik, juga dapat menyebabkan gangguan kehidupan ini akan memfasilitasi pasien
sosial yang sangat berpengaruh terhadap HIV/AIDS untuk pengampunan terhadap
kehidupan pasien. Stigma negatif dan dirinya sendiri. Pemenuhan kebutuhan
diskriminatif dapat menghambat proses spiritual bisa merupakan hal yang sangat
penanganan penyakit HIV dan penyebaran sulit pada pasien-pasien HIV/AIDS oleh
epidemik HIV/AIDS. Stigma tersebut secara karena itu perawat dapat mengambil peran
tidak langsung dapat menurunkan kualitas penting.
hidup seorang pasien dengan HIV (Malcolm Berdasarkan studi pendahuluan
et al. 1998 dalam Brown, Trujillo, & terhadap sepuluh orang responden yang
Macintyre, 2001). berkunjung ke Yayasan Spirit Paramacitta
Rendahnya kualitas hidup pasien diperoleh bahwa tingkat spiritualitas pasien
HIV akan mempengaruhi kesehatan dari HIV/AIDS sebagian besar sedang yaitu
pasien itu sendiri. Peningkatan kualitas sebanyak enam orang dan tiga orang
hidup tidak hanya dapat dilakukan melalui memiliki tingkat spiritualitas yang rendah,
proses penyembuhan secara fisik, hal yang dilihat dari kualitas hidup sebagian besar
paling utama adalah meningkatkan pasien memiliki kualitas hidup yang sedang
pemahaman pasien tentang penyakitnya dan sebanyak lima orang dan tiga orang
merubah orientasi pemikiran pasien dari memiliki kualitas hidup yang rendah. Masih
kesembuhan menjadi kearah penyerahan diri terdapat pasien orang dengan HIV/AIDS
kepada Tuhan dan hubungan dengan orang (ODHA) yang memiliki kualitas hidup yang
lain (hubungan sosial). Salah satu rendah dan tingkat spiritualitas yang
pendekatan yang sering digunakan dalam rendah.Berdasarkan uraian di atas, maka
pendampingan pasien yang telah lama peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengidap HIV/AIDS adalah melalui terapi tentang hubungan antara tingkat spiritualitas
spiritual. Terapi spiritual yang dilakukan dengan tingkat kualitas hidup pasien dengan
secara tidak langsung dapat meningkatkan HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta
makna spiritualitas pasien tentang Denpasar.
penyakitnya. Spiritualitas merupakan bagian Tujuan dari penelitian ini adalah 1.
dari kualitas hidup berada dalam domain Mengidentifikasi karakteristik responden
kapasitas diri atau being yang terdiri dari HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta
nilai-nilai personal, standar personal dan Denpasar 2. Mengidentifikasi tingkat
kepercayaan (Univesity of Toronto, 2010). spiritualitas pasien dengan HIV/AIDS di
Pasien melaporkan bahwa praktek-praktek Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar. 3.
spiritual membantu meringankan Mengidentifikasi tingkat kualitas hidup
pasien dengan HIV/AIDS di Yayasan Spirit

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 50


Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

Paramacitta Denpasar 4. Menganalisis secara langsung diperoleh dari obyek


hubungan antara tingkat spiritualitas dengan penelitian (Riwidikdo, 2007), yaitu hasil
tingkat kualitas hidup pasien dengan kuesioner kualitas hidup dan spiritualitas.
HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta Jenis data yang dikumpulkan adalah data
Denpasar. kuantitatif yang berupa angka atau
presentase. Cara penumpulan data
METODE PENELITIAN menggunakan Instrumen yang digunakan
Jenis Penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu
Penelitian ini adalah deskritif kuesioner spiritualitas dan kuesioner kualitas
korelasional, yaitu penelitian yang hidup. Tingkat spiritual diukur dengan
digunakan untuk mengetahui hubungan dua menggunakan kuesioner WHO-Quality Of
variabel yang saling mempengaruhi Life-SRPB (Spiritual/Religion/Personal
(Sugiyono 2010). Pendekatan atau Beliefs). Tingkat kualitas hidup diukur
rancangan yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan kuesioner
ini adalah dengan menggunakan pendekatan WHOQOL-HIV BREF.
cross sectional, dimana dalam penelitian ini
variabel kualitas hidup dan spiritualitas Analisa Data
diambil secara bersamaan atau dalam waktu Analisa data yang digunakandalam
yang bersamaan. penelitian ini adalah analisa Analisis
univariat dilakukan dengan melakukan
Tempat dan Waktu Penelitian deskripsi data yaitu pada data kualitas hidup
Penelitian ini dilaksanakan di dan spiritualitas dengan cara menghitung
Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar selama prosentase dari kategori data. Kategori
satu minggu yaitu mulai dari tanggal 8 tingkat spiritualitas : spiritual rendah (0-15),
sampai dengan 15 juni 2015. spiritual sedang (16-24), spiritual tinggi (25-
40). Kategori tingkat kualits hidup : kualitas
Populasi dan Sampel hidup sangat buruk (31), kualitas hidup
Pada penelitian ini teknik sampling buruk (32-62), kualitas hidup biasa-biasa
yang digunakan dalam pengambilan sampel saja (63-93), kualitas hidup baik (94-124),
adalah nonprobability sampling yaitu kualitas hidup sangat baik (125-155) dan
purposive sampling. Purposive sampling analisis bivariat dalam penelitian ini
adalah suatu teknik penetapan sampel bertujuan untuk menguji hipotesis dalam
dengan cara memilih sampel diantara penelitian ini. Dalam penelitian ini variabel
populasi sesuai dengan yang dikehendaki data yang digunakan merupakan data
peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian) ordinal. Untuk mengetahui hubungan antara
(Nursalam, 2008). Sesuai dengan kriteria tingkat spiritualitas dan kualitas hidup di
inklusi dan eksklusi didapatkan sampel atas dilakukan uji korelasi dengan
berjumlah 45 orang. menggunakan uji rank spearman dengan
tingkat kemaknaan  = 0,05.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer. Data
primer dalam penelitian ini adalah data yang
Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 51
Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa


Waktu dan Tempat Penelitian terdapat hubungan searah yang sangat kuat
Penelitian ini dilaksanakan di antara tingkat spiritualitas dengan tingkat
Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar yang kualitas hidup pada pasien HIV/AIDS
berlokasi di Jalan Pulau Singkep Gang 10 (p<0,05). Terdapat hubungan searah yang
No.1, Denpasar yang berdiri sejak tahun sangat kuat antara tingkat spiritualitas dan
2001. Dan penelitia ini dilaksanakan selama tingkat kualitas hidup (p=0,000, p<0,05).
satu minggu yaitu tanggal 8-15 Juni 2015.
Karakteristik responden berdasarkan umur SIMPULAN DAN SARAN
sebagian besar responden berumur 20-35 Ada hubungan searah yang sangat
tahun yaitu sebanyak 30 orang (67%). kuat antara tingkat spiritualitas dan tingkat
Karakteristik responden berdasarkan jenis kualitas hidup (p=0,000, p<0,05).
kelamin sebagian besar responden berjenis Mengingat bahwa terdapat hubungan
kelamin perempuan yaitu sebanyak 28 orang yang sangat kuat dan signifikan antara
(62%). Karakteristik responden berdasarkan tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup
agama sebagian besar responden dalam pada pasien HIV, maka diharapkan kepada
penelitian ini beragama Hindu yaitu yayasan atau LSM agar lebih intensif dan
sebanyak 42 orang (93%). Karakteristik mempertahankan pelayanan spiritual bagi
responden berdasarkan status perkawinan para penderita HIV sehingga kualitas hidup
sebagian besar responden sudah menikah mereka akan lebih baik.
yaitu sebanyak 44 orang (98%). Untuk peneliti selanjutnya agar
Karakteristik responden berdasarkan mengembangkan penelitian tentang
pendidikan sebagian besar responden hubungan antara tingkat spiritualitas dengan
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 35 tingkat kualitas hidup pada pasien
orang (78%). Karakteristik responden HIV/AIDS dengan karakteristik sampel
berdasarkan pekerjaan sebagian besar yang homogen seperti faktor umur, tingkat
responden dalam penelitian ini bekerja pendidikan, dan pekerjaan sehingga hasil
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16 yang didapat lebih akurat.
orang (36%).
Tingkat spiritualitas Pasien DAFTAR PUSTAKA
HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2014).
Denpasar sebagian besar memiliki Statistik Kasus HIV/AIDS di
spiritualitas rendah yaitu sebanyak 24 orang Indonesia dilapor s/d Juni 2014.
(53%), spiritualitas sedang sebanyak 17 Kementrian Kesehatan RI: Jakarta
orang (38%) dan spiritualitas tinggi Yayasan Spirit Paramcitta. (2015).
sebanyak 4 orang (9%). Ringkasan Jumlah Klien Yang
Tingkat kualitas hidup pasien Didampingi Oleh Yayasan Spirit
HIV/AIDS di Yayasan Spirit Paramacitta Paramacitta Sejak 2002 s/d Oktober
Denpasar sebagian besar memiliki kualitas 2014. Denpasar
hidup tergolong biasa-biasa saja yaitu Brown, L., Trujillo, L., & Macintyre, K.
sebanyak 23 orang (51%), kualitas hidup (2001). Interventions to Reduce
buruk sebanyak 19 orang (42%) dan tingkat HIV/AIDS Stigma:WhatHave We
kualitas hidup baik sebanyak 3 orang (7%).

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 52


Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing
(COPING) NERS ISSN: 2303-1298

Learned?. New York Population


council.inc
University of Toronto, (2010). The Quality
of live model.
http://www.utoronto.ca/qol/concept
s. diperoleh tanggal 20 Januari 2015
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005).
Fundamentals of nursing: Concepts,
process, and practice. (6th ed).
Philadelphia. Mosby
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif & RBD.
Bandung: Alfabeta
Riwidikdo. (2007). Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka
World Health Organization. (2014). Sexually
Transmitted Infections. (online)
(http://www.who.int/topics/sexually
_transmitted_infections/en/, diakses
tanggal 12 Oktober 2014)

Jurnal Keperawatan COPING NERS Edisi Januari-April 2016 53

You might also like