You are on page 1of 2

Seorang G1P0A0, 21 tahun, usia kehamilan 31+1 minggu datang dengan keluhan keluar cairan

bening dari jalan lahir sejak kemarin malam pukul 23.00 wib. Pasien mengeluhkan keluar cairan
tidak disertai lendir darah. Pasien mengaku selama hamil tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
maupun jamu, dan pasien menyangkal pernah terjatuh atau terbentur di bagian perut. Kenceng-
kenceng teratur belum dirasakan, air ketuban dirasakan merembes, gerak janin masih terasa. Pasien
mengatakan pernah USG sebelumnya pada bulan Juli 2018 dengan hasil janin kembar.
Ketuban pecah dini (KPD) atau premature rupture of membran (PROM) merupakan suatu
keadaan dimana pecahnya selaput ketuban lebih atau sama dengan 6 jam sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu, pada usia kehamilan ≥ 37 minggu. Jika ketuban pecah pada usia
kehamilan < 37 minggu, maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur atau disebut
preterm premature rupture of membrane (PPROM). Dalam kasus ini, pasien tergolong KPD
karena ketuban sudah pecah sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit tetapi belum didapatkan
tanda-tanda inpartu (belum ada his dan belum ada pembukaan). Usia kehamilan pasien masih
preterm sehingga kasus ini tergolong KPD preterm atau PPROM.
Tampaknya tidak ada etiologi tunggal yang menyebabkan KPD. Berbagai faktor risiko
berhubungan dengan KPD, misalnya faktor kelainan selaput ketuban seperti selapt terlalu tipis,
kelainan letak janin dalam rahim (letak sungsang, letak lintang), mempunyai riwayat infeksi
menular seksual, memiliki riwayat persalinan prematur, riwayat ketuban pecah dini pada
kehamilan sebelumnya, perdarahan pervaginam, atau distensi uterus (misalnya pasien dengan
kehamilan multipel dan polihidramnion). Pada pasien ini, kemungkinan faktor risiko KPD yang
dimiliki adalah kehamilan ganda yang menyebabkan distensi uterus berlebihan. Kehamilan ganda
menyebabkan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan janin besar sehingga dapat terjadi defisiensi
nutrisi yang berakibat berkurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi selaput ketuban.
Diagnosis dari KPD ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan genital. Dari
anamnesis didapatkan pasien merasa keluar cairan secara tiba-tiba. Pada pasien kasus ini telah
mengeluhkan keluarnya air kawah tiba-tiba sejak 12 jam sebelumnya tetapi belum ada tanda-tanda
inpartu. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan vaginal touche untuk mengetahui kondisi persalinan.
Hasil yang didapatkan portio lunak tipis, OUE membuka satu jari, adneksa dan parametrium kesan
dalam batas normal, KK (+) menonjol teraba kepala turun di hodge 1, AK (+), STLD (-) dan
nitrazin test (+). Hasil ini menunjukkan bahwa pasien belum dalam persalinan. Selain itu,, hasil
nitrazin test (+) menunjukkan bahwa air ketuban telah mengalir keluar. Pada hasil pemeriksaan
USG didapatkan air ketuban janin I kesan habis, janin II kesan cukup.
Tatalaksana pasien KPD dengan usia kehamilan preterm adalah dengan konservatif
pertahankan kehamilan dan medikasi berupa antibiotik guna mengurangi risiko terjadinya infeksi
seperti korioamnionitis, mengurangi jumlah kelahiran bayi, dan mengurangi morbiditas neonatus
serta kortikosteroid untuk maturitas paru janin. Pada pasien diberikan antibiotik berupa injeksi
ampicillin sulbactam dan kortikosteroid berupa dexametason.

You might also like