Professional Documents
Culture Documents
disusun oleh
Yulinar 16.052.018.013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul Akhlak terhadap Lingkungan seperti yang diharapkan. Tak lupa pula
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Penulis sadar akan makalah ini yang masih memiliki banyak kekurangan
disebabkan pengalaman yang kurang dalam kegiatan ini. Harapan saya kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan demi sempurnanya makalah ini ke
depannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang ……………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………….2
Bab II : Pembahasan
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan….…………………………2
B. Cara Berakhlak Terhadap Lingkunga ………….……………………..5
C. Cara Menyikapi Bencana Alam ……...………………………………9
Daftar Pustaka………………………………………………………………13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Akhlak terhadap lingkungan ?
2. Bagaimana cara berakhlak terhadap lingkungan ?
3. Bagaimana cara menyikapi bencana alam?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan dengan manusia.
2. Untuk mengetahui sikap yang perlu dilakukan terhadap lingkungan.
3. Untuk mengetahui cara menyikapi bencana alam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Prinsip Islam selalu menyeimbangkan semua hal dalam kehidupan
manusia.Islam tidak mengizinkan manusia untuk lebih atau hanya memperhatikan
satu sisi dengan menghabiskan sisi yang lain.Ini bisa terwujud dalam prinsip atau
nilai-nilai Islam karena ia terbebas dari kekangan hawa nafsu dan diciptakan oleh
sang pencipta manusia, Dzat yang membuat hidup mereka mulia, mendapatkan
rahmat, dan hidayah demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat.
Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang indah,
kemampuan untuk berbicara, free will, dan kemampuan berjalan dimuka bumi, di
udara, dan di lautan dengan berbagai bentuk kendaraan. Disamping itu, mereka
juga mendapatkan anugerah rizqi yang berlimpah berupa makanan yang lezat dan
baik. Di tambah lagi keutamaan akal, pikiran, wahyu, Rasul, dan lainnya, serta
kemuliaan dan karomah jika taat kepada Allah.
b) Prinsip kedua
Manusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan bumi. Hal ini dapat
terimplementasi dalam beberapa hal sebagai berikut:
Belajar, mencari ilmu dan mengajar.
Menunaikan amar ma’ruf nahi munkar.
Berjihad dijalan Allah dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.
3
Mematuhi konsep dan aturan Islam dalam kehidupan yang
merupakan bentuk ibadah kepada Allah, serta mengikuti prinsip
musyawarah, keadilan, menolak kerugian, serta mewujudkan
kemaslahatan.
c) Prinsip ketiga
Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit dan
apa yang ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik
dengan memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat mendekatkan
diri kepada Allah sehingga memperoleh ridho-Nya. Akan tetapi, dalam
menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya, manusia tidak boleh
melampaui apa yang telah digariskan oleh Allah.
d) Prinsip keempat
Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan keutamaan-
keutamaan, meninggalkan hal-hal yang tercela dan berinteraksi dengan baik antar
sesama manusia dan lingkungannya.
e) Prinsip kelima
Interaksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah sebuah konflik ataupun
peperangan. Akan tetapi, interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah
ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan
yang menempatkan manusia dan alam lingkungn pada posisinya masing-masing.
f) Prinsip keenam
Ajaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam
berakidah, beribadah, mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal
hidup, serta kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam
kehidupan.
4
Prinsip-prinsip dasar diatas jika dilaksanakan dapat mewujudkan kebaikan
dan kebahagiaan bagi manusia. Karena prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar akhlak
dalam Islam berasal dari Allah SWT, sehingga tidak mengherankan jika prinsip-
prinsip dan nilai-nilai tersebut sesuai bagi kehidupan manusia, baik didunia
maupun diakhirat.
Oleh karena itu, orang-orang yang suka melakukan kerusakan dimuka bumi
harus di waspadai, sehingga Allah berfirman :
5
“Dan apabila ia (munafik) berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (QS. Al-Baqarah : 205)
Jika hari kiamat datang dan pada tangan seseorang diantara kamu terdapat
sebuah bibit tanaman, jika ia mampu menanamnya sebelum datangnya kiamat itu,
maka hendaklah iamenanamnya (HR. Ahmad & Bukhari)
Manakala pohon yang ditanam itu menghasilkan buah yang banyak, maka
pahala untuk orangyang menanam pohon itu akan lebih besar lagi, Rasulullah
SAW bersabda:
Lingkungan hidup yang bersih, indah dan nyaman merupakan dambaan bagi
setiap orang, karena itu harus dicegah adanya usaha untuk mengotori lingkungan,
karena itu Rasulullah SAW melarang "siapapun untuk membuang air di jalan,
tempat bernaung maupun dekat sumber air" serta "Takutlah kepada dua hal yang
dilaknati. Mereka (sahabat) bertanya: Apakah dua hal yang dilaknati itu, ya
6
Rasulullah?. Rasulullah SAW menjawab : orang yang membuang hajat di jalan
umum atau di bawah pohon tempat orang berteduh (HR. Muslim)
Jabir ra berkata: Rasulullah SAW telah melarang kencing dalam air yang
berhenti tidak mengalir (HR. Muslim).
5. Memelihara Tanaman
Ketika para sahabat telah menanam pohon kurma, mereka ingin agar pohon
itu tumbuh denganbaik dan menghasilkan buah yang banyak, tapi mereka agak
bingung bagaimana harus mengurusnya, karenanya mereka bertanya kepada nabi
tentang hal itu, namun nabi menjawab : "Kamu lebih tahu tentang urusan
duniamu". Kisah di atas menunjukkan bahwa pohon yang sudah ditanam harus
dipelihara dengan sebaik-baiknya, namun teknisnya diserahkan kepada masing-
masing orang sesuai denganperkembangannya. Dalam kaitan dengan memelihara
tanaman, penebangan pohonpun sedapat mungkin dihindari, kecuali bila hal itu
memang sangat diperlukan, itupun bila tidak menganggu lingkungan, ini berarti
harus sesuai dengan izin Allah Swt meskipun dalam keadaan perang, Allah Swt
berfirman:
Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang kafir) atau yang
kamu biarkan(tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan
7
izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang
fasik (QS. Al- Hasyr :5).
"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama rasanya.
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (zakat); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (QS.
Al-An'am : 141).
Hal yang juga amat penting untuk mendapat perhatian kita adalah
menggunakan air secara hemat, karenanya wudhu itu masing-masing dilakukan
maksimal tiga kali, meskipun wudhu pada air yang banyak, bahkan wudhu di
sungai sekalipun, karenanya Rasulullah berwudhu hanya menggunakan sedikit air,
hal ini tergambar dalam hadits:
"Adalah Rasulullah Saw berwudhu, dengan satu mud air (HR. Abu Daud
dan Nasa'l).
Datang seorang Badui kepada nabi Saw, kemudian bertanya kepada beliau
tentang wudhu,maka nabi Saw memperlihatkan padanya tiga kali, tiga kali, lalu
8
sabda: "Inilah wudhu, siapa yang lebih berarti telah berbuat keburukan dan
kezaliman (HR. Nasa'l, Ahmad dan Ibnu Majah).
Akibat dari perbuatan kebanyakan manusia yang ada saat ini, menjadikan
manusia itu sendiri kelabakan dalam menemukan solusi dan akan sadar saat
bencana itu terjadi.
Seperti sabda Rasulullah SAW, "siapa yang akan diberi limpahan kebaikan
dari Allah, maka diberi ujian terlebih dahulu. (HR. Bukhari Muslim)
Semua ujian haruslah kita hadapi dengan kesabaran, karena kesabaran adalah
sebuah tanda lulusnya sebuah ujian, seperti pada sebuah hadis : "Sungguh
menakjubkan perkara orang yang beriman seluruh perkaranya menjadi baik.
Ketika ditimpa musibah dia bersabar, itu memba'a kebaikan baginya. Dan ketika
mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu membawa kebaikan baginya. (Al-
9
Hadis). Atau Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.(QS. Al-Baqarah : 286)
Bahwa seberat apapun ujian yang berupa musibah alam raya ini, kita yakin
Allah pasti sudah proprosional dalam mengujinya dan tidak akan melebihi dari
kesanggupan dalam menjalaninya bagi orang yang tertimpa.
Apapun bentuk musibah yang di derita oleh seorang muslim, baik itu berupa
kesususahan, penderitaan maupun penyakit, Allah akan menghapus sebagian
kesalahan dan dosa, dengan demikian derajat para korban bencana akan mulia,
bagi yang meninggal dunia dia akan mati syahid dan bagi yang masih hidup
tentunya dengan kesabaran atas penderitaan itu Allah akan hapus sebagian
kesalahan dan dosa dosanya.
Kelima bagi kita yang tidak secara langsung mengalami musibah itu,
hendaknya kita jadikan peristiwa itu sebagai momentum untuk menyaksikan
kebesaran dan keagungan Allah, sehingga akan menguatkan iman kita pada sang
pencipta alam semesta. Marilah kita bayangkan apabila musibah itu menimpa diri
kita sendiri, keluarga kita, atau temen-teman kita, tentunya kita akan menderita
dan susah menjalani cobaan besar ini. Maka marilah kita bantu para korban
bencana semaksimal mungkin karena sekecil apapun bantuan itu akan sangat
berharga sekali bagi kehidupan para korban yang masih hidup. Kita berharap
musibah ini akan membawa kebaikan-kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua
berduka atas musibah ini. Kita semua harus mohon ampun atas semua dosa.
Namun, kita tidak boleh mengeluh dan bersedih berkepanjangan serta kehilangan
harapan pada Allah sembari bertobat dan mohon petunjuk Allah, mari kita baca
hikmah dan pembelajaran dari musibah ini.
Jalan terbaik menyikapi musibah adalah kita pasrahkan diri kita kepada
Allah Swt dengan sikap tawakkal dan tawaddhu' serta bersabar. Mudah-mudahan
banyak hikmah yang bisa kita petik dan ambil pelajaran dalam mengarungi
kehidupan ini.
10
Selain meneladani perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kita
harus menyikapi musibah yang terjadi dan menimpa kita dengan tetap ber-
husnuzhon kepada Allah Swt, berbaik sangka kepada-Nya dengan memandang
serba positif terhadap keputusan yang Allah ambil. Baik terhadap diri kita, orang
lain dan alam seluruhnya. Orang yang ber-husnuzhon terhadap Allah Swt
memiliki pandangan yang luas yang didasari oleh keimanan yang tangguh. Ia
meyakini bahwa segala keputusan atau takdir Allah baik berupa kesenangan
maupun yang menyusahkan tidak mungkin ditujukan-Nya untuk menyengsarakan
umat manusia. Keputusan Allah atas manusia tadi adalah bentuk dari pendidikan,
cobaan atau ujian untu kmengukur sejauh mana keimanan seseorang. Bagi yang
memiliki sifat husnuzhon kepada Allah Swt, bila ia mendapat ujian kenikmatan
tidak sombong tetapi tetap tawaddhu’ dan bila mendapat musibah di kala sulit
tidak berkeluh kesah, tetap kukuh berprasangka baik kepada-Nya. Karena Allah
tidak akan memberikan beban kepada umat-Nya diluar kemampuan. Hal ini Allah
tegaskan dalam firman-Nya : "Allah menghendaki kemudahan bagimu, bukan
kesusahan.(QS. Al-Baqarah : 185)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yang ada di langit dan di
bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13). Ini berarti
bahwa alam raya telah ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Semua yang ada di bumi
termasuk alam semesta diciptakan untuk manusia. Seharusnya kita menyadari
bahwa Allah manciptakan flora & fauna untuk kemanfaatan manusia, seperti
halnya, dengan mengambil manfaat dari buah-buahan. Karena itu kita harus
menjaga dan melestarikannya. Jangan sampai kita membuat kerusakan terhadap
flora & fauna.
Oleh karena itu marilah kita berakhlak baik kepada lingkungan yaitu
dengan menjaga, merawat dan melestarikannya sehingga akan terwujud
kehidupan yang aman damai sejahtera dan hal itu tentunya menjadi tujuan adanya
etika di dalam masyarakat baik berbangsa maupun bernegara.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh umat yang ada di dunia ini untuk senantiasa
berbuat baik dalam menjaga kelestarian alam agar tidak mendatangkan bencana
alam.
Sebagai hamba yang beriman sudah pasti mengetahui hakikat dari adanya
penciptaan alam di dunia ini, begitupun jika manusia itu ditimpa musibah dan
bencana, tujuan dari adanya hal tersebut ialah untuk mengingatkan manusia akan
kebesaran dan meyakini-Nya bahwa Allah menginginkan hambanya senantiasa
beribadah kepadanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13