You are on page 1of 6

A.

Akhlaq seorang anak kepada kedua orangtua

Orangtua adalah dua orang yang menjadi perantara Tuhan mengantarkan kita didunia ini. Mereka
mengemban tugas yang besar. Mendidik dan membimbing kita dari kita lahir atau mungkin dari saat
kita masih dalam kandungan Ibu hingga dewasa. Mereka selalu mengupayakan yang terbaik untuk
anak-anaknya, bahkan harus lebih baik dari orangtuanya. Orangtua mau bersusah payah dan
mengorbankan kesenangan mereka demi kebahagiaan anak-anaknya.

Dalam islam, anak adalah titipan Allah SWT yang harus dijaga, dirawat dan dibimbing seiring anak
mereka tumbuh dan berkembang. Maka orangtua mengemban tanggung jawab yang besar. Mereka
harus mendidik anak-anak mereka agar kelak menjadi anak yang shaleh shalehah dan
berkepribadian baik.

Jika orangtua berusaha bekerja keras mengerjakan kewajibannya, maka seorang anak pun
mempunyai kewajiban untuk memiliki akhlak yang baik kepada orangtuanya.

Berikut ini adalah kewajiban anak kepada orangtua :

1. Bertutur kata yang baik dan bersikap sopan

Sebagai seorang anak kita tidak boleh berkata kasar, apalagi membentak orangtua. Jangan bersuara
lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong saat
beradua pendapat dengan mereka. Bicaralah dengan nada lembut dan bahasa yang santun. Jangan
pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu, jangan sekali-kali meremehkan mereka.
Sesuai firman Allah dalam Qs. Al – Isra : 23

ٍّ ُ ‫سانًا إِ اما يَ ْبلُغ اَن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أَ َحدُ ُه َما أ َ ْو ك ََِل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫ف َو ََّل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَّل‬ َ ْ‫ضى َربُّكَ أ َ اَّل ت َ ْعبُدُوا إِ اَّل إِيااهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح‬
َ َ‫َوق‬
‫ك َِري ًما‬

“Dan Tuhanmu telah mewajibkan supaya kamu jangan menyembah selain dari pada – Nya dan
berbuat baiklah kamu kepada kedua ibu bapak .Apabila mereka atau salah seorang dari mereka
telah tua, janganlah kamu berkata kepada keduanya dengan perkataan “ ah “ dan jangalah engkau
gertak mereka tetapi ucapkanlah kepada mereka dengan kata – kata yang sopan lagi lembut”.

Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai dengan sikap
sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika pulang, tidak sekedar
seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap kurang ajar kepada orang tua.

2. Ringan tangan membantu

Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua, terutamanya Ibu
yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua, perkara-
perkara rutinitas keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Maka tidak ada salahnya
bagi kita untuk membantu meringankan beban orang tua tersebut, seperti halnya membantu
mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan rumah dan lain-lain. Walaupun
tidak setiap hari kita bisa membantu dalam meringankan pekerjaan-pekerjaan tersebut, tapi niscaya
itu akan membuat orang tua merasa bahagia.
Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita jalankan,
maka jangan menolak atau menunda-nunda. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir, sejak masih
bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Jadi tidak pantas ketika orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang
sanggup kita kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.

3. Bersikap Sabar dan Menahan Marah

Semakin bertambahnya usia orangtua, maka akan semakin ‘rewel’ sikap mereka, seperti anak kecil
lagi. Dikarenakan kondisi kesehatan yang sudah tidak prima lagi, terkadang orang tua semakin renta
usia mereka maka semakin sensitif dan mudah marah.

Dalam keadaan seperti ini kita harus berusaha untuk menahan diri dengan bersabar dan
mendoakan. Bahwasannya surga itu adalah tempat yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah
mereka yang dapat menahan marah. Bandingkan dengan kesabaran orang tua yang mengasuh kita
sejak kecil hingga dewasa, sabar menghadapi kebandelan kita, sabar menasehati kita, walaupun
mereka marah tetapi mereka masih merawat kita.

QS. Luqman [31] : 14 Ibnu Katsir


َ َ ‫ْٱل َمصي إ َ َّل َول َو ل َد ْي َك ل ْٱش ُك ْر َأن َع َام ْي ف َوف َصَٰ َُٰلهۥ َو ْهن َع َل َو ْه ًنا ُأ ُّمهۥ َح َم َل ْته ب َو ل َد ْيه ْٱْل‬
‫نسَٰ ََٰن َو َو َّص ْينا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”

Dan kita tidak diperbolehkan membuat orangtua kita marah. Karena kemarahan orangtua adalah
kemarahan Allah.
َ َ َ ْ ْ ْ ْ َ َ ْ
‫للا َوسخط ا َلو ِالد ْي نن نرض ِف للا نرض‬ ‫ر‬
ِ ‫)اليمذى رواه( الو ِالدين سخ ِط ِف‬.
Artinya: “Keridoan Allah terletak pada keridoan kedua orang tua dan kemurkaan

Allah terletak pada kemurkaan kedua orang tua.” (HR. at-Tirmidzi).

4. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua

Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan kerja
keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan perjuangan mereka
tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik, bahkan lebih baik dari mereka. Contoh
sikap tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah:

ü Mengahambur-hamburkan uang pemberian orangtua

ü Membolos sekolah

ü Mengeluhkan segala sesuatu yang diberikan orangtua

ü Membuang-buang makanan
5. Merawat Mereka Saat Usia Semakin Renta

Saat kita masih kecil hingga kita dewasa orang tua merawat kita dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan. Saat kita sakit sejak kita bayi hingga dewasa, orang tua menjaga kita siang dan malam.
Ingat bagaimana Ibu kita memandikan kita, menyuapi kita dengan telaten, memakaikan baju setiap
hari, mengajari kita hal-hal yang baik, mengganti popok kita, dan lain-lain.

Sekarang banyak anak-anak yang menaruh orang tuanya di panti jompo dikarenakan mereka lebih
memilih menghabiskan semua waktu untuk mengejar nafsu duniawi daripada mengurusi orangtua
mereka dihari tua. Padahal saat-saat seperti itu orangtua sangat membutuhkan bantuan. Apalagi jika
sudah sakit-sakitan. Sungguh kebanyakan orang tua akan nelangsa dengan perlakuan seenaknya
oleh anak yang mereka rawat dari kecil.

6. Mendoakan orangtua yang sudah meninggal

Bagi kaum muslimin yang mana kedua orang tua atau salah satunya meninggal, bahwasanya doa dari
anak yang sholeh begitu luar biasa memberi manfaat bagi orang tua yang telah meninggal.

Telah banyak hadist yang menerangkan tentang bagaimana kebaikan yang akan didapatkan orang
tua di kehidupan setelah mati jika memiliki anak-anak yang sholeh yang mau mendoakan mereka.
Dan shaleh ataupun shalehah itu harus diperjuangkan dengan cara taat pada Allah SWT dan
mengikuti tuntunan Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW.

Sebaliknya anak-anak yang tidak mau taat kepada perintah Allah dan sebaliknya gemar berbuat dosa
akibat meninggalkan shalat, berbuat maksiat, tidak mau belajar ilmu agama dan hal-hal yg dibenci
Allah serta RasulNya. Maka sang anak hanya akan memberikan beban berat yang harus
dipertanggung jawabkan orang tuanya di akhirat.

ü Mengurusi jenazahnya sebaik mungkin

ü Meneruskan silaturahmi yang dibina semasa hidup

ü Melunasi hutang-hutang mereka

ü Melaksanakan pesan-pesan sebelum meninggal

ü Mendoakannya

Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada. Dalam hal ini
menurut tuntunan ajaran islam sebagaimana yang disiarkan oleh rasulullah dari Abu usaid :

Artinya : Abu usaid berkata:

“Kami pernah berada pada suatu majelis bersama nabi, seorang bertanya kepada rasulullah: wahai
rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat
sesuatu kebaikan kepada kedua orang tuaku. “rasulullah bersabda: ”ya, ada empat hal :mendoakan
dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati / melaksanakan janji keduanya, memuliakan
teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang
kecuali karena kedua orang tua.”
B. Akhlaq seorang siswa kepada Guru atau Dosen

Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk
keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah
diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar
terhadap gurunya.

Bagaimanapun juga guru merupakan orang tua kedua kita setelah orang tua kita yang di rumah.
Mereka adalah orang tua kita saat kita berada di luar rumah. Jadi sebagaiman kita menghormati
orang tua kandung kita, maka kitapun juga harus menghormati guru kita.

Beberapa contoh etika murid terhadap guru, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Seorang siswa hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.

b. Seorang siswa hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau
berjumpa dengan beliau.

c. Seorang siswa hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa
gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil
manfaat dari beliau.

d. Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya
dan tidak melupakan jasanya.

e. Seorang siswa hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai
kasar dan keras.

f. Seorang siswa hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri,
hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya.

g. Jangan duduk sambil menengok kanan kiri kecuali untuk suatu kepentingan.

h. Seorang siswa hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal
yang tidak berguna.

i. Seorang siswa hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan
kepandaian kepada guru.

j. Seorang siswa hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru

k. Seorang siswa hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna

l. Jika guru berdiri, seorang murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.

m. Seorang siswa hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah
jalan.

n. Seorang siswa hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang
tidak berguna.

o. Seorang siswa hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru.

p. Seorang siswa sebaiknya tidak mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.
q. Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong
pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga
beliau selesai berbicara dan setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan dengan
sopan dan dalam bahasa yang baik.

r. Siswa haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.

s. Tidak menggunjingkan guru.

t. Mengamalkan yang diajarkan guru.

u. Murid harus mengamalkan tayamun (mengutamakan yang kanan). Ketika memberi sesuatu
kepada guru. Harus menjaga sikap wajar, tidak terlalu dekat hingga jaraknya terkesan mengganggu
guru.

v. Murid harus menunjukkan rasa berterima kasih terhadap ajaran guru. Melalui itulah ia
mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari. Ia memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Meskipun guru menyampaikan informasi yang sudah di ketahui murid, ia harus menunjukan rasa
ingin tahu tinggi terhadap informasi

w. Tetap bersilaturahmi walaupun sudah lulus.

Seperti disyiratkan dalam sabda Rasulullah SAW :

“Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dari kami, tidak
mengasihi orang yang lebih kecil dari kami dan tidak mengetahui hak orang alim dari
kami.” (HR.Ahmad, Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit. Ra)

“Pelajarilah oleh kalian ilmu, pelajarilah oleh kalian ilmu(yang dapat menumbuhkan) ketenangan,
kehormatan, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang yang kalian menuntut ilmu darinya.” (HR.
Thabrani dari Abu Hurairah. Ra)

Keuntungan mempunyai akhlaq baik kepada orangtua dan guru:

· Dekat dengan surga

· Hidupnya akan tenang dan nyaman

· Orangtua akan senang

· Tidak penuh kemarahan

· Terhindar dari azab

· Tidak mencemarkan nama diri sendiri, orangtua ataupun guru

BAB III

SIMPULAN
Orangtua adalah orang pertama yang mengasihi kita dari saat kita dalam kandungan Ibu hingga kita
tumbuh dan berkembang. Mereka adalah orang mulia pilihan Tuhan untuk mengasuh dan
membimbing kita.

Orangtua mengemban tanggung jawab besar untuk merawat dan menjadikan kita anak-anak yang
sholeh sholehah menurut tuntunan dalam Al-Quran dan perintah Allah SWT. Maka sebagai seorang
anak kita harus berbakti kepada orangtua dan tidak berperilaku tercela terhadapnya. Karena
merekalah kita berada didunia ini. Kita harus menghormati dan menghargai apa yang orangtua
lakukan. Walaupun orangtua kita sudah lanjut usia, kita harus merawatnya.

Dalam konteks berbuat baik kepada kedua orang tua, Al-Qur’an menganjurkan agar kita
melakukannya dengan cara “ihsān”. Ihsan artinya kita melakukan sesuatu lebih dari sekedar
kewajiban. Shalat lima waktu merupakan kewajiban, tetapi jika kita menambahnya dengan shalat-
shalat sunnah lainnya, maka itulah ihsan. Puasa Ramadhan adalah kewajiban, dan jika kita mampu
menambahnya dengan puasa-puasa sunnah, puasa Senin-Kamis misalnya, maka itulah ihsan.

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫ي ْال َم‬
‫عا َمي ِْن أ َ ِن ا ْش ُك ْر لِي َول َِوا ِلدَيْكَ ِإلَ ا‬
َ ‫صالُهُ فِي‬ َ ً ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْه ُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنا‬
َ ِ‫علَى َو ْهن َوف‬ َ ‫اإل ْن‬
ِ ‫ص ْينَا‬
‫َو َو ا‬
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu” (QS. Luqman / 31:14)

Begitu juga dengan guru atau dosen, mereka adalah orangtua kedua kita saat diluar rumah, maka
kita juga harus berbakti kepada mereka. Guru merupakan orang yang bejasa terhadap sang
murid.dengan kata lain guru merupakan orang yang mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada murid diluar bimbingan orang tua dirumah,sehingga akhlakul karima terhadap guru perlu di
rerapkan sebagaimana akhlak kita terhadap orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Marzuki. 2009. Prinsip Dasar Akhlaq Mulia. Yogyakarta:Debut Wahana Press.

Al-Qur’an dan Terjemah. 2010. Departemen Agama Republik Indonesia. Jakarta:CV Toha Putra.

You might also like