Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Proses pengungkapan pikiran dan gagasan melalui karya sastra puisi, baik
dalam bentuk tulisan maupun ketika karya puisi itu dibacakan sangat dipengaruhi
oleh diksi atau pilihan kata. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna atau situasi dengan gagasan yang ingin
disampaikan.
Penggunaan diksi dalam puisi tidak terlepas dari kosa kata. Agar seorang penyair
memperkaya diri dengan bacaan-bacaan lintas disiplin serta upaya yang tekun untuk
menyarankan kebaruan.
Setiap kata, frasa dan larik yang tertulis di dalam puisi hendaknya bukanlah
sekedar dekorasi semata, melainkan kata-kata yang dipilih itu dapat membekas di
benak pembaca. Membekasnya sebuah ucapan dalam puisi ini sebabkan oleh
pemilihan kata yang tepat sehingga mampu membangkitkan emosi dalam diri
pembaca.
Puisi adalah bahasa perasaan yang dapat memadukan suatu respon yang
mendalam dalam beberapa kata. Terciptanya sebuah puisi bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dikerjakan, semua itu membutuhkan proses atau tahapan di dalam
1
2
dalam terciptanya sebuah puisi. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan intensif
Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat merupakan salah
satu bentuk kegiatan kreatif yang dilakukan oleh manusia di dalam menjalankan
kehidupannya, baik itu dihadirkan dalam proses berfikir ataupun penelaahan penyair
terhadap suatu objek seni. Seiring dengan perkembangannya, puisi telah membingkai
seluruh aspek kehidupan manusia baik itu menyangkut persoalan moralitas, filsafah,
kata yang tidak sesuai dan membuat si pembaca menjadi sulit memahami pesan yang
ingin disampaikan. Hal itu dilakukan baik dari pelajar ataupun mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian
dengan judul “Analisis Diksi dalam Puisi Karangan Siswa Kelas VIII SMP
adalah bagaimanakah penggunaan diksi dalam puisi karangan siswa SMP Negeri 9
Banda Aceh?
3
diksi dalam menulis puisi agar puisi yang diciptakan dapat membangkitkan emosi
diksi pada puisi karangan siswa, mengetahui penggunaan diksi pada puisi
karangan siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 9 Banda Aceh dan
mendapatkan data penggunaan diksi pada puisi karangan siswa kelas VIII
dijadikan masukan untuk penulisan puisi dengan menggunakan pilihan kata yang
fisik puisi. Selain itu dapat dijadikan bahan masukan bagi guru khususnya guru SMP
4
agar lebih kritis dan seksama dalam melihat bakat siswa menggunakan pilihan kata
diyakini kebenarannya oleh peneliti. Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam
1) Analisis adalah usaha mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan
2) Diksi adalah kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dan cocok untuk
situasi tertentu.
3) Puisi karangan siswa adalah bentuk puisi karangan siswa kelas VIII Semester
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab 1 pendahuluan berisikan latar belakang,
operasional dan sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori terdiri dari
pengertian diksi, jenis-jenis diksi, syarat-syarat diksi, pengertian puisi, struktur puisi,
ciri-ciri puisi, jenis-jenis puisi, bahasa puisi, dan pembelajaran puisi di SMP. Bab III
terdiri dari metode penelitian. Bab IV pembahasan, merupakan inti dari penelitian
yang akan membahas tentang analisis diksi dalam puisi karangan siswa kelas VIII
SMP Negeri 9 Banda Aceh. Bab V penutup, terdiri dari simpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction diartikan sebagai choise and use of
words. Diksi disebut pula pilihan kata. Diksi merupakan hal yang sangat diutamakan dalam
puisi untuk menentukan ketepatan makna. Menurut Sayuti (2008:143), diksi merupakan
salah satu unsur yang ikut membangun keberadaan puisi berarti pemilihan kata yang
dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan yang bergejolak.
Finoza (2006:89), mengatakan bahwa diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan berbahasa. Keraf, (2008:24)
menambahkan bahwa diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata yang
Aminuddin, (2013:78) diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras yang memiliki
memperoleh apa yang diharapkan. Kata-kata yang ditulis harus mempertimbangkan makna,
komposisi bunyi, ritma, irama, kedudukan kata di tengah kata lainnya, dan kedudukan kata
yang dilakukan penyair dalam puisinya. Pemilihan kata dalam puisi mempertimbangkan
berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk puisinya itu
bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya, sekalipun maknanya tidak
berbeda.
6
7
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan salah satu
unsur terpenting di dalam puisi. Diksi adalah pilihan kata yang tepat dari hasil memilih
kata-kata yang memiliki keindahan untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan yang
bergejolak. Kata-kata yang ditulis dalam puisi harus mempertimbangkan berbagai aspek
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam membuat sebuah
puisi sehingga dapat dipahami oleh pembaca ataupun pendengar. ketepatan pemilihan kata
akan sangat berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah puisi. Jenis diksi
1. Denotasi
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk
pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau defenisi
2. Konotasi
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi,
atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan
biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus
atau defenisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan
sebenarnya.
8
3. Kata Abstrak
Kata abstrak dalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar
digambarkan kerena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-
kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk). Pertalian (kuantitas,
abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
4. Kata Konkrit
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau
diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kota konkrit
menunjuk kepada barang-barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman. Kata kokrit
digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi
5. Kata Umum
Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-
kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan.
6. Kata Khusus
khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh kata
7. Kata Ilmiah
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-
8. Kata Popular
Kata populer adalah kata-kata yang umum digunakan oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata populer:
9. Jargon
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam
Contoh jargon: sikon (situasi dan kindisi), pro dank on (pro dan kontra), kep (kapten),
prof (professor).
Kata slang adalah kata-kata nonstandard yang informal, yang disusun secara khas,
bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata salng juga merupakan kata-
kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang: eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh kata
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud
atau struktur bahasa Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, musik.
13. Idiom
yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara
10
logis atau secara gramatikal dengan bertumpu pada makna kata-kata yang
Semua hal yang dilakukan dalam kehidupan ini haruslah memiliki syarat standar
agar pelaksanaan perbuatan tersebut dapat diterima dengan baik. Sama halnya diksi atau
pilihan kata, agar tercipta kata yang sesuai dengan konteks dibutuhkan dua syarat yaitu
Penggunaan kata yang tepat dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan harus menguasai kosakata secara maksimal agar dapat mengungkapkan gagasan
secara tepat. Berikut Syarat-syarat ketepatan pilihan kata menurut Keraf (2008:88-89).
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi secara cermat, denotasi yaitu makna
kata yang sebenarnya dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi yaitu dapat
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: raya,
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaan, misalnya: inferensi
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika
tepat di dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih.
11
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang spesifik, misalnya: bunga (kata umum), tulip (kata khusus).
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal
dari Bahasa inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam Bahasa
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat. Kata abstrak misalnya:
ketepatan pelihan kata saja. Kesesuaian kata adalah pemilihan kata yang dipergunakan
diinterpretasikan, hasilnya banyak kata, frasa maupun klausa yang dianggap kurang
tepat diucapkan.
12
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poeisis yang berarti
penciptaan. Dalam bahasa Inggris puisi disebut poetry yang erat dengan poet dan poem.
Mengenai kata poet. Coulter (dalam Tarigan, 2008:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal
dari bahasa Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Istilah ini lama-lama menjadi
semakin sempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun
menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata
kiasan. Puisi merupakan bentuk pengungkapan seorang penyair terhadap perasaannya. Pada
dunia puisi tidak ada batas dalam imajinasinya. Penulis atau pengarang bebas menceritakan
Waluyo, (2000:22) puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif.
Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan bahasa kias dan makna lambang
konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan
Mafrukhi, (2016:71) mengatakan bahwa puisi adalah jenis karya sastra yang
berbentuk singkat berisi kata-kata indah yang digunakan penyair untuk mengekspresikan
gagasan dan pikirannya. Penyair memilih kata-kata yang tepat dan disusun dengan sebaik-
baiknya, sehingga antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan
adalah sebuah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan
sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa puisi adalah bahasa yang “tersaring”.
Samosir (2013:19) mengatakan bahwa puisi adalah sebuah ciptaan manusia berupa
ungkapan jiwa yang ditampilkan secara ekspresif, dituangkan dalam bentuk bahasa indah,
rangkaian bunyi yang anggun, dan memiliki daya tarik bagi para pembaca. Semi (2005:9)
mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran
Pradopo (2005:6) menyatakan puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Setiap kata mengandung berbagai makna sehingga mampu mewakili kalimat
yang hendak diungkapkan oleh penulis. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat
mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagian, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan genre sastra
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan yang padat dan berirama dalam bentuk larik
dan bait dengan banyak menggunakan bahasa konotatif. Puisi juga mampu menggambarkan
ketuhanan. Oleh sebab itu, puisi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan alam
sekitarnya.
14
pembangun yang dapat membuat puisi menjadi hidup. Struktur merupakan keseluruhan
yang bulat, yaitu bagian-bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar
struktur itu. Sebuah struktur menyiratkan adanya unsur-unsur pembentuk. Puisi adalah
sebuah struktur yang kompleks yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan erat.
Struktur puisi dibedakan menjadi dua, yaitu struktur batin dan struktur fisik.
Struktur batin adalah unsur pembangun puisi yang bersifat tersirat atau terkandung dalam
setiap kata, larik, dan bait puisi. struktur batin puisi terdiri dari tema, rasa, nada, dan
amanat. Struktur fisik merupakan hal yang terlihat atau tersurat dalam puisi, sehingga
secara lahiriah dapat ditangkap oleh indra pembaca. Struktur fisik puisi terdiri atas: diksi,
Struktur fisik puisi atau disebut pula metode puisi, adalah sarana-sarana yang
berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama
fisik puisi adalah diksi, bahasa kias (figurative language), pencitraan (image), dan
adalah diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, dan tipografi.
1. Diksi
merupakan hasil pertimbangan baik itu dalam makna, susunan bunyinya, maupun
hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya. Kata-kata dalam
puisi bersifat konotatif. Makna dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu dan
mempunyai efek keindahan. Bunyinya harus indah dan memiliki keharmonisan dengan
kata-katanya. Cara menyusun urutan kata-kata bersifat khas karena teknik penyair
yang satu dengan penyair lainnya berbeda. Perbedaan teknik itu berupa cara menyusun
urutan kata, baik urutan dalam tiap baris maupun urutan dalam suatu bait puisi.
a. Pembendaharaan Kata
menunjukkan ciri khas penyair. Selain memilih kata-kata berdasarkan makna yang
akan disampaikan dan tingkat perasaan serta suasana bantinnya, penyair juga
dilatarbelakangi oleh faktor sosial budaya penyair. Maka tidak heran jika penyair
satu dengan yang lain berbeda dalam memilih kata-katanya. Suasana perasaan
penyair, kadar emosi, cinta, benci, rindu, dan sebagainya menentukan pemilihan
kata.
meskipun maknanya tidak berubah oleh pemindahan tempat itu. Menurut Waluyo
dalam menyusun urutan kata. Berikut contoh puisi yang bersifat duka karya Chairil
Anwar:
16
Pada puisi di “yang terempas dan yang putus” susunan kata-kata dalam puisi
tersebut tidak dapat diubah walaupun perubahan itu tidak mengubah makna. Penyair
magis tidak hilang maka penyair tidak mengubah urutan katanya. Jika kalimat
/menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin/ diganti dengan /juga menggigir di
mana ruang yang kuingin/, maka nada sedih sedih yang ditimbulkan dalam puisi di
gaib yang mampu memberikan sugesti kepada pembaca, agar pembaca dapat
17
merasakan isi puisi yang dibaca atau didengar. Berikut contoh puisi yang memiliki
daya sugesti
Tuhanku /Dalam termangu /aku masih menyebut namaMu /Biar susah sungguh
(“Doa”, 1943)
Pada puisi “doa” Kata-kata: /cayamu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam
sunyi/, /hilang bentuk/, /remuk/, /mengembara di negeri asing/, /di pintuMu aku
mengetuk/, /aku tidak bisa berpaling/, kata-kata ini mampu mensugesti pembaca.
Untuk menyatakan bahwa penyair ragu terhadap Tuhan, penyair cukup menyatakan
2. Pengimajian
pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau
imajinasi. Menurut Siswanto (2008:118) imaji dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (1) imaji
suara (auditif), (2) imaji penglihatan (visual), dan (3) imaji raba atau sentuh (imaji
taktil). Imaji ini membangun puisi seolah-olah pembaca dapat merasakan apa yang
dialami penulis puisi. Berikut contoh imaji suara (auditif) pada puisi “Rakyat” karya
Hartojo Andangdjaja.
18
Rakyat
3. Kata Konkret
Menurut Sukino (2010:127) kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh
penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan
maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Kata yang dapat ditangkap dengan indra
yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
Gadis peminta-minta
seorang pengemis gembel, maka penyair menggunakan kata-kata “gadis kecil berkaleng
kecil”. Lukisan itu lebih konkret daripada “gadis peminta-minta” atau “gadis miskin”.
Untuk melukiskan tempat tidur pengap di bawah jembatan yang hanya dapat untuk
sosok”. Untuk memperkonkret dunia pengemis yang penuh kemayaan, penyair menulis:
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna
(Waluyo, 2000:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam majas
20
antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi,
5. Versifikasi
Versifikasi menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi
pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. rima mencakup (1) onomatope
(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutardji
C.B.) (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya
Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. Berikut ini salah satu contoh
lirik puisi yang menggunakan persamaan bunyi dalam puisi menyesal karya Ali
Hasjmy.
Menyesal
Ciri-ciri yang dapat dilihat dari bentuk puisi adalah perwajahan. Perwajahan ini
adalah pengaturan dan penulisan kata, larik, dan bait dalam puisi. Menurut Aminuddin
visual dalam puisi dan menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu.
Aspek tipografi biasanya lebih mudah ditangkap oleh pembaca puisi karena
tipografi dapat diamati secara kasat mata. Menurut Waluyo (2000:97) mengatakan
bahwa tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan
drama. Bentuk-bentuk tipografi dalam sebuah puisi berguna untuk menumbuhkan kesan
tersendiri di dalam puisi, seperti halnya seorang penyair pujangga baru yang menulis
Rasa baru
Zaman beredar!
Alam bertukar!
Memperbaharu
Segala laku,
22
Biar terbuka
Segenap Rasa
yang tidak dapat dipisahkan dengan struktur fisik. Makna struktur batin itu dengan
istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi yakni: tema (sense), perasaan
(felling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca puisi (tone), dan amanat
(intentioni).
1. Tema (sense)
Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang dan menjadi dasar bagi
puisi yang diciptakan penyair. Tema puisi berhubungan erat dengan penyairnya,
mengemukakan bahwa setiap puisi mengandung suatu “subject metter” itulah yang
dimaksud dengan istilah tema. Tema merupakan gagasan pokok tersirat dalam
suatu batin. Tema dalam puisi harus bersifat lugas, objektif, dan khusus.
2. Perasaan (felling)
Rasa adalah sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung
dalam puisinya (Tarigan, 2008:11). Perasaan penyair ikut serta dalam puisi. oleh
23
karena itu, suatu tema yang sama sering kali menghasilkan puisi yang berbeda
3. Nada (tone)
Nada dalam puisi adalah sikap penyair kepada pembaca (Jabrohim, 2003:66).
Hal ini sesuai dengan pernyataan Tarigan (2000:18) bahwa nada adalah sikap sang
penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para
mengejek, menasihati, atau menyindir meski kadang sikap itu disamarkan melalui
4. Amanat (Intentioni)
Amanat atau tujuan dalam puisi ialah hal yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisinya. Amanat berbeda dengan tema. Dalam puisi, tema berkaitan
dengan arti sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra. Arti puisi
bersifat lugas, objektif, dan khusus sedangkan makna bersifat kias, subjektif, dan
umum (Jabrohim, 2003:67). Amanat dalam sebuah puisi dapat bersifat interpreatif,
artinya setiap orang mempunyai penafsiran makna yang berbeda dengan yang lain
(Waluyo, 2000:131).
Karya sastra berkembang dalam bentuk prosa, puisi, dan drama. Karya sastra adalah
karya yang inkonvensional atau menyimpang dari pola karya sastra pada umumnya. Setiap
penyair menulis puisi dengan corak khas puisi pada jaman kepenyairannya. Setiap periode
e. Puisi-puisi imajisme banyak ditulis; dalam puisi ini banyak digunakan kiasan,
alegori ataupun parable (seperti Dewa Ruci, Pariksit, Nabi nuh, dan
sebagainya);
Puisi diciptakan dengan berbagai unsur bahasa, estetika yang saling melengkapi
sehingga terbentuk makna yang bertautan (Djojosuroto, 2005:11). Puisi adalah bentuk
karya sastra yang paling tua, sejak kelahirannya puisi sudah memiliki ciri-ciri yang khas.
Walaupun puisi mengalami pekembangan dan perubahan setiap periodenya, namun bentuk
karya puisi memang dikonsep oleh penciptanya sebagai puisi yang dapat membangkitkan
emosi pembaca.
25
kebebasan menelusuri gaun-gaun rindu terhadap sang kekasih, tanah air, Tuhan, dan
tema lainnya.
Berbagai macam puisi tercipta dengan tema beragam dan menjadi wadah puisi-puisi
yang semula hanya sekumpulan kata yang tidak berarti menjadi sekumpulan kata yang
hidup dan bermakna. Waluyo (2000:135-144) jenis-jenis puisi adalah sebagai berikut:
Cleanth Brooks (dalam Waluyo:2000), menyebut adanya puisi naratif, dan puisi
deskriftif. Klasifikasi ini berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan
a. Puisi naratif adalah jenis puisi yang mengungkapkan suatu kisah, cerita atau
pengalaman penyair.
b. Puisi lirik merupakan jenis puisi yang mengungkapkan lirik atau gagasan pribadi
penyair. Penyair menyuarakan pikiran dan perasaannya lebih berperan dalam puisi
lirik ini. Jenis puisi lirik meliputi elegi, ode, dan serenada. Elegi merupakan jenis
puisi yang mengungkapkan perasaan duka, kecewa atau kesedihan. Ode adalah
sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Serenada merupakan jenis puisi yang
c. Puisi deskriptif merupakan jenis puisi yang mendeskripsikan kesan terhadap suatu
Puisi auditorium atau puisi mimbar adalah puisi yang cocok dibacakan di
auditorium, di atas mimbar, atau di depan oaring banyak. Keindahan dan semangat yang
terdapat dalam jenis puisi ini semakin bergelora ketika dibacakan dengan suara lantang,
sebagaimana layaknya seseorang yang sedang berpidato. Sedangkan puisi kamar adalah
puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua pendengar saja.
David Daiches (dalam Waluyo:2000) menyebut adanya puisi fisik, puisi platonik,
dan puisi metafisik. Puisi fisikal bersifat realistis, artinya mengambarkan kenyataan apa
adanya. Sesuatu yang dilukiskan adalah kenyataan dan bukan gagasan. Puisi platonik
adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual atau kejiwaan. Puisi
Puisi metafisikal adalah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca
merenungkan kehidupan dan ketuhanan. Puisi religius di satu sisi dapat disebut sebagai
puisi platonik (menggambarkan gagasan penyair) dan di sisi lain dapat pula disebut
W.H. Hudson (dalam Waluyo:2000) menyatakan adanya puisi subyektif dan puisi
objektif. Puisi subjektif disebut juga puisi personal, yakni puisi yang mengungkapkan
gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri penyair. Sedangkan puisi objektif
27
disebut juga puisi impersonal, yakni puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri
5. Puisi Konkret
Puisi konkret adalah puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan
bentuknya dari sudut penglihatan. Dalam puisi konkret, tanda baca dan huruf-huruf
sangat potensial membentuk gambar yang memiliki arti. Gambar wujud fisik yang
Puisi diafan atau puisi polos adalah puisi yang kurang sekali menggunakan
pengimajian, kata konkret, dan Bahasa figurative sehingga bahasanya mirip dengan
bahasa sehari-hari (Waluyo, 2000:140). Biasanya para pemula dalam hal ini menulis
puisi cenderung menghasilkan karya dalam jenis ini. Mereka belum mampu
Puisi gelap adalah puisi yang terlalu banyak menggunakan majas dan sukar untuk
verifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu
Puisi parnasian adalah puisi yang diciptakan karena ilmu pengetahuan dan bukan
didasari oleh inspirasi karena adanya mood dalam jiwa penyair. Puisi inspiratif adalah
puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau passion. Penyair benar-benar masuk
8. Puisi Stanza
Stanza adalah kumpulan larik sajak yang menjadi satuan struktur saja ditentukan
oleh jumlah larik, pola mantra, atau rima, dan bait. Jenis puisi stanza biasanya terdiri
atas 8 baris. Stnanza berbeda dengan oktaf, karena oktaf terdiri atas 16 atau 24 baris.
angkatan 66. Puisi-puisi demonstrasi adalah endapan dari pengalaman fisik, mental, dan
emasional selama para penyair terlibat dalam demonstrasi 1966. Puisi pamflet juga
mengungkapkan protes sosial. Disebut puisi pamflet karena bahasanya adalah bahasa
pamflet. Kata-kata yang muncul biasanya berupa proses pemikiran atau perenungan
yang mendalam.
10. Alegori
memberikan nasihat tentang budi pekerti dan agama. Jenis puisi alegori yang terkenal
adalah parabel yaitu dongeng perumpamaan. Cerita berbingkai seperti “Panca Tantra”,
Puisi sebagai salah satu bentuk kreasi seni, menggunakan bahasa sebagai media
pemaparnya. Bahasa di dalam karya sastra, lebih-lebih bahasa puisi, berbeda sifatnya
dengan bahasa sehari-hari yang dititikberatkan pada kepentingan praktis saja Djojosuroto
(2005:13). Puisi memiliki bahasa yang khas. Hal ini dikarenakan bahasa dalam puisi
29
merupakan bentuk idiosyncratic di mana tebaran kata yang digunakan merupakan hasil
Bahasa puisi bersifat konotatif. Konotasi yang dihasilkan bahasa puisi lebih banyak
kemungkinannya daripada konotasi yang dihasilkan bahasa prosa dan drama. Oleh sebab
itu, puisi sulit ditafsirkan maknanya secara tepat tanpa memahami konteks yang dihadirkan
dalam puisi. puisi diciptakan penyair dalam suasana perasaan, pemikiran, dan citarasa yang
Penyimpangan bahasa dalam puisi sering menjadi ciri dari suatu angkatan atau
periode sastra. Penyimpangan bahasa itu disebabkan bahasa puisi bersifat tidak stabil.
Menurut Geoffry (dalam Waluyo, 2000) ada Sembilan jenis penyimpangan bahasa yang
1. Penyimpangan Leksikal
2. Penyimpangan Semantis
Makna dalam puisi tidak menunjuk pada suatu makna, tetapi menunjuk pada
makna ganda. Makna kata-kata tidak selalu sama dengan makna dalam bahasa
sehari-hari.
3. Penyimpangan Fonologis
Dalam puisi Chairil Anwar “Aku”, kata “perih” diganti dengan “peri”.
30
4. Penyimpangan Morfologis
5. Penyimpangan Sintaksis
Kata-kata dalam puisi tidak membangun kalimat, tetapi membangun larik atau
baris. Larik-larik puisi tidak harus berupa kalimat karena makna yang
6. Penyimpangan Dialek
sesuai sering kali penyair menggunakan dialek. Bila dialek ini diungkapkan
7. Penyimpangan Register
Register adalah ragam bahasa yang digunakan kelompok atau profesi tertentu
dialek profesi. Seringkali dialek profesi tidak diketahui secara luas oleh
pembaca, apalagi jika register itu diambil dari bahasa daerah yang kurang
8. Penyimpangan Historis
9. Penyimpangan Grafologis
Dalam menulis kata-kata, kalimat, larik, dan baris, penyair sengaja melakukan
penyimpangan dari kaidah bahasa yang biasa berlaku. Huruf besar dan tanda-
interaksi yang terjadi, baik antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran tersebut, tejadi aktifitas belajar yang telah direncanakan oleh
Salah satu materi yang diajarkan di SMP adalah menulis puisi. Menulis puisi adalah
suatu kegiatan intelektual, yakni kegiatan yang menuntut seseorang harus benar-benar
cerdas, menguasai bahasa, mempunyai wawasan luas dan peka perasaannya. Menulis puisi
bermula dari proses kreatif, yakni mengembangkan fakta-fakta emprik yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk puisi. untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, kita harus
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif. Artinya data yang dianalisis dan
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah
generalisasi.
data dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh
tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri atas 2 kelas paralel yaitu kelas VIII-1 dengan
jumlah siswa 26 orang dan kelas VIII-2 dengan jumlah siswa 24 siswa. Jumlah
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan Teknik tes. Tes
dilakukan untuk memperoleh data tentang penggunaan diksi dalam puisi karangan
siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh. Tes yang diberikan berupa tes unjuk
32
33
kerja dalam bentuk essai. Siswa diberi tugas untuk menulis puisi karangan sendiri
Kriteria Penilaian
puisi
3 tipografi
Jumlah 100
Jika siswa memiliki nilai efektif >65, maka siswa tersebut dianggap telah mampu
menggunakan diksi dalam puisi secara tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik atau
prosedur analisis diksi yang terdiri dari beberapa langkah antara lain:
1) Mengidentifikasi kesalahan
bahwa diksi yang digunakan dalam puisi karangan siswa sesuai dengan kaidah
dengan cara membaca puisi yang akan dianalisis, menandai penggunaan diksi
34
yang kurang tepat dalam puisi tersebut, dan memastikan bahwa penggunaan
diksi itu benar-benar salah atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa.
2) Mendeskripsikan kesalahan
3) Menerangkan kesalahan
4) Mengevaluasi kesalahan
5) Menyimpulkan
BAB IV
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh yang
berjumlah 50 siswa. Data dalam penelitian ini penulis dapati dengan cara membaca
semua lembaran hasil puisi karangan siswa. Adapun data penulis maksud adalah
lembaran kerja siswa dalam menulis puisi. setelah hasil kerja siswa dikumpulkan
penulis menganalisis satu persatu sesuai dengan penggunaan diksi dalam puisi
tersebut.
bait puisi
puisi
Hasil penelitian yang akan disajikan yaitu hasil analisis penggunaan diksi
dalam puisi karangan siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh. Adapun seluruh
jumlah data ialah 100 data penggunaan dari 150 data, yaitu penggunaan pemilihan
kata yang tepat sebanyak 50 penggunaan, kesesuaian diksi dengan makna kata pada
36
tiap bait puisi sebanyak 27 dan tipografi penulisan kata, larik, dan bait dalam puisi
sebanyak 23.
Dalam melakukan analisis penggunaan diksi dalam puisi karangan siswa kelas
VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh, penulis membaca dan menganalisis penggunaan
diksi dalam puisi karangan siswa tersebut dilakukan dengan cara mengurutkan
penggunaan diksi yang benar dan salah berdasarkan aspek penelitian yang telah
dijelaskan pada teknik pengolahan dan analisis data. Sesuai dengan judul penelitian,
maka berikut ini penulis akan menjelaskan penggunaan diksi yang benar dan salah
Data satu
Guru
Guruku
kaulah jembatanku
engkaulah pahlawanku
Guruku
kaulah sahabatku
Analisis:
Pada bait pertama ketepatan pemilihan kata sudah tepat dan pada bait kedua
Makna dalam puisi di atas tersampaikan dengan menarik dan indah. Makna
katanya pun dapat dicerna dengan baik. Pilihan kata dalam puisi ini
Tipografi pada puisi di atas cukup menarik. Penulisannya rata kiri. Bagian kanan
tulisan terlihat tidak teratur. Pada setiap awal kalimat dan baris tanpa ada tanda
baca. Puisi terdiri dari 2 bait yang baitnya tidak terdapat kesamaan dalam tiap
baris.
Guru
guru
guru
guru
Penjelasan:
Pada bait pertama ketepatan pemilihan kata sudah tepat, Bait kedua ketepatan
pemilihan kata sudah tepat dan pada bait ketiga, larik kedua ketepatan pemilihan
Makna dalam puisi di atas tersampaikan dengan menarik dan indah. Makna
katanya pun dapat dicerna dengan baik. Pilihan kata dalam puisi ini
Tipografi pada puisi di atas tidak terdiri dari 4 baris pada tiap baitnya. Melainkan
terdiri dari 5 baris pada tiap baitnya. Selain itu, setiap baris tidak diawali dengan
huruf kapital. Puisi terdiri dari 3 bait yang bait 1 baris ke 2 dan bait ke 3 baris ke 4
Data empat
Guru
oh guruku
oh guruku
Penjelasan:
Bait ketiga
Makna dalam puisi di atas tersampaikan dengan menarik dan indah. Makna
katanya pun dapat dicerna dengan baik. Pilihan kata dalam puisi ini
Tipografi pada puisi di atas tampak jelas berbentuk pola segi tiga dari bait pertama
Data lima
Guru
Penjelasan:
Data enam
Guru
Guru
Engkaulah pahlawanku
Menjadi bisa
Guru
Dengan menghadapiku
Guru
Penjelasan:
Data tujuh
nya untuk bisa jadi pandai dan guru tidak lelah dan capek
penjelasan:
Data delapan
Guru
penjelasan:
Data sembilan
guruku
oh guru…
oh guru…
44
penjelasan:
Data sepuluh
Guruku
guruku…
guruku…
yg selalu menasehatiku
guruku…
penjelasan:
45
Data sebelas
Guruku
wahai guruku…
oh guruku…
penjelasan:
guru
Guru
oh…guruku…engkaulah pahlawanku
dan susah patah dlm engkau mengajarku dari aku bodoh hingga pintar
Data empat belas, lima belas, enam belas, dan tujuh belas
Tanah Airku
tanah airku…
tanah airku
jamrut di pucuk-pucuk
penjelasan:
48
Tanah Airku
Tanah airku
Oh tanah airku
Penjelasan:
49
Tanah Airku
Tanah airku
Oh tanah airku
Penjelasan:
Tanah Airku
Indonesia adalah tanah airku tercinta tidak bisa kita lupakan seumur hidup para
Cut nyak dien adalah pahlawan indonesia yang sudah berperang membela
Penjelasan:
50
Guru
Guru
Oh guruku…
Terimakasih guruku
Penjelasan:
Guru
guru ku tersayang
guruku tercinta
ada dihatiku…
penjelasan:
Data dua puluh empat, dua puluh lima, dua puluh enam, dua puluh tujuh, dua puluh
delapan
Guru
penjelasan:
oh guru
engkaulah selama ini yg elah mengajariku dari aku tak bisa sampai
oh, guruku engkau bagai pelita dalam hidup kami, yang tidak bisa kami lupakan.
Engkau tak pernah bosan untuk mengajari kami, walaupun terkadang kami pernah
Penjelasan:
53
Guru
guruku
terima kasih guru engkau telah memberi ilmu kepada kami semua
Penjelasan:
Guru
kaulah pahlawanku
kaulah patriotku
tidak berguna
penjelasan:
Guru
penjelasan:
Guru
Oh guruku
Oh guruku
Menghadapi kami
Terimakasih guruku
Penjelasan:
Guru
Oh guruku
Penjelasan:
Guru
Oh guruku
Oh guruku
Oh guruku
Demi kami
Oh guruku
Penjelasan:
Guru
Guruku
guruku
Cita-citaku
Demi cita-citaku
Cita-citaku
Berlari
Ku tembus duri
Dahulu
Ku gapai cita-cita
Ku peluk
59
Bersama cia-citaku
Ke depannya nantik
Ku kejar cita-citaku
Tanah Airku
Kaulah indonesiaku
Dengan keanekaragaman
Indonesia tercinta
Penjelasan:
Tanah Airku
Kita lahir di Indonesia dan dibesarkan di Indonesia tapi kita harus membela
negara kita jangan sampai kita dijajah oleh negara yang tidak bertanggung
jawab kita tidak boleh lemah dan kita tidak boleh bodoh karena kita harus
Penjelasan:
Daftar Pustaka
--------. 2002. Teori dan Apresiasi Puisi. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Semarang Press.
61
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nurgiantoro. 2005. Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University press.