You are on page 1of 9

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen : Ir. Subaryono, MA, Ph.D.

“Rencana Penyusunan Topik Penelitian”

Oleh:

Herlina
18/434759/PTK/12322

Program Studi Magister Teknik Geomatika


Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2019
Daftar Isi

Daftar Isi .............................................................................................................................................. 1


I. Topik Penelitian ....................................................................................................................... 2
II. Latar Belakang ........................................................................................................................... 2
III. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
IV. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................................. 5
V. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................... 5
VI. Metodologi Penelitian ............................................................................................................ 5
VII. Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 8

1
I. Topik Penelitian
Rencana topik penelitian yang akan dilakukan adalah Analisis Laju Erosi Dan
Sedimentasi Serta Persebarannya di Sungai Cijolang Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
Citanduy Menggunakan Model Geospatial Interface For Water Erosion Prediction
Project (GeoWepp).

II. Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Dasar Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi
Tanah dan Air, Konservasi Tanah dan Air adalah upaya perlindungan, pemulihan,
peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan sesuai dengan kemampuan
dan peruntukan lahan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan
kehidupan yang lestari. Upaya konservasi tersebut memerlukan bangunan air
penunjang seperti bendungan, waduk dengan fungsi utama menahan air lebih lama di
darat yang dapat membantu menyelesaikan masalah banjir, erosi, sedimentasi dan
kekurangan air irigasi serta peningkatan suplai air baku.

Beberapa permasalahan terkait konservasi tanah dan air pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) Citanduy adalah adanya erosi dan sedimentasi. Pada lokasi tebing di
sejumlah titik aliran sungai Citanduy cukup terjal, sehingga berpotensi besar
menyebabkan longsoran tebing sungai, yang pada akhirnya akan meningkatkan
potensi sedimentasi di sungai Citanduy. Alih fungsi lahan menjadi kawasan
pemukiman dan budidaya lahan kering yang akan meningkatkan nilai erosi, dan pada
akhirnya akan berpengaruh pula terhadap besaran sedimentasi. Terdapat sejumlah
lahan kritis dan sangat kritis pada sejumlah lokasi di kawasan Catchment DAS.
Meskipun sebagain besar lahan pada kawasan catchment DAS Citanduy berada pada
kemiringan lereng kurang dari 8%, tetapi lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng
lebih dari 25% persentasenya juga cukup besar dan berpotensi erosi. Sebagian besar
DAS Citanduy berada pada pusat aktifitas penduduk, yaitu pemukiman, pertanian dan
industri. Sehingga berpotensi lahan menjadi pemukiman dan industri sehingga
tantangan konservasi di masa yang akan datang akan semakin besar

2
Penyebab permasalahan erosi dan sedimen di kawasan DAS sangat bervariasi,
baik yang disebabkan oleh fenomena alam maupun oleh faktor manusia dan begitu
juga dengan permasalahan sedimen yang terjadi di kawasan DAS Citanduy harus
dilakukan secara komprehensif antara 3 faktor utama, Secara struktural, vegetatif dan
rekayasa , serta rekayasa sosial kependudukan yang berada pada lokasi DAS Citanduy.
Dalam rencana penelitian ini dilakukan penanganan secara rekayasa dengan
pemodelan yaitu dengan memprediksi laju erosi dan sedimentasi memprediksi laju
sedimentasi dengan cepat dan tingkat akurasi yang dapat dipercaya, sehingga proses
sedimentasi dapat dideteksi sejak dini dan dapat dilakukan upaya-upaya
pencegahannya.

GeoWepp merupakan generasi baru dalam teknologi prediksi erosi tanah yang
dikembangkan. Dari model sebelumnya yaitu USLE dan RUSLE (Flanagan et al, 2007)
GeoWepp memiliki desain untuk mengakomodasi kekurangan yang belum ada di
model sebelmnya yaitu USLE dan RUSLE. GeoWepp memiliki keunggulan yaitu:
1) Model dapat diaplikasikan pada lokasi kompleks dengan variasi situasi dan
topografi;

2) Model dapat memprediksi erosi dan kejadian hujan tungggal dan rata-rata ;

3) Model dapat mengestimasi pada wilayah alur, hillslope atau watershed;

4) Mengestimasi bagian desposisi pada impoundments;

5) Mudah digunakan jika data untuk parameter sudah lengkap.

(Flanagan et al, 2001)

Keterbatasan data dalam perhitungan laju erosi dan adanya tuntutan konservasi
memungkinkan penggunaan model efisien dilakukan. Terdapat beberapa metode USLE,
penggunaan lebih mudah dan sering digunakan. Namun memiliki kekurangan yaitu
hanya bisa menghitung besaran erosi dalam unit tertentu dengan ciri tanah dan jumlah
hujan selama beberapa tahun, USLE juga kurang sesuai diperuntukan pada unit DAS
dengan ciri topografi kompleks, model selanjutnya SWAT memiliki rumus yang
memodifikasi USLE dengan menambahkan debit aliran dalam perhitungan erosi. SWAT
memiliki kekurangan yaitu aspek unit analisis yang merupakan overlay dari data lereng,

3
tanah, penggunaan lahan yang relatif batas di lapangan sulit ditemukan, teknik SWAT
dalam beberapa kasus diterapkan pada ciri konservasi pendekatan vegetatif (Mello et al,
2016).

Dari beberapa kekurangan tersebut belum mampu menggambarkan alur


perencanaan konservasi pada DAS yang kompleks, penerapan konsep yang runtut dari
skala regional hingga detil mengarahkan penerapan pada model GeoWepp dengan
input parameter memperhitungkan iklim, tanah, topografi, manajemen dan praktek
pengelolaan lahan (Flanagan dan Nearing 1995 Morgan 2005). Model GeoWepp
dianggap mampu digunakan dalam kompleksitas denga satuan anailisis hillslope yang
menyusun DAS Citanduy dengan kompleksitas ciri topografi dan sesuai diterapkan
untuk wilayah pertanian intensif (Mello, et al, 2016)

III. Rumusan Masalah


Erosi dan sedimentasi pencegahannya berhubungan dengan konservasi sumber
daya air. Upaya yang sering dilakukan bukan pencegahan, namun tindakan setelah
terjadinya erosi dan sedimentasi. Beberapa pencegahan melalui prediksi juga sudah
dilakukan. Model GeoWepp diperlukan untuk suatu analisis mengenai permasalahan
tersebut selanjutnya dikombinasikan dengan parameter penyebab erosi dan
sedimentasi. Hasil pemodelan mengenai laju erosi dan sedimentasi merupakan
prediksi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai
kebijakan revitalisasi.

4
IV. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dari kegiatan penelitian ini adalah
1) Bagaimana mekanisme penerapan konsep analisis pada perencanaan
konservasi tanah dan air di DAS Citanduy dengan aplikasi GeoWepp?
2) Bagaimana karakteristik model prediksi laju erosi dan sedimentasi
menggunakan GeoWepp?

V. Tujuan Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah untuk
mengetahui arah pergerakan erosi dan sedimentasi dan besarnya muatan yang dibawa
oleh Sungai Cijolang pada DAS Citanduy serta persebarannya. Sedangkan tujuan
khusus dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan penilaian area prioritas penanganan konservasi tanah di DAS
Citanduy dari hasil prediksi GeoWepp
2) Memvisualisasikan persebaran hasil prediksi menurut prioritas
penanganannya.
3) Merancang alteratif skenario konservasi tanah pada satuan DAS

VI. Metodologi Penelitian


Berdasarkan parameter yang akan digunakan, penyebab terjadinya erosi adalah
interaksi kerja antara iklim, topografi, vegetasi, tanah dan manusia, model
matematiknya sebagai berikut:

Sehingga metodologi penelitian yang dilakukan secara garis besar dapat dilihat pada
gambar berikut:

5
Mulai

Persiapan Studi Literatur


dan Observasi Awal

Pengumpulan Data

Data Geospasial Sesuai Parameter


Model Matematik Erosi

Karakteristik
Tanah Karakteristik
Peta RBI Skala Penggunaan Karakteristik Iklim
1:25.000 Peta Bentuk Lahan DAS Citanduy
Lahan

Data Stasiun 1. Curah Hujan Harian


Peta Vegetasi DAS Peta Penutup
DEM Sungai Peta Tanah Klimatologi DAS 2. Suhu Max Harian
Citanduy Skala 1: 10.000 Lahan
Citanduy 3. Suhu Minimum Harian

DEM File ASCII


Tanah File ASCII Basis Data Basis data Pengelolaan Penutup Lahan file
Tanah format txt Pembuatan Database
Lahan File .txt ASCII

Climate Generator

Running GeoWEPP

Sebaran dan Laju


Validasi Nilai RMSE
Erosi DAS Citanduy

Unit Hillshade Prioritas


Lereng Prioritas

Perencanaan
Pengelolaan Lahan
Secara Teknis dan
Vegetatif

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

6
Penjelasan diagram alir metodologi penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1) Persiapan
Tahapan persiapan dimulai dengan mempelajari bahan- bahan kepustakaan, yang
relevan yang sesuai dengan permasalahan konservasi tanah dan air dan teori tentang
model GeoWepp. Berbagai sumber penelitian- penelitian, jurnal artikel, buku dan
peraturan- peraturan juga dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan dalam persiapan
penelitian ini.
2) Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data dengan mempertimbangkan parameter model
matematik.. Data yang akan dikumpulkan diantaranya data kuantitatif berupa data
curah hujan harian serta suhu maksimum dan minimum. Selanjutnya data geospasial
dari beberapa karakteristik penyusun setiap parameter kemudian diidentifikasi data
geospasial apa saja yang akan dikumpulkan diantarnya data geospasial setiap
parameter iklim, topografi, vegetasi dan tanah. Untuk data kualitatif yaitu berupa data
pengelolaan lahan oleh dinas terkait ataupun masyarakat sekitar wilayah studi.
3) Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan semua data dikonversikan ke dalam database dan format ASCII
atau txt sesuai ketentuan. Kemudian dilakukan pengolahan pada software untuk
kemudian dilakukan pemodelan prediksi dari parameter berupa data dasar yang
diperlukan topografi, iklim, tanah dan praktik pengelolaan lahan
4) Analisis Hasil Pengolahan
Tahapan analisis berupa hasil pengolahan tersebut kemudian divalidasi dengan data
observasi. Kemudian direpresentasikna sebaran secara spasial lokasi erosi dan
sedimentasi secara kuantitaf. Selain itu disusun skenario konservasi tanah dan air yang
berkelanjutan.

7
VII. Daftar Pustaka

Flanagan, D. C., J. E. Gilley, and T. G. Franti. 2007. Water Erosion Prediction Project
(WEPP): Development History, Model Capabilities, And Future Enhancements. Trans. ASABE
50(5) : p.1603-1612.

Mello, C.R., Norton, L.D., Pinto, L.C., Beskow, S., dan Curi, N. 2016. Agricultural
Watershed Modeling : A Review For Hydrology And Soil Erosion Processes. Ciência e
Agrotecnologia 40(1):7-25, Jan/Feb. 2016.

Undang Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi
Tanah dan Air

You might also like