You are on page 1of 2

Kelompok 3 AJ 1 B20:

Astin Genakama
Vania Pangestika P
Yayuk Ratnasari
Ribka Puteri S
ANALISA KASUS

Kasus

Suatu hari ada seseorang bapak-bapak dibawa ooleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit
di Kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu
bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan
berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bbulan
terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 kg dari berat badan semula, Tn. A ini
merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan
jarang pulang, Tn. A kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan Tn. A masuk UGD kemudian
dari dokter untuk diopnamen di ruang penyakit dalam karena kondisi Tn. A yang sudah
sangat lemas. Keesokan harinya dkter yang menangani Tn. A melakukan visit kepada Tn. A
dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya
meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah di dapatkan hasil
pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat
tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit
penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk
menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut,
perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan
bingung memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan frustasi,
tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.

Identifikasi masalah

1. Perawat menyampaian kondisi mengenai kondisi pasien dan penyakitnya kepada


keluarga pasien bukan kepada pasien.
2. Keluarga pasien meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak
memberitahukan penyakitnya kepada pasien.
Menyampaikan berita buruk pada pasien adalah salah satu tanggung jawab seorang
petugas medis yang harus dikerjakan dalam praktek pelayanan kesehatan. Menyampaikan
berita buruk merupakan ketrampilan komunikasi yang paling penting dan menantang.
Terdapat kewajiban secara sosial dan moral bagi petugas medis untuk bersikap senditif dan
tepat dalam menyampaikan berita buruk. Jika petugas medis tidak menyampaikan secara
tepat, komunikasi tetang berita buruk akan berakibat pada munculnya perasaan
ketidakpercayaan, kemarahhan, ketakutan, kesedihan atau pun rasa bersalah (Wahyuliati,
2016).

Penyampaian informasi/berita buruk kepada pasien adalah hal yang penting karena :

1. Sebagian besara pasien memang ingin mengetahui apa yang sedang terjadi pada
dirinya
2. Sebagian besar pasien ingi mengetahui kemungkinan apa saja yang bisa terjadi pada
dirinya, termasuk terapi apa saja yang bisa diperoleh, prognosis dan efek samping
terapi
3. Ketika dokter menahan informasi dari seorang pasien, berarti dokter tersebut sudah
mengurangi otonomi seorang pasien
4. Apabila pasien akhirnya mengetahui bahwa ternyata ada informasi yang tidak
diberikan padanya, maka akan hilanglah rasa percayanya kepada dokter

(HS, Budiastuti, Widyaningsih, Wulandari, & Septiawan, 2016)

Pada kasus diatas menunjukkan bahwa perawat melanggar asas etik keperawatan
kerahasiaan / confidentiality yaitu perawat maupun dokter harus mampu menjaga privasi
klien meskipun klien telah meninggal dunia. Selain itu, perawat tidak melakukan asas
veracity (kejujuran) yakni setiap pemberi layanan kesehatan, terutama perawat wajib
hukumnya menyampaikan kebenaran kepada setiap klien. Pada asas non-maleficence,
perawat juga belum memenuhi asas tersebut apabila ditinjau dari segi psikologis karena
tindakan perawat untuk tidak memberi tahu kondisi yang sesungguhnya kepada klien dapat
menimbulkan perasaan marah, terisolasi dan tidak berdaya. Pada asas beneficence, tindakan
perawat dinilai tidak menyelamatkan orang lain dari keadaan bahaya apabila klien
menularkan penyakit yang diderita kepada orang lain yang belum terjangkit HIV/AIDS
mengingat kebiasaan buruk yang dilakukan klien.

You might also like