You are on page 1of 26

Kata Pengantar

Segala puji praktikan panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Tuhan semesta alam. Hanya kepada-Nya lah doa dan
pengharapan ditautkan, karena atas ridho-Nya lah, praktikan dapat menyelesaikan
kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan menyelesaikan laporan
pelaksanaan kegiatan ini dengan sesuai harapan. Shalawat serta salam tak luput
tercurah limpahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, suri teladan
seluruh umat manusia. Dengan meneladani dan menekuni segala sikap beliau,
untuk menjalani hidup di dunia ini.
Laporan ini disusun sebagai hasil pertanggung jawaban dari kegiatan PPL
yang diselenggarakan di SMK Negeri 2 Bandung pada tanggal 28 Agustus hingga
7 Desember 2017. Adapun kegiatan PPL tersebut, dapat terselenggara berkat
kerjasama antara Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian Direktorat
Akademik UPI dengan sivitas akademika SMK Negeri 2 Bandung.
Program PPL yang diselenggarakan, pada pelaksanaannya memfokuskan
pada pengalaman lapangan yang harus dimiliki oleh semua praktikan, yang pada
dasarnya adalah calon guru, sebelum terjun menjadi guru setelah menyelesaikan
jenjang pendidikannya di Universitas Pendidikan Indonesia.
Pada kegiatan PPL S1 Kependidikan di SMK Negeri 2 Bandung, banyak
sekali hikmah yang dapat praktikan maknai selama kegiatan berlangsung. Tidak
sedikit hambatan dan kendala-kendala yang dihadapi oleh praktikan. Namun, berkat
ada bimbingan, dukungan, motivasi, saran serta kritik dari berbagai pihak, akhirnya
praktikan dapat menyelesaikan laporan PPL ini dengan segala bentuk kondisinya.
Selama penulisan laporan ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, selayaknyalah praktikan menghaturkan terima kasih
yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Tatang Gunawan, M.M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri
2 Bandung yang telah memberikan izin kepada praktikan untuk melaksankan
PPL di SMK Negeri 2 Bandung.

1
2. Dosen Pembimbing PPL Pendidikan Manajemen Bisnis Dr. Lili Adi Wibobo
S.Pd., S.Sos., M.M., Dosen Pembimbing PPL Pendidikan Kewarganegaraan
Dede Iswandi, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing Pendidikan Ilmu Komputer
Prof. Dr. H. Munir, M.IT., Hebert, S.Kom., M.T., Dr. Lala Septem Riza,
M.T., dan Eddy Prasetyo Nugroho, M.T., yang telah membimbing para
mahasiswanya selama melaksankan PPL SMK Negeri 2 Bandung.
3. Dra. Hj. Sri Wiarti M.M. dan Dra. Tjitjin Kuraesin, selaku Guru Pamong
Prakarya dan Kewirausahaan, Drs. Rida Garnida selaku Guru Pamong
Pendidikan Kewarganegaraan, Sukarna, S.Pd., M.Si., S.ST., Dede Indra
Cahyadi, M.Kom., Indriyani Hargesta, S.Pd., Tati Hardiati, S.Pd., Asep
Zaenuri, S.Pd., selaku Guru Pamong TKI, yang telah memberikan bimbingan
dan motivasi selama praktikan melaksankan PPL di SMK Negeri 2 Bandung.
4. Sukarna, S.Pd., M.Si., S.ST., selaku koordinator Guru Pamong sekaligus
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, yang telah memberikan informasi
dan arahan selama praktikan melaksanakan PPL di SMK Negeri 2 Bandung.
5. Asep Suryana, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama praktikan melaksanakan
kegiatan piket Kesiswaan PPL di SMK Negeri 2 Bandung.
6. Sudarto, S.Pd., M.M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Hubin/Humas, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
praktikan melaksanakan kegiatan piket Hubin/Humas PPL di SMK Negeri 2
Bandung.
7. Dra. Mumu Muizah, selaku koordinator Bimbingan Konseling, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama praktikan melaksanakan kegiatan
piket Bimbingan Konseling PPL di SMK Negeri 2 Bandung.
8. Drs. Edi Dasid S, selaku Kepala Perpustakaan, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama praktikan melaksanakan kegiatan piket
Perpustakaan PPL di SMK Negeri 2 Bandung.
9. Seluruh Staf Pengajar serta tata usaha yang telah mendukung serta membantu
praktikan dalam melaksanakan PPL di SMK Negeri 2 Bandung.

2
10. Orang tua kami yang telah mendidik, mendo’akan serta memberikan
motivasi dan bantuan baik berupa moril maupun materil.
11. Siswa-siswi SMK Negeri 2 Bandung yang telah berkontribusi penuh selama
praktikan melaksanakan PPL di SMK Negeri 2 Bandung.
12. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dorongan selama penyusunan
laporan ini, yang tidak bisa tim penulis sebutkan satu-persatu.
Laporan ini sendiri tentunya belum sempurna dan masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan
kualitas di masa depan. Semoga dukungan, bantuan maupun kebaikan yang telah
diberikan kepada praktikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Akhir kata tim praktikan berharap semoga laporan ini dapat membawa perubahan
dan manfaat, baik bagi tim praktikan maupun pihak-pihak yang bergerak dalam
bidang pendidikan. Kritik dan saran yang membangun tim praktikan harapkan demi
perbaikan, dan masukan bagi pelaksanaan PPL berikutnya.

Bandung, Desember 2017

Tim Praktikan

3
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1


Daftar Isi.................................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULULAN..................................................................................... 5
1.1. Sejarah Perkembangan Sekolah Pada Tahun 1948 di Jawa Barat ............ 5
1.2. Struktur Organisasi Sekolah ..................................................................... 7
1.3. Denah Lokasi Sekolah Berikut ini denah lokasi SMKN 2 Bandung........ 7
1.4. Denah Sekolah .......................................................................................... 8
1.5. Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah (Guru, Karyawan, Siswa,
Sarana PBM) .................................................................................................... 8
BAB II MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN .......................................... 11
2.1. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum ..................................................... 11
2.2. Pembinaan Kesiswaan............................................................................ 12
2.3. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler ........................................... 13
2.4. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua ............................................. 14
2.5. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran ....................................................... 15
2.6. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademika ..................................... 16
BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH PENDIDIKAN ............ 18
3.1. Pengelolaan / Pelaksanaan Kurikulum ................................................... 18
3.2. Pembinaan Kesiswaan............................................................................ 19
3.3. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler ........................................... 20
3.4. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Siswa .................................. 21
3.5. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran ....................................................... 22
3.6. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademika ..................................... 22
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 24
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24
4.2 Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

4
BAB I
PENDAHULULAN

1.1. Sejarah Perkembangan Sekolah Pada Tahun 1948 di Jawa Barat


Pada tahun 1948 di Jawa Barat diproklamirkan Negara Pasundan.
Pemerintah pada saat itu memperhatikan pula bidang pendidikan dan
kebudayaan bangsa, maka dalam pemerintahan berdirilah kementrian
pendidikan, pengajaran, kebudayaan, dan agama. Kementrian ini terbagi atas:
Kementrian keuangan; Urusan Kepegawaian; Urusan Penerangan dan
Inspeksi-Inspeksi Pendidikan Teknik yang dipimpin oleh Bapak R.
Buldansah (almarhum). Pada saat itu di tiap kotamadya dan kabupaten
didirikan satu atau dua Sekolah Teknik Pertama (STP) dan Sekolah Teknik
(ST), disesuaikan dengan tenaga guru yang tersedia saat itu.
Demi kemajuan pendidikan teknik, pada tahun 1950 di Bandung
didirikan Kursus Guru Sekolah Teknik (KGST) yang lulusannya diberi ijazah
persamaan STM. Pada tahun 1951 oleh Inpeksi Pendidikan Teknik Jawa
Barat diusulkan untuk pendirian STM Negeri 1 Bandung.
Dengan Surat Keputusan Menteri PP & K tanggal 30 Agustus 1951
dengan No. 3835/B.II, di Bandung didirikan STM Negeri dengan tiga jurusan
yaitu Jurusan Mesin, Jurusan Listrik, dan Jurusan Bangunan Gedung. Sekolah
tersebut dipimpin oleh saudara W.G Zweekhorst. Letak sekolah tersebut di
komplek DR. Wahidin Bandung.
Pada tahun 1951 yang pertama dibuka adalah Jurusan Mesin,
menyusul tahun 1952 dibuka Jurusan Bangunan Gedung. Penyusunan
pelajaran disusun oleh saudara W.G Zweekhorst, C.J. De Kat, R.M.
Sukapraja, F.M. Schakols dan tenaga ahli teknik lainnya disesuaikan dengan
Middelbaar Techniche School (MTS) di Negeri Belanda. Rencana Pelajaran
ini selama sekolah berjalan berangsur-angsur diubah sesuai dengan dasar
pendidikan para siswa lulusan SMP/ST.
Pada tahun 1953 pimpinan sekolah beralih kepada Bpk. R. Sahardi
Notodipuro, di bawah pimpinan beliau dibuka pula kursus Balai Latihan

5
Teknik, kemudian jadi Kursus Ahli Teknik B (KATB) dan akhirnya menjadi
APTN selanjutnya ATN. Selain itu akademi tersebut untuk memenuhi tenaga
guru maka dibuka FKIT, sebagai cabang dari UPI Bandung.
Pada tahun 1956 sekolah tersebut dipimpin oleh Bpk. Kawad
Nawawi, pada tahun 1971 STM Negeri 1 Bandung hanya mempunyai satu
jurusan yaitu Jurusan Mesin Umum, dan pada tahun ini pula pimpinan
sekolah dipimpin oleh Bpk. Soffandi.
Pada tahun 1980 terjadi perpindahan tempat STM Negeri 1 Bandung
yang asalnya di Jl. Drs. Wahidin berpindah ke Jl. Ciliwung No. 4 Bandung.
Pada tahun 1984 pimpinan sekolah diserahkan kepada Bpk. Halimi Basri,
dibawah pimpinan Bpk. Halimi Basri STM Negeri 1 Bandung mempunyai
dua jurusan yaitu Jurusan Mesin Produksi dan Jurusan Las & Fabrikasi
Logam.
Pada tahun 1987 pimpinan sekolah di pimpin oleh Bpk. Drs. Noor
Rochman sampai tahun 1988. Kemudian dari tahun 1988 sampai tahun 1990
STM Negeri 1 Bandung dipimpin oleh Bpk. Drs. Sardijo. Pada tahun 1990
STM Negeri 1 Bandung di pimpin oleh Drs. Djanakum dengan pendidikan
Teknik Pengerjaan Logam (TPL) dimana pendidikan TPL tersebut
mempunyai dua jurusan yaitu jurusan Mesin Produksi dan jurusan Fabrikasi
Logam.
Tahun 1992 sampai 1994 terjadi peralihan kepemimpinan selama dua
kali dari Drs. Rahmat Dumadi ke Drs. Didih Suwardi. Tahun 1994 sampai
tahun 1999 STM Negeri 1 Bandung dipimpin oleh Bpk. Drs. Suwarman. Pada
masa kepemimpinan Bpk. Drs. Suwarman terjadi perubahan nama dari STM
Negeri 1 Bandung berdasarkan SK Mendikbud no. 036/O/1997, bulan
Oktober 1997 menjadi SMK Negeri 2 Kota Bandung.
Tahun 1999 dengan 2001 SMK Negeri 2 Kota Bandung dipimpin oleh
Bpk. Drs. Maman Suparman. Kemudian dari tahun 2001 sampai 2006 SMK
Negeri 2 Kota Bandung dipimpin oleh Bpk. Drs. Sumaryono. Sekarang SMK
Negeri 2 Kota Bandung dipimpin oleh Drs.H. RAD Supardan MM.

6
1.2. Struktur Organisasi Sekolah
Berikut ini struktur Organisasi SMKN 2 Bandung yang ditunjukkan dengan
menggunakan bagan :

1.3. Denah Lokasi Sekolah Berikut ini denah lokasi SMKN 2 Bandung
Beriku ini denah lokasi SMKN 2 Kota Bandung

7
1.4. Denah Sekolah

1.5. Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah (Guru, Karyawan, Siswa,


Sarana PBM)
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang
terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu
sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka Pemerintah telah berupaya mewujudkan amanat tersebut
melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,
perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta
pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi kenyataan belum
cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan (Depdiknas, 2001:2).
Salah satu wujud aktualisasinya dibentuklah suatu badan yang
mengganti keberadaan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3)
yakni Komite Sekolah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
nomor : 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Penggantian nama BP3 menjadi
Komite Sekolah didasarkan atas perlunya keterlibatan masyarakat secara
penuh dalam meningkatkan mutu pendidikan.

8
Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta masyarakat sangat
dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar
memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan
yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan
suatu sekolah.
Berikut ini adalah penggambaran keadaan sivitas akademika di
SMKN 2 Bandung.
1. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Adapun tenaga pengajar dan tata usaha di SMKN 2 Kota Bandung
adalah sebagai berikut :
a. Jumlah pengajar 101 orang (55 PNS dan 46 Non PNS)
b. Jumlah tata usaha 32 orang (8 PNS dan 24 Non PNS)
2. Manajemen Sarana dan prasarana.
Untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan sebagai usaha
peningkatan keterampilan di bidang Teknik Permesinan, Teknik Las,
Teknik Gambar Mesin dan Komputer Jaringan dibutuhkan sarana dan
prasarana praktik. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMKN 2 Kota
Bandung terdiri dari :
1) 42 Ruang Belajar
2) 2 Ruang Gambar
3) 2 Ruang Laboratorium TKJ
4) 1 Ruang Laboratorium IT
5) 1 Ruang Laboratorium Multimedia
6) 1 Ruang Laboratorium Audio
7) 1 Ruang kuliah
8) 1 Ruang Laboratorium. Animasi
9) 1 Ruang Peralatan Komputer
10) 1 Ruang Laboratorium RPL
11) Ruang Perpustakaan

9
12) 1 Ruang BP
13) 3 Ruang Guru
14) 4 Ruang Wakasek
15) 1 Ruang Kepala Sekolah
16) 1 Ruang Pertemuan
17) 1 Ruang TU
18) 1 Ruang Kopsis dan Kop. Warga
19) 1 Aula
20) 1 Mesjid (Baiturrahman)
21) WC Guru
22) WC siswa
23) WC Tamu
24) WC Karyawan
25) R. Gudang Alat
26) R. E-Data/Server
27) R Gudang TU
28) Dapur
29) R. UP
30) R. Satpam

10
BAB II
MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN

2.1. Pengelolaan/Pelaksanaan Kurikulum


Ada beberapa masalah berkenaan pengelolaan maupun pelaksanaan
kurikulum yang terdapat di SMKN 2 Kota Bandung, dalam kesempatan ini ada
4 (empat) hal yang akan dibahas yaitu masalah:
1. Perencanaan dan Evaluasi
Sebagai langkah awal dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)
sangatlah diperlukan adanya perencanaan. Perencanaan ini berkenaan
dengan kurikulum yang berlaku dalam sekolah, sebagai landasan juga
tujuan pembelajaran yang dijalankan. Sementara evaluasi memiliki
peranan sebagai alat ukur keberhasilah PBM itu sendiri. Masalah yang
mucul di sini adalah bagaimana sekolah sebagai institusi pendidikan,
dengan kurikulum sebagai instrument kependidikan, menentukan
perangkat perancanaan maupun evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
2. Pengelolaan Kurikulum
Sebagaimana kita ketahui bahwasanya kurikulum mengalami
pembaharuan dalam rentang waktu tertentu. Hal ini tentu bukan masalah
mudah, mengingat ada banyak hal yang berkaitan secara simultan dan
sambung menyambung sebagai efek dari perubahan itu sendiri. Maka
masalah yang dikedepankan menyangkut hal ini adalah sekolah
mengalami sedikit kesulitan dalam implementasi kurikulum tersebut.
Guru-guru harus mempelajari dan mendalami kembali mengenai sitem dan
aturan dari kurikulum baru dan dalam pelaksanaanya masih mengalami
kesulitan dan kendala.
3. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Pengelolaan Proses Belajar Mengajar (PBM) menjadi bagian
penting dalam serangkaian kegiatan pembelajaran yang berlangsung di
sekolah. Menilik dari kenyataan tersebut, muncullah beberapa hal penting

11
seperti pendekatan, metode serta teknik yang perlu untuk diterapkan.
Namun masalah yang kemudian muncul adalah bagi sebagian besar guru
cukup sulit dalam melakukan pengelolaan PBM dengan menggunakan
ketiga unsur yang disebutkan dengan sesuai.
4. Pengelolaan Ketenagaan
Ketenagaan yang dimaksud terdiri dari segenap aspek yang turut
andil dalam menyukseskan PBM; guru, tenaga administrasi, dll. Masalah
yang menyangkut hal ini ialah pengelolaan untuk rekrutmen, imbalan jasa,
hadiah juga hukuman yang sesuai untuk diterapkan di sekolah.

2.2. Pembinaan Kesiswaan


Masalah pembinaan kesiswaan yang perlu diperhatikan adalah
masalah yang berkenaan dengan bagaimana cara mengembangkan aspek
kepribadian dan aspek peranan siswa. Untuk membina semua aspek itu
sekolah harus mampu menentukan kegiatan serta waktu yang sesuai dan
bermakna bagi perkembangan siswa.
Umumnya sekolah mengalami masalah kesiswaan yang sama, antara lain :
Masalah pembinaan kesiswaan yang perlu diperhatikan adalah
masalah yang berkenaan dengan bagaimana cara mengembangkan aspek
kepribadian dan aspek peranan siswa. Untuk membina semua aspek itu
sekolah harus mampu menentukan kegiatan serta waktu yang sesuai dan
bermakna bagi perkembangan siswa.
Umumnya sekolah mengalami masalah kesiswaan yang sama, antara lain :
1. Pelaksanaan pembinaan OSIS dan ekstrakulikuler wajib
2. Penanganan siswa yang terlambat datang ke sekolah dan kenakalan
remaja lainnya
3. Penerapan kedisiplinan dan pemberlakuan tata tertib di sekolah
4. Pembayaran untuk kebutuhan siswa seperti praktek lapangan,SPP,
pembangunan sarana dan prasrana sekolah
Masalah-masalah tersebut merupakan suatu hal yang selalu dihadapi
oleh setiap sekolah, hanya saja penanganannya yang berbeda. Untuk

12
masalahmasalah ini pihak sekolah tidak mengalami kesulitan dalam
mengatasinya bahkan sifat disiplin yang ditanamkan kepada siswa cukup
ketat dan mendapat perhatian khusus.
Masalah-masalah tersebut merupakan suatu hal yang selalu dihadapi
oleh setiap sekolah, hanya saja penanganannya yang berbeda. Untuk
masalahmasalah ini pihak sekolah tidak mengalami kesulitan dalam
mengatasinya bahkan sifat disiplin yang ditanamkan kepada siswa cukup
ketat dan mendapat perhatian khusus.

2.3. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler


Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah untuk mengembangkan
kepribadian dan kreativitas peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik
kegiatan yang berhubungan dengan akademik atau non akademik, sebagai
bagian tak terpisahkan dari tujuan kelembagaan SMK Negeri 2 Kota
Bandung.
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan menumbuhkembangkan pribadi
peserta didik yang sehat jasmani dan rohani, bertaqwa kepada Tuhan YME,
memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitarnya, serta menanamkan sikap sebagai warga negara yang
baik dan bertanggung-jawab melalui berbagai kegiatan positif di bawah
tanggung jawab sekolah.
Beberapa masalah dalam penyelenggaraan ekstrakulikuler di SMK
Negeri 2 Kota Bandung adalah:
1. Masalah waktu
Sesuai tuntutan kurikulum, dalam rangka mengejar prestasi
akademik kegiatan belajar dan mengajar SMK Negeri 2 Kota Bandung
selesai hingga pukul 15.15. Hal mengakibatkan peserta didik dengan
jarak rumah dan sekolah yang cukup jauh lebih memilih untuk tidak
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga partisipasi peserta didik
dalam kegiatan ekstrakulikuler menjadi tidak maksimal.
2. Masalah Biaya

13
Untuk dapat mengembangkan prestasi non akademik secara
maksimal dibutuhkan biaya yang memadai untuk penyediaan sarana
prasarana dan operasional.
3. Motivasi
Keberhasilan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler sangat
dipengaruhi motivasi dari diri sendiri, termasuk ekstrakurikuler olahraga.
4. Pembina Instruktur
Untuk dapat memperoleh hasil maksimal dalam prestasi kegiatan
ekstrakurikuler dibutuhkan Pembina yang kompeten. Hal inilah yang
belum dimiliki sepenuhnya oleh SMK Negeri 2 Kota Bandung.
5. Dukungan orang tua
Motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
akan maksimal dan sepenuh hati apabila mendapat dukungan penuh dari
orang tua. Namun faktanya, tidak semua orang tua memberikan
dukungan terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta
didk SMK Negeri 2 Kota Bandung.

2.4. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua


Sekolah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat.
Sekolah merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial. Sekolah
mengambil siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya
tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat. Oleh karena itu,
hubungan sekolah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting
dalam keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.
Dengan adanya hubungan sekolah dengan masyarakat terutama
dengan pembinaan kerjasama dengan orang tua siswa sering terjadi beberapa
permasalahan yang terjadi. Diantaranya masalah-masalah tersebut adalah:
1. Adanya orang tua siswa yang tidak peduli dengan keadaan anaknya di
sekolah sehingga sering mengabaikan undangan dari pihak sekolah

14
2. Tidak ikutsertanya orang tua dalam pengawasan anaknya disekolah
sehingga beban sepenuhnya di serahkan kepada sekolah untuk
mengawasi siswanya.
3. Sering terjadi kesalah pahaman antara pihak sekolah dengan orang tua
siswa dalam masalah pemberian hukuman apabila melakukan tindakan
yang melanggar peraturan yang berlaku di sekolah
4. Melaksanakan pertemuan antara wali kelas dengan orang tua siswa
namun sering kali banyak orangtua siswa yang tidak datang sehingga
informasi yang disampaikan pihak sekolah tidak terlaksana.
5. Kurangnya komunikasi wali kelas dengan orang tua siswa mengenai
keaadaan atau permasalahan yang di alami oleh siswa tepatnya di
lingkungan luar sekolah yang berada dibawah pengawasan orang tua dan
sekiranya dapat berdampak pada perilaku buruk siswa di sekolah.

2.5. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran


Fasilitas merupakan sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi atau
sarana untuk kemudahan suatu kegiatan. Fasilitas guna menunjang kelancaram
kegiatan proses belajar mengajar. SMK Negeri 2 Bandung membagi
fasilitasnya menjadi dua kategori yaitu:
a. Fasilitas Umum
Fasilitas umum untuk mendukung pelaksanaan program diklat, SMK
Negeri 2 Bandung memiliki fasilitas gedung belajar permanen (ruangan
teori dan praktek), ruangan guru, ruangan BP/BK, ruangan kesiswaan,
ruangan hubungan industri, ruangan kurikulum, koperasi, kantin,
perpustakaan, lab. Komputer, lab mesin, sarana dan fasilitas olahraga,
musholla dan lain-lain.
b. Fasilitas Bengkel

Fasilitas Bengkel merupakan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan


program diklat, SMK Negeri 2 Bandung memiliki beberapa fasilitas
bengkel yang di jelaskan pada Tabel 1 Fasilitas Bengkel.

15
Tabel 1
Fasilitas Bengkel
No Lab Jumlah
1 Teknik Komputer & Jaringan (TKJ) 1
2 Multimedia (MM) 1
3 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 1
4 Animasi (AM) 1
5 Teknik Permesinan 1
6 Teknik Gambar Mesin 1
7 Teknik Pengelasan 1
8 Teknik Fabrikasi Logam 1
9 Bahasa Inggris 1
Jumlah 9

Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK Negeri 2 Bandung terdapat


permasalahan-permasalahan yang muncul dari fasilitas yang berdampak pada
ketidaknyamanan suasana pembelajaran dan berdampak pada proses belajar
dan hasil belajar.

Faktor – faktor yang menjadi penghambat yaitu unit projector yang tidak
tersedia di beberapa kelas yang membuat kesulitan penyampaian materi
dikarenakan kekurangan atau keterbatasan media. Juga terdapat beberapa
masalah atau terjadi error pada media projector di beberapa kelas dan juga di
lab.
Tak kalah pentingnya dari fasilitas yang lain, yaitu ketersediaan sumber
daya informasi berupa jaringan Interconnected Network atau lebih dikenal
dengan sebagai Internet. Bagi beberapa orang, Internet adalah layanan on-line
yang menawarkan unsur hiburan, sedangkan bagi yang lainnya Internet bisa
berarti layanan on-line untuk masalah pendidikan. Di SMK Negeri 2 Bandung,
ketersediaan internet untuk akses pembelajaran belum dirasakan secara
optimal.

2.6. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademika


Adapun beberapa masalah yang muncul berkenaan dengan
pengelolaan kesejahteraan sivitas akademika meliputi:

16
1. Jumlah Guru Honorer yang terlalu banyak
Hal ini berkaitan dengan recruitment terhadap guru honorer yang
terlalu banyak, sehingga pihak sekolah perlu mengeluarkan dana yang
cukup besar untuk honor para guru tersebut.
2. Masalah pengangkatan Guru Honorer menjadi PNS
Masalah ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya, di mana
jumlah guru honorer yang terlalu banyak, membuat pengangkatan
menjadi PNS cenderung lamban.

17
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH PENDIDIKAN

3.1. Pengelolaan / Pelaksanaan Kurikulum


Berdasarkan pengamatan dan analisa atas beberapa masalah
berkenaan pengelolaan kurikulum, berikut ini dipaparkan upaya yang
ditujukan untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut.
1. Perencanaan dan Evaluasi
Sekolah diberi kewenangan untuk membuat perencanaan sesuai
dengan kebutuhan sekolah. Oleh karena itu dalam prosesnya sekolah
harus melakukan analisis kebutuhan mutu dan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan mutu inilah kemudian sekolah membuat rencana peningkatan
mutu.
Selain itu juga sekolah diberi kewenangan dalam melakukan proses
evaluasi, khususnya evaluasi internal. Evaluasi internal ini dilakukan
oleh pihak sekolah untuk mengevalusai sejauh mana program-program
dilaksanakan, sehingga hasil evaluasi ini bisa dijadikan acuan untuk
melakukan perbaikan kedepannya. Dalam proses evaluasi yang bersifat
internal ini, semua pihak harus bersifat transparan dan terbuka sehingga
semua informasi dapat diungkap.
2. Pengelolaan Kurikulum
Dalam proses pengelolaan kurikulum, sekolah diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum yang dibuat oleh
pemerintah pusat. Hal ini dilakukan karena kurikulum dari pemerintah
bersifat nasional sedangkan kondisi setiap sekolah beragam. Akan tetapi
dalam proses pengelolaannya sekolah tidak boleh mengurangi kurikulum
dari pemerintah akan tetapi hanya mengembangkan sesuai kemampuan
dan kebutuhan sekolah. dan di SMKN 2 kota Bandung ini kurikulum
telah di kembangkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan sekolah.
3. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah.
Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik

18
pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan
kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Secara umum,
strategi/metode/teknik pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-
centered) lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa.
4. Pengelolaan Ketenagaan
Pengelolaan ketenagaaan, mulai dari analisis kebutuhan,
perencanaan, rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sanksi (reward and
punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga kerja
sekolah (guru, tenaga administrasi, laboran, dan sebagainya) dapat
dilakukan oleh sekolah, kecuali yang menyangkut pengupahan/imbal
jasa dan rekrutmen guru pegawai negeri yang sampai saat ini masih
ditangani oleh Pemerintah Pusat/Daerah.

3.2. Pembinaan Kesiswaan


Berdasarkan anlisis yang telah dilakukan, permasalahan utama adalah
yang dihadapi sekolah dalam pembinaan kesiswaan, yaitu terfokus pada
bagaimana cara mengembangkan aspek kepribadian dan peranan siswa.
Pihak Kesiswaan sekolah sendiri mengembangkan beberapa
program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepribadian siswa
seperti
 Melaksanakan Solat dhuha setiap pagi sebelum memulai kegiatan
pembelajaran
 Melaksanakan kegiatan GPS (Gerakan Pungut Sampah) di sekitar
lingkungan sekolah
 Mewajibkan siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler minimal 1 agar
siswa aktif disekolah
 Melaksanakan kegiatan senam pagi untuk beberapa kelas setiap hari
jumat
Program yang dikembangkan oleh pihak kesiswaan tidak seluruhnya
berjalan sesuai dengan tujuan. Terdapat beberapa siswa yang merasa terpaksa

19
melaksanakan program tersebut seperti contoh ketika pelaksanaan senam
pagi terdapat siswa yang tidak memperhatikan instruktur dan hanya
memainkan handphone nya.
Untuk penanganan masalah kenakalan remaja seperti merokok di
lingkungan sekolah dan menyimpan video porno di handphone nya maka
pihak kesiswaan akan segera memanggil orang tua dari siswa yang
bersangkuan dan membuat kesepakatan agar tidak akan mengulangi hal yang
sama. Namun apabila pelanggaran yang dilakukan terbilang berat seperti
mencuri maka sekolah akan langsung memanggil orang tua siswa tersebut
dan mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah.
Peraturan yang ada di SMKN 2 Kota Bandung sangat ketat sekali,
semua siswa yang melakuan pembelajaran disekolah wajib hadir pada pukul
06.45 untuk melakukan apel pagi ataupun upacara bendera, akan tetapi pada
pelaksanaannya masih banyak siswa yang datang terlambat. Cara penegakan
kedisiplinan yang dilakukan sekolah adalah dengan memberi hukuman
kepada siswa dan dicatat dalam buku pelanggaran, kemudian jika
keterlambatan berulang maka pihak sekoalah akan memanggil orangtua/ wali
siswa tersebut.
Sedangkan penanggulangan permasalahan yang berhubungan dengan
kewajiban siswa pada sekolah, misalnya pembayaran uang SPP, biasanya
sekolah mengajukan beasiswa kepada pemerintah untuk membantu siswa
yang kurang mampu. Ini dilakukan oleh pihak yang bersangkutan yaitu wali
kelas, guru BK dan orang tua / wali siswa.
3.3. Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler
Berdasarkan permasalah yang berkenaan dengan penyelenggaraan
kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, berikut ini adalah beberapa upaya
penanganan yang diharpkan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut :
1. Masalah waktu
Sekolah membolehkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan pada hari
libur , sehingga kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan pada pagi hari.
2. Masalah biaya

20
Dengan menggunakan Dana Sumbangan Pendidikan yang dibayar
siswa setiap bulan, sekolah sudah semestinya menggunakan dana yang
ada seefektif mungkin untuk keperluan siswa sendiri. Keperluan ini
sendiri dapat berupa penyediaan sarana pra sarana yang mendukung
kegiatan ekstrakrlikuler di sekolah.
3. Motivasi
Untuk meningkatkan motivasi peserta didik untuk berpartisipasi
dalam kegiatan ektrakulikuler dalam dilakukan dengan melakukan demo
ektrakulikuler semenarik mungkin, kemudian memberikan reward
terhadap siswa yang aktif dan bisa berprestasi.
4. Pembina
Kurangnya pembina yang diperlukan untuk menjadi pembimbing
setiap ekstrakulikuler, dapat ditanggulangi dengan memberdayakan para
alumni yang cukup ahli di bidangnya masingmasing. Dengan begitu,
sekolah dapat terus menjalin kerja sama yang baik dengan para alumni.
5. Dukungan orang tua
Untuk mendapat dukungan orang tua, sekolah perlu terus
memberikan informasi tentang kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti para
siswa. Hal ini dapat menumbuhkan dukungan serta rasa percaya pada
para orang tua.
3.4. Pembinaan Kerjasama dengan Orang Tua Siswa
Berdasarkan pengamatan dan analisa atas beberapa masalah berkenaan
pembinaan kerjasama dengan orang tua siswa, berikut ini dipaparkan upaya
yang ditujukan untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut.
1. Mengadakan pertemuan wali kelas dengan orang tua secara berkala
untuk mendiskusikan perkembangan siswa di sekolah. Hal ini di lakukan
guna meningkatkan keikutsertaan orang tua dalam pengawasan anaknya
di sekolah, karena bagaimana pun pengawasan siswa membutuhkan kerja
sama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua.

21
2. Pihak sekolah mensosialisasikan peraturan serta sanksi yang berlaku di
sekolah kepada orang tua agar tidak terjadi kesalah pahaman antara pihak
sekolah dan orang tua siswa.
3. Mengadakan pertemuan antara pihak bimbingan konseling dan pihak
orang tua siswa terkait keadaan dan perkembangan psikologis siswa. Hal
ini sangat penting terutama bagi siswa yang memiliki permasalahan di
sekolah agar masalah tersebut tidak berlarut-larut dan cepat
terselesaikan.
3.5. Pengelolaan Fasilitas Pembelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang pada umumnya dilaksanakan di
dalam kelas menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan fasilitas pembelajaran.
Tidak tersedianya proyektor di setiap ruangan bisa diatasi dengan penyediaan
tempat peminjaman proyektor. Namun terkadang proyektor yang tersedia tidak
dapat memenuhi permintaan karena peminjaman yang terlalu banyak apabila
dirasa memakan waktu, guru harus bisa lebih berinovasi untuk tidak selalu
menggunakan proyektor pada saat pembelajaran. Pembuatan check list untuk
asset yang dipunyai dan yang dipergunakan harus dilakukan agar fasilitas yang
dimiliki dapat terjaga atau terawat. Lembar check list dapat meminimalisir
kerusakan asset yang dipunyai sekolah untuk menunjang proses pembelajaran.

3.6. Pengelolaan Kesejahteraan Sivitas Akademika


Adapun beberapa masalah yang muncul berkenaan dengan pengelolaan
kesejahteraan sivitas akademika, dapat ditanggulangi dengan beberapa cara
berikut ini :

1. Jumlah Guru Honorer yang terlalu banyak


Perlu adanya effevtive recruitment yang dapat diberlakukan sekolah
terhadap guru honorer, jika perlu sekolah menghentikan recruitment dalam
mencegah terjadinya pembeludakan jumlah guru honorer. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran pun dapat lebih efektif dan alokasi dana
dapat difokuskan pada keperluan belajar siswa yang lain.
2. Masalah pengangkatan Guru Honorer menjadi PNS

22
Masalah ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya, di mana
jumlah guru honorer yang terlalu banyak, membuat pengangkatan menjadi
PNS cenderung lambat. Maka yang dapat dilakukan pihak sekolah adalah
dengan memberikan kesempatan pada tiap guru honorer untuk mengikuti
prosedur yang berlaku, dalam hal pengangkatan PNS. Kesempatan yang
diberikan semestinya dilakukan secara berlaku atau dengan aturan waktu
yang ditentukan.

23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kegiatan PPL merupakan wadah bagi mahasiswa UPI untuk dapat
mengaplikasikan secara langsung ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di
bangku perkuliahan mengenai berbagai teori dan permasalahan pendidikan.
Kegiatan PPL berguna untuk melatih keprofesionalan mahasiswa yang
nantinya akan menjadi seorang guru. Melalui kegiatan PPL ini praktikan dapat
menerapkan berbagai keterampilan dasar kependidikan secara utuh dan terpadu
dalam situasi yang sebenarnya serta belajar berinteraksi, menyesuaikan diri dan
berkomunikasi dengan orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan.
Pada pelaksananaan PPL kami memperhatikan berbagai masalah di bidang
pendidikan secara umum, diantaranya masalah dalam pengelolan/pelaksanaan
kurikulum, pembinaan kesiswaan, penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler,
pembinaan kerjasama dengan orang tua, pengelolaan fasilitas pembelajaran
dan pengelolaan kesejahteraan sivitas akademika. Yang kemudian permasalah-
permasalah tersebut praktikan kaji untuk dicarikan solusinya.
Dari berbagai temuan masalah dan solusi yang kami analisis sangat
bermanfaat sebagai bekal pengalaman lapangan ketika kami terjun langsung ke
dalam lingungan pendidikan nantinya.
4.2 Saran
1. Untuk Divisi P2JK
a. Hubungan kerja sama antara Divisi P2JK dengan pihak sekolah perlu
ditingkatkan, supaya terjadi kesinambungan antara kedua belah pihak.
b. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja
sama dengan Divisi P2JK sehingga terjalin kerja sama yang baik.
c. Divisi P2JK hendaknya mengadakan peningkatan koordinasi dengan
pihak sekolah serta melakukan pemantauan dan pengawasan

24
pelaksanaan PPL secara intensif sebagai upaya penyempurnaan
kegiatan PPL mendatang.

2. Untuk Sekolah
a. Mempertahankan kerjasama yang telah terjalin dengan baik antara SMK
Negeri 1 Kota Bandung dengan pihak Universitas Pendidikan
Indonesia.
b. Menjalin komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan meskipun
Program Pengalaman Lapangan(PPL) sudah selesai, demi kelancaran
proses pendidikan
c. Peningkatan sarana prasarana pendidikan agar proses pembelajaran
berlangsung secara efektif.
d. Mempertahankan peraturan yang menjadikan siswa berakhlak mulai
dan memiliki jiwa disiplin.
e. Meningkatkan kualitas guru dengan cara mengadakan kegiatan yang
betujuan untuk meningkatkan kemampuan guru, baik itu dari segi
administrasi guru atau kependidikannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sukarnyana, I Wayan. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Depdiknas.


Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tirtarahardja, Umar. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2003). Pengantar Pengelolaan
Pendidikan. Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Unit Pelaksana Teknis PPL. (2011). Panduan Program Pengalaman Lapangan
(PPL). Universitas Pendidikan Indonesia.
Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL). (2017). Bandung P2JK UPI.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2016). Depdiknas UPI.

26

You might also like