Professional Documents
Culture Documents
Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “Menurut kalian, apa
yang istri itu teriakkan?”
“Kamu egois!”
Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta
murid yang diam saja itu menjawab. Kata si murid, “Guru, saya yakin si istri pasti
berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’”.
Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”
Murid itu menggeleng. “Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia
meninggal karena penyakit kronis.”
Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.”
Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak
mereka sendirian.
Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku
harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya naik kapal
pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan
akan segera meninggal.
Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut, bahwa
kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada
berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.
Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian
langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.
Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya,
tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.
Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka bodoh,
tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.
Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar, mungkin bukan karena mereka
bersalah, tapi karena mereka menghargai orang lain.
Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu, mungkin bukan karena mereka
merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.
Mereka yang sering mengontakmu, mungkin bukan karena mereka tidak punya
kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya.
Mereka yang sering menyanjungmu setinggi langit, mungkin bukan karena engkau
pahlawan, tapi mungkin karena mereka memaafkan keburukanmu.
Mereka yang selalu menghinamu dan menghakimimu, mungkin bukan karena mereka
membencimu, tapi karena mereka ingin menguji ketulusan cintamu.