You are on page 1of 19

AGAMA

“HAL-HAL YANG MERUSAK IMAN”


KUFUR, SYIRIK, NIFAQ, RIDDAH

Dosen Pembimbing : Abidatul Istiana S.Ag, M.Ag

Tingkat 1-A
Disusun oleh :

1. Octavia Mayvika (23)


2. Tiara Wachidati (24)
3. Anindita Yudistya P. (25)

POLITEKNIK KEMENKES SURABAYA


PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SIDOARJO
TAHUN AKADEMIK
2017-2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk senantiasa bersyukur atas
segala pemberian Allah. Nikmat yang diberikan Allah kepada hambanya sangatlah
banyak, hingga seorang hamba sendiri pun tidak mampu menghitungnya. Dengan
bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat, dan apabila kufur atau ingkar atas
nikmat Allah, maka azab lah yang menjadi balasannya.
Lawan dari syukur adalah kufur. Yaitu tidak mau bersyukur dan mengingkari
nikmat Allah. Selain kufur akhlak tercela lainnya adalah nifaaq dan syirik. Ketiga
perbuatan itu sangat dibenci Allah, karena ketiga perbuatan tersebut tidak sesuai
ajaran Islam. Umat Islam wajib menjauhi perbuatan-peerbuatan tercela tersebut.
Kufur erat kaitannya dengan sang pencipta, Allah. Sementara nifaq erat
hubungnnya dengan sesama manusia, walaupun tidak menutup kemungkinan nifaq
bisa berhubungan dengan Allah. Kendati demikian, akhlak-akhlak tercela tersebut
wajib di tingglkan umat Islam agar tidak terjerumus pada jurang neraka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kufur, syirik, nifaq dan riddah?
2. Bagaimana hukum tentang kufur, syirik, nifaq dan riddah ?
3. Bagaimana dampak bagi seseorang yang berbuat kufur, syirik, nifaq dan riddah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian kufur, syirik, nifaq dan riddah.
2. Untuk menjelaskan hukum tentang kufur, syirik, nifaq dan riddah.
3. Untuk menjelaskan dampak bagi seseorang yang berbuat kufur, syirik, nifaq dan
riddah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kufur, Syirik, Nifaq dan Riddah


2.1.1 Kufur
A. Pengertian Kufur
Secara bahasa Kufur merupakan antonim dari iman. Kata kufur berasal dari
katakafara-yakfuru, pada dasarnya kata kufur bermakna taghthiyyah (menutupi).
Menurut Ibnu Mandzur, kata kufur aslinya bermakna taghthiyyatusy syai’ (menutup
sesuatu sampai tidah tampak). Al-Laits berkata, “Orang kafir dinamakan kafir karena
kekafiran telah menutupi hatinya. “Ibnu Sikkit bertutur,”…Orang kafir dinamakan
kafir karena ia menyembunyikan (menutupi) nikmat Allah.”
Secara Terminologi Ibnu Taimiyah berkata, “Kufur adalah tidak beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, baik disertai pendustaan atau tidak. Atau karena
berpaling mengikuti Rasulullah karena hasad (dengki) atau sombong. Atau karena
mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya dari mengikuti risalah illahi.”

B. Jenis-jenis Kufur
1. Kufur Besar
Kufur besar yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian
itu keislaman seseorang menjadi batal. Jenis-jenis kufur besar :
1) Kufur takzib (pendustaan). Maksudnya, menyampaikan kebenaran yang
bertentangan dengan kenyataan sebenarnya atau mengklaim bahwa Rasulullah
membawa ajaran yang bertentangan dengan kebenaran.
2) Kufur kesombongan dengan tetap membenarkan. Maksudnya, bahwa ia tetap
membenarkan kebenaran yang dibawa Rasulullah saw. tapi ia menolak
mengikutinya karena kesombongan dan keangkuhan.
3) Kufur keraguan. Maksudnya, keragu-raguan dalam meyakini atau
melaksanakan kebenaran, padahal keimanan yang dituntut dari seorang
Mukmin adalah keyakinan akan kebenaran ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah saw. tanpa sedikit pun keraguan.
4) Kufur I’radh (berpaling dari kebenaran). Maksudnya, meninggalkan
kebenaran dengan jalan tidak mempelajari dan mengamalkannya, baik yang
bersifat perkataan atau perbuatan atau keyakinan, secara parsial atau
keseluruhan.
5) Kufur Nifaq. Maksudnya, mengingkari kebenaran yang dibawa Rasulullah
saw. dalam batin tapi tetap menampakkan diri mengikutinya secara lahir. Jadi,
dalam hati ia kafir, di luar ia kelihatan beriman.
2. Kufur Kecil
Kufur kecil yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu
keislaman seseorang menjadi sempurna. Jenis-jenis kufur kecil :
1) Kufur nikmat
2) Meniggalkan shalat
3) Mendatangi peramal
Dasarnya adalah sabda Nabi saw: “Barangsiapa yang mendatangi
seorang dukun peramal, lalu ia percaya pada ucapannya, maka ia telah kafir
kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.”
4) Menyetubuhi wanita dari duburnya
Dasarnya adalah sabda Nabi saw: “ Siapa yang mendatangi
(menyetubuhi) seorang wanita yang sedang haid dari duburnya, maka ia telah
kafir kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad saw.”

C. Perbedaan Kufur Besar dan Kufur Kecil


1. Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menghapuskan
(pahala) amalnya, sedangkan kufur kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari
agama Islam, juga tidak menghapuskan (pahala)nya sesuai dengan kadar
kekufurannya, dan pelakunya tetap dihadapkan dengan ancaman.
2. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedankan kufur kecil, jika
pelakunya masuk neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja Allah
memberikan ampunan kepada pelakunya, sehingga ia tiada masuk neraka sama
sekali.
3. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil
tidak demikian.
4. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara
pelakunya dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh
mencintai dan setia kepadanya, betapun ia adalah keluarga terdekat. Adapun kufur
kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi pelakunya
dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan kadar keimanannya, dan dibenci serta
dimusuhi sesuai dengan kemaksiatannya.

2.1.2 Syirik
A. Pengertian Syirik
Syirik adalah menyamakan Allah dengan selain-Nya dalam perkara-perkara
yang menjadi kekhususan Allah. Secara harfiah kata syirik mengandung arti
mempersekutukan, yakni mempersekutukan Allah dengan selain-Nya (lihat buku 33
Butir Pesan Religius Buat Kehidupan karya Drs. Ahmad Kosasih, M.A.).
Mengingkari Rububiyah Allah atau sesuatu dari kekhususan-kekhususan-Nya atau
mengakui memiliki sesuatu dari kekhususan tersebut atau membenarkan orang yang
mengakuinya.
Orang yang berbuat syirik dalam beribadah, ibarat orang yang telah bersuci
kemudian berhadats sehingga kesuciannya batal. Demikian pula kesyirikan, ia akan
menghapus seluruh amal serta menjadikan pelakunya kekal di neraka.

B. Bentuk-Bentuk Syirik
1. Syirik di dalam Al Uluhiyyah
Yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak
untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah
Subhanahuwa Ta’ala dalam berbagai tempat dalam Kitab-Nya menyeru kepada
hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja.
Firman Allah Ta’ala : “Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa. Dialah
yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan
sekutu- sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah : 21-
22)
Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb
mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain syahadat, shalat, zakat,
shaum, haji, sujud, ruku’, thawaf, doa, tawakal, khauf (takut), raja’ (berharap),
raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu’,
khasyah, isti’adzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar,
sabar dan lain lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam
memahami ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali
seperti shalat, puasa, zakat, haji. Ada pun yang lainnya tidak dikategorikan di
dalamnya. Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyyah
rahimahullah dalam mendefinisikan ibadah, beliau berkata : “Ibadah itu ialah
suatu nama yang mencakup semua perkara yang dicintai Allah dan diridhai- Nya,
apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun yang bathin.”
Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang
dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupaperkataan maupun perbuatan. Hai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, (QS. Al-baqoroh 21)
Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 21 di atas menyatakan sembahlah
Rabb kamu, dimaksudkan untuk mendekatkan pemahaman kepada semua manusia
bahwa Ar Rabb yang wajib disembah adalah yang telah menciptakanmudan
orang-orang sebelum kamu, yang menciptakan langit dan bumi serta yang mampu
menurunkan air (hujan) dari langit. Yang dengan air hujan itu dihasilkan segala
jenis buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian agar kalian mengetahui semua. Maka
janganlah mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dengan menyembah dan
meminta rezeki kepada selain-Nya. Apakah kalian tidak malu dan berpikir bahwa
Allah yang menghidupkan dan yang memberi rezeki kemudian kalian tinggalkan
untuk beribadah kepada selain- Nya? Firman Allah Ta?ala : “Dan mereka
menyembah selain Allah, sesuatu yang tak dapat memberi rezeki kepada mereka
sedikitpun dari langit dan bumi dan tidak berkuasa (sedikit jua pun). Maka
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 73-74)
2. Syirik Di Dalam Ar Rububiyyah
Yaitu jika seseorang meyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan,
memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan, dan yang lainnya dari sifat-sifat
ar rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek
daripada orang-orang kafir terdahulu. Orang-orang terdahulu beriman dengan
tauhid rububiyyah namun mereka menyekutukan Allah dalam uluhiyyah. Mereka
meyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta namun mereka masih
tetap berdoa, meminta pada kuburan-kuburan seperti kuburan Latta. Sebagaimana
Allah kisahkan tentang mereka : Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada
mereka : “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari
dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah.” Maka betapakah mereka
(dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al Ankabut : 61)
Firman Allah Ta’ala : Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka :
“Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab :
“Allah.” Katakanlah : “Segala puji bagi Allah.” Tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahuinya. (QS. Luqman : 25)
Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalau orang-orang musyrikterdahulu
mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi,
yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya.
Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya. Maka
bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-
lah Penciptanya atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan, dan
mematikan, yang menurunkan hujaan dan seterusnya atau ada yang serupa dengan
Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah
yang dimaksud syirik dalam rububiyah.
3. Syirik Di Dalam Al Asma’ wa Ash Shifat
Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian
sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya, menyakini bahwa ada
makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib. Firman Allah Ta?ala :
(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan
kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.? (QS. Al Jin : 26)

C. Macam-macam Syirik
Ibnul Qayyim membagi syirik menjadi dua yakni syirik Akbar (besar) dan
syirik asghar (kecil).
a. Syirik Akbar (besar)
Syirik besar adalah bahwa ia menjadikan sekutu selain Allah yang ia sembah
dan taati sama seperti ia menyembah dan menaati Allah. Apabila pelaku
syirik besar meninggal dunia sebelum bertobat maka ia tidakakan diampuni,
sehingga ia kekal di neraka. Akan tetapi, jika pelaku syirik ini sempat bertobat
sebelum meninggal, Allah akan mengampuninya.
b. Syirik Asghar (kecil)
Syirik kecil adalah bahwa ia menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah
dalam bentuk perkataan atau perbuatan. Syirik dalam bentuk amal adalah riya’.
Sedang dalam bentuk perkataan lisan adalah lafaz-lafaz yang mengandung makna
menyamakan Allah dengan sesuatu yang lain. Misalnya, ia megatakan: “ Apa
yang dikehendaki Allah dan aku kehendaki.” Atau: “Ya Allah, ampunilah aku jika
Engkau mau”. Pelaku syirik asghar berada dalam masyi’atulah (kehendak
Allah). Sebagian ulama mendefinisikan dengan segala sesuatu yang merupakan
kategori syirik namun belum mencapai syirik besar.
Bisa saja pelaku syirik kecil diampuni Allah. Sebaliknya bisa saja ia dihukum,
walaupun demikian ia tetap masuk jannah karena syirik kecil tidak mengekalkan
pelakunya di neraka. Beberapa contoh syirik kecil:
1. Riya’
Riya’ adalah menampakkan perbuatan baik di hadapan orang lain atau
memperbagus suatu perbuatan di hadapan orang lain agar dipuji atau
disanjung.
2. Beramal dengan tujuan mencari dunia semata
Apabila niat ibadah seseorang hanya untuk dunia semata, misalnya
berperang hanya untuk mendapat ghanimah, jenis ini termasuk syirik kecil,
dapat menghapus nilai ibadahnya.adapun bila menduakan niat (untuk allah dan
untuk manfaat di dunia), hal ini diperbolehkan. Namun, nilai ibadahnya akan
terkurangi sesuai dengan kadar niatnya dalam mencari dunia.
3. Bersumpah dengan selain Allah
Bersumpah dengan selain Allah masuk dalam kategori syirik kecil jika
tidak ada niatan mengagungkan sesuatu yang dijadikan untuk bersumpah.
Bila ada niatan untuk mengagungkan sesuatu yang dijadikan untuk bersumpah
maka ia telah berbuat syirik besar, ia murtad dari islam.
4. Tathayyur
Tathayyur atau thiyarah adalah menjadikan suatu makhluk sebagai
tanda keberuntungan atau kerugian.
5. At-Tama’im (jimat)
At-Tama’im adalah bentuk jamak dari tamimah, yaitu suatu benda
(jimat) yang dikalungkan di leher atau bagian dari tubuh seseorang dengan
tujuan mendatangkan manfaat atau menolak mudarat.
6. Ar-Ruqa’ (mantera dan jampi-jampi)
Ar-Ruqa’ adalah bentuk jamak dari ruqyah yang berarti doa
perlindungan yang biasa dipakai sebagai jampi bagi orang sakit. Ruqyah
dibagi menjadi dua, yaitu ruqyah syar’iyah dan ruqyah bid’ah. Ruqyah
dinyatakan syar’I apabila memenuhi syarat berikut:
 Harus menggunakan kalamullah (Al-Qur’an), atau nama-Nya, sifat-
Nya, atau dengan doa-doa yang ma’tsur (diriwayatkan Rasulullah).
 Dengan bahasa Arab.
 Maknanya bisa dipahami.
 Tidak ada unsur yang haram, seperti beristighatsah kepada selain Allah
atau kerjasama dengan jin.
 Meyakini bahwa ruqyah hanya sebagai sarana bukan sang penyembuh.

2.1.3 Nifaq
A. Pengertian Nifaq
Nifaq dalam bahasa Arab diambil dari kata Nafiqul Yarbu’ yang berarti
lubang tikus, karena biasanya tikus selalu menampakkan jalan masuknya ke lubang,
Namun tidak menampakkan jalan keluarnya. Jadi arti dasarnya adalah menampakkan
sesuatu dan menyembunyikan lawannya.
Dalam terminologi Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan
kebenaran, dan menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Seseorang yang
menampakkan kebaikan, padahal kondisi batin dan perbuatannya tidak demikian,
dialah yang disebut Munafiq. Perbuatannya disebut nifaq.

B. Jenis Nifaq
1) Nifaq I’tiqodiy (keyakinan)
Nifaq I’tiqadiy adalah nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan ke-
Islaman, tetapi dalam hatinya tersimpan kekufuran dan kebencian terhadap
Islam. Jenis nifaq ini menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari agama & khirat
kelak ia akan berada dalam kerak Neraka. Allah berfirman :”Sesungguhnya orang-
orang munafik berada dalam kerak Neraka.” (QS. An-Nisa : 145)
Nifaq jenis ini ada empat macam :
1. Mendustakan Rasulullah saw atau mendustakan sebagian dari apa yg beliau
bawa.
2. Membenci Rasulullah saw atau membenci sebagean apa yang beliau bawa.
3. Merasa gembira dengan kemunduran agama Rasulullah saw.
4. Tidak senang dengan kemenangan agama Rasulullah saw.
2) Nifaq ‘amaliy (perbuatan)
Nifaq ‘amaliy yaitu melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-
orang munafiq, tetapi masih tetap ada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak
mengeluarkannya dari agama, namun merupakan washilah (perantara) kepada
yang demikian. Pelakunya berada dalam keadaan iman dan nifaq, dan jika
perbuatan nifaqnya lebih banyak maka hal itu bisa menjadi sebab terjerumusnya
dia ke dalam nifaq sesungguhnya, berdasarkan hadits Nabi saw :”Ada empat hal,
yg jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi seorang munafiq
sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari padanya,
maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya ;
bila dipercaya ia berkhianat, dan jika berbicara ia bohong, jika berjanji ia ingkari,
dan jika bertengkar ia berucap kotor.” (Muttafaqun alaihi)
Sifat nifaq adalah sifat yang sangat buruk dan berbahaya, karena itulah para
sahabat sangat takut kalau diri mereka terjerumus dlm kemunafikan. Ibnu abi
Mulaikah berkata :”Aku bertemu dengan 30 sahabat Rasulullah saw, mereka
semua tahu kalau-kalau ada nifaq dalam dirinya.”

2.1.4 Riddah
A. Pengertian Riddah
Riddah menurut bahasa berarti kembali, yaitu kembali kepada kekafiran.
Sedangkan menurut istilah riddah ialah kembali kepada agama yang dianutnya
sebelum Islam (keluar dari agama Islam) yang dilakukan secara sadar dan atas
kehendak sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Orang yang melakukan perbuatan
tersebut disebut murtad. Hukum riddah termasuk dosa besar yang dapat menghapus
semua amal kebaikan. Allah berfirman :
Artinya : “Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat
dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-
Baqarah/2:217)

B. Macam-Macam Riddah
1. Riddah dengan sebab ucapan
Seperti contohnya ucapan mencela Allah ta’ala atau Rasul-Nya, menjelek-
jelekkan malaikat atau salah seorang rasul. Atau mengaku mengetahui ilmu gaib,
mengaku sebagai Nabi, membenarkan orang yang mengaku Nabi. Atau berdoa
kepada selain Allah, beristighotsah kepada selain Allah dalam urusan yang hanya
dikuasai Allah atau meminta perlindungan kepada selain Allah dalam urusan
semacam itu.
2. Riddah dengan sebab perbuatan
Seperti contohnya melakukan sujud kepada patung, pohon, batu atau kuburan
dan menyembelih hewan untuk diperembahkan kepadanya. Atau melempar
mushaf di tempat-tempat yang kotor, melakukan prkatek sihir, mempelajari sihir
atau mengajarkannya. Atau memutuskan hukum dengan bukan hukum Allah dan
meyakini kebolehannya.

3. Riddah dengan sebab keyakinan

Seperti contohnya meyakini Allah memiliki sekutu, meyakini khamr, zina dan
riba sebagai sesuatu yang halal. Atau meyakini roti itu haram. Atau meyakini
bahwa sholat itu tidak diwajibkan dan sebagainya. Atau meyakini keharaman
sesuatu yang jelas disepakati kehalalannya. Atau meyakini kehalalan sesuatu yang
telah disepakati keharamannya.

4. Riddah dengan sebab keraguan

Seperti meragukan sesuatu yang sudah jelas perkaranya di dalam agama,


seperti meragukan diharamkannya syirik, khamr dan zina. Atau meragukan
kebenaran risalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para Nabi yang lain.
Atau meragukan kebenaran Nabi tersebut, atau meragukan ajaran Islam. Atau
meragukan kecocokan Islam untuk diterapkan pada zaman sekarang ini (lihat At-
Tauhid li Shaffits Tsaalits ‘Aliy, hal. 32-33)

2.2 Hukum Kufur, Syirik, Nifaq dan Riddah


A. Ayat-ayat Tentang Kufur
Kufur merupakan perkara yang banyak sekali di bicarakan di dalam al-Qur’an,
terdapat banyak sekali ayat-ayat yang membahas tentang kufur, baik itu kufur nikmat,
kufur maksiat, kufur nifaq. Diantaranya surah al-Baqarah ayat 126. Surah al-Baqarah
ayat 126

‫ار ُز ْقأ َ ْهلَ ُه ِمنَالث َّ َم َراتِ َم ْنآ َمن َِم ْن ُه ْم ِبالل ِه َو ْال َي ْو ِم ْ آ‬
‫ال ِخ ِرآ‬ ْ ‫ًاآمنً َاو‬ِ ‫اج َع ْل َهذَا َبلَد‬
ْ ‫اَلب َْرا ِه ْي ُم َر ِب‬ ِ َ َ‫َو ِإ ْذق‬
)١٢٦:‫آ(البقرة‬.‫صي ُْر‬ ِ ‫س ْال َم‬َ ْ‫ار َو ِبئ‬ ِ َّ‫ط ُّر ُهإِلَى َآع آذَا ِبالن‬ ْ َ ‫َقالَ َو َم ْن َكفَ َر َفأ ُ َمتِعُ ُهقَ ِل ْيالًث ُ َّمأ‬
َ ‫ض‬

Artinya: Dan (ingatlah) tatkala berkata Ibrahim : Ya Tuhanku. Jadikanlah negeri ini
negeri yang aman, dan karuniakanlah kepada penduduknya dari berbagai buah-
buahan,(yaitu) barangsiapa yang beriman di antara mereka kepada Allah dan Hari
Kemudian. Berfirman Dia : Dan orang-orang yang kafirpun, akan Aku beri
kesenangan untuk dia sementara, kemudian akan Kami helakan dia kepada siksaan
neraka, yaitu seburuk buruk tujuan. (Q.S. al-Baqarah: 126)

B. Ayat-ayat Tentang Syirik


Setelah mengetahui bahwa tauhid adalah perintah Allah yang terbesar kepada
jin dan manusia, serta merupakan isi utama al-Qur’an, maka sebagai konsekuensinya,
kesyirikan adalah kebalikan dari tauhid. Kesyirikan adalah larangan Allah yang
terbesar dan juga yang terbanyak di dalam al-Qur’an. Allah menegaskan,

Artinya: “...sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,


maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
C. Ayat-ayat Tentang Nifaq

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-


orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara
mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka
berperang: “Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan
tidak dibunuh”. Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu,
Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah
menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan“.

D. Ayat-ayat Tentang Riddah


Berangkat dari diri yang pecah antara perkataan/perbuatan dengan hati,
melahirkan prilaku kongkrit mendiskripsikan kemunafikan itu dalam tingkah laku dan
perkataan menjadi indikator dari kemunafikan. Hal ini sebagimana yang disinyalir
oleh Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 14:

Artinya: “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,


mereka mengatakan: “kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada Syaitan-
syaitan (sekutu/pemimpin) mereka, mereka mengatkan: “Sesngguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanya mengolok-olok”. Q.S. al-Baqarah. 14.

Dari ayat di atas, jelaslah orang-orang munafik ketika mereka berkumpul


dengan orang-orang mukmin, mereka menampakkan dhohirnya seperti orang-orang
beriman. Mereka melaksanakan segala aktifitas yang diamalkan orang-orang beriman.
Akan tetapi didalam hati mereka tidak mengimani dengan apa yang mereka kerjakan.

2.3 Dampak dari Kufur, Syirik, Nifaq dan Riddah


A. Dampak Kufur
1. Mendapat kemurkaan Allah swt, dan di akhirat nanti Allah janjikan azab yang
pedih dan menyakitkan. Mereka adalah orang-orang yang kufur, kafir nikmat
Allah swt.

َ ‫شك َْرت ُ ْمآأل َ ِزيدَ َّن ُك ْم‬


َ َ‫آولَئِ ْنآ َكفَ ْآرت ُ ْمآإِ َّنآ َعذَابِيآل‬
‫شدِيدآ‬ َ َ‫َوإِذْآتَأَذَّن‬
َ ‫آربُّ ُك ْمآلَئِ ْنآ‬

Maksudnya; Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memberitahu, sekiranya kamu


bersyukur nescaya Aku akan tambahkan nikmat ku, tetapi ingat sekiranya kamu
kufur nikmat aku sesunngguhnya azab aku sangat besar.

2. Orang yang tidak bersyukur akan menjadi orang yang sombong, takabbur dan
sentiasa menzalimi orang lain. Akibatnya mereka dibenci Allah, jauh dari rahmat
Allah swt dan tidak disukai oleh orang lain.
3. Orang yang tidak bersyukur akan menjadi orang yang tamak, dan orang yang
tamak ini sememangnya orang yang dicela. Tidak pernah merasa cukup yang
akhirnya sikap tamak tersebut menjerumuskan mereka kedalam kancah maksiat
dan kemurkaan Allah swt. Menzalimi dan menganiaya orang lain.

َ ً‫آم ْنآ َما ٍل َآِل ْبتَغَىآ َوا ِديًاآثَا ِلث‬


‫اآو َِلآ‬ َ ‫آ"آلَ ْوآأَ َّن ِآِلب ِْنآآدَ َم‬:‫سلَّ َمآ‬
ِ ‫آوا ِد َيي ِْن‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫آو‬ َّ َّ‫صل‬
‫ىآَّللاُآ َآ‬ َّ ‫سول‬
َ ‫ُآَّللاِآ‬ َ ‫آقَال‬:‫آقَالَآ‬،‫َع ْنآأَن ٍَسآ‬
ُ ‫َآر‬
‫آَّللاُآ َعلَىآ َم ْنآت َآ‬
‫َاب‬ َّ ُ‫آو َيتُوب‬،‫آ‬ َ ‫َي ْم ََلُآ َج ْو‬
َ ُ‫فآاب ِْنآآدَ َمآ ِإ َِّلآالتُّ َراب‬

Maksudnya; Sekiranya menusia memiki dua lebah harta nescaya mereka mencari
lembah yang ketiga, dan tidak dipenuhi perut manusia melainkan tanah, dan
Allah menerima taubat orang yang bertaubat.

4. Orang yang tidak bersyukur, akan sentiasa menyalahkan orang lain apabila
ditimpa musibah atau kesusahan, jauh sekali untuk muhasabah kesilapan diri
sendiri, dan sering tidak redha dengan qada' dan qadar Allah swt,
lebih malang apabila mereka menyalahkan Allah swt dan bersangka buruk
terhadapnya.
5. Orang yang tidak tidak akan tenang, tidak akan bahagia, bah hidupnya sentiasa
keluh kesah, tertekan dan tidak karuan disebabkan runtunan hawa nafsu yang
sentiasa berusaha menyesatkan manusia.

B. Dampak Syirik
1. Syirik Ashghar
1) Amal ibadahnya rusak ;Sungguh rugi orang yang berbuat syirik karena
sesungguhnya amal ibadah yang telah ia kerjaan menjadi rusak akibat
perbuatan syiriknya. Adapun firman Allah yang artinya; “Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi) sebelummu
jika kamu berbuat syirik niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah
kamu termasuk orang-orang yang merugi”. (Q. S. Az-Zumar : 65 ).
2) Syirik asghar atau bisa juga disebut syirik kecil tetap akan terkena dampak
daripada dalil-dalil mengenai perbuatan syirik sehingga orang yang
berbuat hanya akan terus menumpuk dosa jika tidak segera bertaubat.
3) Menjadikan jembatan menuju perbuatan dosa besar yang tak akan
termaafkan (syirik akbar).
2. Syirik Akbar
1) Merupakan perkara pertama yang diharamkan oleh Allah SWT. Firman
Allah SWT yang artinya; “Katakanlah: Rabbku hanya mengharamkan
perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun ter-sembunyi, dan
perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,
(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak
menu-runkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Araaf : 33).
2) Merupakan sebuah tindakan zhalim yang teramat besar yang
menghancurkan seluruh amal ibadah. Allah SWT berfirman yang
artinya; “Sesungguhnya syirik itu kezhaliman yang besar.” (Q. S. Luqman
: 13).
3) Merupakan dosa besar yang tak terampuni oleh Allah SWT sehingga
apabila meninggal dalam keadaan syirik besar, maka ia akan diharamkan
untuk masuk surga. Allah SWT berfirman yang artinya; “Sesungguhnya
barang siapa menyekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan
jannah (surga) baginya dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada bagi
orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (Q. S. Al-Maidah : 72).
4) Orang yang berbuat syirik akbar akan kekal di neraka sesuai dengan
firman Allah SWT yang artinya; “Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli
kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka
kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Q. S. Al-
Bayyinah: 6).
5) Yang melakukan perbuatan syirik akbar merupakan orang-orang yang
termasuk ke dalam golongan yang kotor akidahnya. Allah SWT berfirman
yang artinya; “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-
orang musyrik itu najis.” (Q. S. At-Taubah : 28).
C. Dampak Nifaq
Nifaq seperti kita kemukakan di depan adalah sifat yang sangat berbahaya,
baik dunia maupun akhirat. Bahaya nifaq di dunia kembali kepada pelaku dan orang
lain, dan di antara bahaya itu adalah :
1. Kerusakan di muka bumi, ini adalah inti dari bahaya yang ditimbulkan oleh
seorang munafiq, jadi nifaq dapat mengakibatkan segala kerusakan
bagaimanapun bentuknya, Allah berfirman :”Ingatlah sesungguhnya mereka
itu adalah perusak, akan tetapi mereka tidak merasa.” (QS.Al-Baqoroh : 12)
2. Tersebarnya fitnah, ini termasuk salah satu bentuk kerusakan yang timbul
akibat sifat nifaq, Allah berfirman :”Andaikan mereka ikut keluar bersama
kalian (untuk berjihad), niscaya tidak akan bermanfaat bagi kalian selain
hanya akan menambah kerusakan, dan niscaya mereka akan sebarkan fitnah
untuk memecah belah kalian.” (QS.Al-Taubah : 47)
3. Perpecahan di antaraumat Islam, dan ini adalah salah satu bentuk kerusakan
yang sangat besar bagi umat Islam, bukan hanya sekarang dengan munculnya
banyak orang yang mengatasnamakan Islam yang memberikan pengaruh hebat
di dunia internasional, padahal Islam terbebas darinya, akan tetapi sejak zaman
Rasulullah saw, kaum munafiq selalu mencari celah untuk mengadu domba
dan memecah belah umat. Allah swt berfirman :”Dan orang-orang yang
membangun masjid untuk membahayakan, serta keingkaran, dan dengan
tujuan memecah belah antara orang-orang yang beriman…” (QS.Al-Taubah :
107).
D. Dampak Riddah
Berikut ini konsekuensi buruk dari perbuatan mencampakkan Islam – satu-
satunya agama yang diridhai Allâh Azza wa Jalla – dengan memeluk agama lainnya,
menjadi seorang nasrani atau pemeluk agama lainnya.
a. Amal Ibadahnya Terhapus
Banyaknya ibadah yang telah dilakukan, tidak akan pernah bermanfaat bagi
pelakunya, bahkan berguguran tanpa ada hasil yang bisa dipetik, apabila di
kemudian hari dia kufur kepada Allâh Azza wa Jalla . Dan tempat kembalinya
adalah neraka kekal abadi di dalamnya, jika mati dalam kekufuran.
b. Haknya Sebagai Seorang Muslim Sirna
Seorang Muslim wajib menunaikan orang Muslim lainnya. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫ خ َْمس ْال ُم ْس ِل ِم َعلَى ْال ُم ْس ِل ِم َحق‬: ‫سالَ ِم َرد‬ ِ ‫ ْال َم ِري‬، ‫ع‬
َّ ‫ ال‬، ُ ‫ْض َو ِعيَادَة‬ ِ ‫ ْال َجنَا‬، ُ‫ الدَّع َْوةِ َوإِ َجابَة‬،
ُ ‫ِئز َواتِبَا‬
ِ َ‫ْالع‬
ُ‫اط ِس َوت َ ْش ِميْت‬

Hak seorang Muslim yang wajib ditunaikan oleh orang Muslim lainnya ada
lima: menjawab salam, mengunjungi yang sedang sakit, mengiringi jenazahnya,
memenuhi undangannya, mendoakan yang bersin [HR. al-Bukhâri dan Muslim]

c. Haram Menikahi Seorang Muslimah.


Apabila telah menikah, maka otomatis pernikahannya batal demi hukum
islam melarang umatnya menikah dengan non-muslim secara umum, serta
merupakan syarat sah suatu pernikahan Islami adalah kedua mempelai beragama
Islam – kecuali dengan wanita Ahli Kitab dengan persyaratan yang ketat – .
d. Tidak Boleh Menjadi Wali Dalam Pernikahan
Seorang wanita muslimah apabila hendak menikah, maka memerlukan
seorang wali untuk menikahkannya, baik bapaknya, pamannya dan seterusnya.
Akan tetapi, misalnya bapak atau walinya murtad, maka tidak berhak menikahkan
anak atau kemenakannya yang Muslimah. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

َ‫ض ُه ْم َو ْال ُمؤْ ِمنَاتُ َو ْال ُمؤْ ِمنُون‬


ُ ‫ۚ بَ ْعض أ َ ْو ِليَا ُء بَ ْع‬

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka


(adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain [at-Taubah/9:71].
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Syirik adalah menyamakan Allah dengan selain-Nya dalam perkara-perkara yang
menjadi kekhususan Allah. ).
Kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik disertai pendustaan
atau tidak. Atau karena berpaling mengikuti Rasulullah karena hasad (dengki) atau
sombong. Atau karena mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya dari
mengikuti risalah illahi.
Nifaq adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan lawannya. Dalam
terminologi Islam, nifaq adalah menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran, dan
menyembunyikan apa yang bertentangan dengannya. Seseorang yang menampakkan
kebaikan, padahal kondisi batin dan perbuatannya tidak demikian, dialah yang disebut
Munafiq.
Murtad berasal dari kata irtadda yang artinya raja’a (kembali), sehingga apabila
dikatakan irtadda ‘an diinihi maka artinya orang itu telah kafir setelah memeluk Islam.
Perbuatannya yang menyebabkan dia kafir atau murtad itu disebut sebagai riddah
(kemurtadan)

B. Saran
Beribadah dan mintalah hanya kepada Allah. Selalu bersyukurlah atas segala nikmat
yang diberikan Allah. Kemudian jadilah diri yang senantiasa jujur dengan apa yang
terjadi, jangan membohongi diri sendiri maupun orang lain. Hindarilah perbuatan syirik,
kufur, nifaq dan riddah. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari
pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Agama RI, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Anda Utama,1993). Makhrus


Munajat, Hukum Pidana Islam di Indonesia, (Yogyakarta: TERAS, 2009).

Abdullah Ahmad Qadiri, Murtad Dikutuk Allah, (Pustaka Mantiq, tth). Ahmad Choirul
Rofiq, Benarkah Islam Menghukum Mati Orang Murtad (kajian historis tentang perang
riddah dan hubungan dengan kebebasan beragama), (Ponorogo: STAIN Ponorogo PRESS,
2010).

http://adadisinisaja.blogspot.co.id/2013/09/iman-kufur-nifaq-dan-syirik.html

You might also like