Professional Documents
Culture Documents
Nim : P07131117128
Prodi : Diploma III
Mata Kuliah : Sosiologi Antropologi Gizi
Dosen Pembimbing : Drs. Jumarianto,Msi
Syah Dalam Nurlin Ibrahim mengemukakan bahwa adat adalah kaidah-kaidah sosial
yang tradisional yang sakral ini berarti bahwa adalah ketentuan leluhur dan ditaati
secara turun temurun. Ia merupakan tradisi yang mengatur masyarakat penduduk asli
indonesia yang dirasakan oleh anggota-anggotanya sangat mengikat. Sebagai kaidah-
kaidah sosial yang dianggap sakral, maka pelaksanaan adat ini hendaknya dilaksanakan
berdasarkan norma-norma adat yang berlaku disetiap daerah dengan tanpa
memperhatikan adanya stratifikasi dalam kehidupan masyarakat. Ibrahim (2009:5).
Di dalam semua religi atau agama, ada kepercayaan tertentu yang berkaitan
dengan kesehatan gizi, dll. Misal : orang yang beragama Islam : tidak makan babi,
sehingga dalam 2 rangka memperbaiki status gizi, seorang petugas kesehatan khusus
nya gizi dapat menganjurkan makanan lain yang bergizi yang tidak bertentangan
dengan agamanya.
Dengan mempelajari organisasi masyarakat, maka petugas kesehatan akan mengetahui organisasi
apa saja yang ada di masyarakat, kelompok mana yang berkuasa, kelompok mana yang menjadi
panutan, dan tokoh mana yang disegani. Sehingga dapat dijadikan strategi pendekatan yang lebih
tepat dalam upaya mengubah perilaku kesehatan masyarakat.
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan
dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang
penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi
pengeluaran.
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan
jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan
keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk
menarik investor.
Status sosial adalah lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang hierarkis, yang
sekaligus menentukan peran sosial seseorang. Lokasi atau posisi dalam strata sosial berbeda-
beda, tergantung pada hak dan kewajiban, serta biasanya ditentukan pula oleh gaya hidup dan
pola konsumsi seseorang. Perbedaan posisi tersebut menggambarkan perbedaan status. Pada
gilirannya, posisi tertentu bernilai sosial tinggi dan posisi yang lain rendah. Masyarakat pada
umumnya mengejar posisi yang bernilai sosial tinggi untuk mendapat penghargaan,
penghormatan, dan respek dari masyarakat banyak.
Definisi status sosial di atas menunjukkan bahwa status berkaitan erat dengan stratifikasi sosial.
Pembedaan nilai terhadap status sosial berada dalam sistem stratifikasi. Oleh sebab itu, apabila
seseorang hidup dalam masyarakat yang kondisinya sama rata dan sama rasa, dimana setiap
orang memiliki kedudukan yang relatif sama, maka status sosial menjadi kurang penting untuk
dikejar.
Gizi pun bisa diartikan sebagai sesuatu yang memengaruhi adanya proses perubahan yang ada
pada setiap makanan yang masuk dalam tubuh yang bisa mempertahankan tubuh agar tetap
sehat. Para ahli yang mempelajari tentang Gizi dikenal sebagai Ilmu Gizi.
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial
ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk membeli
bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga
bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan.
Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi
kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya
(Fikawati & Shafiq, 2012). Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas
dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan
yang diperoleh. Dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula
persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli daging, buah, sayuran dan beberapa
jenis bahan makanan lainnya (Fikawati & Shafig, 2012) Kemiskinan sebagai penyebab gizi
kurang menduduki posisi pertama pada kondisi umum di masyarakat. Masalah utama
penduduk miskin pada umumnya sangat tergantung pada pendapatan perhari yang pada
umumnya tidak mencukupi kebutuhan dasar secara normal. Penduduk miskin cenderung
tidak mempunyai cadangan panagan karena daya belinya rendah. Pada tahun 1998, ada
51,0% rumah tangga didaerah perkotaan dan 47,5% rumah tangga didaerah, pedesaan
mengalami masalah kekurangan konsumsi pangan (Ernawati, 2006) Pada umumnya,
dengan meningkatnya pendapatan perorangan, terjadilah perubahan-perubahan dalam
susunan makanan. Akan tetapi, pengeluaran uang lebih Universitas Sumatera Utara banyak
untuk pangan yang tidak terjamin lebih beragamnya konsumsi pangan (Suhardjo, 1999)
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak
dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Proverawati
& Asfuah, 2009)
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan, seperti
tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang sebenarnya
makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tersebut. Seperti ibu
hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Hartriyanti & Triyanti, 2012)
Daftar Pustaka
http://zaysscremeemo.blogspot.com/2012/07/pengertian-
kepercyaan.html?m=1
https://sei-kura29.blogspot.co.id/2017/07/pengertian-adat-menurut-beberapa-
ahli.html?m=1
http://www.bhataramedia.com/forum/jelaskan-pengertian-kebiasaan-dan-
sebutkan-contohnya/
http://satyaexcel.blogspot.co.id/2012/10/makalah-tentang-aspek-sosial-
budaya.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendapatan
http://sosiologis.com/status-sosial
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/05/pengertian-gizi-jenis-jenis-dan-
fungsi.html?m=1
https://ejournalhealth.com/index.php/kesmas/article/viewFile/475/463
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37295/Chapter%20II.p
df;jsessionid=F87A205C6A2EC3539B0A59CA9D9F3D2A?sequence=4