Professional Documents
Culture Documents
Bangsa Indonesia adalah sekolompok manusia yang mempunyai keinginan untuk hidup
bersama karena nasib yang sama, bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu sebagai satu
kesatuan dari sabang sampai merauke.
Bangsa Indonesia secara geografis terletak di antara dua samudra hindia dan pasifik, serta
terletak di antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia. Wilayah tersebut memiliki iklim
tropis yang terletak di 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang Selatan), serta berada di garis
bujur 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur Timur).
Kata Indonesia terkait dengan hal tersebut mempunyai makna bangsa; yaitu seluruh
penduduk yang mendiami wilayah itu. pengertian Negara: yaitu organisasi kekuasaan yang
merdeka dan berdaulat di wilayah itu
Dalam arti bahasa, yaitu bahasa resmi negara Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
yang sah di seluruh Negara Kesatuan Indonesia. Dalam arti geopolitik, Indonesia adalah tanah
air kita atau tumpah darah kita dari Sabang sampai Merauke.
2. Nilai-nilai Pancasila pada masa Prasejarah
Berdasarkan pada penemuan artefak manusia purba yang pernah hidup di Indonesia,
mereka sudah mengenal dan mengalami hidup tiga zaman, yaitu Paleolithikum, Mesolithikum,
dan Neolithikum. Dimana masing-masing zaman memiliki ciri budaya tersendiri. Seperti
contohnya saat zaman paleolithikum, manusia masih menggunakan batu untuk berburu hewan
dan tanaman, ini menandakan bahwa manusia sudah memiliki isnting atau disebut
foodgathering. Sedangkan saat Neolithikum, manusia sudah mengenal bercocoktanam atau
disebut foodproducing.
Berikut adalah nilai-nilai pancasila yang sudah timbul saat masa prasejarah:
1. Nilai Religi
Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan adanya penguburan, terutama
Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus, serta dalam menghadapi tantangan alam
tenaga gaib sangat tampak. Selain itu ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu
yang digunakan untuk aktifitas religi seprti upacara mendatangkan hujan, dll.
Adanya keyakinan terhadap pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir di tempat-
tempat yang tinggi yang dianggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh keajaiban
dan slelebagai batas antara dunia manusia dan roh leluhur.
2. Nilai Peri Kemanusiaan
Penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi
terhadap manusia meskipun sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat
baik terhaap sesama manusia, yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan
nilai kemanusiaan.
Mereka tidak hidup terbatasdi wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok
pedalaman dengan pantai dan persebaran kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan
dengan bangsa-bangsa lain.
3. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga muncul
kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori perbandingan
bahasa menurut H.Kern dan benda- benda kebudayaan Pra Sejarah Von Heine Gildern.
Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuan tentang laut, musim, perahu, dan
astronomi, menyebabkan adanya kesamaan karakteristik kebudayaan Indonesia. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika lautan juga merupakan tempat tinggal selain daratan.
Itulah sebabnya mereka menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.
4. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah memiliki aturan
untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat
sosial.
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin
oleh seorang kepala suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares
(yang pertama diantara yang sama).
5. Nilai Keadilan Sosial
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti masyarakat pada
saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering menuju ke pola hidup
foodproducing. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan
kesejahteraan dan kemakmuran bersama sudah ada.
3. a. Nilai – Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra
dikenal sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Sistem
perdagangan telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam
pemasarannya. Selain itu juga sudah ada badan yang bertugas mengurus pajak, harta benda
kerajaan, kerohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan dan patung-patung suci
sehingga kerajaan dapat menjalakan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.
Cita – cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan
Sriwijaya sebagaimana tersebut dalam perkataan “Marvuai Vannua Criwijaya Siddhayatra
Subhika” (suatu cita – cita negara yang adil dan makmur).
Pada hakekatnya nilai – nilai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai – nilai
Pancasila, yaitu sebagai berikut :
1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup
berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan
dan pengembangan agama Buddha.
2) Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha).
Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik
luar negeri yang bebas aktif.
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep
Negara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
4) Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi Siam
dan Semenanjung Melayu.
5) Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehingga
kehidupan rakyatnya sangat makmur.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo
yang sesingkat-singkatnya.
Soekarno-Hatta
1) Merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Ionesia yang telah lama
mengalami penindasan penajajh dan sekaligus merupakan pencetusan jiwa atau
semangat untuk mewujudkan cita-cita bangsa seperti yang tertuang dalam Pembukuan
UUD 1945 alinea ke IV.
2) Pernyataan kemerdekaan pada hakikatnya merupakan pembertiauan kepada bangsa
sendiri dan dunia internasional bahwa pada saat itu bangsa Indonesia telah merdeka
lepas dari penajajahan.
3) Proklamasi kmerdekaan bangsa Indonesia melahirkan Negara Proklamasi, yaitu Negara
Republik Indonesia.
4) Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia dilihat dari ilmu hukum, pada hakikatnya
merupakan keputusan atau pernyataan yang telah menghapus tata hukum colonial
diganti dengan atata hukum nasional.
5) Proklamasi Kemerdekaan jika ditinjau dari sudut politis-ideologis merupakan
pembentukan perumahan bangsa Indonesia yang baru bebas dari penajajahan, merdeka
dan berdaulat penuh, baik ke dalam maupun ke luar.
c. Proses Pengesahan Pancasila dan UUD 1945
Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945 tersebut,
terkandung 4 alinea-alinea yang berintikan pernyataan kebulatan tekad Bangsa
Indonesia dalam menentukan perjuangan dan nasib Bangsa Indonesia pada masa selanjutnya,
dan berperan serta dalam perdamaian dunia yang menentang bentuk-bentuk pejajahan ataupun
kolonialisme di muka bumi ini.
Dan pada Alinea yang ke-4, dinyatakan pula rangkaian susunan Dasar Negara Indonesia,
yakni Pancasila, dengan susunan sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia