You are on page 1of 10

ISSN : 2085-6601

EISSN : 2502-4590

PENGARUH KESIAPAN BERUBAH, KOMITMEN TERHADAP


ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TENTANG PERUBAHAN
ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN PERFORMANCE
MANAGEMENT SYSTEM
Etti Harimurti1*), Emmy Mariatin2
1
Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara
2
Program Studi Magister Psikologi, Program Pascasarjana, Universitas Medan Area
*)
E-mail : ettiharimurti@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesiapan berubah pekerja, komitmen
pekerja terhadap organisasi dan komunikasi organisasi tentang perubahanterhadap penerapan
performance management system.Populasi penelitian adalah seluruh karyawan kantor PT.
Permata Hijau Group kota Medan.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Kriteria inklusi sampel penelitian adalah karyawan tetap PT. Permata Hijau Group
yang telah lulus masa percobaan. Data penelitian dikumpulkan melalui skala kesiapan berubah,
skala komitmen terhadap organisasi, skala komunikasi tentang perubahan organisasi, dan skala
penerapan performance management system. Semua skala diadaptasi berdasarkan teori yang
relevan. Analisa data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisa linier berganda.
Hasil analisa data menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dari variabel kesiapan berubah,
komitmen terhadap organisasi, dan komunikasi tentang perubahan organisasi, terhadap
penerapan performance management system.

Kata Kunci: kesiapan berubah, komitmen terhadap organisasi, komunikasi tentang perubahan
organisasi, penerapan performance management system

Abstract
This study aimed to determine the effect of workers’ readiness to change, workers'
organizational commitment and the organization's communication regarding changes with the
implementation of the performance management system. The study population was all
employees of PT. Permata Hijau Group of Medan. Sampling was done by using the purposive
sampling technique. The inclusion criteria of the study sample was permanent employees of PT.
Permata Hijau Group who have passed probation. The research data were collected through the
scale of readiness to change, scale of organizational commitment, scale of organization's
communication regarding changes, and the scale of the performance management system. All
scale were adapted on the basis of relevant theories. Data analysis was performed using multiple
linear analysis technique. The results of data analysis showed a positive and significant effect
of the workers’ readiness to change, organizational commitment, and communication about
organizational change, to the application of performance management system.

Keywords: readiness to change, commitment to the organization, communication about the


organizational changes, the implementation of a performance management system

PENDAHULUAN perusahaan yang bertaraf internasional.Hal


Era globalisasi pasar dan ini menuntut organisasi mampu
perkembangan teknologi informasi yang menyesuaikan diri untuk dapat
cepat saat ini menyebabkan ketatnya mempertahankan kelangsungan hidupnya.
persaingan organisasi khususnya Organisasi harus mau berubah untuk
27
Harimurti & Mariatin ISSN : 2085 – 6601
Kesiapan berubah, komitmen terhadap organisasi, komunikasi EISSN : 2502-4590
tentang perubahan organisasi, performance management system
mengikuti perubahan yang terjadi sehingga makan (edible oil), mentega (margarine),
organisasi mampu menyesuaikan visi, misi, sabun (soap noodle),fatty acid(lemak asam).
metode budaya dan strategi perusahaan Perusahaan yang telah berdiri dari tahun
dengan situasi lingkungan agar perusahaan 1984 ini hingga hari ini belum memiliki suatu
dapat memenangkan kompetisi yang sedang sistem manajemen kinerja yang baku. Visi
berlangsung (Niven, 2002). Organisasi atau dan misi perusahaanpun baru terbangun di
perusahaan perlu untuk mengetahui akhir tahun lalu.Dalam pembuatan visi dan
kesiapan para karyawannya sebagai misi tersebut, penulis juga menjadi salah satu
penanda awal akan adanya dukungan atau karyawan yang terlibat di dalamnya. Dan dari
penolakan dari karyawan tentang perubahan situ pula penulis juga terlibat dalam tim yang
yang akan direncanakan, sehingga membangun suatu sistem manajemen kinerja
perusahaan akan mengetahui lebih awal (performance management system).Hal ini
indikasi adanya penolakan karyawan akan sudah mulai dirasakan menjadi kebutuhan
menyebabkan perusahaan akan dapat mutlak dan mendesak melihat semakin
menentukan langkah-langkah preventif berkembangnya perusahaan ini dan semakin
sebelum benar-benar melaksanakan banyak pula karyawan yang tergabung di
perubahan sehingga penolakan yang ada dalamnya.Berangkat dari ulasan di atasmaka
akan dapat diminimalisir (Fachri, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana
2008).Mayer dan Allen (1997) menyatakan pengaruh kesiapan berubah, komitmen
bahwa seorang pekerja yang memiliki pekerja terhadap organisasi dan komunikasi
komitmen terhadap organisasi yang organisasi tentang perubahan terhadap
menaunginya akan bertahan dengan penerapan performance management
organisasinya baik dalam keadaan positif systemdi PT Permata Hijau Group.
maupun negatif, mempertahankan dan Performance management system atau
mengembangkan aset yang dimiliki, ikut serta sistem manajemen kinerja adalah sebuah
dalam mengimplementasikan visi dan tujuan proses manajemen kinerja yang dimulai dari
organisasi. Maka sejalan dengan ahli penetapan, tujuan dan target bagi individu
sebelumnya, bahwa selain kesiapan pekerja maupun kelompok disertai penilaian
untuk berubah, hal lain yang dituntut adalah pencapaian secara regular dan pemberian
komitmen dari karyawan perusahaan imbalan yang sesuai dengan pencapaian
tersebut. Menurut Elving (2005) komunikasi target (O’Callaghan, 2005).Menurut Cokins
tentang perubahan memiliki dua tujuan yaitu (2009) performance management
pertama untuk menginformasikan perubahan memainkan peranan kunci dalam
kerja dan kebijakan yang terjadi, dan kedua pengambilan keputusan di
untuk menciptakan komunitas dalam organisasi.Performance management
organisasi. Maka komunikasi tentang system dapat memberikan umpanbalik atau
perubahan organisasi menjadi faktor masukan mengenai apakah perubahan yang
berikutnya yang sangat penting dalam diambil telah diimplementasikan secara
menunjang keberhasilan penerapan sistem efektif.
manajemen kinerja yang akan dilaksanakan Mills (2009) mendefinisikan perubahan
dalam perusahaan. organisasi sebagai perubahan aspek-aspek
PT Permata Hijau Group adalah inti dari cara organisasi beroperasi yang
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang meliputi struktur teknologi, budaya, pimpinan,
semula dirintis dengan 800 Ha kebun, kini tujuan dan individu yang ada dalam sebuah
telah berkembang menjadi perusahaan organisasi. Sejalan dengan hal itu Newstorm
oleochemicals/oleokimia yang besar. (2007) menyatakan bahwa perubahan
Perkebunan telah meluas tidak hanya di organisasi adalah seluruh perubahan dalam
Provinsi Sumatera Utara, akan tetapi telah lingkungan organisasi yang mempengaruhi
mencapai Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi individu didalamnya untuk mengubah
Jambi dan Provinsi Bengkulu. Karyawan kini perilakunya.
telah mencapai hamper6000 orang. Produksi
yang semula hanyalah crude palm oil (minyak Menurut Armenakis (1999), kesiapan
kelapa sawit mentah), kini telah meningkat berubah tampak dalam keyakinan, sikap, dan
pada produksi turunannya seperti minyak intensi yang menyangkut perubahan apa

28
ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

yang perlu dilakukan dan kemampuan untuk hadir dalam organisasi dan berusaha
organisasi untuk secara sukses melakukan mencapai tujuan organisasi, termasuk tujuan
perubahan tersebut. Sejalan dengan organisasi untuk merubah sistem yang ada.
pernyataan diatas, perubahan harus diikuti Dalam penelitiannya, Becker (1996)
dengan kapasitas organisasi untuk berubah menyatakan bahwa keterikatan psikologis
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerja terhadap organisasi dipengaruhi oleh
secara cepat dan efektif agar mampu tetap komitmen dan mempengaruhi tingkat sikap
bertahan (Slocum & Hellriegel, negatif (stres dan sinisme) terhadap
2009).Knickerbocker dan McGregor (1991) perubahan.Hal ini didukung oleh Vakola dan
menyatakan bahwa untuk meningkatkan Nikolaou (2005) yang menyatakan komitmen
usaha kooperatif dan efisiensi dalam pekerja terhadap organisasi berhubungan
perusahaan, perubahan harus diterima oleh dengan sinisme terhadap perubahan, dimana
pekerja sebagai hal yang penting dan semakin tinggi tingkat sinisme pekerja, maka
beralasan.Bernerth (2004) menemukan komitmen pekerja terhadap organisasi
bahwa faktor keberhasilan perubahan semakin rendah.
organisasi adalah kesiapan karyawan dalam Berdasarkan pembagian komponen
berubah. Sejalan dengan Bernerth, Holt komitmen menurut Meyer dan Allen (1997),
(2007) mengemukakan bahwa individu terdapat beberapa hal dalam komitmen
dengan kesiapan berubah yang lebih tinggi organisasi yang mempengaruhi implementasi
akan lebih berpegang pada perubahan yang perubahan dalam organisasi.Komitmen
dilakukan dan menunjukkan dukungan yang afektif dipengaruhi oleh keterikatan
lebih baik. emosional, identifikasi individu dalam
Halgrimsson (2008) dalam organisasi dan keterlibatan individu dalam
penelitiannya menemukan bahwa organisasi.Dalam hal ini maka keterlibatan
peningkatan kesiapan berubah akan individu dalam organisasi memegang
meningkatkan implementasi perubahan peranan penting dalam implementasi
dalam organisasi. Hal ini disebabkan oleh perubahan. Individu yang memiliki komitmen
umpan balik dari kepuasan kerja yang afektif yang rendah dikarenakan keterlibatan
meningkat ketika seorang karyawan siap dalam organisasi yang rendah akan
dalam menghadapi perubahan. Alasan lain mengalami kesulitan dalam penerapan
adalah berkurangnya ketidakpastian perubahan. Komitmen kontinuans
(uncertainty)dengan meningkatnya kesiapan dipengaruhi oleh persepsi individu akan
berubah. alternatif pekerjaan lain, maka individu
Iverson (1996) menyatakan bahwa dengan komitmen kontinuans yang rendah
komitmen merupakan salah satu determinan dapat memiliki niat untuk meninggalkan
terpenting bagi suksesnya sebuah organisasi lebih tinggi, dan ini akan
perubahan.Lau dan Woodman (1995) berdampak buruk bagi organisasi yang
menyatakan bahwa komitmen pekerja sedang menjalani perubahan. Komitmen
terhadap organisasi mempengaruhi normatif dipengaruhi oleh loyalitas dan
bagaimana perubahan dievaluasi. Pekerja tanggung jawab moral individu untuk berada
yang berkomitmen terhadap organisasi akan dalam organisasi.Maka semakin tinggi
menerima perubahan. Semakin tinggi simpati komitmen normatif yang dimiliki oleh seorang
yang dimiliki pekerja terhadap perubahan, pekerja, semakin tinggi juga loyalitas dan
semakin besar keinginannya untuk menerima tanggung jawab moral pekerja untuk
perubahan dalam organisasi. Hal ini sejalan menjalankan perubahan dan tetap berada
dengan penelitian Greenberg dan Baron dalam organisasi selama penerapan
(1993) menemukan bahwa karyawan yang perubahan tersebut. Dunham, Grube, dan
memiliki komitmen terhadap organisasi yang Castaneda (1994) menyatakan bahwa
tinggi akan lebih stabil dan lebih produktif komitmen normatif dan afektif memiliki
sehingga akhirnya dapat mendukung pengaruh yang signifikan kepada persepsi
perubahan dalam organisasi. Mowday, Porter terhadap manajemen parsipatif. Hal ini yang
dan Steers (1982) menemukan bahwa kemudian akan membantu penerapan
karyawan yang memiliki komitmen terhadap perubahan dalam perusahaan.
organisasi yang tinggi akan lebih termotivasi

29
Harimurti & Mariatin ISSN : 2085 – 6601
Kesiapan berubah, komitmen terhadap organisasi, komunikasi EISSN : 2502-4590
tentang perubahan organisasi, performance management system
DiFonzo dan Bordia (1995) peran dalam menahan pekerja untuk tetap
menyatakan bahwa komunikasi perubahan berada dalam organisasi meskipun dalam
yang buruk akan menyebabkan adanya periode ketidakpastian.Selain itu komunikasi
rumor, dan meningkatnya resistensi terhadap tentang perubahan organisasi juga
perubahan. Kotter dan Schlesinger (1979) memegang pengaruh terhadap penerapan
juga menyatakan bahwa sikap negatif pekerja perubahan.Hal ini terjadi jika komunikasi
terhadap perubahan (sinisme dan yang disampaikan mempertibangkan
skeptisisme) berhubungan terbalik dengan personal valence(keuntungan pribadi), yang
persepsi pekerja terhadap kecukupan merupakan dimensi kesiapan berubah. Hal ini
informasi terhadap pekerja.Kurangnya menunjukkan bahwa komunikasi tentang
komunikasi merupakan faktor terpenting yang perubahan dapat memiliki pengaruh positif
menyebabkan resistensi terhadap terhadap kesiapan berubah, yang akhirnya
perubahan. Stanley, Meyer dan Topolnytsky akan mempengaruhi penerapan perubahan.
(2005) menyatakan bahwa dalam keadaan Durmaz (2007) meneliti hubungan
dimana resistensi pekerja terhadap antara kesiapan berubah, komitmen terhadap
perubahan sangat besar, maka manajemen organisasi, komunikasi tentang perubahan
harus melakukan strategi lain dalam organisasi, kepercayaan terhadap organisasi,
melakukan komunikasi seperti menempatkan penerimaan terhadap perubahan organisasi
pekerja yang dapat dipercaya dalam dan pelatihan terhadap perubahan
organisasi untuk mengkomunikasikan dan organisasi.Dari penelitian tersebut dijumpai
meyakinkan pekerja lain mengenai keinginan bahwa kesiapan berubah dan komunikasi
organisasi untuk berubah. Ketidakpercayaan tentang perubahan organisasi memiliki
pekerja terhadap motif perubahan organisasi pengaruh terhadap perubahan dalam
sebagai hasil dari komunikasi yang buruk organisasi.Hal ini disebabkan oleh kesiapan
merupakan sumber resistensi terhadap berubah dapat meningkat jika dipicu oleh
perubahan.Coch dan French (1978) komunikasi tentang perubahan organisasi
menyatakan bahwa manajer perlu yang baik, dan sebaliknya.Sedangkan
menciptakan kesiapan berubah dalam komitmen terhadap organisasi tidak memiliki
pertemuan dengan pekerja untuk mengurangi pengaruh yang signifikan terhadap
penolakan dari pekerja.Dalam hal ini, penerapan perubahan.Hal ini mungkin
perubahan sistem yang sedang dilakukan disebabkan oleh karakteristik pribadi dan
oleh perusahaan membutuhkan komunikasi jabatan yang mempengaruhi komitmen
yang efektif.Hal ini sejalan dengan penelitian terhadap organisasi. Organisasi dengan
Newstrom (2007) yang menyatakan bahwa karakteristik pribadi anggota organisasi yang
komunikasi merupakan faktor penting dalam lebih homogen dapat mempengaruhi
mengatasi resistensi dan meningkatkan komitmen disebabkan oleh identifikasi diri
penerimaan pekerja terhadap perubahan dan keterikatan emosional yang rendah,
dalam organisasi. sedangkan karakteristik jabatan atau
Visagie dan Steyn (2011) meneliti lingkungan kerja yang tidak dinamis akan
pengaruh kesiapan berubah, komitmen mempengaruhi komitmen kontinuans
terhadap organisasi, dan komunikasi tentang sehingga pekerja tidak merasa memiliki
perubahan organisasi terhadap perubahan sumbangsih yang nyata bagi organisasi
dalam organisasi.Hasil penelitian mereka (Meyer dan Allen, 1997).
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara ketiganya dengan METODE PENELITIAN
penerapan perubahan organisasi. Dari ketiga Populasi dalam penelitian ini adalah
variabel tersebut, komitmen terhadap seluruh karyawan kantor PT. Permata Hijau
organisasi memegang peran kunci dimana Group kota Medan sebanyak 289
menurut mereka kesiapan berubah dan orang.Penentuan besar sampel dilakukan
komunikasi tentang perubahan akan memiliki dengan menggunakan tabel besaran sampel
pengaruh terhadap penerapan perubahan yang diturunkan dari rumus Krejcie-Morgan,
jika disertai oleh komitmen terhadap dimana didapat nilai besar sampel untuk
organisasi yang kuat. Hal ini disebabkan oleh populasi 289 orang yaitu sebanyak 165 orang
karena komitmen organisasi memegang (Krejcie, 1970).

30
ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

Pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan analisis data, dan tahap penyajian
teknik non-probability sampling yaitu data dalam laporan.Analisis data dilakukan
purposive sampling. Adapun kriteria inklusi dengan analisis linier berganda dengan
sampel dalam penelitian ini adalah karyawan penerapan performance management
tetap PT. Permata Hijau Group yang telah system sebagai variabel dependen dan
lulus masa percobaan. Sedangkan kriteria kesiapan berubah, komitmen terhadap
eksklusi dalam penelitian ini adalah karyawan organisasi, dan komunikasi tentang
yang tidak masuk bekerja saat dilakukan perubahan organisasi sebagai variabel
penelitian.Subjek penelitian terdiri dari laki- independen.
laki sebanyak 83 orang (50,3%) dan
perempuan sebanyak 82 orang (49,7%), HASIL PENELITIAN
dengan usia rata-rata 33 tahun (SD: 8,617). Karakteristik responden seperti jenis
Alat ukur yang digunakan dalam kelamin, usia, tingkat pendidikan, jabatan dan
penelitian ini adalah dengan menggunakan lama kerja disajikan dalam Tabel 1. Rerata
skala, yang terdiri dari : dan Standar Deviasi tiap variabel disajikan
1. Skala kesiapan berubah : diadaptasi dari dalam tabel 2.Analisis data penelitian ini
skala kesiapan berubah menurut Durmaz menggunakan uji regresi linier berganda. Dari
(2007) dan Holt (2002) yang berdasarkan hasil uji ini didapati nilai R = 0,927 yang
pada lima dimensi kesiapan berubah yaitu menunjukkan hubungan positif antara
dukungan organisasi, diskrepansi, kesiapan berubah, komitmen afektif,
keuntungan personal, efikasi, dan komitmen kontinuans, komitmen normatif dan
ketepatan untuk berubah (rxx = 0,924). komunikasi tentang perubahan dengan
2. Skala komitmen terhadap organisasi : penerapan performance management
diadaptasi dari skala komitmen terhadap system. Kemudian dari nilai koefisien
organisasi menurut Meyer dan Allen determinan (R2) didapati nilai 0,860 yang
(1997) berdasarkan tiga komponen berarti variabel kesiapan berubah, komitmen
komitmen terhadap organisasi yaitu afektif, komitmen kontinuans, komitmen
komitmen afektif (rxx = 0,828), komitmen normatif dan komunikasi tentang perubahan
kontinuans (rxx = 0,904), dan komitmen dapat menjelaskan 86,0% variabel
normatif (rxx = 0,849). penerapan performance management
3. Skala komunikasi tentang perubahan system.Selanjutnya dilihat apakah terdapat
organisasi : diadaptasi dari skala pengaruh yang signifikan dari variabel
komunikasi tentang perubahan organisasi independen secara simultan (bersama-sama)
menurut Durmaz (2007) berdasarkan dua terhadap variabel dependen melalui uji
dimensi komunikasi tentang perubahan ANOVA. Dari tabel diatas didapati bahwa nilai
organisasi yaitu resistensi terhadap F hitung = 195,226 dengan signifikansi 0,000
perubahan dan proses penyampaian < 0,05 yang berarti bahwa seluruh variabel
informasi (rxx = 0,930). independen dapat digunakan dalam analisis
4. Skala penerapan Performance regresi untuk memprediksi nilai penerapan
Management System: didasarkan pada performance management system.
tahapan performance management Dari hasil Uji t dan model regresi pada
system oleh HayGroup yang membagi Tabel 3 dijumpai bahwa variabel kesiapan
tahapan performance management berubah memiliki nilai thitung = 4,047 > ttabel
system kedalam empat aspek yaitu 1,645; p = 0,000; variabel komitmen afektif
planning (perencanaan), coaching memiliki nilai thitung = 5,067 > ttabel 1,645; p =
(pelatihan), reviewing (penilaian), dan 0,000; variabel komitmen kontinuans memiliki
rewarding (penghargaan) (rxx = 0,962). nilai thitung = 2,523 > ttabel 1,645; p = 0,013;
Prosedur penelitian dibagi dalam variabel komitmen normatif memiliki nilai t hitung
beberapa tahapan yaitu tahap persiapan = 3,843 > ttabel 1,645; p = 0,000; variabel
penelitian, dimana peneliti melakukan survei komunikasi tentang perubahan organisasi
awal ke perusahaan dan melakukan memiliki nilai thitung = 4,576 > ttabel 1,645; p =
penyusunan alat ukur, tahap pelaksanaan 0,000;
penelitian, dimana peneliti melakukan Dengan demikian maka hipotesis nol
penyebaran alat ukur dan kemudian ditolak dan hipotesis alternatif diterima yaitu

31
Harimurti & Mariatin ISSN : 2085 – 6601
Kesiapan berubah, komitmen terhadap organisasi, komunikasi EISSN : 2502-4590
tentang perubahan organisasi, performance management system
terdapat pengaruh kesiapan berubah, >10 Tahun 38 23%
komitmen afektif, komitmen kontinuans,
komitmen normatif, dankomunikasi Tabel 2. Statistik Deskriptif
tentangperubahanorganisasi terhadap Variabel Rerata SD
penerapan performance management Kesiapan Berubah 59.56 13.464
system.Terakhir dilakukan penilaian model Komitmen Afektif 24.02 6.090
persamaan regresi dengan melihat nilai B Komitmen 23.89 6.454
dari unstandarized coefficients pada model Kontinuans
Komitmen Normatif 12.04 3.412
regresi. Pada model regresi ini didapatkan
Komunikasi tentang 57.22 12.995
konstanta B sebesar 6,157 dengan nilai Perubahan
koefisien variabel kesiapan berubah 0,458; Organisasi
komitmen afektif 1,034; komitmen kontinuans Penerapan 114.58 25.288
0,464; komitmen normatif 1,230; dan Performance
komunikasi tentang perubahan organisasi Management
0,532. Maka dari nilai-nilai tersebut dapat System
disimpulkan model persamaan regresi linier
berganda yang diperoleh adalah sebagai Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
berikut: B β t p
Y = 6,157 + (0,458X1) + (1,034X2) + Konstanta 6.157 1.922 .027
(0,464X3) + (1,230X4) + (0,532X5) Kesiapan 0.458 .244 4.047 .000
Y = nilai penerapan performance Berubah
management system Komitmen 1.034 .249 5.067 .000
X1 = nilai kesiapan berubah Afektif
X2 = nilai komitmen afektif Komitmen 0.464 .118 2.523 .013
X3 = nilai komitmen kontinuans Kontinuans
X4 = nilai komitmen normatif Komitmen 1.230 .166 3.843 .000
X5 = nilai komunikasi tentang Normatif
perubahan organisasi Komunikasi 0.532 .273 4.576 .000
tentang
Perubahan
Tabel 1. Karakteristik Responden Organisasi
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
DISKUSI
Laki-Laki 83 50.3 %
Perempuan 82 49.7% Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
Usia penelitian oleh Durmaz (2007) dimana
< 25 Tahun 32 19.4% kesiapan berubah dan komunikasi tentang
25-40 Tahun 99 60% perubahan memiliki pengaruh positif
>40 Tahun 34 20.6% terhadap implementasi perubahan dalam
Tingkat organisasi.Namun dalam penelitian tersebut
Pendidikan 21 12.7% variabel komitmen kepada organisasi tidak
SMA 33 20% mempunyai hubungan yang signifikan
Diploma 3 104 63% terhadap implementasi perubahan dalam
Strata 1 7 4.2%
Strata 2
organisasi.
Jabatan Terdapat pengaruh yang positif antara
Implementor 3 32 19.4% kesiapan berubah terhadap implementasi
Implementor 2 48 29.1% perubahan. Ada beberapa alasan yang dapat
Implementor 1 20 12.1% menyebabkan hal tersebut, antara lain
Officer 3 24 14.5% kesiapan berubah sendiri merupakan langkah
Officer 2 24 14.5% pertama dalam terjadinya sebuah perubahan,
Officer 1 12 7.3% maka dari itu semakin tinggi kesiapan
Assisten 5 3% berubah anggota dalam organisasi maka
Manajer akan semakin lancar perubahan yang akan
Lama Kerja
< 5 Tahun 58 35.2%
dilakukan. Kesiapan berubah dianalogikan
5-10 Tahun 69 41.8% dengan tahapan unfreezing menurut model
Perubahan Tiga-Tahap Lewin dimana
32
ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

anggota organisasi merasa tidak nyaman menyeluruh dan mempengaruhi setiap


dengan perilaku yang selama ini dilakukan anggota organisasi. Menurut Fedor (2006)
dan mulai menggali kebutuhan akan dan Dordevic (2004), komitmen pekerja
perubahan (Durmaz, 2007). Selain itu adanya dalam menghadapi perubahan organisasi
pengaruh dari change valence atau akan rendah jika pekerja tersebut merasa
keuntungan yang didapat oleh individu atau hanya dirinya yang melakukan sebagian
organisasi melalui perubahan tersebut. besar perubahan tersebut. Adapun komitmen
Menurut Weiner (2009), semakin cocoknya pekerja yang lebih tinggi terhadap organisasi
perubahan yang dilakukan dengan nilai-nilai yang menaunginya akan meningkatkan
organisasi dan kebutuhan organisasi akan implementasi perubahan jika perubahan
perubahan maka akan semakin positif tersebut dilakukan bersama-sama dalam
persepsi dan implementasi perubahan unit-unit kerja.
tersebut. Namun Weiner mengungkapkan Dalam penelitian ini dijumpai
bahwa kesiapan berubah tidak hanya komponen normatif dan afektif memiliki
semata-mata ditentukan oleh individu dalam pengaruh yang lebih besar dibanding
organisasi namun organisasi tersebut secara komitmen kontinuans.Hal ini dapat
keseluruhan, sesuatu yang tidak dimasukkan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
dalam penelitian ini. Menurut Weiner, kultur komitmen afektif memiliki pengaruh yang
organisasi juga memegang peranan dalam besar terhadap penerapan perubahan
mempengaruhi kesiapan berubah dalam disebabkan oleh karena komitmen afektif
organisasi. Namun secara umum penelitian berasal dari dalam diri sendiri dan merupakan
ini sesuai dengan yang ditemukan oleh komponen komitmen terhadap organisasi
Weiner. yang paling kuat.Dordevic (2004)
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan mengemukakan bahwa komitmen afektif
penelitian Holt (2002) yang menyatakan memiliki pengaruh yang kuat dalam
bahwa semakin tinggi kesiapan berubah perubahan karena komitmen afektif
seorang individu maka akan semakin rendah dipengaruhi oleh karakteristik internal
resistensi terhadap perubahan yang (pribadi) dan eksternal (organisasi),
ditunjukkan dengan perilaku suportif yang sedangkan komitmen kontinuans lebih
meningkat. Pengaruh yang positif antara dipengaruhi oleh lingkungan eksternal seperti
komitmen kepada organisasi terhadap ketidakpastian kerja. Sedangkan komitmen
penerapan perubahan yang ditemukan pada normatif memiliki pengaruh yang paling besar
penelitian ini juga sesuai dengan hasil dibanding komponen komitmen lain. Hal ini
penelitian lain seperti oleh penelitian oleh dapat disebabkan oleh iklim perusahaan
Fedor (2006), dimana dalam penelitian yang menaruh harapan kepada pekerja untuk
tersebut ditemukan bahwa komitmen kepada menerapkan perubahan, juga dapat
organisasi memiliki pengaruh yang positif disebabkan oleh masa kerja karyawan yang
terhadap penerapan perubahan. Beberapa relatif lama.Menurut Ali dan Seniati (1996)
alasan yang dapat menjelaskan hal ini antara terhadap hubungan antara masa kerja
lain semakin kuatnya komitmen seseorang karyawan terhadap komitmen normatif.
terhadap organisasi, semakin kuat Selain itu semakin besar perubahan yang
keterikatan dan tanggung jawabnya kepada terjadi dalam organisasi, maka pengaruh
organisasi sehingga persepsinya terhadap komitmen normatif akan semakin besar. Hal
perubahan akan lebih positif yang ujungnya ini disebabkan oleh ekspektasi organisasi
mempengaruhi implementasi perubahan yang lebih besar kepada pekerja (Meyer dan
tersebut. Namun menurut Fedor (2006), Allen, 1997).
perubahan yang terjadi harus melingkupi Rendahnya nilai komitmen kontinuans
seluruh unit kerja termasuk individu itu sendiri dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan
untuk terjadinya hubungan ini.Perubahan sampel penelitian.Ali dan Seniati (1996)
yang tanpa imbalan atau efek yang terlihat menemukan bahwa semakin tinggi tingkat
dengan jelas maupun perubahan jangka pendidikan maka nilai komitmen
panjang yang radikal tidak dipengaruhi oleh kontinuansnya semakin rendah. Hal ini
komitmen individu terhadap organisasi.Selai disebabkan oleh pendidikan yang tinggi
itu perubahan yang terjadi bersifat beriringan dengan alternatif pekerjaan yang

33
Harimurti & Mariatin ISSN : 2085 – 6601
Kesiapan berubah, komitmen terhadap organisasi, komunikasi EISSN : 2502-4590
tentang perubahan organisasi, performance management system
tersedia bagi individu sehingga persepsi melakukan penelitian pada anggota polisi
bahwa individu butuh dan tidak ada pilihan yang secara umum memiliki komitmen
lain selain tetap berada dalam organisasi kepada organisasi yang tinggi apapun yang
menjadi rendah. terjadi didalam organisasi sehingga tidak
Rendahnya pengaruh komitmen mampu memprediksi atau mengkategorikan
kontinuans dibanding dengan komitmen subjek penelitian tersebut.
afektif dan normatif terhadap perubahan Sedangkan untuk variabel komunikasi
organisasi juga disebabkan oleh karena tentang perubahan organisasi, didapatkan
komitmen kontinuans tidak memiliki bahwa terdapat hubungan signifikan dengan
hubungan dengan kesiapan berubah dan penerapan perubahan. Beberapa hal yang
komunikasi.Menurut Visagie dan Steyn menjadi penyebab hubungan ini antara lain
(2011), komitmen afektif memiliki hubungan komunikasi yang baik dalam proses
dengan personal valenceyang merupakan perubahan dalam organisasi membantu para
dimensi dari kesiapan berubah, sehingga individu untuk mempersiapkan dirinya
dengan kesiapan berubah yang tinggi maka maupun membentuk persepsi yang lebih
komitmen afektif juga diharapkan tinggi. positif dalam melakukan perubahan
Sedangkan komitmen afektif dan normatif organisasi (Wojtecki dan Peters, 2000).
memiliki hubungan juga dengan komunikasi Selain itu komunikasi yang baik akan
perubahan, dimana keterlibatan dalam mengurangi nilai sinisme dan resistensi
organisasi dan tanggung jawab moral individu terhadap perubahan organisasi. Hal
memiliki peranan dalam komunikasi ini sesuai dengan literatur dimana Connor
perubahan dalam organisasi, dan komunikasi (1992) dan Hultman (1998) menyatakan
yang baik juga akan memicu keterlibatan bahwa sinisme dan skeptisme serta sikap-
anggota organisasi. sikap negatif terhadap perubahan,
Hal serupa juga dikemukakan oleh berhubungan terbalik dengan persepsi
Chughtai dan Zafar (2006) yang meneliti pekerja terhadap komunikasi tentang
komitmen kepada organisasi pada guru perubahan.
sekolah.Hubungan yang positif ditemukan Salem (1999) menyatakan bahwa
antara komitmen organisasi dengan dalam organisasi yang besar, anggota
perubahan yang terjadi, baik bersifat radikal organisasi dapat menjadi terisolir dari alur
maupun sederhana. Dalam penelitian informasi. Hal ini berlaku juga terhadap
tersebut, hal yang mempengaruhi sehingga subjek pada penelitian ini, dimana ternyata
terjadi hubungan positif tersebut adalah hanya 21,8% dari subjek penelitian memiliki
keterlibatan kerja, dimana semakin tinggi tingkat persepsi yang tinggi dalam
keterlibatan kerja atau semakin terlibatnya komunikasi tentang perubahan organisasi.
seseorang dalam menjalankan perubahan Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang
maka akan semakin tinggi komitmen dalam efektifnya jalur komunikasi yang digunakan
perubahan. maupun kurangnya keterikatan individu
Hasil serupa juga ditemukan pada terhadap organisasi sehingga individu tidak
penelitian Vakola dan Nikolaou (2005) yang memiliki inisiatif untuk membantu atau
menemukan bahwa semakin tinggi komitmen mencari informasi dari perusahaan.
kepada organisasi maka akan semakin Penelitian ini memiliki beberapa
rendah tingkat sinisme individu terhadap keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya
perubahan organisasi yang berujung pada dilakukan pada pekerja di kantor pusat PT.
meningkatkan penerapan perubahan dalam Permata Hijau Group sedangkan PT.
organisasi. Namun hasil penelitian Durmaz Permata Hijau Group memiliki sebagian
(2007) tidak sesuai dengan penelitian ini, besar pekerja di daerah, dengan demografis
dimana meskipun ia menemukan bahwa yang berbeda sehingga hasil penelitian ini
sebagian besar subjek penelitiannya memiliki tidak dapat memprediksi atau diterapkan
tingkat komitmen yang tinggi, namun secara langsung pada cabang perusahaan
komitmen kepada organisasi tidak memiliki PT. Permata Hijau Group di daerah lain
hubungan yang signifikan terhadap disebabkan oleh gambaran organisasi yang
perubahan. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbeda. Selain itu alat ukur yang digunakan
perbedaan subjek penelitian, dimana Durmaz berupa kuesioner yang masih memiliki

34
ISSN : 2085-6601
EISSN : 2502-4590

pengaruh subjektivitas sehingga dapat terjadi Karyawan pada Organisasi.Tesis.


conformation bias yang mengurangi nilai Depok: Universitas Indonesia.
penelitian ini. Armenakis, A. A., & Bedeian, A. G. (1999).
Organizational Change: A Review of
KESIMPULAN Theory and Research in the 1990s.
Kesiapan karyawan untuk berubah dan Journal of Management.25 :293-315.
komunikasi tentang perubahan Chughtai, A. A., & Zafar, S. (2006).
organisasional memiliki pengaruh positif Antecedents and Consequences of
terhadap implementasi perubahan dalam Organizational Commitment among
organisasi.Semakin tinggi kesiapan berubah Pakistani University Teachers.Applied
seorang individu, maka akan semakin rendah HRM Research.11(1) : 39-64.
resistensi terhadap perubahan yang Cokins, G. (2009). Performance
ditunjukkan dengan perilaku suportif yang Management, Integrating Strategy
meningkat. Komunikasi tentang perubahan Execution, Methodologies, Risks and
organisasional didapati juga menunjukkan Analitics. New York: John Wiley &
hubungan signifikan dengan penerapan Sons, Inc.
perubahan. Đorđević, B. O. (2004). Employee
Secara keseluruhan diketahui bahwa ada Commitment in Times of Radical
pengaruh positif dan signifikan dari variabel Organizational Changes. Facta
kesiapan berubah, komitmen terhadap universitatis-series: Economics and
organisasi, dan komunikasi tentang Organization.2(2) :111-117.
perubahan organisasi, terhadap penerapan Elving, W. (2005).The Role of
performance management system. Communication in Organizational
Change. Amsterdam: University of
Penelitian ini menemukan bahwa masih Amsterdam.
terdapat pekerja yang masih belum Fedor, D. B., Caldwell, S., & Herold, D. M.
memahami dan mengimplementasikan (2006). The Effects of Organizational
performance management system dengan Changes on Employee Commitment:A
baik sehingga perusahaan diharapkan dapat Multilevel Investigation. Personnel
melakukan strategi yang lebih tepat dalam Psychology.59(1) : 1-29.
mempersiapkan pekerja dalam Finche, (2009), Hubungan Iklim Organisasi
mengimplementasikan sistem perubahan. dan Komitmen Organisasi dengan
Kesiapan pekerja dalam menghadapi Motivasi Kerja Staf Pengajar Yayasan
perubahan hendaknya diupayakan oleh Perguruan Sultan Iskandar Muda
perusahaan dengan cara menciptakan
Medan, Analitika: 1 (1): 45-55
komunikasi yang baik. Hal ini dimaksudkan Greenberg, J., & Baron, R.A. (1993).Behavior
agar pekerja memiliki kesiapan untuk in Organisations: Understanding and
berubah dan komitmen terhadap organisasi Managing theHuman Side of Work.
menjadi lebih baik sehingga sikap
New Jersey: Prentice Hall.
perlawanan atau resistensi minimal. Hallgrimsson, T. (2008).Organizational
Bagi perusahaan dalam situasi yang Change and Change
sama dan akan melakukan perubahan,
Readiness:Employees’ Attitudes during
hendaknya kepada para pekerja dilakukan
Times of Proposed Merger. Iceland:
pelatihan terlebih dahulu yang sesuai dengan
University of Tromso.
karakteristik pekerja sehingga perubahan
Holt, D.T., Armenakis, A.A., Field, H.S.,
yang diharapkan dapat terjadi dengan lebih
&Harris, S.G. (2007). Readiness for
baik.
Organizational Change: The
Systematic Development of A Scale.
DAFTAR PUSTAKA
Journal of Applied Behavioral
Ali, N., & Seniati, L. (1996).Hubungan antara
Science.43(2) : 232-255.
Persepsi Karyawan dan Diskrepansi
Lubis, R., Sri N.Y.W., (2011), Hubungan
Harapan Persepsi Karyawan terhadap
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Antara Komitmen Organisasi, Moril
dalam Organisasi dengan Komitmen Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan

35
Harimurti & Mariatin ISSN : 2085 – 6601
Kesiapan berubah, komitmen terhadap organisasi, komunikasi EISSN : 2502-4590
tentang perubahan organisasi, performance management system
Kinerja Karyawan Analitika: 3 (2): 99- Sunarto, Rahmi L., (2010), Hubungan antara
114 Budaya Perusahaan dan Komitmen
Newstorm, J.W. (2007). Organizational Organisasi dengan Organizational
Behaviour.Boston: McGraw-Hill. Citizenship Behavior (Ocb) Pada LPP
Niven, P.R. (2002). Balanced Scorecard Step TVRI Sumatera Utara, Analitika: 2 (2):
by Step. New York: John Wiley & Sons, 108-117
Inc. Thamrin, A., (2009), Hubungan Antara Gaya
O’Callaghan, A. (2005). Performance
Kepemimpinan Transformasional dan
Management: SDFs in the Fasset
Sector. USA: Fasset. Budaya Organisasi dengan Komitmen
Sarinah, Azhar A., (2010), Hubungan Kerja Karyawan PDAM Tirtanadi
Komunikasi Interpersonal dan Provinsi Sumatera Utara, Analitika: 1
Komitmen terhadap Organisasi dengan (2): 48-61.
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Turnip, K., Dwina, (2012), Hubungan antara
Perkebunan Nusantara III (PERSERO), Gaya Kepemimpinan Transformasional
Analitika: 2 (2): 63-75 dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen
Slocum, J. W., & Hellriegel, D. Organisasi, Analitika: 4 (1): 1-15
(2009).Principles of Organizational
Behavior.South-Western Cengage
Learning.

36

You might also like