You are on page 1of 8

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH


(BTPN SYARIAH)

Program Studi Akuntansi Syariah

Disusun oleh :
Tri Wahyu Santi 17.0102.0013
Fira Nurhidayah 17.0102.0135

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
JANUARI 2019
BAB I
PEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank syariah adalah lembaga perantara keuangan yang menggunakan system nilai
islami. Bank syariah ini diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan bank dengan system yang lain (bank non islami). Gambaran tentang
baik buruknya suatu bank syariah dapat diketahui melalui kinerjanya yang terpaparkan di
dalam laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan ini pada sektor perbankan syariah adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, memahami prinsip – prinsip
yang diterapkan oleh akuntansi syariah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka di dalam
makalah ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah laporan
keuangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah laporan keuangan BTPN Syariah sudah sesaui dengan prinsip yang diterapkan
oleh akuntansi syariah ?
2. Akad apa saja yang sudah diterapkan oleh BTPN Syariah ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami laporan keuangan BTPN Syariah yang sudah sesuai dengan prinsip syariah
2. Mengetahui akad yang sudah diterapkan oleh BTPN Syariah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hasil Analisis
Rasio modal atas simpanan cukup pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah ( BTPN Syariah ) adalah sebesar 23,8 % pada tahun 2016 dan mengalami
peningkatan pada tahun 2017 yaitu perolehan rasio sebesar 28,9 %. Berdasarkan angka
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa permodalan pada BTPN Syariah termasuk
kategori sehat, karena ratio modal atas simpanan cukup dengan 12% dan dengan rasio
tersebut bank dianggap sehat, sedangkan pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah telah melebihi angka tersebut.

Kebijakan Deviden pada BTPN Syariah Menyetujui penggunaan Laba bersih


tahun berjalan (setelah pajak pendapatan) yang diperoleh BTPN Syariah selama tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31-12-2016 seluruhnya sebagai berikut :

a. Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31-12-2016BTPN Syariah tidak
akan membagikan dividen kepada para pemegang saham.

b. Sejumlah Rp. 5.000.000.000 )lima miliar rupiah) disisihkan sebagai tambahan


cadangan, sehingga total cadangan BTPN Syariah yang sekarang menjadi
berjumlah Rp. 20.000.000.000 (dua puluh miliar rupiah) .

c. Sisa laba bersih tahun berjalan (setelah pajak pendapatan) sejumlah Rp.
407.495.066.191 (empat ratus tujuh miliar empat ratus sembilan puluh lima
juta enam puluh delapan ribu seratus sembilan puluh satu rupiah) akan
dibukukan sebagai laba ditahan untuk memperkuat posisi keuangan BTPN
Syariah. Penyisihan sebagian saldo laba bersih Bank untuk menambah jumlah
cadangan telah ditindaklanjuti dan telah dibukukan sesuai keputusan RUPST
tahun 2017.

Dalam laporan keuangan ini akan disampaikan berbagai macam akad yang
dalam akuntansi syariah yang ada di Indonesia dan akad apa saja yang telah diterapkan
oleh BTPN Syariah. Berikut ini akan dijelaskan penjelasan berbagai akad dalam
akuntansi syariah :
a. Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah transaksi penjualan barang yang
memberitahukan harga pokok barang dan keuntungan yang disepakati oleh
penjual dan pembeli.
Analisis : Pada laporan keuangan yang kami analisis ini sudah menggunakan
akad murabahah. BTPN Syariah ini memberikan pinjaman kepada
nasabah dan perjanjianya menggunakan akad Murabahah
sebagaimana nasabah sudah menyepakati harga pokok barang dan
laba yang sudah ditentukan sebelum akan ditanda tangani oleh
nasabah.
b. Akad Salam
Akad Salam adalah transksi jual beli dimana barang yang diperjual
belikan belum ada ketika transaksi dilakukan, pembeli melakukan
pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan
dikemudian hari.
Analisis : Akad salam ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
c. Akad Istisna
Akad istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
dispekati antara pemesan dan penjual. Dapat dilakukan antara dua pihak
antara pemesan atau penjual atau melalui perantara.
Analisis : Akad istisna ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
d. Akad Mudhorobah
Akad Mudhorobah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh dana sedangkan pihak kedua
sebagai pengelola, dan keuntungan dibagi atas dasar nisbah bagi hasil
sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh
pemilik dana.
Analisis : Akad Mudhorobah ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
e. Akad Musyarakah
Akad Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing – masing pihak
memberikan konteribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan. Sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi
dana.
Analisis : Akad Musyarakah ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
f. Akad Rahn
Akad Rahn adalah sebuah perjanjian pinjaman dengan jaminan
harta milik peminjam ats pinjaman yang diterimanya. Barang gadai harus
dapat diserahkan kembali pada pihak yang berutang aabila utangnya sudah
lunas.
Analisis : Akad Rahn ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
g. Akad Ijarah
Akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atass suatu barang
atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.
Analisis : Akad ijarah ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
h. Akad Takaful
Akad Takaful adalah usaha saling melindungi dan tolong
menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset atau
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko
tertent melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Analisis : Akad takaful ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
i. Akad Wadiah
Akad Wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai
uang atau barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan
apapun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali
uang atau barang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin
pengembalian barang titipan.
Analisis : Akad wadiah ini sudah digunakan oleh BTPN Syariah yaitu dengan
menitipkan uang dalam bentuk tabungan atau jaminan pada sebuah
pinjaman yang akan dikembalikan jika pinjaman tersebut sudah
lunas.
j. Akad lainya
Akad lainya berupa akad sharf, akad wakalah, akad al kafalah,
akah al hiwalah, akad ju’alah.
Analisis : Akad lainya ini tidak ada dalam laporan keuangan dan belum
digunakan oleh BTPN Syariah.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Laporan keuangan yang dibuat oleh BTPN Syariah ini melihatkan apabila dalam
penggunaan akad yang diberlakukan hanya menggunakan akad Murabahah dan akad wadiah.
Akad Murabahah ini digunakan sebagai akad perjanjian pinjaman yang sudah disepakati
sebelum akad ditandatangani. Sedangkan akad Wadiah ini digunakan sebagai penjamin
pinjaman yang akan kembali dikembalikan apabila pinjaman sudah lunas.

3.2 SARAN
Laporan keuangan BTPN Syariah yang hanya menggunakan dua akad saja sangat
riskan dengan kerugian. Karena jika menggunakan lebih banyak akad maka akan lebih
banyak pula kesempatan yang ada dan dapat mengurangi tingkat resiko.
Sebaiknya BTPN Syariah menggunakan akad lebih banyak lagi sebagai alternative
apabila akad Murabahah dan akad Wadiah tidak berjalan atau sudah tidak diminati oleh
nasabah, maka aka nada pilihan lain sebagai penggantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Ed. 4. Jakarta: Salemba
Empat

You might also like