You are on page 1of 9

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

MATERI 1

A. Sejarah Perkembangan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lingkup Dunia Maupun Indonesia)


- Lingkungan Hidup adalah ruang dengan kesatuan benda, daya keadaan, dan makhluk
hidup beriteraksi, mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan makhluk
hidup.
- Fenotipe : Interaksi manusia dengan lingkungan melalui pengaruh dan dipengaruhi
- Genotipe : Sifat keturunan yang terkadang di dalam gen
- 4 Faktor Sifat Lingkungan Hidup :
1. Jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan
2. Hubungan atau interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup
3. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup
4. Faktor non matrial : suhu, cahaya, kebisingan
B. Undang-Undang Yang Berkaitan Dengan Pengelolaan Lingkungan Hidup
- UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

MATERI 2

A. Ekologi (Oikos ; rumah atau tempat hidup, Logos ; Ilmu)


- Prinsip – prinsip ekologi
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air,
kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat
dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.
- Konsep ekosistem
Ekosistem-ekosistem digolongkan ke dalam kategori lebih besar yaitu biom yang
umumnya diidentifikasikan dari vegetasi yang mencirikannya. Hutan tropis, gurun, padang
rumput, merupakan contoh biom. Biom merupakan unit ekologis terbesar di dalam
biosfer. Biosfer itu adalah seluruh lingkungan hidup di planet bumi.
Setiap ekosistem berbeda dari segi luasan dan keruwetan, juga dari segi daya dukung dan
ketahanan terhadap gangguan. Dalam beberapa dekade terakhir milenium, hampir semua
ekosistem di Sumatera mengalami gangguan berat, bahkan sangat berat. Ini terutama
berhubungan dengan eksploitasi yang jauh melebihi daya dukung. Konversi hutan menjadi
perkebunan pada areal yang sangat luas merupakan contoh gangguan berat ekosistem
hutan tropis Sumatera. Akibatnya, ekosistem hutan di Sumatera terdegradasi dan
akhirnya terfragmentasi ke dalam blok-blok kecil yang saling terisolir. Ekosistem yang
pada awalnya luas dan stabil, menjadi terkotak-kotak dan sangat rawan terhadap
gangguan baru.
- Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,
bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Laporan
Brundtland dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa
Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
B. Isu – isu lingkungan yang berkaitan dengan AMDAL
1. Trans Sumatra
2. Tol Semarang

MATERI 3

A. Dasar-Dasar AMDAL
- Definisi :
Di Indonesia, kita menggunakan defi nisi sebagaimana yang disebutkan dalam Undang
Undang No. 23/1997 dan Peraturan Pemerintah No. 27/1999, yaitu:
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Iingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.

- Fungsi :
1. AMDAL bagian integral dari studi kelayakan kegiatan pembangunan,
2. AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar
dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan,
3. AMDAL berfokus pada analisis: potensi masalah, potensi konfl ik, kendala SDA,
pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek,
4. Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi
masyarakat dan aman terhadap lingkungan.
- Tujuan :
1. Dapat mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif akibat kegiatan proyek,
2. Menjamin aspek keberlanjutan dari proyek pembangunan,
3. Dapat menghemat penggunaan Sumber Daya Alam,
4. Memudahkan dalam memperoleh kredit bank.
- Jenis AMDAL
1. AMDAL proyek tunggal
2. AMDAL kawasan
3. AMDAL terpadu multi sektor
4. AMDAL regional
- Yang Terlibat dalam pembuatan AMDAL
1. Pemerintah:
Pemerintah berkewajiban memberikan keputusan apakah suatu rencana kegiatan
layak atau tidak layak lingkungan. Keputusan kelayakan lingkungan ini dimaksudkan
untuk melindungi kepentingan rakyat dan kesesuaian dengan kebijakan
pembangunan berkelanjutan. Untuk mengambil keputusan, pemerintah memerlukan
informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, baik yang berasal dan pemilik
kegiatan/pemrakarsa maupun dari pihak-pihak lain yang berkepentingan. Informasi
tersebut disusun secara sistematis dalam dokumen AMDAL. Dokumen ini dinilai oleh
Komisi Penilai AMDAL untuk menentukan apakah informasi yang terdapat didalamnya
telah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk menilai apakah
rencana kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak atau tidak layak berdasarkan suatu
kriteria kelayakan lingkungan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah.
2. Pemrakarsa:
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan atau
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemrakarsa inilah yang berkewajiban melaksanakan
kajian AMDAL. Meskipun pemrakarsa dapat menunjuk pihak lain (seperti konsultan
lingkungan hidup) untuk membantu melaksanakan kajian AMDAL, namun tanggung
jawab terhadap hasil kajian dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan AMDAL tetap di
tangan pemrakarsa kegiatan.
3. Masyarakat yang Berkepentingan
Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh oleh segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL. Masyarakat mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam AMDAL yang setara dengan kedudukan pihak-pihak lain yang
terlibat dalam AMDAL. Di dalam kajian AMDAL, masyarakat bukan obyek kajian
namun merupakan subyek yang ikut serta dalam proses pengambilan keputusan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan AMDAL. Dalam proses ini masyarakat
menyampaikan aspirasi,kebutuhan, nilai-nilai yang dimiliki masyarakat dan usulan-
usulan penyelesaian masalah untuk memperoleh keputusan terbaik.
- Tahap Penyusunan AMDAL
1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah
proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem
penapisan satu langkah. Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu
menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Keputusan Menteri
Negara LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.
2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk
pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur
dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
3. Proses pelingkupan (scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait
dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas
wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan,
menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi, menelaah
kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir dari
proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan
masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan
4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL Setelah KA-ANDAL selesai
disusun
pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk
dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL
adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
5. Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-
ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah
selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai
AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian
ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun
untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan
Penyusun dokumen AMDAL adalah orang yang memiliki kompetensi pada
kualifikasi tertentu dan bekerja di bidang penyusunan dokumen AMDAL.
MATERI 4
A. Penapisan pada dasarnya adalah suatu tahap untuk menentukan apakah suatu rencana usaha
atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan kajian AMDAL.
- Penapisan bertahap
Penerapan AMDAL pada periode awal mulai tahun 1987 hingga 1993 memiliki pendekatan
penapisan dua langkah. Dua langkah dimaksudkan bahwa pada penapisan langkah
pertama, suatu rencana kegiatan dilihat terlebih dahulu pada kegiatan wajib AMDAL yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Jika rencana kegiatan tersebut
masuk kategori wajib AMDAL maka rencana kegiatan itu langsung menyiapkan studi
ANDAL melalui penyiapan Kerangka Acuan ANDAL yang diikuti tahap selanjutnya.
Penapisan langkah kedua diberlakukan jika rencana kegiatan tersebut tidak ada di dalam
kegiatan wajib AMDAL maka kegiatan tersebut harus melalui penapisan melalui
penyusunan suatu dokumen PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) dimana analisisnya
tidak terlalu banyak yang dilakukan namun memperlihatkan indikasi-indikasi ke arah
mana studi harus ditindaklanjuti.
- Penapisan satu langkah
Pada penapisan satu langkah sebagaimana yang diberlakukan pada tahun 1993 dan 1999
melalui PP 51/1993 dan PP 27/1999, suatu rencana usaha atau kegiatan hanya menempuh
satu kali penapisan yaitu melalui pemadanan terhadap daftar kegiatan wajib AMDAL. Jika
positif, maka kegiatan itu langsung menempuh jalur studiANDAL hingga RKL dan RPL.
- Penapisan di Indonesia
Sistem AMDAL di Indonesia pada saat ini menggunakan penapisan satu langkah sesuai
dengan ketentuan yang ada pada Peraturan Pemerintah 27/1999. Dengan demikian suatu
rencana usaha atau kegiatan hanya menempuh satu kali penapisan yaitu melalui
pemadanan terhadap daftar kegiatan wajib AMDAL yang telah ditetapkan oleh Menteri
Negara Lingkungan Hidup. Pada hakekatnya penapisan telah dilakukan dengan
menetapkan daftar tapis yang telah disusun oleh Menteri LH setelah mendapat masukan
dari berbagai instansi teknis.
MATERI 5
A. Valuasi Ekonomi Lingkungan
Beberapa pendekatan dan teknik yang umum digunakan untuk valuasi sumber daya alam dan
dampak lingkungan antara lain:
1. Pendekatan-pendekatan Nilai Pasar (Market Value Approaches)
Perubahan lingkungan dapat merubah aktivitas ekonomi, sehingga akan merubah
pendapatan dalam bentuk uang (monetary revenues) dan biaya berbagai aktivitas.
Perubahan pendapatan dan biaya ini dapat difahami sebagai suatu nilai akibat perubahan
lingkungan.
a. Teknik Perubahan Produktivitas (change in productivity technique)
Nilai suatu perubahan lingkungan dapat diperoleh dari perubahan nilai output suatu
proses produksi.
b. Teknik Perubahan Pendapatan (change in income technique)
Pada kondisi terlihatnya kaitan langsung antara dampak lingkungan, kesehatan dan
pendapatan (income), dampak lingkungan dapat dihitung sebagai perubahan
pendapatan (income).
c. Teknik Biaya Pergantian (replacement cost technique)
Perhitungan kemauan untuk membayar (Willingness To Pay, WTP)/ mengeluarkan
biaya dan terus menerima manfaat atasnya. Pendekatan ini menggunakan
pengeluaran (expenditure) untuk mengganti suatu sumber daya lingkungan atau
barang-jasa buatan manusia atau aset.
d. Teknik Pengeluaran Preventif (preventive expenditure technique)
Pengeluaran untuk mencegah kerusakan terhadap lingkungan sehingga tetap pada
tingkat kualitas/manfaat tertentu. Diketahui bahwa seringkali pengeluaran tersebut
jumlahnya lebih rendah daripada manfaat yang diterima dari lingkungan.
e. Teknik Biaya Relokasi (relocation cost technique)
Pengeluaran untuk memindahkan suatu kegiatan untuk mempertahankan tingkat
kualitas/manfaat yang ada.
2. Pendekatan Pasar Proksi (Surrogate Market Approaches)
Pasar terkait digunakan untuk mendapatkan prakiraan biaya dan pendapatan. Pasar
proksi adalah pasar “substitusi” yang digunakan untuk mendekati kondisi pasar
sebenarnya yang tidak dapat terlaksana karena berbagai keterbatasan.
a. Teknik Biaya Perjalanan (travel cost technique)
Biaya perjalanan digunakan sebagai pengganti harga yang harus dibayar untuk
penggunaan suatu sumber daya lingkungan yang dihitung dari surplus konsumen.
b. Teknik Nilai Properti (property value technique)
Perubahan nilai suatu barang yang memiliki atribut lingkungan disebabkan oleh
perubahan kualitas atribut lingkungan tersebut.
c. Teknik Perbedaan Upah (wage diff erential technique)
Saat upah untuk pekerjaan yang serupa dapat dikaitkan dengan suatu lingkungan
tertentu, maka perubahan kualitas lingkungan dapat dinilai sebagai perbedaan upah.
d. Teknik Barang Proksi (proxy good technique)
Barang, jasa atau sumber daya yang memiliki harga pasar dapat menjadi
substitusi/pengganti untuk efek lingkungan tertentu yang tidak bisa dihargai
(unpriced).
3. Pendekatan Pasar Simulasi (Simulated Market Approaches)
Pasar hipotetik digunakan untuk mendapatkan prakiraan biaya dan pendapatan
(revenues).
Penilaian Kontingensi (contingent valuation)
Nilai barang atau jasa lingkungan dapat ditentukan dengan menanyakan setiap
individu yang terkena dampak, berapa besar kemauan mereka untuk membayar
(Willingness To Pay, WTP) untuk mempertahankan tingkat kualitas/manfaat tertentu,
atau berapa besar kemauan mereka untuk menerima biaya pengganti (compensation)
untuk penurunan tingkat kualitas/manfaat tertentu.
Permainan Pertukaran (trade-off game)
Responden diminta memilih antara dua pilihan yang memiliki keluaran (outcomes)
berbeda, dimana salahsatu keluaran adalah moneter.
Peringkat Kontingensi dan Tingkat Kontingensi (contingent ranking and contingent
rating)
Responden diminta untuk memberikan peringkat (rank) beberapa alternatif sesuai
preferensi mereka. Beberapa alternatif tersebut termasuk efek/dampak lingkungan
tertentu, pengganti (substitutes) terhadap efek/dampak dan beberapa barang
denganharga uang yang berfungsi sebagai ambang batas (threshold).
Teknik Evaluator Prioritas (priority evaluator technique)
Responden diberikan satu set barang untuk dibeli, termasuk efek/dampak lingkungan
tertentu, penggantinya dan barang pasar yang semuanya memiliki harga. Dengan
menggunakan anggaran belanja (budget) hipotetik, responden diminta untuk
menggunakan anggaran belanja tersebut untuk membeli barang-barang yang mereka
sukai di atas, dengan harga yang diturunkan dari preferensi.

MATERI 6
A. Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmemtal
Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun
B. Armour (1986:31) berpendapat bahwa pelingkupan merupakan proses konsultasi dengan
semua pihak terkait seperti penduduk yang akan terkena dampak, pemrakarsa proyek, ahli
teknis, dan perencana untuk mengidentifi kasi concerns dan issues. Couch (1982:12)
menambahkan bahwa pelingkupan memberikan masukan tentang aspek mana yang harus
dikaji dengan mendalam dan aspek mana yang tidak perlu memperoleh perhatian seksama.
Wolf, selanjutnya mengatakan bahwa ruang lingkup studi, yang dirumuskan melalui
pelingkupan adalah:
- Mengidentifi kasi isu utama atau main issues,
- Menentukan wilayah studi ,
- Waktu berlangsungnya dampak (time boundary).
Penentuan wilayah studi merupakan proses pengambilan daerah sampel. Isu utama menjadi
dasar untuk menentukan komponen-komponen yang akan distudi. Sedang time boundary
akan dipergunakan untuk memprakirakan berapa lama dampak akan berlangsung.
C. Tujuan pelingkupan adalah untuk :
Menetapkan batas wilayah studi dan batas/horison waktu prakiraan dampak,
Mengidentifi kasi dampak penting dengan meniadakan hal-hal yang tidak/kurang penting,
berdasarkan hasil diskusi dengan pemrakarsa, pakar, instansi pemerintah, dan
masyarakat,
Menetapkan kedalaman studi ANDAL,
Menetapkan lingkup dan rancangan studi ANDAL secara sistematis,
Menelaah kegiatan atau usaha lain yang terkait dan berlokasi dekat dengan rencana usaha
atau kegiatan untuk menghindari pembahasan yang landung (redundant).
D. Manfaat pelingkupan adalah :
1. Fokus, mengarahkan pada hal/pokok bahasan,
2. Menghindari potensi konfl ik dalam pembangunan,
3. Efektifi tas sumber daya penyusunan AMDAL,
4. Terarah dan jelas dalam hal lingkup studi, kedalaman, dan strategi pelaksanaan studi.
E. Metode pelingkupan yang dapat digunakan adalah:
1. Metode Identifi kasi dampak,
2. Pengamatan lapangan,
3. Penelaahan pustaka,
4. Analisis isi (content analysis),
5. Interaksi grup (group process) yang terutama meliputi brainstorming, lokakarya, dan
rapat.

MATERI 7
A. Prosedur AMDAL terdiri dari:
– Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
– Proses pengumuman
– Proses pelingkupan (sopping)
– Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
– Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
– Persetujuan Kelayakan Lingkungan
B. Metode Amdal Yang Baik Harus :
1. Memenuhi Syarat Pendekatan Secara Ilmiah
2. Meyakinkan Pemakai Bahwa Tidak Ada Komponen Lingkungan Penting Yang
Terlewatkan
3. Dapat Digunakan Untuk Menetapkan Data Dan Informasi Apa Yang Diperlukan Dalam
Pendugaan Dampak
4. Dapat Digunakan Untuk Mengevaluasi Seluruh Dampak Yang Akan Terjadi
5. Dapat Menunjukkan Usaha-Usaha Apa Yang Diperlukan Untuk Dapat Menekan Dampak
Negatif
6. Metode Yang Baik Memudahkan Siapa Saja Untuk Dengan Cepat Mengatahui Dampak
Apa Yang Akan Terjadi Dan Usaha Apa Yang Harus Dilakukan
C. KLASIFIKASI METODE AMDAL BERDASARKAN FUNGSI
1. FUNGSI IDENTIFIKASI : Berfungsinya dalam membantu menentukan atau
mengidentifikasi aktivitas-aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak dan
menentukan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak
2. FUNGSI PENDUGAAN : Berfungsi dalam menentukan perubahan kuantitatif yang
meliputi dimensi waktu dan ruang yang akan terjadi (untuk biologi, sosial-ekonomi dan
sosial budaya belum banyak dikembangkan )
3. FUNGSI EVALUASI : Berfungsi dalam mengevaluasi secara terpadu kelompok-kelompok
komponen dan secara keseluruhan dampak, dapat menunjukkan biaya dan keuntungan
setiap dampak dan besarnya masyarakat yang akan terkena dampak
D. KLASIFIKASI METODE AMDAL BERDASARKAN CARA DITETAPKANNYA DAMPAK
1. AD HOC
2. OVERLAYS
3. CHECKLISTS
4. MATRICES
5. NETWORKS
6. MODIFIKASI DAN KOMBINASI
- Metode Ad Hoc :Sangat sedikit memberikan pedoman-pedoman cara melakukan
pendugaan dampak, diberi kebebasan tiap anggota tim lebih bebas menggunakan
keahliannya, komponen lingkungan yang digunakan tidak detail, relatif mudah, singkat
tetapi kurang keterpaduan dari disiplin ilmu yang terlibat
- Metode Overlays ( Penampalan ) :Menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang
akan dibangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta menggambarkan komponen-
komponen lingkungan yang lengkap meliputi : aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi
dan sosial budaya. Penggabungan dalam bentuk penampalan akan menunjukkan
kumpulan atau susunan keadaan lingkungan daerah tersebut.
- Metode Checklists:Merupakan metode dasar untuk mengembangkan metode lain,
sangat sederhana, berbentuk daftar komponen lingkungan yang digunakan untuk
menetukan komponen mana yang akan terkena dampak
• Checklists sederhana (simple checklists )
• Checklists dengan uraian ( descriptive checklists )
• Checklistsberskala (scaling checklists )
• Checklistsberskala dengan pembobotan ( scale weight checklists )
- Metode Matrices :Berupa bentuk checklist dua dimensi yang menggunakan satu jalur
(kolom) daftar komponen lingkungan dan lajurnya (baris) daftar aktifitas proyek atau
dapat pula sebaliknya. Dengan bentuk matriks dapat ditetapkan interaksi antara
aktivitas proyek dengan komponen lingkungan atau dapat diketahui sebab-sebab yang
terjadi dalam dampak
- Metode Network( skema aliran / flowchart / bagan alir):Metode berupa susunan daftar
aktivitas proyek yang saling berhubungan dan komponen-komponen lingkungan yang
terkena dampak. Kemudian dari kedua daftar tersebut disusun lagi hingga dapat
menunjukkan aliran dampak yang dimulai dari suatu aktivitas proyek. Susunan aliran
dampak ini menggambarkan adanya dampak langsung dan tidak langsung serta
hubungan antara komponen-komponen lingkungan, sehingga dapat mengevaluasi
dampak secara keseluruhan, dapat dicari aktivitas pokok mana yang harus dikendalikan.
Merupakan pengembangan dari metode matriks sehingga kelemahan matriks dapat
dihilangkan.
- Metode modifikasi dan kombinasi :Bentuk modifikasi dan kombinasi dari kelima metode
tersebut untuk mengurangi kelemahan tim maupun metode Amdal , disesuaikan dengan
proyek yang akan dikerjakan, hasil penilaian tim dan pertimbangan-pertimbangan lain.
(Metoda Sorenson)(Adiwibowo : matriks dan bagan alir)

You might also like