You are on page 1of 14

ANALISA LENTUR DAN EKSPERIMENTAL PENAMBAHAN SERAT IJUK AREN

(Arenae Pinnafa Merr) PADA DAERAH TARIK BALOK BETON BERTULANG


Yessica Sihotang1 dan Besman Surbakti2
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: yessicasihotang@gmail.com
2
Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: besmansurbakti@yahoo.com
ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan serat alami sebagai campuran dalam
beton sudah semakin meluas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan
serat ke dalam beton konvensional mampu meningkatkan karakteristik beton secara
signifikan. Penelitian ini dilakukan pada 2 buah balok beton bertulang, dimana 1 buah
merupakan beton bertulang normal (tanpa penambahan serat) dan yang lain merupakan balok
beton bertulang dengan penambahan serat ijuk aren sebesar 2% di daerah tarik balok beton
bertulang (di bagian bawah). Pengujian yang dilakukan berupa pengujian lentur dan
pengujian regangan. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa dengan menambahkan serat ijuk
aren pada beton dapat meningkatkan kuat tekan beton sebesar 34,958 %, meningkatkan kuat
tarik belah sebesar 31,814%, mengurangi lendutan sebesar 13,308%, meningkatkan kapasitas
lentur balok beton bertulang sebesar 12,295%. Koefisien kapasitas lentur balok beton
bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk aren berturut-turut adalah 0,875 dan
0,9903, koefisien perbandingan antara beban saat runtuh dan beban analitis balok beton
bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk aren berturut-turut adalah 1,275 dan
1,597. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa penambahan serat ijuk aren
dapat meningkatkan kinerja beton khususnya balok beton bertulang.
Kata kunci: Balok Beton Bertulang, Serat Ijuk Aren, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah,
Regangan, Lendutan, Kapasitas Lentur.

ABSTRACT
In recent years , the using of natural fibers in concrete mixtures as is increasingly
widespread . Various studies have shown that the addition of fiber to the conventional
concrete is able to improve significantly the concrete characteristics . This experiment was
done on 2 pieces of reinforced concrete beams , that 1 unit is normally reinforced concrete
(without the addition of fiber) and the other is a reinforced concrete beams with the addition
of palm fiber in the tensile’s area of reinforced concrete beam (at the bottom). Flexure test
and strain test were done to both of reinforced concrete beams. From the results we can
obtain that by adding fiber palm in concrete could increase compressive strength of concrete
34.958 % , increase the split tensile strength 31.814 % , reduce deflection 13.308, increase
the flexural capacity of reinforced concrete beam at 12.295 %. Coefficient of flexural
capacity of reinforced concrete beams with and without the addition of palm fiber are
respectively 0.875 and 0.9903, coefficient of comparison between the collapsed load and
analytical load of reinforced concrete beams with and without the addition of palm fiber are
respectively 1.275 and 1.597. From the results, it can be concluded that the addition of palm
fiber can improve concrete’s characteristics, especially reinforced concrete beams .
Keyword : Reinforced Concrete Beams, Palm Fibers, Compressive Strength, Tensile
Strength, Strain, Deflection, Flexure Capacity.
1. PENDAHULUAN
Beton sangat menjadi primadona diantara material yang lain. Ini dikarenakan beton
memiliki banyak kelebihan dibandingkan material yang lain. Dari pemakaian yang begitu
luas maka dapat diduga sejak dini bahwa struktur beton mempunyai banyak keunggulan
dibanding materi struktur yang lain. Adapun keunggulan beton diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Kuat tekan tinggi
b. Ketersediaan (availability) material dasar, sehingga memiliki harga yang
terjangkau
c. Mudah dibentuk dan diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan
situasi sekitar.
d. Kebutuhan pemeliharaan yang minimal; ketahanan (durability) beton cukup
tinggi, lebih tahan karat, dan lebih tahan terhadap bahaya kebakaran.
Selain kelebihan, beton pun memiliki kelemahan sebagai berikut:
a. Kuat tarik yang rendah
b. Berat sendiri beton yang besar, sekitar 2400 kg/m3 sehingga sulit dipindahkan
c. Beton cenderung untuk mengalami retak
d. Kualitasnya sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak dilakukan penelitian untuk mengatasi
kelemahan beton seperti yang disebutkan diatas. Salah satunya adalah mengatasi kekuatan
tarik beton yang rendah dengan menambahkan tulangan besi yang sering disebut beton
betulang. Namun dewasa ini, penelitian beton semakin dieksplorasi. Harga tulangan besi
yang mahal membuat biaya produksi beton bertulang sangat besar. Hal ini mendorong
dilakukannya beberapa penelitian yang menggunakan material lain sebagai pengganti
tulangan tarik dari besi. Ada beberapa material lain yang mampu menggantikan tulangan
tarik dari besi. Salah satunya adalah serat. Beton yang menggunakan serat bukanlah sesuatu
yang baru bagi dunia konstruksi. Sudah banyak dilakukan penelitian mengenai beton dengan
penambahan serat. Serat yang biasa digunakan adalah serat baja, serat kaca, serat kawat, serat
karbon, serat polyethylene, serat polypropylene, serat alami (antara lain, sisal, jute, ramie,
ijuk, serat serabut kelapa, dan lain-lain).
Dalam beberapa tahun terakhir ini, penggunaan serat alami sebagai campuran dalam
beton sudah semakin meluas. Ini dikarenakan serat alami mudah diperoleh dan harga beli
yang relatif murah. Salah satu serat alami yang mudah diperoleh dan harga beli yang relatif
murah adalah serat ijuk aren, ijuk diperoleh dari pohon aren yang banyak tersebar di hampir
seluruh wilayah Indonesia. Ijuk merupakan helaian benang-benang yang berwarna hitam,
bersifat kaku dan ulet (tidak mudah putus). Ijuk mempunyai kuat tarik setara dengan serat
Polyprophelene dan keawetannya sangat baik, selain itu ijuk merupakan serat yang dapat
menyerap air sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran dengan semen (Nely
Wahyuni, 2010).
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besar peningkatan kuat tekan dan kuat tarik beton silinder dengan
penambahan serat ijuk aren.
2. Untuk mengetahui besar peningkatan kapasitas balok beton bertulang dengan
penambahan serat ijuk aren pada daerah tarik.
3. Untuk mengetahui dan membandingkan lendutan balok beton bertulang dengan dan
tanpa penambahan serat ijuk aren pada daerah tarik.
4. Untuk mengetahui dan membandingkan regangan balok beton bertulang dengan dan
tanpa penambahan serat ijuk aren pada daerah tarik.

2. METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang
diperoleh dengan menggunakan metode observasi yang dilakukan terhadap benda uji beton
silinder dan balok beton bertulang. Dan data sekunder yang digunakan merupakan data
pendukung berupa jurnal, literatur, dan beberapa buku referensi.
Metode Pengolahan dan Analisa Data
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan kinerja beton, khususnya kuat tekan dan kuat
tarik belah, pada beton normal dan beton serat ijuk aren. Serta akan dilakukan perbandingan
kapasitas lentur pada balok beton bertulang normal dan balok beton bertulang serat ijuk aren.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tinggi garis netral balok beton bertulang normal dan balok beton bertulang
serat ijuk aren dengan metode kekuatan batas (ultimit).
2. Membuat benda uji, meliputi langkah berikut:
a. Perencanaan campuran beton (Mix Design)
b. Persiapan pembuatan benda uji beton silinder dan balok beton bertulang
c. Pengecoran benda uji
d. Perawatan benda uji
3. Menguji benda uji, yang terdiri dari beberapa pengujian sebagai berikut:
a. Pengujian kuat tekan benda uji beton silinder dengan dan tanpa penambahan serat ijuk
aren.
b. Pengujian kuat tarik belah benda uji beton silinder dengan dan tanpa penambahan
serat ijuk aren.
c. Pengujian lendutan balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk
aren.
d. Pengujian regangan balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk
aren.
e. Pengukuran pola retak balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan serat ijuk
aren.

Gambar 1 Potongan Memanjang Benda Uji Balok Beton Bertulang

Gambar 2 Penempatan beban, pen pembaca regangan dan dial indikator pada balok beton
bertulang dengan dan tanpa serat
4. Mengolah data hasil pengujian di laboratorium
5. Menarik kesimpulan

Dalam mempermudah memahami rangkaian penelitian ini dari awal hingga akhir,
maka diperlukan suatu bagan yang dapat mendeskripsikan secara struktur proses-proses
dalam penelitian ini. Berikut adalah bagan alir percobaan (flowchart) yang akan dilaksanakan
pada penelitian ini:
Mulai

Persiapan Bahan Dan Alat Uji Silinder

Pengecoran Benda Uji Silinder

Pengujian Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Benda Uji Silinder

Hasil Pengujian
Tidak

Pengolahan data
Benda Uji Silinder
Ya

Persiapan Benda Uji Balok


(Perhitungan tinggi garis netral balok
Pengecoran Benda Uji Balok

Uji Kuat Lentur Balok

Hasil Pengujian

Analisa dan Pembahasan Hasil


Pengujian Balok

Laporan Hasil Pengujian

Kesimpulan

Gambar 3 Bagan Alir (Flowchart) Penelitian


3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah
Nama Silinder Uji Tekan F’c (MPa) Uji Tarik Fct (MPa)
(kN) (kN)
Beton Normal 1 540 19,763
Beton Normal 2 452
Beton Normal 3 401
Beton Normal 4 169 1,864
Beton Normal 5 221
Beton Normal 6 163
Beton Serat Ijuk 1 591 26,671
Beton Serat Ijuk 2 503
Beton Serat Ijuk 3 538
Beton Serat Ijuk 4 234 2,456
Beton Serat Ijuk 5 252
Beton Serat Ijuk 6 191

Lendutan Balok Beton Bertulang

Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok


Beton Bertulang Normal
7000

6000 1084 1203


882 1019 1126
5000 506 669 900
Beban P (Kg)

389 477 738


4000 310 402 515
237 315 478 Y1 Kiri
3000 203272314
115171242 Y2 Tengah
2000 60
79118 Y3 Kanan
38
49
64
1000 28.5
36
44
22
26
31
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Lendutan ( x 0,01 mm)

Grafik 1 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang Tanpa Fiber (Normal)


Hubungan Beban-Lendutan Pada Balok
Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren
8000
Beban P (Kg)

770 861 1126


498 573 777
6000 412471 605
360413 518
290329 500
250
265 423
4000 232
244 391 Y1 Kiri
200
212 340
186
196 316
176
183 300 Y2 Tengah
2000 122
125 205
66
78110
34
39
52
20
22
30 Y3 Kanan
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200

Lendutan ( x 0,01 mm)

Grafik 2 Hubungan Beban-Lendutan Balok Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren

Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan


Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok
Beton Bertulang Tanpa Fiber (Normal)
8000
Beban P (Kg)

6000 2453.8
738900 1126 2249.9
2044.8
1838.1
4000 515 14161628.9
314478
242 969.51197.3
Hasil Pengujian
2000 118258.1
64140.7
199.4 Teoritis
44
31
82
0 023.3
0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Lendutan ( x 0,01 mm)


Grafik 3 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok
Beton Bertulang Tanpa Fiber (Normal)

Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan


Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok
Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren
Beban P (Kg)

8000
777 1126 1891.4
1721.7
6000 518605 1554.1
1388.5
500
423 1225.6
4000 391
340 909.81065.8
316
272.7
300 612.6758.4
2000 110205
222.2
171.6 Hasil Pengujian
52
30 121.1
70.6
0 020
Teoritis
0 500 1000 1500 2000

Lendutan ( x 0,01 mm)

Grafik 4 Hubungan Beban-Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Teoritis Pada Balok
Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren
Hubungan Beban-Lendutan Hasil Pengujian
Pada Balok Beton Bertulang Dengan dan
Tanpa Serat Ijuk Aren
8000
Beban P (Kg)

1126
6000 518 605 777 1126
4000 423500
391 515 738 900
340
314
316 478
2000 242
118205 300 Beton Tanpa Serat
64
44
52 110
0 0 30
31 Beton Dengan Serat Ijuk Aren
0 200 400 600 800 1000 1200

Lendutan (x 0,01 mm)


Grafik 5 Hubungan Beban-Lendutan Hasil Pengujian Pada Balok Beton Bertulang Dengan
dan Tanpa Serat Ijuk Aren

Hubungan Beban-Lendutan Secara Teoritis


Pada Balok Beton Bertulang Dengan dan
Tanpa Serat Ijuk Aren
8000
7000
Beban P (Kg)

6000
5000
4000
3000 Beton Tanpa Serat
2000
Beton Dengan Serat Ijuk Aren
1000
0
0 5 10 15 20 25

Lendutan (mm)

Grafik 6 Hubungan Beban-Lendutan Secara Teoritis Pada Balok Beton Bertulang Dengan
dan Tanpa Serat Ijuk Aren

Pengujian Regangan Balok Beton Bertulang


Pengujian regangan dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat yang disebut
Strain Meter. Dan dalam pelaksanaannya, pengujian dilakukan pada 3 titik di salah satu sisi
balok yang sebelumnya terlebih dahulu ditempatkan 3 pasang pointer seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini:
𝜀𝑐 𝜀𝑐1

𝜀𝑐 𝜀𝑐1

𝜀𝑠 𝜀𝑐3 𝜀𝑐2
Gambar 4 Pengujian Regangan Balok

Hubungan Beban-Regangan Pada Balok


Beton Bertulang Tanpa Fiber (Normal)
7000
6000
5000
Beban P (kg)

4000
3000 Pointer 1 (Atas)
2000 Pointer 2 (Tengah)
1000 Pointer 3 (Bawah)
0
0 0.5 1 1.5 2

Regangan

Grafik 7 Hubungan Beban-Regangan Balok Beton Bertulang Tanpa Fiber (Normal)

Hubungan Beban-Regangan Pada Balok


Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren
8000
7000
6000
Beban P (Kg)

5000
4000 Ponter 1 (Atas)
3000
2000 Pointer 2 (Tengah)
1000 Pointer 3 (Bawah)
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Regangan)
Grafik 8 Hubungan Beban-Regangan Balok Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren
Hubungan Beban - Regangan Beton (Ɛc) Pada Balok
8000 Beton Bertulang Dengan dan Tanpa Serat Ijuk Aren
7000

6000

5000
Beban P (Kg)

4000 Balok Beton Bertulang Tanpa


Fiber (Normal)
3000 Balok Beton Bertulang
Dengan Serat Ijuk Aren
2000

1000

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002
Regangan Beton
Grafik 9 Hubungan Beban-Regangan Beton (𝜀𝑐 ) Pada Balok Beton Bertulang Dengan dan
Tanpa Serat Ijuk Aren

Hubungan Beban - Regangan Tulangan Tarik (Ɛs) Pada Balok Beton


8000 Bertulang Dengan dan Tanpa Serat Ijuk Aren

7000

6000

5000
Beban P (Kg)

4000 Balok Beton Bertulang Tanpa


Fiber (Normal)
3000 Balok Beton Bertulang
Dengan Serat Ijuk Aren
2000

1000

0
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002
Regangan Tulangan Tarik
Grafik 10 Hubungan Beban-Regangan Tulangan Tarik (𝜀𝑠 ) Pada Balok Beton Bertulang
Dengan dan Tanpa Serat Ijuk Aren
Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang
Balok beton bertulang yang digunakan pada percobaan ini mengalami lentur murni
dan lentur tak seragam sekaligus. Daerah tengah balok mengalami lentur murni karena gaya
geser adalah nol dan momen lentur adalah konstan. Bagian-bagian balok didekat ujung
mengalami lentur tak seragam karena gaya geser ada dan momen lentur bervariasi.

Gambar 5 Diagram Momen Balok Beton Bertulang

Hubungan Beban-Tegangan Lentur Pada


Balok Beton Bertulang Dengan dan Tanpa
8000 Serat Ijuk Aren
7000
6000
5000
Beban P (Kg)

4000
Balok Beton Bertulang Tanpa
3000 Serat
2000 Balok Beton Bertulang
1000 Dengan Serat
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tegangan (N/mm²)

Grafik 11 Hubungan Beban-Tegangan Lentur (𝜎) Pada Balok Beton Bertulang Dengan dan
Tanpa Serat Ijuk Aren

a. Perbandingan Beban Runtuh dan Beban Analitis Balok Beton Bertulang Normal
𝑃 𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢 ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 6000 𝑘𝑔
Koefisien 𝜑 = = = 1,597
𝑃 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑠 3756 𝑘𝑔

b. Perbandingan Beban Runtuh dan Beban Analitis Balok Beton Bertulang Serat Ijuk Aren
𝑃 𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢 ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 7000 𝑘𝑔
Koefisien 𝜑 = = = 1,275
𝑃 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑠 5491 𝑘𝑔

c. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Secara Teori berdasarkan Pengujian
Regangan (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal):
𝑃/𝑃𝑛 12,87374
Koefisien rata-rata(𝜑) = = = 0,9903
𝑛 13
d. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Secara Teori berdasarkan Pengujian
Regangan (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Serat Ijuk Aren:
𝑃/𝑃𝑛 13,1313
Koefisien rata-rata(𝜑) = = = 0,875
𝑛 15

e. Perbandingan Beban saat runtuh Balok Beton Bertulang Dengan Ijuk Aren dan Beban
saat runtuh Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal):
Koefisien 𝜑 = 1,167
f. Perbandingan Beban Beban Secara Teori berdasarkan Pengujian Regangan (Pn) Balok
Beton Bertulang Dengan Ijuk Aren dan Beban Beban Secara Teori berdasarkan Pengujian
Regangan (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal):
Koefisien 𝜑 = 1,397

Pola Retak Balok Beton Bertulang


Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh pola retak sebagai berikut:

Gambar 6 Pola Retak Balok Beton Bertulang Tanpa Fiber (Normal) Pada Pembebanan 6000
kg

Gambar 7 Pola Retak Balok Beton Bertulang Serat Ijuk Aren Pada Pembebanan 7000 kg

Jika dilihat, dari gambar di atas dapat disimpulkan jenis retak yang terjadi adalah
retak lentur, karena retak yang terjadi hamper tegak lurus terhadap sumbu balok. Dan dapat
disimpulkan bahwa retak terjadi di daerah Momen lentur terbesar.

4. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Dengan penambahan Serat Ijuk Aren (Arenae Pinnafa Merr) sebesar 2% dari volume
semen pada daerah tarik balok beton bertulang dapat meningkatkan kuat tekan beton
sebesar 34,958 %, meningkatkan kuat tarik belah sebesar 31,814%.
b. Balok beton bertulang normal (tanpa fiber) runtuh pada pembebanan 6000 kg.
c. Balok beton bertulang dengan serat ijuk aren runtuh pada pembebanan 7000 kg. Beban
runtuh pada penelitian ini diidentifikasi jika pembacaan pada Manometer Jack yang tidak
naik lagi jika diberi beban.
d. Lendutan yang terjadi pada balok beton bertulang serat ijuk aren dengan pembebanan
yang sama dengan balok beton bertulang tanpa serat, yaitu P = 5500 kg mengalami
penurunan sebesar 13,308 %.
e. Dengan penambahan serat ijuk aren sebesar 2% dari volume semen pada daerah tarik
balok beton bertulang dapat menyebabkan penurunan regangan beton (𝜀𝑐 ) sebesar
11,937% dan penurunan regangan tulangan baja tarik (𝜀𝑠 ) sebesar 30,634 %.
f. Peningkatan kapasitas balok beton bertulang dengan penambahan serat ijuk aren sebesar
2% dari volume semen pada balok beton bertulang adalah 12,295%.
g. Perbandingan Beban saat runtuh dan Beban Analitis Balok Beton Bertulang Normal :
Koefisien 𝜑 = 1,597.
h. Perbandingan Beban saat runtuh dan Beban Analitis Balok Beton Bertulang Serat Ijuk
Aren: Koefisien 𝜑 = 1,275.
i. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa
Serat (Normal): Koefisien (𝜑) = 0,9903.
j. Perbandingan Beban Pengujian (P) dan Beban Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan
Serat Ijuk Aren: Koefisien (𝜑) = 0,875.
k. Perbandingan Beban Pengujian (P) Balok Beton Bertulang Dengan Ijuk Aren dan Beban
Pengujian (P) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal): Koefisien 𝜑 = 1,167.
l. Perbandingan Beban Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Dengan Ijuk Aren dan
Beban Secara Teori (Pn) Balok Beton Bertulang Tanpa Serat (Normal): Koefisien 𝜑 =
1,397.

5. SARAN
Untuk mendukung penelitian selanjutnya, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah benda uji balok perlu ditambah demi mendapatkan data yang lebih akurat.
b. Gunakan alat yang sudah lebih canggih dengan tingkat keakurasian yang tinggi sehingga
data yang diperoleh lebih akurat.
c. Pada proses pengujian regangan, diusahakan strain meter tidak mengalami goncangan
(harus dalam keadaan stabil) agar pembacaan dapat lebih akurat.
d. Gunakan serat ijuk aren kualitas nomor satu untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.
e. Dalam kesimpulan butir (j), perbandingan antara beban pengujian dan beban secara teori
berdasarkan regangan pada balok beton bertulang serat ijuk aren diperoleh < 1. Ini
disebabkan karena pada penelitian ini digunakan pengujian tarik belah pada beton serat
dan bukan pengujian tegangan tarik. Dimana seharusnya yang dilakukan adalah pengujian
tegangan tarik pada beton serat ijuk aren.

6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, Standar SK SNI T-15-1991-03. Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung. Bandung: LPMB Dep. Pekerjaan Umum RI.
Dipohusodo, Isti mawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
McCormac,Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
McCormac,Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Vis,W.C dan Gidion Kusuma. 1995. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta :
Erlangga.
Apriyatno, Henry. 2009. Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Polypropylene
Fiber Sebesar 6% Dari Berat Semen. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan Nomor 2
Volume 11, hal:149-160.
Karolina, Rahmi. 2008. Analisa dan Kajian Eksperimental Hubungan Momen-Kurvatur Pada
Balok Beton Bertulang. Fakultas Teknik USU Medan.
Kusuma, Wira. (2012. Penelitian Balok Beton Bertulang Dengan dan Tanpa Pemakaian
Sikafibre. Fakultas Teknik USU, Medan.
Sukoyo. 2011. Rekayasa Peningkatan Karakteristik Beton Dengan Menggunakan Serat.
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang. Semarang
Wahyuni, Nely. 2010. Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek dalam Pembuatan Beton Ringan dan
Karakterisiknya. FMIPA USU, Medan.

You might also like