You are on page 1of 11

MAKALAH AGAMA ISLAM

BAGAIMANA AGAMA MENJAMIN KEBAHAGIAAN?

Disusun Oleh:

FARHAN RAHMANDA PUTRA 1503618070

MOHAMMAD MINAN BASHORI R 1503618004

NABIH NAUFAL MAHIR 1503618009

PENDIDIKAN VOKASIONAL KONSTRUKSI BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 1
BAB I ........................................................................................................................................................ 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 2
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan .......................................................................................................................... 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
A. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan Kebahagiaan .... 4
B. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan Bagaimana Agama Dapat
Membahagiakan Umat Manusia? ....................................................................................................... 5
C. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, dan Pedagogis tentang Pemikiran
Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan. ....................................................................................... 5
D. Membangun Argumen tentang Tauḫīdullāh sebagai Satu-satunya Model Beragama yang Benar 6
BAB III ...................................................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 9
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama
islam dengan judul "Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta, 1 april 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukkan
sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai
kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan,
serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan
pribadi, sosial, dan profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika
tidak mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Tak ada orang yang ingin hidupnya tidak bahagia. Semua orang ingin bahagia.
Namun hanya sedikit orang yang mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Hidup
bahagia merupakan idaman setiap orang, bahkan menjadi simbol keberhasilan sebuah
kehidupan. Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya.
Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan puncak tujuan tersebut, yaitu
bagaimana meraih kebahagiaan hidup. Dan ini menjadi cita-cita tertinggi setiap orang baik
yang mukmin atau yang kafir kepada Allah.

Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang bertumpuk-tumpuk, mereka
telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya. Nyatanya, itu tak pernah diraih dan
membuat pengorbanannya sia-sia. Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketinggian pangkat
dan jabatan, mereka juga telah siap mengorbankan apa saja demi memperoleh apa yang
diinginkannya. Tapi tetap saja kebahagiaan itu tidak pernah didapatkannya. Apabila
kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama, mereka telah berusaha untuk meraihnya
dengan apapun juga dan mereka tidak mendapati apa yang disebut kebahagiaan

B. Tujuan Penulisan

Penyusuan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pada mata kuliah agama
islam dan menuntaskan tugas yang telah diberikan. Selain itu tugas ini bertujuan menegetahui
apakah agama dapat menjamin kebahagian.

2
C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat mengetahui tujuan hidup
manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan kata lain,dapat disebutkan
bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan Menuju Tuhan dan
Kebahagiaan

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari
nilai-nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukkan
sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai
kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan,
serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan
pribadi, sosial, dan profesional. Pada sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika
tidak mewujud dalam kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai makna kebahagiaan:

1) Al-Alusi : bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa mencapai
keinginan atau cita-cita yang dituju dan diharapkan
2) Ibnul Qayyim al-Jauziyah : kebahagiaan adalah perasaan senang dan tentram karena
hati sehat dan ber!ungsi dengan baik.
3) Al Ghazali: bahagia terbagi menjadi dua antara lain:
a. Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi yang dapat diperoleh dengan modal
iman, ilmu dan amal.
b. Bahagia majusi adalah kebahagiaan duniawi yang dapat diperoleh baik itu orang
yang beriman maupun yang tidak beriman

Beberapa karakteristik hati yang sehat diantaranya:

1) Selalu beriman kepada Allah dan menjadikan Al Qur’an sebagai obat untuk hati.
2) Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.
3) Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah.
4) Selalu mengingat Allah.
4
5) Selalu menyadarkan diri apabila melupakan Allah karena urusan dunia.
6) Selalu mendapatkan ketenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan ketika menjalankan
sholat.
7) Selalu memperhatikan waktu agar tidak terbuang sia-sia.
8) Selalu berorientasi kepada kualitas amal selama hidup.

B. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan Bagaimana Agama


Dapat Membahagiakan Umat Manusia?

Kunci beragama berada pada fitrah manusia. Fitrah itu sesuatu yang melekat
dalamdiri manusia dan telah menjadi karakter (tabiat) manusia.Kata “fitrah”secara
kebahasaan memang asal maknanya adalah suci. Yang dimaksud suci adalah suci dari
dosa dan suci secara genetis Meminjam term Prof. Udin Winataputra,fitrah adalah lahir
dengan membawa iman. Berbeda dengan konsep teologi Islam, teologi tertentu berpendapat
sebaliknya yaitu bahwa setiap manusia lahir telah membawa dosa yakni dosa warisan.
Didunia, menurut teologi ini,manusia dibebanitugas yaitu harus membebaskan diri dari dosa
itu. Adapun dalam teologi Islam, seperti telah dijelaskan,bahwa setiap manusia lahir dalam
kesucian yakni suci dari dosa dan telah beragama yakni agama Islam.Tugas manusia adalah
berupaya agar kesucian dan keimanan terus terjaga dalam hatinya hingga kembali kepada
Allah.

C. Menggali Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologis, dan Pedagogis


tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan.

Secara teologis,beragama itu adalah fitrah. Jika manusia hidup sesuai dengan
fitrahnya, maka ia akan bahagia. Sebaliknya, jika ia hidup tidak sesuai dengan fitrahnya,
maka ia tidak akan bahagia. Secara historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama
itu merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Banyak buku membicarakan
atau mengulas kisah manusia mencari Tuhan. Umpamanya buku yang ditulis oleh Ibnu
Thufail. Buku ini menguraikan bahwa kebenaran bisa ditemukan manakala ada keserasian

5
antara akal manusia dan wahyu. Dengan akalnya, manusia mencari Tuhan dan bisa sampai
kepada Tuhan. Namun, penemuannya itu perlu konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu, agar ia
dapat menemukan yang hakiki dan akhirnya ia bisa berterima kasih kepada Tuhan atas segala
nikmat yang diperolehnya terutama nikmat bisa menemukan Tuhan dengan akalnya itu.

Secara horizontal, manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya


baik flora maupun fauna. Secara vertikal manusia lebih butuh berinteraksi dengan Zat yang
menjadi sebab ada dirinya. Manusia dapat wujud/ tercipta bukan oleh dirinya sendiri, namun
oleh yang lain. Yang menjadi sebab wujud manusia tentulah harus Zat Yang Wujud dengan
sendirinya sehingga tidak membutuhkan yang lain. Zat yang wujud dengan sendirinya
disebut wujud hakiki, sedangkan suatu perkara yang wujudnya tegantung kepada yang
lain sebenarnya tidak ada/ tidak berwujud.

Kalau perkara itu mau disebut ada (berwujud), maka adalah wujud idhāfī. Wujud
idhāfī sangat tergantung kepada wujud hakiki. Itulah sebabnya, manusia yang sebenarnya
adalah wujud idhāfī yang sangat membutuhkan Zat yang berwujud secara hakiki, itulah
Allah. Jadi, manusia sangat membutuhkan Allah. Allahlah yang menghidupkan, mematikan,
memuliakan, menghinakan, mengayakan,memiskinkan, dan Dialah Allah Yang Zahir Yang
Batin, dan Yang Berkuasa atas segala sesuatu.

D. Membangun Argumen tentang Tauḫīdullāh sebagai Satu-satunya Model Beragama


yang Benar

Sebagaimana telah diketahui bahwa misi utama Rasulullah saw., seperti halnya
rasul-rasul yang sebelum beliau adalah mengajak manusia kepada Allah. Lāilāha
illallāhitulah landasan teologis agama yang dibawa oleh Rasulullah dan oleh semua para
nabi dan rasul. Makna kalimat tersebut adalah “Tidak ada Tuhan kecuali Allah;” “Tidak
ada yang berhak disembah kecuali Allah;” “Tidak ada yang dicintai kecuali Allah;”
“Tidak ada yang berhak dimintai tolong/bantuan kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus
dituju kecuali Allah;” “Tidak ada yang harus ditakuti kecuali Allah;” “Tidak ada yang
harus diminta ridanya kecuali Allah”. Tauḫīdullāh menempatkan manusia pada tempat
6
yang bermartabat, tidak menghambarkan diri kepada makhluk yang lebih rendah
derajatnya daripada manusia. Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan paling
sempurna dibanding dengan makhluk-makhluk Allah yang lain. Itulah sebabnya, Allah
memberikan amanah kepada manusia. Manusia adalah roh alam, Allah menciptakan
alam karena Allah menciptakan manusia sempurna (insan kamil).

Tauḫīdullāh adalah barometer kebenaran agama-agama sebelum Islam. Jika agama


samawi yang dibawa oleh nabi-nabi sebelum Muhammad saw.masih tauḫīdullāh, maka
agama itu benar, dan seandainya agama nabi-nabi sebelum Muhammad saw.itu sudah tidak
tauḫīdullāh yakni sudah ada syirik, unsur menyekutukan Allah, maka dengan terang
benderang agama itu telah melenceng, salah, dan sesat-menyesatkan. Agama yang dibawa
para nabi pun namanya Islam.

7
BAB III
KESIMPULAN

Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia diakhirat. Dengan kata
lain,dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia diakhirat. Kebahagiaan yang
diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan
termaksud mustahil tanpa landasan agama. Agama dimaksud adalah agama tauḫīdullāh.
Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir dan tumbuh dari nilai-
nilai hakiki Islam dan mewujud dalam diri seseorang hamba yang mampu menunjukkan
sikap tobat (melakukan introspeksi dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai
kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam, dan kehidupan,
serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam menjalani kehidupan
pribadi, sosial, dan profesional.

8
Daftar Pustaka
https://www.excuzily.xyz/2017/11/agama-menjamin-kebahagiaan.html

http://www.mampirlah.com/teknik-informatika/makalah-bagaimana-agama-menjamin-
kebahagiaan.html

https://www.academia.edu/34751600/BAB_3_BAGAIMANA_AGAMA_MENJAMIN_KEB
AHAGIAAN

You might also like