Professional Documents
Culture Documents
PAPER
OLEH:
AGROEKOTEKNOLOGI I
Diperiksa Oleh:
Dosen Penanggung Jawab
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari paper ini adalah “Kerusakan Tanah” yang merupakan
salah satu komponen penilaian Mata Kuliah Dasar Agronomi, Program Studi
kepada: Ferry Ezra T. Sitepu, SP., M.Si. Selaku Dosen pengajar mata kuliah
Dasar Agronomi serta kepada grup Kerusakan Tanah yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahwa Paper ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
paper ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih dan semoga paper ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................1
Tujuan Penulisan.................................................................................2
Kegunaan Penulisan............................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kerusakan Tanah...............................................................3
Jenis- jenis Kerusakan Tanah..............................................................4
Penyebab Kerusakan Tanah................................................................7
Dampak Kerusakan Tanah...................................................................8
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kita semua tahu indonesia ialah negara yang sangat kaya akan sumber
daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang
sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di
permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya
waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan
sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang
produksi pertanian tanah mengandung hara, dan air, yang perlu ditambah untuk
pengganti yang habis dipakai. Erosi tanah dapat terjadi karena curah hujan yang
tinggi yang mempengaruhi fisik, kimia dan biologi tanah (Ginting, 2014).
melestarikan “arti peting’’ tentang tanah bagi segala kehidupan di dunia. Artinya
tersebut, agar tanah tetap dapat berfungsi memberikan tau memelihara sumber
kehidupan bagi manusia dan mutlak lainyya yang tumbuh dan berkembang di
dapat menurunkan kualitas dan fungsinya. Yang ada pada akhirnya dapat
mengancam kelangsungan hidup mansia dan makhlik hidup lainnya. Oleh karena
itu, segala aspek kehiatan produksi biomassa harus terkendali agar terhindarnya
pengendalian pada tanah yang belum maupun yang sudah mengalami kerusakan.
Peraturan ini ditujukan untuk tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian, misal
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai media informasi bagi pihak
yang membutuhkannya.
3
TINJAUAN PUSTAKA
baik yang disebabkan oleh material yang dimiliki tanah itu sendiri atau material
yang berasal dari luar tubuh tanah. Perubahanperubahan yang terjadi akan
Penurunan produktivitas tanah atau fungsi tanah, maka kerusakan tanah telah
memiliki tata cara yang hanya berlaku untuk kerusakan tanah karena tindakan
manusia. Kriteria baku yang digunakan untuk menentukan status kerusakan tanah
tersebut mencakup sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan sifat biologi tanah
tanah, hal tersebut menyebabkan relatif mudah hancur menjadi bentuk halus
sehingga membentuk kerak di permukaan tanah (soil crusting) yang memiliki sifat
padat dan keras bila kering. Agregat atau partikel tanah yang halus akan terbawa
aliran air ke dalam tanah sehingga menyebabkan penyumbatan pori tanah dan
pada saat hujan turun kerak yang terbentuk juga menyebabkan penyumbatan pori
pori tanah dan kemampuan tanah untuk mengalirkan air mengalami penurunan
menentukan kemampuan tanah dalam menyediakan air dan unsur hara yang cukup
4
bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat dasar tanah tersebut juga
bagaimana air, bahan organik, bahan mineral, udara, dan partikel-partikel lainnya
terbawa bersama air yang akan diserap masuk ke dalam tanah. faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap derajat pelulusan air tanah adalah komposisi fraksi (tekstur
Erosi Tanah, Jenis kerusakan yang terjadi pada tanah yang pertama kita
sebut sebagai erosi tanah. Erosi tanah merupakan peristiwa terangkatnya bagian-
bagian tanah, terutama lapisan teratas pada tanah dan diendapkan ke tempat lain.
Ablasi, Ablasi merupakan erosi tanah yang dilakukan oleh tenaga air. Jadi
tanah terkikis akibat adanya aliran air. Peristiwa ablasi ini sering terjadi di daerah
yang memiliki curah hujan yang tinggi. Selain itu bentuk lahan atau bentuk
(Mulyadi, 2008)
Deflasi, Deflasi disebut juga dengan Korasi. Deflasi Atau korasi ini
merupakan peristiwa erosi tanah yang disebabkan karena angin. Tiupan angin
terjadilah erosi. Deflasi atau korosi ini biasa terjadi di daerah gurun atau daerah
merupakan erosi tanah yang disebabkan oleh gletser. Gletser sendiri merupakan
kikisan dari massa salju yang bergerak menuruni lereng. Gletser ini ada di daerah
yang bersalju. Karena disebabkan oleh gletser, maka eksarasi ini terjadi di daerah
gelombang laut. Dari beberapa jenis erosi tanah, mungkin abrasi adalah yang
paling sering kita dengar. Hal ini karena Indonesia mempunyai banyak sekali laut,
tanah. Karena penyebabnya adalah gelombang laut, maka abrasi hanya terjadi di
Lahan Kritis, Selain erosi tanah, bentuk kerusakan tanah yang lainnya
adalah lahan kritis. Seperti namanya yakni “kritis” maka keadaan ini pun
hutan yang terkadang sampai tidak terkendali. Apabila pemanfaatan hutan tidak
pada hutan. Beberapa kegiatan yang mengakibatkan kerusakan pada hutan yang
pada akhirnya menyebabkan lahan kritis antara lain adalah penebangan liar,
maka apabila tidak hati- hati akan mengakibatkan lahan kritis. Pengambilan
mengakibatkan kerusakan tanah, salah satunya adalah lahan kritis. Lahan kritis
perubahan topografi dan juga perubahan struktur lapisan tanah (Kusmiyarti, 2016)
hasil kegiatan manusia. Polutan sendiri merupakan bahan atau benda yang
Polutan mempunyai sifat tidak dapat diurai oleh bakteri pengurai sehingga
dipakai yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, baik berupa limbah padat,
cair dan juga gas. Beberap contoh limbah domestik antara lain bungkus detergen,
air bekas cucian, bungkus makanan dan lain sebagainya (Irwansyah, 2015).
kegiatan produksi suatu industri. Sama seperti limbah domestik, limbah industri
juga bisa berbentuk cair, padat maupun gas. Karena sifatnya yang keras dan
jumlahnya yang lebih banyak, maka kebanyakan limbah industri lebih berbahaya
kegiatan pertanian. Limbah pertanian ini berasal dari pupuk berbahan kimia yang
dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan kerusakan pada tanah. Itulah
beberapa penyebab dari pencemaran tanah. Oleh karena polutan sangat dekat
juga. Tidak hanya pencemaran tanah saja, namun juga kerusakan tanah yang
Kerusakan tanah akibat selip dapat berakibat pada timbulnya erosi tanah
dan peningkatan limpasan permukaan tanah. Hal tersebut sangat berbahaya karena
dapat merusak jalan angkutan kayu yang merupakan sarana transportasi untuk
terhambat. Bagi perusahaan hutan lahan kering, hal tersebut merupakan kerugian
Kerusakan tanah bisa terjadi dimana saja. Salah satunya dapat terjadi di
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai akibat dari tindakan manusia, baik di areal
produksi biomassa maupun adanya kegiatan lain di luar areal produksi biomassa
yang dapat berdampak terhadap terjadinya kerusakan tanah yang terjadi di Daerah
Aliran Sungai (DAS). Kerusakan tanah dapat pula terjadi akibat proses alam.
tindakan manusia. Kerusakan tanah yang terjadi karena proses alam tidak berarti
berdampak pada meluasnya lahan kritis, terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kerusakan tanah akibat selip dapat berakibat pada timbulnya erosi tanah
dan peningkatan limpasan permukaan tanah. Hal tersebut sangat berbahaya karena
dapat merusak jalan angkutan kayu yang merupakan sarana transportasi untuk
terhambat. Bagi perusahaan hutan lahan kering, hal tersebut merupakan kerugian
Kerusakan tanah bisa terjadi dimana saja. Salah satunya dapat terjadi di
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai akibat dari tindakan manusia, baik di areal
produksi biomassa maupun adanya kegiatan lain di luar areal produksi biomassa
yang dapat berdampak terhadap terjadinya kerusakan tanah yang terjadi di Daerah
Aliran Sungai (DAS). Kerusakan tanah dapat pula terjadi akibat proses alam.
tindakan manusia. Kerusakan tanah yang terjadi karena proses alam tidak berarti
berdampak pada meluasnya lahan kritis, terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS)
struktur tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat tanah, hal tersebut
menyebabkan agregat tanah relatif mudah hancur menjadi bentuk halus sehingga
membentuk kerak di permukaan tanah (soil crusting) yang memiliki sifat padat
9
dan keras bila kering. Agregat atau partikel tanah yang halus akan terbawa aliran
air ke dalam tanah sehingga menyebabkan penyumbatan pori tanah dan pada saat
hujan turun kerak yang terbentuk juga menyebabkan penyumbatan pori tanah.
pori tanah dan kemampuan tanah untuk mengalirkan air mengalami penurunan
perubahan baik yang disebabkan oleh material yang dimiliki tanah itu sendiri atau
material yang berasal dari luar tubuh tanah. Perubahan-perubahan yang terjadi
Penurunan produktivitas tanah atau fungsi tanah, maka kerusakan tanah telah
terjadi.
pengendalian pada tanah yang belum maupun yang sudah mengalami kerusakan.
Peraturan ini ditujukan untuk tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian, misal
sawah, perkebunan, tegalan, ladang dan hutan tanaman. Namun, data spasial
dilakukan. Kecamatan Denpasar Selatan memiliki luas wilayah 4999 ha, 1051 ha
172,10% untuk tanaman padi atau palawija dan 183,23% untuk sayuran berumur
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyarti. 2016. Kajian Potensi dan Status Kerusakan Tanah Pada Lahan
Pertanian di kec Denpasar. Universitas Udayana : Bali
Rukmana. 2016. Kajian Potensi dan Status Kerusakan Tanah Pada Lahan
Pertanian di kec Denpasar. Universitas Udayana : Bali
Prasetyo dan Thohiron. 2013. Aplikasi SIG Dalam Penilaian Status Kerusakan
Tanah Untuk Produksi Biomassa Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Universitas Brawijaya. Malang.
Yuniawati & Suhartana, 2015. Pengaruh Selip Terhadap Kerusakan Tanah Pada
Kegiatan Pengangkutan Kayu Pinus Merkusi. Jl. Gunung Batu. Bogor.
Arisandi, G., Arifandi, J.A., Sudibya J. 2015. Studi Faktor Penyebab Kerusakan
Tanah Di Daerah Aliran Sungai (Das) Bomo Kabupaten Banyuwangi.
Universitas Jember. Jember.
12
Yuniawati dan Suhartana. 2016. Pengaruh Selip Terhadap Kerusakan Tanah Pada
Kegiatan Pengangkutan Kayu Pinus Merkusi. Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan.
Rukmana, Kusmiyarti, dan Kusmawati. 2016. Kajian Potensi Dan Status
Kerusakan Tanah Pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Timur.
Universitas Udayana.
Yuniawati & Suhartana, 2015. Pengaruh Selip Terhadap Kerusakan Tanah Pada
Kegiatan Pengangkutan Kayu Pinus Merkusi. Jl. Gunung Batu. Bogor.
Arisandi, G., Arifandi, J.A., Sudibya J. 2015. Studi Faktor Penyebab Kerusakan
Tanah Di Daerah Aliran Sungai (Das) Bomo Kabupaten Banyuwangi.
Universitas Jember. Jember.
Suprayogo, D., Widianto, P. Purnomosidi, R.H. Widodo, F. Rusiana, Z.Z. Aini, N
Khasanah dan Z. Kusuma. 2014. Degradasi sifat fisik tanah sebagai akibat alih
guna lahan hutan menjadi sistem kopi monokultur: Kajian perubahan
makroporositas tanah.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi. Yogyakarta.
Reditya, 2016. Kajian Status Kerusakan Tanahpada Lahan Pertanian di
Kecamatan Denpasar. Universitas Udayana,Bali