Professional Documents
Culture Documents
Analisis aliran daya merupakan salah satu metode pemecahan masalah pada suatu
sistem kelistrikan melalui perhitungan aliran daya pada saluran dan pemeriksaan
kapasitas dari seluruh peralatan yang terdapat pada sistem kelistrikan gedung
tersebut.
kelistrikan, terutama dalam hal analisis sistem tenaga listrik, dimana pada awalnya
tugas perhitungan dilakukan secara manual, namun saat ini pekerjaan tersebut
program yang dapat dijadikan dalam membantu dalam studi aliran daya listrik,
kesluruhan secara jelas konfigurasi sistem kelistrikan yang ingin ditinjau seperti
38
direpresentasikan dengan menggunakan simbol yang telah terstandarisasi untuk
diagram satu garis (single line diagram). Elemen pada diagram satu garis tersebut
tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik, melainkan
Arti dan aplikasi bus berayun (bus swing bus) bus pembangkit (generator
bus), bus P-V (P-V bus), bus P-Q (P-Q bus), bus beban (load bus), beban kVA
konstan (constant kVA load), beban impedans konstan (constant impedance load),
beban arus konstan (constant current load), dan sumber kompensasi reaktif
awal dari data dan parameter sistem yang ingin ditinjau adalah agar nantinya
output atau hasil yang didapatkan dari simulasi aliran daya ini dapat
karakteristik yang sama dengan gedung lain seperti perkantoran, rumah sakit dan
gedung lainnya. Akan tetapi aspek pembeda yang dimiliki sistem distribusi listrik
industri terutama dalam hal ukuran dan lebih kompleks sistem kelistrikan industri
39
Penyedia utama sistem kelistrikan pada PT. Showa Indonesia Manufacturing
penyedia listrik kawasan industri cikarang yang bersumber dari PT. Cikarang
Listrindo. PT. SIM memiliki kontrak daya pada PT. Cikarang Listrindo sebesar
7.550.000 VA.
a. Unit Transformator
Industri yang terggolong memiliki fasilitas yang lengkap dan penggunaan
transformator secara independen. Sistem kelistrikan PT. SIM didukung oleh 6 unit
40
transformator yang terdiri dari transformator 1 20/0.4 kV 2500 kVA,
630 kVA.
Parameter Nilai
Frekuensi 50 Hz
Kapasitas 2500 KVA
Primer : 20000
Nominal Tegangan
Sekunder : 400
Primer : 72,17
Nominal Arus
Sekunder : 3608,44
Impedansi 7%
Tipe Pendinginan ONAN
Grup Vektor Dyn-5
Tahun 2012
Transformator memiliki grup vector Dyn-5 yang berarti belitan primer terangkai
secara delta dan belitan sekunder terangkai secara bintang (Y), angka 5
memiliki perbedaan sudut fasa sebesar 150 derajat. Perbedaan sudut sebesar 150
derajat diperoleh melalui perkalian jumlah bilangan pada grup vektor dengan
41
Tabel 4. 2 Data spesifikasi transformator 2 step down 2500 kVA
Parameter Nilai
Frekuensi 50 Hz
Kapasitas 2500 KVA
Nominal Tegangan Primer : 20000
Srkunder : 400
Nominal Arus Primer : 72,17
Sekunder : 3608,4
Impedansi 7%
Tipe Pendinginan ONAN
Grup Vektor Dyn-5
Tahun 1998
Parameter Nilai
Frekuensi 50 Hz
Kapasitas 2500 KVA
Nominal Tegangan Primer : 20000
Sekunder : 400
Nominal Arus Primer : 72,17
Sekunder : 3608,4
Impedansi 7%
Tipe Pendinginan ONAN
Grup Vektor Dyn-5
Tahun 2004
Parameter Nilai
Frekuensi 50 Hz
Kapasitas 3000 KVA
Nominal Tegangan Primer : 20000
Sekunder : 400
Nominal Arus Primer : 86,60
Sekunder : 4330,13
Impedansi 7,5 %
42
Parameter Nilai
Parameter Nilai
Frekuensi 50 Hz
Kapasitas 3000 KVA
Nominal Tegangan Primer : 20000
Sekunder : 400
Nominal Arus Primer : 86,60
Sekunder : 4330,13
Impedansi 7,5 %
Tipe Pendinginan ONAN
Grup Vektor Dyn-5
Tahun 2014
sebesar 630 kVA. Pemilihan kapasitas pembebanan yang tinggi tentu akan
Apabila transformator dibebani maka kumparan dan isolator, dalam hal ini
digunakan isolasi minyak, akan mengalami kenaikan suhu sesuai dengan kenaikan
Isolasi yang terdiri dari kertas kraft serta minyak trafo memiliki batas panas
kenaikan suhu yang terjadi dalam kumparan tersebut tidak segera diredam maka
43
lambat laun akan mengalami kerusakan. Salah satu solusi untuk masalah ini yakni
Parameter Nilai
Frekuensi 50 Hz
Kapasitas 630 KVA
Nominal Tegangan Pimer : 20000
Skunder : 400
Nominal Arus Pimer : 18,2
Skunder : 910
Impedansi 4%
Tipe Pendinginan ONAN
Grup Vektor Dyn-5
Tahun 2004
44
Gambar 4. 3 Transformator 2 20/0.4 kV 2500kVA
45
Gambar 4. 5 Transformator 4 20/0.4 kV 3000kVA
46
Meskipun total pemakaian beban pada gedung utama saat ini belum
mencapai 50% dari total kapasitas masing-masing trafo utama, masih terdapat
pembebanan ideal transformator sebesar 80% dengan asumsi saat kondisi beban
tinggi.
termasuk pada tipe pendinginan ONAN (Oil Natural Air Natural) berbasis
minyak diperoleh melalui adanya perbedaan masa jenis antara minyak dingin dan
20/0.4 kV dengan kapasitas daya yang paling besar di sistem kelistrikan PT.
47
Gambar 4. 7 Transformator 6 20/0.4 kV 630 kVA
Transformator 6 ini merupakan trafo step down rating tegangan 20/0.4 kV
dengan kapasitas daya yang terkecil yakni dengan daya 630 kVA dengan .
b. Kapasitor Bank
Kapasitor Bank (capasitor bank) diperhitungkan dalam studi aliran daya
secara umum beban yang sering digunakan adalah beban induktif, seperti motor
listrik, lampu TL, heater dsb. Dengan adanya beban induktif ini menyebabkan
nilai faktor daya yang rendah. Standar dari PLN adalah minimal 85%. PLN akan
daya (cos phi) nya kurang dari 85%. maka dari itu digunakan kapasitor bank pada
bagian LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) sistem kelistrikan PT.
48
Tabel 4. 7 Data kapasitor bank yang terpasang di sistem kelistrika PT. Showa
Indonesia Manufacturing
Total
Lokasi Nilai (kVAR) Jumlah Step
(kVAR)
LVMDP 1 75 12 900
LVMDP 6 20 12 240
c. Saluran Penghantar
Pada penelitian ini digunakan asumsi sebagai dasar penenetuan untuk nilai
total faktor koreksi dari kabel yang digunakan. Perhitungan nilai total faktor
koreksi (F) pada persamaan 2.28 disesuaikan dengan keadaan riil di lapangan.
Misal, apabila kondisi lingkungan di sekitar lokasi instalasi telah sesui dengan
ketentuan yang telah dijelaskan pada bab 2.2.4, maka faktor koreksi mengenai hal
dari nilai yang terdapat pada tabel 2.5 hingga 2.6 beberapa asumsi yang digunakan
suhu keliling ideal sekitar kabel (dalam hal ini sebesar 30oC) yakni 30oC.
pemilihan nilai suhu ini didasari atas faktor kondisi tanah di wilayah PT.
49
Kabel berisolasi PVC tegangan pengenal 0.6/1 (1,2) kV =1
kabel untuk kabel berinti berisolasi PVC dengan NYY serta kabel inti
tunggal berisolasi XLPE dengan tipe N2SXY dan N2XSEBY. Nilai faktor
nilai dari 2 hingga 10 kabel. Apabila terdapat jenis dan jumlah kabel selain
yang telah disebutkan sebelum ini maka faktor koreksi instalasi kabel
diasumsikan 1.
Tabel 4. 8 Data saluran penghantar tahap 1 pada sistem kelistrikan PT. SIM
50
Jumlah Jumlah Penampang KHA Panjang
No Lokasi Jenis
Inti konduktor (mm2) (A) (m)
MDP 1.04 – SDP
11 NYY 1 2 185 511 54.6
1.04
MDP 1.07 – SDP
12 NYY 1 1 185 511 235.8
1.07
MDP 1.07 – SDP
13 NYY 1 1 185 511 240
1.08
MDP 1.07 – SDP
14 NYY 1 1 185 511 122.3
1.09
MDP 1.12 – SDP
15 NYY 1 1 185 511 271.7
1.12
MDP 1.13 – SDP
16 NYY 1 2 240 612 197.6
1.13
Tabel 4. 9 Data saluran penghantar tahap 2 pada sistem kelistrikan PT. SIM
51
Jumlah Jumlah Penampang KHA Panjang
No Lokasi Jenis 2
Inti konduktor (mm ) (A) (m)
MDP 2.04 – SDP
14 NYY 1 2 300 707 126.6
2.04B
MDP 2.06 – SDP
15 NYY 1 2 300 707 157.3
2.06
MDP 2.07 – SDP
16 NYY 1 3 300 707 199
2.07
Tabel 4. 10 Data saluran penghantar tahap 3 pada sistem kelistrikan PT. SIM
52
Jumlah Jumlah Penampang KHA Panjang
No Lokasi Jenis
Inti konduktor (mm2) (A) (m)
Tabel 4. 11 Data saluran penghantar tahap 4 pada sistem kelistrikan PT. SIM
53
Jumlah Jumlah Penampang KHA Panjang
No Lokasi Jenis
Inti konduktor (mm2) (A) (m)
MDP 4.02 – SDP
16 NYY 1 3 300 707 208
4.02D
17 MDP 4.03 – SDP 4.03 NYY 1 1 240 612 71,5
MDP 4.03 – SDP
18 NYY 1 1 240 612 9
4.03A
MDP 4.03 – SDP
19 NYY 1 1 185 511 14
4.03B
MDP 4.03 – SDP
20 NYY 4 1 25 140 2
4.03C
21 MDP 4.05 – SDP 4.05 NYY 1 3 300 707 180
MDP 4.03 – MDP
22 NYY 1 1 300 707 180
4.03 JUNCTION
Tabel 4. 12 Data saluran penghantar tahap 5 pada sistem kelistrikan PT. SIM
Cubicle –
1 N2XSEBY 3 1 70 236 226
Subcubicle 5
Subcubicle 5 –
2 N2XSY 1 3 70 289 10
Trafo 5
TRAFO 5 –
3 NYY 1 5 400 859 10
LVMDP 5
LVMDP 5 –
4 BUSBAR 1 3 10 x 150 3436 1.5
MDP 5.01
LVMDP 5 –
5 BUSBAR 1 3 10 x 150 3436 2.2
MDP 5.02
LVMDP 5 –
6 BUSBAR 1 3 10 x 150 3436 2.9
MDP 5.03
LVMDP 5 –
7 BUSBAR 1 3 10 x 150 3436 3.6
MDP 5.04
LVMDP 5 –
8 BUSBAR 1 3 10 x 150 3436 4.3
MDP 5.05
LVMDP 5 –
9 BUSBAR 1 3 10 x 150 3436 5
MDP 5.06
CAPASITOR 5 –
10 NYY 1 3 300 707 5.7
LVMDP 5
54
Jumlah Jumlah Penampang KHA Panjang
No Lokasi Jenis
Inti konduktor (mm2) (A) (m)
Tabel 4. 13 Data saluran penghantar tahap 6 pada sistem kelistrikan PT. SIM
1
Cubicle – N2XSEBY 3 1 70 236 105
Subcubicle 6
Subcubicle 6 –
2 N2XSY 1 3 70 289 10
Trafo 6
TRAFO 6 –
3 NYY 1 2 300 707 10
LVMDP 6
LVMDP 6 – MDP
4 NYY 1 4 35 174 1.5
6.01
LVMDP 6 – MDP
5 NYY 1 2 150 442 2.2
6.02
LVMDP 6 – MDP
6 NYY 1 2 150 442 2.9
6.03
LVMDP 6 – MDP
7 NYY 1 2 150 442 3.6
6.05
55
Jumlah Jumlah Penampang KHA Panjang
No Lokasi Jenis
Inti konduktor (mm2) (A) (m)
LVMDP 6 – MDP
8 NYY 1 2 150 442 4.3
6.06
LVMDP 6 – MDP
9 NYY 1 2 150 442 5
6.07
CAPASITOR 6 –
10 NYY 1 1 300 707 5.7
LVMDP 6
MDP 6.01 – SDP
11 NYY 1 4 35 174 1
6.01
MDP 6.02 – SDP
12 NYY 1 2 150 442 1
6.02
MDP 6.03 – SDP
13 NYY 1 4 35 174 20
6.03A
MDP 6.05 – SDP
14 NYY 1 4 120 386 50
6.05
MDP 6.07 – SDP
15 NYY 1 2 240 612 60
6.07
56
d. Unit Beban
Rekap data unit beban yang terdapat pada sistem kelistrikan PT. Showa
57
Tabel 4. 15.Data beban pada sistem kelistrikan PT. SIM (lanjutan tabel 4.14)
Faktor
Grup SDP Arus P total Q total S total
Daya
Beban
(A) (kW) (kVAR) (kVA)
SDP 4.01 0.64 369.20 158.00 190.00 247.47
SDP 4.01A 0.9 30.74 19.17 9.284 21.34
SDP 4.02A 0.74 350.10 169.00 153.00 227.57
SDP 4.02B 0.73 377.48 172.26 152.97 234.24
SDP 4.02C 0.72 66.79 32.61 23.99 45.06
MDP 4 SDP 4.02D 0.65 579.59 239.45 270.60 368.29
SDP 4.03 0.91 160.27 92.06 41.66 101.41
SDP 4.03A 0.75 34.66 17.01 13.36 22.19
SDP 4.03B 0.76 18.66 9.17 7.42 11.91
SDP 4.03C -0.78 10.95 5.46 0.00 7.01
SDP 4.05 0.50 557.20 69.44 392.10 362.50
Total 1805.587 637.463 902.102 1649.013
SDP 5.01 0.68 680.57 295.80 313.06 436.14
SDP 5.02 0.64 552.61 228.10 264.73 355.78
SDP 5.04 0.52 77.07 26.03 40.99 49.89
MDP 5
SDP 5.05A 0.92 59.72 35.02 14.76 38.16
SDP 5.05B 0.68 797.58 343.58 368.69 504.82
SDP 5.06 0.65 552.97 235.42 269.17 360.69
Total 2720.53 1163.95 1271.41 1745.48
SDP 6.01 0.79 1.17 0.64 0.30 0.79
SDP 6.02 0.9 21.50 11.10 9.49 14.60
MDP 6 SDP 6.03A 0.65 31.50 13.46 15.73 20.73
SDP 6.05 0.61 44.94 18.32 23.26 30.11
SDP 6.07 0.88 9.65 5.72 2.58 6.47
Total 119.44 54.09 57.14 80.12
Pada tabel 4.14 terlihat grup beban MDP 1 dengan nilai sebesar 1121.95
kVA, SDP 1.04 memiliki nilai yang terbesar yakni sebesar 433.59 kVA atau
58
Pada grup beban MDP 2 dengan nilai sebesar 1086.57 kVA, SDP 2.04B
memiliki nilai yang terbesar yakni sebesar 307.23 kVA atau 28,27% dari total
Pada grup beban MDP 3 dengan nilai sebesar 1619.57 kVA, SDP 3.04A
memiliki nilai yang terbesar yakni sebesar 270.75 kVA atau 16,71% dari total
Pada grup beban MDP 4 dengan nilai sebesar 1634.45 kVA, SDP 4.02D
memiliki nilai yang terbesar yakni sebesar 368.29 kVA atau 22,53% dari total
Pada grup beban MDP 5 dengan nilai sebesar 1745.48 kVA, SDP 5.05B
memiliki nilai yang terbesar yakni sebesar 504.82 kVA atau 28.92% dari total
kVA di Grup MDP 5. Grup beban ini merupakan yang terbesar di sistem
Pada grup beban MDP 6 dengan nilai sebesar 80.12 kVA, SDP 6.05
memiliki nilai yang terbesar yakni sebesar 20.73 kVA atau 25.87,75% dari total
kVA di Grup MDP 6. Grup beban ini merupakan yang terkecil di sistem
59
4.2 Analisis Hasil Simulasi
Simulasi aliran daya ini meninjau secara keseluruhan sistem
simulasi ini mengacu pada data pembebanan hasil pengukuran seperti yang
yakni senilai 50% hingga 60% dari kapasitas maksimum (SPLN No.50
Tahun 1997). Presentase pembebanan sebesar 60% ini didasari karena faktor
transformator tersebut.
60
Tabel 4. 16 Data Perbandingan Pembebanan dengan kapasitas Transformator
Batas
Unit Nilai Kapasitas Beban pembebanan
Trafo (kV) (kVA) Ideal
kVA % (kVA)
Trafo 1 20/0.4 2500 960 38.4 1500
Trafo 2 20/0.4 2500 860 34.4 1500
Trafo 3 20/0.4 2500 1442 57.7 1500
Trafo 4 20/0.4 3000 1293 43.1 1800
Trafo 5 20/0.4 3000 1621 54 1800
Trafo 6 20/0.4 630 60.48 9.6 378
2500
Kapasitas Trafo
2000
1500 Beban
1000
Batas Pembebanan Ideal
500
Transformator
0
Trafo 1 Trafo 2 Trafo 3 Trafo 4 Trafo 5 Trafo 6
Unit Transformator
kVA dengan nilai pembebanan sebesar 960 kVA atau 38.4% dari kapasitas
21.6% sebelum mencapai tingkat batas pembebanan ideal 1500 kVA dan
61
61.6% sebelum mencapai batas maksimal kapasitas dari transformator 2500
kVA.
kVA dengan nilai pembebanan sebesar 860 kVA atau 34.4% dari kapasitas
25.6% sebelum mencapai tingkat batas pembebanan ideal 1500 kVA dan
kVA.
nilai pembebanan yaitu sebesar 1442 kVA atau 57.7% dari kapasitas
transformator masih aman karena masih 42.3% dari nilai kapasitas maksimal
kVA dengan nilai pembebanan sebesar 1293 kVA atau 43.1% dari kapasitas
16.9% sebelum mencapai tingkat batas pembebanan ideal 1800 kVA dan
62
56.9% sebelum mencapai batas maksimal kapasitas dari transformator 3000
kVA.
kVA dengan nilai pembebanan sebesar 1621 kVA atau 54% dari kapasitas
6% sebelum mencapai tingkat batas pembebanan ideal 1800 kVA dan 46%
dengan kapasitas daya maksimal sebesar 630 kVA dengan nilai pembebanan
sebesar 60.48 kVA atau 9.6% dari kapasitas maksimal transformator. Nilai
masih memiliki alokasi 317.51 kVA atau 50.4% sebelum mencapai tingkat
batas pembebanan ideal 378 kVA dan 90.4% sebelum mencapai batas
ideal dan aman. Terdapat juga yang pembebanannya sangat kecil yakni pada
63
Tabel 4. 17 Data pembebanan dan rata-rata transformator
Dari tabel 4.17 terlihat bawah nilai keseluruhan pembebanan rata-rata dari
dari total kapasitas transformator sebesar 2500 kVA, nilai presentase tersebut
lebih kecil dari total keseluruhan rata-rata pembebanan pada transformator yakni
sebesar 39.5%.
dari total kapasitas transformator sebesar 2500 kVA, nilai presentase tersebut
lebih kecil dari total keseluruhan rata-rata pembebanan pada transformator yakni
sebesar 39.5%.
dari total kapasitas transformator sebesar 2500 kVA, nilai presentase tersebut
lebih besar dari total keseluruhan rata-rata pembebanan pada tranformator yakni
sebesar 39.5%.
64
Pada transformator 4 hasil simulasi terlihat nilai pembebanan sebesar 43.1%
dari total kapasitas transformator sebesar 3000 kVA, nilai presentase tersebut
lebih besar dari total keseluruhan rata-rata pembebanan pada transformator yakni
sebesar 39.5%.
dari total kapasitas transformator sebesar 3000 kVA, nilai presentase tersebut
lebih besar dari total keseluruhan rata-rata pembebanan pada transformator yakni
sebesar 39.5%.
dari total kapasitas transformator sebesar 2500 kVA, nilai presentase tersebut
lebih kecil dari total keseluruhan rata-rata pembebanan pada transformator yakni
sebesar 39.5%.
Perbandingan Persentase Pembebanan
100.0 Transformator rata-rata
Persentase Pembebanan (%)
90.0
80.0
70.0
Pembebanan
60.0
Transformator
50.0
40.0
30.0 34.4 43.1 Total rata-rata
38.4 57.7 54.0
20.0 pembebanan
10.0 9.6 trafo
0.0
Trafo 1 Trafo 2 Trafo 3 Trafo 4 Trafo 5 Trafo 6
Unit Transformator
Gambar 4. 9 Grafik perbandingan persentase pembebanan transformator rata-rata
65
Tabel 4. 18 Data Perbandingan Pembebanan dan efisiensi transformator
Melalui data yang ditunjukan pada tabel 4.18 terlihat nilai efisiensi dari
dengan daya masukan (input) transformator. Faktor rugi-rugi daya yang terdiri
dari rugi tembaga dan rugi inti cukup berpengaruh bagi penentuan nilai efisiensi
transformator.
maksimal 2500 kVA dengan pembebanan input 960 kVA atau sebesar 38.40%
dan pembebanan output sebesar 946 kVA atau sebesar 37.84% dari kapasitas dari
batas maksimal pembebanan. Dari hasil tersebut didapat nilai efisiensi dari unit
pembebanan input 860 kVA atau sebesar 34.40% dan pembebanan output sebesar
851 kVA atau sebesar 34.04% dari kapasitas dari batas maksimal pembebanan.
Dari hasil tersebut didapat nilai efisiensi dari unit transformator 2 ini sebesar
98.95%.
pembebanan input 1442 kVA atau sebesar 57.68% dan pembebanan output
66
sebesar 1411 kVA atau sebesar 56.44% dari kapasitas dari batas maksimal
pembebanan. Dari hasil tersebut didapat nilai efisiensi dari unit transformator 3 ini
sebesar 97.85%.
pembebanan input 1293 kVA atau sebesar 43.13% dan pembebanan output
sebesar 1266 kVA atau sebesar 42.2% dari kapasitas dari batas maksimal
pembebanan. Dari hasil tersebut didapat nilai efisiensi dari unit transformator 4 ini
sebesar 97.91%.
pembebanan input 1621 kVA atau sebesar 54.03% dan pembebanan output
sebesar 1586 kVA atau sebesar 52.87% dari kapasitas dari batas maksimal
pembebanan. Dari hasil tersebut didapat nilai efisiensi dari unit transformator 5 ini
sebesar 97.84%.
pembebanan input 60.48 kVA atau sebesar 9.60% dan pembebanan output
sebesar 60.33 kVA atau sebesar 9.6% dari kapasitas dari batas maksimal
pembebanan. Dari hasil tersebut didapat nilai efisiensi dari unit transformator 6 ini
sebesar 99.76%.
67
Pembebanan dan Efisiensi Transformator
100.00
90.00
80.00
70.00
Persentase (%)
60.00
50.00 Beban (input)
40.00 Beban (output)
30.00 Efisiensi Transformator
20.00
10.00
0.00
Trafo 1 Trafo 2 Trafo 3 Trafo 4 Trafo 5 Trafo 6
Unit Transformator
dicapai pada transformator 6 dengan nilai pembebanan yang relative rendah yakni
60.48 kVA atau 9.6% pada sisi input dan pada sisi output 60.33 kVA atau 9.58%
maksimal sebesar 569.52 kVA atau 90.4% Ini masih sangat jauh menuju ke batas
Dan berdasarkan data pada tabel 4.16 tersebut didapat bahwa transformator
capacity) penghantar tersebut. Nilai ampasitas kabel didasari antara lain atas
68
adanya ketidakcocokan (mismatch) medium ataupun kondisi lingkungan sekitar
kabel sehingga perlu dilakukan koreksi terhadap nilai Kemampuan Hantar Arus
Pembebanan Saluran
Total Ampasitas (A)
Penampang (mm2)
Lokasi Saluran
(%)
Dari Ke
MDP
SDP 1.04 NYY 2 185 511 1 1022 642.6 62.9
1.04
MDP
SDP 1.09 NYY 1 185 511 1 511 324.5 63.5
1.07
MDP SDP
NYY 2 300 707 1 1414 450.2 31.8
2.04 2.04B
MDP
SDP 2.07 NYY 2 300 707 1 1414 31.56 2.2
2.07
MDP SDP
NYY 2 300 707 1 1414 251.7 17.8
3.01 3.01B
MDP3.04 SDP3.04A NYY 2 185 511 1 1022 405.1 39.6
MDP SDP 3.06
NYY 1 185 511 1 511 279.7 54.7
3.06 A
MDP SDP
NYY 1 185 511 1 511 66.26 13
4.02 4.02C
MDP
SDP 4.05 NYY 3 300 707 1 2121 536.8 25.3
4.05
MDP
SDP 5.02 NYY 3 300 707 1 2121 523.7 18.5
5.02
MDP SDP
NYY 4 35 174 1 696 29.94 4.3
6.03 6.03A
MDP
SDP 6.05 NYY 4 120 386 1 1544 43.54 2.8
6.05
69
Perbandingan Kapasitas dan
Pembebanan Saluran
2121
2121
2500
1544
2000
1414
1414
1414
Arus (A)
1500
1022
1022
642.6
536.8
696
523.7
1000 450.2
405.1
511
511
511
324.5
279.7
251.7
66.26
43.54
31.56
29.94
500
0
MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP
1.04 1.07 2.04 2.07 3.01 3.04 3.06 4.02 4.05 5.02 6.03 6.05
SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP
1.04 1.09 2.04B 2.07 3.01B 3.04 A 3.06A 4.02C 4.05 5.02 6.03A 6.05
Lokasi Saluran
digunakan untuk melihat kondisi saluran, terutama mengenai kondisi saluran yang
hampir mendekati ambang batas pembebanan atau kondisi saluran yang masih
pada sistem kelistrikan PT. Showa Indonesia Manufacturing hasil simulasi sampel
pembebanan terbesar terjadi pada saluran pembebanan MDP 1.07 menuju ke SDP
1.09 yaitu sebesar 63.5% dari nilai batas kapasitas penghantar tersebut.
70
Perhitungan total ampasitas untuk saluran antara MDP 1.07 ke SDP 1.09
didasari adanya faktor koreksi sistem kabel bawah tanah untuk tipe NYY yang
lain dan dipengaruhi oleh faktor instalasi kabel (jarak antar tipe kabel yakni 7 cm)
dianggap tidak berpengaruh dan juga faktor suhu sekitar kabel (asumsi suhu
sekeliling 30oC) yang bernilai 1. apabila parameter faktor koreksi telah diketahui,
F = Ft.Fth.Fg
=1x1x1
=1
I’ = F x I
= 1 x 511
= 511
yang lama tentunya akan berpotensi menigkatkan nilai jatuh tegangan dan rugi-
rugi saluran. Serta dari nilai keamanan operasional, presentase yang melebihi
batas akan meningkatkan suhu penghantar dan dapat berujung pada penurunan
usia pakai dari saluran tersebut. Suhu ideal yang diperbolehkan dari proses
71
pengaliran arus sesuai dengan SNI 04-0225-2000 adalah sebesar 90o (untuk kabel
hampir selalu terjadi pada suatu sistem kelistrikan, baik pada sisi penyedia jasa
tenaga listrik maupun pada sisi pelanggan. Data nilai jatuh tegangan pada simulasi
Tegangan (%)
Tegangan (%)
Lokasi Saluran
Standar Jatuh
Jumlah Inti
Penampang
Jarak (m)
(mm2)
Jatuh
Tipe
Dari
Ke
MDP
SDP 1.04 NYY 1 185 54.6 1.13 10
1.04
MDP
SDP 1.13 NYY 1 240 197.6 3.62 10
1.13
MDP SDP
NYY 1 300 126.6 1.44 10
2.04 2.04B
MDP
SDP 2.07 NYY 1 300 199 0.15 10
2.07
MDP SDP
NYY 1 300 280.9 1.79 10
3.01 3.01B
MDP SDP 3.04
NYY 1 185 252 3.22 10
3.04 A
MDP SDP
NYY 1 185 187 3.32 10
3.06 3.06A
MDP SDP
NYY 1 185 137 0.58 10
4.02 4.02C
MDP
SDP 4.05 NYY 1 300 180 1.61 10
4.05
MDP
SDP 5.02 NYY 1 300 60 0.53 10
5.02
MDP SDP
NYY 1 35 20 0.03 10
6.03 6.03A
MDP
SDP 6.05 NYY 1 120 50 0.04 10
6.05
72
Dari tabel 4.20 didapatkan nilai jatuh tegangan terbesar terjadi pada saluran
yang menghubungkan MDP 1.13 menuju ke SDP 1.13 sebesar 3.62% dari
tegangan nominal 0.4 kV. Hal ini disebabkan karena jarak saluran penghantar 187
meter yang cukup panjang dan dipengaruhi juga oleh diameter kabel 240 mm2.
Dengan nilai jatuh tegangan terbesar hasil simulasi aliran daya yang terjadi pada
saluran MDP 1.13 menuju SDP 1.13 masih dikategorikan aman dikarenakan
bernilai dibawah constaint jatuh tegangan yang ditetapkan yakni sebesar -10%.
Karena keseluruhan jatuh tegangan pada simulasi aliran daya kondisi operasi
normal masih memenuhi kriteria operasional ideal karena tidak terdapat nilai
persentase jatuh tegangan yang melewati -10%. Hal ini berarti pada sistem
melakukan operasional dari unit-unit beban listrik, terutama untuk beban listrik
10
8
3.62
3.32
3.22
6
1.79
1.61
1.44
1.13
0.58
0.53
4
0.15
0.04
0.03
2
0
MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP MDP
1.04 1.13 2.04 2.07 3.01 3.04 3.06 4.02 4.05 5.02 6.03 6.05
SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP SDP
1.04 1.13 2.04B 2.07 3.01B 3.04 A 3.06A 4.02C 4.05 5.02 6.03A 6.05
Unit Beban
73
4.2.4 Rugi-rugi Total Sistem
Tabel 4. 21 Hasil simulasi beberapa sampel rugi-rugi sistem
Pembebanan
Lokasi Saluran
Penampang
Jumlah Inti
Jarak (m)
Arus (A)
(mm2)
Rugi-rugi
Tipe
Dari
Ke
kW kVAR
MDP
SDP 1.04 NYY 1 185 54.6 642.5 4.00 3.10
1.04
MDP
SDP 1.09 NYY 1 185 122.3 324.5 4.57 3.54
1.07
MDP SDP
NYY 1 300 126.6 450.2 2.86 3.49
2.04 2.04B
MDP
SDP 2.07 NYY 1 300 199 31.56 0.02 0.03
2.07
MDP SDP
NYY 1 300 280.9 251.7 1.98 2.42
3.01 3.01B
MDP SDP 3.04
NYY 1 185 252 405.1 7.33 5.69
3.04 A
MDP SDP 3.06
NYY 1 185 187 279.7 5.19 4.03
3.06 A
MDP SDP
NYY 1 185 137 66.26 0.21 0.17
4.02 4.02C
MDP
SDP 4.05 NYY 1 300 180 536.8 3.85 4.70
4.05
MDP
SDP 5.02 NYY 1 300 60 523.7 1.22 1.49
5.02
MDP SDP
NYY 1 35 20 29.94 0.008 0.001
6.03 6.03A
MDP
SDP 6.05 NYY 1 120 50 43.54 0.01 0.01
6.05
- Trafo 1 - - - - 27.72 4.25 25.47
- Trafo 2 - - - - 24.83 3.41 20.43
- Trafo 3 - - - - 41.62 9.57 57.41
- Trafo 4 - - - - 37.33 6.87 41.23
- Trafo 5 - - - - 46.82 10.81 64.87
- Trafo 6 - - - - 1.746 0.13 0.19
Total Rugi-rugi sistem hasil simulasi 127.20 310.90
masih ditemukan adanya rugi-rugi daya yang cukup besar dimana hal tersebut
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain panjang saluran, tidak optimalnya
74
penempatan transformator terhadap beban, dan diameter penghantar yang tidak
pada saluran penghantar yang berujung pada hilangnya daya dan tegangan pada
saluran.
meminimalkan rugi-rugi daya yang terjadi pada sistem. Nilai rugi-rugi daya yang
besar tentunya akan berpengaruh pada optimalnya kerja pada peralatan listrik
yang digunakan serta pada perhitungan finansial terhadap biaya perawatan dari
peralatan tersebut. Dalam penelitian ini dibahas mengenai rugi-rugi daya total
saluran penghantar yang besar tentu saja akan mengalirkan arus yang besar dan
menahan panas lebih baik bila dibandingkan ukuran luas penampang yang lebih
kecil.
untuk terciptanya niali rugi–rugi daya yang lebih besar oleh sebab adanya efek
meningkatnya arus yang mengalir pada kabel. Hasil simulasi rugi-rugi daya yang
75
terjadi dipenghantar pada sistem kelistrikan PT. Showa Indonesia Mamufacturing
Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa saluran antara MDP 3.04 menuju ke
SDP 3.04A dengan nilai rugi-rugi KW sebesar 7.33 kW. Rugi-rugi yang terjadi ini
disebabkan nilai daya besar 271 kVA, nilai faktor daya 91% dan juga disebabkan
oleh panjang saluran 252 meter dan luas penampang yang kurang sesuai. Adanya
jatuh tegangan saluran sebesar 3.22% juga turut andil dalam kemunculan nilai
76
Nilai daya aktif yang dikirim saluran sebanding dengan nilai arus yang
dikirim oleh saluran tersebut. Hal ini sesuai dengan analogi yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa semakin besar nilai arus yang mengalir di suatu saluran maka
daya reaktif sebesar 25.47 kVAR atau 8.19% dari total daya reaktif sistem sebesar
310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 4.25 kW atau menyumbang
3.34% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 127.2 kW.
77
Pada transformator 2 dengan kapasitas daya sebesar 2500 kVA menyerap
daya reaktif sebesar 20.43 kVAR atau 6.57% dari total daya reaktif sistem sebesar
310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 3.41 kW atau menyumbang
2.68% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 127.2 kW.
daya reaktif sebesar 57.41 kVAR atau 18.47% dari total daya reaktif sistem
sebesar 310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 9.6 kW atau
menyumbang 7.52% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 127.2 kW.
78
Pada transformator 4 dengan kapasitas daya sebesar 3000 kVA menyerap
daya reaktif sebesar 41.2 kVAR atau 13.26% dari total daya reaktif sistem sebesar
310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 6.9 kW atau menyumbang
5.4% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 127.2 kW.
daya reaktif sebesar 64.9 kVAR atau 20.86% dari total daya reaktif sistem sebesar
310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 10.8 kW atau menyumbang
8.50% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 127.2 kW.
daya reaktif sebesar 0.2 kVAR atau 0.1% dari total daya reaktif sistem sebesar
79
310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 0.1 kW atau menyumbang
0.06% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 127.2 kW.
lebih didominasi oleh rugi-rugi daya yang dihasilkan oleh transformator 5 step
down 20/0.4 kV dengan kapasitas daya sebesar 3000 kVA. Pada transformator 5
3000 kVA menyerap daya reaktif sebesar 64.87 kVAR atau 20.86% dari total
daya reaktif sistem sebesar 310.9 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar
10.81 kW atau menyumbang 8.50% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi
127.2 kW.
Dari gambar 4.20 Grafik cakupan daya aktif pada hasil simulasi, total rugi-
rugi pada sistem kelistrikan PT. Showa Indonesia Manufacturing lebih didominasi
pada saluran penghantar yakni 92.17 kW atau 72.46% dari total rugi-rugi daya
aktif 127.2 kW. Dan rugi-rugi pada keseluruhan transformator sebesar 35.03 kW
Dan untuk keseluruhan rugi-rugi yang terjadi pada sistem kelistrikan PT.
Showa Indonesia Manufacturing yaitu sebesar 127.2 kW atau 2.2% dari total
beban sebesar 5658 kW. Data persentase total rugi-rugi daya aktif pada simulasi
aliran daya kondisi operasi normal dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut.
80
Distribusi Daya Aktif (kW)
92.17
35.03
Total beban
Rugi-rugi saluran
Rugi-rugi trafo
5658
Lokasi Saluran
Arus Saluran
Pembebanan
Pembebanan
Saluran (%)
Trafo (%)
(A)
Penampang Ampasitas
Dari Ke Jenis Jumlah
(mm2) (A)
Trafo LVMDP
NYY 300 8 5656 3608 63.8 100
1 1
Trafo LVMDP
NYY 300 8 5656 3609 63.8 100
2 2
Trafo LVMDP
NYY 300 8 5656 3608 63.8 100
3 3
Trafo LVMDP
NYY 400 5 4295 4332 100.9 100
4 4
Trafo LVMDP
NYY 400 5 4295 4323 100.7 100
5 5
Trafo LVMDP
NYY 300 2 1414 909.6 64.3 100
6 6
81
Pembebanan Saluran Saat Kapasitas
Maksimal Trafo
120
100.9 100.7
100
Persentase (%)
Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa pada masing-masing saluran penghantar
transformator.
menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang 300 mm2 jumlah konduktor 8
yakni 2500 kVA maka didapatkan arus yang mengalir di saluran 3608 A atau
63.8% dari total ampasitas maksimal penghantar tersebut. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa pada saluran dari Transformator 1 menuju ke LVMDP 1 ini sangat
maksimal masih bisa dan masih memenuhi dan tidak perlu ada penggantian atau
82
Pada saluran penghantar dari Transformator 2 ke LVMDP 2 dengan
menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang 300 mm2 jumlah konduktor 8
yakni 2500 kVA maka didapatkan arus yang mengalir di saluran 3607 A atau
63.8% dari total ampasitas maksimal penghantar tersebut. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa pada saluran dari Transformator 2 menuju ke LVMDP 2 ini sangat
maksimal masih bisa dan masih memenuhi dan tidak perlu ada penggantian atau
menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang 300 mm2 jumlah konduktor 8
yakni 2500 kVA maka didapatkan arus yang mengalir di saluran 3608 A atau
63.8% dari total ampasitas maksimal penghantar tersebut. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa pada saluran dari Transformator 3 menuju ke LVMDP 3 ini sangat
maksimal masih bisa dan masih memenuhi dan tidak perlu ada penggantian atau
menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang 400 mm2 jumlah konduktor 5
yakni 3000 kVA maka didapatkan arus yang mengalir di saluran 4332 A atau
100.9% dari total ampasitas maksimal penghantar tersebut. Dari data diatas dapat
83
dilihat bahwa pada saluran dari Transformator 4 menuju ke LVMDP 4 ini sangat
menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang 400 mm2 jumlah konduktor 5
yakni 3000 kVA maka didapatkan arus yang mengalir di saluran 4323 A atau
100.7% dari total ampasitas maksimal penghantar tersebut. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa pada saluran dari Transformator 5 menuju ke LVMDP 5 ini sangat
menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang 300 mm2 jumlah konduktor 3
yakni 630 kVA maka didapatkan arus yang mengalir di saluran 909.6 A atau
64.3% dari total ampasitas maksimal penghantar tersebut. Dari data diatas dapat
dilihat bahwa pada saluran dari transformator 6 menuju ke LVMDP 6 ini sangat
84
maksimal masih bisa dan masih memenuhi dan tidak perlu ada penggantian atau
a. Pembebanan Saluran
Tabel 4. 23 Hasil studi dari beberapa sampel pebebanan saluran penghantar
skenario tidak menggunakan kapasitor bank
Pembebanan
Saluran (%)
Penampang
KHA (A)
Jumlah
(mm2)
Tipe
(A)
Dari Ke
MDP
SDP 1.04 NYY 2 185 511 1 1022 652 63.8
1.04
MDP
SDP 1.09 NYY 1 185 511 1 511 327.9 64.2
1.07
MDP SDP
NYY 2 300 707 1 1414 454.4 32.1
2.04 2.04B
MDP
SDP 2.07 NYY 2 300 707 1 1414 31.84 2.3
2.07
MDP SDP
NYY 2 300 707 1 1414 253.6 17.9
3.01 3.01B
MDP SDP 3.04
NYY 2 185 511 1 1022 408.3 40
3.04 A
MDP SDP 3.06
NYY 1 185 511 1 511 281.9 55.2
3.06 A
MDP SDP
NYY 1 185 511 1 511 66.92 13.1
4.02 4.02C
MDP
SDP 4.05 NYY 3 300 707 1 2121 542.3 25.6
4.05
MDP
SDP 5.02 NYY 3 300 707 1 2121 533.5 18.9
5.02
MDP SDP
NYY 4 35 174 1 696 29.98 4.3
6.03 6.03A
MDP
SDP 6.05 NYY 4 120 386 1 1544 43.6 2.8
6.05
85
Perhitungan nilai pembebanan saluran memiliki kegunaan antara lain dapat
digunakan untuk melihat kondisi saluran, terutama mengenai kondisi saluran yang
hampir mendekati ambang batas pembebanan atau kondisi saluran yang masih
pada sistem kelistrikan PT. Showa Indonesia Manufacturing hasil simulasi sampel
pada saluran pembebanan MDP 1.07 menuju ke SDP 1.09 yaitu sebesar 64.2%
Jatuh tegangan atau voltage drop merupakan salah satu masalah yang
hampir selalu terjadi pada suatu sistem kelistrikan, baik pada sisi penyedia jasa
tenaga listrik maupun pada sisi pelanggan. Data nilai jatuh tegangan pada simulasi
86
Tabel 4. 24 Hasil simulasi beberapa sampel jatuh tegangan saluran penghantar
skenario tidak memakai kapasitor bank
Jatuh Tegangan
Lokasi Saluran
Tegangan (%)
Standar Jatuh
Jumlah Inti
Penampang
Jarak (m)
(mm2)
Tipe
(%)
Dari
Ke
Dari tabel 4.24 didapatkan nilai jatuh tegangan terbesar terjadi pada saluran
yang menghubungkan MDP 1.13 menuju ke SDP 1.13 sebesar 3.66% dari
tegangan nominal 0.4 kV. Hal ini disebabkan karena jarak saluran penghantar
yang cukup panjang dan dipengaruhi juga oleh diameter kabel. Dengan nilai jatuh
tegangan terbesar hasil simulasi aliran daya yang terjadi pada saluran MDP 1.13
87
menuju SDP 1.13 masih dikategorikan aman dikarenakan bernilai dibawah
Karena keseluruhan jatuh tegangan pada simulasi aliran daya kondisi operasi
normal masih memenuhi kriteria operasional ideal karena tidak terdapat nilai
persentase jatuh tegangan yang melewati -10%. Hal ini berarti pada sistem
melakukan operasional dari unit-unit beban listrik, terutama untuk beban listrik
Lokasi Saluran
Penampang
Jumlah Inti
Jarak (m)
Rugi-rugi
(mm2)
Tipe
(A)
Dari
Ke
kW kVAR
MDP SDP
NYY 1 185 54.6 652 4.12 3.193
1.04 1.04
MDP SDP
NYY 1 185 122.3 327.9 4.66 3.617
1.07 1.09
MDP SDP
NYY 1 300 126.6 454.4 2.91 3.552
2.04 2.04B
MDP SDP
NYY 1 300 199 31.84 0.02 0.027
2.07 2.07
MDP SDP
NYY 1 300 280.9 253.6 2.01 2.455
3.01 3.01B
MDP SDP
NYY 1 185 252 408.3 7.45 5.779
3.04 3.04 A
MDP SDP
NYY 1 185 187 281.9 5.27 4.089
3.06 3.06 A
88
Pembebanan Arus
Lokasi Saluran
Penampang
Jumlah Inti
Jarak (m)
Rugi-rugi
(mm2)
Tipe
(A)
Dari
Ke
kW kVAR
MDP SDP
NYY 1 185 137 66.92 0.22 0.169
4.02 4.02C
MDP SDP
NYY 1 300 180 542.3 3.93 4.797
4.05 4.05
MDP SDP
NYY 1 300 60 533.5 1.27 1.547
5.02 5.02
MDP SDP
NYY 1 35 20 29.98 0.01 0.001
6.03 6.03A
MDP SDP
NYY 1 120 50 43.6 0.01 0.007
6.05 6.05
- Trafo 1 - - - - 36.71 7.45 44.675
masih ditemukan adanya rugi-rugi daya yang cukup besar dimana hal tersebut
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain panjang saluran, tidak optimalnya
pada saluran penghantar yang berujung pada hilangnya daya dan tegangan pada
saluran.
89
Sistem kelistrikan pada suatu industri yang beroperasi secara kontinu
meminimalkan rugi-rugi daya yang terjadi pada sistem. Nilai rugi-rugi daya yang
besar tentunya akan berpengaruh pada optimalnya kerja pada peralatan listrik
yang digunakan serta pada perhitungan finansial terhadap biaya perawatan dari
peralatan tersebut. Dalam penelitian ini dibahas mengenai rugi-rugi daya total
Dalam penelitian ini dibahas mengenai rugi-rugi daya total yaitu rugi-rugi saluran
saluran penghantar yang besar tentu saja akan mengalirkan arus yang besar dan
menahan panas lebih baik bila dibandingkan ukuran luas penampang yang lebih
kecil.
untuk terciptanya niali rugi–rugi daya yang lebih besar oleh sebab adanya efek
meningkatnya arus yang mengalir pada kabel. Hasil simulasi rugi-rugi daya yang
90
Gambar 4. 22 Tampilan nilai rugi-rugi saluran penghantar terbesar hasil simulasi
aliran daya.
Dari tabel 4.25 dapat dilihat bahwa saluran antara MDP 3.04 menuju ke
SDP 3.04A dengan nilai rugi-rugi KW sebesar 7.4 kW. Rugi-rugi yang terjadi ini
disebabkan nilai daya besar 271 kVA, nilai arus yang mengalir sebesar 408.3 A
dan juga disebabkan oleh panjang saluran 252 meter dan luas penampang yang
kurang sesuai. Adanya jatuh tegangan saluran sebesar 3.25% juga turut andil
Nilai daya aktif yang dikirim saluran sebanding dengan nilai arus yang
dikirim oleh saluran tersebut. Hal ini sesuai dengan analogi yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa semakin besar nilai arus yang mengalir di suatu saluran maka
91
Gambar 4. 23 Tampilan nilai rugi-rugi transformator 1 2500kVA hasil simulasi
aliran daya
Pada transformator 1 dengan kapasitas daya sebesar 2500 kVA menyerap
daya reaktif sebesar 44.7 kVAR atau 9.70% dari total daya reaktif sistem sebesar
460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 7.4 kW atau menyumbang
4.71% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.2 kW.
daya reaktif sebesar 34 kVAR atau 7.59% dari total daya reaktif sistem sebesar
92
460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 5.7 kW atau menyumbang
3.59% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.2 kW.
daya reaktif sebesar 74.1 kVAR atau 16.1% dari total daya reaktif sistem sebesar
460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 12.4 kW atau
menyumbang 7.81% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.2 kW.
93
Pada transformator 4 dengan kapasitas daya sebesar 3000 kVA menyerap
daya reaktif sebesar 69.9 kVAR atau 15.18% dari total daya reaktif sistem sebesar
460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 11.7 kW atau menyumbang
7.37% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.2 kW.
daya reaktif sebesar 126.3 kVAR atau 27.36% dari total daya reaktif sistem
sebesar 460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 21 kW atau
menyumbang 13.30% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.4 kW.
94
Pada transformator 6 dengan kapasitas daya sebesar 630 kVA menyerap
daya reaktif sebesar 0.4 kVAR atau 0.08% dari total daya reaktif sistem sebesar
460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar 0.2 kW atau menyumbang
0.15% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.2 kW.
lebih didominasi oleh rugi-rugi daya yang dihasilkan oleh transformator 5 step
down 20/0.4 kV dengan kapasitas daya sebesar 3000 kVA. Pada transformator 5
3000 kVA menyerap daya reaktif sebesar 126.3 kVAR atau 27.36% dari total
daya reaktif sistem sebesar 460.5 kVAR. Rugi-rugi daya aktif yang terjadi sebesar
21 kW atau menyumbang 13.3% dari total rugi-rugi daya aktif yang terjadi 158.2
kW.
Dari gambar 4.28 Grafik cakupan daya aktif pada hasil simulasi, total rugi-
rugi pada sistem kelistrikan PT. Showa Indonesia Manufacturing lebih didominasi
pada saluran penghantar yakni 99.79 kW atau 63% dari total rugi-rugi daya aktif
158.2 kW. Dan rugi pada keseluruhan transformator sebesar 58.41 kW atau 37%
Dan untuk keseluruhan rugi-rugi yang terjadi pada sistem kelistrikan PT.
Showa Indonesia Manufacturing yaitu sebesar 158.2 kW atau 2.8% dari total
beban sebesar 5652 kW. Data persentase total rugi-rugi daya aktif pada simulasi
aliran daya kondisi operasi normal dapat dilihat pada Gambar 4.28 berikut.
95
Distribusi Daya Aktif (kW)
99.79
58.41
Total beban
Rugi-rugi saluran
Rugi-rugi trafo
5652
Gambar 4. 29 Grafik cakupan daya aktif pada hasil simulasi aliran daya
kapasitor bank, nilai dari rugi-rugi yang terjadi pada saluran penghantar dan
transformator menjadi lebih besar ini karena dipengaruhi oleh nilai faktor daya
yang berakibat pada semakin besar arus yang mengalir pada sistem kelistrikan,
96
Pada tabel 4.26 terlihat nilai faktor daya dan arus yang mengalir pada sistem
94.4
93.1
92.6
86.5
100
92
82.5
75.4
90
70.4
67.6
67.1
80
69
Faktor Daya (%)
70 Memakai Kapasitor
60 Bank
50 Tidak Memakai
40 Kapasitor
30
20
10
0
LVMDP LVMDP LVMDP LVMDP LVMDP LVMDP
1 2 3 4 5 6
Lokasi
Pada LVMDP 1 saat terpasang kapasitor bank arus yang mengalir sebesar
1386 A dengan nilai faktor daya 92%. Pada LVMDP 1 saat tidak terpasang
kapasitor bank nilai nilai faktor daya pada saat tidak memakai kapasitor lebih
97
kecil yakni sebesar 70.4%, dan saat kapasitor tidak terpasang nilai arus yang
Pada LVMDP 2 saat terpasang kapasitor bank arus yang mengalir sebesar
1241.4 A dengan nilai faktor daya 96.4%. Pada LVMDP 2 saat tidak terpasang
kapasitor bank nilai nilai faktor daya pada saat tidak memakai kapasitor lebih
kecil yakni sebesar 75.4%, dan saat kapasitor tidak terpasang nilai arus yang
Pada LVMDP 3 saat terpasang kapasitor bank arus yang mengalir sebesar
2080.9 A dengan nilai faktor daya 93.1%. Pada LVMDP 3 saat tidak terpasang
98
kapasitor bank nilai nilai faktor daya pada saat tidak memakai kapasitor lebih
kecil yakni sebesar 85.2%, dan saat kapasitor tidak terpasang nilai arus yang
Pada LVMDP 4 saat terpasang kapasitor bank arus yang mengalir sebesar
1866.4 A dengan nilai faktor daya 86.5%. Pada LVMDP 4 saat tidak terpasang
kapasitor bank nilai nilai faktor daya pada saat tidak memakai kapasitor lebih
kecil yakni sebesar 67.1%, dan saat kapasitor tidak terpasang nilai arus yang
99
Pada LVMDP 5 saat terpasang kapasitor bank arus yang mengalir sebesar
2341 A dengan nilai faktor daya 92.6%. Pada LVMDP 5 saat tidak terpasang
kapasitor bank nilai nilai faktor daya pada saat tidak memakai kapasitor lebih
kecil yakni sebesar 67.6%, dan saat kapasitor tidak terpasang nilai arus yang
Pada LVMDP 6 saat terpasang kapasitor bank arus yang mengalir sebesar
87.3 A dengan nilai faktor daya 94%. Pada LVMDP 6 saat tidak terpasang
kapasitor bank nilai nilai faktor daya pada saat tidak memakai kapasitor lebih
kecil yakni sebesar 69%, dan saat kapasitor tidak terpasang nilai arus yang
Pada semua LVMDP mulai dari LVMDP 1 sampai dengan LVMDP 6 nilai
faktor daya saat tidak menggunakan kapasitor menjadi rendah dan berakibat nilai
arus semakin tinggi. Dari hasil diatas, jelas terlihat bahwa arus berbanding terbalik
dengan faktor daya, yang merupakan faktor daya. Sehingga apabila faktor daya
meningkat maka arus menjadi turun, dan sebaliknya apabila faktor daya rendah,
100
Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa faktor daya rendah mengakibatkan
arus yang mengalir pada sistim jaringan tenaga listrik tersebut mengalami
membebankan denda faktor daya dibawah 0.85 dalam tagihan tenaga listrik.
101