You are on page 1of 10

LAPORAN KASUS FIELD LAB

TUTORIAL 9B
J500130029 IMAM NURHIDAYAT
J500130014 ANDI RIANTO
J500130023 AGUNG SUPRIYADI
J500130025 MOCH. IQBAL MAULANA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Field Lab Home visit kelompok tutorial 9B dilaksanakan di


perumahan warga di Pabelan, Sukoharjo. Kegiatan yang dilakukan adalah
mengunjungi salah satu rumah warga untuk mengetahui struktur genogram
keluarga dan fungsi keluarga dengan memberikan beberapa pertanyaan kuesioner.
Pertemuan dengan warga dilakukan pada hari Selasa, 8 November 2016 jam
16.00. Kelompok tutorial 9B datang ke salah satu rumah warga yaitu keluarga
Ny. SL. Pada saat itu dilakukan wawancara kepada Ny. SL untuk mengetahui
struktur keluarga, genogram dan fungsi pada keluarga tersebut.

PEMBAHASAN
Pelaksanaan Fieldlab kali ini dilaksanakan di perumahan warga di pabelan,
Sukoharjo dengan tema kegiatan Kunjungan Rumah (Home Visit). Kegiatan kali
ini kelompok tutorial 9 dibagi menjadi 2 kelompok yaitu tutorial 9A dan 9B yang
berisikan 4 anak yang nanti akan mengunjungi rumah warga yang sudah
ditentukan. Pada kegiatan kali ini kelompok 9B mengunjungi salah satu rumah
warga yaitu keluarga Ny. LS.
Nama pemilik rumah adalah Ny. LS (42 tahun). Dirumah ini beliau tinggal
bersama suaminya Tn. LS (46 tahun), serta kedua anak perempuannya yaitu Nn.
NDS (19 tahun) dan Nn. T (13 tahun). Pekerjaan sehari-hari kepala keluarga
adalah wiraswasta sedangkan Ny. LS merupakan ibu rumah tangga. Keluarga Ny.
LS memiliki 3 anak perempuan, dimana anak perempuan yang pertama yaitu Nn.
D (22 tahun) sudah memiliki suami dan 1 anak laki-laki (3 tahun). Ny. LS
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, kedua orang tua Ny. SL sudah
meninggal. Sedangkan Tn LS merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, kedua
orang tua Tn LS sudah meninggal.
Dari riwayat penyakit keluarga didapatkan bahwa ibu Ny. SL meninggal
dikarenakan komplikasi dari diabetes mellitus, dimana penyakit tersebut
merupakan risiko penyakit pada keluarga Ny. SL karena dapat diturunkan.
Menurut keterangan Ny. SL semua anggota keluarga sehat kecuali anak kedua
yang memiliki alergi (dermatitis). Tn LS memiliki kebiasaan merokok, dimana
kebiasaan tersebut memungkinkan untuk terjadinya gangguan pernafasan dan
kanker paru akibat asap rokok bagi Tn LS dan keluarga disekitarnya.
Secara umum keadaan rumah dan lingkungan tempat tinggal Ny. SL sudah
bisa dikatakan layak tinggal dan sudah memenuhi syarat rumah sehat. Sedangkan
APGAR skor dari Ny. SL menunjukkan hasil yang kurang sehat, dalam arti
hubungan antar anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan. Ny. SL
memaparkan bahwa hubungan dia dengan suaminya kurang baik, dikarenakan
suaminya jarang pulang dan memiliki istri simpanan di tempat lain sehingga
keduanya jarang berkomunikasi dan memutuskan untuk pisah ranjang. Tetapi
hubungan Ny. SL terhadap kedua anaknya yang tinggal dirumah sangat baik.
Saran yang diberikan untuk keluarga Ny SL adalah dengan meningkatkan
hubungan antar keluarga sehingga tercipta keluarga yang sehat dan harmonis serta
melakukan pencegahan primer terhadap risiko penyakit yang ditimbulkan yaitu
DM dan penyakit yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok maupun pencegahan
sekunder untuk penyakit alergi yang ditimbulkan.
A. IDENTIFIKASI RESPONDEN
1. Nama responden : Ny. S.L
2. Usia : 42 tahun
3. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Alamat : Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Surakarta
6. Riwayat penyakit : Tidak ada

B. BENTUK KELUARGA
Keluarga responden terdiri dari anggota inti yaitu Ayah, ibu, anak tinggal
dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan.
1. Kepala Keluarga : Tn. L.S
Usia : 46 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta (Buruh)
2. Ibu : Ny. S.L
Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
3. Anak Kedua : Nn. N.D.S
Usia : 19 tahun
4. Anak Ketiga : Nn. T
Usia : 13 tahun
Status : Pelajar
C. GENOGRAM
DM

Perokok

LS SL
46 42

Alergi

R D NDS T
22 22 19 13

3 th

Keterangan :
a. Tn. LS merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, Tn. LS adalah seorang
perokok.
b. Ny. SL merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, diketahui bahwa ibu Ny.
SL meninggal dikarenakan penyakit diabetes mellitus
c. Tn LS dan Ny. SL mempunyai 3 orang anak, diketahui anak kedua memiliki
riwayat alergi
d. Anak pertama sudah menikah dan tinggal dengan suaminya
e. Responden yaitu Ny. SL memiliki konflik dengan suaminya yaitu Tn. LS
f. Menurut pernyataan Ny. SL, bahwa Tn. LS memiliki istri simpanan
D. STATUS PERKEMBANGAN SEHAT SAKIT (RIWAYAT ALAMIAH
PENYAKIT) KELUARGA

Sehat Berisiko Gangguan Sakit Ketidak- cacat mati


kesehatan mampuan

Ayah (Ca paru) Anak Kedua


Ibu (DM)
(Alergi)
Anak Kedua (DM)
Anak Ketiga (DM)

1. Ayah : Tn. LS
Tn LS adalah seorang perokok dan beresiko menderita penyakit yang
ditimbulkan oleh kebiasaan merokok seperti kanker paru, pneumonia,
bronkitis kronis, serangan jantung, kanker esofagus, PPOK dsb. Merokok
merupakan faktor risiko utama kanker paru. Pada rokok terdapat zat
karsinogen dan zat pemicu timbulnya kanker. Risiko relatif terjadinya
kanker paru pada perokok adalah 20 kali dibandingkan dengan non perokok
2. Ibu : Ny. SL
Ny. SL berisiko terkena penyakit diabetes mellitus (DM). DM merupakan
salah satu penyakit yang dapat diturunkan, dimana faktor keturunan
merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Diketahui bahwa Ibu Ny.
SL meninggal dikarenakan komplikasi dari penyakit diabetes melitus.
3. Anak Kedua : Nn. N.D.S
Ny. SL berisiko terkena penyakit diabetes mellitus (DM) dan mempunyai
riwayat alergi. DM merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan,
dimana faktor keturunan merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
Diketahui bahwa Ibu Ny. SL meninggal dikarenakan komplikasi dari
penyakit diabetes melitus.
4. Anak Ketiga
Nn. T berisiko terkena penyakit diabetes mellitus (DM). DM merupakan
salah satu penyakit yang dapat diturunkan. Diketahui bahwa Ibu Ny. SL
meninggal dikarenakan komplikasi dari penyakit diabetes melitus.

E. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT


1. Ayah : Tn. LS
Pencegahan terhadap penyakit kanker paru dilakukan pada tahap
pencegahan primer (proteksi spesifik). Pencegahan primer adalah usaha
untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan melindungi
diri dari kontak dengan zat karsinogen dan faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kanker. Pencegahan primer terhadap kanker paru adalah
dengan tidak merokok sejak usia dini, apabila sudah merokok hendaklah
segera berhenti merokok, menjauhi perokok dan bila bekerja di tempat yang
ada polusi udara seperti debu sebaiknya menggunakan alat pelindung diri
(masker).
2. Ibu, Anak kedua, dan anak ketiga
Pencegahan terhadap penyakit diabetes mellitus dilakukan pada tahap
pencegahan primer (proteksi spesifik). Pencegahan primer adalah upaya
yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka
yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok
intoleransi glukosa.
Pencegahan primer dilakukan dengan tindakan penyuluhan dan pengelolaan
yang ditujukan untuk kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi
dan intoleransi glukosa.
A. Program penurunan berat badan.
 Diet sehat.
 Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal
 Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara
terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak (peak)
glukosa darah yang tinggi setelah makan
 Komposisi diet sehat mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi
serat larut.
B. Latihan jasmani
 Latihan dikerjakan sedikitnya selama 150 menit/minggu dengan
latihan aerobik sedang (mencapai 50-70% denyut jantung maksimal)
(A), atau 90 menit/minggu dengan latihan aerobik berat (mencapai
denyut jantung >70% maksimal).
 Latihan jasmani dibagi menjadi 3-4 kali aktivitas/minggu
C. Menghentikan kebiasaan merokok (A)
D. Pada kelompok dengan risiko tinggi diperlukan intervensi farmakologis
3. Anak Kedua : Nn. N.D.S
Pencegahan penyakit alergi yang diderita Nn. NDS dilakukan dengan cara
pencegahan sekunder. Pencegahan sekunder adalah mencegah timbulnya
serangan alergi berulang pada seseorang yang sudah mengalami manifestasi
penyakit alergi.
a. Caranya dengan menghindari faktor pencetus seperti pada pencegahan
primer dan faktor pencetus lain seperti makanan tertentu yang telah
diketahui sebagai penyebab alergi.
b. Dapat dilakukan skin prick test untuk mengetahui penyebab alergi.
c. Apabila mengalami serangan dapat menggunakan terapi farmakologi
tergantung dari jenis alergi yang ditimbulkan. Obat yang biasa
digunakan adalah antihistamin, kortikosteroid (oral maupun topikal).
F. APGAR FAMILY
No Pernyataan Sering/ Kadang- Jarang / tidak
selalu kadang
1. Saya puas bahwa saya dapat
kembali kepada keluarga saya, bila √
saya menghadapi masalah
2. Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membahas serta √
membagi masalah dengan saya
3. Saya puas bahwa keluarga saya
menerima dan mendukung
keinginan saya melaksanakan √
kegiatan dan ataupun arah hidup
yang baru
4. Saya puas dengan cara keluarga
saya menyatakan rasa kasih √
sayang dan menanggapi emosi
5. Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membagi waktu √
bersama

Penilaian APGAR skor hanya dilakukan oleh Ny. SL


APGAR SKOR pada keluarga ini adalah 5, berarti keluarga yang dinilai adalah
kurang sehat, dalam arti hubungan antar anggota keluarga masih perlu untuk
lebih ditingkatkan.
G. TUGAS KRITIS KEHIDUPAN KELUARGA
Stadium siklus kehidupan keluarga saat ini :
 Menegakkan minat paska pengasuhan orang tua, karier dan menumbuhkan
peran sebagai orang tua
 Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab sebagai remaja yang
matang dan mampu memperjuangkan diri sendiri
 Menyesuaikan diri dalam komunitas keluarga usia sekolah dengan cara yang
membangun
 Berkhidmat pada prestasi pendidikan anak

You might also like