You are on page 1of 98

RUANG LINGKUP

1. PENGANTAR AKUPUNKTUR MEDIK

Di Cina kira-kira 3000-5000 thn akupunktur sudah dipergunakan dalam


pengobatan ; Akupunktur berasal dari 2 kata yakni Acus yang berarti Jarum,
dan Punctura berarti tusuk ; Di dalam pengobatan Mandarin Akupunktur
dikenal dengan teknik memasukkan/merangsang jarum ke dalam "titik
akupunktur" tubuh

Menurut Kolegium Akupunktur Indonesia bahwa Akupunktur Medik


adalah cabang ilmu kedokteran, yang memanfaatkan pengetahuan dan teknik
rangsang akupunktur, teruji secara ilmiah sesuai kaidah ilmiah , dan penerapan
klinisnya menggunakan dasar pembuktian ilmiah (evidence bases medicine).

WHO merekomendasikan masuk ke dalam Sistem Kesehatan Nasional dimana


Terapi akupunktur bermanfaat dalam mengatasi rasa nyeri, estetika, penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf, imunitas, hormonal, psikiatri,
sistem reproduksi, dan lain sebagainya.

• Diagnosa dalam terapi akupunktur medik dilakukan sesuai dengan


diagnosa medis dan dapat sebagai terapi penunjang yang bersinergi dengan
obat-obatan medis
2. SAFETY IN ACUPUNCTURE

A. Akupunktur
Akupunktur berasal dari kata Acus yang berarti jarum dan Puncture
yang berarti tusuk, sehingga akupunktur berarti tusuk jarum. Menurut WHO,
indikasi akupunktur dapat berupa gangguan muskuloskeletal dan neurologik
seperti: arthitis, neuralgia, sciatici, back pain, tendonitis, post surgical,
labour, stiff neck, bell's palsy, trigeminal neuralgia, headache, stroke,
cerebral palsy, polio, sprains.Indikasi yang lain dapat berupa:

1. Berbagai keadaan nyeri seperti nyeri kepala, nyeri bahu, nyeri


sendi, nyeri pinggang, nyeri lambung, nyeri haid, nyeri km kanker, nyeri
km herpes, nyeri persalinan dan lain-lain.
2. Kelainan fungsional seperti asma, alergi, insomnia, mual pada
kehamilan.
3. Beberapa kelainan saraf seperti kesemutan, kelumpuhan muka,
kelumpuhan anggota gerak dll.
4. Berbagai keadaan lain seperti ketagihan merokok dan narkotika,
menurunkan kadar gula darah, meningkatkan stamina, infertilitas,
disfungsi ercksi, gangguan perkembangan anak (Misal Cerebral palsy,
hiperaktif).
5. Akupunktur Estetika: Obesitas (kegemukan), mencerahkan wajah,
mengencangkan, menghilangkan garis-garis halus atau keriput, kantong
mata dan lingkar hitam di bawah mata, jerawat, rambut rontok dan
menopause.
Kontra indikasi penjaruman dapat berupa:

1. Lokasi anatomis dekat pembuluh darah besar dan saraf


2. Panca indera
3. Hemofilia atau diatesa hemoragis
4. Kehamilan
5. Psikosis berat
6. Fontanel pada neonatus, putting susu /payudara, umbilikus, genitalia
eksterna
7. Pasien dengan alat pacu jantung pada pemakaian elektrostimulator
B. Akupresure
Di Jepang: Shiatsu (shi = jari, atsu = tekanan). Perangsangan tekanan
dengan menggunakan jari-jari pada titik akupunktur untuk memulihkan
keseimbangan sistem dalam tubuh. Dapat berfungsi scbagai alat bantu
diagnostik (terdapat titik nyeri tekan, adanya hipertonus otot.
Indikasi: seperti akupunktur

Kontra indikasi:

1. Penyakit akut
2. Kelainan organ dalam
3. Kanker
4. Fatah tulang
5. Perdarahan

C. Akuapunktur
Akuapunktur merupakan penyuntikan titik akupunktur dengan cairan
tertentu.

Alat suntik: 2-5-10-20 ml. Jarum : 20-27 G. Pada otot tipis : 0,3 ml dan tebal:
0,5 – 1 m1.

Kelebihan:

1. Praktis (kemudahan alat/bahan)


2. Hemat waktu
Kekurangan:

1. Kemungkinan nyeri lebih besar


2. Tidak dapat untuk daerah sensitif (seperti mata)
3. Kemungkinan alergi obat
4. Kemungkinan perdarahaninematom lebih besar.

D. Elektroakupunktur
Elektroakupunktur merupakan tindakan akupunktur baik diagnostik
maupun terapi yang menggunakan alat elektronik yang memanfaatkan
tenaga listrik. Harus diperhatikan bagaimana jenis rangsang, frekuensi,
kekuatan rangsang dan lama rangsang. Elektroakupunktur pertama kali
dipergunakan pada tahun 1930.

Keuntungan:

1. Menggantikan manipulasi dengan tangan


2. Rangsangan dapat diukur dan diatur
3. Memberikan rangsangan yang lebih kuat dan terus menerus dibanding
dengan rangsangan dengan tangan
4. Dapat dilakukan melalui elektrode di permukaan kulit untuk menggantikan
penusukan jarum
Kontraindikasi: riwayat penyakit jantung.

 Memberikan rangsangan lebih besar sehingga tidak perlu digunakan bila


hanya diperlukan rangsangan ringan
 Direkomendasikan terutama untuk neuralgia dan paralisis saraf
 Rangsangan continuous dengan frekwensi tetap dipergunakan untuk
mengobati nyeri dan spasme
 Rangsangan dense disperse untuk mengobati paralisis dan kesemutan
 Frekuensi rendah: pelepasan  endorfin, enkephalin dan endomorphin,
 Frekuensi tinggi: pelepasan dinorfin dan serotonin

Gambar 6. Neuropeptida yang dihasilkan akibat elektoakupunktur (Han, 2004)


3. MEKANISME KERJA AKUPUNKTUR

Bila titik akupunktur dirangsang maka akan terjadi beberapa macam


reaksi yaitu:

1. Reaksi inflamasi lokal


2. Transduksi interseluler
3. Refleks kutaneosomatovisera
4. Transmisi neural ke otak.
Bila suatu titik akupunktur dirangsang maka secara subyektif akan dirasakan:

1. Nyeri tajam (serabut saraf A-group delta)


2. Nyeri tumpul (serabut saraf C)
3. Rasa berat (serabut korpuskel peka tekanan)
4. Rasa pembengkakan (terpengaruhnya mikrosirkulasi dan peninggian
permeabilitas )
5. Korona kemerah-merahan sekitar jarum masuk (dilatasi mikrosirkulasi)
6. Rasa hangat sekitar jarum masuk (Peningkatan mikrosirkulasi)
7. Perangsangan lebih lanjut akan menimbulkan peninggian ambang nyeri dan
apabila diteruskan akan timbul efek analgetik di daerah yang jauh dari titik
yang dirangsang.
Secara garis besar kerja akupunktur akan menimbulkan efek berupa:

1. Analgesi
2. Regulasi
Efek regulasi dapat berupa:

1. Relaksasi otot yang spastik


2. Peninggian / perbaikan mikrosirkulasi, baik lokal maupun distal
3. Normalisasi tekanan darah
4. Penurunan kadar lemak yang tinggi dalam darah
5. Penycinbuhan hipersensitivitas kulit dan selaput lendir terhadap berbagai
faktor
6. Pemulihan dari dipresi mental, keadaan hiperaktif dan anxiety
7. Perangsangan pelcpasan hormone hipofise ACTH
8. Peninggian reaksi imun dan resistensi terhadap infeksi bakteri
9. Normalisasi aktivitas organ viscera
10. Normalisasi kadar gula darah
11. Perangsangan regenerasi serabut saraf.
Rangsangan pada titik akupunktur dapat menimbulkan:

1. Efek Regional
a. Reaksi jaringan
Cedera dinding sel akibat rangsangan titik akupunktur
membebaskan asam arakidonat yang dikandungnya. Selanjutnya
dihasilkan lekotrin, prostaglandin E-2, tromboksan dan prostasiklin.
Mediator kimiawi itu memicu terjadinya inflamasi lokal dan agregasi
trombosit.

Kerusakan endotelium pembuluh darah halus dan kapiler serta


jaringan ikat akan menghasilkan fragmen kolagen, miofibril dan
membran basal, yang mengakitivasi sistim pembekuan darah secara
bertingkat.

Reaksi inflamasi buatan akan dilanjutkan dengan proses lain


berupa reaksi anti-inflamasi.

b. Refleks akson
Rangsangan penjaruman pada reseptor polimodal oleh saraf
sensorik diteruskan selain ke medula spinalis, juga ke akson kolateral
yang mengandung CGRP (calcitonin gen related peptide) dan bersinaps
akso-aksonik dengan akhiran saraf simpatis di sekitar pembuluh darah.
Pelepasan asetilkolin oleh akhiran saraf simpatis yang teraktivasi
menyebabkan vasodilatasi lokal di sekitar lokasi penjaruman.

Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler, selain karena


reaksi inflamasi dan refleks axon, juga karena terjadinya refleks
vasomotor segmental medula spinalis, serta serabut eferen kolinergik
dari pusat saraf otonom di hipotalamus anterior.

Terjadinya vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler


menyebabkan berbagai sisa metabolisme terangkut, pasokan ATP, nutrisi
dan oksigen menjadi lancar; produk reaksi inflamasi difagositosis/dilisis,
dan mediator yang teraktivasi diinaktivasi.

c. Arus listrik dari perlukaan


Titik akupunktur mempunyai tegangan listrik lebih tinggi dari kulit
sekitarnya. Tegangan listrik yang melewati lapisan epidermis adalah 20 -
90 milivolt, dengan kutub positif di dalam dan kutub negatif diluar.
Pelukaan kulit akan menimbulkan arus pendek.
Penjaruman menurunkan tahanan listrik berbarengan dengan
menghasilkan anus listrik searah sebesar 10 mikroamper dimana kutub
negatif berada di bekas lubang tusukan dan kutub positif terletak di tepi
luka.

Fenomena ini berlangsung selama lebih kurang 48 jam yaitu


waktu yang dibutuhkan tubuh menyembuhkan luka tusukan.

Degenerasi aksonal atau demiclinisasi segmental menyebabkan


saraf yang rusak menjadi peka berlebihan terhadap asetilkolin.

Arus listrik searah yang dihasilkan penjaruman mengurangi


kepckaan tersebut, dan memicu proses regenerasi saraf.

2. Efek Sistemik
a. Efek analgetik
Efek analgetik tindakan akupunktur dimediasi oleh endorfin atau
oleh serotonin. Penjaruman lokasi bukan titik akupunktur tidak
menimbulkan efek analgesi, karena rangsang penjaruman itu tidak
menuju substansia grisea periakuaduktus, sebagaimana rangsang titik
akupunktur; tetapi menuju ke hipotalamus posterior dan nukleus
sentromedian lateralis talami (bagian dari analgesia inhibitory system)
dgn mediator kolesistokinin, suatu antagonis opiat endogen yg akan
menduduki reseptor opiat di substansia grisea periakuaduktus.

Pada rangsangan yang lama dan kuat, dapat menimbulkan Stress


induced analgesia, yang tidak dapat dihilangkan oleh nalokson atau
sinanserin, tetapi dapat dihilangkan oleh deksametason.

b. Efek regulasi
Tubuh manusia mempunyai kecenderungan mempertahankan
homeostasis yang melibatkan: Sistem saraf, endokrin, dan mediator
kimiawi.

Mekanisme ketja akupunktur dapat pula berupa:

1. Mekanisme spinal segmental


2. Mekanisme heterosegmental (intersegmental) melibatkan beberapa sistem:
Serotoninergik, adrenergic, dan DN1C (Diffuse Noxious Inhibitory Control)
1. Mekanisme spinal segmental
Mekanisma ketja akupunktur segmental memanfaatkan pola lengkung
refleks kutaneoviseral atau somatoviseral, balk secara segmental maupun
intersegmental dengan melibatkan pula pusat refleks yang lebih tinggi di
hipotalamus anterior.

Pemanfaatan klinis akupunktur segmental untuk nyeri miofascial dan


kelainan fungsi organ, membutuhkan pengetahuan persarafan kulit
(dermatom), persarafan otot (miotom) dan persarafan organ (viserotom);
sehingga dapat dipilih titik akupunktur, sesuai dermatom dari segmen yang
sama atau berdekatan. Skema mekanisme segmental akupunktur:

Gambar 4. Skema mekanisme segmental akupunktur

The C primary afferent polymodal nociceptor projects to substantia


gelatinosa (SG) cells in the superfisial dorsal horn; these generate further
impulses that pass to, or perhaps disinhibit, wide dynamic range (WDR) (or
convergent) cells whose axons pass up to the brain in the spinoreticular tract
where they are eventually interpret as painful.

The A primary afferent pinprick receptors project both to marginal


cells (M), which project up to the brain in the spinothalamic tract carrying
information about pinprick that will become conscious, and to enkephalinergic
stalked cells (St), which can release enkephalins (ENK) that inhibit SG cells,
thus preventing information generated by noxious stimulation being
transmitted further.

Neurotransmitter yang merangsang nyeri:


a. Endogenous opioid (enkefalin, dinorfin, endorfin)
b. Somatostatin
c. Serotonin
d. Noradrenal in
e. Gamma Aminobutyric Acid (GABA)
f. Galanin.
2. Mekanisme heterosegmental
a. Serotoninergik

Gambar 5. Mekanisme heterosegmental

Rangsang penjaruman dibawa dari sel marginal ke ke nukleus


ventroposterolateral thalamus lalu ke korteks cerebri sehingga rangsang
disadari.

Di otak tengah ada percabangan ke periaqueductal grey (PAG), dari sini


turun ke nucleus raphe magnus di medula oblongata yang mengeluarkan
serotonin untuk dialirkan ke stalked cell (St).

Dari St melalui mekanisme enkefalinergik akan menghambat SG untuk


menyalurkan hantaran nyeri dari serabut C untuk sampai di WDR.

PAG juga dipengaruhi oleh opioid endorphinergic fibres yang berasal dari
nucleus arcuatus di hipotalamus yang mendapat rangsang dari korteks
prefrontal.
b. Adrenergic
Dari marginal cell ada proyeksi ke:

1) Nucleus paragigantocellularis lateralis (PGC) melalui locus ceruleus


(LC)? menghambat nyeri di level medula spinalis (Noradrenergically
mediated)
2) LC diperbatasan medula oblongata dan pons melalui akson
noradrenergik (NAD) rnenghambat neuron spinal.
c. Diffuse Noxious Inhibitory Controls (DNIC)
Dari sel marginal memberi cabang ke subnucleus reticularis dorsalis (R) di
medula oblongata bagian kaudal dari sini akan menghambat impuls nyeri
di SG melalui mekanisme DNIC.

Mekanisme kerja akupunktur yang lain:

1. Reaksi anti inflamasi


Cedera dinding sel akibat perangsangan titik akupunktur
membebaskan asam arakidonat; yang dengan bantuan lipoksigenase diubah
menjadi lekotrin; dgn bantuan sikloksi genase diubah menjadi prostaglandin
E-2, tromboksan dan prostasilin; semua mediator kimiawi ini memicu
terjadinya reaksi inflamasi lokal dan agregasi trombosit.

Reaksi inflamasi buatan berikut semua mediator kimiawi,


ditindaklanjuti oleh tubuh dengan reaksi anti-inflamasi yang menyeluruh.

2. Imunitas
Perangsangan titik akupunktur merusak endotelium pembuluh darah
halus dan kapiler serta jaringan ikat, akibatnya dihasilkan fragmen kolagen,
miofibril dan membran basalis yang akan mengaktivasi sistim pembekuan
darah secara bertingkat yaitu:

Yang pertama teraktivasi adalah faktor XII Hageman dari plasma dan
jaringan. Kinin protease dari sel mast dan basofil mengubah faktor XII
menjadi faktor XIIa, yang selanjutnya mengkatalis plasminogen menjadi
plasmin dan piotrombin mcnjadi thrombin.

Plasmin masuk dalam sistim komplemen imun melalui aktivasi Cl, C3 dan CS
dari molekul protein plasma, sedang trombin mengaktivasi C3.
Keikutsertaannya dalam sistem imunitas tidak spesifik, yakni bersama dengan
immunoglobulin membungkus benda asing, sehingga mudah difagositosis
atau dilisis; bersamadengan kalikrein dan bradikinin menggerakkan reaksi
imunitas tidak spesifik melalui pengaruhnya pada lekosit (kemotaksis,
lekositosis dan fagositosis).

Bossy (1990) dan Yuan et al (1993) menunjukkan adanya reseptor opiat di


permukaan dinding sel limfosit T.

Interaksi reseptor opiat dengan endorfin mcmicu limfosit T untuk


berproliferasi, sehingga jumlah total limfosit T meningkat, demikian juga
mediator kimiawi yang dihasilkan limfosit T (interleukin I s/d 6, gams
interferon dan Tumor Necrosis Factor /TNF).

Pengaruh tidak langsung rangsang akupunktur terhadap produksi limfosit


melalui penyerapan Zn dan Cu

Akupunktur meningkatkan:

a. Penyerapan Zn (peningkatan kadar Zn darah)


b. Enzim superoksida dismutase (untuk menangkap radikal bebas
superoksida)
c. Jumlah total limfosit
d. Rasio T-helper: T-suppressor.
Selain memperbaiki imunitas seluler, akupunktur juga berefek pada imunitas
humoral yaitu dengan meningkatkan produksi imunoglobulin.

3. Endokrin
Mekanisme kerja akupunktur melalui system endokrin dapat dijelaskan
melalui jalur aksis hipotalamus-hipofisis yaitu:

Akupunktur manual dan elektro akupunktur frekuensi rendah mencapai


hipotalamus anterior, merangsang pelepasan releasing hormone lewat jalur
vena (CRF, GnRH, GHRH, GIIRIH, TRH dan Dopamin) dan menghasilkan AVP.
Dan Oksitosin yang sampai di hipofisis posterior lewat jalur saraf.

CRH (corticotrophin releasing hormon) bersama dgn AVP (arginin


vasopressin) dari hipofisis posterior, merangsang produksi beta-lipotrofin dan
ACTH; melalui pemecahan enzimatik beta-lipotrofin beta-endorfin.

a. GnRH (gonadotrophin releasing hormon) merangsang produksi LH


(luteinising hormon) dan FSH (follicle stimulating hormon)
b. GI RH (growth hormon releasing hormon) merangsang produksi GH
(growth hormon)
c. GHRIH (growth hormon releasing inhibiting hormon) yang menghambat
produksi GH, gastrin, TSH, glukagon, asam lambung, insulin dan enzim
pankrcas.
d. TRH (thyrotropin releasing hormon) merangsang produksi TSH (thyroid
stimulating hormon) dan prolaktin.
e. Dopamin menghambat produksi prolaktin.
4. Sistim Neuroendokrinimun (NEIS)
Tahun 1936, Hans Selye memperkenalkan konsep Stress. Respons
stres dimanifestasi dengan perubahan pada sistem saraf, endokrin dan imun,
yang kemudian dikenal dengan sistem neuroendokrinimun.

Etiologi respons stres :

b. Rangsangan fisik, kimiawi atau mekanik


c. Faktor biologik
d. Kelainan homeostasis imbalance dalam sistem-sistem saraf, endokrin imun
dan cairan tubuh
e. Kelainan psikologik, sosial dan lingkungan.
Mekanisme kerja akupunktur pada NETS :

b. Akupunktur dapat meningkatkan jumlah sel limfosit T, karenanya dapat


meningkatkan daya imun sel tubuh.
c. Efek regulasi akupunktur pada daya transformasi set limfosit T.
d. Efek regulasi akupunktur pada jumlah dan daya fagositosis lekosit
(neutrofil, eosinofil, basofil)
e. Efek regulasi akupunktur pada daya fagositosis MPS (mononucleus
phagocyte sistem) mencakup monosit, makrofag.
f. Efek regulasi akupunktur pada daya pengawasan sel NK
g. Efek regulasi akupunktur pada cytokine ( IL-2, 117N)
h. Efek regulasi akupunktur pada imunoglobin
i. Efek regulasi akupunktur terhadap aglutinin, eritrosit aglutinin, hemolisin,
bacteriocidin, precipitin.
j. Efek regulasi akupunktur pada sistem komplemen
k. Efek regulasi akupunktur terhadap properdin, plasma bacteriocidin.
4. MERIDIAN DAN TITIK AKUPUNKTUR

Dalam Pengobatan Tiongkok diyakini bahwa darah mempunyai jaringan sirkulasi


darah, syaraf mempunyai jaringan syaraf, maka energi tubuh juga mempunyai
jaringannya sendiri yaitu meridian.

Meridian adalah jalur / saluran lalu lintas energi dalam tubuh, jika jalan energi
pada meridian lancar, maka akan tercipta keharmonisan dalam tubuh, dikenal
dengan keseimbangan Yin dan Yang dan tubuh kita akan mampu melawan
penyakit / gangguan, dan sebaliknya

Meridian menghubungi bagian-bagian tubuh dimana bagian tubuh kiri dan


kanan, atas dan bawah, tangan dan kaki serta hubungan lainnya ( dorsal –
ventral tubuh )sehingga dapat mencakup seluruh bagian tubuh
5. DIAGNOSA FISIK AKUPUNKTUR

Untuk mengetahui proses kelainan yang terjadi dalam tubuh pada suatu
keadaan sakit, kesehatan tradisional timur melakukan 4 cara pemeriksaan
(pengamatan, pendengaran-penghidu, tanya dan perabaan) mengumpulkan
data. Cara pemeriksaan yang bersandar pada indera pemeriksa.

Sesuai dengan perkembangan Ilmu Akupunktur, empat cara pemeriksaan


dimodifikasi mengikuti cara pemeriksaan diagnostik kedokteran, walaupun pada
prinsipnya masih tetap berpedoman pada pengetahuan dasar ilmu akupunktur.

1. Anamnesis
Anamnesis, wawancara medis, yang efektif dilakukan di tempat yang tersendiri,
tenang dan menyenangkan; dilakukan dengan cara non verbal yang
menunjukkan empati (misalnya bahasa tubuh, kontak mata, memperlihatkan
minat, membesarkan hati ) dan verbal, yang menggunakan pertanyaan
sederhana, tanpa istilah khusus dan tidak mengulang pertanyaan yang tidak
perlu.

Yang utama dalam anamnesis ini adalah : data identitas pasien, keluhan
utama, riwayat penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu, profil pasien, riwayat
penyakit keluarga dan tinjauan sistem.

1.1. Identitas Pasien

Nama, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, alamat dan lain
sebagainya yang memperlihatkan identitas pasien.

1.2. Keluhan Utama

Dari gejala yang dikeluhkan dapat dibedakan dalam :

1.2.1. Kelainan sensorik

Antara lain nyeri, kebas, gatal, vertigo dan lain keluhan yang bersifat subyektif.
Untuk keluhan jenis ini perlu ditanyakan kekhususan, letak, derajat dan waktu
timbulnya. Serta faktor yang memperberat atau meringankan. Perhatikan
keterkaitan dengan meridian-Zangfu. Misalnya nyeri kepala. Letak : daerah dahi
berhubungan dengan Yangming, daerah temporal berhubungan dengan
Shaoyang, daerah oksipital dan kuduk berhubungan dengan Taiyang, daerah
verteks berhubungan dengan Jueyin dan Dumai. Sifat : nyeri menusuk terkait
dengan bekuan darah, nyeri membakar umumnya disebabkan oleh panas, nyeri
dingin umumnya disebabkan oleh dingin; nyeri yang berpindah-pindah umumnya
disebabkan oleh angin, nyeri berat terkait dengan penyebab lembab, dan nyeri
yang samar terkait dengan Qixue yang tidak mencukupi.

1.2.2. Kelainan fungsional

Antara lain gangguan fungsi Zangfu, organ indera, sendi alat gerak dan
sejenisnya. Misalnya demam, lidah kaku, muntah, diare, konstipasi, lumpuh,
pergerakan sendi terbatas. Untuk keluhan jenis ini perlu diperhatikan penyebab
penyakit, waktu timbulnya, untuk membedakan Waigan atau Neishang, serta
lebih lanjut mengetahui sifat dan letak proses kelainan. Misalnya demam.
Ditanyakan rasa tidak suka dingin dan timbulnya badan papas, untuk
menentukan sindrom Biao atau sindrom Li; serta mengetahui kebiasaan dan
kesukaannya terhadap hangat dan dingin, untuk membedakan konstitusi tubuh
pasien cenderung Yin atau Yang.

1.2.3. Kelainan permukaan tubuh

Antara lain kelainan warna, perubahan bentuk dari kulit, otot, sendi. Misalnya
kulit berkeringat, benjolan di leher, alat gerak merah bengkak dan nyeri, edem
dan lain sebagainya. Sering terjadi kelainan permukaan tubuh itu disertai dengan
kelainan rasa dan fungsional. Dalam hal ini penting menanyakan urutan
terjadinya.
1.3. Riwayat Penyakit Saat Ini

Riwayat keluhan utama mulai dari terjadinya sampai saat berobat, dalam hal :

1.3.1. Kondisi mula terjadinya, akut/kronis, sebab atau faktor pencetus, kondisi
permulaan, letak, sifat dan penanggulangannya.

1.3.2. Perkembangan perubahan sampai berobat, sifat keluhan memberat/


meringan terkait waktu, ritme perubahan dan faktor yang mempengaruhinya

1.3.3. Pengobatan yang telah diberikan/diterima

1.4. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Berbagai penyakit kronis, perawatan rumah sakit, tindakan bedah yang pernah
dialami. Perhatian ditujukan pada kemungkinan kambuh atau ada hubungannnya
dengan penyakit yang saat ini diderita.

1.5. Riwayat Pribadi, Profil Pasien

1.5.1. Lingkungan hidup dari lahir sampai saat ini

1.5.2. Lingkungan tempat tinggal

1.5.3. Kebiasaan hidup, mencakup makan minum

1.5.4. Pekerjaan saat ini dan masa lalu

1.5.5. Perkawinan

Perhatian ditujukan pada gambaran konstitusi tubuh pasien, penyebab penyakit


yang mungkin menjadi penyebab dan lain-lain hal yang bertalian dengan
pengaruh lingkungan pada individu pasien.

1.6. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Perhatian ditujukan pada pertanyaan mengenai penyakit dalam keluarga yang


bersifat menurun. Biasanya ditanyakan dalam lingkup sesama satu generasi,
generasi di atasnya dan generasi berikutnya.

1.7. Tinjauan Sistemik

Sesuai dengan pengetahuan penggolongan sindrom, dilakukan tinjauan secara


sistemik yang berhubungan dengan hal-hal berikut :

1.7.1. Penyebab penyakit

1.7.1.1. Penyebab penyakit Waigan angin

Menanyakan tentang daerah keluhan : daerah Yang : permukaan tubuh (kulit-


paru), kepala (hati), dorsal tubuh; sifat serangan : menyerang tiba-tiba, bergerak
tidak menetap dan mudah berubah; serta gejala khusus terkait dengan goyang
(vertigo, gemetar, kejang).

1.7.1.2. Penyebab penyakit Waigan dingin

Menanyakan tentang sifat serangan yang dapat menimbulkan pengerutan,


hambatan dan membekukan, mudah menibulkan kejang, nyeri mengerut; serta
gejala tidak suka atau takut dingin

1.7.1.3. Penyebab penyakit Waigan lembab

Menanyakan tentang adanya hambatan atau sumbatan pergerakan Qi. yang


berkaitan dengan sifat berat, kotor. lengket: dan gangguan daerah bawah tubuh.

1.7.1.4. Penyebab penyakit Waigan kering

Menanyakan tentang serangan yang diikuti gejala kekeringan, kekurangan


cairan; dan gejala terserangnya fungsi paru

1.7.1.5. Penyebab penyakit Waigan panas-Shu

Menanyakan tentang lingkungan dan hawa udara saat jatuh sakit, yang
berkaitan dengan panas, dan sifat serangan yang menguras Qi dan
mengeringkan.
1.7.1.6. Penyebab penyakit Waigan panas api

Menanyakan tentang : adanya gejala pengurasan Qi dan pengeringan cairan;


gangguan sirkulasi darah dan perdarahan; adanya gejala gangguan Shen
jantung, dan adanya gejala kelainan kulit, misalnya bisul, abses.

1.7.1.7. Penyebab penyakit Neishang emosi patogen

Menanyakan tentang adanya emosi patogen : marah, senang, berpikir, sedih,


kuatir, takut dan terkejut, yang mengganggu fungsi sistem organ.

1.7.1.8. Penyebab penyakit Neishang kegiatan kerja-istirahat

Menanyakan tentang kegiatan kerja-istirahat sehari-hari; adanya faktor kelelahan


yang dialami, baik kelelahan fisik, kelelahan mental maupun kelelahan seksual;
dan adakah terlalu santai, malas bekerja dan bergerak.

1.7.1.9. Penyebab penyakit Neishang akibat makan-minum

Menanyakan tentang kebiasaan makan-minum yang tidak sehat, kesukaan atau


kecenderungan terhadap 5 jenis rasa, kesukaan terhadap hangat dan dingin;
dan. kesukaan terhadap alkohol, rokok ataupun narkotik.

1.7.1.10. Penyebab penyakit Neishang produk kelainan Zangfu

Menanyakan tentang kemungkinan adanya reak, lendir, bekuan darah dan batu
sebagai produk kelainan organ; kemungkinan adanya 5 Xie-dalam (angindalam,
dingin-dalam, lembab-dalam, kering-dalam dan panas-dalam), dan adanya
kelainan sistem organ yang berkaitan dengan produk kelainan organ itu.

1.7.1.11. Penyebab penyakit Neishang terkait dengan faktor bawaan

Menanyakan tentang riwayat pertumbuhan dan perkembangan sejak lahir, dan


perkembangan Jing ginjal terkait dengan usia.
1.7.1.12. Penyebab penyakit Waishang

Menanyakan tentang luka luar, kecelakaan, keracunan, gigitan binatang dan lain-
lain penyebab kelompok kegagalan beradaptasi dengan lingkungan.

1.7.2. Sistem organ

1.7.2.1. Sistem organ jantung

Menanyakan tentang kondisi Shen jantung dan fungsi kerja jantung, pembuluh
darah dan darah, serta kondisi lidah.

1.7.2.2. Sistem organ paru

Menanyakan tentang fungsi pernapasan, fungsi penyebaran Qi dan cairan tubuh


dari paru; serta kondisi kulit-bulu, hidung dan tenggorokan..

1.7.2.3. Sistem organ limpa

Menanyakan tentang kondisi napsu makan, pencernaan dan nutrisi, serta fungsi
pengukuhan dinding pembuluh darah (adakah perdarahan ?) , serta kekuatan
otot. kondisi bibir.

1.7.2.4. Sistem organ hati

Menanyakan tentang kecukupan pemeliharaan Xue, kelancaran pergerakan Qi,


keselarasan emosi dan kekuatan fungsi tendon, kondisi kuku.

1.7.2.5. Sistem organ ginjal

Menanyakan tentang kecukupan Jing ginjal. memori dan kecekatan gerak dan
pikiran; daya hisap Qi ginjal dan pengukuhan Jingqi, serta kondisi dubur dan
genitalia eksterna.

1.7.2.6. Sistem reproduksi

Menanyakan tentang kondisi dan fungsi sex, fertilitas dan haid, leukore. hamil
dan partus pada wanita.

1.7.3. Sistem meridian 1.7.3.1. 12 Meridian umum

Menanyakan tentang keluhan sepanjang perjalanan meridian umum, baik


sensorik maupun motorik.

1.7.3.2. 8 Meridian istimewa

Menanyakan tentang keluhan terkait dengan fungsi dan peran masing-masing


meridian istimewa.

1.7.3.3. 15 Saluran Luo

Menanyakan tentang keluhan terkait perjalanan dan peran saluran Luo terkait.
1.7.3.4. 12 Meridian Tendon

Menanyakan tentang keluhan nyeri, linu, pegal persendian-persendian, baik


sendi kecil maupun sendi besar, serta gangguan pergerakan sendi terkait.

1.7.3.5. 12 Daerah kulit

Menanyakan keluhan sensorik daerah kulit terkait.

Dalam pelaksanaan klinis, tinjauan sistemik ini dilakukan secara selektif sesuai
dengan diagnosis hipotetik yang ditegakkan dari analisis keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dulu, riwayat penyakit keluarga, profil
pasien; dengan tujuan menunjang dan menyempurnakan atau mengubah
diagnosis hipotetik.
2. Pemeriksaan Fisik

2.1. Pengamatan

2.1.1. Pengamatan Seluruh tubuh

Pengamatan seluruh tubuh yang meliputi pemeriksaan :

2.1.1.1. Pengamatan Shen (kesan menyeluruh), penilaian pada

 Kesadaran : jernih, lamban, kabur, somnolens (letargik), koma


 Semangat : normal, letih lesu, bergairah, cemas gelisah
 Penampilan : wajar, menderita, kuatir, kekakuan, apatis, kaku
2.1.1.2. Pengamatan warna

Warna, menunjukkan keadaan Jing, Qixue dan fungsi Zangfu. Dalam penilaian
warna perlu memperhatikan jenis warna dan kesegaran warna. Dan perlu
membedakan warna normal dan warna patologik. Warna normal terang dan
segar, serta tidak berlebihan menusuk mata. Berbagai etnis di dunia memiliki
warna kulit tersendiri yang khas. Warna patologik tampil sesuai dengan kondisi
Qixue Zangfu yang terkait. Kesegaran warna menunjuk pada kondisi Jing
Zangfu; apabila tampak segar berarti kondisi penyakit ringan dan bila warna
sudah layu menunjuk kondisi penyakit berat. Lihat daftar 7.1. Arti klinis warna
patologik.

2.1.1.3. Pengamatan bentuk tubuh

Penilai ditujukan pada bentuk tubuh kuat lemah. gemuk kurus dan adanya
kelainan bentuk tubuh, misalnya kesimetrisan kanan-kiri, kelainan bentuk yang
tidak biasa.

2.1.1.4. Pengamatan sikap

Menilai posisi dan gerakan, misalnya gemetar, tremor wajah, bibir, jari: lumpuh
atau pergerakan terbatas atau pergerakan yang abnormal; dan sikap yang
menunjuk pada nyeri bagian tubuh tertentu. misalnya pada saat nyeri perut atau
nyeri lutut.

Daftar 7.1 : Anti klinis warna patologik

Warna Gejala terkait Sindrom terkait


Hijau dingin, nyeri Sindrom dingin. sindrom nyeri hambatan
qi, bekuan darah
Merah panas Sindrom waigan panas
Sindrom Yinxu api beriebih
Kuning xu. lembab Sind. xu limpa, Sind. lembab Ikterus
Putih xu, dingin Sindrom Yangxu. Serangan waigan dingin
Hitam xu. bekuan darah Sindr. xu ginjal, cairan lendir, bekuan
darah. sindrom dingin

2.1.2. Pengamatan bagian tubuh

Penilaian Shen (kesan), Se (warna), Xing (bentuk) dan Tai (sikap-posisi) pada
bagian tubuh, antara lain : kepala - wajah - leher - rambut, pancaindera, dada -
perut, tulang belakang, punggung - pinggang - bokong, alat gerak atas, alat
gerak bawah, kuku, 2 Yin (genitalia eksterna dan anus) dan kulit.

2.1.3. Pengamatan lidah

Pemeriksaan yang khas ilmu akupunktur.

2.1.3.1. Cara mengamati lidah

lidah dijulurkan dengan sewajar bisa, sedapatnya menampilkan seluruh


permukaan lidah. Penjuluran yang dipaksakan mempengaruhi Qixue lidah.

Umumnya, pengamatan lidah dimulai dari ujung lidah, terus ke tengah lidah, lalu
ke sisi lidah dan akhirnya ke akar lidah. Pertama diperhatikan otot lidah, baru
kemudian selaput lidah. Perlu diketahui, otot lidah mudah berubah, karena itu
penjuluran terlalu lama dapat mengubah kondisi otot lidah. Harus diistirahatkan
3 - 5 menit, baru kemudian pemeriksaan diulang.

Selama pengamatan hendaknya sinar cukup terang dan yang terbaik


adalah sinar alami, sebaiknya pengamatan dilakukan di siang hari. Dan harus
pula menghindari pengaruh makanan dan obat, terutama yang meninggalkan
bekas warna. Banyak minum dapat merubah lidah kering menjadi basah,
makanan pedas merangsang dapat membuat merah otot lidah; obat penenang
dosis tinggi dapat membuat selaput lidah jadi tebal kotor berlemak; dan minum
obat antibiotika tertentu dapat menimbulkan selaput lidah hitam kelabu. Selain
itu, kondisi rongga mulut juga mempengaruhi keadaan lidah. Misalnya gigi palsu
yang meninggalkan bekas pada otot lidah.

Hal-hal di atas hendaknya dihindari untuk tidak salah menganalisis data


pengamatan lidah.

2.1.3.2. Otot lidah

Warna, bentuk dan pergerakan otot lidah berkaitan dengan kondisi Xu-Shi
Qixue Zangfu. Jadi, keadaan otot lidah mejelaskan kondisi kekuatan Zhengqi.

5 Sistem organ membagi permukaan otot lidah : ujung lidah merupakan daerah
untuk jantung dan paru, tengah lidah untuk limpa lambung, tepi lidah
merupakan daerah hati kandung empedu dan akar lidah yang terletak paling
belakang untuk ginjal.

Warna otot lidah dibedakan dalam merah muda, pucat, merah tua, hijau
keunguan. Warna merah muda merupakan warna normal, menunjukkan Qixue
selaras; warna pucat menunjuk pada sindrom Qixue Xu atau sindrom dingin
Yangxu.

Warna otot lidah yang lebih merah dari normal disebut otot lidah merah.
Merahnya otot lidah menunjuk pada sindrom panas, panas makin kuat otot lidah
makin merah, sampai menjadi merah tua. Ujung lidah merah umumnya terdapat
pada permulaan Waigan panas; ujung lidah merah disertai bintik dan luka,
umumnya karena api jantung berlebih; kedua tepi lidah merah, umumnya karena
Yangshi hati atau panas berlebih meridian hati; Otot lidah merah tua disertai
selaput lidah, umumnya ditemukan pada penyakit Waigan panas tahap Qi, atau
sindrom panas Shi pada penyakit Neishang; otot lidah merah tua dengan sedikit
selaput lidah atau tanpa selaput lidah, umumnya ditemukan pada sindrom panas
Yinxu; otot merah tua disertai bercak kebiruan menunjukkan adanya perdarahan
pada penyakit Waigan panas tahap Xue, atau pada penyakit Neishang
merupakan pertanda adanya perdarahan pada Zangfu. Warna hijau keunguan
dapat ditemukan menyeluruh pada otot lidah atau samar-samar atau pada
bagian tertentu otot lidah. Ditemukannya warna ini menunjukkan peredaran
Qixue tidak lancar. Bercak kebiruan pada otot lidah tercakup dalam kelompok
warna hijau keunguan ini. Bentuk lidah dibedakan dalam lunak-kaku, gemuk-
kurus, belah-bergurat, berbintik-berduri dan bertapak gigi.

Otot lidah yang lunak atau kaku menunjuk pada sindrom Xu-Shi. Xieqi
yang kuat menyumbat menimbulkan kekakuan lidah, sedang Qixue yang tidak
mencukupi menyebabkan otot lidah jadi lunak. Gemuk kurus otot lidah erat
berhubungan Qixue dan Jinye. Otot lidah gemuk umumnya disebabkan oleh
timbunan cairan lembab atau Qixue akibat sumbatan. Otot lidah gemuk besar,
pucat dan lunak umumnya disebabkan oleh Yangxu limpa yang disertai timbunan
cairan lembab. Otot lidah yang kurus menunjukkan Qixue yang tidak mencukupi;
bila disertai selaput lidah putih, umumnya karena Qixue Xu; bila otot lidah kurus,
merah tua dengan sedikit atau tanpa selaput lidah, umumnya ditemukan pada
sindrom panas Yinxu.

Otot lidah yang berbelah-belah dan bergurat-gurat, umumnya disebabkan


oleh Jingxue yang terluka atau tidak mencukupi. Diketahui 0,5% orang sehat
memiliki otot lidah berbelah bergurat.
Bintik dan duri pada permukaan otot lidah menunjukkan panas yang
berat, panas Wenbing tahap Yingxue.

Tapak gigi pada tepi otot lidah, umumnya ditemukan pada Yangxu limpa
atau Qixue tidak mencukupi. Otot lidah gemuk disertai tapak gigi berarti Yangxu
limpa, otot lidah tidak gemuk tetapi bertapak gigi berarti Qixue tidak mencukupi.

Pergerakan atau posisi otot lidah dapat dibedakan dalam : lumpuh lemas,
kaku, miring. bergemetar, pendek mengerut dan mempermainkan lidah.

Otot lidah yang lumpuh lemas karena Yinjing tidak mencukupi atau Qixue
Xu; otot lidah kaku. umumnya berhubungan, dengan pangs menyerang Shen
jantung. atau reak menutupi Qiao jantung atau reak angin menyumpat meridian:
otot lidah miring disebabkan oleh angin hati disertai reak atau reak bekuan darah
menyumbat meridian. Otot lidah bergemeteran merupakan pertanda angin hati.
Otot lidah pendek mengerut adalah pertanda penyakit berat. Dan
mempermainan lidah, yaitu menjulurkan lidah. menggerakan lidah mengitari
bibir, yang dilakukan berulang, menunjukkan sindrom panas jantung limpa.

Saluran Luo berdarah di bawah lidah adalah pembuluh darah batik di


kedua sisi frenulum lidah yang berjalan membujur, dalam keadaan normal,
warnanya ungu muda, lebar kurang dari 2 mm, panjangnya 3/5 panjang lidah
yang ditekuk ke atas.

Perubahan saluran Luo bawah lidah ini dapat menjadi :

a. Saluran Luo sekitarnya menjadi kabur tidak jelas, selaput lendir lidah pucat,
yang umumnya karena Qixue tidak mencukupi.
b. Saluran Luo itu membesar kasar, warna jadi biru, merah tua, atau ungu
hitam, dan panjangnya jadi berliku-liku atau berbenjol-benjol bekuan darah;
keseluruhnya menunjukkan gambaran bekuan darah.
2.1.3.3. Selaput lidah

Yang dimaksud dengan selaput lidah adalah selaput yang tersebar dipermukaan
lidah. Pembentukan selaput lidah erat berhubungan dengan Qi lambung, yang
naik menguap, uap cairan lambung tertimbun di permukaan lidah membentuk
selaput tipis.

Kondisi warna, bentuk, kelembaban selaput lidah menunjukkan dalam-


dangkal, kuat lemah dan jenis penyebab penyakit. Jadi, selaput lidah
menjelaskan keadaan Xieqi.

Bentuk selaput lidah dibedakan dalam tipis-tebal, basah-kering, lapuk


membusuk - kotor berlemak, mengelupas, berakar - tanpa akar.

Penilaian tebal-tipis ditentukan oleh tampak tembus ke otot lidah atau


tidak; yang tertutup rapat adalah tebal, yang tampak dasar otot lidahnya adalah
tipis. Keadaan ini menunjukkan dangkal atau dalamnya serangan penyebab
penyakit (Xieqi), serta menunjukkan pula maju mundurnya pergulatan Xieqi dan
Zhengqi dalam proses kelainan yang berlangsung. Makin tipis prognosis makin
baik.

Basah-keringnya selaput lidah menunjukkan Jinye cukup atau tidak dan


keadaan penyebaran Jinye. Selaput lidah yang lembab adalah normal. Selaput
lendir yang basah licin memperlihatkan adanya timbunan lembab dalam,
terutama menunjukkan pada sindrom dingin, sindrom lembab. Selaput lidah
kering, menunjukkan Jinye telah terluka, misalnya pada panas tinggi. keringat
hebat, muntahber. Selaput lidah kasar kesat, kering menggumpal, kondisi lebih
parah dari selaput lidah kering, cairan telah tidak ada, ditemukan pada sindrom
panas melukai Jin yang parah.

Selaput lidah lapuk membusuk, selaput lidah yang jarang tidak rapat,
bentuk butiran cukup besar, seperti butiran tahu yang diremas-remas, dikerok
mudah hilang. Terutama ditemukan pada timbunan makanan dalam lambung
usus. Selaput lidah kotot berlemak, selaput rapat, butiran halus bersatu
membentuk lapisan, erat melekat pada otot lidah, tidak hilang dikerok; terutama
ditemukan pada sindrom lembab, reak lendir dan timbunan makanan.

Selaput lidah terkelupas. Selaput lendir di permukaan lidah terkelupas


sebagian atau seluruhnya. Menunjukkan Qi dan Yin lambung tidak mencukupi
atau Qixue Xu; juga dapat digunakan untuk menentukan prognosis. Bila di
bawah selaput yang terkelupas timbul selaput lidah tipis putih, menunjukkan
prognosis yang baik.

Daftar 7.2 : Arti klinis data pengamatan lidah

Data pengamatan lidah Arti Klinis


Otot merah muda, selaput tipis Orang sehat, sindrom Biao dingin
putih angin Sindrom Biao panas angin,
api jantung kuat berlebih
Timbunan lembab reak lendir,
Otot merah muda, selaput tebal. timbunan makanan dalam lambung
putih, kotor berlemak usus. sindrom Bi lembab dingin
Timbunanan makanan-reak,
Otot merah muda, selaput putih sindrom panas lembab lambung
lapuk membusuk Sindrom panas Li ringan
Otot merah muda, selaput tipis Panas Li melukai Jinye membentuk
kuning Otot merah muda, selaput kering Jin habis Xue kering,
kuning kering lambung usus kering
Sindrom Li panas lembab. timbunan
Otot merah muda, selaput kuning lembab reak membentuk panas
kotor berlemak Sindrom Biao waigan akan menjalar
Otot merah muda, selaput putih - ke Li dan membentuk panas
kuning berbaur Sindrom dingin, sindrom Yangxu
Otot merah muda, selaput kelabu
hitam, lembab Sakit lama Yang lemah, Qixue Xu
Otot merah muda, tanpa selaput Qixue Xu, Yinxu lambung
Otot pucat, selaput di tengah Yang Jiao-tengah tidak mencukupi,
terkelupas Otot pucat, selaput putih Qixue Xu
Xu limpa lambung, timbunan
Otot pucat, selaput putih kotor lembab reak
berlemak Sindrom Yangxu dingin dalam,
Otot pucat, selaput hitam lembab timbunan lembab reak.
Panas Xie masuk ke tahap Ying
Otot merah, selaput putih kering melukai Jin.
Sindrom panas Li. Jinye telah
Otot merah, selaput tipis kuning terluka
dan kering
Otot merah, selaput tebal kuning Wenbing tahap Qi, Yinye terkuras
kering Sindrom, panas lembab tertimbun
Otot merah, selaput kuning kotor di dalam, reak dan panas
berlemak berpaduan
Otot merah tua, selaput kuning Panas Xie dalam dan parch, pangs
hangus menggumpal dalam lambung usus
Panas hebat melukai Yin
Otot merah tua, selaput hitam Wenbing tahap Xue, sindrom Yinxu
kering Otot merah tua, tanpa api berlebih
selaput Yinxue habis. api-Xu
Yangxu dingin Shi. Qixue membeku.
Otot ungu, selaput kuning kering
Otot ungu, selaput putih lembab
2.1.4. Pengamatan zat buangan

Zat buangan meliputi cairan ekskret : air mata, ingus, air liur - iler, serumen dari
organ indera yang umumnya berfungsi pelembaban dan meliputi pula urin, tinja,
darah haid, leukore. Zat buangan ini erat berhubungan dengan fungsi organ
Zangfu dan timbul perubahan sesuai dengan kelainan Zangfu terkait. Perubahan
itu terkait dengan warna, bentuk, sifat dan volume zat buangan. Umumnya
warna putih, encer tergolong dalam sindrom Xu. sindrom dingin; warna kuning,
kental tergolong dalam sindrom Shi, sindrom panas.

2.1.4.1. Reak dan ingus

Reak merupakan ekskret patologik, pembentukannya erat berhubungan dengan


limpa sebagai pembentuk, paru sebagai penyimpan dan pembuang, ginjal
sebagai pembuang. Warna, bentuk, sifat dan volume reak dapat menentukan
kelainan Zangfu dan sifat Xieqi.

Reak yang putih bening encer adalah reak dingin, reak kuning kental
adalah reak panas. Reak yang sedikit dan sulit dibuang adalah reak kering, reak
yang putih, banyak dan mudah dibuang adalah reak lembab; reak mengandung
bercak darah disebut reak berdarah.

Ingus diproduksi oleh selaput lendir hidung dan merupakan cairan ekskret
paru. Hidung tersumbat, ingus bening dalam jumlah banyak menunjukkan
Waigan dingin angin; ingus kental menunjukkan Waigan panas angin. Ingus
yang kental seperti lendir, berbau busuk atau keluar dalam bentuk cairan kuning,
lama tidak kering, disebut Biyan (sinusitis), disebabkan oleh panas lembab.

2.1.4.2. Air liur - iler

Air liur merupakan cairan bening encer yang keluar dari rongga mulut; air liur
merupakan cairan ekskret limpa. Berfungsi melembabakan rongga mulut,
membantu masuknya makanan dan meningkatkan pencernaan. Mengamati air
liur dapat memeriksa keadaan limpa lambung.

Air liur yang bening, banyak menunjukkan pada sindrom dingin Xu limpa
lambung; sering membuang air liur yang kental lengket, menunjukkan pada
sindrom panas lembab limpa lambung. Air liur yang mengalir keluar terus
menerus pada anak-anak umumnya disebabkan oleh Xu limpa yang tidak dapat
mengendalikan air liur, atau karena panas lambung dengan timbunan cacing. Air
liur yang keluar saat tidur, umumnya karena lambung pangs atau terdapat
timbunan makanan dalam lambung usus.

Tuo (iler) adalah cairan kental lengket berbusa yang dikeluarkan dari
rongga mulut. Tuo merupakan ekskret ginjal, yang berhubungan dengan
lambung. Pada Yangxu ginjal sering ditemukan Tuo yang banyak, demikian juga
pada timbunan dingin, makanan, lembab dalam lambung. Tuo sering keluar
meleleh dari mulut saat tidur.

2.1.4.3. Zat muntahan

Muntah timbul karena Qini lambung, sebagai akibat penyebab penyakit Waigan
ataupun Neishang.

Zat muntahan yang bening encer (tanpa bau asam busuk), umumnya
ditemukan pada Yangxu lambung; zat muntahan yang keruh kotor (disertai bau
busuk asam), umumnya karena panas menyerang lambung. Zat muntahan
berupa makanan tidak tercerna (disertai rasa asam membusuk), umumnya
karena makanan melukai lambung; zat muntahan berupa cairan kuning-hijau
(dan pahit), umumnya karena bendungan panas atau panas lembab hati-
kandung empedu. Zat muntahan berupa darah segar atau darah gelap disertai
bekuan darah dan bercampur sisa pencernaan makanan, umumnya karena
timbunan panas lambung, atau api hati menyerang lambung, atau bekuan darah
lambung.
2.1.4.4. Urin dan feces

Tinja yang normal berwarna kuning, berbentuk tabung silinder atau bentuk
lonjoran. Tinja yang encer seperti air umumnya karena Waigan lembab dingin,
atau Xu limpa. Tinja yang kuning coklat seperti bubur, umumnya karena panas
lembab atau lembab panas-Shu menyerang lambung usus. Tinja mencret,
bersisa makanan tidak tercerna, umumnya karena Xu limpa atau Xu ginjal;
mencret disertai lendir berdarah, ditemukan pada disentri atau panas lembab
usus besar. Tinja berbutir-butir seperti tinja kambing, dan sulit dibuang,
umumnya karena panas melukai Jin, atau api lambung berlebih. Tinja berdarah
dengan darah segar pada permukaan tinja, setelah berak darah menetes, dapat
ditemukan pada papas angin melukai Luo usus besar atau hemoroid atau dubur
luka belah; tinja berdarah dengan darah gelap atau hitam, yang berbaur rata
dengan tinja, ditemukan pada penyebab penyakit Neishang kelelahan, sindrom
bekuan darah hati-lambung.

Urin yang normal bewarna kuning muda. bening tidak keruh. Udara
dingin, warna lebih muda dan volume lebih banyak; hawa udara panas. warna
lebih kuning, volume lebih sedikit. Urin yang bening dan banyak, umumnya
ditemukan pada sindrom dingin Xu; urin sedikit dan kuning. umumnya
ditemukan pada sindrom panas Shi. Urin yang mengandung darah (kencing
berdarah, hematuri), umumnya karena panas melukai Xueluo, atau limpa ginjal
tidak kokoh, atau panas lembab kandung kemih. Urin mengandung pasir,
ditemukan pada kencing batu (sindrom Shilin); urin seperi air cucian bergs atau
licin seperti lemak, ditemukan pada sindrom Gaolin, akibat Xu limpa ginjal.

2.1.5. Pengamatan saluran Luo

Pengamatan warna dan bentuk saluran Luo yang tampak pada permukaan
tubuh, suatu cara pengumpulan data pemeriksaan, yang mendukung penegakan
diagnosis.
Klinis pengamatan saluran Luo terdiri dari 15 saluran Luo, saluran Luo di
bawah lidah, saluran Luo tenar telapak tangan, saluran luo dinding abdomen,
dan pada anak-anak saluran Luo di belakang telinga dan saluran Luo jari
telunjuk. 15 saluran Luo telah dibicarakan dalam bahasan sistem meridian.

Sistem saluran Luo menyebar di seluruh tubuh, menjaring tubuh bersama-


sama sistem meridian. Dalam bahasan ini, saluran Luo yang dimaksud adalah
yang langsung tampak pada permukaan tubuh, lebih kurang sama dengan
pembuluh darah batik pada permukaan tubuh dan pembuluh nadi kapiler ywicq
rrielebar. Pada orang normal. saluran Luo terdapat di bawah kulit, pembuluh
darah batik pada permukaan tampak berwarna hijau-kebiruan, pembuluh kapiler
berwarana merah segar.

Saluran Luo di bawah lidah, sudah dibahas pada pengamatan lidah.

Saluran Luo Yuji, tenar telapak tangan, menunjukkan keadaan Qi


lambung. Warna merah-kuning umumnya panas, warna putih umumnya dingin;
warna hijau kebiruan umumnya nyeri dan warna hitam umumnya ada hambatan
Qi. Saluran Luo yang pendek-pendek umumnya Qi sedikit, sedangkan yang terisi
penuh Qixue berlebih. Warna menjadi lebih tua menunjukkan sindrom Shi.
Misalnya, pada sindrom dingin lambung, saluran Luo Yuji umumnya hijau. dan
merah pada sindrom panas lambung.

Saluran Luo dinding perut. pada orang normal umumnya samar-samar


kehijauan. Tampak timbul ke permukaan bilamana terjadi gangguan aliran
Qixue, hambatan bekuan darah, yang umumnya terlihat pada keadaan perut
membesar.

Saluran Luo di belakang telinga, sekitar Luxi TE 19 - Qimai TE 18. Pada


anak-anak dengan Xieqi menyerang hati, stuip atau epilepsi, saluran Luo itu
tampak hijau tua dan menonjol, nyeri pada penekanan ringan.
Saluran Luo jari telunjuk anak-anak dibawah 3 tahun. 3 buku jari telunjuk
berurutan ke distal disebut Gerbang Angin, Gerbang Qi dan Gerbang Jiwa.
Saluran Luo jari telunjuk ini pada keadaan normal berwarna hijau-merah muda,
tampak samar-samar di Gerbang Angin, besarnya sedang, pada hawa udara
dingin saluran lebih pendek, pada hawa udara papas saluran lebih panjang; pada
usia 1 tahun, saluran Luo ini lebih panjang, mengikuti betambahnya usia saluran
memendek. Bentuk, warna dan daerah timbulnya saluran Luo mengikuti
serangan Xieqi ke dalam tubuh. Saluran Luo tampak di Gerbang Angin
menunjukkan serangan dangkal dan penyakit ringan; timbulnya makin ke distal,
serangan Xieqi makin dalam dan penyakit makin parah; tiba di Gerbang Jiwa
berarti penyakit parah mengancam jiwa.

Perubahan panjang saluran diikuti dengan perubahan warna yang makin


tua. Warna merah umumnya papas, warna merah segar menunjuk pada Waigan
sindrom Biao; warna hijau-hitam menunjuk adanya penyumbatan Xueluo, warna
putih pucat menunjuk pada Qixue tidak mencukupi.

Gambar 7.1 : Xueluo jari telunjuk anak


2.2. Pendengaran dan Penghidu

2.2.1. Mendengar suara

Mendengar suara tertuju pada suara bicara dan pernapasan pasien, menilai
tinggi rendah suara, kuat lemah suara, kejernihan suara, irama suara (tenang
atau tergesa), serta suara batuk, muntah, bersin dan lain-lain suara yang timbul
akibat kelainan Zangfu. Tujuannya adalah mengetahui panas-dingin Shi-Xu
proses kelainan yang berlangsung.

Timbulnya suara, akibat pergerakan Qi melewati paru, tenggorokan,


larings, lidah, gigi, bibir dan hidung. Selain itu, ginjal dengan perannya
menghisap Qi, jantung dengan Shennya mengatur suara, turut berperan dalam
pembentukan suara. Karena itu, menilai perubahan suara, tidak hanya dapat
menilai kelainan organ-organ yang langsung berhubungan dengan pembentukan
suara, tetapi dapat lebih lanjut menilai keadaan organ Zangfu dan keseluruhan
tubuh.

Suara yang normal timbul dengan wajar, lancar, bunyi kata-kata jelas dan
sesuai dengan yang dimaksud. Suara dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia,
konstitusi tubuh, kepribadian dan emosi.

2.2.1.1. Kelainan bunyi suara

Klinis, penting untuk memperhatikan bunyi suara, suara mengorok, merintih dan
teriakan terkejut; dari kelainan suara dapat ditentukan kekuatan Zhengqi dan
sifat Xieqi serta kondisi proses kelainan yang berlangsung.

Suara yang berat dan tidak jernih, umumnya ditemukan pada Waigan
dingin angin, hidung tersumbat, ingusan atau batuk, banyak reak.

Suara serak atau hilang suara, yang baru timbul umumnya sindrom Shi,
biasanya disebabkan karena Waigan dingin angin atau panas angin, atau lembab
reak menyumbat paru; yang timbul pada sakit lama umumnya sindrom Xu,
akibat berbagai sebab yang menimbulkan Yinxu api berlebih, Jingqi ginjal paru
terluka. Ditemukan pula serak pada hamil tua, akibat kandungan menghambat
meridian, yang dapat sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan.

Suara mengorok adalah suara hidung-tenggorokan yang timbul karena


saluran pernapasan tidak lancar. Ditemukan pada saat tidur nyenyak atau pada
keadaan kesadaran menurun. koma. Suara ngorok saat tidur yang tidak disertai
gejala kelainan yang jelas, umumnya karena kelainan hidung yang kronis, atau
karena posisi tidur tertentu; banyak ditemukan pada orang gemuk, usia lanjut.
Suara mengorok pada kesadaran menurun, umumnya disebabkan temperatur
tubuh papas tinggi, atau jenis Zhongfeng terkena Zangfu.

Suara merintih, biasanya timbul akibat nyeri yang tidak tertahankan.


Suara rintihan yang nyaring bertenaga tergolong sindrom Shi, rintihan yang
perlahan tidak bertenaga tergolong sindrom Xu. Pada suara rintihan ini perlu
diperhatikan posisi dan sikap pasien yang dapat menunjukkan letak nyeri.

Suara teriakan terkejut, biasanya timbul karena nyeri hebat yang tiba-tiba,
disertai ekspresi wajah ketakutan. Perhatikan nyeri yang menimbulkanya dan
adanya kemungkinan kelainan jiwa.

Suara menguap. yang normal timbul saat lelah atau mengantuk, akibat
keadaan Yang lemah Yin kuat, Yang tidak membentuk Yin, timbul gerakan mulut
yang menimbulkan suara menguap, setelah menguap Yang habis dan Yin kuat
berlebih, kelopak mata tertutup dan tidur. Pada lanjut usia dengan tubuh lemah
atau sakit lama dengan kondisi tubuh tidak terpelihara, timbul suara menguap
beruntun berkali-kali, hal ini menunjukkan pada adanya Yangxu limpa ginjal.

Suara tangis bayi yang terus menerus atau tangis malam hari, umumnya
karena terlalu kenyang, terlalu banyak makanan bersifat dingin, nyeri perut; atau
panas limpa jantung, atau karena timbunan makanan, cacingan.
Suara bunyi di tenggorokan saat serangan epilepsi, timbul karena reak
angin mengikuti Qini.

2.2.1.2. Kelainan bicara

Kelainan bicara erat berhubungan dengan Shen jantung. Tidak suka bicara,
suara halus rendah, terputus-putus tergolong dalam sindrom Xu, sindrom dingin;
banyak bicara, suara nyaring bertenga, tergolong dalam sindrom Shi, sindrom
pangs.

Kelainan bicara yang penting diperhatikan, antara lain; igauan, bicara


rancu, bicara sendiri, salah bicara, gagap.

Pada saat kesadaran kabur, mengigau bicara tidak menentu dengan suara
nyaring, umumnya berhubungan dengan sindrom panas mengganggu Shen
jantung, ditemukan pada Wenbing panas menyerang perikardium, atau sindrom
Yangming Fu, atau panas reak menyerang Shen jantung. Bilamana bicara
mengulang-ulang dengan suara tidak jelas, terputus-putus dan suara rendah
halus, menunjukkan Qi jantung sangat terluka, kesadaran menurun jenis
sindrom Xu, penyakit parah.

Pikiran kacau, bicara rancu. umumnya karena keinginan tidak tercapai, Qi


terbendung membentuk api, reak dan api berbaur, mengganggu Shen jantung.
Umumnya sindrom Shi, sindrom Yang.

Bicara sendiri, kata-kata rancu, bicara terus menerus dan berhenti bila
ada orang lain; umumnya karena Qi Xu jantung. Shen tidak terpelihara; atau
karena bendungan Qi yang berbaur dengan reak. menyumbat Qiao jantung.
Ditemukan pada kelainan jiwa, sindrom bendungan Qi.

Bicara salah dan rancu, setelah terucapkan sadar bicara salah. Dibedakan
Xu dan Shi. Sindrom Xu karena Qixu jantung, ditemukan pada lanjut usia atau
sakit lama tubuh lemah; sindrom Shi karena lembab reak, bekuan darah,
menghambat Qi menghadang Qiao jantung.

Bicara gagap, kesulitan bicara atau susah mengucapkan kata-kata. Timbul


pada orang dengan kesadaran yang baik, umumnya tidak patologik. Timbul
dalam proses penyakit, umumnya berhubungan dengan kelainan lidah, akibat
reak angin menyumbat meridian, merupakan gejala predromal Zhongfeng atau
gejala sisa Zhongfeng.

Bicara mengigau dalam tidur, kata-kata tidak jelas, biasanya disebabkan


api jantung, panas kandung empedu atau Qi lambung tidak harmonis.
Ditemukan pada sakit lama dengan kondisi tubuh yang lemah, umumnya karena
Shen jantung tidak tenang.

2.2.1.3. Kelainan suara pernapasan

Pernapasan erat berhubungan dengan paru, ginjal dan Zongqi. Karena itu,
menilai pernapasan bertujuan mengetahui keadaan Zangfu dan Zongqi.

Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada bayi yang baru lahir
sekitar 40 kali setiap menit, masa bayi sekitar 30 kali setiap menit, masa balita
sekitar 25 kali setiap menit, dan pada orang dewasa 16 - 20 kali per menit. Pada
saat tidur, napas menjadi lebih dangkal dan lebih kurang frekuensinya. Napas
yang berubah menjadi kasar memburu, umumnya sindrom Shi, sindrom pangs,
ditemukan pada penyakit Waigan; napas halus, frekuensi lambat umumnya
sindrom Xu, sindrom dingin, ditemukan pada penyakit Neishang.

2.2.1.3.1. Napas sesak

Napas sesak atau Chuan adalah keadaan sulit bernapas, napas pendek
memburu, bahkan cuping hidung turut kembang kempis, mulut terbuka pundak
terangkat, tidak dapat tidur rebah terlentang.

Dibedakan dalam jenis Xu dan Shi, timbulnya erat berhubungan dengan


paru dan ginjal. Sindrom Shi timbulnya akut, napas panjang dalam, suara napas
kasar keras, dada penuh, umumnya karena dingin angin menyerang paru. atau
panas reak menyumbat paru, yang mengakibatkan daya sebar dan turun paru
hilang. Sindrom Xu timbulnya lambat, napas sesak kadang-kadang ringan
kadang-kadang berat, suara sesak rendah dan perlahan, napas pendek
memburu, sesak bertambah pada pergerakan, umumnya karena Xu paru ginjal.

2.2.1.3.2. Napas berbunyi

Xiao, napas memburu dengan bunyi di tenggorokan. Dibedakan dalam jenis


dingin dan panas. Xiao dingin timbul bila terkena dingin, reak sedikit dan encer,
umumnya karena lembab dingin menyerang paru, sehingga timbul Qini paru;
Xiao panas timbul bila terkena panas, reak kental kuning, umumnya karena reak
panas menyumbat paru, paru hilang daya sebar dan turun.

Klinis Xiao dan Chuan sering ditemukan berbarengan, disebut Xiao Chuan.
Xiao biasanya diiringi Chuan, tetapi Chuan tidak selalu bersama-sama dengan
Xiao, Chuan dapat berdiri sendiri.

2.2.1.3.3. Napas pendek

Napas pendek dan cepat, terkesan tidak nyambung, seperti Chuan tetapi pundak
tidak terangkat, dan napas cepat tanpa ada bunyi reak di tenggorokan.
Dibedalan dalam jenis Xu dan Shi. Pada jenis Xu, napas pendek disertai dengan
Shen lesu letih, suara napas rendah halus, umumnya karena Yuanqi lemah tidak
mencukupi; pada jenis Shi, suara napas kasar, dada penuh, umumnya karena
reak lendir, hambatan dan timbunan dalam lambung usus, hambatan Qi dan
sumbatan reak.

2.2.1.3.4. Napas sedikit tidak mencukupi

Suara napas halus, lemah dan rendah, pernapasan tidak mencukupi, bicara tidak
bertenaga. Termasuk dalam sindrom Xu kelelahan, umumnya karena Neishang,
tubuh lemah atau Qixu paru ginjal.
Berbeda dengan napas pendek, pada napas sedikit tidak mencukupi
pernapasan berlangsung wajar, pernapasan tenang dan suara pernapasan ringan
tidak terdengar jelas.

2.2.1.4. Suara batuk

Batuk timbul akibat paru kehilangan daya turun, timbul Qini paru. Umumnya
didapati pada berbagai kelainan paru; kelainan Zangfu yang lain dapat pula
menimbulkan gejala batuk.Batuk dapat disebabkan oleh serangan langsung
Waigan pada paru, atau disebabkan kelainan Neishang Zangfu yang menjalar ke
paru.

Klinis terhadap batuk, pertama, harus menilai suara batuk dan


hubungannya dengan reak, kedua, waktu timbulnya batuk, riwayat penyakit dan
gejala tambahan untuk menentukan sindrom Xu Shi panas dingin.

Suara batuk berat dan berdahak : reak dingin lembab tertimbunan dalam
paru, paru hilang daya turun, umumnya sindrom Shi.

Suara batuk ringan dan bersih : Qi paru tidak mencukupi pada sakit lama,
paru hilang daya turun, umumnya sindrom Xu.

Suara batuk tidak keras, dengan dahak kental kuning : Waigan papas
menyerang paru, Jinye kering, umumnya sindrom panas.

Suara batuk berreak, reak mudah dibuang : Xu limpa hilang daya


transformasi-transportasi, lembab tertimbun membentuk reak, umumnya karena
lembab reak menyumbat paru.

Suara batuk kering, reak sulit dibuang : cairan Yin kurang, paru kering
tidak mendapat pelembaban yang cukup, ditemukan pada Waigan kering
menyerang paru atau pada Yinxu paru.

Suara batuk pendek dan beruntun, bersifat serangan, spastis. Sering


ditemukan pada batuk seratus hari, umumnya disebabkan oleh Waigan angin
disertai panas reak.
2.2.1.5. Suara muntah

Muntah timbul akibat Qini lambung, Qi lambung hilang daya turun. Bila muntah
terjadi lambat, suara muntah Iemah, zat muntahan sedikit dan bening, termasuk
sindrom Xu; bila terjadi akut, suara muntah kuat, zat muntahan busuk dan
lengket, termasuk sindrom Shi.

Muntah parah, muntah seperti menyembur keluar : umumnya karena


papas mengganggu Shen jantung, termasuk dalam sindrom panas menutupi
perikardium.

Muntah setelah makan, sering disertai diare : keracunan makanan, kolera.

Pagi makan sore muntah, sore makan pagi muntah : umumnya karena
Yangxu limpa, termasuk dalam sindrom regurgitasi lambung.

Makanan masuk Iangsung muntah :karena panas melukai Jin lambung,


lambung hilang pemeliharaan; sering ditemukan pada sindrom panas lambung.

Muntah setelah minum : karena adanya timbunan minuman, tambahan


minuman menyebabkan cairan dalam lambung terangsang naik dan timbul
muntah.

2.2.1.6. Cegukan (Hiccup)

Qini paru, menimbul spasme diafragma, di tenggorokan berbunyi suara pendek


dan berkali-kali tanpa terkendali disebut sendawa (Eni).

Suara sendawa timbul sering, suara keras bertenaga, tergolong sindrom


Shi, sindrom panas: suara rendah tidak bertenaga tergolong sindrom Xu,
sindrom dingin.

Timbul pada sakit yang baru, suara bertenaga, umumnya sindrom Xieqi
dingin atau panas menyerang lambung; pada sakit lama atau sakit parah. suara
rendah tidak bertenaga, menunjukkan Qi lambung sudah lemah. keadaan gawat.
Tiba-tiba timbul sendawa, suara tidak kuat juga tidak lemah. tanpa disertai
gejala kelainan lainnya. umumnya karena makan terlalu tergesa, makanan
merangsang sehingga Qini lambung. Sendawa jenis ini umumnya untuk
sementara, dapat hilang dengan sendirinya.

2.2.1.7. Terap (Aiqi)

Aiqi adalah gejala suara yang panjang dan perlahan akibat Qi lambung begerak
keluar ke tenggorokan. Berbeda dengan Eni (cegukan, hiccup) suara pendek dan
bersifat serangan.

Aiqi merupakan akibat Qini lambung, umumnya timbul setelah makan


kenyang, biasanya tanpa disertai gejala ikutan. Bukan kelainan, umumnya
sembuh dengan sendirinya.

Aiqi disertai rasa asam busuk, disertai perut kembung, umumnya karena
adanya timbunan makanan, termasuk sindrom Shi.

Aiqi yang timbul nyaring dan berulang-ulang, perut kembung berkurang


setelah timbul Aiqi; atau Aiqi timbal mengikuti perubahan emosi bertambah atau
berkurang. Umumnya disebabkan oleh Qi hati menyerang lambung, termasuk
sindrom Shi.

Aiqi timbul berturut-turut, suara rendah tanpa rasa asam ataupun busuk,
disertai napsu makan yang jelek, umumnya karena Qixu Qini lambung.

sering ditemukan pada lanjut usia dengan kondisi tubuh lemah, termasuk
sindrom Xu.

Aiqi berturut-turut, tanpa diikuti rasa asam membusuk, disertai nyeri ulu
hati, umumnya karena Waigan dingin menyerang lambung, termasuk sindrom
dingin.
2.2.1.8. Suara tarikan napas dalam

Suara tarikan napas dalam, yang biasanya karena adanya bendungan Qi hati,
dada terasa penuh, setelah menarik napas dalam, dadapun terasa lebih lega.

Tarik napas dalam karena bendungan Qi hati, pergerakan Qi terhambat


tidak lancar; atau karena Yangqi tidak mencukupi (akibat Yang Qi terluka oleh
sesuatu sebab), tarikan napas dalam menambah Yangqi. mengatasi masalah
untuk sesaat.

2.2.1.9. Bersin

Karena rangsangan sesuatu yang luar biasa pada selaput lendir hidung timbul
bersin, timbul sekali sekali tanpa dikuti gejala kelainan, hal yang normal. Pada
sakit baru, bersin berulang, disertai hidung tersumbat, ingusan, badan letih lesu,
merupakan sindrom dingin angin menyerang paru. Pada sakit lama Yangxu, tiba-
tiba bersin, hal ini menunjukkan tanda pulihnya Yangxu, penyakit membaik.

2.2.1.10. Bunyi usus

Pada keadaan normal suara bunyi usus tidak terdengar, pada saat terjadi
gangguan pergerakan usus atau pelimpahan isi usus tidak lancar atau terjadi
sumbatan, bunyi usus terdengar nyaring. Dari letak dan bunyi usus, dapat
ditentukan letak dan sifat proses kelainan.

Bunyi nyaring di daerah epigastrik, seperti cairan dalam suatu kantung,


bergerak berdiri atau melangkah bunyi bergerak turun dengan jelas.
menunjukkan adanya timbunan cairan dalam lambung. Bunyi pada daerah
perut, berkurang bila diberi penghangatan atau perut diisi, menunjukkan Qi Jiao
tengah tidak mencukupi, atau dingin Xu lambung usus.

Bunyi usus terdengar nyaring, perut kembung, diare; umumnya karena


serangan Waigan dingin lembab angin yang menimbulkan gangguan Qi lambung
usus.
Bunyi usus terdengar lemah, perut kembung, hilang napsu makan;
umumnya karena Qixu lambung usus.

Sama sekali tidak terdengar bunyi usus, perut terasa kembung dan sangat nyeri.
Umumnya karena sindrom parah hambatan Qi lambung usus.

2.2.2. Penghidu

Cara pemeriksaan menggunakan indera penghidu. mencium bebauan yang


terpancar atau keluar dari tubuh pasien untuk memahami keadaan penyakit
pasien. Umumnya bau yang asam, bau busuk, tergolongan sindrom papas Shi;
yang tidak berbau busuk atau agak berbau amis, tergolong dalam sindrom dingin
Xu.

2.2.2.1. Bau yang terpancar atau keluar dari tubuh pasien

2.2.2.1.1. Bau mulut

Pada keadaan normal, tidak ada bau yang terpancar dari mulut orang yang
sehat. Bau yang tercium saat bicara ataupun saat bernapas, menunjukkan pada
kebersihan mulut yang kurang, lubang gigi dan pencernaan yang tidak baik.

Bau mulut asam, disertai napsu makan kurang, perut kembung, umumnya
karena timbunan makanan lambung usus. Bau mulut yang busuk, umumnya
karena sindrom panas lambung.

2.2.2.1.2. Bau keringat

Bau keringat umumnya disebabkan oleh panas lembab angin yang lama tertahan
di permukaan tubuh, mengikuti penguapan Jinye keluar tubuh menyebarkan
bau.

2.2.2.1.3. Bau reak ingus

Pada keadaan normal, ingus dan reak tidak berbau. Bila reak bercampur lendir,
nanah berdarah, timbul bau amis, umumnya karena ada Feiyong (abses paru),
akibat racun panas menyerang paru. Reak kental kuning berbau amis,
ditimbulkan oleh sindrom panas paru. Ingus kental keruh berbau amis ditemukan
pada Biyan (sinusitis).

2.2.2.1.4. Bau urin dan tinja

Tinja yang berbau asam dan sangat bau. umumnya karena pangs lambung usus;
diare disertai bau agak amis karena sindrom dingin Xu lambung usus. Tinja
mencret dengan bau telur busuk, yang bercampur dengan sisa makanan tidak
tercerna. serta flatus yang bau sekali, menunjuk pada timbunan makanan,
pencernaan yang tidak baik.

Urin kuning keruh berbau kering-hangus menunjuk pada panas lembab


kandung kemih. Urin yang manis berbau buah apel, pertanda Xiaoke (kencing

manis).

2.2.2.1.5. Bau darah haid dan leukore

Darah haid dengan bau menyengat hidung, umumnya sindrom panas, yang
berbau agak amis umumnya sindrom dingin. Leukore kuning kental dan berbau
menyengat, umumnya sindrom panas lembab; leukore putih encer dan amis,
umumnya sindrom lembab dingin. Darah haid berlebih atau leukore dengan bau
yang khusus serta warna yang luar biasa, sering ditemukan pada kanker.

2.2.2.2. Bau ruang perawatan pasien

Bau yang terpancar dari tubuh pasien menimbulkan bau khusus ruang
perawatan pasien terkait. Ruangan yang berbau amis darah, umumnya terkait
dengan penyakit perdarahan; berbau busuk berkaitan dengan luka koreng tukak;
berbau mayat, umumnya fungsi Zangfu sudah lemah, penyakit telah gawat;
berbau pesing (amoniak), ditemukan pada stadium akhir penyakit

henykak, misalnya uremia; berbau apel busuk, ditemukan pada kencing innnis.
2.3. Perabaan

Cara pemeriksaan yang menggunakan rasa tangan pemeriksa, dengan cara


sentuhan, rabaan, tekanan pada bagian tertentu permukaan tubuh pasien, untuk
mengetahui keadaan proses kelainan yang berlangsung. Dibagi dalam 2 bagian.
yaitu bagian pemeriksaan nadi dan bagian perabaan permukaan tubuh.

2.3.1. Pemeriksaan nadi

Pemeriksa dengan jari menekan pembuluh nadi pasien, gambaran nadi yang
diperoleh digunakan untuk memahami keadaan proses kelainan. • Pemeriksaan
ini sangat tergantung pada kepekaan jari dan pengalaman pemeriksa.
Dibutuhkan pelatihan yang cukup untuk dapat menguasai dan dapat melakukan
penerapan klinis.

Gambaran nadi erat berhubungan dengan detakan jantung, pembuluh


darah dan darah. Hal-hal yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan
darah mempengaruhi gambaran nadi. Pembuluh darah menyebar dan menjaring
tubuh, di dalam menghubungkan Zangfu, di luar mencapai permukaan tubuh,
mengedarkan Qixue, beredar tidak henti. Karena itu, perubahan Zangfu, alat
gerak tulang belulang, panca indera dan sembilan Qiao secara langsung dan
tidak langsung mempengaruhi jantung, Qixue dan pembuluh darah,
mempengaruhi gambaran nadi, atau gambaran nadi mencermin gambaran
keadaan Zangfu, Qixue dan Yin Yang tubuh.

2.3.1.1. Daerah pemeriksaan nadi

Sesuai dengan catatan sejarah kesehatan tradisional Cina, dikenal 3 daerah


utama pemeriksaan nadi, yaitu : Nadi 12 meridian, nadi Renying-Cunkou dan
nadi Cunkou. Dalam perkembangannya ketiga daerah pemeriksaan nadi itu
diringkas menjadi satu : pemeriksaan nadi Cunkou, yaitu nadi arteri radialis di
pergelangan tangan. Tetapi, secara klinis nadi 12 meridian dan nadi Renying-
Cunkou tetap memiliki nilai diagnostik.
Setiap meridian dari 12 meridian umum memiliki daerah nadi, yang
mencerminkan Qixue meridian terkait. Secara garis besar dibagi dalam 3 bagian
9 gambaran nadi. Yang dimaksud dengan tiga bagian adalah kepala, tangan dan
kaki; 9 gambaran nadi adalah gambaran nadi pada setiap bagian yang berjumlah
tiga, 3 bagian menjadi 9 gambaran nadi. Gambaran nadi di kepala diraba pada
daerah Taiyang, daerah Ermen dan daerah Juliao; bagian tengah di tangan
terdapat di daerah Hegu, Shenmen dan Taiyuan; dan bagian kaki. gambaran
nadi di daerah Raichong, Chongyang dan Taixi. Lihat daftar 7.3. di bawah ini :

Daerah nadi Renying-Cunkou merupakan perpaduan gambaran nadi


Renying dan nadi Cunkou, diperbandingkan untuk memperoleh gambaran Qixue
tubuh. Cunkou memberi gambaran Qixue Zangfu. Renying memberi gambaran
Qixue permukaan tubuh. Keadaan normal kedua gambaran nadi selaras. Bila
Nadi Renying lebih besar berlipat satu sampai tiga dibanding nadi Cunkou,
berarti Xieqi dari Biao masuk Li, atau menyatakan Xieqi berlebih; bila lebih besar
lipat empat berarti penyakit gawat. Bila Cunkou lebih besar dari Renying lipat
satu sampai tiga, berarti Xieqi dingin di Li atau Yangxu dingin Xu. Dan bila nadi
Cunkou lebih besar lipat empat, berarti penyakit gawat.

Daftar 7.3.: Daerah nadi 3 bagian 9 gambaran dan arti klinisnya

3 9 gambaran Meridian dan titik Arti klinis


Bagian akupunktur terkait
Atas Langit Shaoyang kaki, Gambaran Qi
Taiyang EX-HN 5 kepala
(kepala) Manusia Shaoyang tangan, Gambaran Qi
Ermen TE 21 telinga-mata
Bumi Yangming kaki, Gambaran Qi mulut-
Juliao ST 3 gigi
Tengah Langit Taiyin tangan, Gambaran Qi paru
Taiyuan LU 9
(tangan) Manusia Shenmen HT 7 Gambaran Qi
jantung
Bumi Yangming Gambaran Qi dalam
tangan, Zhegu dada
LI 4
Bawah Langit Jueyin kaki, Taichong Gambaran Qi hati
LR 3
(kaki) Manusia Yangming kaki,
Chongyang ST 42
Gambaran Qi lambung
limpa
Bumi Shaiyin kaki, Gambaran Qi ginjal
Taixi KI 3

Daerah nadi Cunkou. Sepotong arteri radialis di pergelangan tangan


digunakan untuk menilai keadaan Qixue Zangfu. Daerah Cunkou dibagi dalam 3
bagian, yaitu Cun, Guan dan Chi, diperiksa menggunakan 3 jari : telunjuk -
tengah-jari manis, jari kedua, ketiga dan keempat. Cara menentukan letak 3
bagian ini, pertama letakkan jari tengah pada A. radialis di depan proses
stiloideus, lalu jari telunjuk dan jari manis disebarkan dikedua sisinya. Bila pasien
lebih tinggi dan besar dari pemeriksa makan jarak penyebaran di perlebar, bila
pasien lebih pendek dan kecil, jarak penyebaran dipersempit. Dengan cara ini
diperoleh 3 bagian Cunkou setiap lengan, kiri-kanan menjadi 6 bagian. Sesuai
dengan pembagian Sanjiao, di bagian Cun berhubungan dengan Qixue jantung
dan paru, bagian Guan berhubungan dengan Qixue hati dan limpa, bagian Chi
berhubungan dengan ginjal. Kanan adalah Yin, kiri adalah Yang, maka Cunkou
kiri berurut dari distal (Cun) ke proksimal (Chi) adalah jantung, hati dan ginjal
kiri; Cunkou kanan berurutan paru, limpa dan ginjal kanan. Dan sesuai dengan
pembagian atas-tengah-bawah, bagian Cun mencerminkan keadaan dada-leher-
alat gerak atas- kepala; bagian tengah (Guan) mencerminkan keadaan abdomen
di atas umbilicus, Chi mencerminkan keadaan abdomen di bawah umbilicus dan
tungkai. Secara garis besar pembagian tersebut sebagai berikut :

Daftar 7.4 : Pembagian daerah Cunkou dan 5 Zang terkait

Kanan Kiri
Cun Paru Jantung
Guan Limpa Hati
Chi Ginjal Ginjal
Cara pemeriksaan nadi

Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien santai. Dengan posisi berhadapan atau
pasien berbaring terlentang, pemeriksa melakukan pemeriksaan nadi. Menjadi
syarat, lengan pasien hendaknya berada dalam posisi sama tinggi dengan posisi
letak jantung, dan pergelangan tangan pasien yang diperiksa diletakkan di atas
bantal kecil yang lunak.

Jari telunjuk, jari tengah dan jari manis digunakan untuk memeriksa
daerah Cun-Gun-Chi Ketiga jari pemeriksa dalam pemeriksaan membentuk
lengkung busur, permukaan palmar jari-jari itu dilekatkan rata pada permukaan
kulit Cunkou. Dengan cara melekat, menekan dan mencari dilakukan
pemeriksaan nadi. Cara lekat, tekan dan cari sesuai dengan tenaga yang
digunakan pada pemeriksa : hanya diletakkan adalah cara lekat, dengan tekan
dengan tenaga adalah cara tekan dan dengan ditekan dan mencari-cari denyut
nadi adalah cara cari. Sesuai dengan keadaan dilakukan cara-cara itu untuk
merasakan denyut nadi.

Pemeriksaan nadi Cunkou dilakukan dengan berurutan, yaitu diperiksa


nadi umum, yaitu cara pemeriksaan dengan menggunakan tiga jari tangan
berbarengan melekat, menekan atau mencari, untuk memperoleh kesan secara
umum; setelah itu dilakukan pemeriksaan nadi khusus, yaitu meneliti masing-
masing daerah Cun Guan Chi kanan dan kiri, untuk mendapatkan kesan nadi
khusus pada daerah terkait. Setiap langkah pemeriksaan itu hendaknya
dilakukan dalam 50 denyutan, bilamana belum berhasil memperoleh kesan,
maka diulang 50 denyutan lagi, dan seterusnya.
Penilaian Nadi

Untuk dapat menilai kesan denyut nadi, yang pertama adalah harus menguasai
nadi normal.

Nadi normal adalah denyut nadi terasa oleh ketiga ujung jari, dan nadi itu
terkesan tidak mengambang, tidak tenggelam, tidak besar tidak kecil, denyut
datang dengan lembut bertenaga, dengan teratur ritmis; dan khusus di daerah
Chi, memerlukan tenaga yang agak lebih kuat menekan untuk dapat dirasakan.

Nadi yang normal memiliki Shenqi, Weiqi dan akar. Akar yang dimaksud
adalah nadi Chi, nadi ginjal, yang perlu penekanan lebih untuk merasakannya.
Hal ini sesuai dengan letak A. radialis yang makin ke proksimal makin dalam.
Weiqi atau Qi lambung tercermin pada nadi yang teratur ritmis, tidak
mengambang tidak tenggelam, tidak besar tidak kecil, tidak cepat tidak lambat.
Sedang Shenqi adalah kesan nadi dalam keseluruhan, lembut dan bertenaga.

Dengan membandingkan terhadap nadi normal, diketahui ada 28 jenis


nadi patologik, yang pada dasarnya merupakan variasi dari letak nadi, kecepatan
nadi, kekuatan, ketegangan, lebar dan kelancaran ketukan denyut nadi. Lihat
daftar 7.5.

Daftar 7.5. : Gambar Nadi Patologik dan Arti Kiinis

Dasar Nadi patologik, gambaran dan Nadi segolongan, gambaran dan arti
arti klinis klinis
Letak Mengambang, langsung Ru. mengambang. kecil dan lembut
terasa pada pelekatan, sindrom Xu, sindrom lembab
melemah pada penekanan Kong, mengambang, besar dan
tetapi tidak kosong sindrom kosong di tengah, seperti bawang
Biao, juga sindrom Xu daun sindrom Yin terluka karena
perdarahan
Tenggelam, tidak terasa dgn Fu, dengan cara cari baru terasa
cara lekat, dgn cara tekan sindrom Jue, nyeri hebat
baru terasa sindrom Li Lao, tenggelam, kuat besar dan
(dalam) panjang sindrom dingin, hernia,
tumor
Kece- Cepat, frekuensi denyutan > Cu, cepat dgn berhenti tidak teratur
patan 90/menit sindrom panas, juga sindrom panas Yangshi, sindrom
sindrom Xu hambatan Qi bekuan darah
Ji. cepat > 140/menit
sindr. Yangshi Yin habis, Yuanqi lepas
Lambat. frekuensi denyutan Jie, lambat dengan berhenti tidak
< 60/menit sindrom dingin teratur sindr. Yinshi, reak dingin,
bekuan darah

Keku- Shi, cara lekat dan tekan Panjang, nadi melewati daerah
atan denyut mengetuk dengan terkait sindrom Yangshi, panas
kuat. Sindrom Shi.
Xu, cara lekat tidak Pendek, nadi pendek tidak
bertenaga, cara tekan kosong memenuhi daerahnya sindrom Qiyu,
tidak berisi sindrom Xu. Qixue bendungan Qi
Xu
Xian, tegang dawai, nadi Tegang tali, tegang bagaikan tali
bagaikan dawai tegang gitar. diregang sindr. dingin, nyeri,
Sindrom hati kandung timbunan makanan
empedu, reak lendir, malaria Ge, Xian dgn kosong di tengah
Huan, tenang. Sindr. lembab, sindrom Jingxue dingin Xu
Xu limpa Shan, mengambang besar dan tidak
berakar
Luas Besar, luas ketukan besar Hong, besar bagaikan gelombang,
Dapat ditemukan pada orang datang besar kuat perginya lemah
normal. pd keadaan sakit, sindrom panas berlebih
dibedakan Xu atau Shi Lemah, tenggelam dan lunak
Halus. halus seperti benang. sindrom Qixue Xu
jelas terasa Sindrom Qixue Wei, sangat halus, di antara ada dan
Xu, lembab, kelelahan tidak ada

Kelan- Licin, denyut lancar, Dong, nadi pendek, licin cepat dan
caran mengetuk satu demi satu bertenaga.
dengan jelas, seperti gundu sindrom nyeri, terkejut
digelindingkan di nampan.
Sindrom reak lendir, panas
Shi, timbunan makanan. Dai, nadi berhenti dengan teratur,
Kesat, tidak lancar, kesat, setelah berhenti lama baru berdenyut
seperti pisau mengeruk lagi
bambu. Sindrom hambatan Qi
bekuan darah Jingxue tidak
mencukup
Selain nadi normal dan nadi patologik tersebut di atas, perlu diketahui adanya
nadi khusus yang dimiliki setiap organ Zang, yaitu : Nadi paru lebih
mengambang dibanding nadi organ Zang lainnya, nadi jantung lebih besar
dibanding dengan nadi organ zang lainnya, nadi limpa lebih tenang dibanding
dengan nadi organ Zang lainnya, nadi hati lebih tegang dawai dibanding nadi
organ Zang lainnya, dan nadi ginjal lebih tenggelam dibanding organ lainnya.
Sesuai dengan itu, nadi Cun kanan lebih mengambang, nadi Guan kanan lebih
tenang, nadi Chi kanan dan kiri lebih tenggelam, nadi Guan kiri lebih tegang
dawai dan nadi Cun lebih besar dibanding daerah nadi yang lainnya. Gambar
nadi ini menunjukkan nadi dalam batas normal. tetapi apabila : nadi khusus itu
mendominasi daerah nadi yang lain, hal itu menunjukkan adanya kelainan terkait
nadi khusus tersebut. Pemeriksaan nadi khusus dilakukan setelah diperoleh nadi
umum. Arti setiap nadi yang diperoleh adalah sesuai dengan yang disebutkan
dalam daftar nadi patologik di atas.

2.3.2. Perabaan permukaan tubuh

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tangan dan jari. Pemeriksaan perabaan


meliputi pemeriksaan berikut :

2.3.2.1. Parabaan iktus kordis (Xuli), pada daerah sela iga ke-4 dimana teraba
denyut jantung. Pemeriksaan ini untuk menilai Zongqi dalam rongga
dada.

2.3.2.2. Perabaan daerah iga, setinggi iga ke-5 ke bawah, di atas lengkung iga.

Normal pada perabaan daerah iga kanan dan kiri tidak ditemukan kelainan. Pada
daerah iga kanan dapat ditemukan pembesaran hati, yang keras atau lunak,
yang umumnya menunjuk pada sindrom hambatan Qi bekuan darah; bilamana
permukaan berbenjol-benjol, harus curiga pada kanker hati; bilamana disertai
rasa penuh dan nyeri tekan, umumnya menunjuk pada sindrom bendungan Qi
hati atau kelainan kandung empedu.
Gambar 7.2 : Pembagian daerah Dada-abdomen

2.3.2.3. Pemeriksaan abdomen

Lihat gambar 7.2. Permukaan abdomen dibagi dalam Xinxia, daerah dibawah
jantung mencakup daerah prosesus ifoideus dan titik Juque CV 15; Weiwan,
daerah lambung mencakup lambung, shangwan CV13, Zhongwan CV12 dan
Xiawan CV10; Dafu, daerah abdomen besar mencakup daerah seklitar umbilicus,
diantara dua garis lateral abdomen kedua; Xiaofu, daerah abdomen kecil
mencakup daerah abdomen bagian bawah tengah, diantara dua garis lateral
abdomen kedua ; Shaofu, darah lateral abdomen yang mencakup daerah
abdomen di kedua sisi lateral Xiaofu, lateral dari garis abdomen kedua.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui panas-dingin, kelenturan,


kembung, benjolan-tumor atau nyeri tekan. Dinding abdomen yang dingin,
senang penghangatan diraba usap tergolong sindrom dingin Xu, diding abdomen
papas, menyenangi dingin tergolong sindrom panas Shi. Nyeri perut yang
menyukai tekanan tergolong sindrom Xu, yang menolak tekanan sindrom Shi.
Perut membesar gembung, yang penuh pada perabaan dan redup atau tumpul
pada perkusi, sebagai gembung Shi, yang kosong pada perabaan dan suara
kosong pada perkusi sebagai gembung Xu.

Gembung dengan suara tambur pada perkusi adalah Guzhang, yang


dibedakan dalam gembung air (asites) dan gembung gas. Jiju (timbunan) berupa
benjolan atau gumpalan, yang disertai rasa nyeri; dibedakan dalam Ji dengan
nyeri yang tetap, berbentuk dan tidak dapat digerakan, tergolong dalam kelainan
tahap Xue; Ju dengan nyeri yang tidak tetap, pada perabaan tidak berbentuk
dan lokasi yang tidak tentu, tergolong dalam kelainan tahap Qi.

Gerak Qi umbilicus, adalah rasa denyut sekitar umbilicus, yang erat


berhubungan dengan Chongmai, Renmai dan ginjal. Telapak tangan dilekatkan
menekan pada umbilicus, denyut yang halus bertenaga menunjukkan Qi ginjal
cukup; denyut yang cepat menunjukkan panas dalam Chongmai. Daerah umbi-
licus tidak hangat, denyut tenggelam dan kecil menunjukkan lemahnya api
Mingmen; pada penekanan dirasakan adanya pergerakan ke atas sampai
Zhongwan, menunjukkan sindrom Yinxu Qi bergerak mendesak ke atas. Pada
penekan dirasakan denyut menyebar buyar menunjukkan Yuanqi sangat lemah.

Pada penyakit limpa lambung ditemukan denyut umbilicus dan terasa keras pada
penekanan serta nyeri samar-samar, menunjukkan sindrom Xu limpalambung.
2.3.2.4. Perabaan Titik Nyeri Tekan dan Titik Pemicu

Umumnya merujuk pada anamnesis terkait dengan keluhan nyeri.

Pada perabaan yang menjadi perhatian adalah rasa nyeri dan benjolan
atau pengerasan jaringan otot sesuai dengan keluhan.

2.3.2.5. Perabaan Titik Akupunktur

Biasanya dilakukan pada : Titik Mu depan, titik Shu belakang, titik Xi, titik He
bawah, titik Yuan dan titik nyeri atau titik peka rasa yang dikeluhkan oleh pasien.

Pilihan titik yang diperiksa disesuaikan dengan diagnosa hipotesa yang


dibuat dari anamnesis. Misalnya diagnosis hipotesa adalah kelainan ginjal, maka
titik-titik penting tersebut di atas yang terkait dengan ginjal yang diperiksa.

Perlu diingat, penekanan yang cukup kuat dapat menimbulkan nyeri pada
semua titik akupunktur. Nyeri tekan yang bernilai diagnostik adalah nyeri yang
timbul pada penekanan ringan (tenaga tekanan yang tidak menimbulkan nyeri
pada sembarang titik akupunkutur).
6. TERAPI AKUPUNKTUR

1. Pedoman Pengobatan
2. Rencana Pengobatan
2.1. Cara Pengobatan
2.2. Pemilihan titik akupunktur
2.3. Cara perangkapan titik dalam penyusunan formula
2.4. Rangsang Akupuntur
2.4.1. Alat rangsang mekanik
2.4.1.1. Jarum halus
a. Tahap persiapan penjaruman
b. Tahap memasukkan jarum
c. Tahap memperoleh rasa jarum (deqi)
d. Tahap manipulasi penguatan dan pelemahan
e. Hal yang perlu menjadi perhatian dan kontra indikasi
penjaruman jarum halus
f. Kejadian luar biasa
2.4.1.2. Jarum prisma
2.4.1.3. Jarum Kulit
2.4.1.4. Jarum dalam kulit
2.4.2. Alat rangsang termik
2.4.2.1. Penghangatan moksa kerucut
2.4.2.2. Penghangatan moksa selinder
2.4.3. Rangsangan paduan mekanik dan termik
2.5. Perawatan, anjuran dan pantang
2.6. Banyaknya rangsangan dan seri terapi
7. PEMBELAJARAN KASUS AKUPUNKTUR

A . LOW BACK PAIN ( LBP )

Pendahuluan

Nyeri pinggang bawah ( LBP ) merupakan suatu keluhan yang dapat mengganggu
aktifitas sehari-hari bagi penderitanya. Penyebab terjadinya LBP bermacam-
macam, sebagian besar terjadi pada segmen tulang pinggang. Kasus LBP
merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai dalam masyarakat.

LBP dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal umur dan jenis kelamin.
Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk pernah mengalami paling tidak satu
episode.Insidens tertinggi terjadi pada umur 40 tahun sampai 50 tahun, bisa juga
terjadi pada remaja atau dewasa muda berkaitan dengan cedera atau karena salah
menggerakkan pinggang, melakukan gerakan mendadak seperti bersin, tekanan
kuat dan kasar.

LBP merupakan suatu gejala, maka yang penting adalah mengetahui faktor
penyebabnya agar dapat diberikan pengobatan yang tepat. Tanda bahaya untuk
gangguan ini bila dijumpai adanya gangguan buang air besar, gangguan buang air
kecil, gangguan seksual, selangkangan terasa baal atau rasa nyeri menjalar ke
bokong.

DEFINISI

Sakit pinggang/nyeri pinggang bawah (Low back pain) adalah rasa nyeri yang
terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama
bagian sebelah belakang dan samping luar
PEMBAGIAN LBP

1. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.

2. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan.

3. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih

dari 12 minggu.

PENYEBAB TERJADINYA LBP

1. Peregangan otot yang mendadak atau kerja otot yang berlebihan


2. Trauma pada ruas-ruas tulang belakang terutama pada daerah lumbo sacral,
misalnya jatuh pada posisi duduk, benturan pada daerah lumbo sacral
3. Adanya infeksi pada ruas tulang belakang, misalnya pada osteomyelitis,
arthritis atau abses
4. Adanya tumor pada tulang belakang

PENATALAKSANAAN LBP

1. Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja seperti


biasanya.
2. Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus
dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi nyeri.
3. Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan
hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada
perbaikan, coba campuran parasetamol dengan opioid. Pertimbangkan
tambahan muscle relaxant tetapi hanya untuk jangka pendek, Mengingat
bahaya ketergantungan.
4. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke aktivitas
sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
5. Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasus-kasus yang membutuhkan obat
penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2
minggu.Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian mengenai terapi
dengan traksi, termis ultrasound, sabuk penyangga, ataupun pijatan

TERAPI / PENGOBATAN AKUPUNKTUR MEDIK

Pengobatan LBP dengan akupunktur memberikan hasil yang baik;


beberapa penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan yang cukup signifikan .
Pengobatan LBP dengan akupunktur dapat dikombinasikan dengan pemberian
obat-obatan penghilang rasa sakit ( analgesic )

Penjaruman lokal pada segmen setinggi L II-IV ( Hua


tuo jiaji ) akan memberikan efek analgetik pada
daerah bersangkutan, perbaikan sirkulasi vaskuler dan
mengurangi pembengkakan / oedem pada daerah L
II-IV, untuk menghilangkan nyeri pada daerah bokong
dapat diberikan GB.30 ( Huan Tiau ).

Untuk rasa nyeri pada penjalaran di tungkai bawah


(kaki) dapat diberikan tambahan penjaruman pada ST.36
( Suzanli ) dan SP.6 ( Sanyinjiao ) . Penanganan LBP
akan lebih baik bila pengobatan dilakukan secara
bersama-sama dengan disiplin ilmu lainnya; dan
tentunya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna
mendapatkan hasil yang jauh lebih baik lagi.
B. SINDROMA GUYON

Tangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan


seseorang, terutama dalam aktifitas hidup sehari-hari. Secara fisik fungsi tangan
adalah untuk menggenggam, mencengkeram, meraba dan menjepit dengan ujung-
ujung jarinya. Secara kejiwaan, tangan juga akan menampilkan siapa diri orang
tersebut. Oleh karena itu tangan terutama ujung-ujung jarinya diberi persyarafan
yang sedemikian kayanya dan kompleks, baik itu saraf motorik maupun sensorik,
serta otot-otot yang kecil sehingga mempunyai kekuatan dan koordinasi yang
sangat baik. M. ulnaris memberikan percabangan yang cukup luas pada otot-otot
”instrinsik” tangan ; dengan demikian tanpa adanya kekuatan dari kelompok otot ini,
maka gerak yang cepat dari jai-jari akan sulit tercapai walaupun otot-otot ”ekstrinsik”
masih dalam keadaan normal.(14)

Post traumatik tangan dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab kelainan
pada M. Ulnaris. Sedangkan tujuan rehabilitasi medis adalah mencegah terjadinya
kecacatan, mengurangi kecacatan bila ada dan meningkatkan fungsi dari bagian
bagian yang tersisa semaksimal mungkin. Ketiga tujuan tersebut dapat dilakukan
sedini mungkin dan perlakuannya secara Tim.

I. ANATOMI
Pada tahun 1961, seorang urologist bernama Felix Guyon (5) pertama kali menulis
tentang suatu terowongan ditangan dengan batas-batas sebagai berikut : (Gambar 1
dan 2)

- tepi medial tulang pisiformis (5,6,9,12,13)

- tepi lateral pengait (hamulus, hook) tulang hamatum (5,6,9,12,13)

- bagian atas ditutup ligamentum carpale volaris (5,6,10,12) dan m. palmaris brevis
(6,9,10,12)

- bagian dasarnya terdiri dari tulang triguitrum 912) ligamentum carpale


transversum (15) dan ligamentum pisohamatum (9).
Lokasi terowongan ini 1½ cm disebelah distal dari pelipatan pergelangan tangan
pada sisi ulnar dan disini akan lewat M. ulnaris beserta a. dan v. ulanaris.

Gambar 1.

Gambar 2.

Sebelum masuk kepergelangan tangan n. ulnaris memberi cabang sensorik yaitu


m. kutaneus dorsalis (Gambar 5)

M. kutaneus dorsalis keluar 6 cm disebelah proksimal lipatan pergelangan tangan


yang merawat kulit bagian dorsal separuh bagian ulnar jari ke-4 dan jari ke-5.
(14,15)

M. Ulnaris setelah masuk kedalam terowongan Guyon memberi 2 percabangan


yaitu (2,3,5,6,7,8,9,13,15) (Gambar 3,4)

1. Cabang / ramus superfisialis dan


2. Cabang / ramus profundus (deep)
ad.1. Cabang superfisialis

Cabang ini merawat secara sensorik pada kulit eminentia hypothenar,


bagian palmar separuh sisi ulnar jari ke-4 dan seluruh jari ke-5. Cabang ini
melakukan anastomose dengan m medianus (8,9).

Selain itu cabang ini merawat secara motorik untuk m. palmaris brevis.(6,8,12)

Ada yang berpendapat bahwa kulit eminentia hypothenar dirawat pula oleh n.
kutaneus palmaris bersifat sensorik yang keluar dari pertengahan lengan bawah
(3,15)

Gambar 3.
ad.2. Cabang profundus

Cabang ini berjalan bersama dengan a. dan v. ulnaris :

- pertama-tama merawat otot-otot hypothenar (2,8,12,13,15,16)

yaitu : m. abduktor digiti minimi

m. opponens digiti minimi

m. fleksor digiti minimi

- Kemudian merawat (setelah melingkari pengait tl. hamatum) m. interosei

dorsalis maupun palmaris (semua) m. lumbrikalis 3 dan 4

- Selajutnya merawat : (6,8,9,12,13,15)

m. adduktor pollicis

m. fleksor pollicics brevis yang ½ bagian medial (deep head) (Gambar 4)

Gambar 4

Gambar 5
III. LOKASI PENEKANAN N. ULNARIS PADA TEROWONGAN GUYON

Menurut Ebeling, Gilliar, Thomas (1960) dalam perjalanan n. ulnaris di daerah tangan
dapat mengalami penekanan pada 3 tempat yaitu : (3) (Gambar 5)

A. pada bagian proksimal terowongan Guyon (motorik dan sensorik)

B. pada terowongan Guyon (motorik dan sensorik)

c. segera estela keluar dari terowongan Guyon (motorik)

IV. FAKTOR ETIOLOGI

Berbagai keadaan yang bisa menjadi penyebab “entrapment” n. ulnaris pada


pergelangan tangan :

1. Trauma yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya :


penggunaan straples, tang, obeng, pemakaian alat-alat pisau tukang sepatu,
tukang ketik,” pneumatic drill ”, ” pneumatic jack hammer ”, dsb.

2. Trauma akibat kecelakaan , misalnya :


- Laserasi akibat jatuh

- Colles fraktur yang sering mengenai n. medianus, tapi tak jarang

juga mengenai n. ulnaris.

- Fraktur dari Smith.

- ”Reverse Colles fracture”

- Fraktur tulang hamatum


3. Trauma yang berhubungan dengan olah raga :
- Olah raga yang menggunakan pukulan dengan bagian tersebut.

- Bersepeda jarak jauh atau terlalu lama (7,8,12)

- Bola tangan

- Pegolf, oleh karena terlalu kuatnya dalam melakukan gerakan sehingga terjadi
fraktur pada tulang triquitrum.

4. Trauma yang berhubungan dengan pemakaian alat bantu (ortesa):


- pemakaian kruk atau tongkat (cane) (8,12)

- pemberian ”splint” : akibat penekanan dengan ujung bagian proksimalnya pada


metacarpophalangeal.

5. Keadaan yang berhubungan dengan jaringan kolagen :


- inflamasi pada insertio tendon m. fleksor capiulnaris pada tulang pisiformis.

- penyakit Gout pada tulang pisiformis (13)

- Rheumatoid artritis yang menyebabkan subluksasi tulang-tulang

carpal terhadap tulang radius dan tulang ulna, sehingga meregangkan cabang
motorik terhadap fascia dalam m. opponen digiti minimi 913) walaupun Kimura
mengatakan jarang (18)

- oedema pada terowongan Guyon sendiri yang menekan saraf.

6. Penekanan akibat tumor antara lain :


- lipoma

- ganglion carpale yang menekan saraf terutama pada cabang profunda (Seddon
52) (8).

7. Malformasi dari A/V/N ulnaris


8. Jaringan parut yang menyebabkan kontraktur dari sendi pergelangan tangan.
9. Ligamentum pisohamatum yang terlalu tebal dan memberi penekanan pada
bagian motorik n. ulnaris (Nicolle abd wollhousse 1965)

V. KELUHAN PENDERITA : (2,12,13,16)

Penderita mengeluh rasa nyeri pada bagian ulnar dan palamar separuh jari 4 dan
seluruh jari 5, atau rasa tebal pada bagian tersebut.

Keluhan gringgingan (12) yang kemudian diikuti rasa hypoesthesia dan akhirnya
anesthesia (9). Rasa panas pada separuh jari 4 dan semua jari 5.(3,9) Rasa tak enak
pada jari-jari tersebut diatas.(9)

Melakukan jepitan dengan ujung-ujung jari 1 dan 5 lemah. Melakukan jepitan antara
sisi jari dan 2 melemah.

VI. GEJALA

- Luas gerak sendi aktif yang agak terbatas oleh karena kekuatan otot yang menurun.

- Terdapat rasa ketat ( ” tightness ”) pada sendi-sendi jari 4 dan 5.

- Kelemahan dan atropi pada otot-otot yang dirawat n. ulnaris (sesuai dengan lokasi
kompresi)

- Pada stadium permulaan dengan lesi yang minimal yang tampak dulu adalah atropi m.
dorsalinterosei 1 dan hilangnya sensasi pada bagian distal jari 5.

- Terdapat ” claw hand ” yang tak komplet – ” Benediction hand = Preacher hand =
Papal bleshing ” (3,10,11,13,15). Gejala klasik ini bisa terjadi pada penekanan n.
ulnaris baik pada terowongan Guyon, pergelangan tangan, waktu lewat pada m.
fleksor carpiulnaris atau pada siku.
Tandanya adalah :

- Hiperekstensi dari sendi metacarpophalangeal 4 dan 5 oleh karena aktifitas yang


berlebihan dari m. ekstensor digitorum komunis 4 dan 5 dan m. ekstensor digiti
minimi. Hal ini terjadi oleh karena kelemahan m. lumbrikalis 3 dab 4. (2)

- Sendi interpalang distal dan proksimal dari jari 4 dan 5 mengalami fleksi ringan
akibat aktifitas yang berlebihan dari m. fleksor digitorum superfisialis dab m. fleksor
digitorum profundus, ini oleh karena kelemahan dari m. interosei. M. interosei
merupakan pergerakan utama dari sendi metacarpophalangeal.(11)

Pola semacam ini secara kinesiologis disebut sebagai “ intrinsic minus hand “. Pada jari
ke 2 dan 3 tampak sedikit “ pseudo clawing “ yaitu semifleksi ringan dari sendi
interpalangeal proksimal dan distal (11), dalam hal ini diperlukan alat khusus untuk
pencegahannya, disamping latihan.

Berdasarkan pemeriksaan fisik sebenarnya diagnosa sudah dapat ditegakkan dimana


letak lesinya. Akan tetapi untuk mengetahui tepatnya lokasi yang terkena maka
dengan pemeriksaan elektromyografi akan sangat membantu.(3,5,6,8,13,16) ; kalau
perlu ditambah dengan foto rontgen.
VII.
MEKANISME KERJA AKUPUNKTUR MEDIK9

Seperti tersebut diatas mekanisme kerja akupunktur bisa pada tingkat lokal,
segmental, dan sentral.

Pada reaksi tingkat lokal maka akan terjadi respons jaringan seperti kemerahan
disekitar penusukan jarum ( respon nyata ) sehingga merangsang reaksi imun yang
akan memicu sel mast memproduksi histamin, bradikinin, serotonin, asetilkolin dan
potasium, mengaktivasi serabut aferent nosiseptif dan menghasilkan nyeri. Substansia
prostaglandin (SP) beserta peptida lain. Hal ini mengakibatkan ekstravasasi dan
berperan dalam mempengaruhi ujung serabut aferent perifer guna transduksi informasi
nosiseptif. 21,33,34 reaksi lokal ini merupakan rekasi inflamasi kecil yang dapat
mengakibatkan sintesis opioid endogen sebagai anti-nosiseptif yang dipertahankan
sampai 3-4 hari setelah penusukan akupunktur. Setelah pencabutan jarum, distribusi
potensial listrik disekitar tepi jelas saraf menimbulkan medan potensial listrik yang
bertindak sebagai stimulator terhadap stimulasi ini terhadap ujung saraf bebas di kulit
selama 72 jam setelah penusukan. Sifat stimulasi ini bervariasi menurut ukuran jarum,
keadaan tusukan, kualitas jaringan dan kesiagaan sistem saraf pasien.

Pada tingkat segmental yang melibatkan segmen-segmen myelotom, neurotom,


somatom, dan viserotom. Penusukan pada titik akupunktur menyebabkan pelepasan
peptida-peptida di dalam sumsum tulang belakang yang memodulasi trasmisi informasi
nosiseptif menuju susunan saraf pusat yang mempunyai efek inhibitoris pada
interneuron di lamina rexed V medulla spinalis. Inhibisi ini dimediasi oleh opiate-releving
system. Reaksi regional ini bisa berdampak lebih luas mencapai 2-3 dermatom
termasuk viserokutaneus, muskulo-kutaneus dan muskulo-loviseralis, dan reflek
vegetatif, regangan dan polisinaptik segmental. Stimulasi daerah somatik atau viseral,
baik berupa stimulasi mekanik, kimiawi atau elektrik mengakibatkan perubahan aktifitas
sel-sel di kornu dorsalis medula spinalis. Perubahan terutama berupa penurunan
persepsi nyeri.
Pada tingkat sentral dari penusukan jarum di daerah akan diteruskan ke
ventroposterior nukleus talamikus yang selanjutnya diproyeksikan ke korteks. Di
midbrain ditemukan cabang–cabang kolateral menuju pariaquaductal grey matter
(PAG). Dari sini akan diproyeksikan ke nukleus rafe magnus (NRM) dan ke nukleus
retikularis para-gigantiselularis (NRPG) di medula oblogata. Stimulus ini kemudian
melalui serotonergik dan noradrenergik akan menginhibisi aktivitas di substansia
gelatinose (skema di atas).

Jaras hipotalamus-hipofisis yang menjadi aktif akibat penusukan jarum mengakibatkan


di sekresi hanya beta-endorfin kepembuluh darah dan cairan otak (CSF) menyebabkan
efek analgesia dan homeostatis pada beberapa sistem, termasuk sistem imun,
kardiovaskuler, respiratorik, serta proses penyembuhan. Hilangnya atau berkurangnya
rasa nyeri, sedasi dan euforia pada terapi akupunktur merupakan efek jangka panjang
dari neuropeptida, endorfin dan enkefalin. 20,21,33,34,43
VIII. TERAPI

Pemberian terapi yang intensif setiap hari memerlukan suatu tim antara lain dari
spesialis saraf, orthopedic dan rehabilitasi medik. Akan lebih diutamakan pula dokter
yang mempunyai pengetahuan khusus untuk menangani penderita dalam setiap
masalah yang berhubungan dengan Fungsi tangan, ini salah satunya adalah dokter
acupuncture medic. Dilihat dari terapi acupuncture, kerja yang berlebihan, aktivitas
yang berlebihan, diet yang tidak tidak seimbang, stress, emosi yang berkepanjangan
dapat menyebabkan Xu Ginjal. Tambah usia juga dapat menurunkan Jing dari ginjal
oleh karena ginjal dan hati berbagai sumber dari jing, maka xu ginjal dapat
menyebabkan xu hati.

Malnutrisi dari tendon oleh karena xu hati ini dapat menggerakkan angin dalam dari
hati

Patogenesa dari penyakit ini bisa ditinjau baik dari penyebabnya (xu ginjal dan hati)
maupun dari manifestasinya seperti angin, reak, stagnasi Qi dan Xue. Pola dari penyakit
ini ditampilkan dengan perjalanan yang progresif dari keadaan ringan sampai berat dan
apabila tidak segera ditangani akan semakin berat dan berkembang menjadi xu ginja!
dan hati sehingga terjadi perpaduan dari Yin dan Yang.

Manifestasi ini secara umum adanya kekakuan dari tangan, gringgingen dan rasa kebal
dan sampai atropi dari otot-otot sekitar tangan daerah jari IV dan V, kalau tidak diterapi
akan tambah disekitarnya yaitu jari I, II dan III, maka prinsip pengobatan secara umum
adalah memelihara yin dan mengusir angin dengan memelihara yin hati dan ginjal
adalah pengobatan untuk penyebabnya, sedangkan mengusir angin bertujuan untuk
mengobati manifestasinya. Hal ini tentunya tidak mudah karena sifatnya kronis dan sulit
sembuh apalagi, kalau terapinya tidak adekuat maka kami mencoba dengan
pengobatan titik local dan titik jauh sekitar tangan. Electro stimulasi diberikan pada titik
tertentu di daerah local dan titik jauh dengan kekuatan diatur sesuai batas toleransi
masing-masing pasien
Tentunya tidak tertinggalnya terapi terpadu dengan pendekatan rehabilitasi, latihan
massege, modalitas dan pendekatan operatif. Seandainya tidak berhasil dan terapi
acupuncture medik perlu dilakukan sebagai salah satu terapi penunjang.

C. OSTEO ARTHRITIS ( OA )

Pendahuluan

Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi mengenai sendi yang dapat
digerakkan, terutama sendi penahan berat badan. Kelainan ini bersifat progresif lambat
dan tidak diketahui penyebabnya

Dari beberapa kelainan sendi, osteoartritis merupakan kelainan sendi yang paling
banyak dijumpai. Dengan meningkatnya usia seseorang maka prevalensi kelainan ini
meningkat pula. Osteoatritis lutut menyebabkan nyeri pada sendi lutut dan daerah
sekitarnya. Nyeri ini akan bertambah jika melakukan kegiatan yang membebani lutut
seperti berjalan, naik turun tangga, berdiri lama. Gangguan tersebut mulai dari yang
paling ringan sampai yang paling berat sehingga penderita tidak bisa berjalan

Klasifikasi

Menurut penyebabnya dibagi atas :

1) Osteoartritis Primer jika penyebabnya tidak diketahui

2) Osteoartritis Sekunder, dapat disebabkan karena kelainan kongenital, penyakit


metabolik, trauma, inflamasi, penyakit endokrin dan degeneratif

Menurut distribusinya dibagi atas :

1) Osteoartritis Perifer, dapat terjadi bilateral (85%) atau monoartikuler (10%).


Biasanya mengenai sendi lutut (75%), tangan dan jari-jari (60%), kaki (40%), panggul
(25%), bahu (15%)

2) Osteoartritis Spinal : Biasanya mengenai daerah lumbal (30 % ) dan cervical / leher (
20% )
Faktor Predisposisi

1) Umur

Osteoartritis makin meningkat dengan bertambahnya umur

2) Jenis kelamin

Wanita dua kali lebih banyak menderita osteoartritis lutut dibanding laki-laki terutama
untuk usia diatas 50 tahun

3) Kegemukan

Sebagian besar pasien osteoartritis mempunyai berat rata-rata di atas normal

4) Trauma

Pekerja yang banyak membebani sendi lutut akan mempunyai risiko terserang
osteoartritis lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang tidak banyak membebani
lutut

5) Genetik

6) Penyakit endokrin

Hipotiroidisme dan diabetes melitus dapat menyebabkan timbulnya osteoartritis

7) Deposit pada rawan sendi

Seperti pada hemokromtatosis, penyakit Wilson dan akronosis

Patogenesis

Sampai saat ini masih belum jelas, karena banyak faktor-faktor penyebab atau faktor-
faktor predisposisi yang mempengaruhi
Gambaran klinik dan radiologik

Gejala klinik yang paling menonjol adalah nyeri yang hebat pada saat bangun
tidur dan sore hari juga bila banyak berjalan, naik dan turun tangga atau bergerak tiba-
tiba. Gejala lain adalah kaku sendi yang biasanya timbul pagi hari atau setelah istirahat,
lamanya tidak lebih dari 30 menit.Selain itu juga ditemukan krepitus, pembengkakan
sendi, nyeri tekan, rasa panas lokal, terbatasnya pergerakan dan pada keadaan lanjut
dapat terjadi deformitas sendi.

Gambaran radiologik osteoartritis dapat berupa :

· Pembentukan osteofit pada tepi sendi, Penyempitan celah sendi akibat penipisan
rawan sendi, Kista dengan dinding sklerotik pada daerah subkondral ,Perubahan
bentuk ujung tulang

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan osteoartritis lutut adalah untuk menghilangkan nyeri


dan radang untuk menstabilkan sendi lutut dan meringankan beban sendi lutut.
Penatalaksanaan sebaiknya dilakukan pada stadium dini, terutama sebelum terjadi
deformitas sendi

Penatalaksanaan osteoartritis lutut meliputi diet, pemberian analgetik dan anti


inflamasi non steroid, kortikosteroid, terapi fisik dan pembedahan. Terapi fisik bertujuan
untuk memperbaiki gangguan fungsional penderita, mengurangi ketergantungannya
pada orang lain dan mengurangi nyeri. Obat-obatan umumnya hanya bersifat
simptomatis untuk mengurangi nyeri dan inflamasi, jika pemberian obat dihentikan
keluhan akan timbul kembali

Pengobatan dengan akupunktur

Titik-titik di sekitar lutut sering dipakai dalam penanganan Osteoartritis lutut


yakni Heding ( EX.LE.2 ), Suzanli ( ST.36 ), dan Yanglingquan ( GB.34 ) ; pemberian
akupunktur diharapkan akan memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki metrik tulang,
mengurangi penyempitan ruang sendi dan menghilangkan rasa nyeri,

.Angka keberhasilan akupunktur sekitar 80%, terutama untuk kasus Osteoartritis lutut
yang masih baru dan penyempitan ruang sendi yang masih minimal

TIPS MENGURANGI RASA NYERI PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT

1. Jangan memilih olahraga berjalan atau jogging, lebih baik berenang atau
bersepeda
2. Hindari naik turun tangga ( bila mungkin ),
3. Duduk lebih baik dari pada berdiri
4. Konsumsi buah dan sayur segar,
5. Obat-0batan terutama untuk memperbaiki metriks tulang

D. Hipertensi
Hipertensi merupakan kelainan yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di
dunia, menurut WHO berkisar antara 8 — 18%. Di Amerika diperkirakan 20%
penduduk dewasa menderita hipertensil. Sedangkan di Indonsia menurut Boedhi
Darmojo prevalensi hipertensi bervariasi antara 1.8 —28,6%. Seringkali
hipertensi tanpa disertai gejala dan baru disadari setelah timbul komplikasi pada
berbagai organ tubuh. Selain itu perubahan pola diet tinggi karbohidrat, tinggi
lemak, tinggi protein atau banyak garam cenderung pula menimbulkan efek
terhadap tekanan darah .

Batasan Hipertensi

Seseorang dikategorikan hipertensi bila tekanan sistolik diatas 120 mgHg dan
tekanan diastolik diatas 80 mgHg, dengan berbagai derajat hipertensinya
tergantung tingginya sistolik dan diastoliknya tanpa memandang faktor usianya
Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko penyebab hipertensi adalah kebiasaan merokok berapapun jumlahnya ,


obesitas, kadar kolesterol total dan LDL yang tinggi, DM, usia lanjut, menopouse,
gaya hidup yang buruk dan kontrasepsi hormonal

Pengobatan Hipertensi

Pengobatan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi pengobatan


farmakologis dan pengobatan non farmakologis. Telah menjadi anggapan umum
bahwa pengobatan secara farmakologis mengharuskan penderita meminum obat
secara teratur untuk jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup. Selain
memerlukan biaya yang tidak sedikit, perlu diperhitungkan pula efek samping
pemakaian obat dalam jangka panjang

Akupunktur merupakan salah satu cara pengobatan non farmakologis yang dapat
digunakan untuk pengobatan hipertensi. Laporan The New York State Commission
on Acupuncture (1974) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyakit yang
seringkali dapat diobati dengan akupunktur. Berbagai penelitian telah pula dilakukan
untuk meneliti efek akupunktur terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi

EFEK AKUPUNKTUR TERHADAP TEKANAN DARAH

Dalam . penelitiannya, Omura menemukan bahwa penusukan titik ST 36


menimbulkan efek hipotensif. Penusukan dilakukan sampai timbul sensasi
penjaruman (te ci) dan manipulasi dilakukan selama 0 — 4 menit. Tekanan darah
turun dari 200/110 menjadi 150/95 dan efek ini dapat bertahan selama enam hari.
Menurut O’Connor dan Bensky, akupunktur mempunyai efek regulasi terhadap
tekanan darah sehingga dapat berefek pada keadaan hipertensi ataupun pada
keadaan hipotensi. Dalam penelitian lain dinyatakan bahwa selain menurunkan
tekanan darah, akupunktur juga mengurangi resistensi perifer total, namun tidak
diikuti oleh perubahan curah jantung, denyut jantung maupun isi sekuncup. Chen
Dao Zhu dkk dalam penelitiannya pada 74 penderita mendapatkan hasil . 78,9%
penderita mengalami penurunan tekanan darah sistolik sesudah 30 menit
penusukan dan 77,3% penderita mengalami penurunan tekanan darah diastolik.
Rata-rata penurunan tekanan darah sistolik adalah 34,3 mmHg dan rata-rata
penurunan tekanan darah diastolik adalah 23,6 mmHg. Sedangkan M. Agus Hugeng
di unit akupunktur RSCM Jakarta meneliti efek penusukan titik Quchi ( Li 11 ) dan
Fenglong ( ST 40 ), dibandingkan dengan penusukan pada titik plasebo pada 40
penderita hipertensi. Ditemukan penurunan bermakna pada tekanan darah sistolik
sebesar 14,1mmHg pada 90% penderita, dan penurunan bermakna pada tekanan
darah diastolik sebesar 8,1 mmHg pada 85% penderita;
sedangkan penusukan pada titik plasebo tidak didapatkan penurunan bermakna.
Sun Xue Quan menyatakan bahwa meskipun pengobatanakupunktur pada hipertensi
memberikan hasil yang relatif memuaskan, namun efek lebih lanjut pada beberapa
kasus tidak terlalu ideal. Dinyatakannya pula bahwa kombinasi akupunktur dengan
obat-obatan akan memberikan hasil yang lebih baik pada kasus-kasus yang tidak
berhasil diobati dengan akupunktur atau obat-obatan saja.
PENUTUP
Hipertensi sampai saat ini masih merupakan penyakit dengan prevalensi yang cukup
tinggi dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Telah dtemukan berbagai jenis
obat anti hipertensi namun pemberian obat-obatan dalam jangka panjang bahkan
seumur hidup merupakan problema sehubungan dengan kemungkinan timbulnya
efek samping dan faktor biaya. Oleh karena itu pengobatan hipertensi secara non
farmakologis perlu mendapat perhatan termasuk akupunktur
Meskipun mekanisme kerja akupunktur dalam berbagai penelitian membuktikan
adanya efek akupunktur terhadap tekanan darah. Pada umumnya pengobatan
akupunktur memberikan hasil yang cukup memuaskan, namun pada beberapa kasus
kuruang berhasil. Dalam hal ini kombinasi pengobatan akupunktur dengan
pengobatan farmakologis dapat memberikan hasil yang baik.
E. DIABETES MELLITUS ( DM )

Pendahuluan

Diabetes Mellitus ( DM ) dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula,
penyakit ini bersifat kronis; ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah
sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ
pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Hormon
insulin berfungsi mengontrol jumlah / kadar gula dalam darah melalui pemrosesan KH,
lemak, dan protein menjadi energi.

WHO memprediksikan jumlah penderita DM di Indonesia akan mengalami kenaikan


dimana pada tahun 2004 sebesar 8,4 juta penderita akan menjadi 21,3 juta pada tahun
2030

Definisi Diabetes Mellitus

DM merupakan Kelainan kronis akibat pankreas gagal dalam memproduksi insulin


secara cukup (IDDM atau DM tipe 1) atau tubuh tidak mampu secara efektif
menggunakan insulin yang diproduksi (NIDDM atau DM tipe 2)

Diagnosa

Umumnya disepakati kadar gula darah sewaktu 200 mg/dl dan kadar gula darah puasa
126 mg/dl sebagai acuan diagnosis DM.

Macam / Tipe DM

a. DM Tipe 1

• dikenal dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)., terjadi karena


hilangnya sel beta penghasil insulin pd pulau-pulau Langerhans
pankreas.sehingga tubuh kekurangan hormone insulin, dengan demikian orang
akan bergantung pada insulin dari luar tubuh ( therapy pemberian insulin secara
terus menerus / berkesinambungan ); keadaan ini banyak ditemukan pada balita,
anak-anak dan remaja.
b. DM Tipe 2

• dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM), dimana


hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, hal ini
karena kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau
berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang
ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Gejala DM

• suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya
peningkatan kadar gula dalam darah, Tiga ( 3 ) gejala klasik yang selalu
menyertai penyakit DM adalah : poliuria ( sering buang air kecil ), polidipsi
(selalu merasa haus) dan polifagia (selalu terasa lapar), disamping itu terdapat
gejala lainnya berupa : frekwensi urine meningkat , kehilangan berat badab (BB)
yang tidak jelas sebabnya, kesemutan / mati rasa pd ujung syaraf ditelapak
tangan & kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun
penglihatan secara tiba-tiba, apabila luka/tergores (korengan) lambat
penyembuhannya dan mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Komplikasi DM

Komplikasi akibat penyakit DM berupa : penyakit kardiovaskuler ( dapat menyebabkan


stroke dan gangguan jantung ), kegagalan kronis ginjal yang berakibat harus dilakukan
dialysis / cuci darah, kerusakan retina yang menyebabkan kebutaan, kerusakan syaraf
yang berakibat impotensi dan ganggren dengan resiko amputasi
Penanganan DM

Penanganan DM yakni dengan melakukan pengontrolan kadar gula darah, melalui :


aktivitas fisik, diet, penurunan BB, tablet diabetic dan suntIkan insulin. Aktivitas fisik
(olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan pengurangan berat
badan dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin,

Terapi DM dengan Akupunktur Medik

Reaksi pada proses penusukan jaringan secara fisiologis, tubuh akan bereaksi
melalui reseptor di daerah yg mengalami penusukan tsb dg mengeluarkan neuro
transmiter dan zat kimia lainnya, untuk memproteksi jaringan yg rusak. Organ
pankreas terletak setinggi VTh 10-11 dimana pada penjaruman local akan
memutuskan krisis energi sehingga menjadi relaksasi, memperbaiki sirkulasi
darah dan memperbaiki luka jaringan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan akupunktur dalam penanganan DM memberikan hasil yang
bermakna, Latief ( 1987 ) terapi akupunktur dapat menurunkan kadar gula
darah, Chen DC, dkk (1994 ) terapi akupunktur sebanding dengan terapi OAD (
Obat Anti Diabetika ), dan Hendromartona ( 2000 ) melaporkan bahwa
akupunktur dapat menurunkan penggunaan OAD, dan pengalaman penulis
dengan menggunakan titik Suzanli ( ST.36 ) dan Sanyinjiao ( SP.6 ) akan
memberikan hasil yang baik pula dengan demikian bagi penderita DM saat ini
dapat memilih pengobatannya, baik melalui pengobatan dengan OAD ataupun
dengan Akupunktur; bahkan menggabungkan ke dua nya. Pada pengobatan DM
dengan akupunktur dapat sekaligus diberikan pengobatan atau pencegahan
terhadap kemungkinan komplikasi yang timbul akibat penyakit DM
F. BELL’S PALSY

DEFINISI

Bell's Palsy adalah suatu kelainan pada saraf wajah yang


menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot
di satu sisi wajah, terjadi disfungsi syaraf VII (syaraf fascialis);
dengan gejala sisi mulut tertarik kearah yang sehat, pada sisi
yang sakit dahi tidak dapat dikerutkan, lipatan nasolabialis
( hidung-mulut ) yang tidak sakit mendatar, kelopak mata yang sakit tidak dapat
menutup, air mata keluar secara berlebihan pada sisi yang sakit, pengecap dua
pertiga sisi yang lumpuh kurang tajam. Beberapa ahli menyatakan penyebab
Bell's Palsy berupa virus herpes yang membuat syaraf menjadi bengkak akibat
infeksi. Metode pengobatan berupa obat2an jenis steroid dapat mengurangi
pembengkakan.

Kata Bell's Palsy diambil dari nama seorang dokter dari abad 19, Sir Charles Bell,
orang pertama yang menjelaskan kondisi ini dan menghubungkan dengan
kelainan pada saraf wajah.

PENYEBAB
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi diduga terjadi pembengkakan
pada saraf wajah sebagai reaksi terhadap infeksi virus, penekanan atau
berkurangnya aliran darah.

PATOFISIOLOGI
Bell’s Palsy termasuk ¾ dari kasus kelumpuhan wajah akut, dengan angka
kejadian tertinggi pada usia 15 – 45 tahun, Pria dan wanita mempunyai
perbandingan yang sama dalam kemungkinan terkena Bell’s Palsy.
GEJALA

Bell's palsy terjadi secara mendadak atau tiba-tiba, sebelum terjadinya


kelemahan pada otot wajah, penderita biasanya merasakan nyeri di belakang
telinga. Kelemahan otot selalu pada satu sisi wajah
Sisi wajah yang mengalami kelumpuhan menjadi datar dan tanpa ekspresi, tetapi
penderita merasa seolah-olah wajahnya terpuntir. Sebagian besar penderita
mengalami mati rasa atau merasakan ada beban di wajahnya, meskipun
sebetulnya sensasi di wajah adalah normal.
Jika bagian atas wajah juga terkena, maka penderita akan mengalami kesulitan
dalam menutup matanya di sisi yang terkena. Kadang penyakit ini
mempengaruhi pada pembentukan air liur ( ludah ), air mata atau rasa di lidah.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Bell's palsy selalu mengenai satu


sisi wajah; kelemahannya terjadi tiba - tiba dan dapat mengenai baik bagian atas
atau bagian bawah wajah.
Penyakit lainnya yang juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada saraf wajah
adalah:
- Tumor otak yang menekan saraf
- Stroke
- Kerusakan saraf wajah karena infeksi virus
- Infeksi telinga tengah atau sinus mastoideus
- Patah tulang di dasar tengkorak
Untuk membedakan Bell's palsy dengan penyakit tersebut, bisa dilihat dari
riwayat penyakit. Tidak ada pemeriksaan khusus untuk Bell's palsy.
PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk Bell's palsy..
Pemberian kortikoteroid segera setelah timbulnya gejala dan dilanjutkan sampai
1-2 minggu, disamping itu pemberian obat antivirus sering diberikan bersama
dengan kortikosteroid.dan dapat ditambahkan obat-obatan neurotropik. Jika
kelumpuhan otot wajah menyebabkan mata tidak dapat tertutup rapat, maka
mata harus dilindungi dari kekeringan; Tetes mata dapat digunakan setiap
beberapa jam. Pada kelumpuhan yang berat, pemijatan pada otot yang lemah
dan perangasangan sarafnya bisa membantu mencegah terjadinya kekakuan
otot wajah. Jika kelumpuhan menetap sampai 6-12 bulan atau lebih, bisa
dilakukan pembedahan . Tapi seringkali tanpa pengobatan apapun akan sembuh
sendiri. Dan kadang-kadang juga tidak dapat disembuhkan

PROGNOSIS

Jika kelumpuhan yang terjadi bersifat parsial (sebagian), maka penyembuhan


total dapat diharapkan dalam waktu1-2 bulan, sedangkan pada kelumpuhan total
penyembuhannya bervariasi, tetapi sebagian besar mengalami penyembuhan
sempurna.walaupun waktunya jauh lebih lama

PENGOBATAN BELL’S PALSY DENGAN AKUPUNKTUR MEDIK

Perangsangan titik akupunktur bertujuan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin


berbagai mekanisme yang dimiliki oleh tubuh manusia seperti mekanisme hambatan
impuls rangsang nosiseptif oleh rangsang mekanik, reaksi anti inflamasi ( radang ),
mekanisme homeostatis sistem syaraf outonom, mekanisme sistem imun ( daya tahan
tubuh ) dan sistem hormonal. Karena tubuh manusia memiliki homeostatis dan kemam
puan mempertahankan keseimbangan fungsinya, maka hanya organ atau sistem yang
terganggu homeostatisnya yang paling mudah dipengaruhi oleh akupunktur

Telah terbukti bahwa perangsangan titik akupunktur akan memberikan efek


penghilangan rasa sakit melalui mekanisme pengeluaran endorfin, yang mempunyai
sifat opiat, yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran, Disamping
itu akupunktur akan memberikan efek berupa perbaikan dan peningkatan mikro
sirkulasi dan memberikan efek anti inflamasi ( radang ), dengan dasar itulah maka
sangat dimungkinkan pengobatan Bell’s Palsy dengan pemberian akupunktur medik.

Deng Xin melakukan penelitian terhadap 48 pasien penderita bell’s Palsy yang diberi
pengobatan dengan Akupunktur. Hasil yang didapat adalah 39 pasien sembuh, 7 pasien
terdapat perbaikan dan 2 pasien gagal atau dengan kata lain yaitu angka kesembuhan
rata-rata 81,2% dan angka efektifitas rata-rata 95%.
G. FROZEN SOULDER

Pendahuluan

Frozen shoulder atau dimasyarakat jawa dikenal sebagai ’ penyakit gendheng ’


adalah suatu keadaan dimana dijumpai adanya kekakuan dan rasa nyeri pada sendi
bahu akibat suatu proses degeneratif dan inflamasi Makin memburuknya keadaan ini,
maka pergerakan sendi makin terbatas, biasanya frozen shoulder hanya terkena pada
satu sendi saja tapi kadang-kadang bisa pada kedua sendi bahu, sering terjadi pada
usia diatas 40 tahun, dengan jumlah wanita lebih banyak dibanding pria

Dalam perkembangannya frozen shoulder dibagi menjadi tiga fase: fase nyeri, fase
kekakuan, fase penyembuhan. Total waktu yang diperlukan untuk kesembuhan
sempurna bisa memakan waktu sampai 6 tahun

Terapi untuk keadaan ini pada stadium awal yaitu mengistirahatkan sendi yang sakit,
pemanasan lokal dan analgesik. Pada stadium lanjut dapat dilakukan tindakan
pembedahan.

Efek pemberian akupunktur salah satunya adalah dihasilkannya endorfin; yang


merupakan opiad dari dalam tubuh sendiri dimana endorfin merupakan suatu analgetik
kuat, sehingga pemberian akupunktur pada kasus frozen shoulder akan memberikan
efek penghambat/ menghilangkan rasa sakit yang baik

Definisi

Sendi Bahu pada manusia merupakan sebuah sendi yang sangat luas lingkup
gerakannya, sendi bahu ini memegang peranan penting dalam fungsi lengan atas, bila
terjadi kelainan pada sendi ini akan mempengaruhi fungsi lengan atas sehingga akan
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Salah satu kelainan sendi bahu yang sangat
sering dikeluhkan yaitu Frozen Shoulder atau yang dikenal juga sebagai kapsulitis
adhesiva atau periarteritis sendi bahu. Frozen shoulder merupakan istilah yang
merupakan wadah untuk semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri
dan pembatasan lingkup gerakan.

Penyebab

Sampai sekarang penyebab pasti masih belum diketahui, umumnya terjadi setelah
trauma pada sendi bahu atau sendi bahu lama tidak digunakan, seperti sehabis operasi
atau patah pada lengan, pasien penderita diabetes melitus beresiko untuk menderita
frozen shoulder, dalam hal ini faktor autoimune berperan dalam merusak kapsul dan
jaringan penghubung (Connective tissue) sendi bahu

Pada frozen shoulder kapsul mengalami inflamasi / peradangan dan menjadi kaku,
inflamasi ini mengakibatkan perlengketan permukaan sendi, cairan sinovial juga
berkurang sehingga dapat timbul nyeri dan gangguan pergerakan yang akan
mengganggu aktivitas sehari-hari seperti menyisir rambut, menggosok gigi, mengambil
dompet dari saku belakang, dsb

Faktor resiko

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui secara pasti, beberapa faktor dapat
menyebabkan resiko terjadinya frozen shoulder, seperti : usia lebih dari 40 tahun,
trauma pada bahu, pasca operasi dan penyakit DM

Gejala dan tanda

Yang khas dari Frozen shoulder yaitu berkembang secara lambat dan terdiri dari 3 fase,
masing-masing fase bisa berlangsung berbulan-bulan

 Fase nyeri: pada fase ini nyeri terjadi pada semua gerakan bahu dan gerakan
bahu mulai terbatas
 Fase kaku: nyeri mulai berkurang, tapi kekakuan sendi bahu bertambah,
pergerakan berlebih akan mengakibatkan sakit
 Fase penyembuhan: pada fase ini pergerakan sendi mulai membaik
Diagnosis

Diagnosis frozen shoulder ditegakkan bila pada pemeriksaan fisik didapati


berkurangnya gerak pasif dan aktif sendi bahu, pasien juga menggambarkan nyerinya
kadang ringan kadang berat.

Pemeriksaan foto sinar X atau dapat juga ditambah dengan penyuntikan kontras yang
disebut artrografi sehinga dapat melihat kelainan kapsul sendi bahu, MRI dan
thermografi digunakan untuk membedakan frozen shoulder dari fraktur, dislokasi sendi
dan perubahan degeneratif serta dipakai untuk mengevaluasi kerusakan jaringan

Terapi / pengobatan

Pengobatan ditujukan untuk menghiilangkan rasa nyeri dan memperbaiki gerakan


sendi bahu sehingga aktivitas sehari-hari dapat menjadi lebih baik, pengobatan terdiri
dari :

a. pemberian anti biotika dimungkinkan bila proses radang menyertai atau diduga
sebagai penyebab
b. Analgetik non steroid, untuk menghilangkan nyeri dan inflamasi
c. Kortikosteroid, berupa penyuntikan ke dalam sendi bertujuan untuk mengurangi
rasa nyeri dan memperpendek lama sakit, tetapi pengulangan penyuntikan
tidak direkomendasikan
d. Pembedahan, untuk menghilangkan jaringan parut dan perlengketan di dalam
sendi bahu
e. Manipulasi sendi bahu dalam lindungan anastesia, bila pergerakan bahu sangat
terbatas
Pengobatan Akupunktur

Dari beberapa penelitian pemberian akupunktur medik memberikan efektifitas


mencapai 90% dalam pengobatan frozen shoulder, hal ini dimungkinkan karena
penjaruman akan memperbaiki sirkulasi darah yang akan memperbaiki kerusakan
jaringan, disamping itu penjaruman akan merangsang pengeluaran enkefalin dan
beta endorfin , merupakan suatu zat yang akan menghambat impuls rasa sakit
secara fisiologis. Dengan demikian penderita sudah dapat merasakan pengurangan rasa
sakit sesaat setelah pemberian akupunktur. Titik pilihan untuk kasus ini adalah TIOKOU
( ST.38 )

Pemberian akupunktur yang disertai pemberian medika mentosa akan memperkuat


penekanan rasa sakit sehingga akan memberikan efek terapi yang lebih maksimal
H. SINDROMA TEROWONGAN KARPAL ( CTS )

PENDAHULUAN

Sindroma Terowongan Karpal ( STK ) merupakan neuropati akibat jepitan dari Nervus
(syaraf) Medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan. Penderita
dengan STK biasanya mempunyai keluhan yang karakteristik berupa rasa kebas, baal
dan nyeri pada jari-jari tangan ke 1, 2, 3 dan 4 terutama pada malam dan pagi hari;
keluhan bisa hebat yang mengakibatkan penderita terbangun dari tidurnya, keluhan
akan berkurang jika penderita meninggikan tangannya, mengibas-ibaskan tangannya
atau istirahat bila penderita sedang bekerja. Keluhan bertambah hebat bila penderita
melakukan gerakan-gerakan yang dapat meninggikan tekanan intra krani.

Daerah defisit sensorik tangan Jepitan N. Medianus ( kuning )

STK sering terjadi atau ditemukan pada orang dengan pekerjaan tangan
tertentu, tangan yang dominan digunakan lebih sering dan lebih berat terkena; STK
sering terjadi pada kelompok usia 40 – 60 tahun ( 50 % kasus ) dan wanita tiga kali
lebih sering menderita dari pada pria.
ETIOLOGI

Tersering dari STK adalah penebalan atau fibrosis sinovium, tetapi dapat juga
disebabkan oleh penebalan ligamen karpi transversum. Penyakit-penyakit sistemik
seperti rematoid artritis, miksedema, akromegali, diabetes melitus, penyakit kolagen,
obesitas dan kehamilan dapat mendasari terjadinya STK

DIAGNOSIS

Dapat ditegakkan berdasarkan keluhan yang khas, pemeriksaan klinis dan


neurofisiologis

PENGOBATAN

Pengobatan STK ditujukan pada pengobatan STK nya sendiri atau penyakit yang
mendasarinya; Untuk pengobatan konservatif dapat diberikan pemasangan bidai,
penyuntikan kortikosteroid ke dalam terowongan karpal dan dilakukan fisioterapi, untuk
kasus yang berat perlu dilakukan tindakan operatif

Perbaikan gejala subyektif yaitu dengan berkurangnya rasa kebas, baal ataupun
nyeri, yang dapat dirasakan oleh penderita

PENGOBATAN DENGAN AKUPUNKTUR MEDIK

Gregory S Chen, berdasarkan penelitian pada 36 kasus STK ( 14 diantaranya


telah gagal dengan pengobatan operatif ), setelah dilakukan pengobatan dengan
akupunktur memperoleh hasil yang memuaskan; Shu dkk melaporkan keberhasilan
pada kasus STK akibat

fraktur pergelangan tangan yang mengakibatkan atrofi N. Medianus, akupunktur


dapat dipertimbangkan sebagai pengobatan alternatif atau pilihan sebelum tindakan
operatif dilakukan. Pengalaman penulis pada 2 kasus STK yang diberikan terapi
akupunktur tanpa pemberian obat-obatan maupun fisioterapi memberikan perubahan
sebagai berikut :

 Kunjungan ke 2 : nyeri dan kebas banyak berkurang, terutama rasa nyeri


 Kunjungan ke 3 : nyeri dan kebas sangat berkurang
 Kunjungan ke 4 : nyeri hampir hilang, kebas masih terasa sedikit
 Kunjungan ke 5 : nyeri hilang, kebas hampir hilang
 Kunjungan ke 6 : kebas hilang

Sangat disayangkan setelah terjadi perbaikan gejala subyektif, pasien tidak datang lagi
untuk kunjungan kontrol berikutnya, sehingga kami kehilangan rekam jejak kasus STK
ini; tetapi dari pengalaman ini dapat dikemukakan bahwa untuk penanganan kasus STK
dapat diberikan terapi akupunktur yang memberikan efek yang cukup baik dan akan
lebih baik lagi bila pemberian akupunktur ini dikombinasikan dengan obat analgesia.
I. MORNING SICKNESS

Morning sickness atau pregnancy sickness merupakan perasaan mual yang disertai
atau tanpa disertai muntah selama kehamilan. Sekitar 50%-80% ibu hamil
mempunyai keluhan mual dan muntah. Keluhan dimulai pada bulan pertama dan
mencapai puncak pada minggu ke-5 sampai ke-7 dan selanjutnya menetap hingga
minggu ke-14 sampai ke 16. Sebanyak 1% - 2% dari ibu hamil akan mengalami
keluhan yang bertambah hebat; hal ini disebut sebagai hyperemesis gravidarum (
muntah yang berlebihan akibat kehamilan ), dan ini sudah masuk pada kondisi
berbahaya bagi ibu hamil maupun janinnya

Penyebab pasti morning sickness sampai saat ini belum diketahui secara
pasti , tetapi beberapa faktor ditengarai sebagai penyebab adalah : peningkatan
hormon HCG dan estrogen, rendahnya kadar gula dalam darah pada awal
kehamilan, fluktuasi tekanan darah terutama pada saat tekanan darah menurun,
relaksasi relatif pada otot saluran pencernaan, peningkatan asam lambung dan
stress emosional

Gejala morning sickness meliputi :

– Rasa mual
– Kehilangan selera makan
– Muntah
– Efek psikologis berupa pusing, badan terasa lemas dan rasa pegal pada
pinggang
Yang perlu menjadi perhatian kita adalah efek morning sickness pada janin,
dimana muntah yang berkepanjangan akan mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan
kehilangan berat badan pada ibu, yang akhirnya akan berpengaruh pada janin
sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya berat badan bayi lahir rendah (BBLR)
Pengobatan morning sickness
Pengobatan morning sickness pada dasarnya bersifat simptomatis, dimana
pengobatan ditujukan pada gejala yang dirasakan oleh ibu hamil, secara umum
pengobatan morning sickness adalah :
1. Antasida
2. Vitamin B6
3. Larutan gula
4. Antihistamin
5. Koreksi tanda-tanda dehidrasi

1. Pemberian Antasida
Untuk mengurangi atau menetralisir asam lambung yang berlebihan, oleh
karena lambung kosong ataupun asupan yang kurang baik.
2. Vitamin B6
Pemberian vitamin B6 untuk mengurangi mual dan atau muntah karena vitamin
B6 bersifat anti emetik
3. Larutan gula
Pemberian larutan gula untuk mengurangi hipoglikemia yang terjadi di awal
kehamilan dimana terjadi penurunan kadar gula dalam darah
4. Anti histamin
Diberikan bila gejala muntah menetap, biasanya diberikan bersama dengan
vitamin B6
5. Koreksi tanda-tanda dehidrasi
Akibat mual yang berkepanjangan maka ibu hamil dapat jatuh pada kondisi
dehidrasi akibat ketakutan ibu hamil untuk makan dan minum, bila sudah mulai muncul
tanda-tanda dehidrasi maka harus segera dilakukan koreksi
Pengobatan Morning Sickness dengan Akupunktur Medik

Pemilihan akupunktur di dalam mengatasi rasa mual dan muntah yang


menyertai morning sickness disebabkan karena akupunktur bersifat alami, non
medikamentosa ( tanpa obat-obatan ) dan merupakan tindakan medik yang
sangat sederhana tetapi mempunyai efek pengobatan yang besar sehingga
mempunyai nilai ekonomis , baik untuk tenaga medis maupun ibu hamil yang
bersangkutan..Penggunaan satu atau dua titik akupunktur pada tangan dan kaki sudah
cukup memberikan efek pengobatan yang diharapkan; dengan demikian akupunktur
dapat menjadi pilihan pengobatan selain pengobatan konvensional di dalam
penanganan morning sickness

Dr. Donnica Moore ( kolumnis masalah kesehatan wanita ), Journal of Pain


and Symptom Management, 2004, penelitian pada 33 wanita hamil ( usia rata-rata
28,4 tahun ) dengan mual dan muntah ( morning sickness ), setelah 2 x pemberian
akupunktur didapatkan hasil 60% wanita hamil tidak merasa lagi mual dan muntah;

Hasil penelitian penulis untuk 30 wanita hamil dengan morning sickness menunjukkan
bahwa efek pada 30 menit pertama pemberian akupunktur menunjukkan 15 wanita
hamil tidak merasakan mual, muntah lagi dan 15 ibu hamil perbaikan, sedangkan efek
setelah 2 kali pemberian akupunktur dalam 1 minggu menunjukkan hasil 28 orang ibu
hamil tidak merasa mual, muntah lagi dan 2 orang ibu hamil juga merasakan hal
serupa tetapi merasa mulai mual lagi setelah 2 minggu

Penutup

Penanganan morning sickness saat ini ada beberapa pilihan, diantaranya dengan
menggunakan akupunktur medik. Bagi wanita hamil yang merasa kurang nyaman
untuk minum obat-obatan dapat menggunakan akupunktur medik sebagai pilihan
pengobatan di dalam mengatasi rasa mual dan muntahnya
J. Pasca Stroke

Stroke adalah kumpulan gejala klinis yang timbulnya mendadak, progresif cepat,
berupa defisit neurologis fokal dan atau global, berlangsung 24 jam atau lebih, atau
langsung dapat menimbulkan kematian, yang lebih disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik, gejala yang sering timbul berupa kelumpuhan
wajah atau anggota badan sebelah atau sesisi (hemiparesis) yang timbul mendadak

PATOFISIOLOGI

Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh


tersumbatnya aliran darah ke otak atau karena pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga supplay atau aliran darah ke otak menjadi berkurang

PENYEBAB STROKE

Penyebab utama stroke berdasarkan urutan adalah aterosklerosis (trombosis),


embolisme, hipertensi yang dapat menimbulkan perdarahan intraserebral dan
rupture aneurisme vaskuler

FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya serangan stroke, menurut


PERDOSSI, 1999, yaitu:

Yang tidak dapat diubah : usia, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA , penyakit jantung
koroner, fibrilasi atrium

Yang dapat diubah : hipertensi, diabetes militus, merokok, penyalahgunaan alkohol


dan obat, kontrasepsi oral, hematokrit meningkat, bruit karotis asimtomatis,
hiperurisemia, dan dislipidemia.
GAMBARAN KLINIK

1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah atau satu sisi (hemiparesis)
yang timbul secara mendadak
2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (hemisensorik)
3. Terjadi perubahan mendadak status mental
4. Afasia ( tidak dapat berkata-kata )
5. Disartia (bicara pelo atau cadel)
6. Gangguan penglihatan
7. Ataxia
8. Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala.

CARA MENILAI KEKUATAN OTOT

Menurut Maynard, dkk, (1997), Penilaian Kekuatan Otot dibagi menjadi enam skala:

0 = Paralisis total
1 = Kontraksi otot dapat diraba atau terlihat
2 = Gerakan aktif, ROM (range of movement) penuh tanpa gravitasi
3 = Gerakan aktif, ROM penuh melawan gravitasi
4 = Gerakan aktif, ROM penuh melawan tahanan sedang
5 = Gerakan aktif, ROM pemuh melawan tahanan penuh

PERAN AKUPUNKTUR PADA LUMPUH PASCA STROKE

antara lain dalam hal :

 Meningkatkan peredaran darah otak, terutama daerah lesi


 Memperbaiki kegiatan elektrik otak
 Meregulasi lemak darah dan hemodinamika
 Memperbaiki mikrosirkulasi otak
 Menghilangkan radikal bebas
 Mempengaruhi mineral dan enzim, yang berperan dalam proses pembekuan dan
pembentukan eritrosit.
 Mempengaruhi kadar kateholamin dan endorfin, merangsang sel otak, bebas dari
kondisi tertekan.

TERAPI AKUPUNKTUR MEDIK


 Melakukan perangsangan mengikuti mekanisme kerja rangsang akupunktur
(lokal, segmental dan sentral) memulihkan kelumpuhan.
 Pada stroke ishemi dianjurkan terapi sedini mungkin.
 Proses pemulihan stroke iskemik dimulai beberapa hari setelah serangan. Masa 1
– 3 bulan merupakan masa pemulihan terbaik.Untuk kasus tanpa kelainan
tekanan darah dapat segera dimulai setelah serangan, Bila didapati kelainan
tekanan darah dan denyut nadi, sebaiknya 48 jam setelah tanda vital dan gejala
klinis stabil (WHO)
 Pada stroke perdarahan, umumnya setelah 3 minggu serangan, setelah sadar,
stabil tanda vital, terutama tekanan darah. Dimulai dengan rangsangan ringan,
secara bertahap rangsangan ditambah.

Posisi tubuh hemiparesis Upaya pencapaian


Pasca serangan stroke rangsang akupunktur
PROGNOSIS

 Bila dalam 1 minggu setelah serangan, refleks tidak timbul, kemungkinan terapi
tidak mencapai fase terakhir.
 Umumnya sekitar 2 minggu setelah serangan, timbul peningkatan refleks dan
otot jadi spastik, disertai dengan gerak terkendali, maka proses terapi dapat
memuaskan.
 Bila periode syok berlangsung lebih dari 8 minggu, kemungkinan pasien akan
terus berbaring, prognosis buruk.
 Biasanya pemulihan terjadi dalam 6 bulan setelah serangan, setelah 14 bulan
masih dapat ditemukan pemulihan, pada dasarnya proses pemulihan berhenti
setelah 14 bulan. Pada pasien tertentu masih mungkin diperoleh pemulihan
dalam 3 tahun.
 Pemulihan gerak ekstremitas inferior lebih cepat dibanding ekstremitas superior
dan gerak tangan

You might also like