You are on page 1of 4

NAMA : VICKY YOGA ARISMA

NIM : A0116003
KELAS : TEKNIK SIPIL A

1. Siklus hidrologi adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi. Siklus
hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi
yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi
kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat
tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem
bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini.

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi


Adapun pada praktiknya, dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan seperti
dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain
evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan
infiltrasi.

2. Bendungan Urugan (Embankment Dam)


Bendungan beton massa (Mass Concrete Dam)

Bendungan baja (Steel Dam)

3. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Setiap sungai mempunyai daerah aliran sungai (DAS) dan setiap sungai tersebut memiliki
karakteristik dan kondisi DAS yang berbeda-beda. Apa Itu DAS ?. Daerah aliran sungai (DAS)
adalah suatu wilayah yang merupakan kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografis
dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur hara melalui
sistem sungai, megeluarkannya melalui outlet tunggal. Apabila turun hujan di daerah tersebut,
maka air hujan yang turun akan mengalir ke sungai-sungai yang ada disekitar daerah yang
dituruni hujan. Karena manfaan DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan hujan
yang jatuh melalui sungai.

Daerah Aliran Sungai yang biasa disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas
di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan.

4. Menghitung Intensitas Hujan Rencana dengan Rumus Mononobe

Untuk menghitung hujan rencana dengan rumus mononobe harus tersedia data hujan harian.

Bentuk umum dari rumus mononobe adalah :

Sebagai contoh kita pakai data pada pembahasan yang lalu tapi kita tambah dengan menghitung

periode hujan dengan periode ulanghujan (PUH) untuk periode 2 tahun, 5, 25, 50, dan 100 tahun

lalu kita hitung curah hujannya dengan metode mononobe.


5.Perbedaan Curah Hujan Dengan Intensitas Hujan

a.Curah Hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode
tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak
terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm, inch.
terdapat beberapa cara mengukur curah hujan.
b.Intensitas Hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu.
Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat
berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif
terhadap tanaman. Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
B.Pengukuran intensitas hujan dengan rumus monotobe
Pada dasarnya rumus mononobe sendiri digunakan untuk menghitung instensitas curah
hujan setiap waktu berdasarkan data curah hujan harian.Berikut adalah rumusnya

Keterangan:

I : instensitas curah hujan (mm/jam)

T : lamanya curah hujan (menit,atau untuk (4) dalam (jam)

A,b,n,m:tetapan

: curah hujan maksimum dalam 24 jam(mm)

You might also like