Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan kita nikmat sehat
sehingga kita dapat hidup hingga saat ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum memulai menganalisis zat kimia di dalam laboratorium, sebaiknya orang yang akan
menganalisis harus mengetahui alat-alat dan kegunaannya terlebih dahulu. Tujuannya adalah
agar saat berada di dalam laboratorium tidak kebingung dan agar dapat dengan mudah
melakukan analisis.
Berbagai macam peralatan yang ada di dalam laboratorium memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Mulai dari alat yang berfungsi sebagai pemanas, penampung larutan, pengabuan,
sampai dengan alat untuk menimbang.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang di dapat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
TINJUAN PUSTAKA
Prinsip kerja :
1. Menyalakan Bunsen.
2. Memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar
2. Gelas ukur
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas
ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
Prinsip kerja :
Yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-hati.
3. Pipet tetes
Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Alat
ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk, fungsi, dan tingkat ketelitian yang
berbeda. Macam-macam pipet diantaranya yaitu; Pipet tetes, pipet ukur dan pipet
volume:
Pipet tetes. Sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan
cairan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini dikarenakan
bentuk dari pipet ini yang berupa pipa kecil yang ditutupi dengan karet di bagian
atasnya.
4. Rak tabung
5. Tabung reaksi
Prinsip kerja :
pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi
harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan
sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang
disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil.
6. Rekfatometer
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian,
suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar
diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan
garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan
untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan,
alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).
Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-
cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu
sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan alas.
7. Cawan petr
9. Uffet
11. Preparat
Untuk meletakkan sempel yang akan dianalisis di mikroskop
Prinsip kerja :
Yaitu dengan diletakkan pada meja preparat pada mikroskop.
12. Mikroskop manual / cahaya
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan
diameter lebih kecil dari 0,1 mm.
13. Vakum
Fungsi:
1) Untuk mengeluarkan molekul-molekul gas yang ada di dalam sebuah
ruangan
2) tertutup guna mencapai tekanan vakum
3) Sebagai perlatan penyaringan (filtrasi)
Cara Kerja Alat:
1) Sambungkan kabel ke stop kontak
2) Pastikan vacuum tubing yang digunakan tidak longgar dan outlet port
sudah dibuka
3) Sambungkan pump dengan selang penghubung ke gelas kimia yang
juga terhubung ke corong Buchner
3. Tekan tombol “On” pada perangkat alat
4. Tunggu hingga proses vakum selesai sesuai dengan metode yang
digunakan
5. Tekan tombol “Off” pada perangkat alat
6. Pisahkan pump dari selang penghubung lain
7. Tutup inlet port dan outlet port 9. Cabut kabel dari stop kontak
14. Teskit
Teskit adalah salah satu uji keamanan makanan yang berupa device / tetes
yang berfungsi untuk mengetahui kandungan zat – zat berbahaya di dalam pangan.
Prinsip kerja :
Pembentukan senyawa kompleks berwarna merah ungu dari reaksi antara
formaldehida dan 4-amino3-hidrozino5-mercapto1,2.4-triazole
15. Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu
biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk
mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur
suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator
memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan
disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan
mikroba. Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga
menghindari kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino & Sherman, 2001).
Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system
adalah dengan mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak
Generator dan katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia GasPak
Generator yang terdiri dari sodium bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya
akan bereaksi dengan air sehingga menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen.
Proses penambahan air dilakukan sebelum botol ditutup, dengan cara dipipet ke
dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol, mengkatalisis
pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu. Akhirnya, kandungan
oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat,
sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri
anaerob (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).
Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak,
dapat menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat
digunakan seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi
dapat digunakan untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi pada alat
anaerob jar. Namun, pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu yang
lama (harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga
pada medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang
sering digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan menjadi berkurang warnanya
pada kondisi yang kehilangan oksigen (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk.,
2003; Tortora dkk., 2010).
Prinsip kerja :
1.Hubungkan kabel power ke stop kontak.
2.Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
3.Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
4.Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah kanan
atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan.
5.Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
6.Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis
setelah beberapa menit.
16. Oven
Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan
menggunakan oven antaralain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll.
serilisasi kerning dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan suhu
180oC selama 1 jam.
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda
dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi.
Oven dapat mensterilkan barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas.
Aliran udara panas tersebut didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang
disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal
(Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak
apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan
untuk melakukan sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari
180 °C, barang yang disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).
17. Tanur
18. Gegep
Penjepit kayu, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan,
atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
20. Desikator
Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan
menjauhkannya dari uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala
sesuatu yang disimpan di dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya
suatu desiccant, yaitu suatu agen yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di
udara pada lingkungan desikator yang tertutup. Salah satu desiccant yang sering
digunakan adalah silika gel. Silika gel akan berubah warna setelah mengabsorpsi uap
air. Perubahan warna pada silika gel karena reaksi kimia yang terjadi antara silika gel
dengan air yang telah diabsorpsi.
Dalam laboratorium juga biasanya terdapat satu set alat penyulingan atau
destilasi lengkap. Seperti pada rangkaian gambar alat laboratorium diatas. Beberapa
dari alat-alat tersebut telah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya.
1. Kran air
2. Pipa penghubung
3. Erlenmeyer
4. Termometer
5. Statif dan Klem
6. Labu alas bulat
7. Tempat air keluar dari kondensor
8. Tempat air masuk pada kondensor
9. Pemanas
10. Kondensor
Destilasi sendiri adalah proses pemisahan zat-zat berdasarkan perbedaan titik
didihnya. komponen zat yang mempunyai titik didik rendah akan menguap terlebih
dahulu. Sementara yang memiliki titik didih lebih tinggi akan tetap tertampung dalam
labu destilasi.
Lemari asam memiliki fungsi yang cukup penting dalam suatu laboratorium.,
Dalam suatu laboratorium, lemari asam ini berfungsi untuk melindungi personil dari
suatu bahaya yang cukup mengancam yaitu terhirup nya suatu gas yang beracun
selama proses pengujian, riset, ataupun pembelajaran yang mungkin secara sengaja
dilakukan di laboratorium.
Prinsip kerja:
Terdapat dua jenis lemari asam yaitu lemari ducting dan juga lemari ductless atau
tanpa ducting. Kedua jenis ini memiliki Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium
yang hampir sama.
Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium ini sendiri ada beberapa langkah. Pertama
udara dihisap dari depan pintu lemari asam. Setelah itu dikeluarkan oleh blower hisap.
Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium ini kemudian menuju keluar dari gudang
atau bahan penyaring.
Lemari asam ini pada bagian depannya bisa dibuka. Oleh karena itu, udara yang ada
dalam ruang proses lemari asam berpotensi akan bercampur dengan udara di ruangan
laboratorium. Agar bisa menghindari hal-hal yang demikian itu, maka aliran udara
yang baik merupakan titik kunci dari sebuah peralatan laboratorium berupa lemari
asam ini.
Lemari asam memiliki desain dan prinsip kerja yang difokuskan untuk menghindari
bahaya dari terjadinya percampuran udara di lemari asam dengan yang ada di ruang
laboratorium itu sendiri.
25. Buret
Buret adalah alat gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis
ukur dan terdapat kran dibagian bawahnya yang berfungsi untuk mengeluarkan atau
menghentikan cairan yang keluar. Buret digunakan untuk mengukur volume cairan
yang keluar seperti halnya pipet. Buret terutama digunakan untuk titrasi.
Prinsip kerja:
a. Cuci buret hingga bersih, bebas lemak maupun debu.
b. Buret diklem pada tiang buret dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
c. Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran
sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan olesilah
permukaannya dengan vaselin.
d. Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi
buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
e. Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah
kran terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).
f. Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka
lain dan catatlah angka mula - mula ini.
g. Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang - goyang dengan gerakan
berputar agar larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Demikian
seterusnya sampai titik akhir dicapai ( ditandai dengan adanya perubahan
warna ).
Setelah selesai menggunakan buret sebaiknya buret segera dibersihkan dan buang
sisa larutan yang ada dalam buret.
26. Statif
Untuk menegakkan buret, corong, dan peralatan gelas lainnya.
Cara kerja :
1. Siapkan statif sebagai penyangga dan klem sebagai penjepit.
2. Naik turunkan klem sesuai yang dibutuhkan dengan cara memutar mur
yang ada di dekat statif sampai kencang.
3. Pasang peralatan yang akan di jepit dengan cara mengecilkan ukuran
mulut klem sampai peralatan tidak memungkinkn untuk jatuh.
4. Gunakan tisu untuk beberapa alat yang bersifat licin dan mudah jatuh
agar jepitan lebih kuat dan aman.
28. Bulb
Alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia.
Bagian Filler memiliki 3 saluran yang masingmasing saluran memiliki katup.
– Katup A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung.
– S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas.
– E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
Alat pengukur suhu dan kelembapan udara basah dan kering pada suatu
ruangan / daerah secara digital
30. Coloni counter
Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh
uji saat preparasi.
Prinsip kerja :
1. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut.
2. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari
bahan yang ditimbang.
32. Pinset
Untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram
antibiotik.
Prinsip kerja :
Bahan yang akan diambil, dijepit dengan pinset yang tengah-tengahnya
ditekan.
berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel
atau alumunium. alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di
laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai. Fungsi
: Ø Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan Ø Dipakai untuk
mengaduk larutan.
34. Sudip
36. Pengaduk
Fungsi kertas saring adalah untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan
,atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator yang berguna
untuk mengeringkan padatan.
Prinsip kerja :
a. Lipat kertas saring membentuk kerucut.
b. Robek sedikit sudut lipatan sekitar sekitar setengah diameter, lipat bagian
luar dan bagian dalam kerucut,
c. Kemudian kaitkan.
d. Basahi dinding corong dengan akuades, agar dapat melekatkan kertas
saring.
e. Letakan kertas saring pada corong
39. Penangas
Waterbath adalah oven atau bisa disebut penangas air yang fungsi utamanya
untuk menciptakan suhu yang konstan . merupakan wadah yang berisi air yang bisa
mempertahkan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
Prinsip Kerja Alat :
Pada saat saklar diposisi “on” maka arus listrik dari sumber akan
member suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik
memberikan panas pada alat, suhu semain tinggi , dan berhenti naik
sampai suhu yang diinginkan.
Fungsi Alat :
• Pemanasan pada suhu rendah 30°-100°c
• Menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi
• Menginkubasi kultur mikrologi
Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
42. Termometer
Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm
berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu
mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer
Prinsip kerja :
PEMBAHASAN
6 Rekfatomet
er
14 Teskit
18 Geget
19 Cawan
porselin
24 Alat
destruksi
25 Buret
26 Statif
27 Pipet ukur/
pipet
volumetri
33 Sendok
sampel
34 Sudip
38 Corong
gelas
39 Penangas
44
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca yaitu cawan petri, pipet ukur, pipet tetes,
tabung reaksi, erlenmeyer, mortar& pestle, gelas beker, gelas drigalsky, pembakar
bunsen, cover glass & preparat dan tabung durham.
2. Alat-alat laboratorium yang cukup sederhana dan mudah untuk digunakan yaitu jarum
Ent, jarum Ose, pinset, ruber bulb dan mikropipet.
3. Peralatan yang cukup besar dan rumit penggunaanya di laboratorium yaitu pH meter
universal, mikroskop majemuk, mikroskop stereo, oven, autoklaf, incubator, orbital
shaker, hot plate, magnetic strirrer, colony counter, LAF, spectrophotometer, water
distiller.
4. Sebagian alat-alat yang ada di laboratorium terbuat dari bahan gelas/kaca, hal ini
dikarenakan gelas/kaca adalah media yang tidak midah kontaminan dan mudah
dibersihkan sehingga tidak mengganggu jalannya proses penelitian.
4.2 Saran
Saran yang akan disampaikan penulis yaitu ketika di dalam laboratorium tidak bercanda
dengan berlebihan misalnya sampai mendorong, karena akan berbahaya untuk diri sendiri dan
juga peralatan yang di dalam.
DAFTAR PUSTAKA