You are on page 1of 28

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan kita nikmat sehat
sehingga kita dapat hidup hingga saat ini.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum memulai menganalisis zat kimia di dalam laboratorium, sebaiknya orang yang akan
menganalisis harus mengetahui alat-alat dan kegunaannya terlebih dahulu. Tujuannya adalah
agar saat berada di dalam laboratorium tidak kebingung dan agar dapat dengan mudah
melakukan analisis.

Berbagai macam peralatan yang ada di dalam laboratorium memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Mulai dari alat yang berfungsi sebagai pemanas, penampung larutan, pengabuan,
sampai dengan alat untuk menimbang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara kerja dan fungsi peralatan yang ada di laboratorium?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:

 Mengetahui cara kerja peralatan di dalam laboratorium analisa zat gizi


 Mengetahui fungsi dari peralatan di dalam laboratorium analisa zat gizi
 Mengetahui bentuk dan gambar dari peralatan di dalam laboratorium analisa zat gizi

1.4 Manfaat

Manfaat yang di dapat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:

 Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari peralatan di dalam labrotarium


 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari perlatan di dalam laboratorium
 Mahasiswa dapat mengetahui dengan mudah bentuk perlatan dalam laboratorium
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

1. Pembakar bunsen atau pembakar spiritus


Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah
pembakar bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran
udara tersebut. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling
cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

 Prinsip kerja :
1. Menyalakan Bunsen.
2. Memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar
2. Gelas ukur
Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas
ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
 Prinsip kerja :
Yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati-hati.
3. Pipet tetes

Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Alat
ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk, fungsi, dan tingkat ketelitian yang
berbeda. Macam-macam pipet diantaranya yaitu; Pipet tetes, pipet ukur dan pipet
volume:
Pipet tetes. Sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan
cairan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini dikarenakan
bentuk dari pipet ini yang berupa pipa kecil yang ditutupi dengan karet di bagian
atasnya.

4. Rak tabung

Tempat penyimpanan tabung reaksi agar posisi tabung tetap tegak.


 Prinsip kerja :
Meletakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak.

5. Tabung reaksi

Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan


menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil.
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk
menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants
agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media
yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu
lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alas an efisiensi, media yang ditambahkan
berkisar 10-12 ml tiap tabung.

 Prinsip kerja :

1. Sterilisasikan alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.


2. Masukkan tabung reaksi yang telah disterilkan pada rak tabung reaksi.
3. Masukkan bahan yang akan dilarutkan pada tabung reaksi.

pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi
harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan
sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabung reaksi yang
disterilkan didalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil.

6. Rekfatometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi


bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer
sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. Refraktometer
ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad
20 (Anonim, 2010).

Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian,
suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar
diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.

Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan
garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan
untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan,
alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart (Anonim, 2010).

Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma-
cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu
sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan alas.

7. Cawan petr

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.


Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang
biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan
cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
 Prinsip kerja :
1. Meletakan medium di dalam cawan petri.
2. Menutup Cawan petri dengan penutup cawan.
8. Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat


kekeruhan suatu sampel kultur. Pengukuran tingkat kekeruhan bertujuan untuk
menghitung jumlah konsentrasi sel bakteri yang berada pada suatu sampel (Benson
2001; Nester dkk. 2003). Prinsip kerja yang digunakan adalah dengan mengkonversi
jumlah cahaya yang diserap oleh sampel (absorban/densitas optik, O.D.) menjadi
jumlah konsentrasi sel bakteri. Sebelumnya, jumlah cahaya yang diteruskan (%T)
oleh sampel harus diketahui dengan cara melihat jarum galvanometer yang tertera
pada alat spektrofotometer. Jumlah cahaya yang diteruskan (%T) tadi, kemudian
dimasukkan ke dalam rumus densitas optik (O.D.) sebagai berikut:
O.D. = 2 – log . (%T)
Angka O.D. yang telah didapatkan kemudian dikonversi dengan menggunakan tabel
logaritma atau kalkulator, sehingga jumlah konsentrasi sel bakteri pada sampel
tersebut dapat diketahui (Benson, 2001).
 Prinsip kerja :

9. Uffet

Kuvet digunakan untuk menempatkan larutantembus pandang yang akan di


ukur nilai absorbansinya pada peralatan instrumen spektrofotometer ultra - violet.

10. Mikroskop digital

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran


tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya
digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.

11. Preparat
Untuk meletakkan sempel yang akan dianalisis di mikroskop
 Prinsip kerja :
Yaitu dengan diletakkan pada meja preparat pada mikroskop.
12. Mikroskop manual / cahaya

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan
diameter lebih kecil dari 0,1 mm.

13. Vakum
 Fungsi:
1) Untuk mengeluarkan molekul-molekul gas yang ada di dalam sebuah
ruangan
2) tertutup guna mencapai tekanan vakum
3) Sebagai perlatan penyaringan (filtrasi)
 Cara Kerja Alat:
1) Sambungkan kabel ke stop kontak
2) Pastikan vacuum tubing yang digunakan tidak longgar dan outlet port
sudah dibuka
3) Sambungkan pump dengan selang penghubung ke gelas kimia yang
juga terhubung ke corong Buchner
3. Tekan tombol “On” pada perangkat alat
4. Tunggu hingga proses vakum selesai sesuai dengan metode yang
digunakan
5. Tekan tombol “Off” pada perangkat alat
6. Pisahkan pump dari selang penghubung lain
7. Tutup inlet port dan outlet port 9. Cabut kabel dari stop kontak

14. Teskit

Teskit adalah salah satu uji keamanan makanan yang berupa device / tetes
yang berfungsi untuk mengetahui kandungan zat – zat berbahaya di dalam pangan.
 Prinsip kerja :
Pembentukan senyawa kompleks berwarna merah ungu dari reaksi antara
formaldehida dan 4-amino3-hidrozino5-mercapto1,2.4-triazole

15. Inkubator

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu
biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk
mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur
suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator
memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan
disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan
mikroba. Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga
menghindari kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino & Sherman, 2001).

Inkubator memiliki banyak tipe, misalnya inkubator statis, inkubator kocok,


dan inkubator waterbath shaker. Inkubator statis adalah jenis inkubator yang
digunakan untuk mengerami mikroba pada medium padat. Sementara itu, inkubator
kocok dan inkubator waterbath shaker digunakan untuk mengerami mikroba pada
medium cair. Pengocokan pada inkubator kocok dilakukan untuk memberikan
pengaruh terhadap temperatur dan beberapa aspek metabolisme mikroba (Patching &
Rose, 1970). Adanya prosedur pengocokan pada proses inkubasi mikroba sangat
bermanfaat pada mikroba yang dikultur di medium cair, seperti meningkatkan kontak
antara mikroba dan media.

Penggunaan inkubator waterbath shaker memiliki keuntungan dibandingkan


dengan jenis inkubator yang lain. Keuntungannya adalah penghantaran panas lebih
cepat dan merata kepada kultur mikroba, karena penghantaran panas melalui air.
Agitasi atau pergolakan air juga akan meningkatkan aerasi. Namun, inkubator
waterbath shaker juga memiliki kekurangan, yaitu hanya dapat menginkubasi mikroba
pada medium cair (Cappuccino & Sherman, 2001).

Selanjutnya, timbul masalah khusus mengenai inkubasi terhadap bakteri


anaerob. Hal tersebut disebabkan bakteri anaerob akan terbunuh jika terpapar dengan
oksigen. Inkubasi bakteri anaerob dapat dilakukan pada alat khusus yang mencegah
kondisi lingkungan yang kaya oksigen, yaitu alat yang disebut anaerobic jar.
Anaerobic jar mempunyai banyak tipe, salah satunya adalah yang memanfaatkan
teknik GasPak system (Cappuccino & Sherman, 2001).

Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system
adalah dengan mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak
Generator dan katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia GasPak
Generator yang terdiri dari sodium bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya
akan bereaksi dengan air sehingga menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen.
Proses penambahan air dilakukan sebelum botol ditutup, dengan cara dipipet ke
dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol, mengkatalisis
pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu. Akhirnya, kandungan
oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat,
sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri
anaerob (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).

Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak,
dapat menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat
digunakan seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi
dapat digunakan untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi pada alat
anaerob jar. Namun, pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu yang
lama (harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga
pada medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang
sering digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan menjadi berkurang warnanya
pada kondisi yang kehilangan oksigen (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk.,
2003; Tortora dkk., 2010).

 Prinsip kerja :
1.Hubungkan kabel power ke stop kontak.
2.Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
3.Atur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set.
4.Sambil menekan tombol set, putarlah tombol di sebeklah kanan
atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan.
5.Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set.
6.Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara otomatis
setelah beberapa menit.
16. Oven
Oven Berfungsi untuk sterilisasi kering. alat-alat yang disterilkan
menggunakan oven antaralain peralatan gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, dll.
serilisasi kerning dengan oven dilakukan dengan cara memanaskan dengan suhu
180oC selama 1 jam.
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda
dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi.
Oven dapat mensterilkan barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas.
Aliran udara panas tersebut didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang
disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal
(Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak
apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan
untuk melakukan sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari
180 °C, barang yang disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).

17. Tanur

Di dalam laboratorium muffle furnace atau tanur biasa digunakan untuk


mengabukan atau mengarangkan suatu zat padat. Muffle Furnace juga berfungsi
untuk menentukan kadar bahan organik atau C-organik pada pupuk organik atau
kompos dengan menggunakan cara pengabuan. Tanur mempunyai suhu yang tinggi
hingga diatas 1000 derajat celcius.

 Prinsip kerja tanur:


1. Buka pintu muffle, masukkan cawan pengabuan yang terisi bahan yang akan
diabukan kedalam muffle.
2. Tutup pintu muffle.
3. Putar saklar ke arah “ON”.
4. Hidupkan muffle dengan menekan tombol “ON”.
5. Atur (set) temperatur pengabuan yang diinginkan dengan menekan tombol
“SET”.
6. Setelah selesai pengabuan, matikan muffle dengan menekan tombol “OFF”.
7. Biarkan beberapa waktu atau biarkan semalam hingga temperatur muffle sama
dengan temperatur lingkungan.
8. Keluarkan bahan dari dalam muffle.
9. Pastikan kabel listrik muffle tidak terhubung dengan sumber listrik.

18. Gegep

Penjepit kayu, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan,
atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.

19. Cawan porselin

Cawan porselendigunakan sebagaiwadah untuk bahan berupa padatandalam


skala kecil
 Cara kerja:
Larutan yang akandikristalisasi dimasukkan kedalam cawan porselenkemudian
dipanaskan diatasBunsen yang telah diberiklawat kasa dan diberi penyangga kaki tiga.

20. Desikator

Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan
menjauhkannya dari uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala
sesuatu yang disimpan di dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya
suatu desiccant, yaitu suatu agen yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di
udara pada lingkungan desikator yang tertutup. Salah satu desiccant yang sering
digunakan adalah silika gel. Silika gel akan berubah warna setelah mengabsorpsi uap
air. Perubahan warna pada silika gel karena reaksi kimia yang terjadi antara silika gel
dengan air yang telah diabsorpsi.

21. Kondensor / alat destilasi

Dalam laboratorium juga biasanya terdapat satu set alat penyulingan atau
destilasi lengkap. Seperti pada rangkaian gambar alat laboratorium diatas. Beberapa
dari alat-alat tersebut telah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya.

1. Kran air
2. Pipa penghubung
3. Erlenmeyer
4. Termometer
5. Statif dan Klem
6. Labu alas bulat
7. Tempat air keluar dari kondensor
8. Tempat air masuk pada kondensor
9. Pemanas
10. Kondensor
Destilasi sendiri adalah proses pemisahan zat-zat berdasarkan perbedaan titik
didihnya. komponen zat yang mempunyai titik didik rendah akan menguap terlebih
dahulu. Sementara yang memiliki titik didih lebih tinggi akan tetap tertampung dalam
labu destilasi.

22. Labu erlenmeyer ( erlenmeyer flask)

Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu


Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan
komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll.
Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu
25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
 Prinsip kerja :
1.Menyiapkan Erlenmeyer yang sudah bersih.
2.Isi dengan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.
23. Ruang asap

Lemari asam memiliki fungsi yang cukup penting dalam suatu laboratorium.,
Dalam suatu laboratorium, lemari asam ini berfungsi untuk melindungi personil dari
suatu bahaya yang cukup mengancam yaitu terhirup nya suatu gas yang beracun
selama proses pengujian, riset, ataupun pembelajaran yang mungkin secara sengaja
dilakukan di laboratorium.
 Prinsip kerja:
Terdapat dua jenis lemari asam yaitu lemari ducting dan juga lemari ductless atau
tanpa ducting. Kedua jenis ini memiliki Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium
yang hampir sama.
Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium ini sendiri ada beberapa langkah. Pertama
udara dihisap dari depan pintu lemari asam. Setelah itu dikeluarkan oleh blower hisap.
Prinsip Kerja Lemari Asam Laboratorium ini kemudian menuju keluar dari gudang
atau bahan penyaring.
Lemari asam ini pada bagian depannya bisa dibuka. Oleh karena itu, udara yang ada
dalam ruang proses lemari asam berpotensi akan bercampur dengan udara di ruangan
laboratorium. Agar bisa menghindari hal-hal yang demikian itu, maka aliran udara
yang baik merupakan titik kunci dari sebuah peralatan laboratorium berupa lemari
asam ini.
Lemari asam memiliki desain dan prinsip kerja yang difokuskan untuk menghindari
bahaya dari terjadinya percampuran udara di lemari asam dengan yang ada di ruang
laboratorium itu sendiri.

24. Alat destruksi

Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah


sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan berupa unsur-
unsur didalamnya dapat dianalisis. Metode destruksi merupakan suatu metode yang
sangat penting didalam menganalisis suatu materi atau bahan. Metode ini bertujuan
untuk merubah sampel menjadi bahan yang dapat dikukur. Metode ini seakan sangat
sederhana, namun apabila kurang sempurna dalam melakukan teknik destruksi, maka
hasil analisis yang diharapkan tidak akurat.

25. Buret
Buret adalah alat gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis
ukur dan terdapat kran dibagian bawahnya yang berfungsi untuk mengeluarkan atau
menghentikan cairan yang keluar. Buret digunakan untuk mengukur volume cairan
yang keluar seperti halnya pipet. Buret terutama digunakan untuk titrasi.

 Prinsip kerja:
a. Cuci buret hingga bersih, bebas lemak maupun debu.
b. Buret diklem pada tiang buret dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
c. Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran
sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan olesilah
permukaannya dengan vaselin.
d. Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi
buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
e. Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah
kran terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).
f. Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka
lain dan catatlah angka mula - mula ini.
g. Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang - goyang dengan gerakan
berputar agar larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Demikian
seterusnya sampai titik akhir dicapai ( ditandai dengan adanya perubahan
warna ).

Setelah selesai menggunakan buret sebaiknya buret segera dibersihkan dan buang
sisa larutan yang ada dalam buret.

26. Statif
Untuk menegakkan buret, corong, dan peralatan gelas lainnya.
 Cara kerja :
1. Siapkan statif sebagai penyangga dan klem sebagai penjepit.
2. Naik turunkan klem sesuai yang dibutuhkan dengan cara memutar mur
yang ada di dekat statif sampai kencang.
3. Pasang peralatan yang akan di jepit dengan cara mengecilkan ukuran
mulut klem sampai peralatan tidak memungkinkn untuk jatuh.
4. Gunakan tisu untuk beberapa alat yang bersifat licin dan mudah jatuh
agar jepitan lebih kuat dan aman.

27. Pipet ukur/ pipet volumetri

berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah


dengan berbagai ukuran volume. Memiliki bentuk agak berbeda dari jenis lainnya.
Pipet volume berbentuk agak menggelembung di bagian tengah dan fungsi bentuk
menggelembung ini adalah untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat sesuai
keterangan pada label yang tertera di bagian menggelembung. Pada sat menggunakan
Pipet volume gunakan pipet pump atau propipet sebagai alat bantu menyedot larutan .
Pipet volume duran yang amber graduation ini terdiri dari 8 pilihan volume
yaitu 1 ml ; 2 ml ; 5 ml ; 10 ml ; 20 ml; 25 ml ; 50 ml ;dan 100 ml. Semakin besar
volume dari pipet tersebut, panjang pipet juga akan semakin panjang.

28. Bulb

Alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur.
Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia.
Bagian Filler memiliki 3 saluran yang masingmasing saluran memiliki katup.
– Katup A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung.
– S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas.
– E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

29. Alat temperatur suhu

Alat pengukur suhu dan kelembapan udara basah dan kering pada suatu
ruangan / daerah secara digital
30. Coloni counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh


setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat
tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
 Prinsip kerja :
1.Hubungkan Kabel Power ke sumber listrik.
2.Tekan tombol di sebelah kiri belakang sampai lampu colony
counter menyala dan stabil.
3.Letakkan cawan petri dengan posisi terbalik.
4.Tekan tombol set agar angka pada display menunjukkan angka 0.
5.Hitung jumlah colony mikroba dengan menekan koloni yang
terlihat.
6.Jumlah yang tertera pada display menunjukkan jumlah koloni yang
telah di hitung.

CATATAN : Jika penggunaan memerlukan waktu yang lama, colony


counter harus sering di matikan.

31. Neraca analitik

Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sample atau contoh
uji saat preparasi.
 Prinsip kerja :
1. Meletakkan bahan pada timbangan tersebut.
2. Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari
bahan yang ditimbang.

32. Pinset
Untuk mengambil benda dengan menjepit misalnya saat memindahkan cakram
antibiotik.
 Prinsip kerja :
Bahan yang akan diambil, dijepit dengan pinset yang tengah-tengahnya
ditekan.

33. Sendok sampel

berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel
atau alumunium. alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di
laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai. Fungsi
: Ø Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan Ø Dipakai untuk
mengaduk larutan.

34. Sudip

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam berupa padat atau bubuk.


35. Osse (jarum inokulum)

jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/


ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome
atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat
berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan
yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop
cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle
cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
 Prinsip kerja :
Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada
kaca preparat untuk diamati.

36. Pengaduk

Batang pengaduk digunakan untuk mencampur cairan dengan bahan kimia


untuk keperluan praktek di laboratorium. Batang pengaduk umumnya terbuat dari
kaca pejal, borosilikat (pyrex). Ukurannya hampir sama dengan sedotan minuman.
Namun sedikit pandang dengan ujung membulat.
Selain untuk mencampur larutan. Fungsi batang pengaduk juga adalah untuk
membantu dekantasi larutan, menginduksi kristalisasi dan memecahkan emulsi pada
suatu ekstraksi.

37. Kertas saring

Fungsi kertas saring adalah untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan
,atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator yang berguna
untuk mengeringkan padatan.
 Prinsip kerja :
a. Lipat kertas saring membentuk kerucut.
b. Robek sedikit sudut lipatan sekitar sekitar setengah diameter, lipat bagian
luar dan bagian dalam kerucut,
c. Kemudian kaitkan.
d. Basahi dinding corong dengan akuades, agar dapat melekatkan kertas
saring.
e. Letakan kertas saring pada corong

38. Corong gelas


Corong digunakan untuk memasukan ataumemindah larutan dari satu tempat
ke tempat lain

39. Penangas
Waterbath adalah oven atau bisa disebut penangas air yang fungsi utamanya
untuk menciptakan suhu yang konstan . merupakan wadah yang berisi air yang bisa
mempertahkan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
 Prinsip Kerja Alat :
 Pada saat saklar diposisi “on” maka arus listrik dari sumber akan
member suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik
memberikan panas pada alat, suhu semain tinggi , dan berhenti naik
sampai suhu yang diinginkan.
 Fungsi Alat :
• Pemanasan pada suhu rendah 30°-100°c
• Menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi
• Menginkubasi kultur mikrologi

40. Magnatic stirrer

Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.


 Prinsip kerja :
1. Tombol logam untuk menghidupkan alat.
2. Ambil stirer ( batang magnet) dan masukkan pada larutan (di
tempatkan dalam erlenmeyer/ beaker glass) yang akan di
homogenkan.
3. Letakkan tepat di bagian tengah papan besi dengan hati-hati.
4. Ubah tombol di sebelah kanan untuk mengatur kecepatan( lihat
tanda panah).
5. Ubah tombol di sebelah kiri untuk mengatur suhu.
6. Waktu penggunaan di sesuaikan dengan kebutuhan.
7. Setelah selesai, tombol kecepatan dan suhu di-0 kan kemudian
matikan alat.
8. Ambil batang magnet dari larutan yang telah homogen,cuci dan
letakkan kembali di atas papan besi.

41. Hot plate

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat
dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan
sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

42. Termometer

Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm
berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu
mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam thermometer

43. Auto klaf

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi


suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu
yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama
ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri,
sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama,
endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang
merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora
dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh
hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121 °C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas
pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu
pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu
10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar
akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi,
contohnya Bacillus stearothermophilus.
Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi
dengan memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Temperatur panas uap air
pada tekanan atmosfer hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan
meningkat dengan adanya tekanan, misalnya pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in2)
temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan dibunuh pada temperatur tersebut kurang
lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004; Black, 2008). Autoklaf dapat
digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik, dan larutan yang termostabil
(Cappuccino & Sherman, 2001).
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan, waktu dan
temperatur, tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang dipakai pada
alat autoklaf berkisar antara 15-20 lb, temperatur yang diizinkan berkisar antara 121-
125 °C (250-256 °F), dan waktu yang dibutuhkan berkisar antara 15-45 menit,
tergantung bahan atau material yang akan dimuat (Morello dkk., 2003). Udara juga
merupakan faktor penting yang memengaruhi keefektifan alat autoklaf. Kehadiran
udara pada muatan autoklaf akan memberi pengaruh kurang baik terhadap penetrasi
panas uap air ke kultur media (Collins & Lyne, 2004). Sementara itu, untuk
mengecek alat autoklaf masih bekerja baik atau tidak, diperlukan pengetesan
menggunakan indikator biologi. Indikator biologi yang lazim digunakan adalah
endospora Bacillus stearothermophilus. Spora bakteri tersebut dipakai karena
sporanya dapat resistan terhadap panas. Apabila setelah sterilisasi masih ditemukan
spora bakteri tersebut, berarti alat autoklaf sedang bermasalah. Cara pengecekan
dimulai dengan menaruh strip yang mengandung spora bakteri dengan material yang
disterilisasi pada autoklaf. Setelah proses sterilisasi selesai, tiap strip ditempatkan di
dalam medium cair. Apabila terjadi perubahan warna pH indikator pada medium cair,
berarti proses sterilisasi tidak berjalan sukses (Morello dkk., 2003).

 Prinsip kerja :

1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave.


Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air
sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari
terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir,
maka tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak
ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan
dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave, diatur timerdengan waktu minimal 15 menit pada
suhu 121oC.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep
pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai.
Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep
pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
BAB III

PEMBAHASAN

N Nama Alat Gambar Fungsi Prinsip Kerja


o.
1 Pembakar Untuk sterilisasi jarum 1. Menyalakan
bunsen atau ose atau yang lain, Bunsen.
pembakar bagian api yang paling 2. Memanaskan alat-
spiritus cocok untuk alat tersebut di atas
memijarkannya adalah api sampai pijar
bagian api yang
berwarna biru (paling
panas).
2 Gelas ukur untuk mengukur Yaitu dengan menuangkan
volume suatu cairan,
larutan atau zat kimia
seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur secara dengan berhati-hati.
memiliki beberapa
pilihan berdasarkan
skala volumenya.
3 Pipet tetes digunakan untuk memindahkan cairan
memindahkan volume dalam jumlah yang sangat
cairan yang telah kecil yaitu berupa tetesan.
terukur. Alat ini terdiri
dari beberapa jenis
dengan bentuk, fungsi,
dan tingkat ketelitian
yang berbeda.
4 Rak tabung Tempat penyimpanan Meletakkan tabung reaksi
tabung reaksi agar tegak lurus dalam jumlah
posisi tabung tetap banyak.
tegak
5 Tabung untuk uji-uji 1. Sterilisasikan alat
reaksi biokimiawi dan yang akan digunakan
menumbuhkan untuk melakukan
mikroba percobaan.
2. Masukkan tabung
reaksi yang telah
disterilkan pada rak
tabung reaksi.
3. Masukkan bahan yang
akan dilarutkan pada
tabung reaksi.
Pada waktu
memanaskan media
yang ada di dalam
tabung reaksi, tabung
reaksi harus berada
dalam keadaan miring
di atas nyala api dan
mulut tabung jangan
sekali-kali menghadap
pada diri kita atau
orang lain. Tabung
reaksi yang disterilkan
didalam autoklaf harus
ditutup dengan
kapasdan aluminium
foil.

6 Rekfatomet
er

7 Cawan petri untuk membiakkan 1. Meletakan medium di


(kultivasi) dalam cawan petri.
mikroorganisme
2. Menutup Cawan petri
dengan penutup cawan.

8 Spektrofoto mengukur tingkat


meter kekeruhan suatu
sampel kultur
Uffet
9

10 Mikroskop untuk melihat objek


digital yang membutuhkan
perbesaran tidak
terlalu besar.

11 Preparat Yaitu dengan diletakkan


pada meja preparat pada
mikroskop.
12 Mikroskop melihat sel
manual / mikroorganisme
cahaya adalah mikroskop
cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat
mengamati sel bakteri
yang tidak dapat
dilihat dengan mata
telanjang
13 Vakum

14 Teskit

15 Inkubator alat untuk 1. Hubungkan kabel


menginkubasi atau power ke stop
memeram mikroba kontak.
pada suhu yang 2. Putar tombol power
terkontrol. ke arah kiri (lampu
power hijau
menyala).
3. Atur suhu dalam
incubator dengan
menekan tombol
set.
4. Sambil menekan
tombol set,
putarlah tombol di
sebeklah kanan atas
tombol set
hingga mnencapai
suhu yang di
inginkan.
5. Setelah suhu yang
diinginkan selesai
diatur, lepaskan
tombol set.
6. Inkubator akan
menyesuaikan
setingan suhu
secara otomatis
setelah beberapa
menit.

16 Oven untuk sterilisasi


kering. alat-alat yang
disterilkan
menggunakan oven
antaralain peralatan
gelas seperti cawan
petri, tabung reaksi,
dll
17 Tanur

18 Geget

19 Cawan
porselin

20 Desikator alat yang menjaga


suatu material dalam
kondisi kering dan
menjauhkannya dari
uap air.
21 Kondensor / proses pemisahan zat-
alat destilasi zat berdasarkan
perbedaan titik
didihnya.

22 Labu untuk menampung 1.Menyiapkan Erlenmeyer


erlenmeyer ( larutan, bahan atau yang sudah bersih.
erlenmeyer cairan yang. Labu
flask) Erlenmeyer dapat 2. Isi dengan benda cair
digunakan untuk dengan jumlah besar
meracik dan dan berskala
menghomogenkan
bahan-bahan
komposisi media,
menampung akuades,
kultivasi mikroba
dalam kultur cair, dll.
23 Ruang asam

24 Alat
destruksi
25 Buret

26 Statif

27 Pipet ukur/
pipet
volumetri

28 Bulb untuk menyedot


larutan yang dapat
dipasang pada pangkal
pipet ukur.
29 Alat
temperatur
suhu

30 Coloni untuk mempermudah 1. Hubungkan Kabel


counter perhitungan koloni Power ke sumber
yang tumbuh setelah listrik.
diinkubasi di dalam 2. Tekan tombol di
cawankarena adanya sebelah kiri belakang
kaca pembesar sampai lampu colony
counter menyala dan
stabil.
3. Letakkan cawan
petri dengan posisi
terbalik.
4. Tekan tombol set
agar angka pada
display menunjukkan
angka 0.
5. Hitung jumlah
colony mikroba
dengan menekan
koloni yang terlihat.
6.Jumlah yang tertera
pada display
menunjukkan jumlah
koloni yang telah di
hitung.
31 Neraca untuk menimbang 3. Meletakkan bahan pada
analitik media dan juga timbangan tersebut.
sample atau contoh uji 4. Melihat angka yang
saat preparasi. tertera pada layar, dan
angka itu merupakan
berat dari bahan yang
ditimbang.

32 Pinset Untuk mengambil Bahan yang akan diambil,


benda dengan dijepit dengan pinset yang
menjepit misalnya tengah-tengahnya ditekan.
saat memindahkan
cakram antibiotik.

33 Sendok
sampel

34 Sudip

35 Osse (jarum untuk memindahkan Jarum Ose disentuhkan


inokulum) biakan untuk ditanam/ pada bagian mikrobia
ditumbuhkan ke kemudian
media baru. menggosokkan pada
kaca preparat untuk
diamati.

36 Pengaduk untuk mencampur Memasukan pengaduk ke


cairan dengan bahan dalam larutan dengan
kimia untuk keperluan mengaduk larutan
praktek di
laboratorium
37 Kertas
saring

38 Corong
gelas
39 Penangas

40 Magnatic Untuk 9. Tombol logam


stirrer menghomogenkan untuk
suatu larutan dengan menghidupkan alat.
pengadukan 10. Ambil stirer (
batang magnet) dan
masukkan pada
larutan (di
tempatkan dalam
erlenmeyer/ beaker
glass) yang akan di
homogenkan.
11. Letakkan tepat
di bagian tengah
papan besi dengan
hati-hati.
12. Ubah tombol di
sebelah kanan
untuk mengatur
kecepatan( lihat
tanda panah).
13. Ubah tombol di
sebelah kiri untuk
mengatur suhu.
14. Waktu
penggunaan di
sesuaikan dengan
kebutuhan.
15. Setelah selesai,
tombol kecepatan
dan suhu di-0 kan
kemudian matikan
alat.
16. Ambil batang
magnet dari larutan
yang telah
homogen,cuci dan
letakkan kembali di
atas papan besi.

41 Hot plate untuk


menghomogenkan
suatu larutan dengan
pengadukan.
42 Termometer mengukur suhu suatu mengukur suhu sesuai laju
larutan atau ruang air raksa di dalam
inkubator
thermometer

43 Auto klaf untuk mensterilisasi 7. Sebelum


suatu benda melakukan
menggunakan uap sterilisasi cek
bersuhu dan dahulu banyaknya
bertekanan tinggi air dalam autoclave.
(1210C, 15 lbs) Jika air kurang dari
selama kurang lebih batas yang
15 menit. ditentukan, maka
dapat ditambah air
sampai batas
tersebut. Gunakan
air hasil destilasi,
untuk menghindari
terbentuknya kerak
dan karat.
8. Masukkan peralatan
dan bahan. Jika
mensterilisasi botol
bertutup ulir, maka
tutup harus
dikendorkan.
9. Tutup autoclave
dengan rapat lalu
kencangkan baut
pengaman agar
tidak ada uap yang
keluar dari bibir
autoclave. Klep
pengaman jangan
dikencangkan
terlebih dahulu.
10. Nyalakan
autoclave,
diatur timerdengan
waktu minimal 15
menit pada suhu
121oC.
11. Tunggu sampai air
mendidih sehingga
uapnya memenuhi
kompartemen
autoclave dan
terdesak keluar dari
klep pengaman.
Kemudian klep
pengaman ditutup
(dikencangkan) dan
tunggu sampai
selesai.
Penghitungan
waktu 15’ dimulai
sejak tekanan
mencapai 2 atm.
12. Jika alarm tanda
selesai berbunyi,
maka tunggu
tekanan dalam
kompartemen turun
hingga sama
dengan tekanan
udara di lingkungan
(jarum
pada preisure
gauge menunjuk ke
angka nol).
Kemudian klep-
klep pengaman
dibuka dan
keluarkan isi
autoclave dengan
hati-hati.

44
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca yaitu cawan petri, pipet ukur, pipet tetes,
tabung reaksi, erlenmeyer, mortar& pestle, gelas beker, gelas drigalsky, pembakar
bunsen, cover glass & preparat dan tabung durham.

2. Alat-alat laboratorium yang cukup sederhana dan mudah untuk digunakan yaitu jarum
Ent, jarum Ose, pinset, ruber bulb dan mikropipet.

3. Peralatan yang cukup besar dan rumit penggunaanya di laboratorium yaitu pH meter
universal, mikroskop majemuk, mikroskop stereo, oven, autoklaf, incubator, orbital
shaker, hot plate, magnetic strirrer, colony counter, LAF, spectrophotometer, water
distiller.

4. Sebagian alat-alat yang ada di laboratorium terbuat dari bahan gelas/kaca, hal ini
dikarenakan gelas/kaca adalah media yang tidak midah kontaminan dan mudah
dibersihkan sehingga tidak mengganggu jalannya proses penelitian.
4.2 Saran

Saran yang akan disampaikan penulis yaitu ketika di dalam laboratorium tidak bercanda
dengan berlebihan misalnya sampai mendorong, karena akan berbahaya untuk diri sendiri dan
juga peralatan yang di dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta. Erlangga


Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. JakartA. Erlangga
Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia. Yogyakarta. Liberty
Djide ,M. Natsir. 2006 . Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar. Universitas Hasanuddin
Neilands. 1990. Analisa Kimia. Jakarta. Erlangga.
Sumanti, Debby M., dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Jatinangor.
Universitas Padjajaran

You might also like