Professional Documents
Culture Documents
4 (2018) : 77-85 77
sasmita.ptp14@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme perpindahan panas dan
penguapan air pada gabah selama proses pengeringan menggunakan udara panas
sebagai media penghantar panas. Penelitian ini berbentuk eksperimen yang terdiri dari
dua variabel yaitu variabel A adalah suhu dengan 3 taraf50o, 60o dan 70oC dan variabel B
adalah lama pengeringan dengan 3 taraf160, 170, dan 180 menit. Sampel penelitian
adalah gabah basah dengan kadar air awal 20,51% dikeringkan menggunakan alat
pengering berbentuk lemari (cabinet dryer). Untuk mengetahui perubahan suhu yang
terjadi maka proses pengeringan dilakukan pengukuran suhu lingkungan/udara dan suhu
gabah menggunakan termokopel. Sebelum dan sesudah pengeringan dilakukan
pengukuran kadar air untuk mengetahui perubahan kadar air gabah dari setiap perlakuan
yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dan semakin
lama pengeringan digunakan maka laju perpindahan panas semakin tinggi, maka
penguapan air semakin besar, sehingga menyebabkan kadar air gabah menurun.
Kata Kunci :Pengeringan, Perpindahan panas, Penguapan air, Cabinet Dryer, Gabah.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the mechanism of heat transfer and water
evaporation grain water during drying process using hot air as heat conducting media. This
experiment is an experiment consisting of two variables, namely variable A is temperature
with 3 level 50o, 60o and 70oC and variable B is drying time with 3 level 160, 170, and 180
minutes. The sample was wet grain with initial moisture content of 20.51% dried using a
cabinet dryer. To determine the temperature changes that occur then the drying process is
done by measuring the temperature of the environment / air and grain temperature using
thermocouple. Before and after drying the water content is measured to determine the
change of grain water level of each treatment used. The results showed that the higher
temperature and the longer drying is used the higher heat transfer rate, the greater the
evaporation of water, causing the grain water content to decrease.
Keywords: Drying, Heat transfer, Evaporation of water, Cabinet Dryer, Grain.
Sasmita, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 77-85 78
pengeringan yang lama akan cepat terjadi sehingga kadar air nya pun
menghasilkan perubahan kadar air yang semakin berkurang.
tinggi pula. Dari hasil yang diperoleh Pada awal proses pengeringan
dapat disimpulkan bahwa diduga faktor penguapan kadar air melaju lebih cepat
yang mempengaruhi kadar air pada hal ini disebabkan karena banyaknya
gabah yang berbeda-beda adalah faktor kandungan air pada bahan, sehingga
suhu dan lama pengeringan. penguapan air terlebih dahulu terjadi
Berdasarkan hasil perhitungan pada permukaan bahan. Air bebas
kadar air dapat diketahui bahwa semakin merupakan air yang mudah menguap
tinggi suhu dan semakin lama waktu dari bahan makanan dikarenakan ikatan
pengeringan akan menyebabkan hidrogen yang lemah dalam air bebas
penguapan air pada penurunan kadar air (Winarno, 2002). Selanjutnya penurunan
semakin besar, hal ini dikarenakan suhu laju penguapan air hal ini disebabkan
yang tinggi akan menyebabkan cepatnya karena sebagian besar air di permukaan
panas merambat ke permukaan bahan bahan telah menguap sehingga
yang dikeringkan sehingga akan penguapan air berlanjut ke bagian dalam
menguapkan air di dalam bahan. Hal ini bahan dan cenderung konstan, hal ini
didukung dengan pernyataan Irawan disebabkan penguapan air dari bahan
(2011) dalam Hidayati dkk., (2013) telah menurun seiring dengan penurunan
bahwa perbedaan suhu antara media kadar air selama proses pengeringan
pemanas dan bahan yang makin besar sehingga jumlah air bebas makin lama
menyebabkan makin cepatnya semakin berkurang dan permukaan
perpindahan panas kedalam bahan dan partikel bahan tidak lagi ditutupi oleh
makin cepat pula perpindahan uap air lapisan air, sehingga laju penguapan air
dari bahan ke lingkungan. Selain itu pada perlakuan ini mengalami
Mujumdar (2004) dalam Ivan dkk., penurunan dan cenderung konstan.
(2013) juga mengemukakan bahwa Laju Perpindahan Panas Secara
semakin besar beda suhu antara Konduksi
pemanas dengan bahan, maka proses Perhitungan laju pindah panas
transfer panas ke dalam bahan juga dalam penelitian ini yaitu laju pindah
akan semakin cepat. Oleh karena itu, panas pada gabah dengan
semakin tinggi suhu udara pengering, menggunakan pendekatan persamaan
maka semakin cepat proses dapat dilihat 1. Hasil perhitungan laju
pengeringannya. Hal ini sejalan dengan perpindahan panas selama proses
hasil penelitian Martunis (2012) yang pegeringan gabah dapat dilihat pada
melaporkan bahwa dengan perlakuan Gambar 4.2, 4.3 dan 4.4.
lama pengeringan, semakin lama
pengeringan berlangsung (7 jam) maka
penguapan air di dalam bahan semakin
Sasmita, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 77-85 82
0,18
0,16 0,12
Laju Pindah Panas Qk
0,14 0,10
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0
Lama Pengeringan (Menit) Lama Pengeringan (Menit)
Gambar 2
Hasil perhitungan laju pindah panas Gambar 3
suhu 50OC Hasil perhitungan laju pindah panas
suhu 60OC
Berdasarkan gambar 2 hasil
perhitungan laju perpindahan panas Berdasarkan gambar 3 hasil
pada gabah, bahwa perpindahan panas perhitungan laju perpindahan panas
meningkat lebih cepat pada awal yang terjadi selama proses pengeringan
pengeringan. Hal ini disebabkan karena dapat dilihat bahwa awal proses
pada awal pengeringan air yang dapat pengeringan mengalami perpindahan
teruapkan pada permukaan lebih banyak panas lebih cepat. Hal ini disebabkan
dan semakin menurun hingga akhir bahwa air permukaan bahan lebih
pengeringan, seiring dengan banyak teruapkan, seiring berjalannya
bertambahnya waktu maka suhu dari waktu proses pengeringan mengalami
bahan menurun dan akan mendekati penurunan kadar air dan mendekati
konstan karena proses yang berperan konstan. Penguapan mula-mula terjadi
adalah uap air dari dalam menuju keluar pada air di permukaan, setelah air
bahan. Berdasarkan hasil perhitungan permukaan berkurang maka terjadi
laju perpindahan panas yang terjadi pengaliran air antar sel ke permukaan,
selama proses pengeringan dapat karena proses keseimbangan kadar air
disimpulkan bahwa suhu dan lama di dalam gabah sendiri. Proses ini
pengeringan akan berpengaruh terhadap berjalan sampai keadaan air sel dan
laju perpindahan panas, semakin tinggi kadar air permukaan tertentu,
suhu udara pengering, maka proses selanjutnya dinding sel mengambang
pengeringan akan semakin cepat. Hal ini dan air dalam sel mengadakan
dikarenakan dengan peningkatan suhu keseimbangan dengan kadar air
udara pengering, maka semakin besar seluruhnya sehingga ada pengaliran air
pula energi panas diberikan pada gabah antara sel. Proses ini terjadi berulang kali
yang dikeringkan sehingga dapat sampai terjadi pemindahan air dari
membawa air yang terkandung dalam dalam gabah ke udara.
gabah lebih banyak.
Sasmita, Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : 77-85 83
Laju Pindah Panas Qk 0,1 yang diterima setiap per rak dan dapat
0,08
Suhu 70⁰ 160
juga berpengaruh pada luas permukaan
0,06 menit yang digunakan setiap per rak. Hal ini
0,04
Suhu 70⁰ 170
menit
didukung dengan pernyataan Mayani
0,02
0 Suhu 70⁰ 180
dkk.,(2012) dalam Cynthia dkk.,(2013)
menit bahwa proses pengeringan dibutuhkan
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0