You are on page 1of 22

TERMINOLOGI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM), TOTAL

QUALITY CONTROL (TQC), QUALITY ANSURANCE


Oleh : Nur Aisyah

1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari tidak terlepas dalam pembicaraan tentang kualitas atau mutu ,
bahkan sebagian besar mendefenisikan kualitas disesuaikan dengan apakah memenuhi
standard keinginan serta harapan dalam kenyataan. Aspek yang melingkupi kualitas atau mutu
tidak akan terlepas dari Total Quality Management (TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu,
Total Quality Control (TQC) / Pengendalian Mutu dan Quality Assurance (QA
)/ Penjaminan Mutu.
Menurut Stephen P. Robbins (2014:346) ; Quality is the ability of a product or service to
reliably do what it is supposed to do and to satisfy customer expectations ; Kualitas adalah
kemampuan suatu produk atau jasa untuk andal melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
untuk memenuhi harapan pelanggan.
Dalam perkembangan manajemen mutu, terdapat tiga jenis sistem yang utama yaitu
Pengendalian Mutu (Quality Control), Jaminan Mutu Terpadu (Quality
Assurance), dan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management. (TQM).
Berkaitan dengan konsep Quality Assurance, Dadang suhardan (2001) menjelaskan
bahwa. Quality Assurance atau Jaminan Mutu merupakan istilah yang mengacu kepada
kepercayaan akan kehandalan barang atau jasa, yang menyebabkan konsumen memiliki rasa
keamanan atau ketenangnan memilikinya. Karena produk barang atau jasa tersebut dapat
dipertanggungjawabkan. Konsumen tidak ragu-ragu memilikinya, membelinya, memakainya,
menggunkan dan meanfaatkannya karena dapat dipercaya, baik untuk sementara maupun jangka
panjang.
Menurut Kaoru Ishikawa (1985) Jaminan mutu merupakan menjamin mutu pada suatu produk
sehingga konsumen dapat membelinya dengan penuh kepercayaan dan menggunakannya dalam
jangka waktu lama dengan kepercayaan dan kepuasan.Sedangkan dalam ISO 8402 (Quality
Vocabulary) Jamian kualitas (Quality Assurance) adalah semua tindakan terencana dan
sistematik yang diimplementasikan dan didemonstrasikan guna memberikan kepercayaan yang
cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk kualitas tertentu.
Jika dikaitkan dengan bidang pendidikan, lembaga pendidikan dengan adanya jaminan mutu,
maka lembaga pendidikan akan terus berusaha dalamservice ability kepada pelanggan supaya
akan terus menaruh kepercayaanya dan pelanggan akan merasa aman dan puas.
Kualitas adalah unsur penting dalam membangun bisnis yang suksesdan pemasaran.Tidak
hanya produk dan jasa harus berkualitas tinggi, tetapipelanggan potensial juga perlu
memiliki jaminan bahwa produk akanberkualitas tinggi. Organisasi yang telah
mengembangkan sistem mutu telah menemukan bahwa hal ini menjadi bagian
penting dari strategi bisnis . Kualitas merupakan kemampuan produk atau jasa untuk memuaskan
pelanggan dan kegiatan apa yang perlu dilakukan, untuk menunjukkanbahwa produk atau
jasa yang akan memuaskan pelanggan.
Perkembangan Mutu serta pokok-pokok pikiran yang dimulai dari :
1. Amerika Serikat
a. Deming (William Edwards Deming);
Karya Deming berisikan tentang filosofi mutu dan MMT, yaitu : Lingkaran PDCA dan Tujuh
Penyakit Mematikan
- A system of Profound Knowledge (system pengetahuan Mendalam ) merupakan konsep filosofis
yang terdiri dari komponen teori untuk memahami berbagai kenyataan dunia, yaitu Sistem, Teori
Keberagaman (variation or heterogenity), Teori Pengetahuan, Psikologi.
- 14 Prinsip Deming; Adakan kebulatan Tekad, Anutlah filosofi baru, Jangan bergantung pada
inspeksi, Hentikan kebiasaan menentukan keuntungan, Terus menerus memperbaiki system,
Lembagakan pelatihan dalam jabatan, Lembagakan kepemimpinan,Hilangkan rasa tahut,
Tiadakan sekat-sekat pemisah, Hindari slogan pernyataan, Hilangkan target kuota karyawan,
Hilangkan penghalang, Lembagakan program pendidikan ,Aktifkan budaya mutu terpadu.
- Lingkaran PDCA:
b. Joseph M.Juran ;
- Peningkatan Mutu yang terstruktur
- Lembagakan program pelatihan yang ekstensif
- Tekad kuat dan kepemimpina yang baik
c. Philip B Crosby
- Integritas
- Sistem
- Komunikasi
- Pelaksanaan
- Kebijakan
- Langkah-langkah strategis : komitmen, pendidikan/pelatihan dan pelaksanaan.
Pada Struktur organisasi , maka proses dan prosedur yang diperlukanuntuk
memastikan bahwa keseluruhan maksud dan arah organisasi berkualitas dan terpenuhi
kualitas produk atau jasa terjamin. Sistem Jaminan Kualitas pertama kali diperkenalkan secara
luas selama Perang Dunia II.Ada kebutuhan untuk memperketat pengawasan pada
output industri,khususnya di industri militer, ini awalnya hanya inspeksi dan pengujian,
danmengandalkan menangkap cacat pada akhir proses. Sebagai permintaan untuk kualitas yang
lebih baik dan produk yang lebih handal dan jasa meningkat, sistem kualitas berkembang
menjadi seri ISO 9000 ini sekarangbergantung pada pencegahan daripada
mengobati, dan berlaku untuk semua industri, termasuk industri konstruksi.
Pada tahun 1987 perwakilan industri dihormati dari seluruh duniadibantu Organisasi
Standar Internasional (ISO) untuk mengembangkan seriISO 9000 standar sistem mutu. Standar
ini telah diakui dan digunakan dilebih dari 90 negara termasuk Inggris, Masyarakat
Eropa, 2 standar yang paling umum
digunakan di seri ISO 9000 adalah ISO 9001 dan ISO 9002: ISO9001 mengatur
tentang persyaratan yang harus dipenuhi oleh Sistem Mutuketika bisnis yang terlibat
dalam desain, pengembangan, produksi, instalasi dan / atau servis. ISO 9002 mengatur
tentang persyaratan sistempenjaminan mutu ketika bisnis yang terlibat dalam
pengembangan, produksi,instalasi servis. ISO 9003 Model for Quality Assurance in Final
Inspection Test 9000, – Quality Management and Quality Assurance Standards: Guidelines for
Selection and Use ISO 9004 Quality Management and Quality System Elements--Guidelines
Kebutuhan akan Sistem Penjaminan Mutu dikembangkan dengan baikdan
dilaksanakan untuk :
(i).Meningkatkan kualitas produk dan layanan;
(ii).Meningkatkan kepercayaan pelanggan bahwa kebutuhan terpenuhi.
(iii).Membakukan bisnis dengan memberikan pendekatan yang konsisten
(iv) Meningkatkan proses kerja, efisiensi, moral dan mengurangi limbah.
Pentingnya Mutu sebagai suatu standar pemenuhan kebutuhan dan keinginan akan
pemuasan terhadap aktivitas baik secara input, proses dan output.
1.2. Rumusan Masalah
Total Quality Management (TQM) adalah cara mengelola untuk masa depan, dan jauh
lebih luas dalam aplikasi dari hanya memastikan produk atau kualitas layanan, ini adalah cara
untuk mengelola orang dan bisnis proses untuk memastikan pelanggan yang lengkap kepuasan
pada setiap tahap, internal dan eksternal. TQM, dikombinasikan dengan kepemimpinan yang
efektif, hasil organisasi melakukan yang hal benar benar, pertama kalinya.
Inti dari TQM adalah antarmuka pemasok pelanggan, baik eksternal dan internal. Inti ini
harus dikelilingi oleh komitmen terhadap kualitas, komunikasi, kualitas pesan, dan pengakuan
dari kebutuhan untuk mengubah budaya organisasi untuk membuat total kualitas. TQM tidak
terlepas dari hubungannya dengan Total Quality Control (TQC) dimana akan dilihat
proses pengawasan kualitas dari output yang dihasilkan sebagai bentuk kepuasan akhir dari
konsumen, sebagai penjaminan mutu terhadap kinerja tersebut dan berhubungan dengan Quality
Assusrance (QA) tentang bagaimana berjalannya mutu tersebut sehingga tersistem sebagai acuan
untuk perbaikan dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada organisasi. Dasar-dasar
TQM, TQC dan QA dan mereka didukung oleh fungsi manajemen kunci orang-orang, proses dan
sistem dalam organisasi menyangkut komitmen, kebudayaan dan komunikasi yang berjalan
dalam menciptakan dan menghasilkan tujuan yang diharapkan oleh organisasi..
Dalam hal kualitas , maka peran organisasi merupakan dasar utama sebagai pengelola
yang dapat menyempurnakan keinginan dari pelanggan. Maka perlu dibuat batasan masalah
hanya membahas tentang tentang Total Quality Management , Total Quality Control dan Quality
Assurance.
Manfaat Pelaksanaan Pengendalian Mutu bagi Karyawan;Meningkatkan kemampuan
karyawan dalam melihat, mengenali, permasalahan, dan mencari alternatif pemecahan,
Meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi didalam kelompok kerja, Membiasakan
berpikir secara analitis dengan menggunakan teknik quality control, Peningkatan daya
kreativitas, Peningkatan kepercayaan diri.
Manfaat bagi Institusi : Pengembangan institusi melalui akumulasi gagasan-gagasan
perbaikan, Meningkatkan daya saing barang atau jasa yang dihasilkan, Memperbaiki hubungan
institusi dengan karyawan, Partisipasi semua karyawan di dalam membantu terwujudnya tujuan
institusi, dan bagi Konsumen : Konsumen akan memperoleh barang atau jasa yang bermutu
baik, Konsumen akan mendapatkan kepuasan dari barang atau jasa tersebut, Konsumen akan
memperoleh barang atau jasa yang memenuhi kesehatan dan keselamatan, Konsumen akan
menerima barang sesuai dengan pesanannya, Pemerintah akan mendapatkan pajak-pajak.
1.3. Tujuan Pembahasan
Tujuan diadakan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas mata
kuliah yang diberikan oleh Dosen Pengampu Bapak Prof. Dr.Harun Sitompul, MPd, dalam mata
kuliah Penjaminan Mutu pada Pasca Sarjana S3 Manajemen Pendidikan Unimed Medan.
1.4.Manfaat Pembahasan
Sebagai dasar untuk melengkapi penulisan Makalah ini, maka penulis mendapat manfaat
tentang pembahasan ini :
- Sebagai penerapan ilmu tentang bagaimana terminology pembahasan tentang kualitas yang
dipadukan antara TQM TQC, QA dalam suatu organisasi , dan penerapannya dalam manajemen
pendidikan tinggi;
- Melihat system, penerapan tentang hubungan yang diciptakan oleh TQM, TQC,QA pada sebuah
Pendidikan Tinggi.

2.PEMBAHASAN
2,1,Total Quality Management (TQM)
Menurut Tjiptono (2003:4) defenisi Total Quality management merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk , jasa, manusia, proses dan
lingkungannya. Dalam Tjiptono (2003:4-5) Total Quality Approach dapat dicapai dengan
Karakteristik Total Quality management:
o Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
o Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
o Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
o Memiliki komitmen jangka panjang
o Membutuhkan kerja sama tim (teamwork)
Mengandung arti bahwa TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan
teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen
orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total
dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen
vital lainnya.
TQM tergambar pada Evolusi mutu yang menggambarkan tentang bagaimana mutu
tersebut berkembang secara terus menerus untuk memahami dan menanggapi kebutuhan-
kebutuhan secara terpadu. Total Quality Management didefinisikan sebagai konsep perbaikan
yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level
organisasi, untuk mencapai kualitas dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen .
Pengertian Total menunjukkan bahwa TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh yang
melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. Setiap orang terlibat dalam
proses TQM. Lebih lanjut, kata total berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir
dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang
mendukung. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen
pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung
pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting
: kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM
adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan. Pengertian Manajemen bahwa TQM merupakan
pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan
TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai
perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi,
orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.
TQM tidak jauh beda dengan Gugus Kendali Mutu (GKM), Istilah Gugus Kendali Mutu
(GKM) pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan krisis produktivitas.
Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang melibatkan negara-negara industri
terutama di Jepang dan Amerika pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain
meningkatkan efisiensi di bidang input atau meningkatkan hasil per satuan unit input yang
digunakan dalam proses itu. Efisiensi input bisa dilakukan dengan menekan biaya produksi
terutama biaya tenaga kerja. Namun pendekatan ini diragukan keberhasilannya karena hal itu
akan berarti menurunkan standar hidup buruh, oleh karenanya jika pendekatan ini dilakukan
malah akan menyebabkan kontra produktif. Pengalaman di Jepang untuk meningkatkan
produktivitas ini adalah dengan mengintroduksi penggunaan robot terutama bagi pekerjaan yang
dilakukan berulang-ulang, berbahaya dan pekerjaan yang kurang disenangi. Namun cara itu bagi
Amerika Utara dianggap akan menyebabkan kehilangan pekerjaan. Munculnya berbagai
persoalan tersebut pada akhirnya membawa solusi dengan memberikan perhatian pada faktor
manusia. Bagaimana mengarahkan karyawan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai
kepuasan yang lebih besar, memperoleh motivasi yang lebih tinggi dan dengan demikian
menjadi lebih produktif? Kuncinya terletak dalam partisipasi karyawan pada semua tingkatan
dalam organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga muncull konsep GKM atau
disebut juga Quality Control Circle (QCC). Sejalan dengan arus globalisasi, istilah GKM atau
QCC semakin sering digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam upaya menuju Total
Quality Management (TQM) atau manajemen kualitas terpadu. Suatu sistem manajemen kualitas
merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manjemen
sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan
atau persyaratan tertentu. Istilah Manajemen Mutu/Kualitas dewasa ini lazim dan merupakan
metoda yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti pengendalian yang
diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang saham.
Pengelolaan Mutu Terpadu (TQM) memiliki sejumlah pengertian berdasarkan sudut pandang dan
perbedaan level organisasi, antara lain:
· Dasar untuk perbaikan yang berkesinambungan
· Filsafat dalam menjalankan bisnis
· Cara yang benar dalam mengelola bisnis
· Konsep total pembagian wewenang (people-empowerment)
· Memusatkan perhatian pada pelanggan
· Komitmen pada mutu
· Investasi pada ilmu pengetahuan
Secara spesifik TQM dapat didefinisikan sebagai suatu sistem manajemen yang dinamis yang
mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu untuk
mencapai kepuasan pelanggan dan kepuasan yang mengerjakannya.
Mutu Terpadu (Total Quality) merupakan sebuah deskripsi dari budaya, sikap, dan organisasi, dari sebuah
perusahaan yang berusaha untuk menyediakan produk dan pelayanan yang bisa memuaskan atau memenuhi
kebutuhan pelanggannya. Budaya tersebut meletakkan mutu dalam semua aspek operasional perusahaan, dengan
proses-proses yang dilakukan secara benar pertama kali, dan cacat (defect) atau pemborosan dihilangkan dari
operasi.
Agar sukses dalam menerapkan TQM, suatu organisasi harus berkonsentrasi pada 8 elemen kunci berikut:
1. Etika
2. Integritas (kejujuran)
3. Kepercayaan
4. Pelatihan (training)
5. Kerja tim (team work)
6. Kepemimpinan (leadership)
7. Penghargaan (recognition)
8. Komunikasi
Perbedaan yang nyata antara TQM dengan sistem manajemen mutu yang lain adalah bahwa TQM
menitikberatkan pada keterlibatan semua individu organisasi untuk mencapai suatu sasaran mutu. Ada 5 manfaat
yang dapat diperoleh dari penerapan TQM yaitu: Produk yang dihasilkan bermutu tinggi (Quality), biaya yang
efisien (Cost), waktu pengiriman yang tepat (Delivery), semangat kerja yang tinggi (Morale), dan lingkungan kerja
yang aman (Safety). Kelima manfaat itu lebih populer dikenal dengan istilah QCDMS.
2.2. Total Quality Control (TQC)
Total Quality Control (TQC) adalah sistem manajemen yang dinamis yang mengikut
sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian mutu
untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya. Dasar Total Quality Control
adalahmentalitas, kecakapan dan manajemen partisipatif dengan sikap mental yang
mengutamakan kualitas kerja. Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguh-sungguh, jujur dan
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaannya.
Konsep dasar TQC :
1. Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi Standard)
2. Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
3. Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan benar)

2.2.1.Sistem manajemen Total Quality Control


Sistem manajemen Total Quality Control meliputi apa yang dimaksud dengan sistem
manajemen, kebijakan manajemen, proses kerja gugus TQC, tujuan gugus kerja TQM dan
program TQM.
1. Yang dimaksud sistem manajemen :
Ø Untuk mengetahui pengetahuan/konsep standar dan sistem manajemen seutuhnya
Ø Dapat memilih cara penerapan yang paling tepat dan efektif
Ø Sistem manajemen memilih tiga tingkat aktivitas sesuai dengan struktur piramidal organisasi
dan setiap jenjang memiliki tugas membantu penerapan TQC sesuai dengan fungsinya masing-
masing
2. Kebijakan Manajemen
Ø Dukugan dari manajer puncak dalam menetapkan kebijaksanaan dan memberi pengarahan
Ø Dukungan dari manajer menengah untuk berperan serta dalam TQC
Ø Pengawasan melekat harus diterapkan oleh setiap atasan/sub unit/ kelompok kerja dengan cara
yang benar, agar kesalahan dapat diketahui sedini mungkin
3. Proses Kerja Gugus TQC
Ø Pengajuan masalah
Ø Analisis permasalahan
Ø Mencari pemecahan masalah
Ø Presentase pada pihak manajer, serta
Ø Manajer akan meninjau, menelusuri atau meminta tindak lanjut dari presentasi yang dimaksud.
4. Pelaksanaan Program TQC
Dalam pelaksanaan program TQC terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar TQC dapat
sukses yaitu dari sisi karyawan dan manajer.
Ø Dari sisi karyawan : Menciptakan suasana yang cocok, Saling memberi informasi dan
berkomunikasi, Dijadikan program suka rela, Memberi pengarahan dan latihan, Bersikap terbuka
dan positif, Menyediakan waktu, sarana, fasilitas dan dana
Ø Dari sisi Manajer : Mengajukan dan menjelaskan program TQC kepada pucuk pimpinan,
Menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai, Mendapat dukungan dari Pucuk Pimpinan
2.2.2.Pemecahan masalah TQC
Pemecahan masalah TQC dilakukan dengan Plan, Do, Check and Action yang dijabarkan
menjadi delapan langkah:
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menjelaskan mengapa masalah itu di prioritaskan
3) Mengenali status masalah
4) Susun langkah-langkah perbaikan
5) Melaksanakan langkah-langkah perbaikan
6) Periksa hasil perbaikan
7) Mencegah terulangnya masalah
8) Menggarap masalah selanjutnya
Dalam fungsi manajemen , dalam keterkaitan antara Plan, Do, Act dan Chek maka Chek
merupakan bagian terakhir yang difungsikan terhadap proses pengawasan. Menurut Usman
(2013:536) bahwa Bentuk Pengawasan antara lain :
1. Pengawasan Melekat (Waskat)
2. Pengawasan Fungsional (Wasnal)
a. Pengawasan Internal;
Manfaatnya :
1. Menjembatani hubungan pimpinan tertinggi dengan para manajer dan staf dalam rangka
memperkecil ketimpangan informasi;
2. Mendapatkan informasi keuangan dan penggunaan yang tepat dan dapat dipercaya;
3. Menghindari dan mengurangi risiko organisasi;
4. Memenuhi standar yang memuaskan;
5. Mengetahui penerimaan / ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur internal;
6. Mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya organisasi atau kepastian terwujudnya
penghematan
7. Efektifitas pencapaian Organisasi.
b. Pengawasn Eksternal
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi.
3. Pengawasan Masyarakat; merupaka control masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya
organisasi.
4. Pengawasan Legislatif; Mengawasi tata cara penyelenggaraan pemerintah dan keuangan Negara.
Pengawasan tersebut tidak terlepas dari Mutu , yang tertuang dalam standar mutu,
meliputi : input, proses, output dan outcome,yang tertuang dalam Model Proses ,seperti gambar 1
berikut ini .

Gambar 1. Model Proses


Dalam mengakomodir keseluruhan proses tentang model proses maka tidak terlepas dari
Karakteristik Mutu, yaitu :
1. Performa
2. Timeliness
3. Reliability
4. Durability
5. Aestetics
6. Personal Interface
7. Easy of use
8. Feature
9. Conformance to specification
10. Consistency
11. Uniformity
12. Service Ability
13. Accuracy
Menurut Usman (2013: 550) bahwa Teknik Pengawasan untuk Peningkatan Mutu yaitu :
Quality Control, Quality Assurance, Total Quality Control, Deming, Juran, Crosby, Peter,
Ishikawa, Malcolm Baldridge Award, European Quality Award, International Standar
Organization, Total Quality Mangement, Management Based School.
Total Quality Control (TQC) merupakan pendekatan sistematisterpadu
untuk memastikan bahwa pelanggan dan pemasok sama-sama memiliki sistem mutu yang
efektif dan suara di tempat. TQC melampauipersyaratan keamanan produk hanya untuk benar-
benar mempercepat waktu-ke-pasar, meningkatkan kualitas produk dan mengurangi
biayakeseluruhan.
Layanan yang terkait dengan TQC meliputi:
1. Sistem Mutu Evaluasi - Menyediakan tinjauan ekstensif darikualitas sistem
manajemen pabrik yang sudah ada, penerapan standar, pengadaan dan prosedur manufaktur saat
ini.
2. Sistem TQC Set Up - Penawaran nasihat tentang cara untuk sepenuhnya memanfaatkan sumber
daya perusahaan danmemperbaiki sistem produksi secara keseluruhan. Selain
itu,berlaku langkah-langkah pencegahan dan korektif untuk membangun sistem traceability pasti
dan rinci, dari pengadaanbahan baku untuk pemasaran produk.
3. Catatan sistematis Informasi Produksi - Informasi Dokumendan catatan produksi dalam
database yang luas Intertek di setiap titik dari proses manufaktur. Data
yang dikumpulkanmeliputi peralatan terkait dan kinerja material, proses pemeriksaan, standar
keselamatan dan informasi kepatuhan.
4. Proses / Produk Verifikasi Data - strategis memverifikasisistem produksi secara
keseluruhan dengan menyediakan auditproses dan audit produk untuk memastikan validitas dari
semua sistem identifikasi setelah sistem TQC siap. Verifikasi data untuk
memastikan semua standar terpenuhi, dan memberikan resolusi tepat waktu.
TQC berhubungan dengan Quality control, atau QC untuk jangka pendek, adalah suatu
proses dimana entitas meninjau kualitas semua faktor yang terlibat dalam produksi. Pendekatan
ini menempatkan penekanan pada tiga aspek yaitu unsur-unsur seperti kontrol, manajemen
pekerjaan, didefinisikan dan proses dikelola dengan baik, kinerja dan integritas kriteria, dan
identifikasi catatan Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi elemen lunak, seperti personel, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi,
semangat tim, dan hubungan kualitas.

2.3. Quality Assurance (QA) / Jaminan Kualitas


Struktur organisasi, proses dan prosedur yang diperlukan untuk
memastikan bahwa keseluruhan maksud dan arah organisasi kualitas salamterpenuhi dan bahwa
kualitas produk atau jasa terjamin.
Sistem Jaminan Kualitas pertama kali diperkenalkan secara luasselama Perang Dunia
II. Kebutuhan untuk memperketat pengawasan pada output industri, khususnya
di industri militer, awalnya hanya inspeksi danpengujian,
dan mengandalkan menangkap cacat pada akhir proses. Sebagai permintaan untuk kualitas yang
lebih baik dan produk yang lebih handal danjasa meningkat, sistem kualitas berkembang
menjadi seri ISO 9000.
Kekuatan pendorong di balik popularitas besar QA Sistemadalah:
(i) kebijakan pembelian pemerintah
(ii) usaha besar kebijakan pembelian
(iii) pelanggan lain meminta untuk itu
(iv) pesaing lain yang menawarkan itu
(v) prosedur Standarisasi yang ingin untuk perusahaan yang berkembang
(vi) alat pemasaran yang diinginkan.
2.3.1.Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
Rekomendasi yang dihasilkan dari teknik-teknik statistis sering kali tidak dapat dilayani oleh struktur
pengambilan keputusan yang ada. Pengendalian mutu (quality control) berkembang menjadi pemastian mutu
(quality assurance). Bagian pemastian mutu difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk melalui
pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk peningkatan mutu.
Pemastian mutu bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang bertanggung jawab penuh terhadap mutu kinerja
masing-masing bagian.
Manfaat yang bisnis harus berasal dari Sistem QA diterapkan dengan benar adalah:
(i) Meningkatkan kepuasan pelanggan
(ii) efisiensi Meningkatkan
(iii) keefektifan Meningkatkan
(iv) Mengurangi ulang dan limbah
(v) Membuat bisnis yang direncanakan
(vi) Menambahkan kredibilitas bisnis
(vii) Mengaktifkan bisnis untuk bersaing atas dasar kesetaraandengan bisnis yang lebih besar.
Sistem mutu harus menjadi dokumen kerja praktis. sebagai panduan
yang berguna dalam operasi proses apapun:
1. Tidak ada proses tanpa pengumpulan data
2. Tidak ada pengumpulan data tanpa analisis
3. Tidak ada analisis tanpa keputusan
4. Tidak ada keputusan tanpa tindakan (yang dapat mencakupmelakukan apa-apa)

2.4. Hubungan TQM, TQC dan QA


Quality Assurance memberikan suatu penjaminan secara kualitas dengan suatu systemtis kerja dan
keterbukaan untuk keberhasilan suatu pekerjaan secara keseluruhan organisasi di setiap lini dengan melalui system
control. Secara umum fungsi QA lebih berperan sebagai analyst untuk memperbaiki mutu produk, dan datanya bisa
diperoleh dari data sampling orang QC atau feedback dari internal perusahaan ataupun adanya Quality complain dari
luar perusahaan yaitu costumer. Dan QA biasanya juga berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut, biasanya
pada struktur organisasi QA lebih tinggi letaknya dengan QC karena selain dari penjamin QC dia juga memberi
laporan kepada direksi atau management mengenai final decision yang layak atau tidak layaknya produk yang
dikeluarkan. yang tentunya melibatkan proses-proses lainnya seperti produksi, inventory, maintenance. QA lebih
menjaga corporate image dengan mencegah defect ke consumen. parameternya hanyalah hitam putih dengan nilai
yang telah dirumuskan dalam fungsi yang kita sebut kualitas.
Total Quality Management menerapkan setiap pekerja secara individu mempunyai tanggung jawab
terhadap kualitas pekerjaannya. Dalam Pendidikan Tinggi Pimpinan dan Seluruh civitas akademika sebagai unsur
yang mendominasi input (calon mahasiswa), proses Kegiatan Belajar Mengajar) dan output (lulusan), dimana para
Pimpinan dan civitas akademika berkumpul dalam gugus kendali mutu untuk mendiskusikan dan memecahkan
masalah dan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas.
Total Quality Control adalah pengendalian mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat
diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum
sebagai hasil akhir pekerjaan dalam pendidikan tinggi adalah Pimpinan dan peraturan dari Sistem Pendidikan
Nasional sebagai Standar dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . TQC merupakan operasional yang
langsung melakukan aktivitas checking atau inspeksi terhadap output , biasanya kalo di lini produksi biasanya ada
seoarang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas lainnya.

2.5. Sistem TQM, TQC dan QA dalam Manajemen Pendidikan Tinggi .


Pendekatan sistematis terpadu untuk memastikan bahwa pelanggan dan pemasok sama-
sama memiliki sistem mutu yang efektif , sebagai dasar suatu mutu atau kualitas dalam
memperoleh hasil yang lebih baik secara terus menerus sebagai konsep yang menyatu antara
TQM, TQC dan QA sebagai kualitas mutu dalam manajemen Pendidikan Tinggi, sebagai standar
penjaminan mutu terpadu yang diselenggarakan oleh Pengelola Pendidikan sebagai wujud antar
Manajemen dan pelaksana yang tergabung dalam kesatuan peningkatan Mutu ke arah yang lebih
baik dan berkualitas .
Penjaminan Mutu Pendidikan ini di atur dalam Permen 63/2009 Pasal 1; Dalam peraturan
menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan
masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah subsistem dari
Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya meningkatkan mutu pendidikan.

Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan, tertuang pada Pasal 2, yaitu :


(1) Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan
bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP.
(2) Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP termasuk:
a. Terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal;
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam penjaminan mutu
pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan, penyelenggara
satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan
Pemerintah;
c. Ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau
nonformal;
d. Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal yang dirinci menurut
provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau program pendidikan;
e. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan
atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten
atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.

Sistem TQM , TQC dan QA secara terus menerus dapat dilihat pada Penjaminan mutu
gambar berikut, bagaiman menyusun suatu standar mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar
Mutu Pendidikian Tinggi, dan melaksanakan dalam Proses Tri Dharma Perguruan Tinggi ,
kemudian dengan TQC mengadakan pemantauan terhadap mutu Pendidikan tersebut apakah
sesuai dengan visi, misi dan tujuan perguruan tinggi tersebut, kemudian di evaluasi secara
bertahap terhadap kemungkinan yang akan timbul dan mendefenisiskan sebagai suatu perbaikan,
melalui pememriksaan secara internal, sampai pada perumusan tentang perbaikan tersebut , dan
dilaksanakan secara terus menerus dan tersistem.

Standar Baru

Pelaksanaan

Pemantauan

St

Peningkatan terus Audit Internal Evaluasi Diri


menerus

Ter
Gambar 2. Penjaminan Mutu

2.6. Terminologi Proses Kualitas


2.6.1.Total Quality Management (TQM), cakupannya
Ø Adalah aspek fungsi manajemen keseluruhan yang menentukan dan menerapkan kebijakan Total
Quality Management (TQM)
Ø Mengatur kualitas sebuah perusahaan lebih daripada hanya sekedar menerapkan sebuah sistem
kualitas ... Hal ini diciptakan oleh adanya pembentukan budaya kualitas yang meresap pada
seluruh organisasi
Penekanan pada target dan mencapai target sesegera mungkin,Sistem ini sederhana dan
lurus ke depan Pengiriman informasi ini akurat Proses dianggap setelah tujuan telah didirikan.

2.6.2.Total Quality Control (TQC)


Dalam pelaksanaan TQC Penekanan pada proses dan perbaikan proses terus-menerus.
Total partisipasi diperlukan. Karyawan didorong untuk menghasilkan ide-ide dan menerapkan
mereka. Fleksibel terhadap proses dan metode yang dapat dengan mudah berubah. Target ini
tidak mutlak baik untuk pasar berubah. Kelemahan: Kadang-kadang hasil akhirnya sangat
berbeda dari target asli karyawan cenderung kehilangan pandangan dari tujuan karena mereka
terlalu fokus pada proses. Dan merupakan teknik dan aktifitas operasional yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan kualitas meliputi evaluasi unjuk kerja, membandingkan tujuan dan
tindakan, pengecekan produk

2.6.3.Quality Assurance (QA) .


Tujuan QA : Untuk mencegah terjadinya masalah; Mendeteksi masalah ketika terjadi;
Mengetahui penyebabnya; Menyelesaikan sampai akar; dan Mencegah masalah terjadi lagi .

2.6.4.Perbedaan QC / QA
Dalam pelaksanaan sering QC disamakan denganQA ,QC bekerja dengan produk
,Mengukur produk berdasarkan standard, Mengenali kerusakan/cacat ,Sebatas pada melihat
produk , dan QA bekerja dengan proses ; Sebuah fungsi yang mengatur kualitas .setup
QC,Menggunakan hasil QC untuk mengevaluasi dan meningkatkan proses yang menghasilkan
produk, Menentukan apa yang harus dilakukan, mengukur keberhasilan kinerja, bila tidak sesuai,
bagaimana mengkoreksi agar dimasa depan dapat diterima .Untuk menjalankan program QA,
syaratnya :
- SOP (standar operating procedur)
- Sosialisasi SOP dan mentrain SDM
- Sudah membangun distribusi obat yang cukup terkendali
Penetapan standar berupa kebijakan, standar, renstra pada tingkat Perguruan Tinggi , dan
Renop / anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada unit kerja.
Penjaminan Mutu yang ada di Perguruan Tinggi merupakan proses yang
mengaplikasikan antara TQM, TQA dan QA terhadad Tri Dharma Perguruan Tinggi dan
sebagai wujud aplikasi antara Internal Mutu dan eksternal Mutu yang digabung dalam Proses
Penjaminan Mutu , antara Plan, Do, Act, Check . Apabila terjadi kekurangan maka akan
dilaksanakan perbaikan menuju kesempurnaan mutu tersebut.
Berikut ini hubungan yang diciptakan antara PDCA dalam penjamina mutu yang
dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi :

Ø Penetapan Standar Pendidikan Tinggi (Plan)

Ø Pelaksanaan Standar Pendidikan Tinggi (DO)


Ø Evaluasi Standar Pendidikan Tinggi (Check)
Ø Pengendalian Standar Pendidikan Tinggi (Action)

Ø Peningkatan Standar Pendidikan Tinggi (Action)

Gambar 3. Hubungan PDCA

Menurut Munro ( 1999: 114) Langkah-langkah perbaikan Mutu tertuang dalam beberapa
program:
1. Perencanaan untuk perbaikan mutu; tujuan ;
a. Memastikan tanggung jawab manajemen
b. Menentukan cara-cara penerapan perbaikan mutu yang sesuai dengan organisasi
c. Mengembangkan sebuah rencana rinci untuk mengarhkan penerapan Program perbaikan Mutu
2. Memahami Pelanggan; memeperbaiki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan;
a. Memahami pelanggan eksternal atas kebutuhannya
b. Mengidentifikasikan proses kerja dalam memenuhi kebutuhan prlanggan eksternal.
3. Memahami biaya-biaya mutu; mengidentifikasikan besarnya biaya-biaya mutu dan dimana biaya
– biaya tersebut akan muncul.
4. Kesadaran Mutu ; adanya komitmen bahwa setiap orang dididik untuk menjamin bahwa mereka
memahami peran mereka dalam memberikan informasi tentang kemajuan yang dicapai.
5. Pengukuran Kinerja; proses kinerja dapat di ukur melalui sasaran dengan pantauan yang terus
menerus
6. Pencegahan; pengakuan terhadap kesalahan-kesalahan dengan tindakan untuk memastikan setiap
masalah yang bmencegah perbaikan mutu ditandai dengan tindakan-tindakan pembeltulan yang
diterapkan.

2.7. Perubahan paradigma tentang manajemen mutu (Pendidikan tinggi):


Sistem Penjaminan Mutu terbagi dalam dua bagian, Internal dan Eksternal. Dalam
Perkembangan menuju Perguruan Tinggi yang Sehat diperlukan kedua hal tersebut. Pada Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Eksternal di perguruan Tinggi diawali dengan adanya
Analisis SWOT; status quo bukan pilihan yang tepat untuk terjadinya perubahan .
Perubahan yang signifikan pada Perguruan Tinggi secara Internal harus mengadopsi
ketentuan :
- Dosen dan kualifikasi ( gelar, jabatan fungsional, kapasitas dan usia)
- Mahasiswa (gaya hidup, value)
- Sarana dan Prasarana
- Value, budaya akademik
Sementara perubahan yang signifikan secara eksternal:
- Aturan Pemerintah (UU, PP, Permen); Permendikbud 49/2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi; Permendikbud tentang Akreditasi, SPM Dikti
- Pertumbuhan Perguruan Tinggi lain
- Jumlah Pendiuduk dan daya beli
- Value masyarakat tentang Pendidikan Tinggi
- Kemajuan Ilmu dan Teknologi
- Globalisasi : ASEAN Economy Community 2015 ; Indonesia hanya sebagai pasar produk import.
Mutu dari Perguruan Tinggi tidak akan terlepas dari tata kelola Pendidikan Tinggi di
Indonesia, hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas nomor 2/ 1989 bahwa Pemerintah merupakan
satu-satunya pemegang tanggung jawab pengawasan atas pendidikan (termasuk Pendidikan
Tinggi), baik yang diselenggarana oleh PTN maupun PTS dengan pengawasan secara vertical. ;
Kepmendiknas no. 234/U/2000; Kepmendiknas No. 184/2001 sebagai landasan EPSBED,
NIRM,NIRL.
Dalam UU Sisdiknas nomor 20/2003 pasal 8 UU sisdiknas : Masyarakat berhak
berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program.
Pasal 66 bab XIX UU Sisdiknas :
1. Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah melakukan
pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai
dengan kewenangan masing-masing.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan prinsip transparansi dan
akuntabilitas public.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti) adalah kegiatan sitematik
untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencanaan dan berkelanjutan.
Sebagai Acuan pada Sebuah Pergutuan Tinggi yang sehat , maka yang perlu harus
dijaka mutu nya sesuai dengan perkembangan Pemikiran-pemikiran dalam Mutu Pendidikan
tertuang dalam Tata Kelola Pendidikan Tinggi.
Tatakelo Pendidikan Tinggi di Indonesia tertuang pada ;
· Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas:
- Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi,penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
· Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
- Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di
lembaganya
· Penjelasan pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas
- Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian perguruan tinggi untuk
mengelola sendiri lembaganya
· Otonomi perguruan tinggi berarti bahwa perguruan tinggi harus mengelola secara sendiri
pengawasan atas pendidikan yang diselenggarakannya
· Pemerintah melakukan pengawasan bukan untuk kepentingan pemerintah, tetapi atas nama
(untuk melindungi kepentingan) semua pemangku Kepentingan (stakeholders) sebagai
pengawasan horizontal
- Tujuan agar perguruan tinggi menaati semua aturan tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi
yang ditetapkan Pemerintah, sehingga pada hakekatnya bertujuan menjamin mutu perguruan
tinggi.

Perubahan paradigma tentang manajemen mutu (Pendidikan tinggi):

Gambar 4. Manajemen Mutu Pendidikan Tinggi

Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi tidak terlepas adri peraturan yang


disesuaikan dengan UU no.12/2012, BAB III: PENJAMINAN MUTU, yaitu
- Bagian kesatu: Sistem Penjaminan Mutu →Permen
- Bagian kedua: Standar Pendidikan Tinggi →Permen SINDIKTI
- Bagian ketiga: Akreditas→Permen
- Bagian keempat: Pangkalan Data Pendidikan Tinggi→SK Dirjen
- Bagian kelima: Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi →Permen
· Pasal 51 ayat (2) UU.No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:
- Pemerintah menyelnggarakan system penjaminan mutu Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan
Pendidikan bermutu.
· Pasal 52 ayat (4) UU No.12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
- SPM Dikti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada pangkalan Data Pendidikan
Tinggi
· Pasal 53 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
o Sistem penjamina mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2)
terdiri atas :
- Sistem Pemjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi →Oleh
Perguruan Tinggi
- Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) yang dilakukan melalui akreditasi→oleh BANPT
(Institusi) dan LAMPT (Program Studi)
- Kriteria atau acuan dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yaitu tertuang pada
gambar berikut :

-
-
-
-
-
-
-
-

Gambar 5. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi


Terbentuknya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang secara langsung secara
terus menerus dilaksanakan akan menjamin adanya kesinambungan antara mutu yang diinginkan
oleh stakeholder dan masyarakat dan keinginan yang disampaikan oleh Sistem Pendidikan
Tinggi melalui pengelola Perguruan Tinggi dalam menciptakan mutu lulusan di masyarakat. Hal
ini tidak terlepas dari peran SPMI dan SPME yang sesuai dengan Proses yang di adopsi dari
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang ditetapkan oleh Pendidikan Tinggi . Hal
ini tidak terlepas dari Standar yang disampikan oleh Dikti yaitu tentang : Standar isi, Standar
Proses, Standar Penilaian,Standar Pelaksanaan, Standar sarana & prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar pembiayaan dan Standar Kompetensi Lulusan.
Lebih lengkapnya berikut Tatakelola Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi :

-
-
-

-
-

-
-
-
-
-

Gambar 6. Tata Kelola PT

Seiring dengan tata kelola PT tersebut maka yang menjadi kriteria Perguruan Tinggi (PT)
sehat sesuai dengan mutu yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi adalah bahwa :
- Perguruan Tinggi yang memiliki kemampuan untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi
secara efektif (berdasarkan pada SNDIKTI) , yaitu SPMI
- Mengatasi segala permasalahan internal yang dihadapi secara memadai , dengan Statuta dan
tidak ada konfik secara Internal
- Melakukan perubahan secara tepat sesuai dengan kesemapatan/ancaman yang dihadapi dan
tumbuh dengan bertopang pada kemampuan yang dimiliki, tertuang Renip/Renstra.
Gambar 8. Standar Mutu PT

Gambar 7. Standar Mutu Pendidikan Tinggi

3. PENUTUP
3.1. Simpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini, antara lain adalah :
1. Aspek yang melingkupi kualitas atau mutu tidak akan terlepas dari Total Quality Management
(TQM)/ Manajemen Mutu Terpadu, Total Quality Control (TQC) / Pengendalian Mutu
dan Quality Assurance (QA )/Penjaminan Mutu.
2. Total Quality Control adalah pengendalian mutu dengan procedure kerja berdasarkan referensi yang dapat diterapkan
dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk memenuhi persyaratan minimum sebagai hasil
akhir pekerjaan dalam pendidikan tinggi adalah Pimpinan dan peraturan dari Sistem Pendidikan Nasional sebagai
Standar dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi . TQC merupakan operasional yang langsung melakukan
aktivitas checking atau inspeksi terhadap output , biasanya kalo di lini produksi biasanya ada seoarang berfungsi
sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas lainnya.
3. Penjaminan Mutu yang ada di Perguruan Tinggi merupakan proses yang mengaplikasikan antara
TQM, TQA dan QA terhadad Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagai wujud aplikasi antara
Internal Mutu dan eksternal Mutu yang digabung dalam Proses Penjaminan Mutu , antara Plan,
Do, Act, Check . Apabila terjadi kekurangan maka akan dilaksanakan perbaikan menuju
kesempurnaan mutu tersebut.
4. Penjaminan mutu melalui TQM, TQC dan QA sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi dilakukan melalui pimpinan, dan civitas akademika Perguruan Tinggi dan Unit Jaminan
Mutu. Perangkat sistem jaminan mutu disusun dan dikembangkan bersama antara Yayasan,
Pimpinan , senat Perguruan Tinggi, dan civitas akademika
5. Rumusan koreksi dan pengembangan standar serta sistem jaminan mutu dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan.
6. Menentukan apa yang harus dilakukan, mengukur keberhasilan kinerja, bila tidak sesuai,
bagaimana mengkoreksi agar dimasa depan dapat diterima .Untuk menjalankan program QA,
syaratnya :
- SOP (standar operating procedur)
- Sosialisasi SOP dan mentrain SDM
- Sudah membangun distribusi obat yang cukup terkendali
7. Penetapan standar berupa kebijakan, standar, renstra pada tingkat Perguruan Tinggi , dan Renop /
anggaran, standar operasional, peraturan dan SOP pada unit kerja.
8. Pengembangan dan penerapan sistem penjaminan mutu dengan berpedoman pada penjaminan
mutu Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia.

3.2.Iimplikasi
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu dalam bidang
pendidikan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas, daya saing bagi output (lulusan)
dengan indikator adanya kompetensi baik intelektual maupun skill serta kompetensi sosial
lulusan yang tinggi. Dalam mencapai hasil tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi
pendidikan tinggi perlu dilakukan dengan sebenarnya tidak dengan setengah hati. Dengan
memanfaatkan semua entitas kualitas yang ada dalam organisasi maka pendidikan kita tidak akan
jalan di tempat seperti saat ini.
Implementasi TQM di organisasi Pendidikan memang tidak mudah. Adanya hambatan
dalam budaya kerja, unjuk kerja dari guru dan karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu
dipungkiri bahwa budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil di negara kita ini
sangat rendah. Ini sangat mempengaruhi efektifitas implementasi TQM. Total Quality Control
(TQC) juga harus disesuaikan dengan Quality Assuranse dari Standar Nasional Pendidikan
Tinggi , sebagai acuan untuk pengakuan Eksternal tentang mutu Pendidikan.
Implikasi yang signifikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, adanya
Penjaminan mutu yang terus menerus baik dari Internal maupun Eksternal sebagai wujud dari
proses terciptanya mutu pendidikan tinggi di Indonesia , dan dengan persaingan yang semakin
bervariasi menuntut Perguruan Tinggi memiliki SPMI yang baik , sehingga secara formal di akui
oleh SPME melalui BAN-PT, dengan kualifikasi terakreditasi.

3.3. Saran
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, maka diharapkan seluruh civitas akademika
untuk membentuk SPMI dan memiliki Penjaminan Mutu yang dapat dinilai oleh SPME sebagai
dasar tercapainya Standar Mutu Pendidikan Tinggi , baik pada masyarakat maupun stakeholder.

3.4. Daftar Rujukan


Tjiptono, Fandy, 2003, Total Quality Management, Andi Offset, Yogyakarta
Munro, Lesley, Malcolm Munro, 1999, Implementing Total Quality Management, Elex
Media Komputindo, Jakarta
Robbins, Stephen P, Coulter Mary, 2014, Management, twelfth edition, Pearson
Education, United States of America.
Usman Husaini, Prof. Dr. MPd, 2013, Manajemen Teori praktek dan Riset Pendidikan,
Bumi Aksara, Jakarta
Lesley Munro-Faure, Malcolm Munro, Faure, Cetakan II 1999,Implementing Total
Quality Management, Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu,Longman Group UK, PT
ElexMedia Komputindo, Jakarta
Juran JM. (1995). Merancang Mutu. Jakarta : Pustaka Binaman.
Kauro Ishikawa. (1990). Pengendalian Mutu Terpadu. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Tampubolon, Daulat Purnama, 2001, Perguruan Tinggi Bermutu , Paradigma Baru
Manajemen Pendidikan Tinggi Menghadapi tantangan Abad ke -21, PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Hermawan Tresnodipoyono,Prof, Abdul Hakim Halim, Dr.MSc, .Bahan Seminar PTS
Sehat, Novotel Sochi, Medan.
www.DTI.gov.uk/ kualitas/tqm

You might also like