Professional Documents
Culture Documents
INFORMASI UMUM
• Presentasi ini disampaikan pada kegiatan 1ST ASMP-ID
• Hari / Tanggal : Sabtu - Minggu / 27-28 Oktober 2018
• Tempat : Hotel Novotel Tangerang
• Narasumber : UKK Infeksi dan Penyakit Tropis
DISCLAIMER
• The presentation slides are the intellectual property of the individual presenter and are
protected under the copyright laws of IDI & IDAI. Used by permission. All right reserved.
All other trademarks are the property of their respective owners.
• This presentation is provided on a strictly private and confidential basis for information
purposes on limited medical community only. By reading this presentation, you will be
deemed to have agreed to the obligations and restrictions set out below. Without the
express prior written or verbal consent of the author, the presentation and any
information contained within it may not be (i) reproduced (in whole or in part), (ii) for
any purpose other than medical education.
• The information on this presentation is not intended or implied to be a substitute for
professional medical advice, diagnosis or treatment. All content, including text,
graphics, images and information, contained on or available through this presentation
is for limited medical information purposes only. You are encouraged to confirm any
information obtained from or through this presentation with other sources, and review all
information regarding any medical condition or treatment with your colleague.
• NEVER DISREGARD PROFESSIONAL MEDICAL ADVICE OR DELAY SEEKING MEDICAL
TREATMENT BECAUSE OF SOMETHING YOU HAVE READ ON OR ACCESSED THROUGH THIS
PRESENTATION.
CURRICULUM VITAE
• Riwayat singkat
• A. DATA PRIBADI
• Nama: Dr. dr. Debbie Latupeirissa, SpA(K)
FOTO
• Tempat/tanggal lahir : Ambon / 31 Mei 1966
• Pekerjaan: Staf medik SMF Kesehatan Anak
RSUP Fatmawati, Jakarta
• Pangkat/golongan: Pembina Tk.I / IVb
DEBBIE LATUPEIRISSA • E-mail: debbie_latupeirissa@yahoo.com
• Pendidikan :
• S1 : FKUI 1990
• PPDSA I : FKUI/RSCM 1998
• Konsultan Infeksi & Penyakit Tropis : FKUI/RSCM 2010
• S3 : FKUI 2016
GROUP A STREPTOCOCCUS
INFECTION MANIFESTATIONS
DEBBIE LATUPEIRISSA
Pokok Pembahasan
• Pendahuluan
• Organisme
• Epidemiologi
• Manifestasi klinis Group A Streptokokus
β-hemolitikus (GAS) :
• Take home message
Pendahuluan
• Grup A streptokokus-beta hemolitik (GAS):
merupakan bakteri patogen yang umumnya
ditemukan pada pasien anak
• Umumnya kuman ini masih sensitif terhadap
penisilin dan banyak antibiotik lain
• Sebagian besar pasien terinfeksi GAS memiliki
lama sakit yang pendek dan relatif tidak
berbahaya, tetapi dapat juga terjadi
keadaan fulminan dan mengancam jiwa.
Epidemiologi
• USA: 9-11.000 infeksi GAS invasif/tahun,
6-7% berupa necrotizing fasciitis dan
Streptococcal Toxic Shock Syndrome
(STTS).
• Th.2000-an: peningkatan global infeksi GAS
berat berupa infeksi jaringan lunak berat,
bakteremi, toksisitas sistemik,syok.
• Lebih sering pada masa anak2, jarang
pada neonatus.
In Australia, the incidence of acute sore throat among school-aged children with
culture-positive S. pyogenes has been estimated at 13 per 100 person-years
with one in four of all children with acute sore throat having serologically
confirmed S. pyogenes pharyngitis (Danchin, et al., 2007). In addition, 43% of
families with an index case of S. pyogenes pharyngitis have a secondary case.
Again, late winter and early spring are peak S. pyogenes seasons (Danchin, et
al., 2007).
Organisme
• Kilian M.(2002) membagi genus
Streptokokus yang terdiri dari hampir 40
spesies ke dalam 5 kelompok sbb.:
1. Kelompok piogenik: umumnya bersifat
patogen ( S. pyogenes, S.agalactiae &
S.equisimilis)
2. Kelompok mitis: umumnya bersifat
komensal dalam rongga mulut dan
faring, kecuali S.pneumoniae yang
bersifat patogen.
Infectious and Tropical Disease Working Group of Indonesian Pediatric Society
In collaboration with
Indonesian Pediatric Society (IPS) – Banten Branch
Group A Streptokokus β-
hemolitikus (GAS)/S.pyogenes
4. C5a peptidase : inaktivasi C5a host
5. Streptolisin O : diduga berperan dalam
kejadian demam rematik
6. Streptolisin S : lisis eritrosit, induksi kematian sel
tuan rumah
7. Strep.Pyrogenic Exotoxin (SPE) : demam,
SPE-A + C : timbulnya ruam,syok,MODS
SPE B : nekrosis miokardium
SPE-A paling toksik
8. Hyaluronidase : merusak jaringan ikat, bakteri
bisa menyebar sampai ke fascia otot
Infectious and Tropical Disease Working Group of Indonesian Pediatric Society
In collaboration with
Indonesian Pediatric Society (IPS) – Banten Branch
Group A Streptokokus β-
hemolitikus (GAS)/S.pyogenes
9. Streptokinase : aktivasi plasminogen,
infeksi lebih difus dan cepat
menyebar
10. DNAase A,B,C,D : menghidrolisis DNA tuan
rumah, berperan dalam
penyebaran bakteri.
11. dll.
Spectrum of group A
streptococcal infections
Benign to clinically
(Relatively)benign Serious & severe
severe
Manifestasi klinis
Supuratif : Non Supuratif
• Faringitis • Demam rematik
• Demam skarlet • GNAPS
• Impetigo • Mungkin psoriasis
• Erisipelas jenis tertentu
• Selulitis
• Necrotizing fasciitis
• STTS
• Pneumonia
• dll
Manifestasi klinis
Supuratif Non-supuratif
Faringitis streptokokus
• Faringitis : diagnosis yang paling sering
ditegakkan
• Sekitar 15%-20% faringitis umum pada anak,
terutama diatas 5 tahun.
• Penyebab tersering virus (> 70%)
• Kapan antibiotik diberikan?
• Faringitis oleh bakteri non-GAS sedikit dan
jarang sekali menimbulkan komplikasi seperti
demam rematik dan GNAPS
• Para ahli membedakan infeksi bakteri (GAS)
dengan virus
Infectious and Tropical Disease Working Group of Indonesian Pediatric Society
In collaboration with
Indonesian Pediatric Society (IPS) – Banten Branch
Viral
• Adenovirus Pharyngoconjunctival fever
• Herpes simplex virus 1 and 2 Gingivostomatitis
• Coxsackievirus Herpangina
• Rhinovirus Common cold
• Coronavirus Common cold
• Influenza A and B Influenza
• Parainfluenza Cold, croup
• EBV Infectious mononucleosis
• Cytomegalovirus CMV mononucleosis
• HIV Primary acute HIV Infection
Mycoplasma
• Mycoplasma pneumoniae Pneumonitis, bronchitis
Chlamydia
• Chlamydophila pneumoniae Bronchitis, pneumonia
• Chlamydophila psittaci Psittacosis
Diagnosis
Gejala klinis Pemeriksaan fisik
Joachim L, Campos Jr D and Smeester P.R. Pragmatic scoring system for pharyngitis in
low-resource setting. Pediatrics 2010;126:e608–e614
• Pemeriksaan penunjang
• Kultur swab tenggorok
• RADT (rapid antigen detection test):
sensitivitas dan spesifitas yang tinggi
Negara maju :
-Waspada terhadap kejadian demam rematik/ GNAPS
-Disisi lain: jangan terjadi antibiotic overuse
Joachim L, Campos Jr D and Smeester P.R. Pragmatic scoring system for pharyngitis in
low-resource setting. Pediatrics 2010;126:e608–e614
Pengobatan
• Bisa Self limited
• Antibiotik : -mengurangi lama sakit
-mengurangi periode
penularan
-mengurangi kejadian penyulit
supuratif dan non supuratif
Demam Scarlet
• Merupakan penyakit pada anak,
diperkirakan sekitar 10% penderita faringitis
streptokokus berkembang menjadi
demam scarlet streptokokus.
• Masa inkubasi : 12 jam – 5 hari
• Anak tiba-tiba demam, sakit kepala,
muntah, dan sakit abdomen.
• Lidah :
• Perubahan yang karakteristik, mula-mula lidah
terlihat dilapisi membran putih disertai tonjolan
papila (hipertrofi papila) yang berwarna
kemerahan disebut sebagai white strawberry
tongue.
• Sekitar 2 hari kemudian terjadi deskuamasi
membrane putih tersebut sehingga lidah
terlihat merah dengan tonjolan papilla yang
mengalami hipertrofi (red strawberry tongue).
Impetigo
Infeksi epidermis
Krusta kuning diatas
permukaan kulit yang
hiperemis.
Dimulai dengan timbulnya
papula kecil vesikel
yang dikelilingi daerah
eritrem pustule pecah
membentuk krusta
berwarna kuning seperti
madu (honey-colored
crust). Penderita biasanya
tidak menunjukkan tanda
infeksi sistemik.
Infectious and Tropical Disease Working Group of Indonesian Pediatric Society
In collaboration with
Indonesian Pediatric Society (IPS) – Banten Branch
Pecah
Erisipelas
• Infeksi kulit yang lebih dalam dari impetigo,
mengenai jaringan dermis termasuk
pembuluh limfe didalamnya.
• Penyebab utama: GAS, jarang oleh
Streptokokus group C dan G atau oleh
S.aureus. Pada neonatus erisipelas dapat
disebabkan oleh Streptokokus group B β-
hemolitikus (GBS).
• Predileksi ekstremitas bawah dan wajah.
Erisipelas
• Infeksi akut :
• Kulit eritrematous, sakit, edema (plaque like
edema), sehingga berbatas tegas dengan kulit
normal.
• Kadang terlihat garis-garis merah yang
melintasi batas lesi, hal ini akibat adanya
limfangitis.
• Erisipelas sering sekali disertai dengan demam
Erisipelas
Selulitis
• Peradangan kulit akut yang secara progresif
mengenai dermis dan jaringan subkutan.
• Tidak berbatas tegas, kulit kemerahan, pada
perabaan indurasi lebih jelas,sakit,kadang
ditemukan fluktuasi dan krepitasi. Pada
beberapa kasus, terjadi erosi dari epidermis
diatas indurasi atau terjadi pembentukan
bula.
• Limfadenopati regional dapat ditemukan
bila selulitis terjadi pada tungkai bawah.
Selulitis
• Penderita mengeluh sakit didaerah yang
terkena dan sering disertai demam dan
malaise. Selulitis tidak jarang disertai dengan
bakteremi.
• Monitoring dalam pengelolaan penderita
selulitis harus dilakukan secara seksama
karena dapat berkembang menjadi
necrotizing fasciitis.
• Faktor predisposisi : rusaknya integritas kulit
(anak infeksi VZV, penyalahgunaan obat i.v)
dan pada orang tua gangguan drainage
saluran limfe.
Infectious and Tropical Disease Working Group of Indonesian Pediatric Society
In collaboration with
Indonesian Pediatric Society (IPS) – Banten Branch
Necrotizing Fasciitis
• Infeksi akut, sangat progresif, kebagian
bawah jaringan subkutis bahkan sampai
fascia dan otot.
Necrotizing Fasciitis
Necrotizing Fasciitis
• Streptococcal necrotizing fasciitis biasa timbul
menyusul suatu trauma ringan (minor trauma)
atau melalui penjalaran infeksi secara
hematogen dari tenggorokan ke daerah
dimana terja-di trauma tumpul atau muscle
strain.
• Penderita dengan trauma ringan yang
mengalami rasa sakit yang tidak sesuai
dengan temuan klinis dan disertai intensitas
rasa sakit yang progresif mungkin merupakan
tanda awal dari Streptococcal Necrotizing
fasciitis.
Necrotizing Fasciitis
• Penderita tampak sakit berat, demam,myalgia,
kadang disertai dengan diare dan depresi
mental.
• Bakteremi terjadi pada 2/3 kasus dan STSS sering
menyertai Streptococcal Necrotizing fasciitis .
• sulit dibedakan dengan Necrotizing fasciitis tipe I:
Predisposisi: terjadi setelah suatu tindakan bedah,
pasca perforasi usus, trauma yang lebih berat,
dan sering mengenai penderita dengan DM.
Perjalanan penyakit lebih perlahan.
Necrotizing Fasciitis
• Pengobatan dengan pemberian antibiotik
dan debridemen.
• Kematian dapat mencapai 25% dan pada
penderita yang sembuh sering diperlukan
transplantasi kulit.
Pengobatan
• Antibiotik
• Rawat di ICU untuk pengobatan berbagai
kelainan klinis dan laboratorium
Non supuratif
• Demam rematik dapat timbul 1 – 5 minggu
setelah infeksi GAS
• PSGN dapat timbul 7-21 hari setelah infeksi
GAS
TERIMA KASIH