You are on page 1of 10

Analisis.....

(Nila Husnayati dan Mochammad Agoes Moelyadi)

ANALISIS AERODINAMIKA DAN STUDI PARAMETER SAYAP CN-235


KONDISI TERBANG JELAJAH
(AERODYNAMIC ANALYSIS AND PARAMETRIC STUDY OF CN-235
WING AT CRUISE CONDITION)
Nila Husnayati, Mochammad Agoes Moelyadi
Faculty of Mechanical and Aerospace Engineering, Institut Teknologi Bandung
e-mail: nilahusnayati@gmail.com
ABSTRACT
Most of commercial aircraft is designed to fly at subsonic speed and operated at
various angles of attack from low to moderate. Wing is the main component in
producing lift to balance the aircraft’s weight. In addition, configuration of aircraft’s
wing has a great effect on aircraft performances such as range and endurance. Some of
the important wing parameters affecting aerodynamic performances of aircraft are
aspect ratio, taper ratio, twist angle, dihedral angle and swept angle. In this research,
Effect of aspect ratio and taper ratio on wing aerodynamics of CN 235 are assessed.
Computational approach using Catia (modelling) and ANSYS Fluent (analysis) is used to
predict aerodynamic characteristics of wing. This approach generates geometry, airflow
and aerodynamic characterics of wing by solving RANS equation with turbulence model.
Numerical results show effect of the wing parameters on flow behaviours and wing
aerodynamic characteristics shown with Cl-α, Cd-α, Cm-α, and polar drag graphs.
Numerical results in this works will be validated with Abbot [1959].
Keywords: Taper ratio, Aspect ratio, Wing aerodynamic performance, Computational fluid
dynamic
ABSTRAK
Kebanyakan pesawat penumpang didesain untuk terbang pada kecepatan
subsonik dan beroperasi pada sudut serang rendah hingga moderat. Sayap merupakan
komponen utama pesawat sebagai penghasil gaya angkat untuk mengatasi berat
pesawat. Selain itu, konfigurasi sayap pesawat berpengaruh pada prestasi
aerodinamika pesawat termasuk jarak terbang (range) dan lama terbang (endurance).
Beberapa parameter penting sayap yang berpengaruh terhadap prestasi aerodinamika
pesawat adalah aspect ratio, taper ratio, sudut twist, sudut dihedral, dan sudut sibak.
Dalam penelitian ini, parameter aspect ratio dan taper ratio dikaji pengaruhnya
terhadap prestasi aerodinamika sayap pesawat CN 235. Untuk memprediksi
karakteristik aerodinamika sayap tersebut, dilakukan pendekatan komputasi
menggunakan software Catia (pemodelan) dan ANSYS Fluent (analisis). Pendekatan
tersebut menghasilkan geometri, perilaku aliran dan karakteristik aerodinamika sayap
dengan menyelesaikan persamaan RANS dengan model turbulen. Hasil numerik
memperlihatkan pengaruh perubahan signifikan dari parameter planform sayap yang
dikaji pada perilaku aliran dan karakteristik aerodinamika sebagaimana ditampilkan
dengan grafik Cl-α, Cd-α, Cm- α, serta grafik drag polar. Hasil numerik dalam penelitian
ini divalidasi dengan Abbott [1959].
Kata kunci: Taper ratio, Aspect ratio, Prestasi aerodinamika sayap, Dinamika fluida
komputasional

1 PENDAHULUAN bermesin dua hasil kerjasama antara


CN-235 merupakan pesawat IPTN (sekarang PT DI) Indonesia dengan
terbang turboprop kelas menengah CASA Spanyol diproduksi Desember
127
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136

1986. Pesawat ini berkemampuan untuk akibat perbedaan tekanan di permukaan


berkompetisi dengan pesawat sekelasnya bawah dan permukaan atas. Fenomena
karena perawatan murah, irit bahan ini dikenal dengan tip vortex. Pergerakan
bakar, dan cocok untuk karakter aliran menggulung tersebut ke arah
penerbangan komersial dalam negeri belakang (downstream) akibat gerak
Indonesia. Ukurannya yang kecil maju pesawat. Aliran ini menginduksi
memungkinkan untuk melayani aliran di belakang sayap menyebabkan
penerbangan ke daerah-daerah yang perubahan lokal aliran di sekitar sayap
memiliki keterbatasan landasan pacu. yang menghasilkan sudut serang
Hingga saat ini PT DI masih menjadikan induksi dengan arah vektor ke bawah
CN-235 sebagai salah satu program fokus (besarnya negatif). Hal ini mengakibatkan
dalam pengembangan dan peningkatan sudut serang yang diterima sayap atau
kapasitas dan kemampuan pesawat itu. sudut serang efektif menjadi lebih kecil.
Kemampuan terbang pesawat Sudut serang efektif ini menghasilkan
direpresentasikan dengan prestasi pengurangan gaya angkat dan menambah
terbang pesawat tersebut. Prestasi ini gaya hambat (drag) yang dikenal dengan
bergantung pada konfigurasi, kecepatan induced drag seperti diperlihatkan pada
dan sikap terbang, dan sifat udara yang Gambar 2-1. Perubahan karakteristik
dilewati. Sayap merupakan salah satu aerodinamika sayap tersebut berkaitan
komponen pesawat udara yang dengan bentuk planform sayap seperti
berpengaruh terhadap prestasi pesawat aspect ratio dan taper ratio.
terbang karena pada sayap tertumpu
hampir seluruh beban yang ada termasuk
gaya aerodinamik, gaya inersial dan gaya
propulsi.
Parameter penting sayap yang
berpengaruh terhadap prestasi aero-
dinamika pesawat adalah aspect ratio,
taper ratio, sudut twist, sudut dihedral,
dan sudut swept. Dalam penelitian ini,
parameter aspect ratio dan taper ratio Gambar 2-1: Pengaruh downwash di aliran
dikaji pengaruhnya terhadap prestasi lokal melalui local airfoil section
aerodinamika sayap pesawat CN 235. dari finite wing [Anderson Jr.,
John D., 2007]
Untuk memprediksi karakteristik
aerodinamika sayap tersebut pendekatan  Aspect Ratio
komputasi digunakan. Pendekatan Aspect ratio merupakan perban-
tersebut menghasilkan perilaku aliran dingan kuadrat panjang bentang sayap
dan karakteristik aerodinamika sayap (wingspan) terhadap panjang sayap dari
dengan menyelesaikan persamaan depan ke belakang (chord). Sayap dengan
Reynold Average Navier Stokes RANS aspect ratio lebih tinggi, contohnya
dengan model turbulen tertentu. sayap-sayap yang lebih panjang dan
ramping. Sayap model ini memiliki gaya
2 TEORI hambat lebih rendah untuk gaya angkat
 Sayap tertentu dibanding pesawat dengan luas
Sayap sebagai penghasil utama sayap yang sama namun lebih pendek
gaya angkat, tersusun atas airfoil di dan lebar.
seluruh luasan sayap [Abbott, Ira H.,
(2-1)
and Albert E. von Doenhoff, 1959].
Fenomena aliran yang terjadi pada Hubungan aspect ratio terhadap gaya
ujung sayap (tip) sangat menarik karena hambat ditunjukkan dalam persamaan
terjadi gerak aliran menggulung (vortex) matematika sebagai berikut:
128
Analisis.....(Nila Husnayati dan Mochammad Agoes Moelyadi)

(2-2) (2-4)
(2-3)
Taper ratio untuk sayap trapesium, yang
memberikan lift-induced drag minimum,
Keterangan:
sedikit bergantung pada aspect ratio dan
sudut sibak.
Cd = koefisien gaya hambat pesawat
Cd0 = koefisien gaya hambat saat CL=0
CL = koefisien gaya angkat pesawat
e = bilangan Oswald
AR = aspect ratio

Dari persamaan di atas diketahui


bahwa induced drag berbanding terbalik
dengan aspect ratio, sehingga semakin
besar aspect ratio maka semakin kecil
induced drag yang dihasilkan, begitu
pula sebaliknya. Pengaruh aspect ratio
untuk sayap tipikal diperlihatkan pada
Gambar 2-3: Induced drag factor sebagai fungsi
Gambar 2-2. taper ratio. [Anderson Jr., John
D., 2007]

Induced drag factor δ dinyatakan


sebagai fungsi taper ratio dan
dinyatakan dalam rumus e = (1+δ)-1.
Oleh karena itu, pada aspect ratio yang
sama sayap taper memiliki induced drag
yang lebih kecil dari pada sayap persegi
empat (rectangular), tetapi sayap delta
memiliki induced drag yang lebih besar
daripada sayap taper.

3 PEMODELAN SAYAP
Gambar 2-2: Efek aspect ratio pada kurva CL Koordinat geometri airfoil NACA
terhadap sudut serang [Ardhianto,
Kurniawan, 2011]
653-218 dimodelkan dengan menggunakan
pre processing ICEM CFD [Abbott, Ira H.,
Jika aspect ratio dinaikkan dengan and Albert E. von Doenhoff, 1959],
menambah panjang sayap dan mengurangi seperti yang dapat dilihat pada Gambar
lebarnya, kemiringan grafik koefisien 3-1.
gaya angkat terhadap sudut serang
meningkat, menjadi lebih curam.

 Taper Ratio
Taper ratio merupakan perban-
dingan panjang chord pada bagian tip
dan panjang chord pada pangkal sayap.
Taper ratio berpengaruh pada induced
drag. Berdasarkan lifting line theory Gambar 3-1: Geometri airfoil NACA 653-218
untuk sayap tanpa swept dan tanpa
twist, planform sayap berbentuk eliptik Data geometri sayap CN-235 ditunjukkan
memberi gaya hambat minimum. Sayap dalam Tabel 3-1. [Muhammad, Hari,
menghasilkan variasi gaya angkat 1983; Uygun, Murat and Tuncer, Ismail
sepanjang span eliptik. H., 2003]
129
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136

Table 3-1: DELTA WING GEOMETRI DATA


b/2outer = 8 m
AR = 10.16
Airfoil NACA 653-218
b/2outer = 4.75 m
Root Chord [m] 3
AR = 7.13
Kink Chord [m] 3
Tip Chord [m] 1.2
Wingspan [m] 12.25
Wing Area [m2] 59.1
Swept Angle Kink [deg] 6.42 b/2outer = 9.97 m
AR = 12
Aspect Ratio 10.16
Taper Ratio 0.4 Gambar 3-4: Geometri sayap dengan variasi
aspect ratio
Geometri sayap dimodelkan dengan
menggunakan Catia dan disimpan 4 PEMBUATAN GRID
dengan format .igs agar dapat diimpor Diasumsikan bahwa sayap
oleh ICEM CFD dengan format STEP/ simetri, sehingga pembuatan grid dan
IGES. simulasi dilakukan pada separuh sayap.
Pembuatan grid dilakukan dengan metode
structured grid karena bentuk dan
geometri sayap CN-235 ini sederhana.
Selain itu, hasil yang diperoleh
structured grid biasanya lebih akurat jika
dibandingkan dengan hasil unstructured
grid.
Gambar 3-2: Geometri sayap CN-235

Selanjutnya, analisis dilakukan


untuk beberapa geometri sayap dengan
memvariasikan taper ratio dan aspect
ratio. Variasi taper ratio dilakukan
dengan mengatur panjang semispan dan
rootchord tetap, tetapi tipchord berubah.
Sedangkan variasi aspect ratio dilakukan
dengan membuat rootchord dan tipchord
Gambar 4-2: Hasil mesh sayap taper (AR10.16)
tetap, tetapi panjang semispan outer dengan structured grid
dan aspect ratio berubah.
ct = 3 m ct = 2 m
λ=1 λ = 0.33

ct = 1.2 m
λ = 0.4
Gambar 4-3: Mesh sayap (AR10.16) di dekat
permukaan sayap

Simulasi ini dilakukan pada model


mesh sayap dengan jumlah elemen
ct = 1 m ct = 0.1 m
λ = 0.67 λ = 0.03 532.000 dan turbulen model k-Omega
SST. Kondisi terbang yang digunakan
adalah kondisi terbang jelajah dengan
Gambar 3-3: Geometri sayap dengan variasi data karakteristik udara dapat dilihat
taper ratio pada Tabel 4-1.
130
Analisis.....(Nila Husnayati dan Mochammad Agoes Moelyadi)

Tabel 4-1: DATA KARAKTERISTIK UDARA


Koefisien Momen terhadap Sudut Serang
0,05
Karakteristik Ukuran
AR 7.13
0,00
Ketinggian 6100 m 0 4 8 12 16 AR 10.16
AR 12
Density 0.653 kg/m3 Cm -0,05
Total Pressure 46576.188 Pa
-0,10
Temperature 248.547 K
Velocity 126 m/s -0,15 α [deg]
Viscosity 1.59e-5 kg/m.s Gambar 5-3: Pengaruh taper ratio terhadap
kurva Cmpitch-α

5 HASIL
Gambar 5-3 menunjukkan kurva
 Efek Aspect Ratio koefisien momen pitch di ¼ mean
aerodynamic chord terhadap penambahan
Koefisien Lift terhadap Sudut Serang sudut serang untuk airfoil dengan
1,4 camber positif. Kurva berada di dalam
1,2
daerah negatif Cm di setiap variasi
1,0
sudut serang dan mendekati nilai nol
0,8 AR 7.13
Cl 0,6 agar pesawat berada di kondisi
AR 10.16
0,4 seimbang selama terbang cruise.
0,2 AR 12 Kurva tersebut juga menunjukkan
0,0 variasi Cm akibat kenaikan aspect ratio.
-5 -0,2 5 15
α [deg] Aspect ratio yang lebih besar
Gambar 5-1: Pengaruh aspect ratio terhadap menghasilkan Cm yang lebih negatif.
kurva Cl -α Artinya, sayap dengan aspect ratio 12
memiliki kestabilan yang lebih baik jika
Gambar 5-1 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan sayap yang
koefisien gaya angkat tertentu, misal Cl memiliki aspect ratio 7.
0.8, dapat diperoleh oleh aspect ratio
yang lebih tinggi dengan sudut serang Cd vs Cl
yang lebih rendah. Ini berarti bahwa 0,10
kenaikan aspect ratio mengakibatkan
0,08
kenaikan Cl sayap pada sudut serang
yang sama. 0,06
AR 7.13
Cd
0,04 AR 10.16
Koefisien Drag terhadap Sudut Serang
AR 12
0,10 0,02

0,08 0,00
-0,2 0,2 0,6 1,0 1,4
0,06
AR 7.13
Cl
Cd Gambar 5-4: Pengaruh aspect ratio terhadap
0,04 AR 10.16
kurva drag polar
AR 12
0,02
Gambar 5-4 menunjukkan bahwa
0,00 kenaikan aspect ratio mengakibatkan
-5 0 5 10 15
pola Cd terhadap Cl bergeser ke kanan
α [deg]
pada Cl di atas 0.4 dengan sudut serang
Gambar 5-2: Pengaruh aspect ratio terhadap
kurva Cd-α di atas 3 derajat. Ini menandakan
131
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136

pertambahan aspect ratio mengakibatkan Momen


[kN] Efek Aspect Ratio
bertambahnya efisiensi aerodinamik 0
-3 7,13 10,16 12
karena menghasilkan Cl yang sama -6

33.7 m²
22.7 m²

29.55 m²
dengan Cd yang lebih kecil. -9

Luas
Luas

Luas
-12
-15
Tabel 5-1: EFEK ASPECT RATIO TERHADAP -18
PERSAMAAN DRAG POLAR -21
-24
-27
Taper Aspect Aspek Rasio
Cdo Cdi
Ratio Ratio Gambar 5-7: Hubungan Momen Pitch dan
Aspect Ratio pada sudut serang 3
7.13 0.0067 0.0446 Cl ²
derajat
0.4 10.16 0.0105 0.0313 Cl ²
Gambar 5-5, 5-6 dan 5-7
12 0.0090 0.0265 Cl² menunjukan bahwa pada sudut serang
yang sama semakin besar aspect ratio
menghasilkan lift, drag, dan momen
Tabel 5-1 menunjukkan terjadinya
pitch yang semakin besar. Hal ini
variasi koefisien gaya hambat viscous
sebagai pengaruh pertambahan luas
(Cd0) dan induced (Cdi) pada ketiga
sayap dan semispan.
model sayap. Kenaikan aspect ratio
menghasilkan berkurangnya konstanta
Efek Aspect Ratio
pengali kuadrat koefisien gaya angkat
0,250
sebagai komponen koefisien induced 0,200
drag. Cd0 merupakan koefisien drag 0,150 AR 7.13
minimum yang dihasilkan oleh sayap. Cl 0,100
AR 10.16
Cd0 aspect ratio 7.13 dan 10.16 terjadi 0,050
AR 12
pada sudut serang -1 derajat, sementara 0,000
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2
Cd0 aspect ratio 12 terjadi pada sudut
y/b
serang 0 derajat dengan nilai yang lebih Gambar 5-8: Distribusi koefisien gaya angkat
besar. Cl di sepanjang semispan efek
aspect ratio

Efek Aspect Ratio Gambar 5-8 menunjukkan bahwa


Lift [kN]
100 bertambahnya aspect ratio mengakibatkan
80 kurva distribusi Cl bergeser ke atas.
60
 Efek Taper Ratio
33.7 m²
29.55 m²
22.7 m²

Luas

40
Luas
Luas

20
0 1,0
Koefisien Lift terhadap Sudut Serang
7,13 10,16 12
Aspek Rasio 0,8

Gambar 5-5: Hubungan Lift dan Aspect Ratio 0,6 taper 0.03
pada sudut serang 3 derajat Cl taper 0.33
0,4
taper 0.4
0,2 taper 0.67

Efek Aspect Ratio 0,0 taper 1


Drag [kN] 0 5 10
5 α [deg]
4
Gambar 5-9: Pengaruh taper ratio terhadap
3
kurva Cl-α
29.55 m²
22.7 m²

33.7 m²

2
Luas
Luas

Luas

1 Koefisien gaya angkat tertentu,


0
7,13 10,16 12
misal Cl 0.8, dapat diperoleh oleh taper
Aspek Rasio ratio yang lebih tinggi dengan sudut
Gambar 5-6: Hubungan Drag dan Aspect Ratio serang yang lebih rendah. Ini berarti
pada sudut serang 3 derajat bahwa kenaikan taper ratio meng-
132
Analisis.....(Nila Husnayati dan Mochammad Agoes Moelyadi)

akibatkan kenaikan Cl sayap pada sudut Induced drag minimum terjadi


serang yang sama. pada taper 0.33. Taper 0.33 ini
mendekati pola sayap eliptik. Nilai
Koefisien Drag terhadap Sudut Serang induced drag membesar di sekitar taper
0,10
0.33. Selain itu, pada taper ratio yang
0,08
taper 0.03
sama dengan aspect ratio yang
0,06 taper 0.33 bertambah menghasilkan nilai induced
Cd
0,04 taper 0.4 drag yang bertambah pula.
taper 0.67
0,02
taper 1 Koefisien Momen Pitch terhadap Sudut
0,00 Serang
Cm
0 5α [deg] 10 0,00 α [deg]
0 4 8 12 16
Gambar 5-10: Pengaruh taper ratio terhadap -0,02 taper 0.03
kurva Cd-α
-0,04 taper 0.33
Pengurangan taper ratio sekaligus
-0,06 taper 0.4
kenaikan aspect ratio mengakibatkan
pengurangan Cd sayap pada sudut -0,08 taper 0.67

serang yang sama. -0,10 taper 1

Gambar 5-13: Pengaruh taper ratio terhadap


Koefisien Induced Drag terhadap Sudut kurva Cmpitch-α
0,09
Serang
0,08 taper 0.03
Kurva tersebut menunjukkan
0,07 AR 11.93 variasi Cm akibat kenaikan taper ratio.
0,06 taper 0.33
AR 10.44
Taper ratio yang lebih besar
0,05
Cdi 0,04 taper 0.4 menghasilkan Cm yang lebih negatif.
0,03 AR 10.16

0,02 taper 0.67 Cl vs Cd


AR 9.16
0,01 1,2
0,00 taper 1
AR 8.17 1,0
-10 0 10 20 30
α [deg] 0,8 taper 0.03

Gambar 5-11: Efek taper ratio dan aspect ratio 0,6 taper 0.33
terhadap kurva Cdi-α Cl
0,4
taper 0.4
Berkurangnya Cd dikarenakan 0,2
taper 0.67
adanya pengurangan induced drag sayap 0,0
0,00 0,04 0,08
seperti pernyataan dalam persamaan -0,2 taper 1
Cd
matematik bahwa Cdi berbanding
terbalik dengan aspect ratio (AR) dan Gambar 5-14: Pengaruh taper ratio terhadap
kurva drag polar
mendapat pengaruh dari faktor efisiensi
span (e). Dimana e didefinisikan sebagai Kurva drag polar paling kiri
(1+δ)-1 dan δ merupakan fungsi taper adalah taper 0.33. Hal ini diakibatkan
ratio. Kontribusi induced drag ini dapat oleh Cd minimum terjadi pada taper
dilihat pada Gambar 5-11 dan 5-12. 0.33 tersebut. Kurva drag polar bergeser
ke kanan untuk taper di sekitar 0.33.
Sudut Serang 3 deg
Tabel 5-2: PERSAMAAN DRAG POLAR EFEK
0,0080 Variasi
TAPER RATIO
AR &
0,0070 taper Taper Aspect
Cdi AR 8.17 Cdo Cdi
0,0060 Ratio Ratio
AR 12 AR 9.16
0.03 11.93 0.0010 0.0267 Cl²
0,0050
AR 10.44 AR10.16 0.33 10.44 0.0079 0.0305 Cl²
0,0040 AR 7.13
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0.4 10.16 0.0101 0.0313 Cl²
ct/cr
0.67 9.16 0.0101 0.0348 Cl²
Gambar 5-12: Koefisien gaya hambat induced
terhadap taper ratio 1 8.17 0.0150 0.0390 Cl²
133
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136

Efek Taper Ratio Efek Taper Ratio


Lift [kN] 0,300
100
90 0,250 taper 0.03
80
0,200 taper 0.33
70
60 0,150

Luas 36.75 m²
Luas 32.75 m²
50 Cl taper 0.4

Luas 29.55 m²
Luas 28.75 m²
Luas 25.15 m²

40 0,100
30 taper 0.67
20 0,050
10 taper 1
0,000
0
0,0 0,5 1,0 1,5
0,03 0,33 0,4 0,67 1
y/b
Taper Rasio
Gambar 5-18: Distribusi koefisien gaya angkat
Gambar 5-15: Hubungan Lift dan Taper Ratio Cl di sepanjang semispan efek
pada sudut serang 3 derajat taper ratio

Bertambahnya taper ratio meng-


Drag Efek Taper Ratio akibatkan kurva distribusi Cl bergeser
[kN]
5 ke atas untuk semispan di sekitar root
4
dan bergeser ke bawah untuk semispan
di sekitar tip.
3
Hasil-hasil simulasi di atas perlu
Luas 36.75 m²
Luas 25.15 m²

Luas 32.75 m²
Luas 29.55 m²

divalidasi. Penelitian ini melakukan


Luas 28.75 m²

2
validasi dengan membandingkan hasil
1
simulasi airfoil dengan data eksperimen
0 Referensi 1 pada Re yang sama, yaitu
0,03 0,33 0,4 0,67 1
3x106.
Taper Rasio
Gambar 5-16: Hubungan Drag dan Taper Ratio Re 6x106
pada sudut serang 3 derajat 1,6

1,2

Momen Efek Taper Ratio 0,8


eksperimen
Abbott
0
[kN] cl
Fluent
-3 0,03 0,33 0,4 0,67 1 0,4
Luas 36.75 m²
Luas 25.15 m²

-6
Luas 29.55
Luas 28.75

Luas 32.75

0
-9 0 4 8 12 16 20 24 28

-12
α [deg]
-15
-18
Gambar 5-19: Kurva cl terhadap sudut serang
-21
hasil eksperimen dan fluent
dengan Re 6x106
-24
Taper Rasio
Gambar 5-17: Hubungan Momen Pitch dan Re 6x106
Taper Ratio pada sudut serang 3 0,06
derajat 0,05
eksperimen
0,04 Abbott
Fluent
cd 0,03
Gambar 5-15, 5-16 dan 5-17
0,02
menunjukan bahwa pada sudut serang
0,01
yang sama semakin besar taper ratio
0
menghasilkan lift, drag dan momen pitch 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
yang semakin besar pula akibat cl
pengaruh bertambahnya luas sayap dan Gambar 5-20: Kurva cd terhadap cl hasil
semispan. Selain itu, Gambar 5-16 juga eksperimen dan fluent dengan Re
6x106
menunjukkan adanya induced drag
factor minimum terjadi di taper ratio Gambar 5-19 dan 5-20 menun-
0.33. jukkan bahwa kurva hasil simulasi
134
Analisis.....(Nila Husnayati dan Mochammad Agoes Moelyadi)

airfoil dengan Fluent serupa dengan  Berkurangnya efisiensi karena Cl yang


hasil eksperimen Abbot. Galat cl hasil sama diperoleh dengan perubahan Cd
simulasi Fluent terhadap hasil yang lebih besar.
eksperimen Abbot pada sudut serang di
Pola distribusi koefisien gaya
bawah 14 derajat adalah 4% hingga 17%,
angkat di sepanjang span adalah sama
sedangkan galat cd adalah 12% hingga
yaitu besar di root dan semakin kecil ke
62%. Perbedaan ini akibat kualitas
arah tip. Kenaikan aspect ratio
meshing simulasi numerik yang
menyebabkan kurva distribusi koefisien
mempengaruhi ketelitian solver.
gaya angkat bergeser ke atas. Kenaikan
taper ratio menyebabkan kurva distribusi
6 KESIMPULAN
koefisien gaya angkat bergeser ke atas
Model aliran pada permukaan pada daerah root hingga 40% span dan
sayap CN-235 dapat dimodelkan dengan bergeser ke bawah pada daerah 40%
menggunakan Fluent dan model turbulen span hingga tip.
K-omega SST dimana karakteristik
aerodinamika sayap CN 235 adalah:
DAFTAR RUJUKAN
ΔCl rata-rata = 0.095/deg; Clmax = 1.146;
αstall = 14 deg; Cd saat Clmax = 0.088; dan Abbott, Ira H., and Albert E. von
Cm saat Clmax = -0.066 Doenhoff, 1959. Theory of Wing
Sections, Dover Publications, New
Pertambahan aspect ratio mengakibatkan: York.
 Koefisien gaya angkat yang terjadi Anderson Jr., John D., 2007.
lebih besar pada sudut serang yang Fundamental of Aerodynamics
sama. (Fourth Edition), McGraw-Hill, New
 Bertambahnya efisiensi pada sudut York.
serang di atas 3 derajat karena dapat Ardhianto, Kurniawan, 2011. Analisa
menghasilkan Cl yang besar dengan Aerodinamika Pesawat Akibat
perubahan Cd yang kecil. Pengaruh Canard pada Sudut
Serang Tinggi, ITB, Bandung.
Pertambahan taper ratio mengakibatkan: Muhammad, Hari, 1983. Memorandum
 Koefisien gaya angkat yang terjadi M-490 Calculated Static
lebih besar pada sudut serang yang Longitudinal Stability and Control
sama. Characteristics of The CASA-
 Koefisien gaya hambat bertambah Nurtanio 212 and CASA-Nurtanio
akibat terjadinya penambahan induced 235 Airplanes, Delft, Netherlands.
drag pada taper ratio yang lebih kecil Uygun, Murat and Tuncer, Ismail H.,
atau lebih besar dari 0.33 Koefisien 2003. A Computational Study of
gaya hambat terkecil terjadi pada taper Subsonic Flows over A Medium
ratio 0.33. Range Carge Aircraft, AIAA, Florida.

135
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136

136

You might also like