Professional Documents
Culture Documents
(2-2) (2-4)
(2-3)
Taper ratio untuk sayap trapesium, yang
memberikan lift-induced drag minimum,
Keterangan:
sedikit bergantung pada aspect ratio dan
sudut sibak.
Cd = koefisien gaya hambat pesawat
Cd0 = koefisien gaya hambat saat CL=0
CL = koefisien gaya angkat pesawat
e = bilangan Oswald
AR = aspect ratio
3 PEMODELAN SAYAP
Gambar 2-2: Efek aspect ratio pada kurva CL Koordinat geometri airfoil NACA
terhadap sudut serang [Ardhianto,
Kurniawan, 2011]
653-218 dimodelkan dengan menggunakan
pre processing ICEM CFD [Abbott, Ira H.,
Jika aspect ratio dinaikkan dengan and Albert E. von Doenhoff, 1959],
menambah panjang sayap dan mengurangi seperti yang dapat dilihat pada Gambar
lebarnya, kemiringan grafik koefisien 3-1.
gaya angkat terhadap sudut serang
meningkat, menjadi lebih curam.
Taper Ratio
Taper ratio merupakan perban-
dingan panjang chord pada bagian tip
dan panjang chord pada pangkal sayap.
Taper ratio berpengaruh pada induced
drag. Berdasarkan lifting line theory Gambar 3-1: Geometri airfoil NACA 653-218
untuk sayap tanpa swept dan tanpa
twist, planform sayap berbentuk eliptik Data geometri sayap CN-235 ditunjukkan
memberi gaya hambat minimum. Sayap dalam Tabel 3-1. [Muhammad, Hari,
menghasilkan variasi gaya angkat 1983; Uygun, Murat and Tuncer, Ismail
sepanjang span eliptik. H., 2003]
129
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136
ct = 1.2 m
λ = 0.4
Gambar 4-3: Mesh sayap (AR10.16) di dekat
permukaan sayap
5 HASIL
Gambar 5-3 menunjukkan kurva
Efek Aspect Ratio koefisien momen pitch di ¼ mean
aerodynamic chord terhadap penambahan
Koefisien Lift terhadap Sudut Serang sudut serang untuk airfoil dengan
1,4 camber positif. Kurva berada di dalam
1,2
daerah negatif Cm di setiap variasi
1,0
sudut serang dan mendekati nilai nol
0,8 AR 7.13
Cl 0,6 agar pesawat berada di kondisi
AR 10.16
0,4 seimbang selama terbang cruise.
0,2 AR 12 Kurva tersebut juga menunjukkan
0,0 variasi Cm akibat kenaikan aspect ratio.
-5 -0,2 5 15
α [deg] Aspect ratio yang lebih besar
Gambar 5-1: Pengaruh aspect ratio terhadap menghasilkan Cm yang lebih negatif.
kurva Cl -α Artinya, sayap dengan aspect ratio 12
memiliki kestabilan yang lebih baik jika
Gambar 5-1 menunjukkan bahwa dibandingkan dengan sayap yang
koefisien gaya angkat tertentu, misal Cl memiliki aspect ratio 7.
0.8, dapat diperoleh oleh aspect ratio
yang lebih tinggi dengan sudut serang Cd vs Cl
yang lebih rendah. Ini berarti bahwa 0,10
kenaikan aspect ratio mengakibatkan
0,08
kenaikan Cl sayap pada sudut serang
yang sama. 0,06
AR 7.13
Cd
0,04 AR 10.16
Koefisien Drag terhadap Sudut Serang
AR 12
0,10 0,02
0,08 0,00
-0,2 0,2 0,6 1,0 1,4
0,06
AR 7.13
Cl
Cd Gambar 5-4: Pengaruh aspect ratio terhadap
0,04 AR 10.16
kurva drag polar
AR 12
0,02
Gambar 5-4 menunjukkan bahwa
0,00 kenaikan aspect ratio mengakibatkan
-5 0 5 10 15
pola Cd terhadap Cl bergeser ke kanan
α [deg]
pada Cl di atas 0.4 dengan sudut serang
Gambar 5-2: Pengaruh aspect ratio terhadap
kurva Cd-α di atas 3 derajat. Ini menandakan
131
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136
33.7 m²
22.7 m²
29.55 m²
dengan Cd yang lebih kecil. -9
Luas
Luas
Luas
-12
-15
Tabel 5-1: EFEK ASPECT RATIO TERHADAP -18
PERSAMAAN DRAG POLAR -21
-24
-27
Taper Aspect Aspek Rasio
Cdo Cdi
Ratio Ratio Gambar 5-7: Hubungan Momen Pitch dan
Aspect Ratio pada sudut serang 3
7.13 0.0067 0.0446 Cl ²
derajat
0.4 10.16 0.0105 0.0313 Cl ²
Gambar 5-5, 5-6 dan 5-7
12 0.0090 0.0265 Cl² menunjukan bahwa pada sudut serang
yang sama semakin besar aspect ratio
menghasilkan lift, drag, dan momen
Tabel 5-1 menunjukkan terjadinya
pitch yang semakin besar. Hal ini
variasi koefisien gaya hambat viscous
sebagai pengaruh pertambahan luas
(Cd0) dan induced (Cdi) pada ketiga
sayap dan semispan.
model sayap. Kenaikan aspect ratio
menghasilkan berkurangnya konstanta
Efek Aspect Ratio
pengali kuadrat koefisien gaya angkat
0,250
sebagai komponen koefisien induced 0,200
drag. Cd0 merupakan koefisien drag 0,150 AR 7.13
minimum yang dihasilkan oleh sayap. Cl 0,100
AR 10.16
Cd0 aspect ratio 7.13 dan 10.16 terjadi 0,050
AR 12
pada sudut serang -1 derajat, sementara 0,000
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2
Cd0 aspect ratio 12 terjadi pada sudut
y/b
serang 0 derajat dengan nilai yang lebih Gambar 5-8: Distribusi koefisien gaya angkat
besar. Cl di sepanjang semispan efek
aspect ratio
Luas
40
Luas
Luas
20
0 1,0
Koefisien Lift terhadap Sudut Serang
7,13 10,16 12
Aspek Rasio 0,8
Gambar 5-5: Hubungan Lift dan Aspect Ratio 0,6 taper 0.03
pada sudut serang 3 derajat Cl taper 0.33
0,4
taper 0.4
0,2 taper 0.67
33.7 m²
2
Luas
Luas
Luas
Gambar 5-11: Efek taper ratio dan aspect ratio 0,6 taper 0.33
terhadap kurva Cdi-α Cl
0,4
taper 0.4
Berkurangnya Cd dikarenakan 0,2
taper 0.67
adanya pengurangan induced drag sayap 0,0
0,00 0,04 0,08
seperti pernyataan dalam persamaan -0,2 taper 1
Cd
matematik bahwa Cdi berbanding
terbalik dengan aspect ratio (AR) dan Gambar 5-14: Pengaruh taper ratio terhadap
kurva drag polar
mendapat pengaruh dari faktor efisiensi
span (e). Dimana e didefinisikan sebagai Kurva drag polar paling kiri
(1+δ)-1 dan δ merupakan fungsi taper adalah taper 0.33. Hal ini diakibatkan
ratio. Kontribusi induced drag ini dapat oleh Cd minimum terjadi pada taper
dilihat pada Gambar 5-11 dan 5-12. 0.33 tersebut. Kurva drag polar bergeser
ke kanan untuk taper di sekitar 0.33.
Sudut Serang 3 deg
Tabel 5-2: PERSAMAAN DRAG POLAR EFEK
0,0080 Variasi
TAPER RATIO
AR &
0,0070 taper Taper Aspect
Cdi AR 8.17 Cdo Cdi
0,0060 Ratio Ratio
AR 12 AR 9.16
0.03 11.93 0.0010 0.0267 Cl²
0,0050
AR 10.44 AR10.16 0.33 10.44 0.0079 0.0305 Cl²
0,0040 AR 7.13
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0.4 10.16 0.0101 0.0313 Cl²
ct/cr
0.67 9.16 0.0101 0.0348 Cl²
Gambar 5-12: Koefisien gaya hambat induced
terhadap taper ratio 1 8.17 0.0150 0.0390 Cl²
133
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136
Luas 36.75 m²
Luas 32.75 m²
50 Cl taper 0.4
Luas 29.55 m²
Luas 28.75 m²
Luas 25.15 m²
40 0,100
30 taper 0.67
20 0,050
10 taper 1
0,000
0
0,0 0,5 1,0 1,5
0,03 0,33 0,4 0,67 1
y/b
Taper Rasio
Gambar 5-18: Distribusi koefisien gaya angkat
Gambar 5-15: Hubungan Lift dan Taper Ratio Cl di sepanjang semispan efek
pada sudut serang 3 derajat taper ratio
Luas 32.75 m²
Luas 29.55 m²
2
validasi dengan membandingkan hasil
1
simulasi airfoil dengan data eksperimen
0 Referensi 1 pada Re yang sama, yaitu
0,03 0,33 0,4 0,67 1
3x106.
Taper Rasio
Gambar 5-16: Hubungan Drag dan Taper Ratio Re 6x106
pada sudut serang 3 derajat 1,6
1,2
-6
Luas 29.55
Luas 28.75
Luas 32.75
0
-9 0 4 8 12 16 20 24 28
m²
m²
m²
-12
α [deg]
-15
-18
Gambar 5-19: Kurva cl terhadap sudut serang
-21
hasil eksperimen dan fluent
dengan Re 6x106
-24
Taper Rasio
Gambar 5-17: Hubungan Momen Pitch dan Re 6x106
Taper Ratio pada sudut serang 3 0,06
derajat 0,05
eksperimen
0,04 Abbott
Fluent
cd 0,03
Gambar 5-15, 5-16 dan 5-17
0,02
menunjukan bahwa pada sudut serang
0,01
yang sama semakin besar taper ratio
0
menghasilkan lift, drag dan momen pitch 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
yang semakin besar pula akibat cl
pengaruh bertambahnya luas sayap dan Gambar 5-20: Kurva cd terhadap cl hasil
semispan. Selain itu, Gambar 5-16 juga eksperimen dan fluent dengan Re
6x106
menunjukkan adanya induced drag
factor minimum terjadi di taper ratio Gambar 5-19 dan 5-20 menun-
0.33. jukkan bahwa kurva hasil simulasi
134
Analisis.....(Nila Husnayati dan Mochammad Agoes Moelyadi)
135
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol. 10 No. 2 Desember 2013: 127-136
136